'Kukuruyuk' suara ayam terdengar begitu lantang seolah mereka sedang berusaha untuk membangunkan manusia yang masih terlelap dalam tidurnya.
Didalam ruang sholat terdapat lelaki separuh baya dan gadis berusia sekitar 15 tahun ia memakai mukena putih dengan motif bunga, ia dengan khusyuknya membaca bacaan sholat.
Ya dia adalah Aisyah Annisatul Lutfiyah yang biasa disapa Aisyah.
Setelah ia selesai sholat subuh, ia langsung mencium tangan abinya, berdzikir, berdoa, lalu pergi ke kamar. Ia menyiapkan baju bajunya yang akan ia bawa ke pesantren nanti.
"Ada yang bisa umi bantu Syah" Tanya Bu Vita (Umi Aisyah)
"Oh gak usah mi, Aisyah bisa sendiri kok" jawab Aisyah disertai senyum manisnya.
Setelah semuanya selesai dipersiapakan, ia langsung menghampiri uminya di dapur untuk membantunya menyiapkan sarapan pagi.
"Umi mau buat apa?" Tanya Aisyah
"Buat Nasi Goreng"
"Kalau gitu biar Aisyah bantu motong bawang merah ya mi"
Uminya pun menganggukkan kepala disertai senyuman. Tak lama kemudian Bu Vita menyadari bahwa anaknya tersebut sedang menangis.
"Lho Syah kamu kenapa, kok nangis?"
Mendengar pertanyaan uminya ia langsung menghapus air matanya
"Nggak papa kok mi, ini pas motong bawang tiba tiba mata Aisyah jadi perih, makannya sampai keluar air matanya" Jawab Aisyah
"Kamu kan udah terbiasa motong bawang, biasanya juga gak sampe nangis kayak gitu" Jawab uminya dengan heran.
"Emmm...mi, Aisyah ke kamar dulu ya, mau nge cek barang yang mau Aisyah bawa takutnya ada yang ketinggalan" Jawabnya mengalihkan pembicaraan.
Uminya pun mengangguk pelan. Aisyah pun segera menuju kamarnya. Sesampainya dikamar ia langsung mengunci pintunya, air matanya langsung meleleh dipipinya tak tertahankan.
Aisyah menangis bukan karena memotong bawang, ia menangis karena hari ini ia akan berpisah dari keluarganya, ia akan meninggalkan segala kenangan yang ada dirumahnya. Hari ini ia akan pergi menuntut ilmu, jauh dari keluarganya.Aisyah belum siap meninggalkan keluarganya, meninggalkan setiap kenangan yang ada di setiap sudut rumahnya.
Sebenarnya Aisyah waktu MTs disuruh orang tuanya untuk mondok. Tapi dengan tegas ia menolaknya, Aisyah berjanji bahwa ia akan mondok saat SMA saja, dan mau tidak mau Aisyah harus menepati janjinya. Aisyah adalah sosok yang tidak bisa jauh dari keluarga.
Pagi ini, memang berbeda dengan pagi biasanya. Semuanya,,, terasa sangat berbeda.
...*********...
"Aisyah ayo cepetan berangkat, udah ditungguin Abi di luar" Teriak Bu Vita
"Iya mi" Jawab Aisyah dari dalam kamar
Tak lama kemudian Aisyah keluar dari kamar dengan menundukkan kepala, serta memasang wajah sedihnya.
"Lho kamu kenapa sayang" Tanya Bu Vita pada Aisyah
Aisyah pun menatap wajah uminya, matanya berkaca kaca. Tak lama Aisyah pun memeluk uminya. Air matanya pecah dipelukan uminya. Bu Vita yang menyadari akan kesedihan anaknya pun mengelus lembut kepala Aisyah sambil tersenyum.
"Mi apa Aisyah harus mondok sekarang? Apa ga bisa besok besok aja mi?" Tanya Aisyah
"Ga bisa sayang"
"Tapi mi Aisyah belum siap mondok, Aisyah masih pengen disini sama umi Abi, sama dek Okta juga"
"Iya umi tau tapi kamu harus mondok, kamu harusnya seneng bisa dapat pengalaman baru,keluarga baru, teman baru, lingkungan baru" Jawab Bu Vita menenangkan Aisyah
"Udah ya kita keluar, udah ditungguin Abi" Sambungnya
Aisyah pun mengangguk pelan, lalu melepaskan pelukannya, mereka pun berjalan keluar.
Di sepanjang perjalanan Aisyah hanya bisa memandangi desanya, mengingat ngingat setiap kenangan yang ia lalui selama ini. Mobil pun mulai bergerak menjauh dari kampung halaman tercinta.
•••••
Jam 10.24 sampai di pesantren.
"Nah Aisyah ini pesantren kamu" kata pak Agus (Abi Aisyah)
"Wah, pesantrennya gede banget bi" jawab Okta (adik Aisyah) mengagumi pesantrennya.
"PESANTREN AL-HIDAYAH" ucap Aisyah membaca tulisan di atas bangunan tersebut.
"Yuk kita masuk" ucap Bu Vita
"Bismillah" Ucap Aisyah sebelum menginjakkan kakinya di pesantren Al hidayah sambil memejamkan mata.
Mereka pun masuk bersama sama.
"Assalamualaikum, maaf mau tanya Kyai H.Mansur nya ada?" tanya pak Agus pada salah satu santri.
"Oh iya pak, mari saya antar untuk bertemu Abah kyai, monggo" Jawabnya santun
Pak Agus pun mengangguk sembari tersenyum.
' tok tok tok'
"Assalamualaikum" Ucap santri
Santri tersebut mengetuk pintu sebuah rumah berwarna hijau. Tak lama kemudian lelaki yang sudah tua membuka pintunya, wajahnya terlihat begitu teduh.
"Waalaikum salam" Jawab kyai H.Mansur
"Bah Niki wonten tamu" ucapnya dengan menggunakan bahasa Jawa.
Ya, pesantren Al hidayah terletak di kota Semarang, oleh sebab itu santrinya menggunakan bahasa Jawa campur bahasa Indonesia.
"Oh ya pak, silahkan masuk" ucap kyai H.Mansur
"Bah, Kula pamit riyen, Assalamualaikum"
Pamitnya, lalu ia mencium tangan kyai H.Mansur.
"Waalaikum salam" Jawabnya
Pak Agus pun masuk dan langsung mengatakan tujuannya datang kesini, setelah itu kami berbincang bincang. Setelah dirasa cukup pak Agus meminta izin untuk pulang dan di izinkan oleh kyai H.Mansur.
"Aisyah, Abi dan umi pulang dulu ya" ucap pak Agus
"Iya bi" Jawab Aisyah dengan senyuman.
Sebenarnya Aisyah sedih, tapi ia tidak bisa menunjukkan kepada Abi nya apalagi di situ juga ada Kyai H.Mansur.
"Jaga diri baik baik ya nak, Jangan membantah kalau dinasehati pak kyai, belajar sungguh sungguh" Ucap Bu Vita.
"Iya umi" Jawab Aisyah
"Ya sudah kalau begitu kami pulang dulu ya pak kyai, titip anak saya. Assalamualaikum" ucap pak Agus
"Waalaikum salam Warahmatullah" jawab pak kyai
Mereka pun segera keluar dari rumah pak kyai dan langsung menuju mobilnya. Tak lama setelah pak Agus, Bu Vita dan Okta keluar, pak kyai pun ikut keluar ia memanggil seseorang".
"Lif Alif sini" Panggil pak kyai sambil sedikit berteriak
"Iya bah, wonten nopo" Jawabnya dengan menundukkan kepala.
Kemudian pak kyai menoleh pada aisyah.
"Nak sini" Panggilnya pada aisyah
Aisyah pun segera memenuhi panggilan pak kyai nya tersebut.
"Alif tolong kamu antar anak ini, siapa namamu nak" Tanyanya pada Aisyah
"Aisyah pak kyai" Jawabnya sopan
"Oh iya, tolong kamu antar Aisyah ke kamar ya, carikan kamar yang kosong" perintah pak kyai
"njeh, bah kyai" Jawab Alif
"Oh ya, Aisyah kamu sekarang panggil saya Abah kyai saja ya, jangan pak kyai" ucap nya lembut.
Aisyah mengangguk pelan, lalu ia membawa barang barangnya dibantu Alif. Ia mengikuti setiap langkah Alif. Setelah sekitar 7 menit mereka berputar putar mencari kamar yang kosong akhirnya mereka menemukan nya juga.
"Aisyah ini kamar kamu ya" Ucapnya
"Iya kak, makasih ya" Jawab Aisyah sopan.
Alif pun mengangguk, ia meletakkan barang Aisyah dikamar tersebut, setelah itu ia pergi.
...*******...
"Assalamualaikum" ucapnya saat memasuki kamar.
Didalam kamar terdapat gadis sedang asik membaca buku. Dia memakai hijab biru tua.
"Waalaikum salam" jawabnya tersenyum.
Didalam kamar tersebut hanya dapat di isi oleh 4 orang, ranjang nya bertingkat.
"Hai, namamu siapa" sapanya ramah dengan menjulurkan tangannya ke arah Aisyah.
"Aisyah" Jawab Aisyah sambil membalas uluran tangan gadis tersebut.
"Kalau aku Dinda pangestuti, panggil aja dinda" ucapnya ramah.
"iya Mbak Dinda"
"Lho kok manggilnya mbak usia kamu berapa tahun?" Tanyanya
"15 tahun"
"Kalau aku 16 tahun, ga papa lah cuma beda 1 tahun. Kamu manggil aku Dinda aja ya" Jawabnya dengan senyuman
Aisyah mengangguk. Karena kasurnya ada 2 tingkatan, Aisyah lebih memilih untuk tidur di kasur bawah. Setelah itu Aisyah membereskan bajunya dan mulai menaruhnya di lemari.
"Oh ya, kamu dari mana Aisyah" Tanya Dinda
"Demak Din"
"Oh, berarti lumayan Deket dong"
Aisyah mengangguk
"Kamu masuk kelas 10 apa?" Tanyanya kembali
"10 MIPA 1" Jawab Aisyah
"Kalau kamu?" sambung Aisyah
"10 MIPA 2, oh ya berarti kamu satu kelas dong sama Syifa" Ucap Dinda
"Syifa?" Tanya Aisyah
"iya Syifa, dia juga kelas 10 MIPA 1. Tadi dia baru Dateng kesini sekitar jam 9 pagi. Dia sekarang lagi lihat lihat pesantren"
"Sendirian?"
"Iya, tau gak dia itu orang nya asik banget, tadi aja kita pas pertama ketemu langsung Deket banget" Jawab Dinda
"Assalamualaikum"
Tiba tiba suara itu datang dari arah pintu.
"Waalaikum salam" Jawab Aisyah dan Dinda nyaris bersamaan.
"Nah ini dia orangnya, ini namanya syifa. Syifa ini Aisyah" ucap dinda memperkenalkan mereka berdua.
"Hai" sapa Syifa
"Hai juga" balas Aisyah
mereka berdua saling berjabat tangan.
Ya, Dia adalah syifa. Nama lengkapnya Syifa anggreani. Dia adalah sosok yang mudah bergaul dan juga ceria.
"Oh ya, Syifa dia bakal jadi temen 1 kelas kamu lho" ucap dinda tersenyum lebar.
"Oh ya, wah bakal asyik dong kita, udah satu kamar satu kelas juga" ucap Syifa dengan gembira.
Aisyah pun hanya memberikan senyuman pada mereka berdua. Lalu Dinda dan Syifa berbincang bincang, mereka saling bercanda dan tertawa satu sama lain. Aisyah yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum.
Tak lama kemudian adzan Dzuhur berkumandang dari mushola, mereka bertiga pun bersiap siap untuk menuju mushola. Mushola itu sangat luas, bahkan itu tidak bisa disebut mushola melainkan masjid. Setelah sholat Dzuhur selesai dilaksanakan mereka berkumpul di ruang makan untuk makan siang. Dan setelah makan siang mereka diberi waktu untuk beristirahat di kamar masing masing.
...********...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!