Terlahir dari keluarga yang serba ada tidak membuat Alfa menjadi pria yang hanya mengharapkan kekayaan keluarganya. Kehidupan Alfa tidak seperti anak orang kaya pada umumnya, yang hanya bisa berfoya-foya dengan kekayaan orang tua. Sejak kecil Alfa sudah di ajarkan untuk menjadi pribadi yang mandiri oleh kedua orang tuanya. Di usianya yang masih sangat muda, Alfa sudah bekerja di perusahaan keluarganya sebagai pegawai biasa. Walaupun dia adalah cucu dari Direktur utama perusahan itu, namun kedudukannya tetaplah sama dengan pegawai lainnya.
Sikap juga pemikiran bijak yang Alfa miliki di usia yang terbilang masih muda, membuatnya tidak pernah berkecil hati dengan kedudukannya di perusahan besar milik keluarganya itu. Setiap bulan dia di gaji seperti pegawai yang lainnya. Malah dia mendapatkan gaji yang paling rendah. Karena waktu itu selain bekerja di perusahaan, dia juga seorang mahasiswa yang memiliki aktifitas di kampus. Jadi gaji yang dia terima di sesuaikan dengan jam kerjanya di kantor.
Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Alfa memiliki jiwa pekerja keras sama seperti Kakek juga Papanya, yang memiliki kesuksesan tidak ternilai dari hasil kerja keras mereka. Dia begitu bersemangat mengerjakan tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai di kantor, juga sebagai pelajar di salah satu Universitas ternama di Jakarta. Dengan kerja kerasnya yang begitu luar biasa, membuat Alfa menjadi lulusan terbaik S2 di Universitasnya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Alfa langsung di berikan kedudukan yang sangat berpengaruh di perusahaan milik Kakeknya. Dengan tanggung jawab yang begitu besar membuat Alfa semakin bersemangat dalam meraih impiannya, menjadi pengusaha sukses seperti kedua laki-laki yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang tidak lain adalah Kakek juga Papanya. Dan apa yang di impikan oleh Alfa langsung dia dapatkan hanya dalam waktu satu tahun.
-Alfa Permana-
Hanya waktu satu tahun menduduki jabatan barunya, Alfa sudah meraih berbagai penghargaan sebagai pengusaha muda tersukses. Namanya dengan seketika jadi pembicaraan berbagai kalangan. Semua Media begitu ramai memberitakan keberhasilan Alfa, sebagai penerus dari keluarga yang selama ini tidak pernah tersaingi.
Berita besar yang di tayangkan di berbagai media, sampai juga di telinga Farel orang yang menyimpan dendam terhadap Papanya Alfa. Setelah di nyatakan lumpuh permanen oleh seorang Dr yang menanganinya, Farel yang begitu marah dengan semua kenyataan pahit itu langsung merencanakan sesuatu untuk membalas sakit hatinya, terhadap orang yang telah membuatnya seperti itu.
Setelah kejadian beberapa tahun yang lalu, Farel dan keluarganya terpaksa harus pindah ke luar negri. Satu keputusan yang sangat berat untuk mereka, menjadi penduduk di negara yang sangat asing. Tapi demi keselamatan Farel, orang tuanya tidak ada pilihan lain selain menetap di London.
Sebelum berangkat ke London, Farel sempat menikahi seorang wanita yang sedang mengandung anaknya waktu itu. Dan sekarang dia sudah memiliki tiga orang Putri yang di beri nama Ratu, Putri, dan Shelina. Ratu adalah anak pertama Farel yang sekarang sudah berusia 25 tahun, berprofesi sebagai seorang model. Dan Putri anaknya yang bungsu, sudah berusia 23 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di London. Sedangkan Shelina anak yang di angkat oleh Farel, dari salah satu panti asuhan di Indonesia 17 tahun yang lalu, sudah berusia 22 tahun. Dan dia baru saja menyelesaikan S1 di salah satu Universitas di London.
-RATU-
-PUTRI-
Kedua anak gadis Farel yang di lahirkan, juga di besarkan di negara yang begitu maju dan modern, sangat bahagia menjalani hari-hari mereka di sana. Semua yang mereka inginkan selalu di penuhi oleh kedua orang tua mereka, yang semakin maju walaupun tidak sesukses dulu, dengan usaha yang mereka bangun di sana. Tapi tidak untuk Shelina. Dia selalu di perlakukan tidak adil oleh mereka semua, termasuk kedua orang tua Farel yang juga tinggal bersama mereka.
Sebagai seorang anak, Shelina sangat merindukan kasih sayang kedua orang tua, yang selama ini tidak pernah dia rasakan. Hidupnya begitu hampa dengan perlakuan keluarga yang dia sendiri sudah tahu, kalau itu bukan keluarganya. Tepat berusia 5 tahun, Shelina di adopsi oleh Farel dan istrinya dengan satu tujuan, yang sampai saat ini tidak di ketahui oleh gadis malang itu.
Awalnya Shelina menolak ikut bersama mereka di saat mau di adopsi, karena dia masih tetap berharap akan di jemput oleh orang tua kandungnya, yang sedang bekerja di luar negeri menjadi TKW seperti yang di ceritakan Ibu panti padanya. Tapi hari itu Ibu panti akhirnya jujur, kalau kedua orang tuanya telah meninggal di saat dia masih bayi dalam sebuah kecelakaan angkot. Dan seorang tetangga mereka yang sempat merawatnya selama beberapa hari, terpaksa membawanya ke panti asuhan itu, karena mereka tidak sanggup untuk menjaganya.
Ibu Lili. Ya, itulah nama Ibu panti yang sudah merawat Shelina sejak masih bayi. Dan dialah orang yang mengajarkan Shelina untuk menjadi pribadi yang kuat. Dia selalu menghibur Shelina dengan mengarang cerita kalau orang tuanya sedang bekerja di luar negeri, dan menitipkan dia kepada beliau. Tapi pada hari itu, dia terpaksa jujur kepada Shelina, dengan harapan biar Shelina bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik bersama keluarga barunya.
-SHELINA-
Shelina adalah gadis yang sangat manis. Dengan tutur kata yang begitu lembut, membuat dia sangat di senangi banyak orang. Namun jangan pernah tanyakan dia tentang apa artinya cinta dan kebahagiaan. Karena selama hidupnya, dia tidak pernah merasakan hal itu. Hari-hari yang di lewati gadis malang itu bagaikan neraka dunia. Setiap hari dia habiskan dengan bekerja keras untuk memenuhi kehidupannya sendiri.
Sejak berada di bangku sekolah SMP, Shelina sudah membanting tulang untuk biaya hidupnya, yang tidak pernah di perduli kan oleh kedua orang tua angkatnya. Setiap pulang sekolah, dia harus bekerja sebagai buruh cuci di rumah salah seorang sahabat baiknya. Dan semua kegiatannya itu sudah di ketahui oleh keluarganya, namun mereka tidak pernah perduli dengan semua itu.
Hidup yang di jalani gadis malang itu begitu sangat berat. Di siang hari dia selalu berusaha tersenyum, untuk menyembunyikan kesedihan yang selam ini dia pendam. Dan pada malam hari, dia hanya bisa menangis merindukan kasih sayang kedua orang tuanya, yang sudah berada di alam lain.
Derita yang di alami gadis malang itu, membuatnya sering termenung di saat sedang sendiri. Tidak ada orang lain yang mengetahui penderitanya selain sahabatnya yang bernama Chelsea. Chelsea adalah sahabat baik Shelina, yang selalu membantu Shelina di saat dia sedang kesusahan. Dan dengan bantuan Chelsea, Shelina bisa menyelesaikan kuliahnya, dengan gaji sebagai buruh cuci di rumah keluarga Chelsea.
-CHELSEA-
Chelsea yang asli berdarah Inggris, begitu sangat cantik dengan rambut pirangnya. Secantik sifatnya yang sangat baik terhadap sesama, terutama Shelina. Mereka berdua menjalin persahabatan sejak berada di bangku SMP. Dan sampai saat ini, hanyalah Chelsea orang yang mengetahui semua tentang Shelina.
Sejak berada di London, Farel sudah menyiapkan segala rencana untuk membalaskan dendamnya, terhadap orang yang telah membuat dia lumpuh. Tapi semua rencananya tidak dapat dia jalankan setelah mengetahui betapa sadisnya Faris, orang yang telah membuat dia jadi seperti itu. Akhirnya Farel kembali memikirkan cara lain. Dan jalan satu-satunya yang dia pilih, hanyalah merusak nama baik keluarga Faris, lewat Putranya yang lahir setelah kecelakaan waktu itu. Dan rencananya itu, sehingga membuat dia memilih mengadopsi Shelina. Karena Shelina akan dia jadikan sebagai alat, untuk menghancurkan nama baik keluarga Permana yang tidak pernah tercoreng.
Musibah yang datang silih berganti dalam keluarga Permana membawa duka tiada henti. Duka kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua Kakeknya Alfa, dan kedua orang tua Tantenya belum juga reda, berlanjut kembali dengan kecelakaan yang merenggut nyawa supir pribadi keluarga Alfa, yang saat itu sedang bersama Ibu juga Tantenya yang bernama Melda dalam satu mobil.
Kecelakaan yang merenggut nyawa supir pribadi keluarga Permana itu, terjadi 27 tahun yang lalu. Di mana hari itu tepat kelahiran Alfa, yang melewati proses operasi yang menegangkan seluruh anggota keluarga Permana. Aleta Mamanya Alfa terpaksa harus di operasi karena mengalami pendarahan akibat kecelakaan itu. Selain kelahiran Alfa yang menegangkan, kondisi Melda Tantenya juga begitu kritis karena mengalami patah tulang yang serius. Dan musibah itu membuat Tantenya Alfa menjadi cacat seumur hidupnya.
Kecelakaan itu sudah di rencanakan oleh orang yang sudah di jodohkan, dengan Tantenya Alfa yang tidak lain adalah Farel. Karena perbuatan buruknya itu, sehingga membuat Farel mendapatkan balasan yang setimpal dari Papanya Alfa, yang memang memiliki jiwa pembunuh sejak dia masih remaja. Untung saja Farel masih di beri kesempatan untuk hidup sampai saat ini walaupun dengan keadaan yang cacat.
Faris Papanya Alfa bisa di kategorikan sebagai monster di saat dia marah. Dan tindakan nekat selalu menjadi pilihannya di saat menghadapi para musuh-musuhnya. Hanyalah Farel korban yang di buat cacat oleh Papanya Alfa yang bernama Faris Permana. Tapi musuhnya yang lain, selalu dia bunuh tanpa berpikir panjang. Semua yang di lakukan Papanya Alfa, semata-mata hanya karena pembalasan atas perbuatan orang-orang, yang sudah berani menyakiti anggota keluarganya.
Apa yang di lakukan Farel terhadap keluarga berpengaruh itu, membuat dia dan keluarganya terpaksa harus pindah dan menetap di luar negeri. Farel berangkat meninggalkan Indonesia bersama kedua orang tuanya, juga seorang wanita bernama Karina yang baru saja dia nikahi. Karina adalah Ibu dari kedua putri Farel yang bernama Ratu dan Putri. Tapi dia tidak pernah mau menjadi Ibu untuk Shelina yang memang bukan darah dagingnya.
Setelah menetap di London selama beberapa tahun, Farel yang sakit hati setiap kali melihat keadaannya, berencana untuk melenyapkan Faris Papanya Alfa. Namun rencananya selalu gagal, karena tidak ada orang yang mau menjalankan rencananya, walaupun di bayar dengan jumlah yang sangat besar. Dan karena merasa gagal untuk membalaskan dendamnya, akhirnya Farel memutuskan untuk menghentikan semua rencananya, dan bersabar menunggu rencana selanjutnya yang sudah dia pikirkan.
Awalnya Farel berencana ingin menjadikan salah seorang putrinya, sebagai penghancur nama baik keluarga Permana setelah mereka sudah dewasa. Tapi istrinya tidak ingin mengambil resiko dengan rencana Farel. Jadi dia terpaksa meminta Ibunya kembali ke Indonesia, untuk mengadopsi seorang anak dari pantai asuhan yang di jaga oleh sahabat Ibunya yang bernama Ibu Lili.
Shelina gadis manis yang tidak berdosa itu, di adopsi oleh Farel lewat perantara orang tuanya, demi rencana membalaskan dendamnya terhadap keluarga Permana. Ibu Lili yang sudah kenal dekat dengan orang tua Farel, sangat yakin kalau Shelina akan bahagia hidup bersama mereka di London. Jadi tanpa ada rasa ragu, dia pun langsung melepaskan Shelina untuk ikut bersama mereka.
Shelina yang saat itu baru berusia 5 tahun, begitu takut harus ikut bersama orang yang belum dia kenal sebelumnya. Shelina ingin sekali menolak karena dia hanya ingin bersama Ibu Lili. Tapi dia yang masih sangat kecil, sama sekali tidak berdaya untuk menolak ataupun menentang orang-orang dewasa yang ada di sekelilingnya. Dengan air mata yang bercucuran, gadis kecil itu hanya bisa menatap Ibu Lili tanpa bersuara. Melihat keadaan Shelina, Ibu Lili yang juga merasa sedih langsung memilih untuk mengajaknya ke dalam sebuah ruangan, dan berusaha meyakinkan dia kalau semua akan baik-baik saja.
"Sayang,, kamu ngga perlu takut! Mereka itu orang baik. Ibu yakin kamu akan bahagia hidup bersama mereka. Dan kamu akan memiliki keluarga yang sempurna. Dari pada di sini kamu hanya punya Ibu." Ujar Ibu Lili dengan berderai air mata, karena tidak sanggup melihat gadis kecil di dalam pelukannya.
"Bu,, di sini aku juga kan punya banyak teman. Aku bahagia hidup bersama Ibu dan teman-temanku di sini." Ujar Shelina dengan harapan Ibu Lili akan membatalkan semuanya.
"Sayang,, coba kamu tatap Ibu! Ibu juga sangat sedih harus berpisah denganmu. Tapi semua ini demi kebaikanmu. Kamu akan punya Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, juga saudari yang akan menyayangimu. Dan kamu juga akan punya banyak mainan, punya banyak coklat, sekolah di tempat yang bagus, dan akan di ajak jalan-jalan oleh keluarga barumu." Ujar Ibu Lili panjang lebar yang membuat Shelina terpaksa menerima semuanya, walau dengan hati yang sangat berat.
Apa yang di katakan oleh Ibu Lili sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi. Selama hidup bersama keluarga barunya, Shelina tidak pernah di perlakukan dengan baik. Dia selalu di perlakukan dengan begitu tidak adil. Dan lebih parahnya lagi, setiap malam Shelina di suruh untuk tidur bersama dua orang pembantu yang bekerja di rumah itu, yang juga berasal dari Indonesia. Selain itu dia juga di suruh untuk bekerja bersama dua orang pembantu, yang bernama Bi Ani dan Bi Tati.
Kedua Bibi yang kira-kira berusia 50 tahun itu, sangat merasa kasihan terhadap Shelina kecil yang malang. Apalagi di waktu kecil Shelina terlihat begitu manis dan lucu, dengan bentuk badan yang berisi juga pipi yang tembem. Terkadang kedua wanita itu menangis di saat melihat gadis kecil itu, harus di perlakukan seperti seorang pembantu di usia yang masih sangat kecil. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Shelina kecil.
Hidup yang penuh dengan perjuangan sejak masih kecil, membuat Shelina jadi wanita yang kuat dalam menghadapi hidup. Saat berada di sekolah dasar, kebutuhannya selalu di tanggung oleh Farel dan di hitung sebagai upah dia bekerja di dalam rumah mereka. Betapa berat hidup yang di jalani Shelina. Terkadang dia berpikir untuk kembali ke Indonesia, tapi semua itu tidak bisa dia lakukan karena selalu di ancam oleh Farel.
Farel yang menyadari perlakuannya juga keluarganya terhadap Shelina yang begitu kejam, sering merasa takut kalau Shelina akan merasa tertekan dan pergi dari situ. Akhirnya dia memilih untuk mengancam Shelina, akan meminta ganti rugi kepada panti tempat dia di adopsi, apabila Shelina berani melarikan diri. Dan karena itu sehingga membuat Shelina tidak bisa berbuat apa-apa sampai dia dewasa.
Kecantikan yang di miliki oleh Shelina, membuat banyak pria jadi tergila-gila padanya. Dan itulah yang membuat kedua saudari angkatnya semakin tidak menyukainya, terutama Putri yang satu sekolah juga satu Universitas dengannya waktu itu. Bahkan kekasih dari kedua kakaknya itu, selalu terpana apabila mereka berkunjung ke rumah dan melihat wajah cantik juga tubuh ideal Shelina. Tapi Shelina bukanlah wanita gampangan seperti kedua saudarinya, yang dengan mudah berpindah ke lain hati hanya karena materi dan kesempurnaan fisik.
Di malam yang begitu terang dengan cahaya bulan menyinari alam, duduk seorang gadis malang di depan jendela kamar dengan berlinang air mata. Dialah Shelina, gadis berparas bidadari yang hidup dalam situasi yang teramat sulit. Kenyataan pahit yang dia ketahui sejak masih remaja, atas tugas yang harus dia jalani setelah dewasa, kini terngiang kembali dalam pikirannya setelah mendengar, apa yang tadi di katakan oleh Ratu saudari angkatnya.
Hanya air mata yang selalu menjadi pelampiasan atas semua penderitaan dalam hidupnya selama ini. Di saat dia sedang kalut memikirkan nasibnya, yang di asuh hanya untuk di jadikan alat penghancur sebuah keluarga. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, yang membuatnya serentak menghapus derai air mata di wajah cantiknya, sambil melangkah mendekat ke arah pintu.
Setelah pintu terbuka, Shelina semakin menegang melihat sosok wanita yang selama ini dia panggil dengan sebutan Ibu, sedang berdiri di depan pintu kamarnya dengan tatapan yang selalu menunjukan kebencian. Dengan sekuat hati, gadis malang itu berusaha untuk tersenyum dan mulai bertanya dengan nada suara lembutnya.
"Ada apa Bu?" Tanya Shelina dengan senyum yang di paksakan.
"Ayah Putri sedang menunggumu di bawah. Ada sesuatu yang ingin dia sampaikan." Jawab Karina dingin tanpa menatap wajah Shelina.
Kebencian Karina terhadap anak angkatnya itu begitu besar. Sampai-sampai dia tidak pernah mau untuk menatap wajah Shelina di saat berhadapan. Dan dia juga tidak sudi menyebut Farel dengan sebutan Ayah di hadapan Shelina. Dia selalu menyebut dengan sebutan Ayahnya Putri. Begitupun dengan anggota keluarganya yang lain termasuk kedua mertuanya. Dan hal itulah yang membuat Shelina semakin merasa asing, berada di tengah-tengah keluarga mereka, walaupun sudah bersama-sama dalam waktu yang begitu lama.
Setelah mengatakan itu Karina pun langsung pergi meninggalkan Shelina, yang hanya terdiam dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Kesedihan juga penderitaan yang di alami Shelina sejak masuk di dalam keluarga itu, tidak bisa untuk di gambarkan dengan kata-kata. Hidup tanpa kasih sayang dan perhatian dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Tapi Shelina selalu berusaha untuk membiasakan dirinya, walaupun dia tidak bisa pungkiri kepedihan luka di dalam hatinya.
Dengan langkah kaki yang terasa sangat berat, Shelina turun menuju lantai bawah untuk menemui Ayah angkatnya yang tidak lain adalah Farel. Sampainya di bawah, dia melihat semua anggota keluarga di dalam rumah itu sudah berada bersama Farel. Shelina kembali menunjukan senyum manisnya walau hatinya sedang menangis, karena dia sudah tahu apa yang akan mereka bahas nanti.
"Ada apa Yah?" Tanya Shelina setelah duduk di depan Farel.
"Kamu pasti sudah tahu apa yang ingin aku sampaikan." Ujar Farel dengan tatapan yang sangat dingin. Begitupun dengan anggota keluarganya yang lainnya.
"Aku sudah memberitahukan dia Pa." Sambung Ratu dengan tatapan sinis ke arah Shelina.
"Dalam jangka beberapa hari ini, kamu sudah bisa menjalankan rencana yang sudah kita bicarakan sebelumnya. Dan ingat! Kamu harus melakukannya dengan sebaik mungkin, kalau kamu masih peduli dengan panti asuhan yang pernah menampung mu. Karena kalau sampai kamu gagal, aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan pantai itu. Dan kamu pasti tahu apa yang akan terjadi dengan Ibu Lili, dan anak-anak yang ada di panti itu kalau aku hancurkan panti asuhan itu." Ancaman Farel yang selalu dia gunakan untuk menakutkan Shelina.
"Apa kamu sudah paham?" Tanya Ibunya Farel yang sama-sama tidak punya hati seperti anaknya.
"Iya Nek, aku paham." Jawab Shelina dengan perasaan yang begitu hancur.
"Ya sudah. Kalau begitu kamu bisa pergi sekarang!" Ujar Farel tanpa menatap Shelina.
Shelina merasa sangat tidak berarti di tengah-tengah keluarga itu. Dengan menahan rasa sakit yang teramat besar di dalam dadanya, dia pun melangkah dengan air mata yang mulai terbendung di kelopak mata indahnya. Dan sampainya di dalam kamar, dia langsung melangkah menuju jendela dan kembali duduk di sana. Sambil memandang terangnya bulan di atas sana, air mata Shelina pun mulai menetes karena teringat dengan kedua orang tua kandungnya.
Setiap menatap bulan di langit, Shelina selalu merasa sedang melihat sosok kedua orang tuanya, yang dia sendiri tidak tahu seperti apa rupa mereka. Shelina yang malang di tinggalkan kedua orang tuanya tanpa ada kenangan yang bisa dia lihat, walaupun hanya selembar foto. Dia juga tidak pernah tahu di mana keluarga orang tuanya. Yang dia ketahui dari Ibu Lili sewaktu masih kecil, kedua orang tuanya itu perantau yang entah datang dari mana. Dan tidak ada yang tahu asal usul mereka.
Malam itu terasa begitu panjang oleh Shelina yang sama sekali tidak bisa untuk memejamkan mata, karena terbebani dengan pemikiran yang begitu berat atas tugas yang harus dia jalankan. Dia hanya bisa menatap bulan dengan derai air mata sambil berkata-kata, seperti dia sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya.
"Ibu,, Ayah,, kalian harus bahagia di sana, dan Jangan pernah cemaskan aku! Aku ikhlas menjalani semua ini walaupun begitu berat. Aku ikhlas menjalani semua cobaan hidupku. Dan aku yakin suatu saat aku pasti akan sangat bahagia, di saat sudah bersama kalian di tempat yang begitu indah." Shelina yang malang berkata-kata dengan tampang yang sangat menyedihkan.
Tepat pukul 3:15 dini hari, Shelina baru beranjak dari tempat duduknya dan memilih untuk berbaring di atas tempat tidur. Walaupun tidak merasa ngantuk sama sekali, Shelina tetap berusaha untuk tidur karena esok paginya dia harus berangkat kerja. Setelah mendapatkan gelar sarjana, Shelina memutuskan untuk bekerja di sebuah hotel berbintang sebagai pegawai di sana, sambil menunggu penerimaan di beberapa perusahaan, yang sudah dia masukkan lamaran.
Shelina sangat bersyukur dengan pekerjaan yang dia jalani saat itu. Karena sebelumnya dia hanyalah seorang buruh cuci di rumah temannya. Walaupun memiliki paras yang cantik, Shelina tidak pernah merasa malu dengan pekerjaannya. Dia adalah gadis yang sangat rajin dalam menjalankan pekerjaan yang sudah membantunya untuk bertahan hidup selama ini.
Hari-hari yang Shelina lalui hanya untuk mencari uang demi biaya hidupnya. Sampai-sampai dia sering terjatuh sakit karena kecapean. Tapi Farel dan anggota keluarganya yang menyadari semua penderitaan Shelina, tidak pernah merasa kasihan dengan gadis malang itu. Malah uang hasil kerjanya, sering di ambil paksa oleh kedua saudari angkatnya. Dan itu selalu mereka lakukan di saat tahu kalau Shelina sudah mendapatkan upah dari pekerjaannya.
Shelina yang sangat tidak berdaya, hanya bisa menerima apa yang di lakukan kedua saudari angkatnya. Jangankan untuk menentang, membela diri saja sama sekali tidak bisa untuk dia lakukan. Dia hanya bisa menangis menahan perih di hatinya atas kekejaman keluarga yang sudah mengadopsinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!