Di sebuah Pesta perusahaan, seorang pria bertubuh gagah dengan setelan jasnya yang berwarna hitam sedang asik mengobrol dengan rekan bisnisnya, dia adalah Daniel Carroll pria dewasa berumur 30 tahun, dengan usia yang semestinya sudah pantas memiliki istri tapi dia sangat menikmati masa lajang nya itu.
Daniel menganggap semua wanita itu sama, hanya haus akan harta, karena itulah Daniel tidak ada berniatan untuk beristri.
Bruuukk
''Hey apa kau tidak punya mata, Hah!!!" Bentak Daniel pada gadis berpakaian pelayan yang sedang memunguti pecahan gelas yang berantakan karena tidak sengaja menabrak tubuh tegap Daniel.
''Ma-maafkan saya Tu-tuan.'' Lirih gadis itu ketakutan.
''Shit!! Mimpi apa aku semalam, harus mengalami kesialan seperti ini.'' Gerutu Daniel yang sedang membersihkan tumpahan minum di jasnya.
''Biar aku bantu Tuan.'' Gadis itu mengambil tisu di atas meja dan dengan sigap dia ingin mencoba membantu membersihkan jas milik Daniel.
''Singkirkan tangan sial mu itu.'' Tepis Daniel dengan kasar.
Tubuh gadis itu semangkin bergetar, suara isakan lembut samar-samar terdengar ke telinga Daniel.
''Apa gadis itu menangis?'' Gumam Daniel dalam hati.
''Ada apa ini Tuan?'' Tanya seorang Pria yang ternyata penanggung jawab pesta.
Pria itu melihat noda bekas tumpahan minuman di jas Daniel dan dia mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
''Maafkan kami Tuan, gadis ini karyawan baru di bagian perlayanan.'' Ucap pria itu, dan pria itu mulai menarik tangan gadis itu dengan kasar.
''Hey gadis bodoh, bersujud lah memohon ampun,'' perintah pria itu.
Melihat gadis di depannya di perlakukan dengan semena-mena membuat sisi kemanusiaan Daniel muncul.
''Saya akan memafkan gadis ini, tapi dengan syarat, bersihkan jas saya secara manual, sampai noda di jas saya hilang tanpa tersisa.'' Ucap Daniel.
Gadis itu terperanjat dengan syarat yang di ucapkan Daniel.
''Ta-tapi Tuan..
''Sudah kau lakukan saja, kalau tidak ingin gajihmu terpotong,'' Ucap pria penanggung jawab pesta itu.
''Baik Tuan, saya akan membersihkan nya,'' Lirih gadis itu.
''Bagus, ikut aku.'' Daniel berlalu pergi ke arah pintu keluar gedung itu.
Gadis itu masih diam mematung sampai ada tangan yang menjambak rambutnya ''Kenapa kau melamun, ikuti Tuan Daniel.'' Ujar nya dan melepaskan rambut gadis itu dengan kasar.
''Baik Tuan.'' Gadis itu berlalu dengan sedikit tergopoh-gopoh.
Di lobi gedung gadis itu celingukan mencari keberadaan Daniel.
''Dimana Tuan itu,'' Gumam nya.
Tiiinnnn
Suara klakson mobil memekik telinga gadis itu.
''Hey Gadis bodoh, cepatlah,'' teriak Daniel.
Di perjalanan, suasana di dalam mobil sangat terasa menegangkan bagi gadis itu, gadis itu terus meremat tangannya sendri sampai terlihat memerah, dia merasa takut karena baru kali ini dia berada di satu mobil bersama pria yang belum sama sekali di kenalnya.
Mobil itu berhenti di sebuah Apartemen mewah, Daniel turun dengan diikuti gadis itu.
''Parkirkan dengan benar.'' Perintah Daniel dengan melemparkan kontak mobil ke penjaga lobi.
Daniel masuk ke sebuah lift khusus pandangannya terarah ke gadis yang hanya diam di depan lift, gadis itu ragu untuk melangkahkan kakinya pasalnya dia tau itu adalah lift khusus bagi para petinggi.
''Masuklah, atau kau akan naik menggunakan tangga,'' Ucap Daniel dengan dingin.
''Baik Tuan.'' dengan gemetar gadis ith terpaksa mengikuti perintah Daniel.
Keduanya sudah berada di dalam lift, lift yang menuju ke lantai 30 akhirnya berhenti di tujuan.
Keduanya keluar dari dalam lift, dan Daniel menuju ke sebuah pintu yang terlihat sangat mewah, di lantai 30 itu hanya ada 1 pintu yaitu pintu yang sekarang Daniel tuju.
Klik
Pintu terbuka setelah Daniel menekan Pasword khusus.
Mata gadis itu melebar karena melihat penampakan isi kamar yang terlihat sangat megah bak kamar kerajaan di dunia dongeng.
Daniel melemparkan jas miliknya tepat ke wajah gadis itu.
''Bersihkan sekarang,'' perintah Daniel dengan gaya Arrogannya.
''Dimana letak Toilet nya Tuan?'' Tanya gadis itu dengan sangat lirih.
''Kau pakai toilet di bawah tangga saja.'' jawabnya.
''Oh ya, satu lagi jangan kau buat jas ku rusak, atau kau akan menerima akibatnya'' lanjut nya dengan sangat dingin.
''Baik Tuan.'' gadis itu berlalu pergi menuju toilet sesuai petunjuk sang empunya jas.
Cukup lama sekitar 1 jam 20 menit gadis itu menyelesaikan pekerjaan nya, akhirnya dia keluar dari toilet dengan penampilan yang tidak lagi rapih, keringat membasahi pelipis serta leher jenjangnya, rambut yang semula tergerai sekarang terikat tinggi membentuk ekor kuda, walau terlihat berantakan tapi Aura gadis itu semangkin terpancar, kesan sexi lah yang ada pada dirinya.
Gadis itu mengedarkan pandangan nya mencari pria Arrogan yang baru di kenal ya itu.
''Dimana Tuan itu,'' Gumamnya.
''Apa kau sudah selesaikan pekerjaan mu.'' Ucap dingin Daniel dengan menyenderkan tubuh tegapnya di pegangan tangga dengan berpakaian santai, kaus putih yang ngepas di badan dan dengan celana pendek berkantung menambahkan kesan gagah pada dirinya.
Gadis itu terperanjat dan membalikkan tubuh nya untuk menghadap ke Tuan Arrogan yang berada di belakangnya.
"Su-sudah Tuan.'' jawab gadis itu gugup, karena terposana melihat pria bak dewa Yunani yang berada di hadapan nya.
Daniel tidak lagi bicara, matanya memandang wajah kuyuh di depannya, Daniel menelan silvanya dengan kasar.
''Cantik.'' kata yang tidak pernah terucapkan dari mulutnya, hari ini kata itu keluar dengan spontan.
''Ya, apa kau mengatakan sesuatu Tuan?'' Tanya gadis itu memastikan.
''Tidak, aku tidak mengatakan apapun,'' Daniel berkilah karena tidak ingin menjatuhkan wibawanya yang sudah di bangunnya bertahun-tahun.
''Sial! Ada apa dengan Jantung ku, mengapa berdebar dengan cepat saat melihat gadis ini,'' Gumam Daniel dalam hati.
''Pekerjaan saya sudah selesai Tuan, apa saya boleh pergi sekarang,'' Ucap gadis itu bertanya dengan sopan.
''Ah iya silahkan pergi,'' jawabnya.
''Baik Tuan, saya permisi,'' pamit gadis itu.
''Kenapa aku merasa tidak ingin dia pergi,'' Gumam Daniel dalam hati.
''Hey tunggu!!.'' Teriak Daniel menghentikan langkah kaki gadis itu yang sudah hampir keluar dari pintu.
''Ya Tuan''..
''Emmm, Tinggalkan nomor ponsel mu, agar aku bisa meminta pertanggung jawaban jika aku lihat jas ku rusak setelah di bersikan oleh mu.'' Ucap Daniel panjang lebar.
gadis itu menghela nafas dengan kasar.
''Baiklah,'' jawab pasrah gadis itu.
Gadis itu mencatat nomornya di buku telpon di meja samping pintu.
''Sudah Tuan, apa sekarang saya boleh pergi.'' Ucap gadis itu dengan jengkel.
Daniel tidak menjawabnya, dia hanya menggerakkan tangannya ala-ala mengusir pelayan di restoran mewah.
Gadis itu keluar kamar Apartemen dengan terus menggerutu.
''Penderitaan ku bertambah hari ini, kenapa aku harus bertemu dengan pria se-Arrogannya,'' Gerutunya.
''Kapan Tuhan akan mengirimkan satu Dewanya untuk ku.'' lanjut nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Lepas gadis itu keluar dari kamar Apartemen nya, Daniel segera menghampiri buku telpon dan mengambilnya untuk melihat nomor yang di tuliskan gadis tadi.
'''Devita Maharani, nama yang manis,'' Gumamnya membaca nama yang tertera di bawah nomor telpon yang di tulisankan gadis tadi yang ternyata bernama Devita Maharani.
Tbc.
🍁
Hai salam kenal aku Nurmay, ini adalah karya ke Empat yang aku buat, semoga para readers bisa menerima karya ku yang satu ini😊.
Mohon tinggalkan jejak ya, Like, Rate, vote jika berkenan😌..
Terimakasih 😘
Perkenalan Tokoh
Daniel Carroll Pria berusia 30 tahun, Berdarah campuran Barat dan Timur, Pria yang sangat di kenal dengan Ke-Arroganannya.
Pria yang menganggap semua wanita itu sama, hanya memikirkan materi ketimbang hati, itulah anggapan seorang Daniel Carroll.
Pria yang sangat Anti dengan sentuhan dari tangan seorang wanita, tapi ketahuilah Daniel adalah pria pemain, dia selalu berhubungan dengan beberapa wanita panggilan yang khusus dan terjamin kesehatannya hanya untuk memenuhi hasrat kejantanan nya, tapi Dia akan sangat murka jika tubuhnya di sentuh langsung dengan tangan para wanita panggilan nya.
Devita Maharani gadis manis berusia 23 tahun, dia mahasiswi beasiswa dari kampus ternama di kotanya, Gadis yatim piatu yang harus membanting tulang untuk kebutuhan kuliahnya dan kebutuhan sehari-hari nya, ya kampus hanya memberi beasiswa untuk biaya Persemester, tapi kebutuhan buku dan yang lainnya harus ia tanggung sendiri.
Gadis yang Ceria dengan kemewahan yang sudah tersedia dari kekayaan orang tuanya, tapi penderitaan yang berawal dari kematian kedua orang tuanya karena kecelakaan mengakibatkan gadis malang itu seketika menjadi upik abu yang semula dari putri Ratu.
Keserakahan Adik dari Ayahnya membuat penderitaan Vita semakin lengkap, semua aset yang di tinggalkan oleh orang tuanya semua di rampas dengan paksa oleh Omnya yang bernama Santos dan istrinya yang di panggil dengan sebutan Tante Sari.
Beberapa Hari kemudian.
Daniel sedang melakukan meeting penting dengan beberapa pemegang Saham.
Prusahaan Ekstraktif yang sedang di geluti seorang Daniel Carroll sekarang ini memang sangatlah sukses, Prusahaan Batubara memang lah terbilang sangat Amazing, siapa yang tidak tau dengan Prusahaan Ekstraktif itu, yang usaha nya mengelola benda benda yang tersedia di alam, seperti Pertambangan Emas, Perak dan Batubara.
Daniel di juluki dengan sebutan Raja pembisnis, ya itulah sebutan dirinya dari orang-orang yang segan terhadap nya.
Dirinya memang sedang melakukan meeting tapi fikiran nya berjalan entah kemana, belakangan hari ini, Daniel selalu memikirkan gadis yang tempo hari di temuinya dan bahkan sempat di ajak ke Apartemennya yang bahkan tidak sembarangan orang tau dia tinggal di sana.
Asisten Pribadinya melihat ke arah Bosnya yang terlihat sedang tidak fokus, tidak seperti biasanya dia begitu, fikir asisten yang bernama Zen Batla.
Seorang pemegang saham sedang bertanya tentang persetujuan dari seorang Daniel Carroll, tapi tak dapat jawaban sama sekali. Daniel memang sedang asik dengan dunianya sendiri.
Asisten yang mengerti keadaan Bosnya yang tidak lagi fokus, langsung mengambil alih dan setelah pembicaraan yang memang harus di bicarakan sudah selesai dan meeting pun selesai, semua pemegang saham sudah meninggalkan ruangan meeting itu, tinggalah Daniel dan Asisten Zen.
''Zen menurut mu masuk akal atau tidak, aku bisa tertarik dengan seseorang?'' Pertanyaan Daniel membuat Zen tercengang, pasalnya baru kali ini dengan selama Zen bekerja pada Daniel, Daniel membahas ketertarikan dirinya pada seseorang.
''Apa si Bos sedang tidak sehat?'' Gumam Zen dalam hati.
''Aku sehat Zen, tidak usah berpikiran macam-macam.'' Seperti tau isi fikiran Asisten nya itu, Daniel berucap dengan pas.
''Maaf Tuan,'' Tegas Zen.
''Jawab pertanyaan ku bodoh!'' Ucap Daniel dengan suara lantang nya.
''Masuk akal Bos, karena memang semestinya seperti itu,'' Jawab Zen dengan cepat.
''Lalu bagaimana aku memulainya?'' Pertanyaan Tuannya membuat Zen terdiam, pasalnya dia juga tidak tau harus apa, karena memang dirinya juga tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun itu.
''Apa Kau tidak mendengar pertanyaan ku Zen!!'' bentak Daniel.
''Maaf Tua, saya juga kurang tau,'' jawab Zen.
Daniel menghela nafasnya dengan gusar, karena semakin hari fikiran nya semakin tidak karuan karena terus memikirkan gadis yang bernama Devita Maharani itu.
''Zen aku punya tugas untuk mu.'' Ujar Daniel kemudian.
''Tugas apa Tuan?'' tanya Zen penasaran.
''Cari tahu info seorang gadis yang bernama Devita Maharani yang tempo hari menjadi pelayan di pesta Prusahaan kita.'' Titah seorang Daniel tanpa ingin terbantahkan.
''Baik Tuan.'' jawab Zen dengan cepat.
Di Sebuah Kampus.
Gadis yang bernama Devita Maharani yang akrab di panggil dengan nama Vita sedang asik dengan makanannya di atas meja bersama seorang gadis ya itu sahabatnya sendiri yang bernama Puspa.
''Vit, sebentar lagi kan kita wisuda, kamu berniat untuk bekerja dimana?'' Tanya Puspa.
''Aku belum tau Pu." Pu adalah panggilan Vita untuk Puspa.
''Kalau kau sendiri?'' Tanya balik Vita.
''Orang tua ku menyuruh ku untuk membantu mengurus perusahaan keluarga Vit,'' jawab Puspa dengan lesu.
''Bagus dong, tapi kenapa wajah mu jadi masam seperti itu,'' tanya Vita heran.
''Aku ingin pengalaman mencari pekerjaan sendiri Vit, aku ingin mandiri, aku tidak ingin bergantung pada keluarga." jawab Puspa dengan muka lesunya.
''Sudah enak seperti itu Pu, tidak lagi harus repot untuk melamar pekerjaan kesana kemari." Ucap Vita dengan nada lembut nya.
''Itu menurut mu, tapi tidak dengan ku. Oh ya Vit kamu juga kenapa tidak bekerja di Perusahasn keluarga mu saja, kan Om mu mempunyai perusahaan yang cukup besar itu.'' Ucap Puspa dengan exited.
Puspa memang tidak tahu menau tentang apa yang Vita alami, ya memang karena Vita sendiri tidak pernah bercerita tentang kehidupan pribadinya pada sahabat nya itu.
''Aah tidak, aku pun sama dengan mu, ingin mandiri," Jawab Vita dengan tersenyum getir.
''Andai saja semua itu masih milik ku.'' Gumam Vita dalam hati.
Puspa hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti,
Di sela-sela pembicaraan nya seorang Pria menhampiri kedua gadis itu.
''Hai, sedang membicarakan apa sih, sepertinya asik sekali.'' tanya Pria itu dengan gaya tengilnya.
''Kau sudah tidak ada kelas Jo?'' Puspa menjawab dengan sebuah pertanyaan lagi.
''Iya, hari ini aku hanya mengikuti 1 kelas itupun hanya kuis,'' jawabnya.
''Aah kebetulan, bagaimana kalau kita pergi ke Mall untuk refresing otak, bagaimana Vit, kau setuju?'' Tanya Puspa.
''Benar tuh, aku setuju, bagaimana Vit?'' timpal Jonathan.
''Aah Maaf sekali, aku tidak bisa ikut kalian, aku ada acara hari ini.'' jawab Vita dengan senyum yang di buat-buat, sebenarnya selepasnya pulang kuliah, Vita akan langsung berangkat bekerja, tapi dia tidak ingin berkata jujur pada ke dua sahabat nya karena tidak ingin membuat orang lain Berasumsi buruk pada keluarga nya.
''Yaa sayang sekali, bagaimana Jo, apa kau mau menemani ku pergi ke Mall?'' tanya Puspa pada Jonathan.
''Boleh lah, sekalian aku ingin membeli sesuatu,'' jawab Jonathan.
''Ya sudah, aku duluan ya, takut telat. Byee.'' Vita berlalu pergi meninggalkan Puspa dan Jo yang masih terus memandang punggung Vita yang semakin menjauh.
''Jo apa kau tidak merasa aneh?'' tanya Puspa pada Jo yang masih memandang arah Vita berlalu.
''Aneh kenapa?'' jawab Jonathan dengan beralih menatap Puspa.
''Ya aneh saja, Vita tidak pernah bisa ikut kita bepergian, dia selalu beralasan ada acara,'' ujar Puspa.
''Aku juga merasa seperti itu, entahlah mungkin memang dia sibuk,'' ujar Jonathan menimpali.
Sekarang Vita sedang berada di sebuah Bus, Vita bertujuan ke tempat kerjanya untuk bekerja paruh waktu.
Sesampainya di tempat tujuan, Vita segera masuk ke sebuah Cafe yang cukup terkenal di Kota yang di tinggalinya.
''Baru datang Vit?'' tegur seorang Pria dengan berpakaian rapih.
''Iyah ka Han, tadi ada sedikit kendala di jalan,'' jawab Vita.
''Ya sudah sana ganti baju mu, kalau kamu belum makan, makan saja dulu di belakang.'' ujar Pria yang di panggil Ka Han itu oleh Vita.
Vita bekerja di sebuah Cafe, dan Tempo hari Vita ikut bekerja sampingan untuk menjadi pelayan juga di sebuah pesta, yang menurut dia bayarannya lumayan untuk menambah tabungan nya.
Vita hanya ikut sehari di agensi perlayanan itu, karena vita merasa atasan nya berbuat semena-mena dengan semua bawahannya, lepas di bayar untuk pekerjaan seharinya, vita langsung berhenti.
''Aku sudah makan ka, aku ganti baju dulu ya ka.'' Vita berlalu pergi ke sebuah ruangan yang berada tepat di belakang meja kasir itu.
Di sebrang jalan, seorang Pria berpakaian serba hitam, terus memperhatikan Vita dari kejauhan, bahkan dari mula kampus tadi sampai ke cafe tempat nya bekerja.
Happy Reading 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!