NovelToon NovelToon

My Ice Antariksa

1 - My Ice Antariksa

Perempuan berambut ikal bewarna coklat, beriris mata hazel itu membiarkan rambutnya terurai panjang saat ia berlari cukup kencang di wilayah sekolah barunya yang cukup luas ini. Sambil mencoba membuka jaket tipis nya yang sebelumnya ia pakai karena jika akan masuk ke dalam sekolah semua murid harus membuka jaket yang mereka pakai, Karena ia merupakan siswi baru di sekolah ini jadi dia sangat sangat menuruti peraturan.

Brukkkk ....

Tas nya yang baru ia pakai hari ini, juga jaketnya yang baru ia cuci kemarin sekarang kotor karena dia terjatuh. Ia melihat lengan kanannya yang luka dan juga kotor. Dia menatap seorang pria yang berdiri di hadapannya siapa lagi kalo bukan orang yang sudah membuatnya terjatuh seperti ini.

"Lo galiat ya kalo jalan ?"tanya cewek itu dengan sedikit emosi.

Lelaki itu masih terdiam tanpa melihat ke arahnya.

"Lo udah ga liat budeg lagi,"tambahnya."cepet bantuin gue berdiri"katanya sambil menyodorkan tangannya.

Lelaki itu memakai kembali earphone yang sebelumnya ia pakai lalu berjalan menjauh dari nya. Cewek itu bengong, bingung sendiri kenapa dia pergi disaat dirinya meminta tolong.

"Gue Ga salah ngomong kan? Gue bilang tolong Bantuin gue kan? Bukan tolong tinggalin gue? ''Tanyanya pada diri sendiri.

Akhirnya dia mengangkat badannya sendiri, lalu mengambil jaketnya yang kotor juga tasnya. Sambil berjalan ia memegangi tangannya yang luka akibat terjatuh tadi. Di telusuri koridor yang cukup sepi hanya ada beberapa orang yang melewat ke situ untuk sampai di kelasnya.

Alleta! Panggil seorang cewek dari salah satu pintu kelas.

''Lo sekolah di sini juga?''tanya Alleta.

''Iya gue disini, gila kita satu sekolah lagi,''kata cewek Itu.

''Emangnya napa lo kalo satu sekolah lagi sama gue ?"tatapannya Songong.

"Kayanya kita sekelas lagi deh,"

"Demi apa lo ?!"

Alleta tidak percaya makannya dia melihat daftar nama di kelas X IPA 3 dan benar saja ALLETA ZAMORA WIJAYA lalu MAURIN ALEXA.

Mereka saling tatap."ish, gue ga ngerti kenapa gue sama lo sekelas lagi,''ucap Alleta lalu masuk ke Kelas meninggalkan Maurin.

Mereka itu bersahabat sejak SD kelas 4. Waktu lulus smp mereka itu pernah janji bakalan pisah sekolah biar bisa ngerasain kangen kangenan sama sahabat gitu tapi pada akhirnya mereka sama sama daftar di sekolah yang sama dan paling parahnya mereka itu sekelas.

Alleta duduk di sebelah sahabatnya yaitu Maurin sambil memegang luka nya yang makin lama makin terasa perih. Maurin yang menyadari itu langsung menginterogasi.''omg Al tangan lo kenapa?''

''Tadi pas gue di jalan gue ketemu cowok gila, dia itu ga liat di tambah budeg,''jawab Alleta dengan nada kesal.

''Maksudnya gimana?''Maurin terlihat kebingungan.

''Jadi pas gue lagi jalan itu, ada cowok yang nabrak gue sampe gue luka kaya gini, tapi setelah itu dia pergi tanpa minta maaf dan tanpa ngucapin sepatah kata pun sama gue, gue baru masuk sekolah ini tapi udah ketemu orang yang kaya gitu,"kata Alleta.

"Lo sama gue beda banget tau ga''

''Maksud lo?''

''Lo ketemu cowok yang kaya gitu, sedangkan gue ketemu cowok super ganteng, Atletis, jutek gitu wajahnya tapi dia ganteng,"jelas Maurin.

"Lo pacarin aja cowok itu,"kata Alleta lalu mengambil buku di tasnya dan mulai membacanya .

...-...

''Gila dong woi gue sesekolah lagi sama lo,''teriak Alleta setelah melihat cowok yang sedang duduk di salah satu meja kantin.

Lelaki itu menoleh, lalu tersenyum sok ganteng yang membuat Alleta jijik liatnya.''emang kenapa? Kan bagus liat cowok ganteng kaya gue,''balasnya sambil Menaik turunkan alisnya.

Alleta duduk di depan lelaki itu sedangkan Maurin di sampingnya, dia itu adalah Malvin teman smp nya dulu, sekelas pula selama dua tahun, dia tidak sahabatan seperti dengan Maurin mereka hanya teman dan sesekali sering bercanda.

''Kenapa tuh Ta?"tanya Malvin lagi lagi kepada lukanya.

"Di tabrak sama pangerannya,"celetuk Maurin.

"Yang namanya pangeran itu Bantuin gue kek sambil sodorin tangannya dan bilang maaf, dia tuh bukan pangeran soalnya pergi gitu aja setelah nabrak gue,"kata Alleta menjelaskan."udah ah jangan ngomongin itu gue jadi kesel kan. gue mau pesen makan dulu. Kalian tunggu-,"ucapnya sambil berjalan menuju salah satu tempat makan.

Saat dia berjalan, ada dua anak cowok dan satu cewek yang sedang duduk di salah satu meja tetapi sebelum dia melewati mereka sudah akan pergi. Pandangan Alleta tertuju oleh satu handphone yang tergeletak di meja.

Dia mengambilnya. Alleta berniat untuk memberikan handphone nya kepada mereka yang tadi duduk di situ ."sorry ini handphone siapa?"tanya Alleta di belakang mereka, sepertinya tidak ada yang mendengar."sorry ini hp siapa ya?"Alleta mengulangi lagi tetapi tetap saja tidak ada yang mendengar.

Karena kesal dia meraih tangan salah satu dari mereka "ma..."

Plakkk...

Suara itu membuat seluruh isi kantin menatap ke arah suara itu. Handphone Alleta yang ia pegang terlempar membentur tembok yang ada di kantin, Handphonenya bisa jatuh karena seseorang yang ia raih tangannya dengan cepat melepaskannya dengan kasar sehingga handphone nya ikut terlempar.

Alleta menatap handphonenya yang tergeletak di lantai dengan tatapan yang tidak percaya, handphonenya yang sudah ia jaga cukup lama agar tidak terjatuh akhirnya terlempar dan yang membuatnya makin kesal adalah itu bukan karena ulahnya tapi karena ulah cowok itu.

Cowok yang membuat handphone Alleta terjatuh menatap sekilas handphone itu dengan tatapan dingin, lalu berbalik dan berjalan kembali.

Satu cewek yang sebelumnya duduk bersama cowok itu menghampiri Alleta."Itu handphone gue,"ucap cewek cantik itu sambil tersenyum hampa karena tidak enak kepada Alleta setelah melihat kejadian ulah sahabatnya itu.

Alleta mengembalikan handphone itu dengan kasar.''Handphone lo kembali dengan utuh sedangkan handphone gue rusak gitu aja''kata Alleta sedikit menekankan suaranya karena kesal.

''Sorry ya, si Anta emang gitu orangnya kalo aja tadi lo ga buat dia marah dia ga bakalan lempar handphone lo,''ucap cewek itu.''Atau ga gini gue bakalan tanggung jawab deh, lo benerin handphone lo terus kalo udah selesai di benerin lo cari gue di kelas 11 ipa 1 nama gue Bianca nanti gue yang bayar.''

''Gue ga butuh itu , gue bisa benerin handphone gue pake duit gue sendiri, dan yang seharusnya minta maaf dan bilang ini bukan elo tapi dia,"Alleta mengeraskan suaranya ke arah Antariksa sambil menunjuk.

Alleta mengejar Antariksa."HEH !!! COWOK YANG GATAU DIRI"teriak Alleta.

Langkah Antariksa terhenti. Dia menghadap kebelakang, Alleta lebih mendekatinya, setelah melihat wajahnya dia teringat sesuatu."Hah? Lo cowok tadi pagi yang buat gue jatuh terus luka kaya gini?"tanya Alleta sambil melihatkan lukanya.

Cowok itu masih menatapnya."Lo berat banget ya bilang maaf sama orang?"tanya Alleta.

''Terus?''jawab nya santai.

''Terus?''Alleta mengerutkan keningnya.''Lo udah buat gue jatuh dan sekarang lo buat handphone gue jatuh,''

"Kalo lo ga gangguin gue duluan, gue ga bakalan kaya gitu!"suaranya sangat dingin sekali, akhirnya Alleta mendengar suara cowok yang menurutnya Gatau diri itu.

Alleta kebingungan.''jelas jelas lo yang buat handphone gue ke lempar.seengganya lo minta maaf kek sama gue''ucap Alleta mulai emosi.

Antariksa memakai kembali earphone nya dan berjalan kembali, tanpa memperdulikan ucapan Alleta tadi.

''Dia adalah Antariksa cowok paling dingin di sekolah, tidak peduli dengan sekitar dan tidak berperi kemanusiaan''-Alleta.

2 - My Ice Antariksa

Handphone nya yang retak ia biarkan tergeletak di meja, tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan seniornya di sekolah kepada dirinya. Maurin mengambil handphone Alleta yang rusak itu."Bener bener rusak"ucap Maurin."Lo terima aja tawaran cewek tadi ke elo Al, jadi handphone lo itu bisa balik lagi kaya semula"

Alleta menjatuhkan dirinya ke sandaran kursi dengan lemas."Kalo dia yang buat handphone gue rusak sih ya bakalan gue terima, tapi kan yang salah bukan dia tapi cowok belagu itu"

"Jangan gitu Al dia itu ganteng, ditambah sifatnya yang misterius bikin gue penasaran dan pengen tau semua tentang dia, bentar lagi suka deh gue kayaknya"ucap Maurin tiba tiba .

"Lo ngomong apa?"tanya Alleta tidak percaya.

"masa ga jelas sih yang gue omongin?"bertanya balik.

"bukan ga jelas tapi ga nyangka aja Lo bakalan bilang kaya gitu Maurin"kata Alleta.

"loh gue bilang dia ganteng salah ga?"tanya Maurin.

Alleta terdiam.

"Lo tau kan gue suka sama cowok cowok yang misterius gitu ah bikin penasaran banget gila"

Alleta hanya tersenyum sinis melihat kelakuan temannya itu.

"masa sih Lo gasuka liat kak Anta yang ganteng gitu Al?"

Alleta mengangkat tubuhnya."ga akan pernah bener ya ngomong sama lo, lo tuh gabisa bedain mana cowok yang pantes buat lo sukain sama cowok yang pantes buat lo benci dalam hidup lo"Alleta meninggalkan sahabatnya itu .

"Alleta tunggu."Maurin mengejar."Al lo gabisa larang gue suka sama siapa"kata Maurin yang sudah sejajar dengan Alleta .

"Gue ga larang lo, gue cuma pengen lo sadar, lagian cowok di sini yang ganteng banyak, yang perhatian dan punya hati juga banyak"Alleta emosi berbicara dengan sahabatnya yang sangat mudah sekali jatuh cinta terhadap orang baru .

"Lagian dia punya masalah nya sama lo, sama gue engga jadi dia gabakalan kaya gitu sama gue. Percaya deh orang yang dingin dingin kaya gitu tuh pasti bakalan setia sama satu cewek dan bakalan perhatian banget kalo udah jadi pasangan nantinya"ucap Maurin percaya diri .

"aduh yaudah Lo gausah ngomong sama gue ah enek gue denger namanya"ucap Alleta.

"ihh terus gue harus ngomong sama siapa dong? gue kan baru punya temen Lo doang gile"tanya Maurin.

"Ya mana saya tau"jawabnya.

"ikan Lo?!"

"SERAH!!!"Alleta mempercepat langkahnya .

...-...

"Ta, lo udah buat kesan buruk buat ade kelas yang baru masuk kesini tau ga"ucap cowok berbadan tinggi yaitu Dewa .

Di ruangan itu hening .

"Kalo dia ngadu ke guru kan lo juga kena masalah,"tambahnya."ini yang buat cewek cewek ga tertarik sama lo tau ga"

"Yang gue lakuin tadi itu ga salah, dia udah buat kesalahan ke gue , gue ga bisa diem aja"Antariksa mulai berbicara .

"Dia kan Gatau hal itu"balas Dewa ."handphone nya rusak padahal niat dia itu baik mau kasihin handphone Bianca yang ketinggalan"Dewa mulai emosi berbicara dengan temannya itu.

"Udah dong Dewa lagian gue udah nyuruh dia buat benerin handphone nya gue yang tanggung jawab"Bianca mencoba melerai.

Dewa menatap Bianca tajam."Dan lo juga, apa apa lo selalu selesaiin masalah itu dengan duit, jangan mentang mentang lo banyak duit. Ga semua masalah itu di selesain dengan duit"Dewa memang paling dewasa di banding teman yang lainnya."dan gue yakin cewek itu bukan butuh duit"

Dewa mengangkat badannya."Gentle jadi cowok jangan jadi pengecut"Dewa pergi dari ruangan itu.

"Ihhh Dewa nyebelin deh, paling hobi ceramahin kita mulu"Bianca geram.

Dewa memang seperti itu setiap kali Antariksa berbuat salah, mereka tidak pernah sampai bertengkar berkelanjutan, pasti setelah beberapa jam mereka kembali seperti semula.

Alleta duduk di bangkunya sambil menulis beberapa tugas dari mata pelajaran yang paling ia benci di sekolah yaitu, Matematika .

"Kan keteteran, waktunya mau di kumpulin lo sibuk nyalin tugas gue daritadi lo diem aja waktu gue ngerjain"cerocos Maurin .

"Gausah berisik bisa ga"kata Alleta .

"ini gue sebagai temen yang baik ngasih tau ogeb"bentak Maurin.

"ya gausah berisik nanti gue salah nulis lama lagi kan"kata Alleta.

Maurin memutar bola matanya malas.

"Kumpulin ke depan sekalian buku gue juga, gue mau ke kantin sama Adel lo lama males"Maurin pergi dengan langkah cepat .

Alleta menyimpan pulpen itu dengan lemas."handphone gue"Alleta menyimpan kepalanya di tangan yang ia lipat di meja.

Setelah beberapa jam mereka disekolah kini waktu pulang telah tiba , seperti biasa Alleta pulang sendiri karena begitu pulang sekolah Maurin di jemput oleh kakaknya .

Duggggg ....

Brukkkk ...

"Aww"lirih Alleta memegang kepalanya yang tersenter bola basket dari arah lapangan .

Seorang pria bertubuh atletis itu menghampiri Alleta sambil berlari kecil ."Sorry sorry"ucap pria itu ."lo gapapa kan?"tanya pria itu .

Alleta masih memegang kepalanya yang pusing."Sakit"lirihnya lalu jatuh pingsan .

Pria itu makin khawatir melihat Alleta yang pingsan karena lemparannya tadi, dia membawanya ke UKS.

Samar samar Alleta melihat sekeliling ruang UKS, hanya ada seorang pria dengan seragam yang dikeluarkan dan bercucuran keringat.

"Lo udah sadar?"tanya pria itu .

Alleta mencoba mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk."gue saranin lo tiduran aja dulu, pasti masih pusing"katanya .

Alleta mengkerutkan keningnya"Lo siapa?"tanya Alleta yang benar benar penasaran .

"Gue yang lempar bola basket yang kena kepala lo,"jawabnya sedikit ragu.

Alleta menatap sinis."makannya main basket tuh yang bener dong"katanya sedikit emosi.

"Maaf ya"dia memberikan tatapan tulus sembari tersenyum .

Gue jadi gabisa marah, tolong ! Senyumnya mengalihkan dunia ku, Batin Alleta.

"Gue Kenta"ucap nya sambil tersenyum."nama lo Alleta gue tau"katanya sedikit tertawa.

"Ko lo tau gue?"tanya Alleta bingung.

"Gue liat di seragam lo waktu tadi gue gendong lo"

"Gendong?!"

Kenta mengangguk."lo pingsan karena gue, jadi gue bawa lo ke UKS"

"bentar bentar, Lo gendong gue?"tatapan tidak percaya .

"Lo kan pingsan masa mau jalan ke UKS sendiri,"

"Tapi kenapa lo gendong gue?!"Alleta membentak karena merasa kesal.

"Gue ga macem macem ko sama lo, ada saksinya temen temen gue yang lain."

Alleta menatap tajam."gue sumpah deh"

"Oke!"Alleta percaya.

"Oh iya, lo cewek yang berani bentak Antariksa di kantin tadi kan? Gue ga nyangka lo bakalan seberani itu"kata nya lagi.

"Dia cowok belagu gue gasuka, walaupun dia senior gue ga seharusnya dia kayak gitu."

"Lo salah ..."

3 - My Ice Antariksa

"Lo salah .."

"Hah?"

"Lo udah bikin dia marah,"

"Bikin dia marah? Kapan?"tanya Alleta mengingat sikapnya.

Kenta menatap Alleta sebentar."enggak enggak, dia emang gitu sih"

Alleta mengangkat badannya."kayaknya gue terlalu lama di sekolah deh, ini udah sore"ucap Alleta sambil melihat ke arah jendela UKS.

Kenta ikut mengangkat badannya."lo pulang sama siapa?"tanya Kenta .

"Sendiri,"

"Mau bareng gue?"Kenta menawarkan .

"Kenapa tiba tiba?"Alleta lagi lagi menyelidik .

"Sebagai permintaan maaf gue ke elo jadi gue anterin lo"jawab Kenta .

Alleta berfikir sejenak ."Yaudah"

Mereka berjalan ke arah gerbang sekolah sekarang, mereka baru saja kenal tetapi mereka seperti sudah berteman lama. Begitulah Alleta dia mudah sekali berteman dengan siapa pun, kecuali dengan Antariksa .

Alleta menghentikan langkahnya lalu mengalihkan pandangannya kepada satu orang lelaki yang sudah jadi incarannya sejak pertama masuk ke sekolah ini ."liat deh jalannya aja udah Songong gitu"ucap Alleta .

Kenta mengikuti pandangan Alleta."dia dulu ga gitu"ucap Kenta .

"Gue ga peduli dia dulu gimana, yang gue tau sekarang dia super Ngeselin"Alleta menggerutu lalu mempercepat langkahnya .

"Gatau malu banget sih gila"sindir Alleta saat melewat ke arah Antariksa, dewa, Bianca .

Kenta sekilas melihat ke arah Antariksa tapi lain dengan Antariksa dia tidak tergoyah sama sekali dengan perkataan Alleta dia malah terus berjalan tanpa berekspresi, padahal teman temannya kesal sendiri .

"Kesel ga sih liat senior kita itu ga tergoyah sama sekali?"tanya Alleta .

Kenta mengkerutkan dahinya."sorry? Senior?"tanya Kenta .

"Iya senior gue, lo juga kan"katanya .

Kenta tersenyum geli ."kalo dia senior lo , gue juga senior lo berarti"

Alleta menurunkan alisnya kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya dengan cepat karena baru sadar sesuatu."lo ga seangkatan sama gue?"

Kenta menggelengkan kepalanya sambil tersenyum."gue kelas 11 sama kaya Antariksa."ucapnya.

Alleta cemberut ."sorry kak"

Kenta lagi lagi tersenyum melihat ekspresi Alleta yang mudah sekali berganti ."santai aja, gue juga keliatan muda berarti kan lo nyangkanya gue seangkatan sama lo"

Alleta tersenyum. Dia malu sebenernya sudah memperlakukan Kenta seperti teman seangkatannya daritadi."berarti lo temennya Antariksa dong kak ?"

Kenta menganggukkan kepalanya ."yahhh nanti lo ngadu dong kedia kalo gue jelek jelek in dia?"

"Lo takut?"tanya Kenta .

"Engga takut sih, tapi lebih baik dia Gatau aja yang gue omongin"

Kenta tersenyum."Gue ga sedekat itu ko sekarang"

Alleta bernafas lega.

Dengan mengikuti arahan dari Alleta, kini dia sampai di depan rumah Alleta, Kenta adalah orang pertama yang tahu rumah Alleta .

"Thanks ya kak ken"ucap Alleta tersenyum .

Kenta mengangguk."Sekali lagi sorry ya"

"Gapapa ko lagian gue udah ga kenapa napa cuma masih sedikit pusing aja kalo gue pegang , tapi its Ok ko besok pasti udah sembuh kalo gue malem ini istirahat bener bener"jelas Alleta .

"Oke kalo gitu gue cabut"Kenta menyalakan mesin motornya itu lalu pergi menjauh dari rumah Alleta .

Seenggaknya setelah bertemu dengan Antariksa yang membuat nya kesal setengah mati karena sikap angkuhnya itu, ia dipertemukan dengan Kenta yang sifatnya berbanding terbalik dengan sifat Antariksa. Sifat Kenta yang pengertian, lembut, dan sering tersenyum manjadikan penyembuh untuk Alleta karena Antariksa .

"Your face is not Good"ucap lelaki yang menatap Alleta masuk rumah dengan murung dari meja makan .

"Gausah sok Inggris lu"balas Alleta sambil berarah ke meja makan mengambil segelas air putih disana dan ikut duduk .

"You very ugly , baby"goda lelaki itu ."very ugly u know"

"Abang gaboleh gitu sama Adeknya"teriak Farah dari arah dapur .

"Aduh bun, Alleta ugly beneran, Alden ga bohong"

"Walaupun muka lu bule nya lebih kuat di banding gue, tapi nilai bahasa Inggris gue lebih besar dari lu, always!"

"Abdi mah sanes bule, tapi orang Sunda asli"katanya lagi kini berganti menjadi bahasa Sunda, logatnya benar benar mirip orang Sunda asli.

Alleta jadi tertawa mendengar kembarannya yang mukanya benar benar bule berbicara Sunda."kenapa lu asem banget mukanya ?"tanya Alden.

Alleta mengeluarkan handphone nya yang retak parah tidak berdaya memperlihatkan kepada Alden kembarannya ."liat!"

Alden tertawa geli setelah melihat handphone Alleta, bukannya ikut sedih dia malah menertawakan."****** banget ****** dah hp gue masih bagus daripada elu"

"Aldennn gue harus gimana?"tanyanya.

"Tanyakan kepada peta"nadanya khas seperti tokoh kartun yang di tayangkan pagi hari.

"Serius!"Alleta melempar kerupuk ke arah Alden yang masih makan.

"Thanks gue butuh ini tadi tapi jauh"Alden tersenyum jahil.

Alleta benar benar kesal berbicara kepada Alden yang tidak pernah benar. Dia mengambil handphone Alden yang di simpan di meja tepat di hadapan Alden.

Plakkk ...

Alden menatap ke arah suara itu berasal dan dia melihat handphone dengan hardcase bewarna hitam polos itu tergeletak di dekat tembok.

"Al !!!"suaranya kecil tidak percaya."HP GUE !!!"Alden teriak ."Bundaaa handphone Alden di lempar sama Alleta ke tembok"dia mengangkat badannya dan suaranya terdengar sangat cemas.

Alleta tertawa nyaring."gila lo ya ?! Handphone gue lo rusak in dan lo ketawa"Alden menyentak.

"Itu yang gue rasain tadi, ga enak kan?"

"Kalo lo mau bales dendam, Not this way !"suara Alden nyaring.

Alleta menyimpan handphone Alden di meja makan yang sebelumnya dia sembunyikan di tangan kirinya di bawah, yang dia lempar sebenarnya hanya case nya saja tidak dengan handphonenya, Alleta tidak sekejam itu.

"Hah?"Alden menatap kebingungan.

Alleta mengangkat tubuhnya."Alden very stupid"kemudian ia berlari ke atas menuju kamarnya .

Farah yang melihat kejadian itu tertawa ."tuh liat adek kamu jahilnya dari kecil nempel terus ga mau ilang"ujarnya.

Alden mengelus elus dadanya ."sabar sabar. orang sabar di sayang Allah"kata Alden .

-

Alleta membaringkan badannya di atas tempat tidur yang bewarna merah muda dengan corak bunga , dia memejamkan matanya sebentar . Hari ini adalah hari pertama dia sekolah di SMA Hanlim Bandung sekolah yang ia impikan sejak dia masih SMP , dia membayangkan bahwa bersekolah di sana akan nyaman nyaman saja dan banyak orang orang baik di sekitarnya tetapi dengan apa yang telah dia rasakan tadi pagi , dia malah kehilangan handphone kesayangannya yang hanya karena satu orang .

"ANTARIKSAAA !"teriaknya."sialan lo"tuturnya.

ada yang mengutuk pintu kamarnya yang minimalis tetapi bersih dan rapi ini."bunda masuk ya"ucap Farah .

"Masuk aja"

Farah membawakan coklat panas untuk anak perempuannya yang suasana hatinya sedang tidak bagus ."nih minum, biar sama kaya Abang kamu di buatin coklat panas."katanya duduk di samping Alleta yang kini mengubah posisinya menjadi duduk .

"Handphone kamu kenapa?"tanya Farah .

Alleta lemas jika ada yang bertanya soal kenapa handphonenya."jadi tadi waktu Alleta di sekolah ada yang lempar handphone Alleta gitu bun sampe rusak gini"dia menjelaskan .

"Sama siapa?"

"Ada senior Alleta di sekolah"

"Dia gamungkin tiba tiba lempar handphone kamu dong kalo ga ada sebab"ucapnya.

"Alleta ga bikin ulah ko, malah Alleta mau kasihin handphone temennya yang ketinggalan di meja kantin, eh dia malah nepis tangan Alleta kan aneh"kata Alleta menjelaskan.

Farah tersenyum."ya sudah mungkin ada yang salah dimata dia yang kamu Gatau, sebaliknya kalo kamu yakin kamu ga salah, kamu Maafin aja ya nak ikhlasin aja kamu bisa pake handphone abang kamu yang udah ga dia pake nanti bunda coba beliin handphone kamu yang baru ya"ucap ibunya itu.

Alleta menggelengkan kepalanya."ada banyak banget kenangan di handphone itu, Alleta Gamau ganti handphone cukup di benerin aja bun"

Farah menatap anaknya itu."pasti tentang abang kamu, mami dan papi kamu ya?"ucapnya.

Alleta mengangguk."cuma itu yang Alleta punya, Alleta marah sama senior Alleta bukan karena handphonenya tapi karena isinya yang sangat berharga buat Alleta"

Farah memeluk Alleta dengan hangat ."bunda pastiin handphone kamu isinya tetap utuh setelah betul kembali ya"ucapnya menenangkan Alleta yang sudah seperti anak kandungnya sendiri .

Tiba tiba Alden memasuki kamar Alleta yang terbuka lebar ."kenapa nih melow banget suasananya"Alden duduk di samping bundanya .

"Pinjemin handphone kamu yang udah ga kamu pake ke adik kamu ya bang"ucap Farah .

"Ooo tidak bisa, enak sekali anda Bung"ucap Alden ke Alleta .

"Gue gaminta lagian handphone lu jelek males gue pake nya"Alleta memutarkan bola matanya dengan malas .

"Liat bun, Gatau malu banget kan"

Farah tersenyum ."ayo pinjemin, ini bunda yang minta loh"

"Suruh Alleta yang minta ke Alden dengan sopan, pake abang jangan lu gue"

"Ribet amat lahir cuma beda beberapa detik doang juga lu"balas Alleta .

"Tapi tetep gue duluan yang lahir, lu harus antri, cielahhhh lo nungguin kan di dalem perut mami"Alden tersenyum jahil .

"Gajelas banget sih, udah buruan pinjemin gue handphone"

"Yang sopan dong"

"Pinjemin gue handphone lu dong bang"Alleta geli mendengarnya.

"Abang ganteng dong"

"Lama amat, gue tampol lu"kata Alleta .

"Walaupun bantal ga sakit tapi gue Gamau di tampol sama Ade gue sendiri menyakiti harga diri gue"Alden kemudian berlari ke kamarnya, dan kembali dengan membawa handphonenya yang sudah tidak dia pakai .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!