Halo, cuma ingin menyampaikan kalau ini cara penulisan tahun lalu. Berhubung cerita ini sudah lebih dari 200 bab, saya tidak bisa revisi sekarang. Kalau novel ini sudah tamat baru saya akan revisi kembali.
***
"Maafkan ibu yang tidak bisa merawatmu dan melihatmu tumbuh besar bersama ayahmu, Nak. Meskipun baru berusia 10 bulan, kau harus bisa menjalani hidup yang keras ini."
Dengan nafas yang sudah terengah-engah sambil membawa seorang bayi yang berada di dalam keranjang, perempuan separuh baya yang daritadi sudah bersimbah darah ini terus berjalan sempoyongan sampai pada akhirnya dia tiba di depan sungai. Dengan darah yang terus bercucuran dan nafas yang hampir putus, perempuan paruh baya ini berusaha meletakkan bayinya yang berada di dalam keranjang ke sungai.
"Semoga orang yang menemukanmu kelak adalah orang baik. Semoga hidupmu bahagia. Kelak jadilah pria yang bijak dan kuat, jadilah pria yang bisa membuat orang tua-mu di masa depan bangga terhadapmu. Ayah dan ibu akan selalu bersamamu, Nak. Kami akan selalu melindungimu dari atas sana."
Kemudian perempuan paruh baya itu tergeletak, menghembuskan nafas terkhirnya. Menandakan akhir dari hidup perempuan paruh baya itu. Terlihat wajah perempuan paruh baya tersebut tersenyum cerah. Senyum yang menandakan kepuasan seorang ibu yang telah berhasil menyelamatkan nyawa anaknya.
Dilain sisi, terjadi perang yang cukup panjang di kota Langit. Hanya terlihat seorang pria yang sudah kelelahan karena terus bertarung seorang diri melawan puluhan prajurit yang tersisa. sudah banyak korban jiwa tergeletak disana, kira-kira ada sekitar tujuh ribu korban jiwa.
"Kemari kalian semua! Atas nama langit, aku bersumpah akan membinasakan kalian semua yang telah merengut nyawa semua penduduk!" Pria tersebut berseru lantang kepada para prajurit.
Meskipun pria tersebut sudah kelelahan, tetapi terlihat tidak ada satu pun prajurit yang berani maju untuk menyerang pria tersebut. Disaat pria tersebut berjalan melangkah ke depan, prajurit yang tersisa berjalan mundur dengan wajah ketakutan. Bahkan ada yang mengompol dicelana karena ketakutan dan ada beberapa prajurit yang berusaha melarikan diri. Tetapi naas bagi prajurit yang melarikan diri itu, mereka terbunuh oleh seseorang dalam sekejap hanya dengan satu serangan. Ada yang kepalanya terputus, ada yang tubuhnya terbelah menjadi dua dan beberapa bagian. Sontak prajurit yang masih tersisa itu kaget sambil gemetaran setelah melihat kejadian tersebut. Sambil bersujud dan menundukkan kepala kepada seseorang yang telah membunuh prajurit yang berusaha melarikan diri tersebut, Mereka pun berbicara sambil gemetaran.
"Jendral ampuni nyawa kami, monster itu terlalu kuat, kami tidak sanggup menanganinya jendral." Kata salah satu prajurit sambil gemetaran.
"Baiklah aku akan mengampuni nyawa kalian." Sang jendral berucap dengan wajah datar.
Sejenak perkataan dari sang jendral membuat para prajurit tenang dan bernafas lega, akan tetapi ketenangan itu sejenak sirna berubah menjadi sebuah ketegangan ketika mereka melihat tangan sang jendral mengeluarkan seberkas cahaya hitam yang keluar dari tangan kiri sang jendral.
"Hiduplah dengan damai di neraka sana para sampah tidak berguna." Jendral itu mulai menyeringai.
Terjadi ledakan besar setelah sang jendral mengarahkan seberkas cahaya hitam tersebut kepada para prajurit, ketika debu dan asap sudah menipis, yang terlihat hanya darah yang memenuhi tanah. Para prajurit pun tewas mengenaskan tanpa menyisakan jasad sama sekali.
Sambil menatap sang jendral pria itu pun berkeringat dingin karena tau seberapa kuat jendral pimpinan musuh, tapi bukannya takut, pria tersebut tersenyum dan mengarahkan telunjuk tangannya kepada jendral yang berjalan menuju kearahnya.
"Kau dalang dari semua ini Jendral Ular brengsek, akan kulenyapkan kau...!!!". Kata pria tersebut.
Sambil berlari kearah jendral ular, pria tersebut berteriak sambil mengarahkan tinjunya ketubuh jendral ular.
"Pukulan 7 Halilintar...!!!".
Konon jurus ini adalah jurus yang diwariskan kepada keluarga Edward secara turun menurun. 300 tahun yang lalu, jurus ini sempat membuat geger Benua Gelap karena kekuatan menghancurkannya yang ganas bagaikan disambar halilintar, siapapun yang terkena jurus ini maka akan dipastikan binasa. Tetapi diluar dugaan, jendral ular dapat menahan jurus ini dengan mudah tanpa ada luka sedikitpun ditubuhnya.
"Apa?! Mustahil..!!!! Jurus Pukulan 7 Halilintarku tidak mempan sama sekali terhadapnya??, Mungkin Pukulan 7 Halilintarku memang belum sempurna, tetapi bagaimana si brengsek ini bisa menahannya tanpa terluka sedikitpun meskipun belum sempurna?" Gumam pria itu dalam hati.
"Hahaha, apa ini jurus Pukulan 7 Halilintar yang dibangga-banggakan 300 tahun silam? Apa hebatnya jurus ini? Aku tidak merasakan sakit sama sekali, malahan ini seperti digelitik oleh seekor serangga" Kata jendral ular sambil tertawa meremehkan.
"Tutup mulutmu! Jurus ini belum sempurna dan aku telah kehabisan tenaga karena melawan para prajurit sampahmu itu! , Jika jurusku sudah sempurna dan kondisiku prima, kau akan mati dalam satu serangan tadi..!!!" Teriak pria tersebut dengan emosi yang meluap-luap.
"Apakah benar? kudengar kau Gio Edward yang katanya merupakan penerus terbaik dan bibit terbaik dikota ini yang akan menggemparkan seluruh benua dimasa depan kelak... Apa seperti ini bibit terbaik dari Kota Langit? Oh, ini sungguh menjijikan jika aku percaya dengan mitos yang tersebar dikota ini. Hahahahaha" Kata sang jendral sambil tertawa.
"Diam kau, sialan!" teriak Gio Edward.
Kesal mendengar hinaan dari jendral ular akhirnya Gio Edward melayangkan sebuah pukulan lagi kepada jendral ular, tapi sayang, pukulan tersebut dapat ditahan dengan mudah oleh jendral ular dan jendral ularpun mencengkram leher Gio Edward dengan kuat, sampai dia kesulitan bernafas.
"Sudah habis waktu bermain-mainnya, kukira akan ada sedikit pertunjukkan menarik ketika berhadapan denganmu, tetapi ini sungguh mengecewakan, kau sama saja seperti para prajurit sampah itu, kalian hanya semut kecil yang lemah. Sekarang katakan padaku, dimana kau menyembunyikan benda itu?" Tanya jendral ular.
"Kau pikir aku bodoh akan mengatalan dimana keberadaan benda itu? Puihh..!!!" kata Gio Edward sambil meludahi wajah jendral ular"
Jendral ular pun dengan geram langsung menghunjamkan tangannya menembus tubuh Gio Edward. Darah segar bercucuran dari tubuhnya yang telah dilubangi oleh jendral ular. Dia pun memuntahkan darah segar, tetapi anehnya dia masih bisa tertawa meskipun nyawanya sudah diujung tanduk.
"Meskipun aku mati, aku tidak akan memberitahukan kau dimana letak benda itu. Bunuhlah aku sekarang wahai brengsek..!!!. Semuanya tidak akan berakhir jika aku sudah mati, anakku pasti akan membalas semua perbuatan kejimu yang telah membantai orangtua nya dan seluruh warga dikota ini. Sampai saat itu datang kau tidak akan bisa tidur nyenyak jendral brengsek...!!!! HAHAHAHAHA." Kata Gio Edward sambil tertawa puas.
Setelah tertawa, Gio Edward pun tewas, dan jendral ularpun menghancurkan mayatnya sampai tak tersisa sama sekali.
"Hmm, si brengsek ini sampai akhir ajalnya pun tetap tidak memberitahukan dimana lokasi benda itu disembunyikan,benda itu pasti dipegang oleh anaknya, aku harus mencari dan menemukan benda itu secepatnya." Gumamnya dalam hati.
Jendral ular pun pergi meninggalkan Kota Langit, kota yang dulu nya tenang dan damai, kini hancur bagaikan neraka. Tak ada kedamaian lagi yang terlihat di kota ini, melainkan hanya ribuan mayat yang berserakan. Kota Langit yang dikenal sebagai kota yang memiliki banyak penerus berbakat akhirnya telah tenggelam setelah insiden ini.
15 tahun berlalu sejak insiden perang yang terjadi di Kota Langit, terdapat sebuah desa yang bernama Desa Rumput yang tidak jauh dari Kota Langit yang telah menjadi puing-puing reruntuhan. Terlihat seorang anak bersama seorang kakek sedang duduk bersama disebuah gubuk tua, mereka berdua terlihat sedang asik menikmati makan siang mereka sambil berbincang-bincang.
"Lyan, kenapa hari ini kau terlihat begitu senang? Apakah kau habis memungut uang ditepi jalan? Hahaha." Tanya sang kakek.
"Ah, tidak kek. Bukan hal itu yang membuatku senang, tapi hari ini aku merasakan ada perkembangan dari hasil latihanku." Jawab Lyan sambil tersenyum.
"Wah, apakah benar seperti itu?, bagus..!!! tidak sia-sia kau berlatih keras seorang diri selama ini. Apakah kau sekarang sudah mencapai tahap 2 dari energi murni? atau apakah kau sudah mencapai tahap yang lebih dari itu?" Tanya lagi sang kakek sambil mengerutkan keningnya.
"Tidak kek.. Aku belum mencapai tahap 2 energi murni, tapi aku merasakan jika sekarang aku menjadi sedikit lebih kuat, kemarin aku masih tidak bisa membuat sedikitpun bekas pada pohon yang telah terkena ratusan pukulanku, tetapi hari ini lihatlah pohon disana kek..!!! Jika kakek berjalan mendekati pohon itu, kakek pasti akan menemukan bekas pukulan yang telah kuberikan pada pohon itu..!!!!" Kata Lyan yang dengan bangganya sambil menunjuk sebuah pohon yang terlihat dari gubuk tua itu.
"Perkembangan yang bagus nak..!!! Aku yakin jika kelak kau akan uhukkk... Uhukkk." Ucap sang kakek yang ditengah pembicaraanya terputus karena sang kakek tiba2 batuk mengeluarkan darah, Lyan yang melihat kejadian tersebut sontak langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri sang kakek.
"Kakek, sepertinya penyakitmu kambuh lagi, kakek tunggulah sebentar, aku akan pergi kepasar untuk membelikan kakek obat." Kata Lyan dengan wajah yang cemas.
"Oh tidak perlu Lyan, penyakit ini sudah lama kakek derita. Kau tidak perlu repot-repot mengurus kakek, lagian uang yang kita pegang saat ini sudah uhuk.. uhuk...uhuk..." Kata sang kakek yang disertai batuk yang terlihat semakin parah.
"Sudahlah kakek, tidak perlu memikirkan uang, yang terpenting sekarang adalah kesehatan kakek, berbaringlah dulu sejenak kek." Kata Lyan sambil memapah sang kakek ke tempat tidur.
"Kakek.. istirahatlah dulu, aku akan pergi kepasar untuk membelikan kakek obat." kata Lyan sambil berjalan keluar dari gubuk.
"Anak ini sungguh berbakti, dari kecil sampai sekarang dia tidak pernah mengeluh menjalani kehidupan sulit seperti ini, aku sungguh beruntung diusia yang sudah tidak lama ini didampingi oleh cucu sepertimu Lyan." Gumam hati sang kakek sambil tersenyum.
Didunia ini, kekuatan energi terbagi atas 5 bagian yaitu Energi Murni, Energi Bumi, Energi Raja, Energi Kaisar dan Energi Langit. Sesuai dengan urutannya, Energi Murni adalah yang terlemah dan Energi Langit adalah yang terkuat. Setiap Energi terbagi atas 9 tahap, jika seseorang sudah mencapai tahap 9 terkadang akan kesulitan melompati sebuah dinding untuk mencapai tahap energi tingkatan selanjutnya. Konon jika seseorang telah mencapai puncak dari tahap Energi Langit, dia akan bisa menggemparkan jagat raya. Di Benua Gelap ini yang memiliki kekuatan Energi Langit dapat dihitung dengan jari dan belum ada seorangpun yang telah mencapai tahap puncak dari energi langit. Didunia ini seperti hukum rimba, yang terkuat akan memangsa yang lemah, dan yang tidak mempunyai kekuatan akan dianggap sampah yang tidak berguna atau aib bagi keluarga.
Kembali ke Lyan yang sedang berjalan kepasar untuk membelikan obat kepada kakeknya yang sedang sakit. Ditengah perjalanan Lyan terlihat sedikit kebingungan karena uang yang dia punyai sekarang hanya tersisa 12 keping perak. Sudah banyak toko obat yang telah dia kunjungi dipasar, tetapi tidak ada satupun harga obat yang harganya dibawah 30 keping perak.
"Sepertinya aku harus kembali ke toko obat yang menjual obat Rumput Udara dengan harga 32 keping perak. Mungkin aku harus bekerja kepada pedagang obat itu untuk menutupi kekurangan dari harga obatnya." Gumam Lyan dalam hati.
Didalam perjalanan, dari kejauhan terlihat ada 4 orang anak yang tidak asing bagi Lyan. Mereka adalah Andrew, Acel, Pao dan Gilbert. Mereka berempat adalah anak dari para pedagang kaya dari Desa Rumput, mereka berempat selalu bersama dan sering menindas Lyan dimanapun disaat mereka berjumpa.
"Hei lihat, itu Lyan..!!! sisampah yang tidak berguna." Kata Acel sambil menunjuk kearah Lyan.
"Hahaha, kebetulan aku sedang kesal sekarang..!!!! Bagaimana kalau kita jahili dia sekarang? tanganku sudah gatal ingin memukuli sampah itu..!!!" Kata si Andrew sambil menggeretakkan tangannya.
"Yasudah tunggu apalagi? Mari kita buat perhitungan kepada sampah yang masih mencapai Energi Murni tahap 1 itu, Hahaha." Kata Gilbert sambil tertawa.
Langkah Lyan pun terhenti ketika dia melihat dihadapannya terlihat ada 4 orang anak yang tidak asing baginya, ya, anak-anak itu adalah acel, andrew, pao dan gilbert. Lyan terlihat kesal karena dia tau kalau dia akan dijahili oleh mereka berempat lagi kali ini, Lyan tidak mampu menghadapi salah satu dari anak tersebut karena mereka masing-masing telah mencapai Energi Murni tahap ke 5, sedangkan Lyan hanya mencapai Energi Murni tahap 1. Sebuah perbedaan kekuatan yang sangat jauh.
"Hei kalian..!!! Aku sedang terburu-buru sekarang, tolong jangan ganggu aku sekarang...!!!" Teriak Lyan.
"Siapa kau berani berteriak kepada kami? kau sudah berani kurang ajar terhadap kami, apa kau sudah bosan hidup hah? jika kau ingin diampuni hari ini, maka berlutut dan menggonggonglah seperti anjing, mungkin kami akan mempertimbangkannya untuk memaafkan sampah sepertimu yang baru mencapai Energi Murni tahap 1 Hahaha." Kata Andrew sambil tertawa diikuti oleh 3 anak lainnya.
"Hei, jangan bermimpi...!!! Sampai matipun aku tetap tidak akan berlutut kepada hewan seperti kalian...!!! Jika kalian tetap memaksa untuk menggangguku, maka aku terpaksa akan menggunakan jurus terlarang yang telah kusembunyikan selama ini." Kata si Lyan sambil memasang kuda-kuda.
"Apa? Jurus terlarang?? Kau pasti sedang bermimpi...!!! memang jurus sehebat apa yang dimiliki oleh sampah yang hanya memilik Energi Murni tahap 1 sepertimu? Hahaha." Ucap Pao sambil tertawa.
"Baiklah... Kalau kalian benar-benar tidak mau pergi sekarang, maka aku terpaksa menggunakannya. Berhati-hatilah, karena aku tidak seperti sebelumnya, aku akan serius kali ini. Maafkan aku kakek karena sekarang aku terpaksa harus menggunakan jurus yang telah kau ajarkan kepadaku ini" Kata Lyan sambil tersenyum.
Mendengar kata-kata Lyan yang terdengar sangat serius dan sikapnya yang tenang, membuat Pao terlihat sedikit waspada terhadap Lyan. Dia berpikir mungkin benar jika Lyan telah menyembunyikan sebuah jurus terlarang yang telah diajarkan kakeknya.
"Andrew, sebaiknya kita berhati-hati.. Sampah itu berbeda dari biasanya, dari perkataannya terlihat dia serius dan tidak bermain-main." Kata Pao sambil berbisik kepada Andrew.
"Hei kau, dasar bodoh...!!! Jika memang dia mempunyai jurus terlarang yang diajarkan kakeknya, memang sehebat apa? dia toh cuma berada di Energi Murni tahap 1, apa yang perlu ditakutkan..!!!." Tegas Andrew
"Hei kau sampah...!!! cepat keluarkan jurus terlarangmu..!!! Aku mau lihat sehebat apa jurus sampahmu itu sampai kau bisa setenang itu." Teriak Andrew.
"Baiklah... Kalau begitu terima ini...!!! Jurus Melarikan Diri...!!!." Kata Lyan sambil berlari kebelakang.
"Hei lihat sisampah itu...!!! Sudah kuduga, pasti sampah seperti dia tidak memiliki jurus yang hebat sama sekali, memalukan...!!! Ayo kita kejar dia...!!!." Kata Andrew sambil mengejar Lyan dan disusul oleh teman-temannya.
Sekuat apapun Lyan berlari, perlahan dia tersusul oleh Andrew dan teman-temannya, bagaimana tidak, Lyan hanya mencapai tingkat Energi Murni tahap 1, yang dimana seorang bocah berusia 8 tahun pun bisa mencapainya. Berbeda dengan Andrew dan teman-temannya yang telah mencapai Energi Murni tahap 5 yang dimana telah unggul segala nya dari Lyan, dari segi kekuatan maupun kecepatan. Lyan akhirnya tersusul dan dihajar oleh mereka berempat.
"Dasar sampah hina kau...!!! berani menipu kami dengan kabur seperti itu? Sudah kubilang, sebaiknya kau berlutut dan menggonggong tadi...!!!." Kata Andrew sambil memukuli Lyan.
Lyan berusaha melawan, tapi apa daya karena dia baru mencapai Energi Murni tahap 1, dia hanya menjadi bulan-bulanan Andrew dan teman-temannya. Disaat yang sama, tiba-tiba terdengar suara wanita yang berteriak.
"Hentikan...!!!!." Teriak wanita misterius itu.
Seketika itu juga mereka berhenti untuk memukuli Lyan setelah mereka melihat wanita itu, terlihat keringat bercucuran di kening Andrew setelah melihat wanita misterius itu. Bagaimana tidak, wanita misterius itu adalah Cleo, dia adalah anak dari seorang pendekar terkenal dari Desa Rumput. Usianya baru menginjak 15 tahun hanya dibawah usia Lyan 1 tahun. Parasnya cantik, kulitnya putih dan perawakannya anggun. Meskipun dia seorang wanita, tetapi kekuatannya tidak bisa dianggap remeh karena dia telah mencapai Energi Murni tahap 7 diusianya yang masih terbilang sangat muda, dia merupakan salah satu bibit unggul kebanggaan dari Desa Rumput.
"Lagi-lagi kau Cleo... Kenapa kau selalu membela sampah tidak berguna seperti dia?" Kata Andrew yang kesal karena Cleo selalu menolong Lyan.
"Atas dasar apa kau memanggil Lyan sampah? Apa cuma karena dia baru mencapai Energi Murni tahap 1?" Kata Cleo
"Tentu saja....!!!! Mana ada sampah seperti ini yang masih berada di Energi Murni tahap 1 meskipun usianya sudah 16 tahun...!!! Bahkan bocah umur 8 tahun pun bisa mengalahkan sampah ini...!!! Hahaha." Kata Andrew sambil tertawa.
"Baiklah kalau begitu bagaimana jika kalian berempat menghadapiku? jika kalian kalah, maka kalian juga akan aku cap sebagai sampah..!!!" Teriak Cleo dengan nada yang terdengar kesal.
Mendengar tantangan dari Cleo, mereka berempat hanya terdiam dan tidak berani mengambil keputusan untuk menerima tantangan dari Cleo. Bagaimana tidak, meskipun mereka berempat bekerjasama untuk melawan Cleo, mereka tetap tidak akan dapat mengalahkan Cleo yang sudah mencapai Energi Murni tahap 7. Mereka pun akhir nya memutuskan untuk pergi.
"Hei kau dasar banci...!!! Jangan senang dulu kau karena selalu dilindungi oleh seorang wanita..!!! Dasar sampah menjijikkan...!!! Kelak jika kita bertemu lagi, akan kubuat kau babak belur lebih parah dari sekarang...!!!" Kata Andrew dengan nada yang kesal.
Merekapun akhirnya meninggalkan Lyan yang sudah terluka. Ketika Cleo menghampirinya, Lyan pun berusaha untuk bangkit berdiri.
"Lyan.. Apa kau baik-baik saja?" Kata Cleo dengan wajah yang cemas.
"Tentu saja aku baik-baik saja..!!! tenang saja, aku sudah terbiasa dihajar oleh mereka, tubuhku sudah kebal oleh pukulan mereka... hahaha" Kata Lyan sambil tertawa.
"Kau tidak usah sok kuat, aku tau kondisimu sekarang untuk berjalan saja kau mungkin kesulitan, sini biar aku bantu." Kata Cleo sambil memapah Lyan untuk berjalan.
"Cleo... Terima kasih karena kau selalu melindungiku dari gangguan mereka." Kata Lyan.
"Kau tidak perlu mengucapkannya, kita sudah saling mengenal sejak kecil... bukankah kita sudah seperti saudara?" Kata Cleo sambil tersenyum.
"Ya... Kau benar, kita sudah seperti saudara... Kelak aku akan membalas budi baikmu Cleo, suatu saat nanti aku akan menjadi kuat dan disaat itulah giliranku untuk melindungimu... Tak akan kubiarkan seorangpun menyakitimu dimasa depan kelak...!!! Kau percaya itu kan Cleo? hahaha." Kata Lyan sambil tertawa.
"Tentu saja aku percaya... Kau itu kuat, selalu berlatih setiap saat. Aku yakin kelak kau akan menjadi seorang pendekar yang hebat dan mampu untuk melindungiku dari bahaya." Kata Cleo sambil tersenyum.
Lyan pun menceritakan kepada Cleo jika dia sekarang sedang terburu-buru sedang mencari obat untuk kakeknya. Merekapun pergi bersama ketoko obat untuk membeli obat. Setelah sampai ditoko obat, Cleo pun membelikan Lyan 10 buah Rumput Udara. Awalnya Lyan menolak, tetapi karena Cleo memaksa dan berkata jika kakeknya Lyan sudah dia anggap seperti kakeknya sendiri, akhirnya Lyan pun menerimanya.
"Gadis ini benar-benar baik, aku sungguh beruntung karena memiliki sahabat seperti dirinya. Cleo... Aku berjanji kelak akan menjadi orang yang kuat dan berguna untukmu.. Takkan kubiarkan seorangpun didunia ini menyakitimu." Gumamnya dalam hati.
Sesampainya digubuk, Lyan hendak merebus Rumput Udara agar bisa digunakan untuk mengobati penyakit sang kakek, tetapi Cleo menghentikannya dan mengambil Rumput Udara yang berada ditangan Lyan.
"Sudahlah.. Kau sebaiknya bersihkan saja luka-lukamu dulu, biar aku saja yang merebus obat ini untuk kakek.." Kata Cleo.
"Ya..Ya..Ya... Baiklah... Aku akan mendengarkan calon istriku yang cerewet ini..Hahaha." Kata Lyan sambil tertawa.
"Kau.... Dasar...!!!!" Kata Cleo sambil tersipu malu.
Mereka berdua sudah saling mengenal sejak kecil. itu dikarenakan hubungan kakek nya Lyan dan ayah Cleo sangat dekat sudah bisa dikatakan seperti ayah dan anak. ayah Cleo bernama Petra. Dia adalah salah satu pendekar terkuat dari Desa Rumput, kekuatannya berada ditingkat Energi Raja tahap 6, dia merupakan orang terkuat kedua di Desa Rumput... Sedangkan Kakek Lyan bernama Aman. Dulu, tepatnya 15 tahun yang lalu, beliau adalah pendekar terkuat di Desa Rumput. Kekuatannya berada ditingkat Energi Kaisar tahap 2, sebuah pencapaian yang luar biasa untuk orang yang tinggal di Desa Rumput yang kecil ini.
Tetapi kekuatannya telah hilang setelah dia menyalurkan seluruh energinya kepada Cleo yang baru lahir. Disaat Cleo baru lahir, dia menderita penyakit langka yang sangat sulit untuk disembuhkan. Petra sudah berusaha mencari cara untuk menyembuhkan penyakit Cleo, berbagai cara telah dia lakukan, tetapi tidak ada satupun yang berhasil.
Ketika Petra pergi menemui Tabib terkenal yang ada di Kota Awan, Tabib tersebut mengatakan kalau satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Cleo adalah dengan menyalurkan Energi Kaisar kepada Cleo. Tetapi jika seseorang yang menyalurkan Energi Kaisarnya tersebut berada dibawah tahap 4, maka kemungkinan terburuknya adalah orang tersebut akan kehilangan seluruh kekuatannya. Mendengar hal tersebut, Petra merasa putus asa, bagaimana tidak.. Dia disaat itu baru mencapai tingkat Energi Bumi tahap 7, satu-satunya orang yang berada ditahap Energi Raja di Desa Rumput hanya Kakek Lyan. Tetapi alangkah kagetnya Petra ketika mengetahui Aman rela menyalurkan seluruh Energi Kaisarnya kepada Cleo meskipun dia sudah tahu resiko terburuknya adalah kehilangan kekuatannya yang telah dia miliki selama ini. Sejak saat itu Petra bersumpah jika dia akan menganggap Aman sebagai Ayahnya sendiri dan akan selalu mengunjungi Aman yang telah kehilangan kekuatannya.
"Kakek.. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Lyan.
"Kau tidak perlu khawatir cucuku... Kakekmu ini baik-baik saja." Kata sang kakek.
"Kakek istirahatlah dulu... Jangan memaksakan diri untuk bekerja, selanjutnya biar aku saja yang mengambil alih pekerjaan... Kakek istirahatlah yang cukup terlebih dahulu." Kata Lyan sambil tersenyum.
"Baiklah cucuku, maaf karena kakek telah menyusahkanmu... Kakek akan berusaha menjaga diri kakek agar kelak tidak menyusahkanmu lagi..." Ucap sang kakek.
"Ahhh.... Kakek tidak perlu berkata seperti itu... Tenang saja, lagian sekarang kita ada beberapa persediaan Rumput Udara untuk kakek. Semua ini berkat calon istriku yang baik hati ini, dia telah membelikan kakek Rumput Udara sebanyak 10 buah.. Hahaha." Kata Lyan sambil tertawa.
"Kau.... Bisa tidak untuk tidak menyebut kata calon istri??" Ucap Cleo.
"Hahaha, ternyata calon istri dari cucuku ini sangat berbakti kepada Orang tua ini... Terima kasih Cleo." Kata sang kakek sambil tersenyum.
"Kakek kenapa ikut-ikutan memanggil calon istri..." Kata Cleo sambil cemberut.
"Kakek tidak perlu berterima kasih, ini tidak ada apa-apanya dibandingkan yang telah lakukan kepadaku dulu... Jika bukan karena kakek, mungkin aku sudah tidak ada didunia ini." Lanjut Cleo.
"Baiklah kalau begitu, aku sungguh bernasib baik karena mengenal anak sepertimu yang berbudi baik.. Bagaimana kabar ayahmu? Apa dia masih bertugas di Kota Awan?" Tanya sang kakek.
"Iya kek, saat ini ayah masih menjalankan tugasnya di Kota Awan, dalam beberapa hari ini beliau akan pulang dan langsung mengunjungi kakek." Kata Cleo.
"Dasar anak nakal itu, setiap pulang bertugas pasti dia datang untuk mengunjungi Orang tua ini..." Kata sang kakek sambil tersenyum.
"Lyan, berlatihlah sekarang bersama Cleo selagi dia masih berada disini, jangan karena kakek kau menghentikan latihanmu..." Kata sang kakek.
"Baiklah kek, kalau begitu aku akan pergi berlatih dulu bersama Cleo.. Kakek istirahatlah yang cukup." Kata Lyan sambil berjalan keluar gubuk bersama Cleo.
Setelah sampainya mereka didepan halaman gubuk, Lyan pun mulai berlatih seperti biasa sambil diperhatikan oleh Cleo... Namun, Cleo bingung melihat Lyan yang berlatih hanya memukuli pohon saja daritadi, kemudian Cleo pun sedikit memamerkan kekuatannya kepada Lyan, dengan tangan yang diarahkan kepada pohon yang sedang dipukul oleh Lyan. Terdengar teriakan dari Cleo yang menyebutkan nama sebuah jurus.
"Tapak Awan Hitam...!!!" Teriak Cleo.
Alangkah kagetnya Lyan melihat jurus yang dikeluarkan oleh Cleo, bagaimana tidak, pohon yang selama ini menjadi tempat latihannya selama beberapa tahun roboh dalam 1 jurus... Bukan hanya itu saja, tetapi 1 pohon yang berada yang didepan nya juga ikut roboh akibat jurus yang dikeluarkan Cleo.
"Hei kau... Apa kau ingin membunuhku?? itu hampir saja mengenaiku...!!!" Kata Lyan sambil berteriak.
"Tetapi jurusmu sangat hebat, bagaimana kau bisa merobohkan 2 pohon hanya dalam 1 jurus, benar-benar jurus yang luar biasa." Kata Lyan sambil terkagum-kagum.
"Ini sebuah hal yang mudah, bahkan orang-orang yang suka menindasmu pun bisa melakukannya... Aku bingung kenapa sampai saat ini kau masih tetap berada ditingkat Energi Murni tahap 1 dan belum bisa menciptakan 1 jurus sama sekali.. Apakah ada yang salah dengan tubuhmu?" Tanya Cleo.
"Aku tidak tau apa yang salah dengan tubuhku... Mungkin langit membenciku dan memberikanku kutukan agar aku menjadi sampah seperti ini... Tapi aku tidak akan menyerah...!!! Meskipun langit mengutukku, aku akan tetap berusaha menjadi orang terkuat di jagat raya ini meskipun itu berarti aku harus menentang langit...!!!" Kata Lyan dengan tatapan yang penuh dengan keyakinan.
Cleo yang mendengar perkataan itu pun sontak tersenyum. Lalu Cleo menyarankan Lyan agar mengikuti kompetisi bela diri yang akan diadakan dalam 1 bulan lagi... Peserta yang mengikuti kompetisi tersebut adalah peserta yang hanya memiliki tingkat Energi Murni tahap 1 sampai tahap 4. Tidak ada batas usia yang ditentukan dalam kompetisi ini, tetapi sudah bisa dipastikan yang mengikuti kompetisi ini adalah anak-anak berumur dibawah 15 tahun. Jika Lyan mengikuti kompetisi ini, mungkin Lyan akan menjadi peserta tertua dalam kompetisi ini.
Bukan tanpa alasan Cleo meminta Lyan untuk mengikuti kompetisi ini, karena pemenang dari kompetisi ini akan mendapatkan hak istimewa untuk memasuki perpustakaan yang berisi banyak kitab jurus untuk pemula seperti Lyan. Setelah mendengar Lyan setuju untuk mengikuti kompetisi tersebut, mereka pun akhirnya kembali kegubuk dan Cleo meminta izin pamit untuk pulang kepada Lyan dan sang kakek.
Hari sudah menunjukkan malam... Lyan pun tidak bisa tidur karena didalam pikirannya masih memikirkan kompetisi yang akan diadakan dalam waktu 1 bulan lagi. Lyan berambisius untuk memenangkan kompetisi tersebut, ini lah satu-satunya cara agar Lyan bisa berkembang dan mendapatkan jurus baru yang bisa dia temukan diperpustakaan bela diri. Tetapi satu hal yang teringang didalam pikiran Lyan.
"Bagaimana aku bisa mencapai tahap selanjutnya dalam waktu 1 bulan? sedangkan aku sudah berlatih bertahun-tahun tetapi aku tetap tidak bisa naik ketahap selanjutnya." Gumam Lyan didalam hati dengan wajah yang penuh kegelisahan.
Malam semakin larut dan Lyan pun tetap tidak bisa memejamkan matanya... Akhirnya dia memutuskan besok akan pergi mencari tempat latihan lain selain di halaman gubuknya. Hanya itulah satu-satunya cara agar aku bisa meningkatkan kekuatanku, aku tidak percaya akan keajaiban, tetapi mungkin saja akan ada nasib baik jika aku mencoba mencari tempat latihan baru ditempat lain. Begitulah yang dipikirkan Lyan didalam hatinya.
Keesokan harinya setelah Lyan selesai mengerjakan pekerjaannya, Lyan pun pergi menemui Cleo dan memintanya untuk menjaga kakeknya... Setelah mereka berdua berada di gubuk, Lyan pun meminta izin kepada kakeknya untuk pergi latihan disuatu tempat.
Ketika didalam perjalanan... Lyanpun memasuki sebuah hutan, kira-kira sudah 2 jam perjalan yang Lyan tempuh didalam hutan dan akhirnya dia menemukan sebuah tempat yang cocok untuk latihan. Ketika Lyan sedang berlatih, alangkah kagetnya dia karena dia melihat Singa Api yang berjalan mendekatinya.
"Aaa... Apaaa? kenapa ada Singa Api ditempat seperti ini..!!! Dia adalah Hewan Buas Iblis yang sudah mencapai tingkat Cahaya tahap 1 atau setara dengan seseorang yang berada ditingkat Energi Bumi tahap 6. Bagaimana aku bisa menghadapinya...!!!" Gumam Lyan didalam hati.
Hewan Buas Iblis adalah hewan yang memiliki kekuatan layaknya manusia yang berada di dunia ini... Bahkan menurut legenda ada beberapa Hewan Buas Iblis yang telah mencapai tingkat Surga tahap akhir, kekuatannya dikatakan setara atau bahkan melebihi manusia yang berada ditingkat Energi Langit tahap akhir.
Hewan buas iblis terbagi atas 4 tingkatan. Tingkat Hitam, tingkat Cahaya, tingkat Iblis dan tingkat Surga... Sesuai urutannya tingkat terlemah adalah tingkat Hitam dan tingkat terkuat adalah tingkat Surga. Setiap tingkatan terdapat 5 tahap, setiap Hewan Buas Iblis mencapai tahap baru... Maka fisiknya akan berubah semakin besar, dan jika Hewan Buas Iblis sudah mencapai tahap akhir dan melompati tingkatan baru... Hewan Buas Iblis tersebut akan berevolusi kebentuk yang baru.
Melihat Singa Api yang berjalan mendekatinya, Lyan pun bercucuran keringat dan kakinya gemetaran... Disaat itu pula Lyan tidak berpikir panjang lagi dan langsung melarikan diri, karena jika Lyan berusaha melawanpun, hanya ajal yang akan menanti dirinya.
Tetapi Singa Api tersebut mengejar Lyan, kecepatan Singa Api tersebut sangat cepat... Bahkan dalam sekejap mata, Lyan pun hampir diterkam oleh Singa Api itu. Beruntung Lyan masih bisa menghindari terkaman Singa api dan dia berusaha berlari sambil memasuki hutan supaya Singa Api itu sulit untuk mengejarnya... Tak lama kemudian Singa api pun menyemburkan api kearah Lyan, dia pun menghindar setengah mati untuk menyelamatkan diri dari semburan api tersebut. Disaat semburan api tersebut mengenai baju Lyan... Dia pun berteriak karena kepanasan dan jatuh terguling-guling. Disaat yang sama Singa Api pun berjalan mendekati Lyan yang sudah tidak sanggup untuk kabur lagi... Lyan yang ketakutanpun hanya bisa merangkak menjauh dan sambil berteriak kepada Singa Api.
"Pergi kau dasar brengsek! Aku tidak mengganggumu sama sekali...!!! kenapa kau malah mengincarku seperti ini? Ohh... Takdir seperti apa ini? lihatlah, langit benar-benar membenciku sampai ingin menjadikanku makanan Singa Api sialan ini... Dasar langit sialan...!!! Aku tidak mau hidupku berakhir konyol seperti ini...!!!" Teriak Lyan sambil menangis karena kesal terhadap langit yang tidak memihaknya sama sekali.
Disaat Singa Api hampir menerkamnya... Lyan yang sudah pasrah sambil mengutuk langit didalam hatinya tidak sengaja menyentuh sebuah batu... Batu tersebut ternyata membuat sebuah lubang besar yang berada tepat dibawah tempat Lyan merangkak. Disaat itu juga Lyan dan Singa Api pun terjatuh kedalam lubang tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!