NovelToon NovelToon

Bertemu Jodoh Di Pesantren

Bab 1

"Ummah kasih tau ke abi, Ifa tidak mau pesantren, ifa mau di sini sana sama Abi dan Ummah !".

"Tapi sayang ini sudah menjadi keputusan Ummah sama abi kamu". Ujar Ummah Fatimah sambil memeluk anak bungsunya.

Asyifa Zeima Azzahra nama anak bungsu dari pasangan Abi Umar dan Ummah Fatimah. kini usianya telah menginjak umur Delapan belas tahun,dan baru lulus sekolah madrasah aliah.

dalam angannya, dirinya ingin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi sesuai apa yang ia cita - citakan.

Namun angan hanyalah tinggal angan, impiannya untuk bisa kuliah di kampus favoritnya harus ia buang jauh - jauh. Rupanya Abi umar telah merencanakan sesuatu untuk masa depan putri bungsunya.

"Abi, Ifa gak gak mau di kirim ke pesantren, itu kuno abi, dan ifa juga gak mau jauh dari Ummah, abi tega yah misahin anaknya dari keluarganya". Asyifa terus merengek mencoba membujuk Abinya Agar mau membatalkan niatnya.

"Bi kirim saja ini anak ke pesantren, Soalnya nanti kalau gak pesantren dia bakalan bebas ketemuan sama cowok".

"Kakak diam !!" pekik Asyifa.

"Abi Ifa janji, Ifa gak bakalan pacaran sebelum Abi mengijinkannya, selama ini Ifa juga suka mengikuti semua perintah Abi, Ifa belum melanggarnya, tapi kenapa Abi malah mengirimkan Ifa ke pesantren ?" Asyifa terus merayu Abinya agar mau mengurungkan niatnyaa.

"Abi jangan dengarkan semua ocehan anak ini, kirim saja ke pesantren kalau bisa sekarang juga !!"

"Kakak jahat !!".

Sebuah remot tv melayang ke arah Abian, kakak laki - laki satu - satunya Asyifa.

Abian baru tiga bulan menikah dengan wanita cantik bernama Shela. namun hal itu tidak mengurangi Abian untuk menggoda Adiknya, walaupun nantinya Abian akan kena Omel oleh Istrinya.

"Kamu ini mas, kasian Asyifa jangan kamu godain terus" ujar Shela pada suaminya.

"Kak Shela hukum saja kak Abian biar kapok, dan gak mengerjain ifa terus" rengek Asyifa pada kakak iparnya itu. Karena setiap Abian menjalinya maka Asyifa akan mengadu pada kakak iparnya itu.

"Dasar bocah bisanya cuma ngadu". Celetuk Abian.

"Biarin !!".

Ummah dan Shelin hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat Abian dan Asyifa berantem.

"Sudah - sudah, keputusan Abi sudah bulat, satu minggu lagi Asyifa akan di kirim ke pesantren !". ujar Abi dengan lembut namum sangat tegas.

"Abi, boleh tidak ifa minta satu permintaan sebelum berangkat ke pesantren ?" pinta Asyifa dengan wajah yang sangat memelas.

Semua yang ada di ruang keluarga menatap tajam pada Asyifa karena bingung apa yang di pinta oleh Asyifa.

"Katakan lah !!" pinta Abi Umar dengan tegas.

"Bi, Asyifa mau di kirim ke pesantren tapi jangan minggu depan, satu bulan lagi aja Bi. Ifa ingin mempersiapkan semuanya terlebih dahulu" ujar Asyifa.

"Dua minggu lagi Asyifa akan di kirim ke pesantren, keputusan sudah bulat jadi tidak bisa di ganggu gugat" ujar Abi Umar dengan nada yang lembut namun tegas dan penuh penekanan, membuat siapa pun tidak ada yang berani membantahnya, begitupun dengan Asyifa yang langsung diam tak berani berkata - kata lagi.

Asyifa langsung berlari ke kamarnya dan di ikuti oleh ummahnya.

"Ummah, Kenapa Abi tega kirim Ifa ke pesantren ?" tanya Asyifa ketika Ummahnya yang duduk di samping tempat tidurnya.

"Bukan tega sayang, tapi ini semua demi baikan kamu di masa depan nanti" ujar Ummah dengan lembut sambil mengusap rambut Asyifa.

Asyifa yang sedang tertidur di kasurnya mendapat belaian dari ummahnya langsung menangis dan memeluk ummahnya.

"Abi gak adil, dulu kakak Abian gak di kirim ke pesantren tapi kenapa sekarang Ifa malah di kirim ke pesantren. Abi gak sayang ya ke Ifa makanya Ifa di kirim ke pesantren, atau jangan - jangan . . . ". Asyifa mulai mengeluarkan unek - uneknya namun perkataannya terhenti Ummah langsung memotongnya, karena sudah tau ke mana arah pembicaraan Asyifa.

"Hushhhh, sayang kamu gak boleh ngomong kaya begitu, ini Abi lakukan karena sayang sama Ifa, dan demi kebaikan Ifa. Ifa kan belum mencobanya, makanya cobain dulu tinggal di pesantren, enak ko tempatnya dan santri - santrinya juga baik - baik, ramah dan sopan, Ummah yakin lama - lama Ifa juga akan betah tinggal di sana" Ummah mencoba menenangkan Asyifa yang masih kesal. dan terus mencoba memberi pengertian pada putri bungsunya itu yang super manja.

Setelah ke adaan Asyifa mulai tenang, Ummah meminta menantunya Shela untuk menemani Asyifa karena Ummahny akan berbicara pada Abinya.

"Abi apa keputusan ini sudah yakin ?" tanya Ummah Aisyah saat menemui suaminya di kamar mereka.

"Abi sudah yakin, pasti anak kita nanti akan betah di sana, dan Abi sudah merencanakan ini sejak dulu, Asyifa harus mulai belajar mandiri" ujar Abi Umar pada istrimya dengan lembut. "Gimana keadaan Asyifa ?. tanya Abi Umar.

"Asyifa sudah tidak menangis lagi, dan sekarang dia sedang di temani oleh Shela" jawab Ummi Aisyah. "Ummah mau menyiapkan dulu makan malam" Ummah pamit pergi meninggalkan suaminya dan pergi ke dapur untuk mempersiapkan makan malam keluarganya.

Sementara Asyifa di kamar sedang berbincang - bincang dengan kakak iparnya itu.

"Bukankah dulu kakak juga pernah tinggal di pesantren yah, gimana kak rasanya tinggal di pesantren ?" tanya Asyifa yamg baru teringat bahwa dulu Shela pernah tinggal di pesantren. " Ayo dong kak cerita ". pinta Asyifa pada kakak iparnya.

Demi adik iparnya, Shela mun menyanggupi untuk bercerita tentang masa - masa di pesantrennya dulu.

Shela mulai bercerita bagai mana ia dulu di pesantren dari hal yang konyol sampai hal yang paling menakutkan. Asyifa yang mendengar tentang kekonyolan kakak iparnya waktu di pesantren terus tertawa geli, dan membuat Asyifa merasa penasaran dengan suasana pesantren.

"kakak mana mungkin di pesantren ada cowok ganteng. bukannya setiap hari lelaki di pesantren itu hanya menggunakan baju koko dan sarung saja, ganteng dari mananya kalau begitu" protes Asyifa saat Shela bercerita cowok - cowok ganteng di pesantren.

"Kamu ini ya, cowok yang pakai koko dan sarung itu mempunyai ke gantengan dan ke unikkan tersendiri, beda dengan cowok yang berpakaian Jas" Shela menjelaskan.

"Kakak sedang tidak berbohongkan ?" tanya Asyifa yang penuh selidik pada Shela.

"Mana berani kakak berbohong pada mu" Jawab Shela. "Coba saja nanti kamu buktikan sendiri" sambung Shela pada adik iparnya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

***Hallo semua para Reader 👋👋👋

Author sudah menerbitkan Kayra Author, semoga kalian suka dengan Novel terbaru dari Author.

Jangan lupa bantu Like, rate dan Vote juga biar Author semakin semangat menulisnya.

dan tinggalkan juga jejak kalian di kolom komentar.

Berkomentarlah dengan bijak dan sopan.

Author selalu menunggu kehadiran kalian semua.

Terima Kasih🙏🙏***

Bab 2

"Tapi kalau cowok yang pake kokok dan sarung punya kegantengan sendiri, kenapa kakak malah memilih kak Abian yang gak pernah pake koko dan sarung dalam kesehariannya ?" tanya Asyifa yang masih bingung dengan ke gantengan cowok pake koko dan sarung.

Shela hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan adik iparnya itu, dan sebenarnya Shela pun bingung kenapa dia mau sama Abian padahal dulu waktu masih di pesantren banyak ustaz - ustaz muda dan sukses yang mengajaknya untuk ta'aruf.

"Ya itulah yang namanya jodoh" jawab Shela.

"Jangan - jangan nanti kamu juga bertemu jodoh kamu di pesantern, kan jodoh tidak ada yang tau" sambung Shela untuk menggoda adik iparnya.

"Kakak jangan ngada - ngada aku ini masih kecil belum waktunya ketemu jodoh, gimana mau ketemu jodoh pacaran aja belum" ujar Asyifa dengan polosnya.

"Heii inget dalam agama islam itu di larang pacaran" Shela memperingati adik iparnya.

"Kalau emang di larang kenapa dulu kakak pacaran sama kak Abian ?" tanya Asifa yang masih bingung,membuat Shela hanya menggeleng - gelengkan kepalanya.

Ini anak polos apa emang bener - bener gak tau si ? tanya batin Shela.

Dengan sangat hati - hati dan teliti Shela menjelaskan bagaimana prosesnya dulu dengan Abian hingga mereka menikah.

Lama ke lamaan Asyifa mulai bisa melupakan kesedihannya, di sela - sela mereka bercerita selalu ada tawa, membuat Shela merasa lega karena berhasil menghibur adik iparnya.

Sementara itu, Abi Umar keluar dari kamarnya untuk makan malam, dirinya sengaja melewati kamar Asyifa karena ingin melihat ke adaan anaknya, saat mendekati pintu kamar anaknya terdengar suara Asyifa sedang tertawa riang di dalam kamar, membuat hati Abi umar merasa sedikit lega.

"Alhamdulilah" ucap Abi Umar pelan sambil mengusap dadanya. lalu pergi ke ruang makan.

"Kakak lupa membantu Ummah menyiapkan makanan" ujar Shela lalu pergi meninggalkan Asyifa dan berlari menuju ke dapur.

"Ummah maafkan Shela, tidak membantu Ummah di dapur" ujar Shela dengan raut wajah yang merasa bersalah. "Shela malah asik bercerita dengan Syifa". sambung Shela.

"Tidak apa - apa sayang, kamu kan sudah bantu Ummah jagain Syifa" Ujar Ummah dengan lembut pada menantunya. "Cepat panggil suami mu" perintah Ummah pada menantunya. " dan Ummah akan memanggil Syifa" Sambung Ummah lalu pergi ke kamar Asyifa.

Setelah makan malam selesai Ummah di bantu Shela dan Syifa membereskan bekas makan malam mereka. sedangkan Abi dan Abian pergi ke ruang televisi untuk mengobrol.

"Gimana proses pembagunan rumah kalian ?" tanya Abi memulai pembicaraannya.

"Sudah 50% Abi" jawab Abian. "Mungkin satu atau dua bulan lagi sudah bisa di tempati" sambung Abian.

"Bian Abi ini sudah pengen bersantai - santai, kapan kamu siap bergabung di perusahaan Abi ?" tanya Abi pada Abian.

Abi Umar mempunyai sebuah rumah produksi yang ia rintis sejak tiga puluh tahun yang lalu bersama Ummah istrinya. usah garmen yang mereka rintis kini sudah berkembang walau pun tidak besar namun cukup untuk menghidupi keluarganya. dan pernah beberapa kali perushaan Abi Umar mendapat orderan dari luar negeri.

"Tapi Bi, sekarang ini restaurant masih belum bisa aku tinggal sepenuhnya." ujar Abian dengan lembut.

Abian memiliki sebuah restaurant yang kini sedang berkembang, Abian yang mempunyai sifat pekerja keras, hingga ia bertekad harus mempunyai usaha sendiri dan tidak bergantung pada orang tua.

"Abi selalu menunggu kesiapan kamu, karena itu juga bakalan menjadi milik kamu dan adik kamu" ujar Abi umar.

Sementara di dapur Shela sedang menyuci piring di bantu oleh Asyifa sedangan Ummah sedang membersihkan meja makan, mereka tidak memperkerjakan asisten rumah tangga karena menurut ummah dirinya masih sanggup menghandle semuanya.

"Ummah apa bener kalau cowok yang pake sarung dan koko itu mempunyai ke gantengan tersendiri ?". tanya Asyifa yang pemasaran.

Ummah yang mendengar pertanyaan dari Asyifa hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum karena melihat tingkah polos anaknya.

"Kata siapa sayang ?" tanya Ummah dan mendekati Asyifa yang sedang memberekan piring yang habis di cuci.

"Kak Shela yang bilang" jawab Asyifa sambil melirik kakak iparnya.

Shela yang namanya di sebut oleh adik iparnya hanya menggelengkan kepala dan tersenyum geli karena Shela tak pernah berpikiran kalau Asyifa akan bertanya hal itu juga pada ummahnya, Shela melirik ke arah Ummah dan tersenyum penuh makna.

"Lihat saja nanti sayang, kamu akan menilainya sendiri. ujar Ummah sambil tersenyum.

...******...

Senin pagi seperti yang sudah di sepakati oleh keluarga Abi Umar. mereka akan mengantar Asyifa ke pesantren. barang bawaan yang sudah di persiapkan dari hari - hari kemaren kini sedang di masukan ke bagasi mobil oleh Abian. Banyak sekali barang bawaannya, udah kaya mau pindahan saja.gerutu Abian saat memasukan barenng Asyifa ke bagasi.

"Udah bereng Bi !" ujar Abian pada Abinya.

Ummah dan Shela berjalan ke arah suami mereka masing - masing.

"Mana Asyifa ?" tanya Ummah pada Abian dan Abi Umar.

"Dia belum keluar " jawab Abi Umar singkat.

"Sayang Ayo turun kita sudah siap !!".

"Bentar Ummah ".

Asyifa yang sedang melamun di depan meja rias di buat kaget oleh teriakan Ummahnya.

Asyifa bangkin dari tempat duduknya dan melangkah ke arah pintu keluar, namun langkahnya terhenti, Asyifa kembali melihat - lihat sekeliling kamarnya. Kamar yang susah ia tempati selama kurang lebih 12 tahunan, kamar yang luas dan berisikan baberapa fasilitas seperti kamar mandi, Ac, tv dan yang lainnya. ada rasa tidak rela untuk meninggalkannya.

Dan Seketika Asyifa terbanyak suasana pesantren yang berada di perkampungan, dan pasti kamar yang akan di tempatnya sempit dan penuh sesak, lebih parahnya lagi tidak ada Ac, bahkan untuk ke kamar mandi pun harus antri. Asyifa hanya bergidik saat membayangkannya.

"Ifa Ayo turun, ini kita sudah telat" teriak Abian sukses membuat Asyifa kaget dan sadar dari lamunannya. Asyifa langsung berlari dari kamarnya menuju teras depan rumahnya dimana keluarganya sudah menunggunya.

"Habis ngapain si lama banget ?" tanya Abian yang kesal sudah menunggu Asyifa terlalu lama.

"Kepo !!".

Abian duduk di bagian kemudi dan Abi Umar berada di samping Abian sedangkan Ummah, Shela dan Asyifa duduk di jok tengah.

Selama perjalanan Ummah terus memeluk putri semata wayangnya, dan Ummah pun menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis karena takut putrinya akan Khawatir.

"Kamu gak usah so sedih, walau pun sedih kami akan tetap mengantarmu ke pesantren" Celetuk Abian pada Adiknya.

"Kakak !!" Pekik Asyifa.

"Emang begitu kenyataannya".Bela Abian yang tak mau kalah dari adiknya.

"Kamu fokus nyetir saja, jangan ganggu adik kamu" tegur Shela pada suaminya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Haii para Reader 👋👋

Semoga kalian suka dengan ceritanya, jangan sungkan untuk memberi kritik dan sarannya. .

Masih di tunggu Boom Like dan Votenya

Bab 3

Sepanjang perjalanan Asyifa banyak memandang ke arah luar, memperhatikan setiap langkah mobilnya melaju. Pesantren Al- Barokah berada jauh dari pusat kota. Dari rumah Asyifa memerlukan waktu satu setengah jam untuk sampai di pesantren. Suasana kampung yang masih asri, hawa sejuk membuat siapa saja yang datang ke situ akan betah berlama - lama.

Bukan tanpa alasan Abi Umar memilih menitipkan anaknya di pesantren tersebut, Selain jarak yang tidak terlalu jauh, dan pesantren tersebut juga merupakan milik Sahabat Abi Ummar.

Mobil yang di kendarai oleh Abian sudah memasuki Kawasan pesantren, setelah memarkirkan kendaraannya, satu persatu semua penumpang turun, Abi dan Ummah sudah melangkah terlebih dahulu di susul oleh menantu mereka, Abian Sibuk menurunkan barang bawaan Asyifa.

Sementara Asyifa masih duduk termenung dalam mobil,pandangan matanya melihat setiap sudut pesantren, rasa takut mulai menghantui dirinya.

"Sayang Ayo turun, kita sudah sampai". ujar Ummah saat melihat anaknya melamun di dalam mobil.

Shela melihat adik iparnya termenung di mobil kemudian menghampirinya.

"Ayo turun" Ajak Shela dengan lembut.

Akhirnya Asyifa mau turun dari mobil,mereka beriringan berjalan menuju bangunan utama pesantren.

"Asalamualaikum. . . "

"Walaikumsalam. . . "

Pak Umar mengucapkan salam sebelum memasuki gedung utama dari pesantren Al-Barokah.

Sosok lelaki yang usianya hampir sama dengan pak Umar menjawab salam dan menyambut kedatangan keluarga pak Umar.

"Mari silahkan masuk Umar". sambutnya dengan senyum penuh kewibawaan.

"Gimana ke adaan mu sehat ?" tanya pak Umar sambil memeluk erat sahabatnya itu.

"Alhamdulilah sehat" jawab Pak Hasan. "Saya kira kamu tidak jadi menitipkan putrimu di sini, kaya dulu waktu akan menitipkan putra sulung mu" sambungnya.

Dulu pak Umar juga pernah akan menitipkan Abain di pesantren ini namun karena Abian yang menolak dan mengancam akan pergi meninggalkan rumah jika terus di paksa untuk pesantren. maka pak Umar membatalkn niatnya karena tidak mau anaknya akan pergi dari rumah.

"Insya Allah Jadi " ujar pak Umar.

Mata Asyifa sibuk memonitor seluruh ruangan sekitar. jantungnya tiba - tiba berdegup, mungkin karena rasa cemas yang berlebihan. pak Umar melirik ke arah Asyifa yang hanya mematung sedari tadi.

"Asyifa sini nak, ini kenalin Kyai Hasan temen Abi Sekaligus pemilik pesantren ini". pak Umar memanggil Asyifa dan mengisyaratkan agar mendekat dan memberi penghormatan kepada Kyai Hasan.

Asyifa menyalami Kyai Hasan dengan penuh penghormatan,dan sekaligus memperkenalkan dirinya.

"Asyifa. . ".

"Sudah siap nak untuk tinggal di sini ?" tanya Kyai Hasan membuat Asyifa tergagap bingung harus menjawab apa, kalau di tanya siap atau tidak pasti jawabannya tidak, karena ini semua bukan kemauan sendiri.

"Insya Allah siap" Jawab Asyifa dengan suara yang gemeteran.

"Bagus Nak " sahut Kyai Hasan dengan senyuman penuh ke banggaan "Tapi harus kamu tau kalau di sini semua pekerjaan di lakukan secara bersama - sama alias gotong royong, tidak ada fasilitas khusus juga, dan semua santri di sini di perilakukan dengan sama rata".

Kyai Hasan menjelaskan panjang lebar tentang kondisi dan peraturan di pesantren. walaupun Asyifa anak sahabatnya tapi Asyifa tidak mengharapkan perlakuan istimewah, bagi Asyifa adalah bagaimana dirinya bisa betah tinggal di pesantren agar bisa membuat tenang kedua orang tuanya.

"Kalian istirahat saja di sini dulu nanti baru bisa keliling - keliling melihat pesantren" titah Kyai Hasan. "Saya tinggal sebentar karena ada urusan sebentar" sambung Kyai Hasan.

"Terima kasih " ujar pak Umar.

Asyifa duduk di samping Ummahnya dan menyandarkan dirinya pada Ummahnya seakan - akan dirinya tidak ingin berpisah.

"Ifa yang betah ya di sini, Ummah dan Abi bakalan sering - sering berkunjung ke sini".

Bibir Asyifa mengatup rapat, serta pelupuk matanya sudah mulai banjir, namun ia tahan dengan kekuatan senyumannya agar orang tuanya berat atau kepikiraan saat meninggalkannya.

Sedih rasanya mendengar kata perpisahan tersebut bagaimana pun selama tujuh belas tahun dirinya selalu bersama Ummah, Abi dan Kakaknya.

"Baik - baik di sini ya nak, inget jaga shalat mu " ujar Abinya. " Dan inget jaga pandanganmu karena ustaz dan santrinya banyak yang ganteng" Goda Abi untuk mencairkan suasana yang sudah mulai menegang.

"Siapa tau nanti kamu pulang bawa jodoh" Sambung Ummah menambah godaan suaminya.

"Ahh adik gue pulang bawa jodoh" Timpa Abian sambil tertawa dengan keras membuat Abian dapat sebuah cubitan keras di lengannya dari Istrinya. "Aww sakit sayang" rintih Abian.

Asyifa hanya tersenyum saat mendengar godaan dari keluarganya, namun ia teringat kembali dengan kata - kata kakak Iparmya yang berkata tentang kegantengan pria yang sarungan dan kokoan. Seganteng apa si orang yang pakai baju koko dan sarungan. Asyifa semakin penasaran akan hal tersebut dan ingin segera melihatnya.

...********...

Setelah Keluarga Asyifa pamit pulang, Asyifa di bawa ke Asrama putri oleh ustazah Aisyah.

pintu kamar yang akan di tempati Asyifa terbuka dengan lebarnya, dua sosok gadis yang ada di dalamnya kemudian berdiri menyambut dengan senyumannya.

"Perkenalkan ini Asyifa, dia akan tinggal bareng kalian, saya titip Asyifa pada kalian ya" ujar Ustazah pada kedua gadis tersebut.

"Baik Ustazah" jawab gadis tersebut berbarengan.

"Asyifa ini teman baru kamu, kamu akan tinggal di sini, kalau ada yang kamu tidak mengerti bisa kamu tanyakan pada mereka" tutur Ustazah Aisyah pada Asyifa. "Saya pamit dulu, kamu silahkan istirahat sebelum mengikuti kegiatan yang lain" sambung Ustazah Aisyah lalu pergi meninggalkan Asyifa dan kedua temen barunya.

Asyifa memasuki kamarnya dan di bantu kedua temennya. mata Asyifa tidak lepas memonitor seluruh kamar yang hanya ada tiga tempat tidur kecil, tiga lemari kecil dan tiga meja yang tidak terlalu besar. di dalam kamarnya juga terdapat satu buah kamar mandi. rasa cemas akan antri di kamar mandi sebagai mana biasanya di pesantren langsung hilang karena ternyata setiap kamar terdapat satu buah kamar mandi.

"Kenalin Aku Nayla. ."

"Asyifa panggil aja Syifa".

"Aku Mila. ."

"Asyifa panggil aja Syifa ".

Mereka saling memperkenalkan diri satu sama lainnya dan saling berjabat tangan.Nayla dan Mila hampir seumuran dengan Asyifa, membuat Asyifa senang mendapat langsung teman baru.

"Baju kamu masukin saja baju kamu ke lemari itu" Nayla menunjukan lemari yang akan menjadi milik Syifa.

"Itu juga kasur dan meja milik kamu" timpal Mila.

Mereka bertiga mulai bercerita tentang asal usul mereka sambil Asyifa terus memberskan barang bawaannya. Asyifa pun tak lupa bertanya tentang ke adaan pesantren tersebut.

Kini sudah memasuki waktu Asar, Asyifa mengikuti sholat Asar berjama'ah dan mengikuti kegiatan pertamanya yang di pimpin oleh Ustazah Aisyah.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

***Hai para readers

Author mohon maaf belum bisa Update tiap hari karena author juga mempunyai kesibukan di dunia nyata.

Jangan lupa Like dan komennya. .

Terima Kasih***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!