NovelToon NovelToon

The World Of The Magic

Perkenalan....

Ada pepatah yang mengatakan kalau tak kenal maka tak sayang.

Oleh karena itu, mari kita berkenalan dulu dengan tokoh utama dan tokoh pendamping novel THE WORLD OF THE MAGIC, agar kalian para pembaca bisa menyayangi tokoh-tokohnya sebelum membaca kisah mereka.

TOKOH UTAMA....

Kania Soviana

Seorang mafia kelas atas yang sangat di segani oleh seluruh orang di penjuru dunia. Kania adalah seorang gadis yang cantik berusia 17 tahun dengan tubuh proporsional bagai gitar spanyol. Dengan bermodalkan wajah cantiknya bahkan dengan satu senyuman saja mampu menaklukkan ratusan pria.

Tapi jangan salah dia hanya akan tersenyum ketika dia akan menyiksa musuh-musuhnya. Selain menjadi mafia, Kania juga berprofesi sebagai model, penyanyi, dokter, ilmuan dan pengusaha terkenal. Yah, dia memang gadis yang jenius.

Di dunia bawah dia dikenal dengan sebutan The beauty archangel yang berarti malaikat kecantikan. Tapi di balik kecantikan itu tersimpan jiwa iblis yang akan bangkit jika diusik. Kania juga merupakan leader dari mafia yang bernama Rose blood.

Putri Keisya Azura Emerald.

Seorang putri mahkota dari kerajaan Emerald atau bisa juga disebut Kania yang menyebrang ke dunia lain. Putri Keisya memiliki sifat yang berbeda dengan para putri lainnya. Sifatnya yang dingin dan terkesan semena-mena membuat banyak pelayan takut padanya ditambah dia juga sangat sulit untuk berteman.

Putri Keisya memiliki rambut coklat yang sepanjang pinggang, kulit yang seputih salju, hidung mancung, bibir tipis semerah ceri dan manik matanya yang berwarna emerald itu selalu dapat membuat banyak orang terpesona dengannya.

Tak lupa sebilah pedang yang berwarna putih dengan gagang yang berwarna putih dihiasi garis berwarna gold dan terdapat permata biru safir di tengah gaganganya. Pedang itu selalu tersemat di pinggang sang putri, pedang yang selalu menjadi temannya setiap hari.

Putri Alina Caroline Apollous.

Merupakan putri bungsu dari kerajaan Apollous. Putri dengan rambut pirang panjang dan tatapan mata tajam serta gayanya yang angkuh. Putri Alina begitu dia biasa disapa dan dia juga merupakan pengguna senjata yang bernama katana.

Putri Sergia Lusionna De Vallen.

Seorang putri dari bangsawan kerajaan Vampir. Walaupun dia merupakan bangsa Vampir, tapi putri Sergia berbeda dengan Vampir lainnya. Karena kulit Vampir yang seharusnya berwarna putih pucat berbanding terbalik dengannya yang berkulit kuning langsat. Lalu, matanya juga berwarna biru tidak sama dengan Vampir yang matanya selalu kontras dengan warna merah.

Putri Sergia adalah seorang petarung jarak jauh, dia pengguna busur.

Pangeran Arzou Alexander Apollous

Pangeran dari kerajaan Apollous dan juga merupakan kakak dari putri Alina. Rambutnya yang berwarna pirang itu membuat dirinya terlihat tampan dan jangan lupakan pedang double swordnya yang menggantung di kedua sisi pinggangnya.

Pangeran Alvian Zernand Criolous.

Merupakan pangeran mahkota dari kerajaan Criolous, dengan rambut silver dan manik mata berwarna coklat hazel yang sangat terlihat pas pada wajahnya. Dan yang paling penting dia juga tampan.

Pangeran Alvian dapat mengeluarkan rantai dari dalam tubuhnya.

Raja Ergus

Raja dari wilayah Black land yang terobsesi untuk menguasai dunia dan rahasianya Raja Ergus merupakan adik dari Raja Argus yang otomatis merupakan paman dari putri Keisya.

TOKOH PENDAMPING..

Raja Argus Emerald

Dia adalah Raja yang sangat adil dan bijaksana serta tegas dan jangan lupakan dia juga dingin. Raja Argus memiliki satu kekuatan dimana dia bisa berkomunikasi dengan hewan dan tidak banyak orang yang tau itu.

Ratu Azusa

Dia Ratu dari kerajaan Emerald dan juga merupakan ibu dari putri Keisya. Dia adalah Ratu yang sangat lembut dan penuh kasih sayang serta kekuatannya juga tidak bisa dianggap remeh.

Miss Rain.

Merupakan kakak sepupu dari Ratu Azusa yang memimpin sebuah akademi yang bernama Magical academy.

Raja Denis Apollous

Raja dari kerajaan Apollous yang merupakan Raja yang terkenal dengan kemampuan militernya yang kuat dan kerajaannya yang aman dari kejahatan.

Ratu Silva

Ratu dari kerajaan Apollous yang merupakan ibu dari putri Alina dan pangeran Arzou. Ratu ini terkenal dengan kemampuan meracik racun yang sangat mematikan.

Raja Marvel Criolous

Raja dari kerajaan Criolous yang merupakan Raja yang terkenal dengan kesadisannya di Medan perang. Bahkan Raja ini tidak pandang bulu dalam membunuh musuhnya baik itu wanita maupun pria, kalau dia melakukan kejahatan maka Raja Marvel pun langsung menjatuhkan hukuman mati.

Ratu Fina.

Ratu Dari kerajaan Criolous yang merupakan ibu dari pangeran Alvian. Ratu ini terkenal dengan kemampuan meramalnya yang tidak pernah meleset.

**Oh iya sengaja kalau tokoh pendamping tidak dibuatkan Visual karena susah nyarinya.

Selamat membaca novel baruku yah gays.

Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan jejak oke**.

Markas Rose Blood...

Berlin...

Universitas Humboldt Berlin terlihat ramai pagi ini karena memang ini adalah salah satu universitas yang sangat disiplin terhadap semua mahasiswanya, dimana semua mahasiswa di wajibkan datang tepat waktu dan tidak boleh terlambat.

Bersamaan dengan itu terlihat pula sebuah mobil sport berwarna gold memasuki parkiran. Lalu, dari dalam mobil keluarlah seorang gadis cantik dengan balutan dress berwarna biru navy.

Gadis itu berdiri di samping mobilnya sambil membuka kacamatanya. Mahasiswa lain yang melihat hal itu pun seolah terhipnotis dan terdiam mematung di tempat masing-masing.

Bisikan yang disertai pujian pun mengalir dari setiap bibir orang yang melihatnya. Para pria menatap lapar ke arahnya, sedangkan para gadis ada yang mencibir dan ada pula yang mengaguminya.

Menurut mereka gadis yang sedang berdiri di samping mobilnya itu merupakan sosok sempurna. Lihat saja wajah cantik itu seperti menampilkan pahatan dari seorang Dewi. Lihat pula manik mata hitam itu yang selalu menatap tajam dan dingin, pipinya yang lumayan chubby dengan hidung mancung bagai perosotan anak TK. Lalu, bibir mungilnya yang semerah ceri itu yang terkadang membuat lawan bicaranya gagal fokus.

"Kania sangat cantik, aku ingin sekali menjadi temannya.." seru seorang gadis yang melihat Kania

"Jangan bermimpi, mana mungkin Kania mau berteman dengan gadis buruk rupa seperti mu.." seru seorang gadis lagi dengan sinisnya

"Iya benar, kalian berdua jika disandingkan akan sangat berbeda seperti seekor itik dan seekor angsa hahha.." seru seorang gadis lagi sambil tertawa

"Aku ingin menjadikannya kekasihku.." seru seorang pria dengan tatapan mendamba

"Mana mungkin akan terwujud, kau lihat saja Kania adalah gadis jenius yang sangat kaya raya. Mana mungkin dia mau berdampingan dengan mu.."

"Kania adalah milikku, selamanya akan tetap seperti itu.."

Dll...

Yah, dia Kania Soviana.

Gadis yang menjadi primadona di universitas Humboldt. Banyak yang ingin menjadikannya sebagai kekasih tapi melihat dari sifatnya yang dingin membuat beberapa pria hanya bisa memandangnya dari kejauhan.

Perlahan namun pasti Kania melangkahkan kaki jenjangnya meninggalkan parkiran. Bagai adegan slow motion pula rambutnya yang panjang berkibar di terbangkan angin.

Kania terus berjalan tanpa memperdulikan semua orang yang menatapnya. Hingga akhirnya dia sampai di kelasnya, dia pun memilih duduk di pojok sambil memainkan ponselnya.

Tak lama kemudian, bel berbunyi dan seorang dosen pun masuk kedalam kelas Kania.

Disaat semua orang sangat serius mendengarkan penjelasan si dosen, Kania malah asik dengan dunianya sendiri. Dia menatap pemandangan taman dari jendela yang ada di sampingnya.

Sang dosen yang melihat hal itu pun mendengus kesal dan memutuskan untuk menghampiri meja Kania.

"Apa yang kau tatap hingga tidak memperhatikan ku yang menjelaskan pelajaran..?" seru sang dosen marah sambil menatap Kania dengan tajam

Kania memutar bola matanya kesal saat mendengar perkataan dosen tersebut.

"Hal yang menurutku jauh lebih menarik dari mata pelajaran mu itu." sahut Kania dengan acuh

"KAU..." teriak dosen itu marah karena Kania mengatakan mata pelajaran yang dia bawa tidak menarik

"Dengar Kania, walaupun kau seorang yang sangat disegani karena statusmu yang sebagai pengusaha terkenal, itu bukan berarti kau bisa berlaku sesuka hatimu.." seru sang dosen

"Ada kalanya kau harus bisa menghargai jernih payah seseorang.." sambungnya

Kania mengalihkan tatapannya dari taman ke dosen yang baru saja menceramahinya.

"Apa kata mu saja Mr. Run aku tidak peduli.." sahut Kania acuh

Sang dosen menghela nafas pasrah, jika boleh jujur dia sangat lelah menghadapi Kania yang menurutnya sangat keras kepala.

Kania tersenyum sinis melihat Mr. Run berjalan meninggalkan mejanya. Hanya butuh sedikit gertakan untuk membuat dosen tua itu menjauh darinya dan Kania melakukannya dengan sangat baik.

......

Setelah berkutat dengan rangkaian kegiatan di kampusnya, Kania memilih menjalankan mobil sportnya menuju ke arah hutan yang terletak tidak jauh dari rumahnya.

Dengan kecepatan sedang dia menjalankan mobilnya di dalam hutan. Bibirnya sedikit menyunggingkan senyum tipis kala melihat pemandangan di hutan tersebut.

Akhirnya, Kania sampai di depan gerbang yang menjulang tinggi. Dia keluar dari mobilnya lalu mendekat ke arah gerbang. Disana, ada sebuah kotak berwarna coklat yang sewarna dengan gerbang.

Kania mendekatkan matanya ke arah kotak tersebut.

Retina anda terdeteksi,

Selamat datang di markas Rose Blood Leader.

Terdengar suara yang tegas dari kotak tersebut. Sebenarnya, kotak itu merupakan sistem yang dibuat Kania untuk menjaga keamanan markasnya.

Dengan berkemampuan melacak retina, sistem itu tidak dapat di tembus oleh hacker negara sekalipun. Sebelum membuat sistem itu, Kania sudah memerintahkan semua anak buahnya untuk mendaftarkan retina mereka pada kotak tersebut. Hingga sistem itu dapat mengenali mereka jika mereka mendekatkan mata mereka ke arahnya.

Gerbang yang tinggi menjulang itu pun terbuka dengan sendirinya. Kania kembali memasuki mobilnya dan melajukannya memasuki gerbang.

Setelah Kania memasuki gerbang, secara otomatis gerbang itu kembali terkunci.

Sekarang terlihatlah sebuah gedung bertingkat 8 yang berdiri megah dengan fasilitas yang tentunya sangat-sangat canggih bahkan lebih canggih dari fasilitas yang dibuat negara Berlin. Di depan gedung itu terlihat sebuah plakat yang bertuliskan "ROSE BLOOD"

Dan yah, kini Kania sedang berada di markas Rose Blood. Markas yang sengaja dia bangun di tengah hutan untuk mengelabui para musuh-musuhnya.

Sebenarnya, Rose Blood tidak hanya memiliki satu markas saja melainkan banyak dan itu tersebar di seluruh dunia. Kania telah berhasil membuat Rose Blood menjadi mafia terkuat nomor 1 dan diakui oleh seluruh dunia walaupun banyak yang tidak tau rupa dari Leader Rose Blood ini.

Setiap bertugas, Kania dan semua anggotanya selalu memakai topeng. Oleh karena itu tidak ada yang tahu wajah dari semua anggota Rose Blood.

Topeng mereka pun berbeda dengan topeng lainnya, karena anggota Rose Blood memiliki ciri khas di topengnya yaitu memiliki ukiran bunga mawar di sudut topengnya. Dan yang paling penting topeng itu juga merupakan alat komunikasi jika mereka sedang bertugas.

Kania sendiri topengnya berwarna merah darah disertai ukiran bunga mawar berwarna hitam di tengah dahinya.

Kania kembali keluar dari mobilnya setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi di basement dan menatap para anak buahnya yang sedang berlatih dengan giat. Dia hanya menatap dari kejauhan tanpa berniat untuk menghampiri mereka.

"Anda datang berkunjung Leader.." sapa seorang pria yang datang menghampiri Kania

"Hmm.." sahut Kania acuh

"Apa anda membutuhkan sesuatu..?" tanya pria itu lagi

"Bagaimana dengan pengiriman senjata

kita..?" tanya Kania balik

"Semuanya berjalan lancar Leader, bahkan kami juga sudah menumpas Red Lion mafia yang berniat menjual gadis-gadis di bawah umur." sahut pria itu dengan tegas

"Bagus, kalau begitu lanjutkan latihan mu Drew aku hanya ingin mengecek keamanan markas dan senjata." seru Kania sambil menatap tajam pria muda di hadapannya

"Baik Leader.." sahut Drew tegas

Andrew atau kerap disapa Drew oleh Kania, dia merupakan tangan kanan kepercayaan Kania dan dia juga sangat setia.

Kania berjalan meninggalkan Drew menuju ruang penyimpanan senjata. Kania memperhatikan senjata itu satu persatu dan dia pun mengangguk puas. Lalu, Kania berjalan menuju ruang penyimpanan obat dan kembali meneliti apakah ada obat yang kurang atau tidak dan ternyata semua obat masih berada dalam kotak yang tersegel.

Tak berhenti sampai disitu, Kania kembali melangkahkan kakinya menuju ruang laboratorium yang biasa dia pakai untuk bereksperimen. Dia menyentuh satu persatu barang-barangnya yang entah mengapa dia merasa akan meninggalkan semua itu selamanya.

Setelah selesai di ruang laboratorium, Kania kembali melangkah menuju ruangan khusus dimana dia menyimpan senjata mematikan, racun mematikan dan sistem-sistem hebatnya.

Kania memilih untuk duduk di kursinya dan melanjutkan untuk merakit senjata api yang mematikan untuk para anak buahnya.

Selamat membaca kembali gays...

Kisah Kelam..

Malam harinya, Kania hanya berdiam di kamarnya sambil memandangi laptopnya yang menunjukkan film genre action.

Wajahnya yang selalu datar tanpa ekspresi membuat siapa pun tidak bisa menebak jalan pikiran gadis cantik tersebut. Helaan nafas panjang keluar dari bibir mungilnya, dia mematikan laptop lalu berjalan ke arah balkon.

Dipandanginya seluruh sudut mansion yang terlihat gelap dan suram yang menandakan semua penghuninya sudah larut di alam mimpi kecuali dirinya dan dua satpam yang menjaga gerbang.

Kania menengadahkan kepalanya menatap langit yang di penuhi bintang. Dia teringat kedua orang tuanya yang meninggal karena dibunuh dengan sadis oleh orang yang tidak dikenal.

Flashback

Kania kecil yang saat itu berusia 5 tahun terlihat sedang bermain di taman belakang mansion bersama dengan Mamanya.

"Mama kapan kita pergi liburan lagi seperti dulu..?" tanya Kania pada Mamanya

Kania tidak seperti anak kecil lainnya yang berbicara cadel, di umurnya yang menginjak 5 tahun dia sudah bisa berbicara lancar tanpa tersendat-sendat.

"Nanti ya sayang. Kalo sekarang tidak bisa kan Papa sedang sibuk mengurus pekerjaannya." sahut sang Mama memberi pengertian pada putri tunggalnya

"Huh, selalu saja begitu padahal Kania sangat ingin liburan lagi.." gerutu Kania dengan wajah yang cemberut

Sang Mama tersenyum lalu berjalan menghampiri Kania dan mensejajarkan tinggi mereka.

"Jangan cemberut seperti itu sayang, Mama dan Papa pasti akan membawa Kania liburan lagi seperti dulu. Tapi untuk sekarang kita harus memberi sedikit pengertian pada Papa yang pekerjaannya menumpuk oke." seru sang Mama sambil mengelus lembut rambut Kania

"Baiklah, tapi Mama harus berjanji untuk membawa Kania liburan lagi.." seru Kania sambil mengangkat jari kelingking mungilnya

"Haha.. Mama berjanji sayang.." sahut Mamanya sambil menautkan jari mereka

Tak lama datanglah seorang pria tampan yang memakai jas menuju ke arah Kania dan Mamanya.

"Selamat siang putri Papa dan bidadarinya Papa.." seru pria itu lalu mengangkat Kania ke dalam gendongannya

"Siang sayang.." sahut Mama Kania

"Siang Papa.." sahut Kania dengan senyum

"Apa yang dilakukan para kesayangan Papa disini..?" tanya Papa Kania sambil mengerutkan keningnya heran

"Aku hanya ingin mengajak Kania berpiknik sayang, lagi pula katanya dia merindukan saat-saat dimana kita pergi liburan. Jadi aku ingin mengobati rasa rindu itu dengan hal ini." sahut Mama Kania dengan tatapan lembutnya yang menatap sang suami

"Oh maafkan Papa yang selalu sibuk dengan pekerjaan sampai-sampai melupakan keinginan mu sayang.." seru Papa Kania penuh sesal

"Tidak apa-apa Pah, kata Mama Papa berjanji akan membawa Kania liburan saat semua pekerjaan Papa selesai. Benarkan..?" tanya Kania sambil menatap Papa dengan mata berbinar

Sang Papa pun langsung menatap ke arah istrinya dan setelah mendapat anggukan dari istrinya.

"Iya, kita akan liburan setelah pekerjaan Papa selesai." sahut Papanya dengan senyum tipis

"Yeyyy... Akhirnya Kania akan liburan juga.." sorak Kania bahagia

Melihat kebahagian yang terpancar dari mata putrinya membuat kedua orang tuanya tersenyum senang. Mereka sangat bersyukur di beri putri yang sangat penurut seperti Kania dan lagi Kania tidak pernah menuntut hal yang berlebih dari mereka.

Tapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama karena suara tawa yang menggelegar dari arah belakang keluarga Kania.

"HAHAHA... Sudah selesai kah drama keluarga kalian ini..?" tanya seseorang itu

Kania dan kedua orang tuanya melihat ke asal suara dan betapa terkejutnya mereka saat melihat rival bisnisnya berada di dalam mansion mereka.

"Zero.. Apa yang kau lakukan di mansion ku.." seru Papa Kania bertanya dengan wajah datar pada seorang yang baru saja tiba

"Hoho.. Begitukah sambutan mu pada seorang tamu..?" tanya Zero menyeringai sinis

"Papa dia siapa..?" tanya Kania kecil sambil menatap polos ke arah Zero

"Aku adalah teman Papa mu anak manis. Kenapa? Apa kau tertarik ikut bersama paman..?" tanya Zero pada Kania

"Apa tujuan mu datang ke mansion kami

Zero..?" seru Mama Kania dengan tenang

"Seharusnya kau membiarkan ku duduk terlebih dahulu Shinta, setelah itu baru kau bisa bertanya sesuka mu.." seru Zero angkuh

"Kami tidak membuka pintu pada orang

asing." suara tegas Kania membuat semua mata mengarah padanya

"Hoho.. lihatlah anak mu ini Frans bukankah dia terlihat seperti dirimu waktu muda dulu..?" seru Zero mengejek

"Tentu saja, dia adalah putriku di dalam tubuhnya mengalir darah ku dan yah, apa yang dikatakan oleh putriku benar. Kami tidak membuka pintu pada orang asing.." seru Frans dengan senyum mengejeknya

Zero mengepalkan tangannya, dia tersenyum sinis.

"Berbicaralah sesuka mu Frans karena ini adalah hari terakhir mu berbicara dan ini juga merupakan hari terakhirmu melihat dunia." seru Zero dengan senyum sinisnya lalu keluarlah 20 orang yang memakai pakaian serba hitam dari penjuru mansion

"Penyusup heh.." gumam Frans pelan tapi masih mampu di dengar oleh Zero

"Haha.. Kau yang terlalu bodoh sampai-sampai kau tidak menyadari itu hahah.." tawa Zero tambah menggelegar dengan kerasnya

Frans pun menyerahkan Kania pada Shinta dengan hati-hati. Dia mengecup kening Kania yang terlihat ketakutan begitu pula dengan Shinta istrinya.

"Shinta, bawa putri kita pergi dari sini aku akan mencoba menahan orang-orang itu." seru Frans menatap Shinta dengan tatapan sendu

"Aku tidak mau meninggalkan mu sendiri sayang, kita akan menghadapi mereka bersama-sama. Apakah kau lupa aku juga bisa bela diri dan aku akan tetap bersama dengan mu disini." seru Shinta tegas dan tidak mau pergi

"Ku mohon sayang pergilah dan bawa putri kita. Kau harus selamat agar putri kita ada yang menjaga. Kita tidak boleh membiarkan putri kita tumbuh tanpa kasih sayang kita bukan..?" seru Frans mencoba membuat Shinta mengerti

"Tapi aku..."

"Ku mohon pergilah sayang aku

mencintaimu." lirih Frans memotong perkataan Shinta

"Apa kalian sudah selesai berdiskusinya..? Kalian tidak ingin membuatku menunggu nyawa kalian terlalu lama bukan..?" seru Zero menyentak pasangan suami istri itu

"Bajinga* kau akan membayar semua yang telah kau perbuat.." seru Frans

Frans segera berlari menerjang Zero hingga membuat Zero terlempar. Bersamaan dengan itu Shinta pun berlari meninggalkan Frans dengan membawa Kania bersamanya.

Zero yang melihat Shinta kabur langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengejar dan menangkapnya hidup-hidup.

"CEPAT KEJAR MEREKA DAN BAWA KEHADAPANKU HIDUP-HIDUP." teriak Zero meradang marah

Frans tidak membiarkan mereka melangkah untuk mengejar istri dan anaknya. Frans langsung mengarahkan pukulan telak di dua orang yang menjadi lawannya.

Frans memang unggul di bidang ilmu bela diri begitu pula dengan Shinta. Karena itulah tidak mudah untuk menumbangkan pertahanan Frans.

Frans mulai memukul, menerjang bahkan melakukan tendangan memutar membuat musuhnya kalah telak. Tapi siapa sangka jika seseorang berhasil memukul Frans dari arah belakang.

Frans jatuh berlutut. Dia memegang pundaknya yang terasa sakit. Dengan susah payah dia melihat ke belakang dan dia sangat terkejut saat melihat siapa yang memukulnya dengan balok.

"Dani.." lirihnya pelan

"Mengapa kau lakukan ini padaku Dan, kita adalah sahabat.." sambung Frans dengan tatapan kecewanya pada Dani

"Haha.. Sahabat kau bilang..? Haha.. orang yang kau katakan sahabat itu telah mati. Dan yang berada di sini adalah aku, Dani Setiawan yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang aku mau.." seru Dani dengan tawa mengejek pada Frans

"Sepertinya kau benar-benar bodoh.." seru Zero lalu menendang kepala Frans

Akkkrrrrhh...

Frans yang tidak siap menerima tendangan itu pun terjembab di tanah sambil meringis sakit memegangi kepalanya.

"Dasar lemah.." sinis Dani

Dani merupakan sahabat sekaligus tangan kanan Frans. Wajar jika Frans begitu kecewa pada Dani dan dia juga tidak pernah menyangka kalau Dani akan berbuat seperti ini padanya.

**Halo reader yang terhormat..

Mari mampir membaca novel baruku ini**.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!