NovelToon NovelToon

Garis Darah Terkutuk

Akankah ada Masa Depan Untukku?

Flashforward start :

Arhwwrahhhhhhhhhhh................

Derangan suara Monster terdengar keseluruh penjuru Kuil Suci. Nue, sepenuhnya bangkit ke dunia sihir. Sosok monster menyeramkan dengan dua sorot mata merah darah. Bentuk tubuh menyerupai singa berbadan tegap. Sementara wajah menyerupai kera. Di ujung ekornya yang panjang menjuntai, terdapat kepala ular yang siap memuntahkan bisa. Nue, berdiri kokoh sebesar gunung dan siap menelan jiwa seluruh umat manusia.

Monster itu tercipta dengan energi kegelapan yang kuat, telah bangkit karena ulah Kurasu. Kekuatan sihir yang dimilinya mampu membilas apapun. Hanya dengan sekali kibasan ekornya, ia mampu mengancurkan dataran di sekitarnya. Mata semerah darahnya kini menatap orang-orang yang mematung seolah kehilangan jiwa mereka dengan tajam.

Arghhhhhh!

Derangan Nue kembali menggema keseluruh penjuru, ia seakan puas melihat kehacuran di depannya. Bumi telah dikendalikan kegelapan abadi. Bahkan langit beserta bulan, berubah merah menyala. Tumbuhan dan bahkan air dan seluruh hewan di bumi mati mengering. Kebangkitan Nue, telah membawa keterpurukan yang luar biasa

Tidak jauh dari sana, seorang gadis berambut hitam panjang tengah berjuang mempertahankan hidupnya. Ia dengan sisa tenaganya mencoba menahan pedang yang menembus dadanya. Mulutnya bergetar hebat, hampir seluruh jubah zirah putih miliknya ternoda dengan darahnya sendiri. Mata seindah bunga lavender itu hanya menatap nanar laki-laki yang telah menancapkan pedang ke tubuhnya

Laki-laki berambut abu-abu, hanya menatap kosong gadis di depannya. Tak sedkititpu rasa iba terlukis di wajahnya, meski pada kenyataan ia telah menusuk wanita yang paling ia kasihir dengan sebilah pedang tajam. Aora benar-benar telah dikendalikan sihir kegelapan. Gyoku mataharinya pun memancarkan sinar merah pekat. Ia berusaha agar pedang dengan julukan 'Shiroi no ken' menusuk lebih dalam tubuh gadis itu. Mirai mencoba bertahan sebisanya.

"Jika aku mneyerah disini, kau dan seluruh orang didunia akan musnah. " gumam lirih Mirai. Ia mencaoba mengumpulkan kembali kekuatannya

Cahaya biru keluar dari tangan Mirai, sebuah segel dengan Simbol Salju, dengan empat titik sombol air (Gyoku Salju) terlihat jelas di telapak tangan penuh darah Mirai. Seutas senyuman pilu kini terukir di wajah sayunya. Mirai berencana mengorbankan dirinya untuk mengakhiri semua ini.

"Jangan pernah menyalahkan dirimu, Aora! Hiduplah dengan baik. Meski aku tidak lagi berada di sisimu.... " ucap Mirai sambil tersenyum lembut

Mirai meletakkan tangannya di wajah pria yang menusuknya. Mengusap lembut, seolah inilah klai terakhir mereka bersatu. Aora, pria yang sangat ia kasihi masih terdiam. Mirai mengelus pelan wajah Aora, meski tangannya penuh dengan noda darahnya sendiri

Perlahan aura sihir hitam yang menyelimuti tubuh Aora menghilang. Kendali atas dirinya telah hilang. Cengkrama pria itu mulai melemah, Aora pun akhirnya roboh ketanah

Mirai mulai bangkit. Dengan sisa tenaganya, ia mencabut pedang yang menacap didadanya. Tangannya mengepal kuat, tatapan tajam ia arahkan ke Moster di depannya

Mirai mengambil sedikit darah di tubuhnya lantas mengoleskan ke simbol salju di tangannya. Ia hendak menyegel Moster kegelapan itu kedalam dirinya. Inilah cara terakhir yang Mirai bisa lakukan untuk menyelamatkan Dunai Sihir.

"Tidak akan aku biarkan kau menyakiti orang-orang lagi! dasar moster jelek" ucap Mirai sambil mencakupkan kedua tangannya. Sihir kehidupan mulai memenuhi tubuh Mirai.

"Segel! "

Simbol salju besar mucul mengelilingi Nue. Kekuatan sihir penyegel Mirai menjerat tubuh besar Nue, dan menariknya masuk ke dalam tubuh gadis itu

" Kau tidak bisa melawanku. Jika kau menyegelku kedalam tubuh lemahmu itu. Sebaliknya akulah yang akan mengusai tubuhmu Dewi Salju!

Ingatlah! Kutukanku selalu bersemyam dalam jiwamu, mengalir di setip tetes darahmu. Kapanpun kau terlahir kembali! Hanya penderitaanlah yang mengikuti takdirmu

Hahahah.......! " ucap Nue

Hanya dalam beberapa detik, tubuh mulai Nue terhisap dan perlahan masuk ke dalam tubuh Mirai. Aura hitam pekat menyelimuti tubuh Mirai, kekuatan besar Nue seakan melawan sihir kehidupan yang mencoba menyegel tubuhnya. Mirai hampir saja kalah. Nue dnegan brutal berusaha mengambil alih tubuh Mirai.

Brufffffff!

Darah keluar dari mulut Mirai. Tubuh Mirai hampir mencapai batas kemampuan. Meski begitu, Ia msih kesulitan menarik Nue masuk ke dalam tubuhnya. Kegelapan Nue tampak menggerogoti jiwa Mirai sedikit demi sedikit

Di tengah perlawanan sang reinkarnasi dewi Salju itu. Mirai mulai memejamkan matanya, kilasan balik kehidupannya berputar cepat di benaknya. Kehidupannya memang tidak sepenuhnya mulus namun ketika ia bertemu orang-orang baik, ia sadar kehidupannya tak seburuk itu. Ia telah mengenal cinta, bertemu pria baik yang memberinya kasih sayang. Tidak ada yang Mirai sesali. Sejalan dengan kesadaranya yang mulai melemah, butiran bening tak hentinya menetes membasahi pipinya

Terima kasih dan Maafkan Aku.....

Mungkin aku tidak bisa menepati janjiku untuk terus berada di sisimu.........

Aku mencintaimu............

Teg!

Mata Mirai berubah menjadi merah darah, Aura kegelapan menyelimuti tubuhnya. Apakah Nue berhasil menguasai tubuh Mirai?

Flashforward end.

...----------------...

Prolog pengenalan cerita

Jauh sebelum manusia memiliki kekuatan sihir. Kegidupan di bumi begitu damai tanpa perasangka sedikitpun. Dunia yang hanya diliputi cahaya kehidupan. Dunia seakan menjadi surga yang dikelilingi oleh kekuatan cinta yang kuat.

Namun, tak selamanya kebenaran dapat dicapai, selama manusia ada api-api kebencian lambat laun tercipta. Ketika manusia mengenal cinta, mereka juga menanggung resiko kebencian. Tumpukan kegelapan itu akhirnya melahirlah sesosok monster iblis bernama Nue.

Nue adalah mahkluk mistis dengan kekuatan sihir hitam yang sangat kuat. Berbagai kekuatan sihir kegelapan tercipta melalui sosoknya. Ia dapat memanipulasi manusia lewat pikirannya, melindungi dirinya lewat kekuatan Matanya, dan menjadi awal mula sihir di dunia Ini ada.

Ia adalah makhluk kegelapan yang bisa menghisap jiwa seseorang dan membiat manusia tunduk dalam ketakutan. Oa adalah simbol kegelapan abadi yang menjadikan dunia penuh penderitaan di bawah pengaruhnya

Untuk menyegel kekuatan jahat Nue, seorang dewi pemberani dengan kekuatan kehidupan murni di jiwanya akhirnya berhasil mengalahkan sosok moster itu dan menyegelnya ke dalam sebuah segel keabadian. Nue akhirnya bisa dihentikan.

Untuk menghenyikan Nue, Dewi salju todak sendiria. Ia dibantu oleh bantuan Dewa matahari dan Dewa Bulan, yang tak lain adalah saudara kandung Dewa Bumi. Dewi salju dapat menyegel kekuatan kegelapan Nue dengan menggabungkan kekuatan kehidupan

Setelah berhasil menjaga Dunia, mereka bertekat menjaga dunia dari ancaman kebangkitan Nue. Mereka adalah Dewi Salju (Yuki) , serta Bulan (Yo) dan Matahari (Ao), mereka dijuluki Tiga Pilar Penjaga Langit

Dalam penyegelan, ada harga yang harus mereka dan para keturunanya bayar. Kekuatan terkutuk Nue memasuki ketiga jiwa sang penyegel. Kekuatan 'Jiwa' di tubuh sang dewi, kekuatan 'Mata' di tubuh Matahari dan kekuatan Manipulasi 'pikiran' di tubuh Bulan.

Tersegelnya Nue, membuat semua jiwa yang ia hisap kembali ke tubuh umat Manusia. Serta menanamkan kekuatan sihir untuk bisa memanipulasi 5 elemen inti. Api, air, tanah, angin, dan petir. Inilah asal mula Dunia sihir terbentuk.

Jiwa-jiwa manusia yang dilepas terlahir lengkap dengan kekuatan sihir. Membuat manusia memiliki kekuatan yang mampu memanipulasi elemen inti alam, yang ditandai dengan simbol berlian di telapak tangan kanan mereka, yang di sebut Gyoku

Selama puluhan ribu tahun, Segel Nue dijaga Oleh keturunan dari Ketiga Pilar, mereka adalah orang-orang yang mewarisi kekuatan dari masing-masing pilar. Namun tidak sepenuhnya sempurna layaknya leluhur mereka.

Satu hal yang pasti. Dimana dunia mulai menampakkan kegelapannya kembali, disitulah Ketiga Pilar Penjaga Langit akan bereinkarnasi dengan membawa kekuatan penuh jiwa Mereka

10.000 tahun berlalu, dunia mulai dipenuhi manusia serakah akan kekuatan. Peperangan di dunia berkecamuk yang membangkitkan kebencian dimana-mana.

Dunia yang kita kenal pecah menjadi 3 Negara yaitu Tsuki, Hoshi dan Sora. Sora adalah negara terbesar sekaligus tanah tempat Nue di segel.

...18 tahun yang lalu...

Hujan deras menguyur, awan gelap dengan petir yang menyambar. Badai yang datang menerjang menambah suram suasana medan perang semakin mencengkram

Sebuah desa yang hanya menyisakan puing-puing bangunan mengiasi hampir di seluruh daratan, langit yang mendung dengan petir dan guntur sekan menjadi saksi kejamnya peperangan yang berkecamuk antara Hoshi dan Sora.

Ledakan demi ledakan di luncurkan oleh kedua kubu. Peperangan besar terjadi antara kedua negara tetangga yang dikenal dengan kekuatan yang seimbang. Dua negara ini adalah musuh bebuyutan yang tidak pernah menyebut kata damai. Seluruh desa kecil diperbatasan luluh lanta akibat perang yang pecah, bom kekuatan tidak hentinya saling beradu.

Sementara itu, Seorang anak kecil berjalan terhuyung, kaki tanpa alsanya dipenuhi luka lecet. Ia dengan tubuh ringkihnya, berusaha menyelamatkan diri di tengah peperangan yang berkecamuk. Tubuh kecil yang penuh luka sayatan mulai kelelahan untuk berjalan.

Mirai kecil tidak kuat lagi menahan tubuhnya, gadis berusia 6 tahun itu, seorang diri berada di tengah medan peperangan yang berkecamuk, dengan keadaan lemah dan mengigil kedinginan. Kakinya tidak sanggup melarikan diri lagi. Ditengah hujan lebat ini, ia lapar dan kedinginan, semenyara Ia hanya mempunyai sepotong kue ditangannya.

Tiba-tiba kilatan bola api raksasa, salah satu senjata sihir berkekuatan besar meluncur ke arahnya, tubuhnya yang lemah tidak bisa berbuat apa-apa. Mirai kecil hanya bisa pasrah menerima nasibnya

Tampaknya, inilah akhir hidupku?

Mirai memejamkan matanya, ia pasrah menerima serangan bola sohir raksasa yang menuju ke arahnya. Hidupun, sudah tidak ada artinya bagi gadis kecil sebatang kara sepertinya.

Tap!

Tiba-tiba seseorang mengendongnya menjauh dari medan perang.

Duarrrrrrtrr

Suara ledakan yang terdengar semakin menjauh, Mirai yang menutup matanya mulai terbuka pelahan, memastikan apa yang terjadi padanya.

Apa ini? Seseorang menyelamatkanku? Siapa anak Laki-laki ini?

Seorang anak laki-laki yang tidak jauh lebih tua darinya membawa tubuhnya menjauh dari medan perang. Sementara rambut abu-abu melawan grafitasi bocah itu tersapu badai hujan. Air menetes pelan membasahi seragam Militernya.

Wajah yang ditutupi sebuah Topeng binatang berwarna putih. Jelas terlihat dibalik lubang mata topeng, sepasang manik berwarna Merah kecoklatan memancarkan kelembutan

Ia mengenakan rompi abu-abu tanpa lengan sebagai baju zirahnya, dengan sebuah pedang kecil tergantung di punggungya. Mirai sedang memperhatikan penyelamatnya dalam diam

Siapa anak ini?

Pandangan Mirai tertuju pada kalung identitas yang tersemat di baju Zirah baocah itu.

Tunggu, Apa yang tertulis di dadanya? Aora. Apakah itu namanya?

Anak laki-laki itu dengan gesit melompat di antara puing bangunan yang hancur, menggendong tubuh kecil Mirai menjauh dari medan Perang.

Di tepi hutan yang terletak cukup jauh dari medan Perang, anak itu menurunkan Mirai ditepi sebuah sungai kecil. Hamparan bunga Soba, terbentang cantik di setiap sudut hutan. Bunga-bunga kecil nan cantik, seakan menjadi saksi bisu pertemuan antara dua pasang anak yang telah di takdirkan.

Dengan pelan, ia menurunkan tubuh Mirai, dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya. Anak itu lantas mengeluarkan perban dari tas kecil di pinggangnya dan mulai membalut luka di tangan Mirai.

"Pasti sakit sekali, Biarkan kakak membalut lukamu. " ucap anak bertopeng itu lembut.

Mirai menatap bocah laki-laki di depannya, ia dengan pelan membalut luka mengnga di tangan Mirai. Sedangkan Mirai hanya bisa menangis sesenggukan

"Selesai. Aku harap kau menjauh dari medan perang. " Ia perlahan berdiri, manik merah kecoklatannya menatap lurus ke arah Mirai dari balik topengnya.

" Kau berpakaian seperti anak laki-laki. Tapi kau menangis tanpa berbuat apa-pun, kau cengeng seperti anak perempuan saja! "

"Aku memang seorang gadis! " ucap Mirai kecil

Mirai yang terlihat kumel, memang berpenampilan seperti anak laki-laki, lengkap dengan rambut hitam pendeknya

"Baiklah, aku mengerti. Gadis kecil lemah sepertimu, tidak pantas dengan peperangan ini" ucapnya sambil mengelus kepala Mirai.

Mirai yakin, dibalik topeng itu, anak itu tengah tersenyum kepadanya.

"Kakak, bagaimana kau bertahan di sana? Apakah orang-orang dewasa itu menyakitimu? Kau terlihat terluka. Bagaimana ini? "ucap Mirai polos sambil terus menangis sesengukan. Ia mulai menyentuh luka di lengan anak itu.

" Tidak Masalah buatku, kau tahu aku cukup kuat untuk berperang. " ucap Aora kecil sambil menggosok belakang kepalanya yang tidak gatal.

Tentu saja, sebagai prajurit medanboerang dan luka sudah menjadi 'makanan' hariannya. Tapi, melihat seorang gadis kecil lemah di tengah medan oerang justru membuatnya lebih khawatir.

"Baiklah, mulai sekarang jaga dirimu baik-baik, mengerti? " ucapnya sambil menghapus air mata di wajah Mirai

" T- tu- tunggu kakak, aku punya hadiah kecil untukmu, terimalah! "

Mirai mulai menghentikan tangisannya, sebagai rasa terima kasihnya, ia pun memberikan sepotong kue berbentuk kupu-kupu miliknya kepada Aora. Bocah itu akhirnya menerima pemberian Mirai.

"Terima kasih, kuenya terlihat lezat. Aku pergi dulu, jaga dirimu! " ucap Aora kecil sambil berbalik. Namun, suara Mirai kembali menghentikan langkahnya

" Kakak, jika besar nanti, apa kau mau menjadi suamiku? "

" Heh! Kita baru bertemu, kenapa kau melamarku? "

Aora terkejut dengan pernyataan spontan gadis kecil di belakangnya, ia pun buru-buru membalik tubuhnya. Wajah di balik topeng rubah itu pasti sudah memerah padam.

" Karena kau pria baik seperti ayahku. Ayahku bilang agar mencari pria baik sepertinya. " ucap Mirai dengan polosnya.

"Kita mungkin tidak akan bertemu lagi, dan juga pernikahan itu untuk orang dewasa tau! " ucap Aora dengan nada bingung. Bagaimanapun, mereka berdua hanyalah anak-anak polos yang belum sepenuhnya mengerti apa yang mereka bahas.

Mirai kecil mengembungkan pipinya, membuat Aora kecil semakin gemas dengan sosok lucu di depannya

"Kalau begitu, jika kau dan aku sudah dewasa, menikahlah denganku, hm? Atau tidak.....

Jika masa depan memang ada, aku sendiri yang akan datang padamu, dan menyukaimu lebih dulu, bagaimana? " ucap Mirai antusias

Aora kecil pura pura berpikir dengan meletakkan jarinya di dagunya, ia masih gemas melihat muka imut Mirai kecil yang mulai kesal menunggu jawaban dari Aora. Baiklah, ia putusalan menerima lamaran Mirai tanpa berpikir panjang.

" Entahlah, tapi jika kau tumbuh menjadi gadis cantik dan tangguh, yang tidak mudah menangis atau menyerah. Mungkin aku yang akan menyukaimu lebih dulu.

Jika takdir mengikat kita, aku sendiri yang akan melindungimu, untuk itu bertahanlah! Lawan dunia ini! Dan datang kembali padaku!

Kalau begitu. Sampai jumpa lagi gadis kecil. Tidak.. Tidak... Haruskan aku memanggilku calon istriku? " Aora mengusap lembut kepala Mirai

Aora kecil berbalik, ia mulai berjalan menjauhi Mirai. Ia ingin menghabiskan waktu lebih lama, dan berkenalan lebih jauh dengan Mirai. Namun bisa saja gadis itu diincar musuh karena bersama orang militer sepertinya

Perlahan langit mendung menunjukkan cahaya matahari. Bocah laki-laki itu pun berjalan semakin menjauh. Hembusan angin lembut, membuat bunga Soba terhempas pelan, sambil melepas kelopak kecil yang tersapu angin

" Bagaimana mungkin anak seusianya bisa ikut berperang? Perban di tangannya menunjukkan bahwa ia tumbuh menjadi seorang yang hebat. "

Aora semakin menjauh, di bawah cahaya tubuhnya mulai menghilang. Mirai hanya bisa memandangi orang yang menyelamatkannya itu hilang di tengah cahaya.

Cahaya! Aku melihat cahaya darinya!

Jika memang ada masa depan untukku.

Ijinkan aku bertemu sekali lagi dengannya!

Akankah Ini Awal Sebuah Tragedi?

Malam musim semi yang indah, hembusan angin membuat ladang bunga Soba (Baby Breath) yang luas terhempas pelan. Malam yang indah dengan sinar bulan yang terang dan bintang-bintang menghiasi langit hitam

"Hah.... Hah... Hah...."

Sorang pria bertubuh tinggi kurus. Berlari membelah hamparan ladang Bunga dengan nafas yang masih beradu. Sesekali ia melihat ke arah belakangnya, begitu tergesa-gesa seakaan hidupnya sedang terancam

Untuk memastikan dua orang yang mengejarnya tidak bisa menemukan jejaknya, pria kurus itu terus berlari menjauh dengan segenap sisa kekuatannya

Sedangkan jauh di belakang sosok pria tinggi besar dengan jubah berwarna Hitam, tampak mengejar dan berusaha menemukan laki-laki kurus itu

Pria dengan mata hijau menakutkan, pola seperti jahitan tampak jelas menghiasi wajah menyeramkannya. Dengan tenang berjalan mengikuti kemana arah jejak yang ditinggalkan orang yang di burunya

"Dia tidak bisa melarikan diri dari kita, haruskah kita berhenti bermain-main sekarang? " tanya Nee. Pria dengan wajah bagai moster kepada seorang gadis di sampingnya

" Serahkan Kuru padaku! " ucap wanita dengan jubah hitam di samping Nee, ia lalu menghilang menjadi butiran salju kecil

......................

"Hah.... Hah... Hah.......

Aku harap si moster Nee dan gadis itu tidak bisa menemukanku" ucap Pria kurus yang bernama Kuru

"Apa kau yakin dengan itu? " ucap suara yang entah dari mana asalnya

Kuru menoleh ke segala arah, berusaha mencari di mana asal suara wanita itu. Ia pun berlari menuju sebuah pohon besar di tengah ladang bunga, berusaha bersembunyi dari kejaran wanita itu

Dummmm.......

Sebuah rambatan kekuatan dengan cahaya biru menjalan di seluruh permukaan tanah. Itu adalah sebuah kekuatan sihir spesial

Angin berhembus kencang, namun bukan angin musim semi selayaknya. Melainkan angin dingin yang dapat membekukan apapun yang di lewatinya

Kuru tiba-tiba berhenti, ia merasakan nafasnya mengeluarkan uap panas. Itu artinya suhu di sekitarnya berubah menjadi dingin

Kretakkkkk......

Seluruh dataran di sana berubah menjadi daratan berlapis es tebal. Bunga-bunga Soba bahkan ikut membeku, akibat suhu yang berubah secara tiba-tiba

"Katakan dimana Kitab Tiga Pilar Berada? "suara wanita itu kembali terdengar

Kaki Kuru tiba-tiba saja membeku. Membuat ia kesulitan bergerak apalagi berlari di sana. Kuru hanya bisa diam, dengan tubuh bergetar ketakutan

Sresssssss......

Butiran salju kecil berputar cepat, munculah seorang gadis yang tepat berdiri dihadapan Kuru

Sosok catik terbentuk dari ribuan butiran salju. Seorang gadis dengan rambut hitam panjangan yang di kucil longgar. Mata berwarna ungu pucat secantik bunga lafender seakan menatap tajam pria di depannya.

"K- Kitab Itu- Sudah tidak lagi ada padaku, si bos bandit lah yang menyimpannya sekarang. Jadi aku mohon ampuni nyawaku Nona Yuki.... " ucap Kuru sambil memohon

Gadis itu adalah Mirai yang sudah tumbuh dewasa. Entah kenapa Kuru memanggilnya dengan sebutan Yuki. Mirai yang dulu adalah gadis lemah, kini tumbuh menjadi wanita tangguh tanpa emosi apapun terlihat di wajah cantiknya

Mirai membuka sarung tangannya, sebuah segel Gyoku tampak aktif di telapak tangannya. Segel dengan lambang Salju, serta 4 buah pola air yang dihubungkan oleh sebuah garis, melingkari sinbol Salju terlihat jelas di telapak tangan Mirai

Tanpa mendengarkan pria di depannya, Mirai meletakkan tangannya di kepala Kuru. Sinar biru terlihat dan ia mulai menghisap Jiwa Kuru

Arghhhhhhhhhh......

Suara teriakan Kuru menggema di ladang penuh bunga Soba. Perlahan tubuh Kuru mulai mengering, menyisakan tulang dan kulit layaknya sebuah mumi.

"Seonggok sampah sepertimu, tidak pantas mememohon untuk hidupmu.....

Setidaknya, Inilah masa depan yang pantas bagi penghkianat sepertimu" ucap Mirai datar, tidak ada penyesalan sama sekali di wajah pucat miliknya

Trsssss...... Trrrrrrttttttt........

Sebuah pedang berkekuatan petir merah di lempar ke arah Mirai, namun meleset. Mirai yang meyadari serangan tiba-tiba itu langsung melihat ke arah datangnya serangan

Dari jauh ia melihat 4 orang pria bertopeng hewan menuju ke arahnya

Tresss......

Nee muncul di belakang Mirai,

"Mereka pasukan Khusus Cops Putih Sora, tampaknya tidak hanya kita yang mengejar Kuru. Lebih baik kita pergi dari sini, Yuki" ucap Nee

Salah seorang pria bertopeng rubah dengan cepat menebas Mirai menggunakan pedang petirnya. Namun sayang, itu hanya jebakan boneka Salju Mirai yang menyerupai dirinya. Mirai yang asli sudah berada di atas cabang pohon besar, bersembunyi dari pria bertopeng di bawahnya

"Sial.... " gumam pria bertopeng. Rambut abu-abu yang melawan grafitasi, menjadi cirikhas pria itu. Di lengannya terlilit sebuah syal dengan lambang awan putih, bertuliskan kapten

Mirai menggunakan kekuatan sihirnya untuk membekukan kaki pria bertopeng itu. Membuat pria itu sulit bergerak ataupun mendekati pohon tempat Mirai bersembunyi

Cahaya bulan tidak bisa menembus bayangan pohon yang lebat. Tidak ada satupun antara Mirai dan prajurit itu yang bisa mengenali satu sama lain karena gelapnya malam

Krakkk.....

Mirai membuat kebradaanya di ketahui

"Akhirnya Aku menemukanmu!" gumam Pria itu, ia menemukan keberadaan Mirai yang tengah bersembunyi

" Sial! Seharusnya aku pergi dari sini, tapi-"

Mirai hanya menatap pria di bawahnya, entah kenapa ia tidak ingin beranjak dari sana. Meski menunjukkan ekpresi datarnya dan hanya berdiri diam

Jika ada masa depan untukku, aku sendiri yang akan mendatangimu dan menyukaimu lebih dulu...........

Tes..... Tes.....

Butiran bening mengalir begitu saja dari matanya. Meski kini tidak ada lagi emosi yang tesisa di dirinya. Lalu kenapa ia menangis?

Ada apa denganku?

Mirai mengusap pipinya, kini ia hanya menatap tangannya yang basah. Sambil bertanya-tanya ada apa dengan dirinya.

Pria bertopeng itu masih setia mengawasi sosok yang bersembunyi dalam rimbunnya pohon. Ia masih mencoba melepaskan diri dari jerat es yang membekukan kakinya

Jika ikatan takdir mempertemukan kita. Ijinkan aku mengungkapkan perasaanku lebih dulu........

Bahkan...... Ketika pertama kali kita bertemu....... Tangisanmu menembus dalam jiwaku

Untuk itu.... Biarkan aku melindungimu.........

"Siapa pun kau, bagaimana bisa membuat hal yang begitu mengerikan?" sambung pria bertopeng.

Tangannya tampak mengepal hebat, baginya orang yang berdiri di depannya hanyalah seorang pembunuh keji yang membunuh Kuru dengan brutal

Angin berhembus lembut, beberapa kelopak bunga Soba tampak bertebangan. Dua orang terlihat saling menatap satu sama lain di bawah indahnya malam musim Semi.

......................

Tap......

Nee kembali menemui Mirai, sebelumnya pria itu sudah lebih dulu pergi. Namun mengingat rekanya tidak kunjung menyusul ia putuskan untuk kembali

"Kita harus kembali ke markas Tengu, Leader pasti sudah menunggu" ucap Nee

Mirai mengangguk. Merekapun menggunakan sihir teleport salju milik Mirai, untuk pergi dari tempat itu. Sedangkan pria bertopeng yang masih terjebak dalam jeratan menghancurkan es yang membelenggu kakinya dengan elemen petir merah miliknya

"Entah kenapa, tubuhku enggan mengejar wanita misterius itu

Dan Kenapa ketika aku menatap bayangan gadis itu, aku merasakan dadaku begitu sesak? " gumamnya pelan.

......................

Di ruang bawah tanah, Mirai dan Nee duduk di sebuah meja tempat Tim Tengu biasa berkumpul. Sebuah Simbol N (Nee) dan Y (Yuki) terukir di masing-masing kursi mereka

Nama yang dipakai Mirai di oraganisasi Tengu merupakan sebuah Code Name yang di berikan kepada masing-masing anggota di Tim Tengu

Selain Nee dan Yuki, ada seorang pria imut berambut merah yang juga duduk di meja pertemuan, ia memiliki simbol Z pada kursinya

Sambil memainkan sebuah jarum, ia menatap Nee dan Mirai dengan tajam

"Jadi? Orang itu menjual kitab itu? Cih! Dia benar-benar meremehkan kita" ucap pria berambut merah

"Kita seharusnya tidak mempercayai penipu itu, maafkan aku Leader" ucap Nee

Seorang pria muncul dari balik bayangan ruang gelap, pria dengan rambut hitam serta mata hitam kelam. Wajah tampannya menunjukkan ketegasan serta wibawa seorang Leader.

Ia adalah sang pemilik kursi dengan Simbol X, sang Leader Tengu Xio

Xio duduk di meja pertemuan, dengan dagu yang bertumpu di kedua tangannya yang tercakup, ia memejamkan matanya sejenak dan mulai berpikir rencana selanjutnya

Kharisma sang Leader Tengu tidaklah main-main, dengan pembawaan yang tenang dan kalem. Ia sama sekali tidak tersulut emosi jika rencananya gagal.

"Kalau begitu, aku menugaskan Zou dan Nee untuk terus melacak keberadaan Kitab Tiga Pilar, sedangkan untuk Yuki......

Aku ingin kau menyusup ke desa Sora, temukan titik kordinat dimana kuil Nue berada. Zou akan menyiapkan identitas baru untukkmu" ucap sang Leader, dengan suara baritonya

"Baik Leader! " ucap semua kompak

" Ingat, Tujuan Tengu adalah tujuan mutlak kita. Jadi lakukanlah tugas kalian sebaik mungkin" ucap Xio dengan tatapan yang tegas.

Xio pun berjalan meninggalkan ruangan itu, diikuti Nee yang setia mengikuti kemana sang Leader pergi

Sementara itu. Zou dan Mirai masih setia duduk berhadapan, tatapan keduanya jauh dari kata bersahabat

"Jadi Apa kami bisa mempercayai gadis sepertimu? menemukan koordinat kuil Nue bukanlah hal yang mudah! " ucap Zou sambil menatap remeh Mirai

" Urusi urusanmu sendiri, bocah" ucap Mirai tidak mau kalah

Brakkkkk.....

"Sudah aku bilang, aku bukan bocah. Hanya saja penampilanku ini- "

" Berisik!!!!!! " Mirai memotong perkataan Zou

" Beraninya kau berbicara seperti itu! bagaimanapun aku ini seniormu! " ucap Zou kesal

"Aku tidak peduli" ucap Mirai acuh sambil berjalan keluar

"Mirai! " ucap Zou dengan nada serius, ia tidak lagi memanggil Mirai dengan Code Name seperti yang lain

Mirai pun berbalik, ia menatap pria berambut merah di depannya

" Jika kau berani menghianati kami, atau membuat rencana Tengu berantakan. Aku sendiri yang akan membunuhmu. Leader mungkin menganggapmu istimewa, namun tidak untukku. Campkan ucapanku, Mirai! " ucap Zou dengan tatapan tajam

"Selama identitas yang kau buat sempurna, aku tidak akan mengecewakan Tengu, kau tidak perlu khawatir dasar cerewet"

Mirai beranjak pergi dari sana, membuat Zou yang sudah memasang muka semenyeramkan mungkin hanya bisa pasrah melihat rekan wanita satu-satunya di Tengu mengacuhkan peringatannya

"Gadis itu! Benar-benar- Auh! Haruskah aku menusuknya dengan jarum racunku? "

...----------------...

Bunga Soba atau yang di kenal dengan bunga Baby breath adalah bunga berwarna putih dengan kelopak kecil yang cantik

Bunga yang menjadi saksi pertemuan Mirai dengan seorang prajurit bertopeng rubah di chapter kali ini, memiliki makna Cinta sejati yang tidak pernah berakhir

Selain itu, Bunga Soba juga melambangkan sebuah ikatan takdir yang terjalin kuat. Serta memiliki arti lain seorang 'kekasih'

Misi yang Terikat Benang Merah

3 bulan setelah kejadian di ladang Soba

Ddoong...... Ddoong..... Ddoong......

Suara lonceng di tengah desa tradisional Sora. Pemandangan pasar dengan segala aktifitas masyarakat desa masih sangat sederhana

Pusat pemerintahan Negeri Sora, sebuah desa Militer yang di pimpin oleh seorang ketua Militer tertinggi

Masyarakat yang mengandalkan hasil alam untuk menyambung kehidupan. Serta tempat yang dilindungi oleh sistem kekuatan militer sihir

Di depan pintu gerbang menuju desa Sora. Pengamanan di penjuru gerbang masuk desa begitu ketat. Gerbang di jaga oleh devisi intel dan sensor sihir yang kuat. Tidak sembarang orang yang diperbolehkan memasuki wilayah desa dengan pembatas sihir yang tidak tertembus

Keamanan desa adalah mutlak, semua yang masuk dan keluar di periksa tujuan serta besarnya kekuatan orang yang melintas yang dapat mengancam keselamatan desa.

......................

"Hua! membosankan! " rengek seorang pemuda yang terlihat mengantuk

Pemuda itu hanya duduk termenung sambil menopang dagu di pos keamanan gerbang desa, mata merah kecoklatan yang menahan kantuk hampir tertutup rapat.

Pria dengan rambut abu-abu lurus yang melawan gravitasi, wajah yang tertutup masker hitam menutup siluet hidung yang mancung dengan bibir yang tipis.

Meskipun tidak tampak, tapi tidak bisa di pungkiri dia pria yang tampan. Ditambah aura yang misterius lewat masker yang menutupi sebagian wajah putihnya.

"Ini adalah tugas yang diberikan ketua kepada kita, keamanan desa juga prioritas utama, jangan mengeluh terus Aora" ujar temannya dengan tatapan 'diam dan lakukan saja tugasmu'.

"Hey! Aku juga melakukan tugasku dengan baik, Rou! Dan ingat aku disini membantumu, kau seharusnya berterima kasih padaku" pungkas Aora.

"Ck! Setidaknya fokuslah dan periksa dengan detail orang yang masuk ke desa. Kalau sampai ada mata-mata atau musuh yang masuk, kita juga akan kena batunya, dasar malas." ujar Rou memperingatkan kawan malasnya.

"Hn.." balas Aora singkat

Mirai mulai melangkahkan kakinya menuju pos pemeriksaan, tidak seperti penampilan sebelumnya. Kini ia lebih terkesan seperti gadis pada umumnya.

Cantik.....

Tentu saja. Dengan rambut panjang diikat longgar, dipadukan dengan baju mirip kimono tanpa lengan berwarna ungu muda, senada dengan warna matanya.

Celana pendek hitam di balut dengan hiasan kain seperti rok berwarna hitam. Hiasan pita berwarna ungu membalut pinggang rampingnya, di ikat dengan sampul sederhana di sisi kanan pinggangnya.

Kakinya di hiasi sepatu dengan sedikit heals menambah kesan feminim di diri Mirai.

Ia pun mendekati dua orang penjaga.

"Ada yang bisa kami bantu nona?" tanya Rou sopan

"Saya kesini ditugaskan dari desa Shii untuk menjadi tim medis baru di desa Sora" jawab Mirai sambil menyerahkan dokumen beramplop coklat kepada Rou.

Aora hanya memandang sekilas gadis di didepanya, mata merah kecoklatannya kini bertemu dengan mata ungu pucat Mirai. Namun mereka langsung mengalihkan pandangan masing-masing

"Hmmm..... Sebentar, jadi anda yang di sebut ketua sebagai tim medis tambahan yang di kirim desa Shii. Kalau tidak salah, di dokumen kami tertulis nama nona adalah Mirai?"

"Ya. Nama saya Mirai"

Dalam misi ini, Mirai menggunakan nama aslinya.

"Baiklah. Tunggu sebentar Nona Mirai, kami akan memeriksa beberapa hal dulu, nanti kami akan mengantarkanmu lansung menghadap tetua" pungkas Rou sambil tersenyum.

Pria dengan kaca mata itu sibuk melihat dan menyocokkan dokumen yang dibawanya dengan Mirai. Merasa tidak ada masalah, Rou lantas membangunkan Aora yang hampir hilang kesadaran akibat ngantuk.

"Aora yang baik. Tolong antarkan nona Mirai bertemu Tetua, kebetulan ketua Zen melakukan inspeksi tidak jauh dari sini" ucap Rou Sambil mengancam dengan senyuman yang menyeramkan.

"Heh.... Kenapa harus aku?"

"Karna kau orang paling menganggur dan tak melakukan apa-apa di sini. Cepat! Jangan banyak mengeluh" tegas Rou meninggalkan counter dambil membawa dokumen.

"Hah...... Merepotkan" ucap Aora sambil berdiri mendekati Mirai

......................

Hening........

Mirai dan Aora menyusuri jalan desa dengan diam, seolah mereka tenggelam dengan pikiran masing-masing.

Desa yang indah.

Sepintas itulah yang di pikirkan Mirai. Ketika ia tidak sengaja melihat sebuah keluarga kecil berpapasan dijalan. Keluarga kecil yang bahagia yang terdiri daru ayah, ibu dan anak yang di gendong sang ibu, entah kenapa membuatnya merasakan kehangatan.

Sekilas Mirai mencuri pandang dengan pria yang berjalan di sampingnya. Tinggi dan gagah, dengan setelan seragam rompi tampa lengan, ditengah rompi terdapat kaos yang menutupi hingga separuh wajah.

Pedang yang tidak terlalu panjang tersemat di punggungya yang bidang. Dengan celana hitam panjang, lengkap dengan tas kecil diikat di belakang pinggangnya. Pria itu benar-benar menunjukan sosok prajurit yang gagah dari penampilannya

AORA

Satu kata yang menggambarkan pria di sampingnya, keren. Sadar terlalu lama memandang sosok di sampingnya, Mirai pun membuang muka, rasanaya ada yang hangat menjalar di pipinya.

Cih! Kenapa kau seperti ini Mirai, tidak biasanya aku peduli dengan apa yang ada di sekelilinku.

Fokuslah..... sekarang waktunya mencari cara agar aku bisa lebih dekat dengan desa ini dan mendapat kepercayaan dari Ketua Desa. Dengan begitu akan lebih mudah mengorek informasi tanpa ada yang sadar bahwa aku seorang mata-mata

Mirai masih sibuk dengan pikirannya, tanpa mengalihkan pandangannya dari pria bermasker yang berjalan di sampingnya

......................

Sadar sedari tadi dia diperhatikan oleh gadis yang berjalan di sampingnya, membuat Aora membuka percakapan

"En.... Ano..... Apakah ada yang aneh padaku?Tentu, mungkin kau merasa terganggu dengan orang bermasker berjalan di sampingmu....

T- ttapi tenang....

Aku bukan orang mencurigakan" pungkas Aora sambil tersenyum.

Meskipun tak terlihat, senyumannya tergambar jelas lewat matanya yang menyipit.

"Tidak penting untukku" ucap Mirai datar

"Oh begitu. Atau mungkin kau penasaran dengan wajahku?

Tapi maaf. Menjadi misterius bukankah hal yang menarik? " pungkas Aora Pd.

Mirai batinnya bergejolak, pria di sampingnya begitu menyebalkan

"Siapa juga yang menasaran dengan wajahmu, kau memakai maske bukannya ada hal yang kau sembunyikan ._. '"

......................

Mereka akhirnya tiba di sebuah kawasan kontruksi pembangunan di salah satu sudut Desa. Tidak seperti biasanya, kerumunan orang terlihat mengelilingi sesuatu, merasa ada yang terjadi, Aora pun berjalan mendekati kerumunan itu sedangkan Mirai hanya bisa mengikuti kemana perginya pria bermasker itu

"Seseorang! Pergilah ke pusat medis Sora, minta Tim medis segera datang kemari" ucap Seorang pria paruh baya berkimono Hijau. Tangannya dipenuhi oleh noda darah segar

"Ketua Zen? " ucap Aora mulai mendekati pria itu

Ketua Zen? Bukankah dia Pemimpin Desa Sora?

Miraipun segera berlari menghampiri asal suara. Aora dan Mirai begitu terkejut, di pangkuan Ketua Zen terlihat seoarang pekerja kotruksi mengalami luka akibat kecelakaan serius.

Semua orang di tempat itu sangat panik, sedangkan Mirai hanya menatap datar pasien di depannya

"Bukankah kau seorang Tim Medis, tunggu apa lagi cepat tolong bapak itu! " ucap Aora sambil menarik tangan Mirai

Semua mata tertuju kepada Mirai, mereka begitu heran jika gadis di depan mereka adalah tim medis, kenapa ia tidak melakukan apa-apa

Ish! Haruskah aku bekerja di hari pertamaku tiba di sini? Entahlah! Mungkin dengan ini aku bisa lebih dipercaya pria tua di depannku (Ketua Zen)

Mirai pun mulai memeriksa kondisi pasien, luka di kepalanya cukup parah hingga mengeluarkan darah yang banya. Kedua kakinya juga terluka. Mirai pun mengulurkan tangannya memeriksa denyut nadi di tangan pasien. Ia tampak memejamkan atanya dan Fokus

"Apa yang terjadi dengan pria ini? "tanya Mirai sambil terus memeriksa kondisi korban

" Dia jatuh dari lantai 2 gedung, karena terpeleset bahan bangunan" ucap Salah satu pekerja

Mirai membenarkan posisi pasien agar ia mudah memberikan pertolongan. Mirai pun mengeluarkan jarum dari dalam sakunya, mengetahui hal itu, ketua Zen mencoba menghentikannya

"Kau tidak boleh menggunakan Kenkou pada rakyat sipil, Nona" ucap Zen

*Kenkou : sebuah teknik sihir penyembuh, dengan mentransfer energi kehiduoan ke korban, sehingga luka apapun akan cepat beregenerasi. Tapi sihir ini hanya untuk orang militer, bukan rakyat sipil

"Aku mengetahui itu lebih dari siapapun" ucap Mirai datar, ia pun meraba beberapa titik di tubuh korban, mencari dimana letak titik vital berada

Ia pun menusukan jarum kecil ke berapa titik vital pasien, mulai dari wajah, tangan serta di dada dan perut pasien

"Aku sudah menekan titik vital pasien dengan akupunturku, sekarang pendarahan di luka tubuhnya bisa sedikit di hentikan

Pak Tua, bisakah kau memberikan mantelmu (lapisan luar kimono) aku memerlukanya untuk membalut luka di kepalanya" ucap Mirai ke ketua Zen

Ketua Zen hanya terkekeh, baru kali ini ia menemui gadis yang berani meminta mantelnya tanpa takut sedikitpun. Ia pun melepas mantelnya dan memberikannya ke Mirai

"Sekarang, Berikan pedangmu padaku.... " ucap Mirai ke Aora, tanpa mengalihkan pandangannya dari pasien

Aora pun memberikan pedang di punggunya. Setelah semua yang di butuhkan Mirai dapat, ia lebih dulu membalut kepala pasien dengan mantel Ketua Zen, memastikan pendarahan di kepala tidak terjadi lagi

Kemudian Mirai menggunakan pedang Aora sebagai penyangga untuk melindungi kaki korban yang patah, dan melilitnya dengan perban yang ia bawa di poket medis

Sedangkan kaki yang satunya, Mirai kembali memeriksanya

"Tapaknya, kaki sebalah kananya hanya terkilir" ucap Mirai sambil memegang kaki kanan pasien

Arghhhhhhhh

Pasien Mulai merasakan sakit, dan terus menggeliat. Garakan seperti itu tidak bagus untuk pasien. Mirai haris melakukan sesuatu

Ia pun kembali mengeluarkan jarumnya, mengalirkan sedikit energi sihir Kenkou berwarna biru ke dalam jarumnya

"Jika pengendalian sihir sudah sangat baik, menggunakan Kenkou tidaklah beresiko untuk masyarakat sipil" ucap Mirai sambil menatap Ketua Zen, memastikan bahwa apa yang dilakukannya tidaklah berbahaya, bagaimanapun Mirai adalah seorang profesional

Ia mulai menekan beberapa titik aku puntur di kaki kanan pasien. Dan dengan sekali gerakan, Mirai membenarkan posisi tulang di kaki pasien

Kretakkkkkk.....

Meski terdengar suara tulang bergeser, tapi pasien sama sekali tidak merasakan sakit. Hal itu membuat orang-orang kagum dengan kemampuan medis Mirai yang begitu hebat

"Sekarang kalian bisa membawa pasien ke Rumah Sakit. Tidak ada yang fatal, aku sudah memberi pertolongan pertama. Kalian tidak perlu mengkhawatirkan nya" ucap Mirai sambil mencabut jarum-jarum di tubuh pasien

Mereka pun membawa pria itu pergi. Sedangkan untuk Ketua Zen, hanya menatap gadis muda di depannya kagum

"Wuah.... Di usia semuda ini kemampuan medismu benar-benar luar biasa. Siapa dia Aora? " ucap Zen sambil menatap Aora

" Dia tim medis yang dikirim dari Desa Sii. Kalau tidak salah namanya Mirai" ucap Aora

Mirai hanya bisa berdecih. Sedangkan Aora berusaha mengalihkan pandangannya dari gadis di sampingnya sambil berusaha menyembunyikan rasa kagumnya

"Jadi kau Mirai, tidak aku sangka Desa Sii mengirimkan orang yang begitu berbakat.

Satu lagi, tunas Mida Sora berbakat hadir. Kalau begitu selamat datang Di Desa Sora Mirai, mohon bantuannya, ilmu medismu sangat dibutuhkan Sora" ucap Ketua Zen sambil tersenyum

Mendengar pujian dari Tetua Sora membuat Mirai sedikit tidak enak, apalagi sikap datarnya tadi. Untuk itu ia putuskan untuk mengendalikan sikapnya, dan berprilaku sopan

"Tidak.... Akulah yang berteri makasih Ketua, dan tolong maafkan sikap lancangku tadi" ucap Mirai sambil menunduk, ia sadar dalam oenyamaran kali ini ia harus menjaga sikap dan bertingkah layaknya gadis yang sopan

"Kalau begitu, selama di Sora semua fasilitas akan aku berikan termasuk sebuah apartemen, sebagai apresiasi atas bakatmu. Aora antarlah Mirai menuju apartemennya. Kalian akan menjadi tetangga mulai saat ini.... " ucap Ketua Zen enteng sambil meninggalkan kedua orang yang masih mematung

" Apa? " ucap Aora dan Mirai kompak

..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!