NovelToon NovelToon

Surga Untuk Suami Ku

part# 1

Edi sudrajat pria 60 tahun, memiliki tiga orang anak, dua laki laki dan satu perempuan ,

Dimas sudrarajat, adalah putra pertama.

Bima sudrajat, adalah putra kedua.

sedangkan Syakila adalah anak ketiga.

Mami Andin, wanita cantik belasteran prancis itu adalah istri tercinta papa Edi sudrajat, tak heran bila anak mereka rata -rata berwajah indo.

Kedua putra pak Edi sudah berumah tangga dan masing - masing sudah bekerja di perusahaan ternama di kota mereka tinggal.

Sedangkan si bungsu yang dari SMP hingga SMA memilih mondok di salah satu Pesanten di daerah mereka.

Syakila bahkan memutuskan tidak melanjutkan kuliah, dia memilih mengabdi di pesantren sebagai guru hafis dan masih tetap menimba ilmu agama di sana.

Pak Edi bukanlah orang yang panatik, apa lagi istrinya, istrinya bahkan belum berhijab.

Hidayah mungkin, begitulah pikir pak Edi, sehingga Syakila memilih bidang agama dan menekuninya.

Awalnya mereka menentang, apalagi saat anaknya menutup tubuhnya dengan kerudung panjang nya.

Seiring dengan waktu, mereka pun bisa menerima perubahan putri semata wayangnya.

"Tok"

"Tok"

Terdengar ketukan pada pintu ruangan pak Edi.

"Masuk," ujar pak Edi mempersilah-kan si pengetuk masuk Ruangan kerjanya.

"Siang pak Edi "

"Bapak,eh siang pak" pak Edi terlihat gugup, mengetahui yang mengetuk pintu adalah pimpinan perusahaan tempat dia bekerja.

"Kenapa bapak tidak memanggil saya saja keruangan bapak .." ujar pak Edi merasa tidak enak.

"Tidak apa, santai saja, boleh saya duduk"

"Silahkan pak" Pak Edi terlihat gugup, tak biasanya dia begini dia selalu tampil percaya diri , tpi hari ini tuan Rico, mengunjunginya, apa ada yang salah dengan pekerjaan nya..?

"Pak Edi!"

"Iya pak.."

"Sudah berapa lama bapak mengabdi pada keluarga saya"

"Tiga puluh lima tahun pak"

"Apa tidak ada keinginan untuk pensiun..??"

Deg ...

jantung pak Edi berdetak tak sesuai irama, kenapa tiba tiba pimpinan bertanya pensiun

apa aku akan di pecat, bisik hatinya.

"Sejujurnya igin pak, apalagi usia saya yang sudah tua, tapi saya masih punya satu lagi tanggung jawab" ujar pak Edi hati hati.

"Putri bapak ..?"

"Benar pak "

"Justru kedatangan saya kemari, ada kaitanya dengan putri pak Edi " ujar pak Rico.

"Putri saya?" tanya pak Edi sedikit tak paham.

"Saya melamar putri bapak untuk menjadi istri saya" ujar pak Rico tanpa basa basi.membuat pak Edi gugup tak menentu, apa tidak salah pemilik perusahaan melamar putrinya yang hanya seorang santri, tidak ada embel-embel titel atau gelar di belakang namanya.

"Saya rasa putri saya bukan standart bapak " pak Edi sedikit bingung dengan lamaran bosnya yang mendadak.

"Siapa yang bilang ?" tanya pak Rico tegas.

"putri saya bukan lah gadis yang cantik pak "

"Pak Edi, saya sudah dua kali bertemu dengan putri mu, yang pertama di acara pernikahan Dimas dan yang kedua di acara Bima "

"Nama putri mu, Syakila, tidak kuliah dan sedang mengabdi di pesantren, tidak pacaran karena ingin langsung menikah "

"Jadi, aku tidak ingin mendengar alasan apapun, secepatnya pertemukan kami, biar Syakila yang menentukan, dia setuju atau tidak, oke pak Edi"

"Oke pak" jawab pak Edi pasrah.

"Baiklah papa mertua saya permisi dulu" pak Rico dengan santun, pamit pada pak Edi.

Pak Edi bingung dia harus senang atau justru sedih, atas lamaran pak Rico untuk putrinya.

*

Pak Edi menyampai kan berita ini pada istrinya saat makan malam

"Apa!! "

"Papa gak salah?"

Pak Edi menghela napas panjang

"Papa juga bingung ma, di tolak apa di terima"

"Papa jangan aneh aneh deh, kila masih kecil pa" ujar mama sewot.

"Kita tanya dulu ke syakila ma, baru kita putuskan" pak Edi berusaha meyakinkan istrinya.

"Papa ini ya.., kok tega anak sekecil itu mau dinikahkan, kila gak kuliah bukan berarti dia harus nikah muda , pokok nya mama gak setuju" rajuk istrinya seraya meninggalkan meja makan.

Pak Edi menatap punggung istrinya gundah

istrinya benar kila masih terlalu muda untuk kata menikah, mungkin dia harus bicara dengan bosnya dari hati kehati, dia pasti paham.

*

Pagi ini sebelum berangkat kerja istrinya kembali memberinya ceramah.

"Pa jangan lupa, bicarakan tentang kila dengan bos papa, diakan tampan ,tajir, gampanglah cari wanita, kenapa harus kila" omel istrinya di pagi hari.

"Iya ,iya , aku mau pergi kerja , kenapa di bekali dengan omelan sih ma.." ujar papa Edi bernada protes.

"Itu bukan untuk papa, tapi untuk bos papa tuh, yang aneh.." sungutnya.

"Ya sudah papa pergi dulu ma "

"Iya hati hati pa.." ujar mama Andin seraya mencium tangan suaminya.

Pak Edi balas mencium kening istrinya

usia mereka memang tidak muda lagi tapi keharmonisan rumah tangga mereka tetap terjaga.

*

Di kantor, pak Edi sudah merangkai kata sebagus mungkin untuklmenolak secara halus lamaran bos nya.

Dia mendatangi ruangan pimpinan

dengan mengumpulkan segenap keberanian

berharap semua berjalan sesuai rencana.

"Masuk " suara dingin Rico membuat kecut nyali pria paruh baya ini.

"Laporan apa yang mau kau sampaikan, papa mertua.. " tanya Rico dengan suara yang tetap dingin.

"Oh..ya, bagai mana calon pengantinku apa sudah kau beri tahu Papa mertua" mata elangnya menatap tajam kearah si papa mertua.

"Begini pak, istriku sedikit keberatan atas lamaran bapak untuk putriku" ujar pak Edi.

"Aku hanya ingin dengar pendapat putrimu bukan istrimu, jadi... cepat beritahu putrimu untuk menemuiku, jangan sampai aku menculik putrimu dari pesantern dan membawanya kehadapan ku !!" suara Rico sedikit meninggi.

"Baik pak.."

Pak Edi beranjak meninggalkan ruangan pimpinan, sudah lebih dari tiga puluh tahun pak Edi mengabdi di perusahaan ini, dari mendiang dedy pak Rico hingga sekarang, dia tahu betul siapa pak Rico , tidak ada keinginan yang tidak bisa dia dapatakan walau dengan cara kotor.

Yang harus dia yakinkan adalah istrinya bukan pak Rico, istrinya mungkin bisa merubah keyakinannya, tapi pak Rico, tidak akan merubah keinginannya.

Tanpa sepengetahuan istrinya, pak Edi memberitahu segalanya pada syakila

tak di sangka sayakila setuju bertemu pak Rico

dia membuat janji bertemu dengan pak Rico tanpa tahu mami Andin.

"Kila apa tidak sebaik nya kamu berpikir lagi sebelum memutuskan" ujar pak Edi saat bicara melalui sambunga telpon.

"Pa ..,aku belum memutuskan apa apa, aku hanya bertemu, kemudian melakukan sholat istikharah , tahap akhir baru keputusan ku, iya atau tidak" ujar syakila tenang.

"Papa tidak punya pilihan nak, selain mengikuti kemauannya" ujar pak Edi berharap pengertian putrinya.

"Tidak apa pa, kita serahkan urusan ini kepada allah, semua yang terjadi atas kehendak nya" Syakila menenangkan papanya lagi.

"Ya sudah pa, aku ada jadwal ngajar ngaji hari ini , sampai ketemu lagi pa, asalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Syakila mematikan telponnya, hari ini dia ada jadwal mengajar ngaji bagi anak kurang mampu yang tingal di sekitar pesantren.

Sudah dua tahun ini Syakila mengabdi di pesantren sambil tetap menimba ilmu dari pengajian -pengajian yang rutin di adakan pihak sekolah.

Kila sosok gadis ceria, cerdas, juga berani, dikalangan santri Kila sudah pasti menjadi buah bibir, walaupun antara santri dan santriwati tempat tinggal mereka terpisah tetep saja mereka bisa update siapa santri wati yang cantik dan santri yang tampan

Sementara di kalangan pengajar atau ustadz

sudah ada beberapa ustadz yang mencoba ta'aruf

dengan Kila tapi selalu belum berjodoh.

Tapi ada satu ustadz yang mengusik hati syakila

ustadz Zainal, kalau boleh dia ingin ta'aruf dengan dia.

Tapi sayang lamaran keburu datang dari tuan Rico

mau tak mau syakila harus beristikharoh dulu kepada allah memohon petunjuk.

.

happy reading 😊😊

Tingalin jejak Like and komen ya sayang 🙏🥰

part#2

Sudah tiga puluh menit Syakila menunggu Rico di ruang tamu kantor milik Rico, tapi sepertinya Rico terlalu sibuk untuk menemui Syakila.

Syakila beranjak menuju pintu keluar, memutuskan untuk pulang, mungkin lain kali saja mereka bertemu.

"Kenapa begitu terburu buru" suara berat dari sosok pria yang baru masuk ruanga itu, menghentikan langkahnya.

Papa berdiri di depan pintu denga pria bertubuh kekar, wajah tampannya, bertambah tampan dengan bulu halus yang tumbuh di sekitar dagu dan pipinya tuan Rico.

Rico mengulurkan tangan bermaksud berjabat tangan dengan Syakila, Syakila membalas dengan meletakan kedua tangan didepan dadanya.

"Silahkan duduk" Rico mempersilahkan Syakila duduk.

"Terimakasih" jawab Syakila santun.

Rico duduk tepat di hadapan Syakila , sementara papa Syakila berdiri di samping Riko.

" Saya permisi dulu pak, titip Syakila" pak Edi pamit keluar dari ruangan pertemuan, meninggalkan Syakila berdua dengan Rico.

Syakila tampak tertunduk menatap lantai

Rico menatap intens gadis yang sedari tadi hanya menatap lantai.

"Berapa usiamu Kila.." Rico memulai pembicaraan.

"Dua puluh tahun tuan" jawab Syakila sembari memainkan tali tas sampingnya.

Rico masih menatap Kila, wajah yang cukup dewasa untuk gadis usia dua puluh tahun, mungkin karena penampilannya yang seperti ibuk -ibuk pengajian.

lihat lah wajah cantiknya, bahkan tak memakai riasan apapun, tubuhnya terbungkus baju yang terlihat kebesaran , karena tak memperlihatkan lekuk tubuhnya sama sekali, di tambah penutup rambut yang begitu panjang hingga menutup tubuh nya ,

begitulah penilayan Rico pada penampilan Syakila.

Yang sebenarnya Syakila memakai baju syar'i baju yg menutup auratnya, dari tatapan lelaki seperti Rico.

" Kamu sudah tahu tujuan pertemuan kita kan "

" Ya saya tau" jawab Kila singkat.

"Jadi, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menjawab lamaran ku "

"Saya minta waktu berpikir tujuh hari "

"Jadi selama satu minggu kita berkencan" tukas Rico seenaknya.

"Tidak ada kencan pada hubungan ini, kalau kita berjodoh, maka yang ada pernikahan bukan kencan" jawab Sakila tegas.

"Sepertinya aku mulai menyukai mu, tujuh hari mu, bagai mana kalau kita berkencan saja, untuk melihat cocok tidaknya aku jadi suami mu" ujar Rico, senyum nakal mengembang dibibir seksinya.

Syakila mengangkat wajahnya menatap Rico sesaat, lalu kembali menatap lantai.

"Maaf tuan, bukan begitu peraturannya" jawab Syakila.

"Lalu ?" tanyanya dengan tatapan seakan ingin menembus jantung Kila.

"Sholat istikharo memohon petunjuk " ujar Syakila.Rico terkekeh , sholat sebagai penentu ??

"Kau saja yang melakukan , aku menunggu jawaban mu" ujar Rico masih dengan gaya seenaknya.

"Kila .."

"Ya tuan"

"Jangan panggil tuan kepada calon suami mu " protes Rico pada panggilan dirinya.

"Maaf tuan, aku belum memberi keputusan apa pun pada lamaran tuan" tegas Kila.

"Hhhmm begitu rupanya" ujar Rico santai.

"Kau pernah berpacaran.." ujar nya lagi.

Syakila mengelang , bagaimna mungkin dia berpacaran, keluar dari asrama saja sangat sulit.

"Kamu cantik, dan aku yakin tubuhmu juga seksi, tidak mungkin tidak ada laki laki yang tertarik pada mu" Rico menatap kila, tepatnya tubuh Kila yang terbungkus baju yang nenurutnya kebesaran itu.

Kila mengangkat wajahnya, mata indahnya menatap lekat bola mata elang milik Rico,

tatapan bernada perotes atas pertanyaan dan tatapan Rico yang dianggapnya tidak pantas.

"Mata mu indah Kila" puji Rico, yang membuat Kila kembali menatap lantai, pertemuan ini harus cepat di akhiri, Rico sudah mulai bicara di luar jalur menurut Kila.

"Maaf tuan sepertinya saya harus pamit, pembicaraan kita, aku rasa sudah cukup untuk saling mengenal" ujar kila, kali ini dia bicara dengan wajah menatap Rico.

"Baik, aku juga sedang sibuk, aku tunggu jawaban mu, tujuh hari mendatang" sahut Rico.

"Baiklah tuan"

Sakila beranjak berdiri meninggalkan ruangan pertemuan, tak berselang lama Rico juga meninggalkan ruangan tersebut.

Pak Edi menemui putrinya untuk memastikan pertemuan mereka barusan.

"Bagaimna sayang" tanya pak Edi ingin tahu, Sakila tersenyum pada papanya.

"Apanya yang bagai mana pa..?" ujar nya lembut.

"Pertemuan mu dengan pak Rico sayang.."

"Keputusannya tujuh hari lagi pa"

"Kenapa selama itu sayang, apa pak Rico setuju"

"Ada yang harus aku lakukan dalam tujuhari ini pa, sepertinya dia setuju "

"Baiklah sayang , tetap rahasiakan hal ini dari mama mu, kau tau kan, bagai mana mama mu itu"

"Iya pa, ya udah aku pulang ke pondok dulu pa.." Sakila pamit seraya mencium tangan papanya.

"Hati - hati di jalan " pesan pak Edi pada putrinya.

"Baik pa"

Sakila pulang diantar sopir papanya , di mobil, Sakila memikirkan pertemuanya dengan Rico, lelaki seperti Rico jelas tidak pernah masuk kriteria suami idaman Sakila

tapi Rico sudah mengajukan lamaran pada ayah nya , tidak baik rasanya kalau kila langsung menolak

berkonsultasi dengan yang maha pencipta melalui istikharoh adalah jalan yang seharusnya dilakukan

karena dialah yang maha tahu apa yang kita butuhkan.

Dipondok pesantren anak - anak didiknya sudah menunggu , anak dari golongan kurang mampu ini belajar secara geratis ,Sakila tidak meminta bayaran pada mereka malah kadang kila lah yang mengeluarkan dana untuk kebutuhan belajar mereka.

Orang tua mereka rata - rata pekerja serabutan mereka tidak begitu perduli dengan pendidikan agama anaknya , apalagi kalau harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar guru ngaji

bagi mereka asal anak sudah sekolah itu sudah bagus soal agama mereka tak ambil pusing.

murid Kila ada sekitar lima puluh orang yang di bagi menjadi beberapa kelas pengajian.

Dengan sabar Kila membagi ilmu membaca alqur'an pada anak anak didiknya

baginya masa depan anak- anak seperti mereka adalah tanggung jawab semua orang yang berilmu bukan hanya kedua orang tuanya.

*

Di saat tengah malam , diantara sujud tahajud terselip doa hidayah untuk keluarga kususnya kedua orang tua.

Istikharoh, memohon petunjuk atas pilihan, yang akan dia tentukan terhadap lamaran tuan Rico

sesungguhnya tiada daya dan upaya kecuali dengan kehendak allah.

"Ya tuhanku , sesungguh nya engkau lah maha mengetahui segala urusan dunia , kuserahkan urusan duniaku kepadamu ya rob ku, agar engkau beri petunjuk diriku , jalan manakah yang harus kutempuh diantara dua jalan yang harus kupilih, engakau maha mengetahui urusan hamba hamba mu dan engakau pula pemberi petunjuk di jalan yang gelap aamiin ya rabball alamin"

Seuntai doa di antara sujud malamnya meminta petunjuk atas dua pilihan

antara ustadz zainal yang diam diam menyukainya demikain juga dengan hati nya yang diam diam berharap dia menjadi imamnya

atau tuan Rico yang denga terang terangan melamarnya

allah memberika apa yang kita butuh bukan apa yang kita mau.

Sudah tujuh hari Syakila bermunajad dengan rabb nya, disetiap sujud malam nya, dan yang terlintas di setiap mimpinya di dalam tidur menjelang subuh, hanya satu wajah, wajah tampan tuan Rico.

Pagi ini Syakila mengunjungi umi Rukayah istri salah satu ustadz di pesantren tempat dia tinggal.

"Assalamu'alaikum" Syakila memberi salam saat memasuki ruangan umi Rukayah.

"wa'alaikumsalam , masuk lah Syakila" wanita paru baya itu memang sedang menunggu Syakila

"Terimakasih umi" Syakila melepas sepatunya , hanya memakai kaus kaki , berjalan memasuki ruangan umi.

"Bagai mana anakku, sudah selesai munajad mu"

tanya umi berwajah cantik walau di usia yang tidak muda lagi.

"Sudah umi.." jawab Syakila

"Sesuai dengan keinginan hati mu.." tanya umi lgi seraya menatap wajah anak asuhnya itu.

Syakila tersenyum kepalanya menggeleng pelan , lalu wajah cantik itu tertunduk menatap lantai.

"Bagai mana, apa hati mu ikhlas menerimanya.." tanya umi masih menatap Syakila yang tertunduk.

Syakila mengangkat wajah cantiknya , menatap wajah umi yang juga sedang menatapnya penuh kelembutan membuat hati Syakila menjadi adem.

"Saya ikhlas umi, tapi mohon bimbingan umi untuk hubungan saya selanjutnya " ujar Syakila.

"Sebelum kila memulai hubungan dengan calon kila, perbaiki dulu niat nya "

"Apa itu niatnya umi...?"

"Niat semata mata karena Lillahi ta'ala menjemput hidayah untuk suami mu " ujar umi

"Hidayah untuk suamiku umi...?"

"Iya anakku, tidak kah kau memimpikan di surga bersama suami mu..?"

"Tentu saja saya memimpikannya umi"

"Maka dari itu bimbing lah suami mu menjemput hidayah menuju surga"

"Tapi dia, sepertinya akan sulit dan tidak mungkin umi.." Syakila berkata sedikit tidak yakin.

"Memang hidayah itu tidak mudah, itu lah sebabnya imbalan nya surga , jangan berkata tidak mungkin anak ku , allah pemilik hati dia pula yg mampu membolak balikan hati manusia, berusahalah dan berdo'a soal hasil nya serahkan pada allah" nasehat umi pada Syakila.

"Umi benar, trimakasih atas bimbingan umi, aku mungkin akan sering merepotkan umi nantinya"

"Datanglah saat kamu butuh nasihat " ujar umi lembut.

"Terimakasih umi, saya permisi dulu "

"Ia anak ku"

Syakila beranjak dari ruang umi Rukayah , hatinya yang tadinya bimbang , kini begitu yakin , umi benar tidak ada yang tidak mungkin bila allah berkehendak

mungkin ini tidak akan mudah, tapi Syakila akan berjuang demi ridho nya alla swt menuju surga.

Syakila menelpon papa nya ,memberi kabar pada papa bahwa dia menerima lamaran tuan riko

"Assalamu'alaikum pa" sapa Syakila pada papa nya di seberang telpon

"W'alaikumsalam nak "

"papa dimna ini..?"

"Di kantor sayang "

"Pa , aku memberi kabar tentang lamaran tuan Rico " ujar Syakila.

"Jadi, kamu sudah memutuskan jawabannya sayang"

"Iya , pa , aku memutuska menerima lamaran tuan Rico"

"Apa sudah kamu pikir dengan benar anak ku, jangan terburu buru, papa tidak ingin kamu menyesal nak" kata- kata pak Edi terdengar tak ikhlas melepas anaknya pada tuan Rico , tentu saja tiga puluh tahun bersama tuan Rico tentu saja dia paham betul perangai tuannya

"Berd'oa saja supaya piliha Kila adalah yang terbaik pa"

"Kila ...calon suami mu itu , sama sekali tidak mengenal kata tuhan di dalam hidupnya" ujar pak Edi sedih. Kila diam , tapi kata kata umi meyakinkan hatinya.

"Aku akan mengenalkan dia dengan tuhan pa" ujar Syakila sedikit tak yakin

"Kalau memang itu sudah menjadi keputusan mu , papa mendukung mu nak"

"Papa ,beritahulah tuan Rico aku akan memberitahu mama"

"Apa harus sekarang memberi tahu mama mu nak"

"Papa ingin mama terkena serangan jantung bila tak sekarang kita beri tahu"

"Tentu saja tidak sayang "

"Aku pulang kerumah hari ini pa"

"Baik lah kalau begitu ,beritahulah mama mu"

"Aku tutup dulu telpon nya pa, assalamu'alaikum pa"

"Wa'alaikum salam"

*

Syakila menngunjungi mamanya di rumah, tentu saja itu membuat mama sangat senang , dia sangat rindu pada putri semata wayang nya itu.

Tapi putrinya jarang sekali pulang kerumah , dia malas berkunjung kepesantren sebab harus ribet memakai jilbab dan baju kurung ,mama memilih menunggu kila pulang dari pada harus berkunjung kepesantren.

mama memeluk putrinya dan menyuruh bibik memasak makanan kesukaan akila

"Apa kabar ma"

"Baik sayang"

"Ma aku pulang ingin memberi tahu sesuatu ke mama" ujar Kila seraya menatap.

"Iya sayang"

"Apa itu sampaikanlah sayang" ujar mama tak curiga yang akan di sampaikan kila berita yang mengejutkan dirinya.

"Ma boleh aku menikah..?" tanya Kila hati-hati

"Menikah..." mama mengerutkan keningnya yang masih terlihat mulus di usia tua nya.

"Iya ma.."

"Kamu sudah ingin menikah..?"

kila menganguk, seraya menatap wajah indo mamanya ,mama menghela napas berat.

"Kalau memang itu mau mu ,mama terpaksa mengijinkan mu sayang" ujar mama berat

"Terimakasih ma.."

"Ngomong - ngomong siapa laki laki yang ingin menikahi mu nak" tanya mama

Kila menarik napas ,mengumpulkan keberanian

bismillah ...

"Tuan Rico ma" ujar Kila pelan.

Mama, tampak sangat terkejut dengan jawaban Kila, dia sungguh tak menyangka Rico pria yang di maksud putrinya.

"Edi sudrajattttt" teriak mami mengema di seluruh ruangan

Kila menutup telinganya dengan kedua tangan nya , habislah papa maaf pa....

*

Papa tergopoh gopoh menemui mama yang sudah darah tinggi menunggu papa Edi.

Papa Edi menghentikan langkah kakinya pada jarak yang cukup jauh dari mama , mama melebarkan mata indahnya menatap papa

"Edi kemari kau " ujar mami melupakan tata kramanya sebagai istri.

papa hanya menunduk kehilangan wibawanya , sesekali dia mencuri pandang ke arah mama yang masih menatap garang ke arah papa Edi.

"Tega kau , memberikan putri semata wayang kita ke mulut singa seperti Rico" mama mulai menangis, membuat papa memberanikan diri mendekat.

"Aku , tidak memaksa anak kita ma, aku hanya menyampaika maksud tuan Rico" papa berusaha membela diri

"Lalu apa bedanya !!" bentak mama

"Keputusan dia karena pertimbangan papa sebagai pegawainya , membuat Kila tidak mungkin menolak Rico" ujar mama lagi.

"Itu tidak benar ma, tidak seperti itu ma, aku memutuskan bukan berdasarkan papa, tapi memang dialah jodoh ku" Kila membela papa.

"Ketemu saja kamu tidak pernah bagai mana kamu menganggap dia sebagai jodoh mu , itu mustahil" mama masih tidak terima pembelaan Kila.

"Tidak dapat aku Jelaskan ke mama masalah ini, tapi aku memerima tuan Rico bukan karena papa" ujar Syakila lembut.

mama tak menggubris ucapan Syakila dia menatap papa Edi penuh kemarahan , dia penyabab kila menerima lamaran Rico ,mana mungkin mama setuju purti nya menikahi pria berhati sadis seperti Rico

papa mendekati mama berniat menenangkan hati nya.

"Edi ma*pus kau" triak mama seraya menghajar suaminya dengan bantal kursi.

mohon jangan jadi istri durhaka ma......

.

happy reading 😊😊

.

.

tingalin dukungannya ya sayang🥰🙏

part 3

Syakila melipat mukenah nya , dia baru saja menunaikan sholat subuh , kila beranjak bangkit dari duduknya berjalan menuju rak buku, dia mengambil Alqur'an untuk di bacanya

lantunan ayat suci ,perlahan terdengar dari bibir seksi Kila ,walau perlahan suara itu terdengar begitu merdu menyejukkan hati, menenangkan jiwa, ini memang menjadi rutunitas setiap pagi setelah subuh, Kila tak perna meninggalkannya kecuali lagi halangan.

Syakila kemarin tidak pulang ke pesantren, dia bermalam di rumah mama, sebab hari ini dia akan berunding dengan tuan Rico masalah kelanjutan lamaran tuan Rico.

tok tok

"Non Kila, ayo sarapan, nyonya sudah nunggu di ruang makan" suara bik Inem di sebalik pintu

"Iya, bik"

Kila turun kebawah menuju ruang makan, papa , mama nya sudah nunggu di sana.

"Bagai mana tidurmu sayang .." sambut mama saat Kila sudah duduk di ruang makan.

"Alhamdulillah nyenyak ma"

"Syukurlah, ayo sarapan sayang.."

Roti panggang isian telur dan keju , menu sarapan hari ini.

"Kila, siang nanti pak Rico mengundang mu kekantornya untuk membicarakan lamaran nya" ujar papa memberitahu undangan tuan Rico

"Iya pa"

"Kila, sebaiknya kamu pikir sekali lagi sebelum menemui Rico" mama masih saja tak setuju dengan pilihan Kila

Kila tersenyum, melihat wajah murung mama.

"Ma, jangan kawatir ,do'a aja yang terbaik " jawab Kila lembut.

Mama hanya mengangguk lesu, dia sungguh belum sepenuhnya rela melepas Kila dengan tuan Rico , tuan Rico bukanlah orang ysng tepat buat kila, selain beda pemikiran, usia mereka juga terpaut jauh.

Tapi mau bagai mana lagi, kila dengan mantap sudah menerima lamaran tuan Rico.

"Mama hanya ingin putri mama satu satu nya bahagia " ujar mama sedih

"Kila pasti bahagia ma.." Kila menggenggam jari mama menatapnya penuh kasih sayang , mama balas menggenggam jari putri semata wayangnya dengan lembut.

*

Wanita muda dengan pakaian kantor yang sangat seksi, membawa Sakila kesebuah ruangan.

"Tunggulah di sini nona, tuan masih di ruang rapat, nona mau saya buatkan minuman apa...?" ujar wanita itu sopan.

"Tidak usah repot - repot mbak, itu ada air putih nanti saya ambil sendiri kalau haus" jawab Kila seraya tersenyum.

"Baiklah kalau begitu nona saya permisi" wanita itu pun berlalu pergi meninggalkan Kila diruangan seorang diri.

Cukup lama Kila menunggu tuan Rico, Kila mencoba beberapa kegiatan guna mengisi waktu luang, dari membaca alqu'an kecil yang slalu di bawanya sampai berjalan mengelilingi ruangan melihat lihat pigura yang terpajang didinding ruangan, sekedar menghilang kan rasa jenuh akibat menunggu tuan Rico.

"Kalau belum selesai urusan kantor mengapa menyuruh ku datang " gumam Kila seraya duduk kembali di atas sofa ,

Berkali kali, Kila menatap pintu berharap ada yang datang tapi yang di harap tak kunjung menampak kan dirinya, sejuk nya AC membuat mata Kila sedikit berat , rasa kantuk mulai menyerang Kila.

Kila merebahkan kepalanya pada sudut sofa beralaskan bantal sofa , sementara kakinya tetap di posis menyamping,

Mungkin karena posisinya yang berbaring Kila tanpa sadar tertidur dengan nyenyaknya dengan posisi masih seperti semula, berbaring menyamping dengan kaki menjuantai ke bawah

Rico mengayunkan tangan bermaksud mengetuk pintu yang sedikit terbuka, tapi urung dia lakukan , dia melihat tubuh Kila terbaring di sofa , dengan perlahan Rico masuk keruangan, lalu duduk tepat di depan sofa yang di tiduri oleh Kila.

Rico melihat jarum jam di tangan nya, dia menghela napas pelan, ternyata dirinya membuat Kila menunggu terlalu lama, sekitar dua jam lebih.

Rico , berjongkok di samping Kila, lalu mengulurkan kedua tanganya mengankat kaki Kila yang terjulur kebawa, keatas kursi sejajar dengan tubuhnya.

Cukup lama Rico menunggu Kila bangun, tapi dingin nya Ac menina bobokkan Kila agar tidur lebih lama.

Rico membuka jas nya, hanya meninggalkan kemeja putihnya saja , dia masih duduk di depan Kila yang masih tertidur.

Rico menatap wajah tanpa make up dengan intens , wajah calon istrinya, wajah nya terlihat sedilit indo, mungkin karena gen mama nya yang keturunan indo.

"tok , tok"

"Permisi pak " seorang wanita yang tak kalah seksi dengan yang tadi bertemu Kila, sedang berdiri di depan pintu.

Rico meletakkan jari telunjuk nya memberi isyarat untuk diam.

"Maaf pak, saat nya bapak keruang rapat sebentar lagi rapat kita di mulai" ujar wanita itu seperti tak perduli isyarat Rico.

Rico menatap tajam wanita itu ada kilatan amarah terpancar di matanya, wanita itu sepertinya menyadari tatapan Rico.

"Maaf pak, tapi rapat bapak akan segera di mulai" ujar nya lagi, Rico menatapnya, lalu beranjak mendekat.

"Kamu cansel saja, jadwal ulang kembali rapatnya , aku tidak mungkin membuat dia menunggu lagi , setelah menungguku dua jam lebih " ujar Rico

" Tapi pak .."

" Jangan membantah, lakukan saja seperti yang aku perintah kan!!" Rico bicara dengan nada yang sedikit tinggi.

"Baik pak, saya permisi dulu" wanita itu pun meninggal kan ruangan.

Rico kembali ketempat Kila terbaring , terlihat Kila sudah pada posisi duduk ,rupanya dia sudah terbangun dari tidurnya, percakapan Rico dengan pegawainya membuat kila terbangun.

"Sudah bangun" sapa Rico dengan suara datar.

"Maaf tuan, aku tidak sengaja" Kila tertunduk malu.

"Harusnya aku yang meminta maaf ,membuat mu begitu lama menunggu" ujar Riko masih dengan suara datarnya.

Rico berjalan kesudut ruangan mengambil sebotol air mineral yang memang tersedia di sana, lalu kembali ketempat Kila ,menyerahkan air mineral kepada Kila.

"Minum lah "

"Trimakasih tuan" ujar Kila, lalu meminumnya perlahan, meletakkan sisa minumannya di atas meja.

" Bagai mana, sudah bisa kita mulai pembicaraan nya" ujar Rico menatap Kila

"Insya allah bisa tuan"

"Sku sudah dengar dari papa mu, kau menerima lamaranku, apakah benar begitu..?"

"Iya itu benar tuan"

"Baiklah, karena kau sudah menerimanya , maka kita bicara pernikahan sekarang" ujar Rico matanya tak lepas menatap Kila, yang sedari tadi tak berani menatapnya.

"Baiklah tuan " jawab Kila singkat.

"Kila, aku mau kita menikah secepatnya, hanya saja, adahal yang ingin aku tanyakan, apa kau ingin ada acara pertunangan sebelum kita menikah...??"

Kila mengangkat wajah cantiknya menatap Rico.

"Kalau kau ingin, aku akan melakukannya" ujar

Rico.

"Tidak perlu tuan, kita langsung saja pada resepsi pernikahan" Kila menolak tawaran Rico.

"Wanita sepertimu rupanya Agresip juga" ucap Rico dengan senyum tersungging di bibir seksinya.

"Maksud tuan.." Kila menatap Rico tak paham.

Rico hanya terkekeh tak perduli ,membuat Kila sedikit kesal.

"Jadi.. kita sepakat , langsung ke resepsi tanpa ada acara tunangan begitu kan Kila..?" tanya Rico sekali lagi meyakinkan.

"Iya tuan "

"Baiklah, mulai hari ini kamu adalah milikku, stay saja di rumah masalah W.O aku akan mengirim nya kerumah mu, berundinglah dengannya , pesta seperti apa yang kamu suka" ujar Rico.

"Baik tuan" jawab kila singkat.

"Kila.."

"Ya tuan" jawab kila seraya menatap Rico.

"Kau sudah menerima lamaran ku, berarti aku adalah tunanganmu bukan begitu Kila..?"

Kila mengangguk setuju dengan kata - kata tuan Rico.

"Apakah, aku sudah boleh menyentuh mu..?" ujar Rico seraya membuat gerakan mendekat.

Kila membelalakan matanya lebar, seraya beringsut menjauhi Rico.

"Maaf tuan, tunangan tidak membuat kita hallal bersentuhan, kecuali akad nikah " ujar Kila dengan wajah berubah pucat.

Rico terkekeh pelan, dia menarik tubuhnya keposisi semula , membuat Kila menarik napas lega.

"Tampaknya aku harus menunggu sampai aku menghalalkan mu .." gumam Rico

"Maaf tuan, pembicaraan kita bukan kah sudah selesai,bisakah aku permisi pulang" ujar kila

"Tentu saja, orangku yang akan mengantar mu pulang , " ujar Rico seraya beranjak berdiri.

"Mari aku antar kau sampai depan" ajak tuan Rico

"Tidak perlu tuan , aku sendiri saja"

"Jangan membantah, aku paling tidak suka di bantah" ujarnya dingin, membuat Kila terpaksa menurut.

Rico yang berjalan mengiringi Kila, menjadi pusat perhatian para pegawainya , bisik bisik terdengar di belakang mereka , wajar saja , Rico telah membatalkan rapat penting demi dirinya, membuat pegawai Rico penasaran siapa wanita dengan kerudung seperti seorang ustazah itu.

Rico mengantar Kila sampai di tempat parkir, di sana sudah menunggu dua pria bertubuh kekar berdiri di sebuah mobil mewah berwarna hitam.

"Masuklah, mereka akan mengantar mu kerumah" ujar Rico.

"Baik tuan, terima kasih " ujar Kila beranjak memasuki mobil mewah Rico.

Mobil pun melaju meninggalkan kantor Rico, Kila melihat sekilas sosok calon suaminya, dari balik kaca mobil yang terus melaju meninggalkan halaman kantor.

Takpernah terbayang , Kila menikah secepat ini , dengan laki-laki yang tak sepaham pula.

Ini suda takdir allah, ada makna yang terkandung di setiap kejadian.

jodoh, pertemuan , dan maut itu rahasia yang khalik, seperti yang terjadi pada Kila.

Mobil berhenti di halaman rumah Kila , salah satu dari dua pria berotot bergegas turun , membukakan pintu untuk Kila.

"Silakan nyonya " ujar nya, Kila mengerutkan alisnya, nyonya....??

"Trima kasih " ujar Kila santun.

Setelah Kila masuk kerumah mewahnya barulah kedua pria itu pergi membawa mobil mewah Rico.

"Siapa mereka sayang..? kenapa tidak menelpon supir kalau mau pulang" mama mencecar Kila dengan pertanyaan, Kila menarik napas sebelum menjawab mama nya.

"Itu orang suruhan tuan Rico ma "

"Ooooh, terus gimana pembicaraannya dengan Rico" mama terlihat penasaran.

"Kami segerah menikah dalam waktu dekat ini ma "

"Terus tunangannya kapan sayang..?" tanya mama penasaran.

"Acara tunangannya di tiadakan ma, langsung resepsi aja"

"Loh kok gitu..?"

"Memang gitu ma"

"Apa kata orang nantinya, kila ,kamu nikah tanpa bertunagan dulu " ujar mama khawatir

"Ma.. aku memang gak mau ada acara seperti itu " ujar kila

"Apa.. ajaran mu yang melarang.." ujar mama sedikit khawatir maklumlah sekarang santer terdengar kabar aliran sesat yang memakai baju seperti yang kila pakai. Kila terbahak mendengar kata kata mama.

"Mama, ada ada aja deh.." ujar Kila masih dengan tawa renyah nya.

"Ya ,terus kenapa kamu menolak bertunangan, padahal semua gadis memimpikan nya" ujar mama masih terlihat penasaran.

"Mama sayang , sudahlah jangan khawatir, yang penting resepsinya berjalan dengan baik nanti"

"Hhhh, Kila aku dulu ngidam apa sih kamu kok lain sendiri dari kakak kakak mu " ujar mama.

"Tentu saja lain, aku wanita kedua kakak ku pria " ujar Kila menggoda mama.

"Ma, beritahu kakak masalah ini ya.. aku istrahat dulu , capek ..." ujar nya seraya memberi kecupan lembut di pipi mama lalu pergi meninggalkan mama yang masih bengong.

Mama menghela napas pelan , putri satu satu nya selalu membuat kejutan di keluarga ini, pertama ketika tiba -tiba dia memutuskan masuk pesantren dan tinggal di sana , sekarang dia memutuskan menikahi Rico yang bahkan baru saja di kenalnya. mama memijit kepalanya yang tiba tiba pusing...

happy reading 😊😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!