Vote sebelum membaca ❤
.
.
"Daddy mana?"
Chaeyoung mengusap rambut putrinya sayang sebelum mendudukan tubuh mungil itu di atas pangkuannya. Jeon Gyuri, nama putrinya biasa di panggil Yuri. Telah menginjak usia 3 tahun lebih, tapi pertumbuhan nya terlihat cepat. Putrinya bahkan sangat pintar karena sudah lancar berbicara, ya walaupun Yuri memang belum bisa mengucapkan R dengan jelas.
"Daddy belum pulang kerja sayang."
Chaeyoung merasa gemas sendiri saat melihat putrinya memanyunkan bibir mungilnya. Memang Yuri sangat dekat dengan Jungkook. Bahkan Chaeyoung merasa iri karena anaknya bisa lebih dekat dengan suaminya, dari pada dengannya yang mengandung selama sembilan bulan dan selalu menemaninya di rumah.
"Mau bobo."
"Ya udah yuk." Dengan sigap Chaeyoung langsung menggendong Yuri. Waktu memang sudah malam, kasihan putrinya yang menunggu Jungkook datang. Yuri memang agak susah tidur jika belum di keloni oleh Daddynya.
Chaeyoung menidurkan Gyuri di kasur. Wanita itu kemudian ikut merebahkan tubuhnya, membawa tubuh putrinya kepelukannya. Chaeyoung bersenandung kecil sambil menepuk pelan bokong Yuri agar tertidur.
Saat dirasa Yuri telah tertidur Chaeyoung mencium kening putrinya pelan sebelum keluar dari kamar bernuansa pink itu. Dan tepat saat keluar kamar Ia melihat Jungkook yang ternyata baru pulang.
"Yuri sudah tidur?" Tanya Jungkook yang langsung di angguki oleh Chaeyoung. Pria itu kemudian mencium kening istrinya. "Maaf ya aku baru pulang, di kantor banyak kerjaan."
Chaeyoung mengerti memang akhir akhir ini suaminya selalu pulang terlambat karena pekerjaan di kantor. Wanita itu kadang merasa khawatir karena Jungkook yang sering pulang malam. "Ya sudah aku siapkan dulu air hangat ya untuk mandimu."
🍂
Yuri sedang bermanja manjaan dengan Jungkook. Anak kecil berusia tiga tahun itu tahu jika hari ini Daddy nya sedang libur. Jadi Yuri punya banyak waktu untuk bisa bersama dengan pria yang paling di cintainya.
"Sayang Daddy mandi dulu ya."
Anak kecil itu langsung menggeleng kencang sambil mengerutkan bibir mungilnya. "gak boleh." Rengeknya sambil mengeratkan pelukannya di leher Jungkook.
Jungkook hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, selalu seperti ini. Putri kecilnya benar benar sangat manja padanya, bahkan Yuri dari pagi tidak mau turun dari pangkuannya.
Seorang wanita cantik yang melihat itu hanya tersenyum saja. Chaeyoung sedang membuat pudding kesukaan putrinya di dapur. Ia sudah biasa melihat kemanjaan putrinya. Ya ampun bahkan Yuri tak pernah semanja itu padanya.
Chaeyoung membawa pudding yang baru selesai di buatnya ke ruang tv. "Sayang makan dulu puddingnya ya, Daddynya mau mandi dulu." Ucap Chaeyoung. Wanita itu merasa kasihan melihat suaminya yang bahkan belum mandi padahal ini sudah jam sepuluh pagi.
Akhirnya Yuri mengangguk, Ia kemudian beralih duduk di pangkuan Chaeyoung. "Tapi Daddy gak boleh ama ya."
Jungkook mencium ke dua pipi gembul Yuri, ternyata putrinya juga sangat possesive padanya. " Iya sayang, nanti kita main ke luar ya."
"Holeee."
🍂
"Mau esklim agi."
Chaeyoung yang mendengar permintaan putrinya langsung menggeleng. "Tidak sayang, tadi sudah habis dua."
Yuri mengerutkan bibirnya, perhatiannya langsung tertuju pada pria yang sedang memangkunya. "Daddy mau esklim." Bisik Yuri seakan tak mau terdengar oleh Momynya yang duduk di depannya.
Tapi Chaeyoung masih mendengar itu, Ia menatap suaminya sambil memberi isyarat jika tak boleh mengabulkan permintaan anak mereka.
Jungkook mengusap rambut panjang Yuri. "Tadi kan sudah habis banyak."
"Ahhhh mau esklim agi." Rengek Yuri, badan kecilnya kini Ia goyang goyangkan di pangkuan Jungkook.
"Yuri mau sakit gigi kaya minggu kemarin? Nanti giginya di cabut lagi hmm?" Tanya Jungkook.
Yuri langsung menggeleng, Ia menutup mulutnya dengan ke dua tangan mungilnya. Masih teringat di kepalanya bagaimana rasa sakit di giginya minggu lalu. "Gak mau akit."
Akhirnya Jungkook bisa juga membujuk Yuri. Anak kecil itu tahu saja jika dirinya memang selalu tak bisa menolak permintaan yang di ajukannya. Jungkook terlalu menyayangi putri cantiknya ini. Sangat.
"Kita pulang ya sudah sore." Ucap Chaeyoung saat melihat langit yang mulai gelap.
Jungkook mengangguk Ia berjalan sambil menggendong Yuri. Seharian ini keluarga kecil itu menghabiskan waktu libur di taman bermain. Sebenarnya Yuri yang bermain, Jungkook dan Chaeyoung hanya menjaga dan menemani saja.
Dret
"Hallo?"
"..."
"Apa? baiklah saya ke sana sekarang."
Chaeyoung bisa melihat perubahan wajah Jungkook. "Kenapa?"
Jungkook menoleh sekilas. "Tidak, aku antar kalian pulang dulu ya. Ada urusan sebentar." Ucapnya sambil kembali fokus menyetir.
Chaeyoung bertanya tanya memangnya ada urusan apa sampai suaminya terlihat cemas begitu. Ia hanya berharap semoga bukan sesuatu yang berat.
Wanita itu turun dari mobil sambil menggendong Yuri yang sudah terlelap di pangkuannya. Anak kecil itu pasti akan menangis jika terbangun tapi tak melihat Daddynya. Wanita itu hanya berharap saja semoga Jungkook bisa cepat pulang.
🍂
Jungkook menunggu di depan ruang perawatan itu. Ia duduk dengan gugup, ya Tuhan semoga seseorang di dalam sana tidak kenapa napa.
Akhirnya pintu itu terbuka menampakan seorang pria memakai jas putih. Jungkook mendekat. "Bagaimana keadaannya?"
"Pasien sudah baik baik saja. Dia pingsan karena penyakit maag nya kambuh, apalagi pasien kurang menjaga makannya. Saya harap anda dapat mengontrol kesehatan pasien dengan baik. Saya permisi."
Dokter itu pun pergi dan Jungkook langsung masuk ke dalam ruangan itu. Perhatiannya langsung tertuju pada seorang wanita yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dan wanita itu langsung tersenyum padanya.
Jungkook mendudukan tubuhnya di kursi samping ranjang. Ia mengenggam tangan kiri wanita itu dan mengusapnya pelan.
"Kau datang?" Ucap wanita itu dengan suara seraknya.
Jungkook tak menjawab, Ia benar benar marah karena wanita ini tak menjaga kesehatannya dengan baik.
"Aku baik baik saja."
"Baik baik saja tapi sampai pingsan?"
Wanita itu tertawa kecil melihat perhatian Jungkook. Ia tahu jika pria ini pasti sangat khawatir padanya, buktinya pria itu bahkan rela meninggalkan keluarganya demi menemuinya yang sedang sakit saat ini. "Aku mencintaimu."
Sempat terdiam sesaat mendapat ucapan itu, tapi tak lama Jungkook tersenyum sambil mengeratkan genggaman tangannya. "Aku juga mencintaimu."
_
- Jeon Gyuri -
3 y.o
Vote sebelum membaca ❤
.
.
Jungkook berjalan perlahan menghampiri istrinya yang sedang memasak di dapur. Pria itu kemudian memeluk tubuh Chaeyoung dari belakang. "Pagi sayang."
"Ya ampun kaget, ish." Chaeyoung memukul pelan tangan Jungkook di perutnya. Lain halnya dengan Chaeyoung yang terlihat kesal, Jungkook malah terkekeh kemudian mencium pipi kanan istrinya sayang sambil mengeratkan pelukannya.
"Masak apa?"
"Sayur buat Yuri."
"Aku gak di kasih?"
Chaeyoung terkekeh mendengar nada merajuk Jungkook. Suaminya ini padahal sudah tua masih saja bisa bersikap kekanakan, dasar.
"DADDY!!"
Ke dua orang itu di kejutkan dengan teriakan nyaring dari belakang. Jungkook dan Chaeyoung langsung membalik, terlihatlah putri kecil mereka yang sedang berkacak pinggang sambil memanyunkan bibir mungilnya.
"Daddy gak boleh peluk Mommy." Rengek Yuri sambil merentangkan ke dua tangannya ke Jungkook. Dan Jungkook tertawa kemudian membawa tubuh mungil itu ke pangkuannya. Ada ada saja anaknya ini, masa saja Yuri cemburu pada Mommy nya sendiri.
Chaeyoung hanya memutar matanya melihat tingkah Yuri. Putrinya masih kecil saja sudah pecemburu, bagaimana nanti kalau sudah besar. Wanita itu kemudian membawa masakannya ke meja makan, dimana suami dan anaknya sudah menunggu.
"Sayang kenapa tak dimakan?" Tanya Jungkook saat melihat putrinya yang malah diam tak memakan sarapannya.
"Gak mau sayul."
Hembusan nafas keluar dari mulut Chaeyoung. Sebagai seorang ibu Ia merasa khawatir karena putrinya tak menyukai sayuran. Padahal sayuran sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan Yuri yang masih kecil. Harus bagaimana lagi, anak kecil itu selalu menolak. "Sayang sayur bagus loh buat kesehatan, nanti biar Yuri gak sakit."
Yuri menggeleng dengan masih memanyunkan bibirnya. "Gak mau sayul, pait."
Jungkook berdehem kemudian meminum air putihnya. "Yuri mau eskrim?"
Pertanyaan pria itu sontak langsung membuat Chaeyoung menatapnya tajam. Apa apaan suaminya ini yang malah menawari makanan tak sehat pada putrinya. "Jungkook.."
"MAUUU." Seru Yuri riang.
Jungkook mengusap rambut Yuri. "Ya sudah habiskan dulu sayurnya."
Dan Yuri saat mendengar itu kembali lemas, Ia menatap makanan berwarna hijau di mangkuk. Yuri tak suka makanan hijau itu karena rasanya pahit. Berbeda dengan permen dan eskrim yang rasanya manis.
"Tapi dua ya."
Jungkook membelakan matanya, Ia mengusap tengkuknya yang tak gatal. Sepertinya bernegosiasi dengan putrinya bukan ide yang bagus.
"Emm ya sudah."
Chaeyoung yang dari tadi melihat interaksi itu tersenyum. Ia sangat mencintai keluarga kecilnya, selama hampir empat tahun menikah tidak pernah terjadi masalah besar antara mereka. Chaeyoung selalu berdoa semoga keluarganya selalu di beri kebahagiaan selalu.
🍂
"Daddy aku udah cantik belum?"
Jungkook berbalik, tangannya masih mengancingkan kemejanya. Ia tersenyum lebar melihat putrinya. Pria itu kemudian berjongkok untuk menyamakan tingginya. "Ya ampun kenapa putri daddy cantik banget sih."
Yuri tertawa geli karena Jungkook menciumi seluruh wajahnya. Ia merentangkan ke dua tangannya dan Jungkook pun langsung menggendong Yuri kemudian mereka keluar kamar.
Langkah Jungkook terhenti saat melihat Chaeyoung yang sudah siap menunggunya di luar. Makin hari istrinya itu semakin cantik, membuatnya semakin jatuh cinta. Jungkook benar benar sangat beruntung bisa mendapatkan Chaeyoung.
"Sudah siap?" Tanya Jungkook yang langsung di angguki Chaeyoung.
Malam ini Jungkook mendapat undangan pernikahan dari teman kerjanya. Ia memutuskan datang dengan keluarga kecilnya karena jika sendiri dirinya pasti akan kebosanan disana.
Setelah sampai tujuan, mereka bertiga memasuki gedung yang di langsungkannya acara. Banyak sekali para tamu yang hadir malam ini, dan tentu saja yang datang pun hanya dari kalangan tertentu saja.
Acara berlangsung dengan lancar, tak lupa Jungkook dan juga Chaeyoung mengucapkan selamat atas pernikahan temannya. Dan sekarang ketiga orang itu sedang menikmati makan malam.
Chaeyoung menggelengkan kepalanya melihat putrinya, wanita itu membawa tisu lalu membersihkan bibir Yuri yang belepotan dengan eskrim. Anak kecil itu sudah menghabiskan dua cup kecil eskrim dan sekarang yang ke tiga.
"Sayang sudah ya jangan makan eskrim lagi."
Yuri hanya mengangguk saja tanpa menatap Mommynya. Anak kecil itu masih asik menikmati eskrim di tangannya.
Dret
Jungkook membawa handphone di saku jasnya. Saat tahu siapa penelphone itu, Jungkook sempat menatap Chaeyoung sebentar sebelum meminta ijin untuk ketoilet.
Jungkook melangkah memasuki toilet pria. Pria itu menggeser warna hijau dan menempelkan benda pipih itu di telinganya. "Hallo?"
"Kenapa lama sekali angkat telphonenya?"
"Maaf aku sedang ada di acara sekarang."
"Bersama Chaeyoung?"
Dan Jungkook hanya berdehem menjawab. Pria itu bisa mendengar helaan nafas berat di sebrang sana.
"Kau jadikan menemaniku ke Jepang?"
Ah hampir saja Jungkook lupa jika dua hari lagi Ia akan pergi ke Jepang untuk bertemu keluarga wanita itu. "Hmm ya kita pergi bersama."
Dan Jungkook langsung bisa mendengar sorakan riang di sana, Ia ikut tersenyum tapi entah kenapa perasaannya tak enak.
"Ya sudah aku hanya ingin mengingatkanmu saja, jangan lupa ya dua hari lagi kita berangkat, bye sayang"
Jungkook langsung mematikan handphonenya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Jungkook terkekeh miris menatap dirinya sendiri. Betapa pengecutnya Ia yang masih belum bisa melupakan masa lalunya, padahal Ia telah memiliki keluarga. Mungkin kata brengsek cocok di sematkan padanya.
Jungkook Membasuh wajahnya sebelum keluar dari sana dan kembali ke tempat acara.
Rahang Jungkook mengeras saat melihat Chaeyoung yang sedang mengobrol dengan pria yang paling tidak di sukainya. Pria itu berjalan mendekat lalu berdehem keras.
Chaeyoung keget mendengar deheman itu, Ia menatap suaminya yang sudah kembali. "Jungkook."
Jungkook membawa Yuri yang sudah terlelap di pangkuan Chaeyoung. "Kita pulang, sudah malam."
Chaeyoung mengangguk, Ia menatap pria yang duduk di sampingnya dengan pandangan tak enak. "Emm kak aku pulang dulu ya, sampai bertemu lagi."
Sepanjang perjalanan pulang tak ada obrolan antara suami istri itu. Chaeyoung tahu jika suaminya sedang marah padanya, ya ampun pria itu benar benar pecemburu. Padahal Ia hanya mengobrol dengan mantan bosnya saja. "Jungkook."
"Aku sedang marah!"
Tapi entah kenapa Chaeyoung malah tertawa kecil. Pria ini lucu juga jika sedang merajuk. Chaeyoung mengusap tangan Jungkook yang sedang menyetir. "Aku hanya mengobrol sebentar dengan dia sayang."
Jungkook menghembuskan nafasnya kasar, entah kenapa dari sekian banyak orang yang paling tak Ia sukai adalah pria itu. "Akukan sudah bilang jangan dekat dekat lagi dengan dia."
"Tapi masa saja aku mengusir dia yang tak punya tempat duduk lagi. Kak Chanyeol hanya mantan bos ku saja."
Jungkook mencibir. "Mantan bos sekaligus mantan pacar."
Vote sebelum membaca ❤
.
.
Chaeyoung mencium pelan kening Yuri. Air mata masih terlihat di pipi dan sekitar mata anak itu. Kasihan putrinya yang terus menangis karena di tinggalkan Jungkook yang pergi ke Jepang.
Suaminya itu sedang ada urusan pekerjaan di sana. Dan sebenarnya Chaeyoung sudah biasa jika melihat Yuri yang akan menangis. Yuri selalu tidak mau di tinggal Jungkook, bahkan putrinya itu tak akan berhenti menangis kecuali jika sudah kelelahan dan tertidur.
Perlahan Chaeyoung menidurkan Yuri di kasur, Ia kemudian menyelimuti tubuh mungil itu.
Chaeyoung membawa handphone di nakas kemudian menghidupkannya. Wanita itu menghela nafas berat karena belum mendapat balasan dari suaminya. Chaeyoung yakin jika Jungkook sudah sampai di Jepang karena pria itu berangkat dari kemarin malam. Chaeyoung bahkan mengingatkan Jungkook jika sudah sampai hendaklah menelphonenya, boro boro menelphonenya membalas pesannyanya pun tidak.
Chaeyoung melihat jam di handphonenya. Ini sudah hampir tengah malam, tapi kantuk belum Ia rasakan. Wanita itu belum tenang karena belum mendapat kabar dari suaminya, sungguh Chaeyoung khawatir takut terjadi apa apa.
Setelah bosan hanya berdiam diri di sofa, akhirnya Chaeyoung memutuskan masuk ke kamar untuk tidur. Semoga saja suaminya besok sudah bisa di hubungi.
🍂
Wanita itu terjaga dari tidurnya saat mendengar dering handhponenya. Chaeyoung meraba sekitar nakas, tanpa melihat siapa penelphonenya Ia mengangkat panggilan itu dengan mata masih tertutup. "Hallo?"
"Selamat pagi istriku sayang, baru bangun hemm?"
Chaeyoung terbelak, Ia langsung mendudukan tubuhnya. "Jungkook?"
Wanita itu bisa mendengar tawa kecil di sebrang sana, ah Chaeyoung bahkan bisa membayangkan pria itu saat tertawa.
"Maaf ya sayang aku baru memberimu kabar, kemarin aku langsung istirahat karena perjalanan yang lumayan lama. Bagaimana keadaan kalian?"
"Hmm tak apa, sebenarnya aku sempat khawatir karena kau tak memberiku kabar sedikitpun. Aku dan Yuri baik baik saja, kau tahu dia selalu menangis ditinggalkanmu."
"Maaf ya, aku janji setelah urusanku selesai di sini aku akan segera pulang. O iya kau mau aku belikan apa?"
Chaeyoung mengernyit. "Aku tidak ingin apa apa, kau pulang dalam keadaan selamat saja sudah membuatku senang."
Dari sebrang sana Jungkook langsung terdiam. Ia bisa merasakan denyutan di dadanya, sakit. Menghembuskan nafasnya pelan, Jungkook kembali berucap. "Ya aku akan cepat pulang,aku menyayangi kalian."
Dan panggilan itu berakhir. Jungkook memijat keningnya. Perasaan bersalah sangat terasa saat ini. Pria apa Ia yang mempermainkan wanita sebaik Chaeyoung. Seharusnya Ia bersyukur karena sudah memiliki keluarga yang sempurna, tapi dirinya masih terhanyut dalam kenangan masa lalu. Ya Tuhan apa yang harus Ia lakukan?
Jungkook tersadar saat mendengar suara bel kamar hotelnya. Pria itu berjalan lalu membuka pintu kamarnya. Terlihatlah sosok wanita cantik memakai dress hitam selutut yang tersenyum manis padanya.
"Kau sudah siap?"
Jungkook mengangguk, pria itu kemudian mengunci kamar hotelnya. Tak lama wanita itu langsung menggandeng tangannya dan Jungkook membalasnya dengan memeluk pinggang wanita itu.
"Hufft kenapa aku gugup sekali ya."
Jungkook tersenyum kecil, tangan kirinya Ia gunakan untuk mengusap rambut wanita itu. "Seharusnya aku yang gugup karena aku yang akan bertemu keluargamu." Ucapnya yang masih fokus menyetir.
Wanita itu terkekeh kemudian memeluk tubuh Jungkook dari samping. "Aku harap hubungan kita di restui oleh papa."
"Tentu saja, karena sebentar lagi kita akan menjadi orang tua."
🍂
Yuri memainkan boneka barbienya dengan malas. Biasanya saat sore seperti ini Daddynya sudah pulang bekerja, tapi pria itu sedang pergi ke luar negeri begitulah yang di ucapkan mommynya.
"Sayang makan dulu yuk."
Yuri menggeleng. "Gak mau."
Chaeyoung menghembuskan nafasnya pelan. Putrinya itu biasanya akan makan tiga kali sehari, tapi siang tadi Yuri tak mau makan bahkan pagi pun anak perempuan itu hanya makan lima suap nasi goreng buatannya.
"Sayang makan dong, mama gak mau Yuri sakit."
Dan Yuri masih sama, hanya menggeleng. Entah kenapa jika Yuri di tinggal kerja lama oleh suaminya, anak perempuan itu akan menjadi pendiam dan tak ceria lagi. Ternyata kehadiran Jungkook benar benar sangat penting bagi anaknya.
"Ya sudah kita main ke taman ya, nanti di sana kita beli eskrim mau gak?"
Yuri melihat Mommynya malu malu, saat mendengar kata eskrim Ia tentu saja langsung semangat. Akhirnya anak berusia tiga tahun itu mengangguk setuju yang tentu saja membuat Chaeyoung bahagia.
Merekapun berjalan kaki menuju taman, karena jarak taman bermain dengan rumah tak terlalu jauh mereka tak perlu naik kendaraan. Di sore hari begini sudah dapat di pastikan banyak anak anak yang sedang bermain di sana.
"Mommy aku mau main ayunan yah."
Chaeyoung mengangguk memberi ijin putrinya. Syukurlah putrinya sudah kembali terlihat ceria setelah di belikan eskrim dan di ajak ke taman. Chaeyoung kadang selalu merasa aneh sendiri, kenapa putrinya terlihat lebih dekat dengan Jungkook. Pria itu bahkan jarang berada di rumah, sedangkan Ia yang selalu menemani Yuri di rumah. Mungkin itulah ikatan batin yang kuat antara ayah dan anak.
"Chaeyoung."
Chaeyoung menoleh, Ia terkejut melihat pria itu ada di sini. "Kak Chanyeol?"
Chanyeol tersenyum kemudian ikut duduk di samping Chaeyoung. "Aku kira siapa, sedang apa di sini?"
"Emm aku sedang menemani Yuri bermain."
Chanyeol mengangguk, Ia bisa melihat putri dari wanita itu yang sedang asik bermain ayunan di sana.
"Kakak sendiri sedang apa di sini?" Tanya Chaeyoung.
"Ah aku hanya ingin ke sini saja, tapi ternyata malah bertemu kau. Bukankah kita berjodoh?"
Chaeyoung membelakan matanya, Ia tak menyangka pria itu akan berucap seperti itu. Chaeyoung malah menjadi salah tingkah sekarang. Walaupun Ia sudah menikah, tapi ayolah mereka itu adalah mantan kekasih. "Apasih."
Chanyeol tertawa melihat wajah wanita itu yang sudah merona, sama seperti dulu jika sedang malu wajah Chaeyoung pasti akan memerah seperti sekarang. Chanyeol mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Chaeyoung. "Kau masih sama seperti dulu, dasar baperan."
Chaeyoung memukul pelan tangan Chanyeol. "Aku gak baperan kok."
"Iya sajalah."
Kedua orang itu di kejutkan dengan suara petir. Perlahan air hujan mulai turun, dan itu tentu saja membuat Chaeyoung panik. Ia langsung menghampiri Yuri dan menggendong anak kecil itu.
"Biar aku antar kalian pulang, sepertinya hujannya akan deras."
Dan Chaeyoung mengangguk setuju dengan ajakan Chanyeol. Tidak mungkin juga mereka berdua pulang hujan hujanan, kasihan Yuri.
"Kakak mau masuk dulu?" Tanya Chaeyoung saat sudah sampai di depan rumahnya, Ia belum turun dari mobil.
"Emm tidak lain kali saja." Ucap Chanyeol. Pria itu mencubit pelan pipi Yuri yang masih duduk di pangkuan Chaeyoung. "Yuri langsung mandi ya nanti takut masuk angin, om pulang dulu."
Yuri mengangguk, Ia tersenyum manis pada pria itu. "Iya om tampan, sampai beltemu lagi."
Chaeyoung pun turun dari mobil, tak lupa mengucapkan terimakasih pada Chanyeol. Untung saja pria itu ada di taman, jika tidak mungkin Ia dan Yuri masih menunggu hujan reda disana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!