"Non!!! pegangan!!!!!
"itulah kata-kata terakhir yang ku ingat, dan aku tidak ingat apa-apa lagi!" Ucap ku lirih, pada setan botak yang sudah dengan setia mendengarkan cerita ku dari tadi.
Sebenarnya, tadinya aku sempat meneriakinya setan, hingga akhirnya dia mengatakan pada ku bahwa aku juga adalah setan. Setan non job lebih tepatnya. Karena aku tidak tahu apa guna nya aku sebagai setan.
Berbeda dengan setan-setan lain yang tahu asal usulnya, aku sama sekali tidak ingat siapa diri ku. Aku seperti tiba-tiba saja sudah ada dalam kondisi ini. Memakai sepatu sebelah, dan bergaun putih lusuh dan menggunakan sebuah kalung dengan liontin dengan tujuh bintang.
"Jadi tan, kamu sendiri kenapa bisa disini?" Tanya ku, pada setan botak di depan ku.
"Aku tidak bisa pergi ke akhirat, karena masih ada urusan ku yang belum selesai di dunia ini." Jawab si setan botak.
"Urusan apa?" Tanyaku kepo.
"Istri ku berselingkuh dan membunuhku." Jawabnya, dengan raut wajah penuh kesedihan. "Dia menyemen jasad ku menjadi salah satu patung di taman rumah kami." Lanjutnya.
"Apa tidak ada orang yang melihat dia membunuh mu?" Tanya ku mulai menghayati cerita di setan botak.
Si setan botak menggeleng lemah.
"Apa tidak ada saudara, teman atau kenalan mu yang merasa kehilangan diri mu dan mencari mu?" Aku mulai bergeser mendekat pada si setan botak.
"Tidak.Semasa aku hidup, aku sangat sombong. Aku menjauh dari kerabat dan teman-teman ku. Satu-satunya orang yang dekat dengan ku adalah istri ku. Dan dia... dia... dia... malah membunuhku." Si setan botak mulai menangis mengingat kisah hidupnya.
Aku menepuk-nepuk pundak si setan botak. "Sabar!!" Ujar ku, mencoba menenangkannya."Sepandai-pandai nya tupai melompat, akhirnya pasti akan jatuh juga."Ucap ku sambil manggut-manggut.
Si setan botak mendengus kesal. "Bukannya pribahasa mu itu kurang tepat!" Protesnya mendengar pribahasa yang aku ucapkan.
Aku berpikir sebentar, lalu tersenyum. "Alah kurang tepat sedikit saja, pun! Itu saja kau protes!" Sungut ku pada si setan botak.
Si setan botak menatap dengan tatapan mengibanya, sehingga aku mau tidak mau memperbaiki peribahasa yang aku ucapkan tadi."Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga! itu maksud ku!!" Ucapku penuh penekanan.
"Nah, itu baru benar! Aku semasa hidup adalah dosen bahasa Indonesia. Jadi jiwa ku meronta mendengar kau seenaknya saja memakai pribahasa tidak pada tempatnya." Si setan botak pun berdiri.
"Kau mau kemana?" Teriak ku, ikut berdiri dan berjalan di samping nya
"Aku mau pulang ke rumah ku. Aku ingin menakut-nakuti wanita brengsek itu!!!" Ucapnya, penuh kekesalan.
"Kalau begitu aku ikut dengan mu!!! Aku ingin belajar menakut-nakuti manusia. Agar aku berhenti jadi hantu non job!" Seru ku, bersemangat.
"Terserah kau!" Ucapnya, cuek.
Aku dan si setan botak pun berjalan menuju rumah si setan botak ketika ia masih hidup. Jangan kira hantu itu semuanya bisa terbang. Hantu-hantu kelas teri seperti kami, jangan kan terbang memegang daun saja sulit. Huft! Ternyata di dunia persetanan juga ada kasta seperti di dunia manusia.
Sesampainya di rumah si setan botak, aku bisa melihat seorang pria dan seorang wanita sedang asik berbicara dan tertawa di taman di dekat sebuah patung pria yang berdiri dengan arrogant.
"Ini istri ku! dan pria yang disebelahnya ini adalah selingkuhan nya!" Jelas si setan botak, sambil menunjuk-nunjuk pada wanita dan pria yang tidak sadar ada setan yang sedang melototi mereka.
"Jadi bagaimana cara mu untuk menakut-nakuti mereka?" Tanya ku penasaran,melihat si setan botak dari tadi sibuk memukul-memukul dan menendang-nendang kedua orang itu, namun semua gerakannya hanya bagaikan bayangan yang mencoba menyentuh sebuah benda.
"Itu lah permasalahannya, hantu yang baru mati selama 10 hari seperti ku ini, tidak memiliki kekuatan untuk bersentuhan langsung dengan benda atau pun manusian!" Jawabnya, lirih dan melihat kedua tangannya dengan tatapan tidak berguna.
Si setan botak akhirnya terduduk di atas rumput di taman itu. Aku mendekatinya.Dan ikut duduk disebelahnya.
Si setan botak melihat penuh kesedihan pada sang istri yang telah tega membunuhnya dan membuatnya menjadi patung di taman itu.
"Aku menyesal telah menjadi orang yang arrogant selama aku hidup di dunia." Ucapnya pelan. "Andainya aku tidak sombong dengan harta dan kepintaran ku, aku pasti sudah memiliki banyak teman. Dan teman-teman ku pasti saat ini akan mencari ku karena aku menghilang selama 10 hari tanpa kabar berita." Lanjutnya, dengan penuh penyesalan.
"Sudahlah, itu lah yang disebut dengan penyesalan. Yang namanya penyesalan memang selalu datang belakangan, kalau dia datang di awal, itu nama nya pendaftaran." Ujarku, mencoba menghiburnya.
"Siapa nama mu? Sudah mengikuti ku sampai kemari tapi kau belum memberitahu siapa nama mu!" Tanya si setan botak, bingung mau memanggil pada pada hantu non job ini.
"Nama??Hemmm..." Aku berpikir keras, mengingat nama ku. "Aku rasa, aku juga melupakan nama ku." Jawab ku pasrah karena memang tidak bisa mengingat nama ku.
"Apa? Kau juga lupa nama mu? Aku rasa ketika kau mati, pasti otak mu sudah berceceran kemana-mana sehingga tidak ada sedikit pun ingatan yang nempel di kepala mu saat ini." Ucapnya, menggeleng-gelengkan kepala.
"Mungkin saja!" Jawab ku asal. Aku sungguh tidak peduli kemana perginya isi kepala ku, yang aku ingin tau mengapa sampai saat ini aku tidak diperbolehkan pergi ke alam akhirat. Para penjaga disana mengatakan bahwa aku harus segera kembali ke raga ku. Tapi mana ku tahu dimana raga ku sedangkan siapa nama ku saja aku tidak ingat.
"Kalau begitu aku akan panggil kau hanjo!" Seru si setan botak, seenaknya saja memberi ku nama.
"Hanjo? Apa itu Hanjo?" Tanya ku penasaran.
"HantiNonJOb" jawabnya cekikikan.
"Hanjo..Hanjo... Hanjo! Baiklah, aku setuju. Dari pada tidak ada nama!" Ucap ku, tidak keberatan.
"Lalu siapa nama mu?" Tanya ku pada si setan botak.
" Panggil aku Gun. Nama ku Gunawan."
"Kenapa kau bisa ingat nama mu? Tapi kenapa aku tidak bisa ingat apapun, termasuk nama ku!" Seru ku kesal.
"Entahlah, aku pun tidak tahu!" Timpalnya.
Aku dan si setan botak eh Gunawan akhirnya berbincang-bincang di samping istri gunawan yang sedang asik berbincang dengan selingkuhan nya.
"Apa ini yang kau lakukan selama 10 hari ini, Gun?" Tanya ku pada si setan botak yang saat ini namanya sudah ku ganti dengan nama aslinya, Gunawan.
"Ya begitu lah. Aku selalu ada disini sepanjang hari, melihatnya melakukan aktivitas normalnya setelah melakukan pembunuhan pada ku."
"Oo.. iya, aku ingat! Kau bilang, kau adalah dosen. Apa tidak ada rekan kerja mu atau mahasiswa mu yang mencari mu? Secara mereka pasti akan ada kepentingan dengan mu kan?" Ucapku, dengan semangat! Berharap ini dapat menjadi celah bagi orang-orang tahu si Gun gun ini telah hilang selama 10 hari.
Gunawan terlihat tidak bersemangat! Lalu dia berkata, "Mereka tidak akan mencari ku. Karena aku telah mengajukan cuti selama 2 minggu sehari sebelum kematian ku. Jadi mereka pasti berpikir aku sedang liburan dengan istri ku."
"Jadi maksud mu, istri mu memang sudah merencanakan untuk membunuh mu setelah kau mengajukan cuti?"
"Lebih tepatnya, dia dan selingkuhannya memang berencana membunuhku dan membuat kesan bahwa seakan-akan aku yang meninggalkan nya!" ungkap Gunawan sambil menendang-nendang kaki sang istri.
"Wow sungguh rencana yang luar biasa!" Ucap ku berdecak kagum.
Gunawan melihat ku dengan kesal, "hohhohoo sorry, bro! Tapi rencana istri mu dan selingkuhan nya memang pantas diacungi jempol. Kau saja, yang seorang dari kaum pemikir tidak dapat mengetahui rencana istri mu!" Ejek ku.
"Aku tahu dia berselingkuh. Tapi aku tidak tahu kalau dia dan selingkuhan nya akan membunuh ku."Jawabnya, sedih.
" Sudahlah, jadi apa rencana mu? Apa kau akan duduk disini selamanya memandangi dan selingkuhan nya?"
"Entahlah, aku pikir aku hanya perlu bertemu dengan orang-orang yang memiliki Indra ke enam dan meminta mereka untuk mengungkapkan dimana jasad ku."Gunawan melirik ke arah ku, " Tapi permasalahannya, tidak mudah untuk mencari anak Indigo yang memiliki kemampuan melihat, mendengar dan berkomunikasi dengan kita layak nya seperti kita masih hidup dulu.Kebanyakan dari mereka hanya memiliki kemampuan yang setengah-setengah." Jelasnya, panjang kali lebar.
"Maksud mu?"
"Ya, tidak semua dari mereka dapat melihat dan mendengar kita disaat bersaman..Intinya tidak semua bisa berkomunikasi sekaligus. Terkadang mereka hanya bisa melihat kita, tapi tidak bisa mendengarkan perkataan kita. Terkadang mereka bisa mendengar kita, tapi tidak bisa melihat kita.
"Oooh.. begitu" Aku akhirnya paham bahwa tidak semua anak indigo memiliki kemampuan yang sama.
"Apakah kita akan berada disini sampai matahari muncul?Lalu kemana kita akan bersembunyi ketika matahari muncul?"Tanya berikut nya.
" Bersembunyi?Untuk apa bersembunyi?Aahha.. aku paham! Kau pasti mengira setan dan hantu hanya bisa keluar malam hari ya?Ne.. ne.. ne! Kau salah. kita bisa keluyuran sepanjang hari. Ayo lah, kita ini setan... bukan vampire!" Ejek Gunawan. Kemudian dia bangkit, mengikuti istrinya yang mengantarkan selingkuhannya ke gerbang depan.
Akupun ikut berdiri ketika melihat Gunawan berdiri dan mengikuti istrinya. "Apa kau tidak ada kerjaan lain selain mengikuti istri mu!" Seru ku mulai malas mengikuti Gunawan kesana kemari.
"Kalau kau bosan! Kau boleh pergi!" Ucap dengan nada kesal.
"Huft! Bukan begitu, bukan kan lebih baik kalau kita pergi mencari anak Indigo yang bisa melihat sekaligus mendengar suara kita. Dari pada kau dan aku menghabiskan waktu tidak jelas mengikuti wanita pembunuh ini." Bujuk ku padanya
Gunawan melihat ke arah ku, lalu dia memutarkan badannya menjauhi sang istri."Kau benar! Ayo kita pergi keluar dan mencari anak indigo yang dapat membantu ku."
Aku dan Gunawan pun meninggalkan rumah besar nan cantik itu. Ditambah lagi dengan sosok patung pria dengan tatapan arrogant nya di taman rumah itu.
****
...Hai.. Hai.. Hai.. berjumpa lagi dengan Kalung Senja....
...Kali ini otor akan mencoba sisi sisi berani otor untuk menulis cerita horor....
...apabila ada diantara kamu anak indigo, mohon jangan protes dengan semua hal yang otor tulis namun tidak sesuai dengan kenyataan yang kamu ketahui. Percayalah, tempat dan waktu kejadian ini hanya settingan belaka berdasarkan alam khayal otor....
jangan lupa untuk like, komen dan vote novel otor yang ini ya...
see you... 😘😘😘😘
Hari telah menunjukan pukul 11 malam. Kini hanya Diego dan asistennya, James yang masih berada di lantai 12 gedung itu.
"Tuan, sebaiknya kita pulang sekarang! Sudah tengah malam." Ucap James, sambil mengusap-ngusap tengkuknya yang entah sejak kapan terasa dingin.
"Whoosssssshhh...!!Sekelebat bayangan berlari di belakang James. Membuat James menggidikan pundaknya, merasakan hawa dingin yang membuatnya merinding.
" Hemm.. sebentar lagi!" Jawab Diego, pura-pura tidak melihat bayangan wanita yang sedari tadi wara wiri di belakang asistennya.
"Tuan!" James bergeser ke arah tuannya. " Apa kau pernah mendengar kisah lantai 12 gedung ini? " Ucap James, pelan. Dan semakin dekat dengan tuannya.
"Tidak ada apa-apa di gedung ini James! Kalau kau takut bekerja disini, kau boleh mengundurkan diri besok!" Ucap Diego, cuek.
James menelan Saliva nya, tidak mungkin baginya yang baru satu hari bekerja, ikut mengundurkan diri seperti assiten tuan Diego sebelumnya.
"Tidak, tuan! Saya tidak takut!" James berusaha menekan rasa takutnya. Dan duduk kembali di sofa sambil mengerjakan berkas-berkas yang akan dipresentasikan besok pagi.
Karena takut James memutuskan untuk mendengarkan lagu dengar headset nya.
Sekelebat bayangan wanita kembali muncul di belakang James! Dengan mata merah, menatap tajam pada Diego.
Diego mengalihkan pandanganya ke berkas-berkas yang menumpuk di atas mejanya. Padatnya pekerjaan akhir tahun selalu membuat Diego harus bersedia lembur hingga tengah malam.
"Kau melihat ku kan?" Wajah seram wanita itu mendekat dan semakin mendekat ke wajah Diego.
Diego berusaha tidak bergeming! Tidak menganggap ada kehadiran hantu wanita yang sedari tadi mengganggu di ruangannya.
"Aku tahu kau bisa melihat ku!!!" Ujar hantu wanita itu kini dengan posisi kepala di bawah dan kaki menggantung di atas. Di dekatnya, wajahnya ke wajah Diego. Hingga Diego dapat dengan jelas merasakan deru nafas hantu wanita itu.
"Aku tahuu kau bisa melihat ku!!" Ucapnya, semakin dekat dengan wajah Diego.
"Aaaku..... Aaaaaaakh!!!" Pekik hantu wanita itu, tubuhnya terbanting ke atas meja kerja Diego.
"Sudah berapa kali ku katakan, untuk menjauhkan mulut bau kalian dari ku!!!" Seru Diego, Kesal. Dan menjambak rambut si hantu wanita. Dan membanting nya ke atas meja kerjanya.
Si hantu wanita yang tidak tahu kalau Diego memiliki kemampuan untuk menyentuhnya, bahkan menjambak rambutnya dan membantingnya seperti tadi menjadi ketakutan. "Sekali lagi kau datang dengan mulut bau mu, akan ku mandikan kau di kamar mandi itu!" Ancam Diego pada hantu wanita yang meringkuk ketakutan itu.
"Dia lebih menyeramkan dari pada setan!"Gumam hantu wanita, dalam hati. Takut terdengar oleh Diego.
James yang kaget mendengar teriakan tuannya, langsung berlari menghampiri tuannya. "Ada apa tuan?"Tanya cemas. Mencoba mengingat-ingat apa yang barusan tuannya ucapkan karena ia tidak dapat mendengarkannya dengan jelas sebab headset yang dipakai nya.
" Ayo kita pulang. Tinggalkan saja semua berkas ini disini. Besok kita lanjutkan lagi.. Aku sudah lelah!" Seru Diego, dan mengambil jasnya
Ditatapnya hantu wanita yang masih terlihat takut di atas meja kerjanya.
"Apa tidak apa-apa tuan?" Tanya James, melihat semua berkas yang berserakan ini.
"Tidak apa-apa! Kalau ada berkas yang hilang, aku tahu kemana aku harus bertanya!!" Diego menatap tajam hantu wanita yang masih ada di meja nya itu.
Hantu itu menelan Saliva nya, mau tidak mau, seperti nya dia harus bergadang di ruangan ini menjaga berkas-berkas itu. Karena jika sampai berkas-berkas itu kenapa - napa, mungkin besok sisa-sisa roh nya bertebaran entah kemana-mana di buat oleh pria yang baru saja di kenalnya ini.
Diego dan James pun meninggalkan ruangan tersebut.
**
"Hei.. kau hantu baru ya disini!" Tiba-tiba sesosok pemuda berjas hitam dengan wajah rupawan muncul di hadapan hantu wanita yang baru saja kehilangan marwahnya sebagai seorang hantu.
Hantu wanita itu menolehkan wajahnya, yang lebam karena dihempaskan ke meja oleh Diego.
"Wuidiiih... muka mu.. beuh!" Hantu pemuda itu menutup matanya."Cepat perbaiki posisi mata mu itu. Merinding aku melihatnya."
Dengan wajah sedih, hantu wanita itu turun dari atas meja. "Heem.. aku hantu baru di gedung ini." Jawabnya, duduk di sofa di ruangan itu.
"Hahahaha... pantas saja kau berani menganggu Diego! Untung kau tidak dilemparnya dari lantai 12 ini."
"Memangnya siapa pria tadi?" Tanya hantu wanita itu, sambil membetulkan letak bola matanya yang hampir tanggal karena ulah Diego.
"Entahlah.Aku pun tidak tahu siapa dia sebenarnya. Yang aku tahu, dia punya kemampuan untuk melihat kita, mendengar kita dan bahkan menyentuh kita. Seperti yang dia lakukan tadi pada mu."
"Benarkah?" Seru si hantu wanita, tidak percaya.
"Bukan kah, kau sudah merasakannya sendiri tadi!" Ucap si hantu pria dengan nada mengejek.
"Kau tau apa yang mind blowing nya lagi? Kita tidak bisa menyentuhnya!" bisik si hantu pria, pelan.
"Apa? Kenapa bisa tidak adil seperti itu!!!" Protes si hantu wanita
"Ya mana aku tahu." Si hantu pria berjalan lurus menembus pintu. Lalu kepala nya muncul lagi. "Sebaiknya kau jaga baik-baik semua berkas ini, kalau sampai ada yang hilang, kau pun akan hilang tak berbekas dari dunia ini.
" Hahahahahaa.... "Ucapnya sambil tertawa, dan menghilang begitu saja.
Kini tinggallah si hantu wanita yang menyesali perbuatannya yang sembarangan menakuti orang. Andaikan tadi dia tidak usil untuk mengganggu Diego dan Asisten nya, maka ia tidak akan berakhir menjadi satpam malam ini ruangan ini.
"Sungguh sial nasib ku!!" gerutunya sambil mondar mandir di ruangan itu. Tidak ada yang bisa ia kerjakan. Hanya bisa melihat-lihat berkas-berkas di atas meja. "Akan ku pastikan tidak akan berurusan lagi dengan pria galak itu" Ucap si hantu wanita, bosan sendirian di ruangan itu menunggu fajar tiba.
...****...
...**Udah cukup seram belom..? Kalau otor dengan jiwa-jiwa penakut ini, rasanya sudah cukup merinding!!! Entah karena ceritanya atau karena timing nulis cerita nya😌...
...Asal kamuh... kamuh... pada tahu ya, otor menulisnya tengah malam.. menghidupkan ala. khayal otor jam 11 malam, biar feel nya dapat**! 😜...
...ini bukan otor gak mau up panjang-panjang, tapi nyali otor yang setipis tali beha ini belum siap untuk berlama-lama tengah malam meng up cerita horor! rasa-rasa ada yang nemenin gitu.. argghm...!!...
...semoga yang menemin otor itu adalah kamu... iya kamuh... kamu yang rajin like, komen and vote di setiap karya otor😌...
so jangan lupa untuk like, komen dan vote ya...
love you..
seee yoou.... 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
"Tuan!!" Panggil James dan berlari menyamai langkah kaki Diego.
"Tuan! Hemm.. apa aku boleh malam ini boleh menginap di rumah mu?" Tanya James dari belakang. Sebetulnya dia sangat tidak enak meminta untuk menginap di rumah Diego. Namun dia sangat takut untuk mengemudi sendirian ke rumah nya.
Diego menghentikan langkahnya. Dan melemparkan kunci mobilnya ke James. " Kau yang bawa mobil!" Ujar Kenzo, lalu melanjutkan langkahnya.
"Kau baik sekali tuan!" Ungkap James, bahagia. Dia tidak tahu bahwa keputusan nya untuk menginap di mansion Diego adalah sebuah keputusan yang akan disesali seumur hidupnya.
Diego tersenyum tipis mendengar ucapan terima kasih James. Dia sudah dapat membayangkan bagaimana James akan melewati malam ini di mansionnya.
"Ini bukan salah ku. Dia sendiri yang meminta untuk menginap." Ujar Diego, tertawa dalam hatinya.
*****
Sesampainya di gerbang Mansion Diego, James bergidik seram. "Heemm.. ini mansion mu tuan?" Melihat sebuah mansion besar yang berada di balik gerbang tinggi itu. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mansion itu. Itu sebuah mansion yang sangat mewah. Namun, jarak dari gerbang ke mansion sangatlah jauh. Dan sepanjang jalan dari gerbang ke mansion itu terdapat banyak sekali pohon besar, membuat suasana malam menjadi mencekam.
"Hemm.. " Jawab Diego singkat.
Gerbang itu terbuka dan James melajukan mobil itu di jalanan yang membuat bulu kuduknya berdiri tadi.
"Tuan, apa kau tinggal sendiri di mansion ini?" James berusaha memperbaiki suasana hatinya dengan mengajak Diego berbicara.
"Tidak! Ada banyak yang tinggal disini!" Diego menatap James melalui spion di depannya. "Kau juga boleh tinggal disini kalau kau mau."
"Benarkah?" Mata James terlihat sangat senang ketika Diego menawarinya untuk tinggal di mansion itu. Sejujurnya James sekarang dalam keadaan yang sulit. Dia keluar dari rumahnya karena sebuah alasan. Jadi tawaran dari Diego tadi sungguh bagai sebuah mata air ditengah gurun pasir baginya. Bahkan James melupakan getar-getar horor yang dirasakan oleh bulu roma nya ketika menatap gerbang tinggi mansion Diego.
"Ya! Ada banyak kamar di mansion ini. Kau boleh pilih satu sebagai kamar mu." Ujar Diego, menatap ke kiri dan ke kanan melalui ujung matanya. Lalu menutup kedua matanya.
"Hei!! siapa dia!!" Terdengar suara berbisik di kaca jendela sebelah kiri.
"Apakah dia asisten mu yang baru?" Ucap wanita dengan kepala terbalik di kaca jendela sebelah kanan.
Kenzo tetap diam, tidak mendengarkan perkataan kedua hantu yang sudah menempel di kaca jendela kiri dan kanannya sedari mobilnya memasuki gerbang mansion itu.
"Apa kau menawarinya untuk tinggal di mansion ini bersama mu?" Tanya hantu tersebut yang kini telah duduk di sebelah kanan Diego.
" Miss K, Diego sepertinya tidak akan menjawab semua pertanyaan mu!!Lihatlah dia seperti tidak mendengar kita berdua!" Gerutu hantu nenek itu yang kini telah duduk di sebelah kiri Diego.
"Apa dia berencana untuk mengganti seluruh penghuni mansion ini sehingga dia mulai mengajak manusia satu persatu untuk tinggal disini!" Ucap si Miss K, kepada si hantu nenek tepat di samping wajah Diego!
"Entahlah!" jawab si hantu nenek-nenek tepat disamping kiri wajah Diego.
Diego mulai mengerutkan keningnya. Dia merasa kesal dengan kelakuan hantu berdua ini. Ingin sekali Diego menampol wajah kedua hantu ini. Namun itu tentu saja tidak bisa ia lakukan, mengingat ada James yang sedang mengemudikan mobil.
Diego terus diam sambil menarik nafas panjang. Menunggu momen yang tepat untuk memberi pelajaran pada kedua hantu ini.
"Kemaren dia mulai memasukan banyak sekali pelayan baru ke mansion ini.Hari ini dia mengajak asisten untuk tinggal di sini!!" Rutuk Miss K, dan menatap sewot ke Diego.
"Kalau dia benar ingin mengusir kita semua, kita terlebih dahulu harus mengusir orang-orang yang dibawanya." Si hantu nenek-nenek sedang menekan setiap katanya di telinga Diego.
"James, stop!!!!!" Seru Diego, mendadak. Membuat James mendadak mengerem saat itu juga!
Kedua hantu tadi yang sudah pasti tidak menggunakan seat belt, otomatis terlempar keluar menembus kaca depan mobil. Diego tersenyum melihat dua nyamuk yang terus berdenging di telinganya menghilang.
"Jalan kan mobilnya!" Perintah Diego, sedetik kemudian.
"Ada apa tuan?" Tanya James, menjalankan kembali mobil itu.
"Heemm, ada nyamuk yang terus berdenging di telinga ku sejak tadi." Ucap Diego, dan melihat ke arah belakang melalui spion, "Tapi sekarang sudah menghilang."
"Nyamuk? di mobil mahal seperti ini? Kau pasti bercanda tuan."
"Terserah, kau percaya atau tidak. James, belok ke kiri.Kita turun disana saja. Biar pelayan yang akan membawa mobil ini ke parkiran."
"Baik, tuan." James mengarahkan mobil ini sesuai dengan perintah tuannya.
Mereka turun dari mobil dan langsung disambut oleh beberapa pelayan yang berbaris di pintu masuk. James menyerahkan kunci mobil kepada pelayan yang bertugas memarkirkan mobil Diego.
"Selamat datang, tuan!!" Ujar seluruh pelayan yang berdiri di depan pintu masuk kepada Diego.
"Wow! Tuan Diego benar-benar orang kaya raya!" Seru James, dalam hati dan mengikuti langkah Diego ke dalam mansion itu.
"Tolong kau antar tuan James, ke kamar tamu." Perintah Diego pada salah seorang pelayan.
"Baik, tuan!" Jawab pelayan itu dengan penuh hormat. "Silahkan ikuti aku, tuan!" Pintanya pada James. Dan berjalan menuju kamar tamu lantai dua.
James mengikuti pelayan itu
"Ini kamar mu, tuan!" Ucap pelayan itu, setelah membukakan pintu.
"Terima kasih." James masuk ke kamar yang besar itu. Dipandangnya seluruh bagian kamar. Bulu kuduknya kembali berdiri. Diusapnya tengkuknya.
Tiba-tiba....
"Teng!! Teng!!! Teng!!!
James terloncat kaget ketika mendengar bunyi dentang jam yang menunjukkan pukul 00.00 dini hari. Ia spontan berpegang pada tiang tempat tidur. Di usapnya kasar wajah nya. " Apa aku salah membuat keputusan?" Ujarnya mulai menyesali keputusannya untuk menginap malam ini di rumah Diego.
James menarik nafas dan melepaskan nya dengan sangat pelan. "Tenang James! Itu semua hanya ketakutan mu, kau hanya cukup berpikir hal yang lucu-lucu!" James mencoba memberi aura positif pada pikirannya.
James membuka bajunya, dan melihat apakah ada baju kaus di lemari yang dapat dipakainya malam itu. James membuka lemari putih besar dengan model yang sangat kuno itu. Ketika James ingin membuka lemari itu, kelebat bayangan terlihat berlari dari cermin yang ada di lemari itu. James segera memalingkan wajahnya ke belakang, namun dia tidak melihat apapun. "Ayo lah James!! Itu hanya hayalan mu karena terlalu lelah hari ini."
James membuka lemari itu dan... "Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk!!! Teriak James, kemudian jatuh pingsan setelah ia melihat sosok pocong di dalam lemari itu.
Teriakan James terdengar oleh Diego yang berada satu lantai di atas kamar James. Dia sengaja menempatkan James di kamar itu, agar dia dengan mudah dapat memantau keadaan asistennya itu.
"Huft! Mereka pasti mengerjainya." Seru Diego, dan menuju kamar James.
Diego meminta pelayan untuk membuka kamar James dengan kunci cadangan. Begitu masuk, Diego langsung disuguhkan pemandangan yang membuat nya menghembuskan nafas dengan berat.
"Kami hanya ingin berkenalan dengan nya!" Ujar si pocong tersenyum dengan memperlihatkan semua giginya. Ia bersama lima hantu lainnya berjongkok mengelilingi tubuh James yang terkapar di lantai.
..."****...****...
...maaf otor lambat up ya.. cos otor mesti kumpulin keberanian otor dulu... sebelum merangkai kata-kata dalam novel ini. Maklum sulit move on dari jiwa penakut ini. 😌😌😌😌...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!