NovelToon NovelToon

The Female Cold Ketos

Perkenalan

Kriiinggg

Bunyi Alarm menggema di seluruh ruangan membangunkan sosok gadis cantik yang terbaring kaku di tempat tidur nya.

Gadis itu memiliki mata yang berwarna Biru tua, hidung nya yang tidak terlalu mancung namun juga tidak pendek memberi kesan mungil. Bibir nya tipis dengan warna merah muda, alis yang sedikit berantakan nampak mempercantik tampilan.

Rahang nya yang mungil dengan leher jenjang tampak indah untuk di pandang. Jangan lupakan rambut hitam yang sedikit bergelombang itu, panjang nya mungkin hanya se bahu saja.

Poni panjang nya yang ia belah pinggir dan di selipkan ke telinga yang membuat nya nampak imut. Kulit putih seputih salju membuat nya tampak bersinar saat siang. Terlebih dengan ada nya lesung pipi di kedua pipi gempal nya sangat cantik bila tersenyum.

Namun sayang, senyum nya hilang sejak ia menginjak bangku sekolah menengah. Bahkan saat masih sekolah dasar pun ia jarang sekali tersenyum. Jadi jika ada yang melihat nya tersenyum, maka orang itu terbilang sangat beruntung.

Ya! Gadis cantik itu adalah Daviena Dian Raharsya. Anak tunggal dari pasangan Haris Dian Raharsya dan istri nya Siska Sulistio Darmawi. Gadis yang di tuntut untuk menjadi yang nomor satu, gadis dengan sejuta rahasia dan segudang bakat.

Kini Daviena segera bersiap kala jam menunjukkan pukul 05:00 pagi. Mulai dari mandi, merapikan tempat tidur hingga sarapan sendiri.

Biasa memang! Dia selalu sarapan sendiri karena orang tua nya yang jarang ada di rumah. Kini ia sudah rapih dan sedang menunggu taksi online yang akan mengantar nya ke sekolah.

Sampai di sekolah, terlihat lah bangunan sekolah yang masih sepi. Maklum karena masih pukul 06:00, Daviena memang terbiasa berangkat sangat pagi.

Daviena segera masuk ke kelas nya yaitu kelas unggulan dan ia pun duduk di kursi nya. Berhubung masih sepi, Daviena memilih untuk membuka buku Diary nya. Tak lama kemudian mulai bermunculan siswa dan siswi karena hari beranjak siang.

Braakk

"Serius amat Dav! "Ujar seorang Siswi berambut pendek dengan wajah bulat, dia adalah Azahra Kendati Lexander. Salah satu sahabat baik Daviena, memiliki sifat yang cerewet, murah senyum, periang namun juga tegas.

Zahra memiliki mata yang berwarna coklat terang, kulit nya seperti kuning langsat. Dengan bibir mungil berwarna merah, dan gigi nya yang sedikit berantakan mempermanis tampilan. Oh jangan lupakan hidung mancung dan poni yang menutupi dahi nya itu.

"Ck! " Daviena berdecak sebal, dan mengabaikan Zahra yang mulai mengoceh.

"Hai gaiissss Cewek cantik nan imut ini dataaaaang!!!! " Teriak seorang siswi dengan suara cempreng nya. Dia adalah Casandra Wijayanto, seorang sahabat Daviena yang memiliki sifat cerewet, periang, namun juga tegas.

Cassandra atau kerap di panggil Caca itu memiliki postur wajah yang bulat dengan hidung mungil dan bibir sedikit tebal, jangan lupakan warna mata coklat gelap nya. Rambut nya yang panjang sebahu dengan poni menutupi dahi nya semakin mempermanis tampilan.

"Ga usah teriak juga Cacaaaaa! Pecah gendang telinga guee!" Teriak salah satu siswi yang ikut berjalan masuk bersama Caca. Dia adalah Stefani Larasati Ningrum, seorang sahabat Daviena yang memiliki sifat ceria sedikit pendiam, emosian dan tegas.

Stefani atau sering di sebut Fani, gadis dengan mata coklat terang serta hidung mancung. Bibir tipis berwarna merah membuat para lelaki tergila-gila. Rambut panjang nya selalu di kuncir kuda dengan poni miring membuat ia tampak sempurna. l

"Yeeee lo juga teriak Bambang" Ucap Zahra menoyor kepala Fani, Fani pun cemberut.

"Udah udah jangan ribut lah" Ucap siswi yang baru Datang. Dia bernama Karina Angga Saputra, seorang sahabat Daviena yang memiliki sifat lebih dewasa di bandingkan yang lain. Dia juga orang yang tenang dan tegas, juga selalu meraih peringkat ke dua.

Karin sendiri memiliki warna mata coklat gelap dengan kulit putih dan bibir ranum. Hidung nya mancung layak nya perosotan anak TK, dengan rambut coklat se punggung yang sedikit keriting. Ia juga tak memiliki poni sehingga menampilkan karakter nya yang dewasa.

"Tau tuh kalian ribut mulu dah kalo ketemu!" Ucap Caca seraya meletakkan tas nya di kursi depan Daviena.

"Eh gue lagi, yang ada lo tuh yang bikin kita ribut! Ya gak Ra?" Fani memberikan kode kepada Zahra yang pura-pura tidak mengerti.

"Lah kenapa jadi gue sih? Lo tuh yang ribut sama si Zahra! " Sanggah Caca tak Terima di salah kan oleh Fani.

"Lo duluan yang teriak! " Fani pun tak Terima di salahkan.

"Serah gue lah! Mulut mulut gue ini, yang capek gue ini bukan lo! "

"Yak! Masalah nya lo teriak di pinggir kuping gue bambang"

"Ya maaf" Perkataan Caca pun mengakhiri perdebatan tak bermutu. Fani pun segera duduk di samping Caca, setelah nya mereka mulai menyalin tugas.

Zahra dan Karin duduk di depan Fani dan Caca, Sedangkan Daviena duduk bersama Anatella yang sedang izin tidak masuk selama satu pekan.

"Eh? Lo pada belum ngerjain tugas? " Tanya Karin melihat Caca dan Fani yang menyalin jawaban tugas milik Zahra.

"Hehehe~Ketiduran gue semalem" Ucap Caca sambil cengengesan.

"Ck ck ck! Tak patut tak patut" Ucap Fani yang di hadiahi jitakan oleh Zahra.

"Lo juga sama aja! Apanya yang beda coba hah? " Zahra Gemas dengan tingkah Fani yang gila itu.

"Yak! Gue mah udah ngerjain tapi cuma setengah, lah kalo Caca kan belum sama sekali! " Fani mengomel tak Terima di samakan dengan Caca.

"Sama aja B*go! " Ucap Caca

"Beda lah"

"Yah ga beda jauh sih, tapi sama aja"

"Diam!! " Ucapan Daviena yang datar membuat mulut mereka tertutup rapat dan segera menoleh ke belakang dengan senyum konyol.

"Eh? Hehehe Kok gue ga tau lo udah dateng Dav? " Caca tertawa tidak jelas karena merasa ada hawa dingin.

"En sejak kapan lo di situ? Kok gue ga tau ya? " Ucap Fani seraya menggaruk tengkuk nya.

"Guru datang woi!!! " Teriak Andi yang baru saja masuk ke kelas.

"Eh? Para OSIS di suruh kumpul sama Pak Dody" Ucap Andi yang melihat Daviena dan yang lain nya.

"Buat apaan? " Tanya Zahra bingung.

"Ga tau! Paling juga buat keliling nyari yang bolos" Jawab Andi santai lalu berjalan ke arah tempat duduk nya.

"Yaudah Skuy lah" Ucap Karin menarik tangan Daviena dan Zahra lalu keluar kelas di ikuti Caca dan Fani.

"Eh ibu?! " Saat di pintu mereka bertemu guru yang akan mengajar sehingga mereka bersalaman dulu.

"Mau kemana kalian, udah mau masuk juga! " Ucap Bu Dede bingung.

"Di panggil Pak Dody bu" Jawab Fani seraya tersenyum.

"Oh yasudah lebih baik jangan biarkan Pak Dody menunggu"

"Baik bu permisi" Ucap mereka serentak kecuali Daviena yang hanya diam saja.

Mereka pun lanjut berjalan ke ruang OSIS dengan di iringi canda tawa, sedangkan Daviena hanya diam menyimak dan sesekali menanggapi secukup nya.

"Permisi pak maaf menunggu lama" Ucap mereka seraya menyalami Pak Dody yang sedang berdiri di hadapan para OSIS.

"Tidak apa-apa! Bapak di sini mau memberitahu kalian untuk membuat kelompok dan keliling sekolahan untuk mencari yang bolos dan terlambat. Nanti kalian catat di buku dan kamu Daviena! Kasih mereka hukuman. Bapak ga mau ada lagi laporan dari anak-anak yang lain tentang anak yang bolos atau sebagai nya. Buat mereka jera dengan cara kamu Davi! Usahakan untuk mendisiplinkan murid! Paham? " Ucap Pak Dody lantang.

"Paham Pak" Jawab seluruh OSIS kecuali Daviena yang hanya mengangguk sebagai tanggapan.

"Beberapa kelas yang laki jamkos juga kalian pantau takut nya mereka berisik! " Ucap Pak Dody yang di iya kan oleh seluruh OSIS Sedangkan Daviena hanya diam.

Mereka pun mulai membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang, berhubung OSIS beranggotakan dua puluh lima orang. Dan seperti biasa Daviena, Karina, Zahra, Fani, dan Caca dalam satu kelompok.

Mereka mulai berkeliling dari kelas sepuluh terlebih dahulu. Sebagian besar kelas sedang sibuk dengan pelajaran dari guru, mungkin hanya beberapa saja yang sedang jamkos.

"Kayak nya sekarang murid udah pada disiplin deh! Bukti nya sepi" Ucap Karin pada Daviena.

"Hem"

"Dav! Sekarang kita kemana lagi? " Tanya Zahra.

"Parkiran" Jawab Daviena dan mereka pun segera menuju parkiran atau lebih tepat nya gerbang depan.

"Sepi! " Keluh Caca saat melihat keadaan parkiran yang begitu sepi sintruk.

"Yah kaya nya udah pada disip-"

Buurmm

Buurmm

Buurmm

Tin

Tin

Tin

"Pak bukain pintu nya!" Teriak seorang siswa yang menggunakan sepeda motor.

"Ga boleh nak! Kalian sudah terlambat" Satpam yang berjaga pun enggan membuka pintu gerbang karena Daviena dan teman-teman nya berada tepat di belakang satpam itu.

"Yaelah pak! Biasa nya juga boleh" Siswa yang lain juga protes.

Ada sekitar empat motor yang terus meng klakson agar si bukakan gerbang. Mereka terus berdebat satu sama lain, sedangkan satpam tadi diam dengan tengkuk yang terasa dingin, begitu pun dengan Karin dan yang lain.

Krieeeett

"Nah gitu Dong! Eh?" Siswa dengan motor besar berwarna merah itu terkejut saat melihat sosok yang membuka gerbang.

"Hai cantik! makasih ya" Ucap Siswa dengan motor besar berwarna hijau.

"Eh? Dav kenapa di buka?" Tany Zahra heran.

"Masuk!" Ucap Daviena dingin yang membuat siapapun yang mendengar nya merinding.

Buuurrrmm

Burrmm

Buurrmmm

Ke lima motor itu pun segera melesat memasuki parkiran sekolah di ikuti Daviena di belakang.

"Fyuh! Untung ketemu sama OSIS cantik yang baik hati dan mau membukakan gerbang, coba kalo gak?" Ucap Siswa dengan motor besar berwarna Biru seraya melepas helm nya.

"Iya kita beruntung kali ini! Itu pak satpam tumben ga mau bukain kenapa ya?" Tanya Siswa lain dengan motor besar Merah.

"Tau ih tumbe-"

"Ikut gue ke BK!" Ucapan Siswa dengan motor besar berwarna hijau tadi terpotong dengan suara dingin milik Daviena.

"Eh? Jangan gitu dong!" Siswa dengan motor merah itu memprotes.

"Bukan nya lo yang bukain pintu? " Tanya Siswa dengan motor hitam.

"Cih! " Deviena berdecih dengan mata menyipit.

"Hahaha gue kira lo mau lepas mereka karena mereka cogan, ternyata kaga" Ucap Zahra tertawa menggelegar di ikuti Caca dan Fani, sedangkan Karin dan Daviena hanya diam.

"Eh lo kaya ga kenal Si Nana aja" Ucap Caca yang memang sudah kenal Daviena sejak lama, lebih lama dari yang lain.

"Iya juga! Mustahil Si Nana bakal lepasin mangsa" Kata Fani seraya mengangguk anggukan kepala nya.

"Udah! Ikut kita ke BK! " Ujar Karin tegas.

"Jangan gitu dong, kalian kan cantik! Ye gak? " Tanya siswa dengan motor hijau.

"Jalan" Suara dingin milik Daviena kembali menyapa rungu membuat siapapun yang mendengar nya bergidik ngeri.

"Pfft! Udah lah kalian ikut aja, dari pada lo semua beku di sini" Ucap Caca menahan tawa

"Em en-enn " Akhir nya para siswa itu mau tak mau di bawa ke ruang BK, mereka jalan di depan bersama Karin dan Zahra, sementara Caca dan Fani di samping kanan kiri mereka. Sedangkan Daviena berjalan di belakang dengan wajah dingin nya.

"Lo sih! Harus nya tadi ga usah ke sekolah! " ucap siswa dengan motor hijau.

"Lah kok jadi gue? Lo juga kaga protes tadi"sanggah siswa yang membawa motor merah.

"Ya kan tetep aja, coba kalo tadi ga sekolah pasti kita ga bakal ketemu sama Bu Ani yang galak nya kaya gunung meletus"

"Bukan gunung meletus! Galak nya itu kaya emak tiri"

"Hahaha Sa ae lo"

"Bu Ani mah lebih lebih dari emak tiri lah! Em kaya Angsa yang anak nya ga sengaja ke injek"Ucap siswa dengan motor Biru ikut mengobrol.

"Oh atau Kucing oyen yang buntut nya di injek"balas siswa dengan motor merah tadi.

"Hahaha bisa jadi" Mereka pun tertawa kecil bersama-sama Namun...

"Diam! " Suara dingin milik Daviena sukses membungkam mereka yang sedang bercanda ria saling menyalahkan.

"Tenang aja! Bu Ani ga dateng kok, kalian beruntung hari ini, udah ga ada yang ceramah, ketemu ciwi-ciwi cantik pula" Ucap Zahra seraya menepuk pundak salah satu siswa yang terlambat tadi dua kali.

"Lah? Kalo bu Ani ga dateng kenapa kita ke BK? " Tanya siswa yang tadi pundak nya di tepuk.

"Udah peraturan nya lah! Lagian ga ada Bu Ani yang penting Ada dia" Ucap Fani melirik Daviena yang menampakkan wajah datar nya.

Glek

Para siswa yang terlambat itu menahan ludah nya ngeri melihat wajah dingin Daviena. Mereka saling melempar pandangan masing-masing, sedangkan Karin, Zahra, Caca dan Fani menahan tawa mereka.

"Pfftt Mampooshh" Gumam Karin, Zahra, Caca dan Fani seraya saling melempar pandangan dengan wajah menahan tawa.

"Hm" Daviena berdehem karena mereka sudah sampai di ruang BK.

"Eh lo yakin kita bakal selamet? " Bisik salah satu siswa yang terlambat dengan motor merah.

"Hah? Selamat kan udah pindah ke luar kota" Jawab siswa yang membawa motor hijau tadi dengan wajah aneh.

"Bukan selamet yang itu! B*go bener gue punya temen"

"Bukan temen gue itu" Ujar siswa yang membawa motor biru setengah berbisik.

"Jangan bercanda woi! Perasaan gue ga enak nih, menurut lo kita bakal selamat ga? "

"Gue ga tau, yang jelas sekarang perasaan gue juga ga enak" Bisik siswa dengan motor hitam.

"Emm gue rasa kita bakal tamat nih" bisik yang lain nya.

"Tamat lah! " Gumam mereka ber empat beramaan.

Ceklek

"Masuk Cepat! " Tegas Daviena lalu masuk di ikuti mereka semua.

Krieeett

"Duduk! " Setelah Daviena duduk, ia segera mengambil buku dan pena.

Krieeett

Mereka pun duduk di bangku panjang berhadapan dengan Daviena yang duduk dengan wajah dingin nya.

Glek

Mereka menelan ludah kala udara dingin menusuk di punggung mereka. Keringat dingin mulai bercucuran, bahkan tubuh mereka pun bergetarr saat melihat sorot mata tajam milik Daviena.

Ctak

"Sebutin nama dan kelas satu-satu! " Ucap Daviena seraya menekan Pena.

"Em Gu-gue Zion Rangga Hacitra, kelas IPSA" Ucap siswa yang tadi membawa motor berwarna Biru. Daviena hanya menatap nya sekilas lalu menulis nama nya di buku, setelah itu pandangan nya beralih ke arah siswa di sebelah Zion.

"Gue Reza Herwindo Iskandar Kelas IPS Tiga" Ucap Siswa di sebelah Zion yang tadi membawa motor berwarna Hijau.

"Gue Erwin Rian Rathari Kelas IPS Tiga" Ucap Siswa lain nya yang tadi membawa motor berwarna merah.

"Ardian Cipta Kusuma Kelas IPA Dua" Ucapn

siswa di sebelah nya yang tadi membawa motor berwarna Hitam.

"Bel masuk jam tujuh tiga puluh, kalian datang jam delapan, telat tiga puluh menit. Teriak-teriak di depan gerbang, protes pas di suruh ke BK. Hukuman apa yang bikin jera? " Tanya Karin pada Daviena seraya melirik mereka satu persatu.

"Hm" Daviena hanya berdehem seraya menatap mereka bergantian dengan tatapan tajam.

"Suruh hormat aja lah sampe pulang" Ucap Caca.

"Huh! Terlalu enteng, suruh lari aja ampe besok" Ucap Fani memanas-manasi.

"Ish jangan kasihan! Suruh Bersihin lapangan sekolah aja ampe bersih" Ucap Zahra yang awal nya membuat mereka menghela nafas, namun saat Zahra menyelesaikan ucapan nya mereka kembali menahan nafas.

"Kasih soal aja Dav! Kayak biasa" Ucap Karin dengan mata memicing.

"Gue pikir dulu" Ucap Daviena seraya menautkan ke dua tangan nya dan meletakkan nya di atas meja lalu menopang dagu nya.

Zion dan yang lain nya berdoa agar tidak mendapat hukuman yang berat, sementara itu Daviena masih diam dengan tatapan datar.

"Hm" Sesaat kemudian Daviena menarik ujung bibir nya membentuk seringaian.

Glek

'Perasaan gue ga enak amat'Batin Erwin was was melihat seringaian cantik milik Daviena.

'Perasaan hari ini gue sial amat dah' Batin Reza menahan nafas saat punggung nya dingin.

'Ni cewek serem amat' Zion pun tak kalah takut.

"Caca ambil kotak biru di loker gue" Ucap Daviena yang langsung di hadiahi tatapan bingung oleh teman-teman nya namun hanya sesaat karena setelah nya mereka pun tersenyum miring.

"Lo serius kasih mereka hukuman itu? Pfft hahaha pasti seru nih" Ucap Fani terkikik geli.

"Buru sono Ca, Gue udah ga sabar~hihihi" Ucap Zahra.

"Siap Bos! Hahaha" Ucap Caca lalu melenggang pergi.

"Pertunjukan di mulai" Ucap Karin, Zahra, dan Fani secara bersamaan seraya saling melempar pandangan.

Glek

'Apa lagi ini? 'Batin Ardian bertanya-tanya dengan perasaan berkecamuk.

'Semoga bukan yang aneh aneh' Zion berdoa dalam hati kecil nya.

'Firasat gue makin jelek nih' Batin mereka bersamaan.

...----------...

Jangan lupa dukung author melalui...

Like

Vote

Rate

Favorit

Ada yang ingin berteman lebih jauh dengan author? Yuk hubungi author....

Author orang care kok, ga mudah tersinggung, bisa cepat akrab dan b

blak-blakan.

IG: @lrnrrhmnia1412 (Follow yak, Author follback kok)

WA: +6289670108559 (Untuk para wibu pecinta anime, author punya group yang selalu share file video anime baik movie ataupun the movie, Seperti Naruto, One Pick Man, Black Clover, Battle Trough Heaven dll. Silahkan hubungi admin yang juga author sendiri untuk yang tertarik. Kalau mau berteman dengan author juga ga masalah sih~hihihi)

FB: Nurrahmania Art(Terima pesanan gambar sketsa wajah buatan author sendiri. Bagi yang berminat silakan hubungi. )

Membanggakan atau Mempermalukan?

Impian ku sederhana, hanya bahagia dengan orang yang ku cintai dan sayangi.

Namun impian ku tetap menjadi impian dan selama nya menjadi impian.

-Daviena DR

.......................

Di sisi lain seorang pemuda masih bergelung dengan kasur empuk nya hingga suara sering telepon membangun kan nya dari alam mimpi.

"Halo" Sapa nya dengan suara serak khas bangun tidur dan mata yang setengah terbuka. Juga kesadaran nya yang belum terkumpul sepenuh nya.

"Astaga Varooo kenapa kamu baru bangun? Pesawat nya bentar lagi Take-off lho!! " Suara teriakan di sebrang sana sukses membuat pemuda itu membulat kan mata nya.

"Jangan bilang kamu telat tidur lagi? " Tanya suara di sebrang sana.

"Em ia mah ini Varo mau berangkat" Ucap nya lalu segera memutuskan panggilan sebelah pihak.

Mata nya membulat sempurna saat melihat jam di HP nya. Ia segera melempar HP nya ke sembarang arah dan masuk ke kamar mandi, segera ia mengambil koper yang sudah di siapkan sejak malam.

Setelah nya ia menaiki Lift dan langsung menuju ke parkiran. Segera ia masuk ke mobil dan melesat membelah jalanan yang ramai. Ia menjalankan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju Bandara Internasional.

Beruntung ia sampai tepat waktu dan kini sudah ada di dalam pesawat. Ia memandang keluar jendela dengan wajah datar nya.

"Welcome back to Indonesia" Gumam nya seraya memejamkan mata.

Tak butuh waktu lama, kini ia sudah sampai di negara tujuan, dan kini sedang menunggu jemputan. Pemuda itu ialah Alvaro Chris Elmaraja atau sering di panggil Varo.

Varo memiliki warna mata biru muda, rahang kokoh serta alis tegas. Mata tajam layak nya elang, bibir tipis serta kulit putih bersih. Rambut hitam nya yang sedikit panjang itu di sisir ke arah kanan dengan anak rambut sedikit menutupi mata.

Tubuh nya tidak terlalu tinggi namun juga tidak pendek, lengan yang sempurna tidak terlalu berotot juga tidak kecil. Dia adalah salah satu lelaki yang memiliki postur tubuh Body goals.

Kini Varo masih menunggu jemputan dari sahabat nya di organisasi. Varo adalah pemimpin dari Geng Mafia Black Eagles. Merasa jengah dan lelah ia pun menelpon bawahan nya yang ia perintahkan untuk membawa mobil.

"Dimana? " Tanya Varo setelah panggilan terhubung.

"Sorry King! Tadi sedikit macet, maklum lah jam makan siang" Ucap seseorang di sebrang sana. Dia adalah Effendy seorang tangan kanan sekaligus sahabat nya dalam organisasi.

"Buru! " Ucap Varo lalu segera memutuskan panggilan, sedangkan Fendy hanya bisa berdecak sebal.

Tak butuh waktu lama kini Fendy sudah sampai di bandara. Segera Varo masuk di kursi samping pengemudi setelah barang-barang nya di letakan di bagasi.

"Sekarang kita kemana dulu? " Tanya Fendy setelah Varo duduk di samping nya.

"Markas" Jawab Varo dengan wajah datar.

Segera Fendy melakukan mobil nya membelah jalanan ibu kota yang ramai. Markas Black Eagles adalah mansion yang di beli dengan uang nya sendiri.

Kini mereka sudah sampai di mansion tersebut, seolah hafal dengan plat nomor nya penjaga gerbang segera membukakan pintu untuk masuk.

'Ternyata di sini ga banyak berubah' Ucap Varo dalam hati seraya melihat sekitar.

Setelah itu Mereka ber dua masuk dan di sambut oleh seluruh penghuni Mansion. Semua nya berbaris menyambut kedatangan sang Leader.

"Selamat datang kembali King" Ucap mereka serentak sambil membungkukkan tubuh mereka 90° .

"Hem" Varo hanya berdehem lalu masuk di ikuti oleh Fendy di belakang nya.

Ia segera naik je lantai tiga dan masuk ke kamar. Setelah itu ia langsung merebahkan diri di atas kasur. Melihat langit-langit sejenak lalu mengalihkan perhatian ke sebuah bingkai foto di mana sosok gadis kecil berlesung pipi tengah tersenyum tipis dengan mata biru tua nya yang langka.

"Kamu ada di mana sebenar nya Vivi? " Gumam Varo sambil mengusap pelan foto itu.

"Huft" Varo pun menghela nafas pelan lalu turu ke lantai bawah untuk makan.

Ia makan tanpa gangguan sedikit pun, Sedangkan Fendy kini tengah sibuk berkutat dengan laporan laporan yang menumpuk.

Setelah makan ia pun berniat pulang ke rumah orang tua nya, segera ia ke garasi dan menaiki mobil sport berwarna hitam. Ia pergi setelah mengirim pesan singkat kepada Fendy agar tidak menjadi keributan.

***

Dengan pipi merah akibat perona pipi, bibir merah darah karena lipstik. Juga masing-masing memakai Wig dengan warna berbeda-beda. Bulu mata palsu yang lentik di cat warna warni, jangan lupakan juga alis yang seperti pelangi.

Anting antingan magnet yang terdapat bandul pun di pasang di telinga mereka. Jangan lupakan kalung H*llo K*tty yang tersemat di leher kokok mereka.

Mereka saling melirik satu sama lain dengan jantung yang berdebar bukan karena jatuh cinta. Mereka saling pandang dengan pandangan rumit dan menatap Daviena dengan tatapan memelas.

"Hahaha! " Tawa Caca dan Fani lepas dan tak tertahan, sementara Zahra sibuk memfoto mereka secara sembunyi-sembunyi.

Karin pun nampak tersenyum melihat eksperimen nya sempurna, sedangkan Daviena hanya menatap datar mereka semua.

"Ih Ardian kok lo jadi cantik sih Pfft" Ucap Zahra, Ardian yang di puji pun menatap datar Zahra.

"Eh liat Zion jadi imut-imut kaya marmut" Ucap Fani sambil menahan tawa.

"Ulululu Erwin juga cantik kok" Kata Caca mengejek Erwin yang sedari tadi cemberut.

"Itu muka di kondisikan tolong" Ucap Karin ikut mengejek Reza.

"Pfftt Hahahah!!! " Tawa mereka semua pecah, tentu saja kecuali Ardian dan teman-teman nya, Sedangkan Daviena sibuk berkutat dengan HP nya.

"Udah kan? Buru lepas! " Ucap Ardian ketus merasa risih dengan penampilan nya sendiri.

"Eh enak aja! Harus pulang sekolah lah ya gak Dav? " Tanya Fani pada Daviena.

"Hem"

"Jangan gitu dong! Bisa malu tujuh turunan gue" Ucap Erwin tak Terima.

"Masa kita yang ganteng ganteng ini pakek ginian sih? " Protes Zion melihat penampilan nya.

"Muka gue kaya badut ulang tahun anj*r! " Reza mendelik dan tercengang akan penampilan nya yang berubah seratus delapan puluh derajat.

Kriinggg

Bel istirahat pun berbunyi membuat Senyum Zahra, Caca, Fani dan Karin semakin lebar. Sambil bersenandung ria Mereka melempar pandangan.

"Pertunjukan yang sebenar nya di mulai! " Ucap mereka bersamaan dengan semangat membara.

"Udah istirahat, buru lepas laah" Ucap Zion ribut dengan diri nya sendiri.

"Enak aja! Yok kita ke kantin" Teriak Caca lalu menarik tangan Zion, di ikuti ke tiga teman nya yang juga menarik tiga laki-laki yang tersisa.

Ke empat laki-laki itu terus memelas dan memohon kepada Daviena, namun sama sekali tak di gubris.

Para siswa dan siswi yang ada di kantin pun tercengang dengan kehadiran The Most Wanted sekolah. Namun yang membuat mereka hampir muntah adalah penampilan Most Wanted Boy yang sangat luar binasa.

"Eh itu beneran Ardian yang ganteng kan? Apa mata gue bermasalah ya liat Ardian sampe kaya gitu? "

"Iya itu Ardian! Kok si Zion mau aja di gituin? "

"Astaga Erwin kuh apa yang telah terjadi? "

"Reza kaya orang kerasukan Pfftt"

"Ya ampun Zion keserempet apa sampe kaya ondel-ondel gitu? "

"Hahaha mampus si Bad Boy kena karma dari Bu Ketos"

"Davi cantik senyum dong"

"Zahra yang manis itu tangan nya lepas aku cemburu"

"Astaga mimpi apa gue liat Karin megang tangan cowo? "

"Caca ama Fani kok narik narik Bad Boy sih? "

"Ada angin apa para Cogan jadi kaya badut gitu"

Dan masih banyak lagi gosipan dan gunjingan para siswa siswi sekolah yang melihat kejadian tak terlupa kan itu. Sedangkan Ardian dan teman-teman nya menahan malu dengan wajah memerah bagaikan kepiting rebus.

"Mau makan apa gue pesenin" Ucap Karin setelah mereka duduk di kursi pojok kantin.

"Baso sama jus jeruk, yang lain? " Ucap Fani

"Samain aja" Ucap Zion yang di angguki oleh yang lain nya.

"Gue mau kopi aja" Ucap Daviena datar seraya mengeluarkan HP nya dari dalam saku.

"Ga makan? " Tanya Karin yang di balas celengan oleh Daviena.

Karin pun melenggang pergi, sedangkan Caca dan yang lain sedang bercanda ria.

"Eh si Varo balik ke Indonesia! Kata nya besok pindah ke sini" Ucap Reza yang sedari tadi melihat layar HP nya.

"Serius? Asik dong" Sahut Erwin dan mereka pun mulai membicarakan orang yang di panggil Varo itu.

Tak lama kemudian Karin datang dengan makanan, mereka pun makan dengan penuh canda tawa. Namun Daviena tetap datar hingga tiba-tiba...

Degg

Daviena menyentuh dada kiri nya yang terasa sakit, cairan hangat mulai keluar dari hidung nya. Segera ia menutup hidung nya dan berdiri mengagetkan teman-teman nya.

"Kenapa Na? " Tanya Caca heran.

"Toilet bentar" Ucap Daviena lalu bergegas pergi ke toilet terdekat.

Ia segera ke wastafel dan melihat wajah nya yang memucat di ikuti darah yang mengalir melalui hidung nya.

'Sial! 'Batin Daviena kesal lalu ia mengambil obat di saku nya dan langsung menelan obat itu.

Beruntung toilet sedang sepi, Ia pun mengambil tisu dan mengelap hidung nya lalu mencuci wajah nya. Ia mengambil Lipbalm di saku nya dan mulai mengoleskan di bibir pucat nya agar sedikit memerah.

Setelah darah berhenti keluar, Daviena pun kembali ke meja teman-teman nya namun sudah bel masuk sehingga Daviena langsung ke kelas.

Pelajaran pun kembali di mulai hingga jam pulang tiba. Mereka segera merapikan barang masing-masing dan berhamburan keluar kelas, sedangkan Daviena memilih diam hingga kelas sepi. Setelah nya baru Daviena bergegas ke gerbang bersama teman-teman nya.

"Uh tumben lo salah jawab Na? Biasa nya nilai lo sempurna" Ucap Caca heran sementara tubuh Daviena bergetar tanpa ada yang tahu.

"Iya! Biasa nya selalu sempurna bahkan kalo ujian pun sempurna" Ucap Fani menanggapi.

"Mungkin Daviena lagi pusing" Ceplos Zahra.

"Udah lah, semua manusia pasti melakukan kesalahan, ga ada manusia yang sempurna. Seluruh manusia itu tak luput dari kesalahan" Ucap Karin bijak seraya menepuk pundak Daviena dua kali.

"Yee! Itu kan manusia, Daviena kan bukan" Ucap Fani mencibir.

"Lah terus apa dong? " Tanya Caca polos.

"Patung Es Pfftt" Zahra mencoba menutup mulut nya yang ingin tertawa, begitu pun yang lain.

"Ya kan Daviena udah kaya Manekin Hidup jadi bukan manusia" Ceplos Caca yang di hadiahi jitakan oleh Karin.

"Aduh! Jahat banget sih lu beb! " Caca mengaduh kesakitan dengan nada manja.

"Jijik Caa" Ucap Karin memutar bola mata nya malas, sedangkan Zahra dan Fani bergerak menyingkir guna menjauhi Caca.

"Siapa dia gue ga kenal" Ucap Fani pelan namun masih terdengar.

"Bukan temen gue itu" Ucap Zahra menanggapi, sukses membuat Caca semakin mengerucutkan bibir nya.

"Eh tuh abang gue udah dateng, duluan yak" Ucap Karin seraya melambaikan tangan dan melangkah ke arah mobil kakak nya.

"Sopir gue juga udah dateng Bye! " Ucap Zahra lalu pergi.

"Gue juga duluan yak, jangan kangen! " Fani pun pergi karena ibu nya sudah datang.

"Na Lo pulang naik apa? " Tanya Caca pada Daviena yang sedari tadi diam.

"Taksi online"

"Caca! " Panggil seseorang dari dalam mobil.

"Eh gue udah di jemput, duluan ya hati-hati lo! " Teriak Caca seraya berjalan ke mobil yang menjemput nya tadi.

Kini tinggal lah Daviena sendiri, tak lama kemudian taksi yang di pesan Daviena pun datang. Selama perjalanan Daviena terus memikirkan ibu nya.

***

Tak membutuhkan waktu yang lama, kini Daviena sudah berada di depan gerbang tinggi dari rumah nya.

"Eh Non udah pulang? Nyonya juga udah ada di dalam" Sapa penjaga gerbang itu seraya tersenyum ramah.

"Hem" Daviena segera melangkahkan kaki nya masuk ke pekarangan rumah, dan ia pun mendorong pintu besar rumah nya.

Ia pun berjalan menuju tangga, terlihat lah ibu nya yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.

"Aku pulang! " Ucap Daviena seraya melangkahkan kaki naik ke tangga.

"Gimana sekolah kamu hari ini? " Tanya Siska tanpa menatap Daviena. Pertanyaan Siska mampu membuat tubuh Daviena menegang seketika, tenggorokan nya kelu dan ia pun memaksa untuk bersuara.

"Biasa mah" Ucap Daviena lirih lalu kembali melanjutkan langkah nya yang tertunda.

Kini Daviena sudah berada di kamar nya, ia sedang membaca setelah membersihkan diri. Ia membaca buku tentang seni karena ibu nya menuntut begitu.

"Viena sekarang udah sore, sebaik nya kamu makan dulu" Ucap Siska yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu.

"Ya" Ucap Daviena lalu ia keluar dan segera ke ruang makan, sementara Siska masuk ke kamar Daviena untuk memeriksa nilai.

Daviena pun makan dengan sup yang dia sukai. Ia makan dengan tenang, sementara Siska kini wajah nya merah padam menahan amarah.

Braak

Pintu Kamar Daviena di tutup dengan keras, segera Siska turun ke ruang makan dengan langkah tergesa-gesa.

"Daviena Dian Raharsya!!! " Teriak Siska menggelegar membuat Daviena terdiam.

"Sini kamu! "

Sreet

Crasshh

Plakk

Brukh

Begitu sampai di ruang makan, Siska segera menarik kursi yang di duduki Daviena hingga sup panas di tangan nya itu tumpah ke pergelangan tangan Daviena dan membuat pergelangan tangan Daviena sedikit melepuh.

Tanpa memedulikan hal itu, Siska segera menampar Daviena hingga ia jatuh tersungkur di lantai.

Srakk

"Apa ini hah?! " Bentak Siska seraya melempar Buku yang di tangan nya itu ke kepala Daviena dengan kasar.

Sedangkan Daviena hanya diam menatap kosong ke arah buku yang di lempar Siska. Karena tamparan Siska yang begitu keras membuat sudut bibir Daviena terluka.

"Kenapa bisa salah?! Berapa kali mamah bilang, TELITI LAGI!! Kenapa kamu ceroboh? Bagaimana bisa soal mudah kaya gini kamu salah? " Bentak Siska dengan amarah yang semakin memuncak.

"Bukan nya bikin orang tua bangga! Ini malah bikin MALU!! " Teriak Siska tepat di telinga Daviena sehingga membuat telinga Daviena berdengung.

"Apa yang kamu lakukan Siska!? " Teriak seseorang dengan suara berat nya yang menggelegar, orang itu adalah Haris ayah dari Daviena.

"Anak kamu tuh! Soal gampang kaya gini aja salah! Bilang apa aku sama temen-temen" Ucap Siska dengan tangan di lipat di dada.

"Wajar lah kalo dia salah, nama nya juga manusia pasti memiliki kelalaian" Ucap Haris menasehati.

"Ya ga bisa gitu! Harus nya dia lebih teliti lagi, kalo soal kaya gini aja ga bisa, malu aku sama orang-orang" Ucap Siska sarkas dengan nada penuh penekanan.

"Ga usah mikirin kata orang, Daviena itu udah selalu jadi yang terbaik, dia masih muda wajar kalo melakukan kesalahan" Ucap Haris marah dengan istri nya.

"Kamu itu Mas! Terus aja belain anak kesayangan kamu! Liat noh, anak dari temen-temen aku aja bisa banggain orang tua nya, kalo kaya gini Daviena mah malu-maluin tau ga? " Bentak Siska lalu pergi keluar, sedangkan Haris segera menghampiri Daviena.

"Kamu ga papa? Mending obatin dulu luka kamu ini, udah yuk jangan dengerin kata mamah kamu. Viena itu udah banggain papah, jadi mau bagaimana pun kamu, kamu tetap lah anak papah yang berharga. Mengerti? " Ucap Haris seraya membantu Daviena bangun.

"Emang salah Vivi kok! " Ucap Daviena lirih seraya terus menundukkan kepala nya.

"Enggak! Vivi ga salah, mamah kamu aja yang keterlaluan. Udah yuk makan sama papah" Ucap Haris yang di Angguki oleh Daviena.

...----------...

Jangan lupa dukung author melalui...

Like

Vote

Rate

Favorit

Ada yang ingin berteman lebih jauh dengan author? Yuk hubungi author....

Author orangnya care kok, ga mudah tersinggung, bisa cepat akrab dan sedikit blak-blakan.

IG: @lrnrrhmnia1412 (Follow yak, Author follback kok)

WA: +6282123981798(Lira Nur) (Untuk para wibu pecinta anime, author punya group yang selalu share file video anime baik movie ataupun the movie, Seperti Naruto, One Pick Man, Black Clover, Battle Trough Heaven dll. Silahkan hubungi admin yang juga author sendiri untuk yang tertarik. Kalau mau berteman dengan author juga ga masalah sih~hihihi)

FB: Nurrahmania Art(Terima pesanan gambar sketsa wajah buatan author sendiri. Bagi yang berminat silakan hubungi. :')

Pertemuan

"Pertemuan menjadi awal dari suatu kisah di antara kita.

Senyum itu suatu pertanda bahwa kau adalah milikku hanya milikku. "

~Alvaro CE.

......................

"Jadi gimana sekolah kamu selama di LA? " Tanya pria dewasa dengan kaca mata seraya menatap anak nya Varo.

"Ya gitu lah" Ucap Varo santai.

"Enak banget abang udah lulus! Aku juga pengen dong mah kaya gitu" Ucap seorang gadis remaja dengan mata biru terang dan rambut pirang nya yang panjang tergerai.

"Kamu itu masih kecil, jadi di sini aja sekolah nya" Ucap wanita dewasa dengan rambut hitam legam dan wajah nya yang tetap cantik meski sudah menua.

"Ish mamah! " Gadis remaja itu merengek, padahal dia sudah kelas sepuluh tapi tetap di bilang masih kecil.

"Varo mau sekolah lagi" Ucap Varo tiba-tiba membuat keluarga nya langsung menatap ke arah Varo dengan tatapan bertanya.

"Untuk apa? " Tanya Tuan Elmaraja bingung.

"Pengen menikmati masa-masa remaja dulu, lagian kan Varo udah punya Ijazah jadi Varo bisa bebas di sekolah" Ucap Varo lebar yang di balas anggukan oleh keluarga nya.

"Sekolah bareng Alvi aja! Di R'IHS, di sana tuh seruuuu banget" Ucap adik Varo yang bernama Alvira Chris Elmaraja.

"Terserah" Balas Varo acuh.

"Tapi kalo di sana harus hati-hati sama ketos nya yang kaya serigala hih serem" Ucap Alvi seraya bergidik ngeri.

"Emang kenapa? " Tanya Tuan Elmaraja yang bernama Gilang Chris Elmaraja.

"Ketos nya itu serem, galak sih enggak! Cuma tatapan mata nya itu loh bikin nyali Alvi menciut" Ucap Alvi sambil memegang tengkuk nya.

"Cuma itu? Bukan masalah penting itu mah" Ucap Varo santai.

"Ya sudah kamu masuk ke R'IHS, biar papah yang daftarin, besok kamu mulai sekolah"

"Kok cepet amat? " Tanya Varo pada Gilang

"Udah pokok nya kamu udah bisa sekolah besok" Ucap Gilang lalu kembali fokus dengan tontonan nya.

"Tidur nya jangan malem-malem, besok harus sekolah loh" Ucap Nyonya Elmaraja yang bernama Sarah Widianto.

"Iya iya"

"Kamu juga Alvi" Sarah menatap putri nya yang juga sibuk dengan acara Televisi.

"Iya mahh"

"Varo naik ke atas dulu" Ucap Varo lalu melangkah menuju kamar nya di lantai dua.

Setelah mengabari Teman-teman nya sesuai dengan janji nya yang akan bersekolah bersama mereka. Ia pun beranjak tidur karena hari sudah mulai larut.

***

Fajar menyingsing burung berkicauan, embun menetes tanda udara sejuk. Sebelum alarm berbunyi, Daviena sudah siap dengan seragam nya.

Ia segera turun dan mendapati rumah yang sudah sepi, segera ia berangkat tanpa sarapan lebih dahulu. Kali ini ia berangkat sedikit siang sehingga ia memutuskan untuk membawa motor besar nya yang berwarna Hitam.

Ia membawa motor nya melesat membelah jalanan ibu kota. Tak membutuhkan waktu yang lama ia pun sampai di sekolah nya, nampak parkiran yang sudah ramai karena sebentar lagi bel masuk.

Kehadiran motor nya nampak menarik perhatian para siswa dan siswi yang berada di parkiran sekolah. Daviena membuka helm full face nya dan turun dari motor membuat keramaian di parkiran.

"Waahhh Bu Ketos datang dengan wajah baru"

"Gilaa Daviena keren banget"

"Itu muka nya masih datar aja, ga bisa senyum dikit apa"

"Aaa Daviena manis amat sih"

"Bidadari jatuh dari Khayangan"

"Calon bini gue itu"

"In Your Dream! "

"Cih Motor hasil ngej*lang aja bangga"

"Sok Cool, jijik gue liat nya"

"Alaah bilang aja ngiri lu pada"

Dan masih banyak lagi pujian serta gunjingan yang di lontarkan untuk si muka datar. Sedangkan yang menjadi dalang keributan hanya menampilkan wajah dingin nya.

Bibir Daviena sudah membaik sehingga tak begitu terlihat, sementara pergelangan tangan nya di perban untuk menutup luka.

Daviena berjalan santai menuju kelas nya, sesampai nya di kelas dia di panggil oleh kepala sekolah yang mana adalah Bibi nya sendiri.

Sedangkan Teman-teman Daviena asik mengobrol dan bercanda ria, tapi mereka pun segera berkeliling mencari siswa siswi yang terlambat karena sebentar lagi bel masuk.

Sementara itu Varo dengan motor hitam nya kini sudah sampai di parkiran sekolah, dia berangkat tidak bersama adik nya karena Alvi berangkat bersama sahabat nya.

Varo pun memarkirkan motor nya, lalu segera melepas helm nya dan turun dari motor. Kedatangan Varo membuat keributan yang tadi sudah tenang terjadi lagi.

"Cogan datang woi"

"Ga pernah liat, anak baru ya? "

"Sekolah kita kedatangan cogan lagi gaiss"

"Waah pangeran sekolah bertambah satu"

"Ck so ganteng"

"Abang halalin eneng"

"Jijik ih"

"Aku rela jadi istri mu meski jadi yang ke sepuluh"

Sedangkan yang di bicarakan hanya diam dengan wajah datar nya, segera Varo melangkah kan kaki menuju ruang kepala sekolah.

***

"Menurut kamu nanti kita Studytour nya kemana" Tanya kepala sekolah yang bernama Hana Dian Raharsya, namun menjadi Hana Dian Gideon karena menikah dengan Tomi Gideon.

"Terserah bibi saja" ucap Daviena acuh.

"Haish kamu ini, gimana kalo kita Camping aja? " Tanya Hana dengan wajah berbinar, namun sesaat kemudian wajah nya kembali murung saat mendengar ucapan Daviena.

"Tahun kemarin kan udah Camping" Ucap Daviena datar sambil menatap mata Bibi nya.

"Huft! Iya juga sih, terus kemana? " Ucap Hana pelan, namun wajah nya kembali cerah.

"Oh atau kita Hiking aja? " Lanjut Hana dengan senyum cerah di wajah nya.

"Terserah" Ucap Daviena.

"Ok jadi ki-"

Tokk

Tokk

Tokk

Ucapan Hana terpotong dengan suara ketukan pintu, segera Hana menatap Daviena sekilas lalu mengijinkan orang itu masuk.

"Masuk" Ucap Hana tegas, berbeda dengan tadi yang seperti anak kecil.

Cklek

"Oh? Kamu anak baru itu ya? Nama kamu siapa? " Tanya Hana setelah melihat sosok itu masuk, Daviena sendiri sama sekali tak melihat sosok itu dan memilih membaca buku yang ia bawa.

"Alvaro Chris Elmaraja" Ucap Varo dingin membuat Hana terdiam sejenak.

"Ekhem! Daviena kamu antar Alvaro ke kelas nya ya. Dia masuk kelas unggulan karena memasuki kriteria, oh ya ini Ketua OSIS di sekolah ini namanya Daviena Dian Raharsya. Bu Sri hari ini ga hadir jadi kelas kamu Jamkos,jangan berisik ya! " Ucap Hana seraya tersenyum ramah, lalu Daviena segera bangkit dari duduk nya dan menatap Hana sekilas.

"Hm" Ucap Daviena lalu melewati Varo yang mematung.

" Itu Alva kamu ikuti Daviena ya"Ucap Hana yang membuyarkan lamunan Varo.

"Ya permisi" Varo pun mengikuti Daviena dan terus menatap punggung Daviena.

'Vivi kah? 'Batin nya bertanya-tanya karena melihat mata Daviena yang sama dengan mata seseorang di masa lalu nya.

"Em jadi lo ketos di sini? " Tanya Varo memulai obrolan dan mencoba untuk berjalan sejajar dengan Daviena.

"Hem" Jawa Daviena dingin tanpa menatap Varo yang mengernyit.

Mereka berjalan di Koridor yang sepi karena sudah masuk jam pelajaran. Kelas demi kelas mereka lewati di temani keheningan yang membuat suasana canggung.

'Dia mirip Vivi, tapi lebih dingin' Ucap Varo dalam hati saat melihat wajah Daviena dari samping.

"Boleh gue tanya? " Ucap Varo yang di balas lirikan oleh Daviena.

"Emm Wali kelas nya siapa ya? " Tanya Varo gugup, jujur baru kali ini dia gugup bicara dengan wanita.

"Ibu Nirmala guru Fisika" Ucap Daviena singkat sambil terus menatap ke depan.

"Berarti di panggil nya pasti Bu Mala ya? "

"..... "

Keheningan kembali menyapa, tak membutuhkan waktu lama kini mereka sampai di depan kelas yang sedikit berisik.

"Tunggu di sini sampai saya suruh masuk" Ucap Daviena yang di bablas anggukan oleh Varo.

Cklek

Suara pintu terbuka dan menampilkan sosok horor bagi mereka membuat kelas hening seketika. Varo pun diam di depan pintu dengan tertegun.

'Kaya nya mereka takut sama Daviena' Batin Varo terdiam melihat Daviena yang melangkah masuk.

Glekk

Seluruh murid di kelas meneguk ludah secara paksa saat melihat Daviena yang menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Kenapa diam? " suara dingin milik Daviena menggema di ruang kelas yang hening.

"Hanya karena guru tidak hadir kalian bisa seenak nya berisik di kelas" Ujar Daviena lantang membuat siapapun yang mendengar nya menunduk takut.

"Tulis di buku latihan kalian 'Saya Menyesal' Sebanyak lima lembar, gue ga menerima penolakan" Ucap Daviena semakin dingin, mereka pun segera mengambil buku catatan serta alat tulis dan mulai menulis apa yang di perintah kan.

"Bu Sri hari ini ga masuk, sekertaris catat mereka yang hadir. Kita kedatangan murid baru, Masuk"Ucap Daviena yang membuat para murid menatap pintu.

Terlihat lah sosok Varo yang gagah dengan wajah datar nya. Varo masuk dan berdiri tepat di samping Daviena, dua wajah datar pun beradu.

" Alvaro CE"Ucap Varo dingin. Sedangkan kelas tetap sepi karena seluruh murid ingat masih ada Daviena di sana.

'Biasa nya bakal ribut, kok ini engga? 'Batin Varo bertanya-tanya, namun ia segera mengerti saat melihat wajah Daviena yang dingin di samping nya.

Tinggi Daviena hanya Se pundak dari Varo, jadi Varo harus menunduk bila ingin menatap Daviena.

"Duduk di samping Anggal" Ucap Daviena menunjuk seseorang yang di panggil Angga, yaitu tepat di belakang Daviena.

"Hem" Dehem Varo lalu melangkah menuju tempat duduk yang di tunjuk Daviena.

"Dan kalian! Jangan berisik, kenalan nya nanti aja saat istirahat" Ucap Daviena seraya melihat jam di pergelangan tangan nya. Setelah itu ia melangkah kan kaki menuju tempat duduk nya dan membuka buku pelajaran Bahasa.

***

Keadaan kelas yang hening membawa ketenangan tertentu untuk Daviena. Saat seluruh murid sibuk berkutat dengan tulisan mereka, Varo malah sibuk dengan imajinasi nya.

'Kenapa mereka begitu mirip? Apakah? 'Batin Vario bertanya-tanya seraya terus memperhatikan punggung Daviena.

'Gak! Gak mungkin! Vivi kan ada nya di London 'Sanggah Varo dalam hati. Terbayang senyum manis sosok itu dalam lamunan nya, terdengar suara imut nya, sebersit rasa rindu kembali hadir dalam benak nya.

Tak lama kemudian bel istirahat pun berbunyi, seluruh murid berhamburan keluar kelas dan mulai mengerubuni kantin. Namun Daviena dan teman-teman nya malah berkumpul di satu meja untuk membahas Studytour yang di bicarakan oleh Hana.

"Berarti kita harus nyiapin keperluan nya se awal mungkin dong? " Tanya Caca serius, memang kalau sedang serius Caca akan terlihat menyeramkan.

"Ya! Kita juga harus nyiapin mental karena ini akan menjadi perjalanan yang panjang" Ucap Karin tak kalah serius.

"Gue yakin akhir semester kali ini bakal seru! Ya gak Na? "Ucap Fani antusias dan bertanya akan tanggapan Daviena.

" Hem"Ucap Daviena acuh.

"Eh ngomong-ngomong itu Anak baru pindahan dari mana? " Tanya Zahra penasaran seraya melirik ke arah Varo.

"Tanya aja sendiri" Ucap Daviena, segera mereka menghampiri Varo yang duduk di kerubuni murid lain.

***

"Kenalin gue Angga Agustinus" Ucap seorang siswa dengan pakaian rapih dan lengkap di sisi Varo.

"Varo" Ucap nya dingin.

"Gue Rakha Rajaksara panggil aja Raka" Ucap siswa lain tak jauh dari tempat nya.

"Varo"

Varo terus di kerubungi murid yang ingin berkenalan dengan nya. Sementara ia terus memperhatikan Daviena dan teman-teman nya yang berjalan menghampiri.

"Hai kenalin gue Azahra Kendati Lexander, panggil aja gue Zahra" Ucap Zahra seraya menyodorkan tangan nya dan tersenyum sangat manis.

"Varo" Ucap Varo dingin tanpa menyambut uluran tangan Zahra yang membuat empu nya cemberut dan menarik kembali tangan nya sambil menahan malu.

'Pertama kali cowo dingin sama gue! Menarik! 'Batin Zahra tersenyum kikuk.

"Kenalin gue Cassandra Wijayanto, panggil aja Caca" Ucap Caca tersenyum manis tanpa menyodorkan tangan nya.

"Gua yang paling cantik ini Stefani Larasati Ningrum, panggil aja Fani" Fani pun melakukan hal yang sama seperti Caca.

"Cantik dari Hongkong! " Teriak mereka semua bersamaan kecuali Varo, Daviena, Karin, dan Zahra.

"Yee ngiri ae lo pada! " Ucap Fani mencebikkan bibir nya lucu.

"Abaikan dia, anggep aja ga ada" Ucap Caca semakin membuat Fani cemberut.

"Ish kamu mah gytu tega deh ama aku" Fani bergelayut manja di tangan Caca. Segera Caca menepis tangan Fani dan bergerak menjauh, begitu pun yang lain nya kecuali Daviena yang tetap diam.

"Siapa lo? Gue ga kenal" Ujar Caca semakin jauh.

"Bukan temen gue, gue ga kenal dia" Gumam Zahra ikut menjauh.

"Ish kalian jahat, cuma Nana doang yang engga! Nanaaa Aku pada mu muach! " Fani mengecup singkat pipi Daviena.

"Iyuuuhh" Mereka pun merasa jijik dengan perlakuan Fani, sementara Daviena hanya mengerutkan kening nya sesaat lalu kembali diam layak nya patung.

"Menjijikkan" Gumam Varo seraya memicingkan mata nya ke arah Fani.

"Ekhm lupain yang barusan, oke lanjut" Ucap Fani merasa canggung.

"Karina Angga Saputra" Ucap Karin datar tanpa senyum di wajah cantik nya.

"Varo" Ucap Varo dingin lalu tatapan mata nya beralih ke sepasang netra kelam milik Daviena yang tampak indah dengan warna biru tua.

"Lo? " Tanya Varo kala Daviena tak kunjung memperkenalkan diri, sedangkan Daviena tak ingin menjawab pertanyaan Varo yang tak penting menurut nya.

'Apakah dia pelupa? Seharus nya kan dia sudah tau' Batin Daviena bingung namun wajah nya tetap datar non ekspresi dan sama sekali tidak menjawab Varo.

"En dia Daviena Dian Raharsya, lo panggil aja dia Nana" Ucap Caca tak melunturkan senyum nya.

Situasi saat ini sedikit canggung karena tatapan Varo dan Daviena tak ingin lepas. Entah mengapa Varo merasa Dejavu dengan tatapan itu.

'Vivi' Gumam nya dalam hati dengan tatapan sendu.

'Kenapa gua jadi ingat dia ya? 'Batin Daviena bertanya-tanya.

"Ekhm udah udah, mending sekarang kita ke kantin nanti keburu masuk" Ucap Karin membuyarkan lamunan dua orang yang tengah kebingungan.

"Oke Skuy! " Teriak Fani menarik tangan Caca untuk mendahului mereka.

"Yu Dav"Karin pun menarik tangan Daviena yang menurut saja seperti anak ayam.

" Lo mau ke kantin Var?" Tanya Zahra

"Lo duluan aja gue masih ada urusan"

"Oh oke" Zahra pun keluar menyusul kawan-kawan nya dengan perasaan kecewa namun tertutup dengan senyum konyol nya.

Sesampai nya di kantin, seperti biasa mereka akan menjadi pusat perhatian. Namun mereka sama sekali tak peduli dan berjalan menuju meja favorit mereka.

"Mau makan apa? Gue pesenin" Ucap Fani setelah semua nya duduk termasuk Zahra.

"Nasi goreng aja sama teh manis, belum makan gue" Ucap Caca memegangi perut nya yang sedari tadi meronta minta di isi.

"Nasgor sama Jus jeruk" Ucap Daviena dingin.

"Yang lain nya? " Tanya Fani melirik mereka semua.

"Samain aja ma Davi" Ucap Karin lalu melirik ke Zahra yang biasa nya cerewet.

"..... " Zahra hanya mengangguk kecil dan kembali pada pikiran nya membuat mereka bingung.

"Lo kenapa Ra? " Tanya Caca.

"Eh? Ga kok ga apa apa" Elak Zahra yang semakin memperbesar tanda tanya di kepala teman-teman nya.

"Lo suka Varo? " Tanya Daviena datar seraya melihat Zahra yang sedikit salah tingkah.

"Aciyeee yang udah gede" Ucap Caca heboh dan Zahra semakin salah tingkah.

"Wah Zahra beneran suka, bukti nya sampe salting gitu" Ucap Karin antusias, sedangkan Daviena hanya diam dengan tatapan dingin nya.

"Eh kalian ini apaan sih? Gu-gue sama sekali ga suka sama dia" Elak Zahra dengan wajah yang sedikit merona. Lalu Fani datang membawa nampan berisi pesanan mereka, Fani datang dengan wajah bingung melihat tingkah teman-teman nya.

"Gue ketinggalan apa? " Tanya Fani seraya duduk di samping Zahra.

"Si Zahra suka sama Varo" Ucap Karin santai sementara Caca sudah terkikik geli, Zahra semakin merona dan Fani yang melotot.

Braakkk

"APA? ZAHRA SUKA SAMA VA-" Saking kaget nya Fani menggebrak meja dan berteriak, namun belum sempat menyelesaikan kalimat nya, mulut Fani sudah di bekap oleh Zahra.

"Lo berisik tau ga? Selow aja sih ga usah lebay"Ucap Zahra ketus tanpa menarik tangan nya, sementara Fani sudah memukul-mukul tangan Zahra.

" Uhuk uhuk Tangan lo bau jengkol "Ucap Fani saat Zahra menarik tangan nya kembali. Dan perkataan Fani sukses membuat Zahra naik pitam.

" Se Kate Kate lo ngomong! "Ucap Zahra setengah berteriak.

" Eheheh Jadi lo serius suka sama Orav?"Tanya Fani seraya tertawa kecil dan membalikkan nama Varo.

"Kalo iya kenapa? " Tantang Zahra.

"Gue rasa lo perlu perjuangan ekstra deh, mengingat betapa dingin nya dia, walau ga sedingin Daviena sih" Ucap Caca dengan nada menyindir di akhir kalimat nya.

"Ga kebayang kan kalo Daviena sama Varo berduaan di satu ruangan, gue jamin ruangan nya beku" Ucap Karin menanggapi dengan sindiran.

"Kalo nikah pun anak nya jadi manusia salju hahaha" Fani tertawa dengan pemikiran nya sendiri, sedangkan Daviena hanya diam menikmati makanan nya. Zahra pun diam mengabaikan teman-teman nya karena ia merasa tak suka dengan arah pembicaraan itu.

...----------...

Jangan lupa dukung author melalui...

Like

Vote

Rate

Favorit

Ada yang ingin berteman lebih jauh dengan author? Yuk hubungi author....

Author orangnya care kok, ga mudah tersinggung, bisa cepat akrab dan b

blak-blakan.

IG: @lrnrrhmnia1412 (Follow yak, Author follback kok)

WA: +6289670108559 (Untuk para wibu pecinta anime, author punya group yang selalu share file video anime baik movie ataupun the movie, Seperti Naruto, One Pick Man, Black Clover, Battle Trough Heaven dll. Silahkan hubungi admin yang juga author sendiri untuk yang tertarik. Kalau mau berteman dengan author juga ga masalah sih~hihihi)

FB: Nurrahmania Art(Terima pesanan gambar sketsa wajah buatan author sendiri. Bagi yang berminat silakan hubungi. :')

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!