Alam di Gunung Putri masih di baluti kabut dan udara dingin begitu menggoda untuk tetap bercumbu dengan guling dan selimut, Namun di saat itu ada Seorang gadis cantik keluar dari rumah dengan membawa tas ransel yang menggantung di atas punggungnya.
Gadis itu bernama Elena.. cantik mulus dan mungil.
Elena bekerja sebagai seorang Cleaning service di sebuah hotel Bintang lima di Ibu Kota Jakarta.
Elena tinggal bersama dengan kedua orang-tua, serta kakak dan adiknya di sebuah desa kecil pinggiran kota itu..
setiap hari, di jam 5 subuh Ia telah bangun dan bersiap-siap untuk pergi bekerja.
dengan langkah yang pasti ia berjalan menyusuri sepanjang kampung itu, untuk mencapai kampung lainnya, dimana disitu dia harus naik angkot untuk menuju ke Stasiun KRL.
Memang setiap pagi dia tidak sendiri, karena masih banyak juga orang lain seperti dirinya yang harus bekerja jauh di kota.
Di bawah sebatang pohon kemuning yang rindang Elena berdiri menunggu angkot yang datang.
Dan hanya sebentar dia menunggu, sudah ada angkot yang datang dari arah simpang tiga, Lalu berhenti tepat di depan nya.
Ayo Neng...Stasiun " ajak sopir angkot
dan Ellena pun tanpa menjawab langsung masuk ke dalam angkot.
di dalam angkot sudah ada beberapa penumpang yang juga mau ke tempat kerjanya masing-masing.
Elena lalu mengambil tempat duduk paling pojok.
Elena tak pernah mengeluh menjalani rutinitasnya setiap hari, karena ia ingin meringankan beban orang-tua nya.
Ayah nya bekerja sebagai seorang Sekuriti di Komplek Salah satu Perumahan dan ibu nya selain mengurus rumah, juga membuat kue-kue untuk di titip nya di warung setiap hari.
Elena masih mempunyai seorang kakak-laki-laki yang bekerja pada sebuah Mini Market.dan juga seorang adik perempuan yang masih bersekolah di Sekolah Menengah Tingkat Pertama.
Elena sangat memahami keadaan orang tua nya, Walau pun orang-tua nya tak mampu untuk membiayai sekolah nya ke perguruan tinggi.
Namun Elena sangat pengertian walau pun sebenarnya Dia mempunyai cita-cita untuk bisa menjadi seorang Dokter.
Namun cita-cita nya.dia pendamkan dulu dan selalu berusaha untuk tidak mengecewakan dan membebani kedua orang-tua nya.
Akhirnya, atas kebaikan seorang kenalan Ayah nya,, Elena bisa bekerja di Hotel itu.
walau pun jauh, tapi ia tetap menjalaninya
Kini sudah berjalan hampir setahun Elena bekerja disitu, dan ia tetap menyukai pekerjaannya.
Uang gajinya tiap bulan ia beri kan pada Ibu nya untuk membantu biaya hidup dan sebagiannya dia nabung untuk biaya kuliah nanti kalau uang nya sudah cukup.
Perjalanan dari Gunung Putri ke Stasiun KRL, cukup memakan waktu yang lama..
" Stasiun bang... " kata Elena sambil cepat turun dari angkot dan membayar ongkos nya.
" makasih ya Neng.. " Ucap sopir angkot itu pun sambil tersenyum.
"sama-sama bang.. " Elena pun segera melangkah cepat karena takut ketinggalan kereta..
karena bila pagi begini, banyak sekali orang berebutan untuk bisa segera tiba di tempat kerjanya. dan hal ini sudah biasa bagi Elena karena ini sudah merupakan rutinitasnya tiap hari dan Dia selalu menjalaninya dengan penuh ikhlas dan bahagia.
Sejak Elena dan Kakak nya bekerja, kehidupan keluarga mereka menjadi mulai lebih membaik dan dapat di katakan tidak lagi kekurangan.
kira-kira seperempat jam menunggu, kereta pun datang dari arah Bogor, lalu Elena bersama penumpang lainnya pun berebutan naik ke dalam kereta ..ternyata kalau masih pagi begini, belum terlalu padat penumpang nya sehingga Elena bisa mendapatkan tempat untuk duduk.
Perjalanan yang panjang dari satu stasiun ke stasiun yang lain akhirnya Kereta pun tiba juga di stasiun Tebet.
Elena pun bergegas turun, untuk mencari angkot menuju Hotel tempatnya bekerja.
Perjalanan yang cukup lama dan melelahkan. akhirnya Elena sampai juga di Pelataran Hotel.
Ellena menyapa Sekuriti Hotel.
" Pagi Pak Diro.. " Elena memberi salam sambil membungkuk.
" Ehh neng Elena.. Selamat pagi Neng.. " balas pak Diro sambil tersenyum.
Elena pun bergegas menuju ke dalam Hotel melalui pintu belakang.
Dia melihat juga temannya Gendhis baru datang. lalu Elena pun menuju toilet untuk mengganti kan bajunya dengan baju seragam Cleaning Service.
Setelah mengenakan baju seragamnya, Elena pun menyimpan tas dan pakaiannya ke dalam loker, lalu dia mulai mengambil peralatan bersih-bersih, dan Ia mulai melakukan aktifitasnya.
Elena bekerja dengan semangat, walau pun dia tahu teman-temannya yang lain masih belum datang.
Ketika Elena sedang membersih perabotan di bagian Lobby, ia mendengar ada seseorang yang menyapanya.
" Pagi Neng. .." sapa orang itu.
" Pagi.. " Elena membalas sambil menengok ke belakang, karena Ia merasa suara itu begitu familiar baginya. Dan benar saja, Ia melihat seorang Pria paruh baya yang sangat di kenalnya.
" Paman... Paman Gunawan ya... " tanya Elena seakan tak percaya. Namun Elena yakin benar, itu adalah Paman nya, kakak dari ibu nya.
Walau pun Ellena baru sekali bertemu, ketika itu dia masih duduk di bangku SMP.
Laki-laki paruh baya itu merasa heran sambil menatap wajah Elena cukup lama..
" Aku Elena, Keponakan Paman.. " Ujar Elena meyakinkan Pamannya.
" kamu Elena .. anaknya Erina adik ku?? " sudah segede ini kamu ...? " tanya Pak Gunawan seakan tak percaya..
Elena mengangguk sambil menghampiri Paman nya dan memberi salam sambil mencium tangan Pak Gunawan.
" Iya Paman, Aku Elena.. dulu ketemu Paman Waktu aku masih di bangku SMP.. " kata Elena sambil tersenyum.
" iya dulu kamu belum segede ini.. maka Paman jadi nggak kenal lagi. ." Pak Gunawan membelai rambut Elena.. Elena tertawa..
" Apa kabar ibu mu Elena ? " tanya Pak Gunawan.
" Ibu sehat-sehat Paman.. " jawab Elena
"Paman nginap disini ya.. kapan datangnya?. " tanya Elena
" Tadi malam Elena.. " jawab Pak Gunawan sambil duduk di sofa yang terdapat di lobby Hotel tersebut.
Pak Gunawan ada lah seorang Pengusaha Properti yang sukses dan sangat berpengaruh di kota Surabaya..
Erina ibu nya Elena ada lah adik kandung dari Pak Gunawan, Pengusaha kaya itu..
Kehidupan yang mereka jalani bagaikan langit dan bumi.
Pak Gunawan mempunyai 3 orang anak, 2 putra dan 1 putri. anaknya yang tertua Anthony seorang Pengacara dan yang kedua Andhika Seorang Dokter Spesialis Jantung.
Mereka berdua lulusan dari Universitas Ternama di Amerika.
sedang kan anak nya yang ke 3 Angela masih menyelesaikan kuliahnya di Jerman.
" Kamu sudah lama kerja disini Elena..? " tanya Pak Gunawan sambil pindah tempat duduk di sofa dekat jendela.
" Hampir setahun Paman.. " jawab Elena sambil terus mengepel lantai.
" Elena coba tanya Ibu mu kapan Ia mau pulang ke Surabaya untuk nengok Opa dan Oma mu.. Opa dan Oma mu sudah tua, suka sakit-sakitan dan selalu kangen sama ibu mu. " kata Pak Gunawan dengan wajah yang kelihatan sedih..
Pak Gunawan mengambil hand phone nya lalu memperlihat kan foto kedua orang tua nya pada Alena.
Hati Alena terharu melihat foto Opa dan Oma nya..walau pun sebenarnya Ellena sendiri belum pernah bertemu.
Pernikahan Ayah dan Ibu nya yang tidak di restui oleh kedua orang-tua nya membuat jarak diantara mereka sehingga Ayah dan ibu nya Ellena memilih untuk pergi jauh dari keluarga mereka.
Namun begitu setelah Elena SMP. dia pernah sekali bertemu dengan Pamannya, Pak Gunawan. ketika itu Paman nya sekeluarga berlibur ke Jakarta dan tidak di sangka bisa bertemu ketika Elena dan ibu nya sedang berada di sebuah Mall.
Pak Gunawan memang sempat marah ketika adiknya yang sangat di sayanginya itu, Erina memilih menikah dengan Bryan, Anak dari Sopir pribadi Papa nya.
Walau pun sudah di larang namun demikian Erinna tetap lebih memilih Bryan dan mereka pun kawin lari.
" Ellena.. Paman minta nomor hand phone mu ya.. " kata Pak Gunawan
Elena merasa malu karena hand phone nya hanya lah hand phone murahan dan bukan hand phone android tapi ia segera mengambil hand phone nya dan memberi nomor hand phone nya pada Pak Gunawan.
Lalu Pak Gunawan pun mencoba untuk
Miss call Elena
" Itu nomor Paman.. Nanti di simpan ! klo ada apa-apa telpon Paman ya.. " kata pak Gunawan dengan lembut.
"baiklah Paman.. " jawab Elena
" Kapan Paman balik ke Surabaya..? " Tanya Elena
" Belum pasti, tapi bila besok urusan Paman selesai, malam nya Paman langsung pulang "
" Oh ..!.baiklah Paman, Elena lanjut kerja dulu ya.. nanti Elena sampaikan pada Mama apa yg Paman beritahu. " ujar Elena.
" Okey Elena, .. kamu kerjanya sampai sore ya. " Pak Gunawan kembali bertanya.
" Iya Paman, jam 5 sore aku pulang. " jawab Elena sambil meneruskan pel lantai.
sesudah itu Elena pamit pada Paman nya dan pindah ngepel bagian tempat yang lain.
Pak Gunawan melihat jamnya lalu dia pun berdiri dan melangkah menuju pantry untuk Breakfast.
Pada jam makan siang Elena dan teman-temannya berkumpul di ruang belakang untuk makan siang.
Setiap hari pada saat makan siang mereka selalu berkumpul bersama sambil makan dan menceritakan pengalaman masing-masing.
Sesudah selesai makan Ellena lalu ke pantry untuk mencuci piring bekas makannya.
Manager di Hotel ini sangat baik sampai makanan karyawan nya pun sangat di perhatikan nya. Beda dengan di tempat kerja lainnya, Temannya pernah bilang bila di tempat kerjanya yang lama, itu tidak di siap kan makan siang, dan terpaksa bagi karyawan kecil seperti mereka harus membawa makanan sendiri dari rumah atau beli nasi uduk saja yang murah.
Ketika selesai cuci piring nya, Elena lalu mengeringkan tangannya di serbet,, tiba-tiba Hand phone nya berdering.
Elena segera mengangkat hand phone nya dan melihat..ternyata dari Paman Gunawan.
" Halo Paman.. " Sapa Elena
" Elena kamu sudah makan.. ? " tanya Pak Gunawan.
" Sudah Paman " jawab Elena.
" Elena nanti kalau sudah selesai kerja kamu telpon Paman ya.. " kata Pak Gunawan.
" Okey baiklah Paman.. "jawab Elena..
Tepat jam 5 sore ketika selesai bertugas Elena cepat-cepat ganti baju dan Ranselnya, lalu menuju Lobby hotel, dia segera menelpon Pak Gunawan.
tak beberapa lama Pak Gunawan datang menghampirinya..
"Paman mau ajak kamu temani Paman keluar bisa kan? .. tidak apa kan kamu pulangnya agak malam sedikit ? " tanya Pak Gunawan.
" Bisa Paman,, tidak apa Paman, nanti aku telpon Ibu untuk memberi tahunya " jawab Elena.
lalu merekapun keluar dengan memakai mobil rental yang di pakai Paman nya sejak pagi tadi.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
👉 bersambung ke Bab 2
mdo Des 2020
💕💖🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Jangan lupa ya Vote and Like ya....... biar tambah seru ceritanya..
baca juga Novelku yang berjudul
Melangkah di Tengah Badai
Mobil keluar dari parkiran Hotel.. Ellena mencoba untuk menelpon Ibu nya, dan untung signalnya cukup bagus sehingga cepat terkonek.
"~ haloo bu.. ~ sapa Ellena.
~ iya nak.. ada apakah.. ~ tanya Erinna ibu nya Ellena, Erinna sedikit gugup takut Ellena ada apa-apa.
~Ini bu, aku mau bilang kalau aku pulangnya agak malam bu. ~ kata Ellena
~ kenapa bisa malam Nak.. ~ tanya Erinna, ibu nya
~ Ibu tau aku sama siapa bu... ~ Ellena menggoda ibu nya
~ Mana ibu tau kamu dengan siapa ?! ~ jawab Erinna.
Ellena tertawa kecil..
" Bu, aku ada bersama Paman Gunawan.. " kata Ellena
" Paman Gunawan ? kok bisa..dimana kamu ketemu Paman ?" Tanya Ibunya.
" Begini bu, Paman nginap di hotel tempat kerja ku, Ketika lagi bersih-bersih di lobby, Paman datang ke lobby dan Begitu melihat, aku langsung kenal sama Paman ! Pada halnya Paman sendiri sudah lupa sama aku.. " kata Ellena
" Kalau begitu hati-hati ya Nak. . Jangan terlalu malam pulangnya takut nggak ada kereta lagi. " kata Erinna,
" Baiklah bu.. " Ellena langsung menutup telponnya dan ia melihat Paman nya ter-senyum mendengar percakapannya dengan Ibu nya.
Mobil berhenti di depan sebuah Mall. Pak Gunawan mengajak Ellena turun dan mereka bareng masuk kedalam Mall tersebut.
Mall nya sangat Besar dan luas.
Ellena merasa belum pernah ke Maal ini, karena Mall ini baru saja selesai di bangun dan juga bukan levelnya masuk ke Mall ini, karena disini levelnya orang-orang kelas menengah ke atas.
Ellena ber-jalan di samping Paman nya.
"Kamu udah pernah kesini belum ?? " Tanya Pak Gunawan..
" Belum Paman.. lagian ngapain aku kesini, ini bukan level ku paman.. " kata Ellena sambil tertawa kecil.. paman nya tersenyum namun hatinya terharu mendengar kata-kata Ellena.
" Lihat-lihat deh..Kalau ada yang kamu ingin kan, Bilang ya ! Nanti Paman beli kan. "
" ahh nggak usah repot Paman.. nanti nyusahin Paman saja ! Ellena ngggak mau apa-apa kok " kata Ellena.
Mereka terus ber-keliling sampai di lantai tiga.
Pak Gunawan mengajak Ellena melihat-lihat Hand phone.
" Ellena, kamu pilih mau yang mana nanti Paman beli buat kamu.. " kata Pak Gunawan.
"ahh Jangan Paman, ini kan mahal.. " ucap Ellena
" nggak papa.. pilihlah.. " kata Pak Gunawan.
akhirnya Elena memilih dengan malu-malu. walau pun sebenarnya sudah lama dia sangat ingin punya Hand Phone seperti itu dan kini Tuhan mengabulkan keinginanannya..
" Ok yang ini, Aku beli 3..tolong di tes ya.. " kata Pak Gunawan pada Pelayan.
Ellena terkejut kok sampai 3 pc. Ellena pikir mungkin yang lainnya untuk di bawa pulang Paman nya.
Pelayan segera ngetes satu-persatu Hand phone nya..
Sesudah itu di masukkan kembali ke dalam dusnya dan di masuk kan lagi di paper bag...
" Ini Ellena.. Satunya untuk kamu, dan satu buat kakak mu dan satu lagi buat adik mu. " kata Pak Gunawan sambil menyerah kan paper bagnya pada Ellena.
" Banyak amat Paman, makasih ya.. " Ucap Ellena sangat berterima-kasih pada Paman nya .
~syukur Tuhan aku tak pernah menduga ada hari ini untuk ku...~ batin Ellena
Setelah itu Pak Gunawan mencari beberapa keperluannya, Dan juga di tambah kan beberapa macam barang buat Adiknya, Erinna, Ibunya Ellena.
Setelah itu Pak Gunawan mengajak Ellena untuk makan malam. Lalu mereka pun menuju Food courd di lantai 3.
Pak Gunawan memilih Counter Chinese food.
Sementara menunggu makanan di hidang kan Paman nya berdiri.
" Ellena.., Paman ke ATM dulu ya.. itu cuma disitu " kata Pak Gunawan Sambil menunjuk keberadaan ATM.
" Baiklah Paman " Jawab Ellena
Pak Gunawan pun berjalan menuju ATM yang letaknya tak jauh dari tempat mereka duduk.
Ellena tahu kalau ada tante Fira tak mungkin Paman nya seboros ini belanja buat Ellena dan saudaranya. Karena kata Ibu nya, Tante Fira kurang begitu suka sama keluarga suami nya, Apa-lagi dengan Erinna, ibu nya Ellena . karena tante Fira tahu, kalau suami nya paling sayang sama Erinna adiknya itu, Dari semua saudara yang lain nya.
Tak lama kemudian, Pelayan datang membawa makanan dan minuman yang di pesan oleh Pak Gunawan.
" Permisi Neng, ini pesanannya.. " kata Pelayannya
" Iya Mbak.. Makasih ya... " ucap Ellena
Sesudah itu Pelayan pun pergi meninggal kan Ellena.
Sesudah dari ATM, Pak Gunawan segera kembali menghampiri Ellena yang sedang duduk menunggunya.
" Ayoo mari kita makan Ellena, biar kamu nggak kemalaman di jalan " ajak Pak Gunawan
" Baiklah Paman " Jawab Ellena lalu menimba makanannya dan segera makan.
Tapi Elena merasa heran, Paman nya sendiri belum makan, malah dia memanggil pelayan kembali
" bagaimana Pak.. apakah ada tambahan..? " Tanya Pelayan tersebut.
" Iya Mbak, aku pesan lagi
1 ekor Ikan asam manis yang big size ya..
2 porsi Mie goreng spesial
2 porsi Soup Asparagus jagung
2 Ayam goreng mentega.
semuanya di bungkus ya mbak.. tapi tolong jangan sampai lama ya. " kata Pak Gunawan
" Baiklah Pak.. " Kata Pelayan tersebut, Dan setelah mencatat kan semua pesanan Pak Gunawan, pelayan itu lalu menuju ke dalam .
Ellena merasa heran melihat Paman nya memesan makanan begitu banyak. Tapi Pak Gunawan tersenyum, Dia tahu apa yang Ellena pikirkan.
" Kamu tau Ellena, Itu Paman pesan buat Ibu Mu. Semua yang Paman pesan itu ada lah makanan kesukaan ibu mu.. " kata Pak Gunawan.
Ellena baru menyadari kalau Paman nya memang sangat menyayangi ibu nya.
Erinna adalah adik Bungsu nya Pak Gunawan. walau pun Erina pernah mengecewa kan hatinya namun Pak Gunawan sadar, Bahwa hidup ini memang adalah pilihan, dan Erinna memilih Bryan karena mungkin dia merasa Bryan ada lah pria yang terbaik bagi dirinya.
Sekarang Keluarganya telah mengiklaskan nya. Apa-lagi Ayah dan Ibu nya sudah makin tua dan sangat merindu kan Erinna.
Orang-tua mereka sangat mengingin kan agar Erinna bisa balik lagi ke Surabaya dan tinggal bersama di rumah mereka lagi.
Ayah nya mengharap kan Erinna bisa kembali dan menerus kan usahanya, karena Saudara-saudara nya semua sudah pada punya usaha masing-masing.
Selesai makan, Pak Gunawan memanggil pelayan untuk meminta bill nya dan ia mengambil tas nya lalu menyiap kan uang untuk membayarnya.
pelayan datang membawa makanan yang tadi di pesan serta menyerah kan bill pada Pak Gunawan. langsung Pak Gunawan pun membayar nya.
Ellena heran melihat Paman nya membayar 6 ratus ribu sekian tanpa ragu.
~ memang benar kata orang, orang kaya uang bukanlah segalanya. kalau punya banyak uang apa pun bisa di beli.....~ batin Ellena
sesudah membayar makanan,
Pak Gunawan nggak langsung menutup tas nya, tapi dia mengambil 2 Amplop ber-warna coklat untuk mengisi uang yang Dia ambil lagi dari dalam tas nya, Lalu Dia memberikan nya pada Ellena.
" Ellena.. nanti ini tolong beri kan untuk ibu mu. dan yang ini buat kamu. Dan tolong bilang ibu mu, seandainya besok bila Paman ada kesempatan, Paman ingin ketemu dengan ibu Mu. nanti besok siang Paman kabarin kamu bila urusan Paman sudah selesai. " kata Pak Gunawan.
"Baiklah Paman, Terima-kasih banyak Paman atas pemberian nya. " jawab Ellena
Lalu Ellena mengambil ransel dan menyimpan pemberian Paman nya dalam ransel.
Ellena mengikuti paman nya berdiri dan mereka pun berjalan menuju escalator.
Waktu sementara turun, di atas escalator Pak Gunawan bertanya
" Ellena, kamu nggak takut pulang sendiri??
" Ah nggak apa-apa Paman, aku sudah biasa ! Kalau siff sore pulangnya malam Paman " Kata Ellena percaya diri.
" Atau begini saja Ellena, Paman panggil Taxi Online untuk mengantar mu pulang. kalau dengan kereta kamu repot banyak bawaan Mu " kata Pak Gunawan.
~ benar juga ya apalagi udah malam gini, kan angkot yang ke Gunung Putri sudah nggak jalan dan apa kah aku harus jalan kaki dari simpang tiga sampai ke rumahku? ~ batin Ellena
Pak Gunawan sibuk utak-atik Hand-phone nya untuk pesan Taxi online dan Pak Gunawan menyuruh Ellena untuk mengetik alamat rumah nya.
Agak repot juga memang kalau malam begini, agak susah mendapat kan Taxi On-line apa-lagi di Daerah Casablangka terlalu ramai dan macet.
Tapi syukur lah dalam beberapa menit, akhirnya dapat juga taxi on line.
Ellena pamit dan memberi salam pada Paman nya sambil mencium Tangan Paman nya, ketika mobilnya telah datang.
" Aku pamit ya Paman.. Terima-kasih banyak untuk semua yang telah Paman beri kan. " ucap Ellena.
" Iya sama-sama Ellena.. hati-hati di jalan ya, jangan lupa telpon Paman kalau sudah sampai di rumah. Salam buat Ayah dan Ibumu serta saudara-saudara mu.." Kata Pak Gunawan sambil membelai rambut Ellena dengan penuh kasih sayang.
" Oh iya, Paman hampir lupa " kata Pak Gunawan.
Lalu Pak Gunawan merogoh sakunya dan mengeluar kan 5 lembaran uang seratus ribu dan beri kan buat Ellena.
" Ini buat bayar ongkos mobil " Lalu Pak Gunawan memberitahu Ellena nominal yang harus di bayar nya. Ellena mengangguk.
" kalau begitu ini kebanyakan Paman " kata Ellena.
"bawa saja buat pegangan siapa tau ada keperluan dadakan di jalan. " kata Pak Gunawan.
" Baik lah kalau begitu, aku pamit ya Paman. " ucap Ellena.
Ellena pun membuka kan pintu mobil dan masuk ke dalam mobil. Lalu dia melambaikan tangan pada Paman nya.
" Sudah Non.. ? " Tanya sopir
" Iya sudah Pak.. kita jalan " Kata Ellena.
Sopir pun menjalan kan mobil nya keluar dari area Mall dan meluncur ke jalan raya dengan kecepatan standar.
Ellena merasa sangat ngantuk, tapi ia tidak mau tidur walau pun ia tahu perjalanan nya cukup jauh. ia takut karena ia hanya sendiri dengan sopirnya saja.
" Kita lewat Depok saja ya Non, biar lebih dekat." kata sopir nya.
" Iya Pak.. yang penting cepat sampai " kata Ellena.
Dan mobil pun melaju menuju ke Gunung Putri.
Sopir mengambil jalan terdekat yaitu lewat Depok dan Parung karena itu jalan yang terdekat menuju Kalisuren Gunung Putri.
Kurang lebih satu jam Ellena pun sampai pas depan rumahnya. sopir bantu menurun kan barang-barang bawaan Ellena.
"ini Non barang-barang nya. " kata Sopir nya
" Terima-kasih ya Pak...Oh ya ini ongkos nya Pak " kata Elena sambil memberi kan uang 250 ribu pada Pak Sopir nya.
"Maaf Non, Nggak ada kembalian nya " kata Sopir dengan ragu.
" Nggak usah kembali Pak... Biar sisanya buat bapak saja.. " kata Ellena
" Terima-kasih ya Non.. kalau begitu aku pamit ya.. " kata Pak sopir itu sambil menunduk.
" Baiklah, hati-hati di jalan ya pak ! " ujar Ellena
Ketika mobil telah pergi Ellena pun mengetuk pagar rumah nya sambil memanggil Ibu nya.
" Ibu.. Ibu.. " panggil Ellena..
" iya.. sabar nak.. " ketika Erinna membuka pintu, semua pun ikut bangun
" Ellena sudah pulang ya .. " tanya Ayah nya dari dalam kamar.
" iya pak.. "jawab Erinna.
Lalu ibu nya membantu Elena membawa masuk barang-barang bawaan nya yang di beli oleh Paman nya.
" Banyak banget belanjaan nya kak. " kata Ernny adik nya.
"Oleh-oleh dari Paman " kata Ellena
" Untuk Aku ada nggak ? " Randy pun ikut bangun karena mendengar suara Ellena.
" Nggak ada.. semuanya punya ku " jawab Ellena ketus.
" ko gituu dek.. " kata Randy
" Siapa suruh nggak mau ketemu Paman. " Ellena becanda.
" Mana aku tau, Paman ada datang ! " Jawab Randy.
" Itu oleh-oleh untuk mu kak.. tolong di bukan dan makan ber-sama.. " kata Ellena tersenyum.
lalu Randy mengambil bungkusan yang ber-isi makanan, dan Ernny juga ikutan membantu Randy membuka makanan yang di bawa oleh Ellena dan menumpahkan nya ke dalam piring-piring.
" Wauw, Semua ini makanan kesukaan Ibu " kata Erinna.
" Memang Paman yang pilih, Katanya semua ini kesukaan Ibu. Paman sayang ya sama Ibu" kata Ellena.
" Ya iyalah.. Ibu kan adik bungsunya.. " tapi setelah bilang begitu Erinna diam dan di raut wajahnya kelihatan sedih banget..
" ohh ya Bu, besok Paman ingin ketemu sama ibu. katanya ada hal penting yang mau dia bicara kan dengan Ibu. " Kata Ellena.
" Baiklah, Besok Ibu akan pergi menemui Paman Mu. " Kata Erinna pelan.
" Oh iya aku hampir lupa... ini masih ada lagi.. Ellena mengambil ranselnya dan mengeluar kan amplop, lalu di beri kan pada Ibunya.
" Dan ada lagi, ini..! coba tebak apa ini ? " Tanya Ellena pada Randy dan Ernny.
Randy dan Ernny menatap Ellena..
" apa itu.. buka dong.. " kata Randy
" Tutup mata dulu baru aku buka " kata Ellena.
" Jailah, ko gitu ?!. " Seru Ernny lalu mau merampas bungkusan itu dari Ellena, tapi Ellena pegang kuat-kuat dan Ellena pun segera membuka nya
" Wauw Hand-Phone !!! Oppo lg.. " seru Randy.
Ellena lalu memberi kan pada Randy dan Ernny
" Ini punya kalian " mereka senang banget..
" Dan ini untuk Ayah.. Kemeja dan ban pinggang " Ayah nya juga ikut senang.
Malam itu pun di akhiri dengan makan malam bersama. Namun Ellena hanya menemani mereka, karena Dia masih merasa kenyang.
Keluarga mereka memang keluarga yang paling rukun dan bahagia, Baik di dalam susah mau pun senang.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
👉 bersambung ke Bab 3
Mdo29112002
💕💖🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Author mengucapkan terima kasih buat pembaca setia Novelku ini, jangan lupa meninggalkan jejak nya ya. Like Vote. Komen dan juga. Rate bintang 5 🙏🙏
Mampir pula di Novelku yang lainnya.
Ketika kakinya menginjak di atas Kereta-api jantungnya berdebar-debar ..21 tahun Ia meninggal kan kedua orang-tuanya demi kekasihnya dan kini ia harus pulang demi orang-tuanya..
~ Harus kah aku pulang.? aku harus kuat ! aku harus berani untuk mengalah kan rasa takut ku, semua demi keluarga ku tercinta.~ batin Erinna
Erinna memenjam mata nya ketika kereta mulai meninggal kan Stasiun Pasar Senen.. Erinna sengaja memilih berangkat malam.supaya nggak terlalu siang tiba di Surabaya.
dalam lamunannya ia membayang kan ketika ia akan pergi dari orang-tua nya, ibu dan Ayah nya sangat marah besar
" Pergilah Errin... klo kamu lebih mencintai Bryan dari pada orang-tua mu.. Tapi ingat jangan lagi mencari kami bila hidup mu susah !! " kata Ayah nya marah besar. Ibunya hanya diam berlinang air mata.
" Baiklah ayah, Erinna pergi..tapi perlu Ayah dan Ibu tau, mengapa Erinna memilih Bryan, Erinna memilih dia karena Byan orangnya baik.. sayang sama Erinna tidak seperti Ario pilihan Ayah itu.. memang dia orang-tuanya kaya Raya. banyak duit, punya banyak harta tapi Ayah nggak tau klo dia itu seorang play boy yang setiap hari gonta-ganti pacar.. " Ujar Erinna sambil menangis..
Erinna kecewa karena Ayahnya melarang dia pacaran dengan Bryan, karena Bryan adalah anak dari Pak Setio sopir pribadi Ayahnya.
Ayah dan ibunya memandang rendah Bryan dan mau menjodoh kan Erinna dengan anak dari rekan bisnisnya Ayah, Ario Saputra..
Tapi Erinna menolaknya, Erinna tau persis siapa itu Ario.. Karena Ario, Erinna dan Bryan itu satu kampus.. mereka kuliah di kampus yang sama, Erinna dan Bryan sangat akrab dan akhir nya mereka pacaran. walau pun sudah seringkali Orang tua Erinna memperingatinya tapi Erinna tak pernah menanggapi begitu juga dengan Bryan, Ayah nya selalu menegurnya, Hingga rasa malu akhirnya Pak Setio berhenti bekerja menjadi Sopiir pribadi nya Ayah Erinna.
Namun Bryan dan Erinna tambah sulit untuk di pisah kan sampai keduanya selesai kuliah.. Harapan Tuan Hendra agar Erinna dapat menerus kan usahanya nanti setelah selesai kuliah, namun kekecewaan yang di temuinya..
Erinna menarik kopernya tanpa membalik untuk lihat ke belakang.. ibu nya menangis dan memanggil-manggil namanya tapi Erinna terus melangkah karena disana Bryan telah menunggu nya.
Akhir nya Erinna dan Bryan pun pergi meninggal kan kota itu menuju ke Ibu kota.
Erinna sadar dari lamunannya ketika kereta telah tiba di Kota Cirebon, sebagian dari penumpang pada turun dan ada pula yang naik..hanya beberapa menit kereta pun melaju kembali.
Erinna merasa lapar.. ia mengambil tempat berisi makanan yang di bawanya dari rumah dan ia makan tapi semua nya terasa hambar karena ia teringat pada suami dan anak-anaknya yang dia tinggal kan di Rumahnya.
~ bagaimana dengan keadaan mereka.. apa kah sudah makan atau belum ? ~ Batin Erinna.
Tadi ketika meninggalkan rumah, hanya Ernny yang ada di rumah, yang lainnya belum pulang kerja
setelah menikah dengan Bryan, ini baru pertama-kali nya Erinna meninggalkan Bryan dan anak-anak. tapi rasa rindu pada kedua orang-tua nya mendorong dia mengambil keputusan pulang ke Surabaya untuk menjenguk kedua orang-tua nya, untung suaminya tidak melarangnya.
Erinna masih ingat kata-kata kakaknya, Pak Gunawan..
" Sekarang sudah saatnya Kalian pulang, mau tunggu kapan lagi.. Ayah dan Ibu sudah tua, jangan sampai ada penyesalan nanti. " kata Pak Gunawan membujuk Erinna adiknya.
Ucapan kakak nya itu yang membuat dorongan buat dia mengambil keputusan untuk pulang tapi ia maunya pulang sendiri dulu, bila semuanya sudah okey barulah dia mengajak Suami dan anak-anak nya.
Sesudah makan Erinna pun bersandar, di tempat duduknya, badannya rasa pegal-pegal tapi dia tetap bert6ahan...
Di salah satu pojok bagian depan ada seorang pemuda menyanyi sambil memetik gitar perlahan lahan.. lagu Angin malamnya Brury Marantika, membuat para penumpang tenggelam dalam diam, menikmati alunan suara merdunya.
Erinna memenjam mata nya sambil ter-bawa arus suara gitar..
Akhirnya dia terlelap dalam tidur nya.
Erinna terbangun ketika mendengar suara tangisan bayi, Dia melihat jam di Hand-phone nya, jam 05.19 ..Dalam hati ia berdoa agar Tuhan selalu melindungi keluarganya yang di tinggal kan dan juga melindungi nya agar tiba di tempat tujuan dengan selamat, agar dapat bertemu dengan kedua orang-tua nya, Serta semua baik-baik saja.
Erinna mencoba menelpon suaminya Bryan, ketika ia melihat sudah ada signal di hand-phone nya.
" haloo Pa... " sapa Erinna
" iya Haloo.. Ma.. " jawab Bryan di telpon.
" Bagaimana keadaan di Rumah ? semua baik-baik kan ? Ellena sudah pergi kerja ya" tanya Erinna..
" Semuanya baik Ma, Iya Ellena baru saja keluar berapa menit lalu. " kata Bryan.
" Jaga anak-anak ya Pa ?! " kata Errina
" Iya Ma.. kamu juga hati-hati di jalan ya Ma.. " kata Bryan
" Iya Pa, Sebentar juga udah tiba.. " Ujar Erinna
" Okey, baiklah Pa.., nanti aku telpon lagi ya." kata Erina.
" Baiklah Ma, Jangan lupa klo sudah tiba telpon ya.. " kata Bryan.
" Iya Pak. " Jawab Erinna
Lalu Erinna pun mengakhiri pembicaraan nya. kereta pun masih berjalan dengan lajunya.
Erinna mengambil botol minumannya dan meminumnya. dia melihat keluar jendela, sawah-sawah dan ladang yang menghijau, terhampar luas membuat rasa damai di hatinya.. ada burung-burung camar yang berterbangan dan hinggap di atas kumbangan, Dalam hati Erinna sangat bersyukur pada Sang Pencipta Alam Semesta.🙏
~ Ya Tuhan, begitu besar kuasa Mu.. begitu indah karya Mu.. semesta Alam berserta penghuni nya semua sangat mempesona kan. ~ Batin Erinna.
Jam 08.30 kereta pun merapat di stasiun Gubeng.. Para penumpang pun mulai keluar dari Kereta.
Erinna tak mau tergesa-gesa, dia mengambil kopernya, Dan Berjalan perlahan-lahan keluar dari pintu kereta..
~ surabaya ku... 21 tahun yang lalu aku pergi dan kini aku pulang kembali ~ batin Erinna.
Erinna berjalan keluar dari stasiun Kereta sambil menghapus air-mata terharunya...Dia segera menelpon Suami nya mengabari kalau sudah tiba di Stasiun Gubeng Surabaya.
Di depan stasiun dia memanggil taxi.. dan mengantarkan nya menuju ke rumahnya..
Erinna merasa bingung, bagaimana dia harus menghadapi kedua orang-tua nya ?? Erinna sengaja tidak mengabari kedatangannya pada orang-tuanya kata kakak nya biar buat kejutan.
Erinna sengaja menyuruh sopir untuk parkir agak jauh dari rumahnya. Erinna turun dari mobil dan berjalan sedikit sampai didepan pagar rumahnya.
Di dalam rumah kelihatan sangat sepi,.
Dia segera memencet bell yang ada di tembok pagar rumah..
Tak lama kemudian, Erinna melihat ada seorang wanita paruh-baya keluar menghampiri.
" Pagi Bi.. " sapa Erinna. rupanya Bibi ini seorang pembantu baru jadi dia tidak mengenali Erinna.
" Pagi bu, cari siapa ya bu..?" tanya bibi tersebut sambil memandang Erinna penuh selidik.
" Ibu dan Bapak ada, Bi ?? " tanya Erinna, pada ART tersebut.
"Ada bu.. " kata bibi itu sambil membuka pintu pagar.
" Silahkan masuk Bu.." sang bibi meninggal kan Erinna dan masuk ke dalam...
" Siapa Onah.. " Terdengar suara dari dalam..
" Ada tamu bu.. " kata Bi Onah.
" Siapa ya... " tanya seorang ibu yang baru saja keluar dari kamarnya.. Bi Onah mendekatinya.
" Entah bu, bawa koper, sepertinya dari jauh Bu.. " jawab bi Onah
San Ibu langsung berjalan menuju keluar..
Sementara Erinna berdiri kaku dekat pintu depan, Kakinya terasa berat untuk melangkah. Dia menahan tangisnya yang siap meledak, dan air-mata yang sudah membendungi pelupuk mata nya...
Ketika ibu itu mendekat, Erinna tak tahan tangis nya lagi ..
" Ibuuuu !! " tangis nya sambil memanggil ibu nya, begitu melihat ibu nya yang mulai menua sebagian rambut nya sudah memutih...
Sang ibu terpaku bagaikan berada dalam mimpi.tanpa kata, Erina berlari memeluk kaki ibunya dan menangis sejadi-jadinya..
"Ibu.. Erin rindu Buu..Maafkan Erin bu " ujar Erinna..
" Erin. kamu pulang Nak ?? " kata ibunya.sambil menangis.
Ibu Lilani, Ibu nya Erinna pun menangis sambil memeluk Erinna dan Erinna pun memeluk ibunya erat-erat.
" Kemana saja kamu Nak, Ibu kangen sekali.. Tiap malam ibu berdoa untuk mu agar suatu hari nanti kamu pulang... Dan hari ini, Tuhan mengabul kan permohonan Ibu " Kata ibu Lilani tersedu-sedu.
" Erin juga kangen sama Ibu dan Ayah, tapi Erin takut pulang Bu, Takut Ibu dan Ayah masih marah pada Erin.. " kata Erina..
" Erin.. Ayah mu ada di kamar, lagi kurang sehat. ayah pun selalu merindukan mu " kata Ibu Lilani.
Erina membuka pintu kamar ibu nya perlahan-lahan dan terpaku di depan pintu kamar..
Ayahnya sedang ber-baring sambil tutup matanya.. Erinna terharu dan sedih melihat ayah nya yang mulai menua.. sebagian rambut nya juga sudah mulai memutih, di wajah juga sudah ada banyak kerutannya.
perlahan-lahan Erinna mendekat ke tempat tidur..
" Ayaahh " panggil Erinna perlahan.
ayahnya membuka mata perlahan-lahan dan terkejut..
" Erin ??? " tanya ayahnya seakan tak percaya.
Erinna segera memeluk Ayahnya dan menangis tersedu-sedu dalam pelukan Ayahnya. Ayah nya membelai rambut nya Erinna.
" maaf kan Erinna Ayah.. " kata Erinna sambil menangis.
Hanya kata itu yang dapat dia ucap kan dan dia semakin tenggelam dalam tangisnya.. dia menyesal telah cukup lama tinggalkan kedua orang-tuanya.
Setelah saudara-saudara yang lain pergi tinggal lah Ayah dan ibu sendiri dalam rumah yang sebesar ini.
" kapan kamu tiba nak " tanya ayahnya sambil bangun duduk.
" baru saja Yah.. " kata Erinna
" apa kah suami dan anak-anak mu juga Ikut? " tanya ayahhnya kembali.
" tidak Yah.. " kata Erina.
Setelah ngobrol sebentar dengan ayahnya, tiba-tiba ibu nya masuk ajak mereka keluar untuk sarapan pagi.
Kedua orang-tua itu kelihatan bahagia sekali karena anak nya yang hilang telah kembali lagi.
" Erin mandi dulu bu, dari kemarin belum mandi " kata Erinna..
" Koper mu sudah ibu suruh bibi simpan di kamar mu.. " kata ibu
"kamar mu masih seperti yang dulu, ibu tak pernah merubah nya. tiap 2 atau 3 hari ibu suruh bi Onah untuk bersihkan." lanjut ibu nya.
" Terima-kasih bu, Erin kira ibu dan ayah sudah melupa kan Erin. " kata Erinna setengah berbisik..
Erinna membuka pintu kamarnya, dia terpukau melihat semuanya masih seperti yang dulu tanpa ada yang berubah sedikit pun. dia membuka lemari pakaianya juga masih tergantung dengan rapih.dia sungguh sangat terharu akan kasih sayang orang-tua nya.
ia mengambil handuk dan mandi,
sesudah mandi ia segera memakai baju nya dan turun menemui ayah dan ibunya yang telah menunggu dia di meja makan.
Mdo 01122020
🌺🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Author mengucapkan terima kasih buat pembaca setia Novelku ini, jangan lupa meninggalkan jejak nya ya. Like Vote. Komen dan juga. Rate bintang 5 🙏🙏
Mampir juga di Novel ku yang lainnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!