NovelToon NovelToon

Mencintai Seorang Mafia Kejam

Pria Sempurna

Di bawah sinar matahari tampak seorang wanita yang duduk sendirian di taman, dia adalah Tasya putri. Kedua orang tuanya telah meninggal saat ia masih kecil, dan dia tinggal bersama paman dan bibinya sampai umurnya menginjak usia 19 tahun. Dia memutuskan untuk tinggal terpisah dengan paman dan bibinya karena merasa telah cukup merepotkan mereka yang sudah dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri.

Tasya putri merupakan siswa yang berprestasi sehingga ia dapat diterima di kampus ternama, yang dimana kampus ini hanya teradapat keturunan orang-orang kaya. Tasya wanita yang sumpel, memiliki wajah yang imut dan manis, hidung mancung dan tak lupa rambutnya yang selalu dijalin satu kebelakang dengan kaca mata hitam yang selalu ia pakai.

"Woii" Tasya terkejut mendapati suara dari arah belakang, ia tau siapa pemilik dari suara itu yang tak lain adalah Desi sahabatnya.

"Des, kamu bisa gak kalo gak ngagetin gitu" Tasya yang kesal karena perbuatan sahabatnya itu memasang wajah yang kesal namun terkesan lucu dan menggemaskan yang membuat Desi tertawa melihatnya.

"Sya, kamu udah buat tugas kemarin gak? aku belum nih, boleh copy punya kamu gak?" sambil memasang muka memelas, Desi menarik lengan Tasya agar diperbolehkan meminjam tugasnya.

"Kebiasaan banget, kamu tu harus mandiri Des"

"Sekali ini aja... pleasee" Desi melancarkan aksinya menapilkan pupy eyes sehingga membuat Tasya geli melihatnya.

"Ok ok, tapi lain kali kamu harus buat sendiri" lanjut Taysa sambil memberikan catatan tugasnya.

"Makasi sahabatku sayang, Muach" Desi memajukan bibirnya yang membuat Tasya bergidik ngeri.

"Ihhh apaan sihh Des gak usah lebay gitu dehh" Tasya bener-benar mual dibuat oleh Desi.

Setalah perbincangan kedua sahabat itu selesai, Desi pun pamit pergi, sementara Tasya menuju ke kelas selanjutnya.

BRUKK..

Tatapan tajam, hidung mancung, bibir tipis sexy, dan kulit putih bersih. Tasya dapat merasakan nafas pria yang memenggangi pinggangnya agar tak terjatuh ke lantai.

"Dasar murahan" pria itu melapaskan pegangannya sehingga Tasya terjatuh ke lantai.

"Auww" Tasya merasa bokongnya bener-benar sakit. Pria itu langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

*Siapa dia, bagaikan pangeran dia benar-benar tampan begitu sempurna, ohh astaga bahkan jantungku berdegub sangat cepat* Batin Tasya

Ava Apriliano Devander, dialah pria yang bertabrakan dengan Tasya, dia adalah seorang mafia bedarah dingin dan sangat kejam, bahkan nyawa seseorang tidaklah penting baginya, selama orang itu berani bermain-main dengannya maka dia harus mati. Tapi beda halnya saat Ava bersama dengan Vira kekasihnya, dia akan menjadi pria yang lembut.

Tasya masih memandangi tubuh tegap Ava yang berjalan semakin menjauh darinya. Tanpa dia sadari semua orang telah memandanginya dengan tatapan tidak suka, khusunya para wanita. Mereka sangat mengagumi Ava dan melihat kejadian tadi dimana Ava memegang pinggang Tasya membuat mereka merasa iri pada Tasya.

"Dasar gadis tidak tau malu, pasti itu akal-akalannya dia, pura-pura menabrak Ava agar bisa deket cihh" cibir wanita pertama

"Benar, udah cupu lagi mana pantas buat Ava" timpal wanita lainnya.

Tasya yang merasa dirinya dibicarakan, segara bangkit dari lantai dan berlenggang pergi tanpa menghiraukan cibiran dari wanita-wanita itu.

Di sepanjang perjalan menuju kelas dia ditatap oleh para mahasiswa lainnya, Tasya sudah terbiasa akan hal itu, dia bahkan dapat mendengar mereka yang mengatakan bahwa Tasya si gadis cupu, jelek dan sebagainya.

Tak Tergapai

Tasya duduk malamun di kelas, dia masih memikirkan sosok pria tadi yang mebuat jantungnya berdegub kencang, tanpa sadar sedari tadi Desi memanggilnya.

"SYA!" Desi tepat berteriak di telinga tasya.

"Kenapa sih Des..., sakit telinga aku tau" Tasya memegangi telinga.

"Habisnya dipanggil-panggil gak nyaut, ke kantin yuk, gua laper nihh" Desi menarik tangan Tasya menuju ke kantin.

Tasya dan Desi duduk dibangku paling pojok, karena itu adalah tepat favorit mereka.

"Kamu mau makan apa Sya? biar aku pesenin" tanya Desi pada tasya.

"Samain aja sama kamu" sebenarnya tasya tidak merasa lapar namun dia dipaksa Desi untuk menemaninya ke kantin, Tasya yang masih memikirkan pria tadi yang menurutnya merupakan pria yang sempurna.

Keributan yang sangat heboh di kantin, banyak wanita berteriak histeris saat melihat Ava berserta teman-temannya datang ke kantin. Ini merupakan suatu kejadian langka, seoarang Ava Devander datang ke kantin.

Tasya yang melihat Ava begitu terkejut dan dia tak dapat melepas pandangannya dari wajah tampan Ava. Desi yang menyadari sahabatnya yang sedari tadi memperhatikan Ava merasa curiga jika sahabatnya itu telah jatuh cinta, karena Desi tau betul bagaimana karakter dari seoarang Taysa putri, selama ini dia tidak pernah tertarik pada pria, dia hanya fokus pada pelajaran dan kerja paruh waktunya.

"Sya, kamu suka ya sama Ava?" tanya Desi namun masih tidak digubris oleh Tasya.

"Woi, kamu denger gak!" Desi merasa kesal karena pertanyaannya diabaikan.

"Ahh apa des?" tanya Tasya tanpa rasa bersalah.

"Kamu suka ya sama Ava?" tanya Desi lagi.

"Kayaknya sihh gitu Des" wajah tasya tersipu malu saat mengakui peresaannya itu.

"Jadi Namanya Ava yaa" imbuh Tasya.

Tasya terus memandangi Ava, "Sya menurut aku sebaiknya kamu buang jauh-jauh deh perasaan kamu buat tu cowok" Desi tidak mau sahabatnya Tasya sampai jatuh cinta terlalu dalam pada pria yang bernama Ava itu.

"Emangnya kenapa Des?" Tanya Tasya sambil mengerutkan keningnya.

"Dia udah punya pacar" jawab Desi tanpa melihat ke arah Tasya.

DUARR

Bagai disambar petir, Tasya merasa hatinya sakit mendengar bahwa orang yang baru dia cintai telah memiliki pasangan.

"Dan menurut yang gua tau, Ava itu orangnya dingin dan kejam banget, jadi kamu harus jauh-jauh dari dia" lanjut Desi namun tidak didengar oleh Tasya

*Ternyata dia udah punya pasangan, bodoh kamu Tasya, cowok setampan dia mana mungkin tidak memiliki pasangan. Walaupun tidak memiliki pasangan mana mau dia sama kamu yang udah cupu gak ada menarik-nariknya sama sekali. Biarlah aku mencintainya walaupun takkan bisa ku gapai* Batin Taysa

Tasya nampak kecewa saat mengetahui Ava telah memiliki pasangan, namun entah mengapa rasa yang baru saja tumbuh di hatinya itu enggan menghilang.

Tasya mengambil sebuah buku kecil dengan sampul berwarna pink muda, ia mulai menulis sesuatu di dalam buku kecil tersebut.

Dear A.L

Aku baru saja menemukan seseorang

Bahkan pertemuan itu hanya dalam hitungan beberapa detik

Aku bahkan seperti seseorang yang sedang memenangkan undian

Dia mampu membuat jangtungku berdetak tak karuan

Tatapannya yang seolah membuatku enggan untuk berpaling

Pikiranku yang seakan penuh terisi oleh bayangannya

Apakah ini cinta?

Tapi mengapa begitu singkat

Cinta belum saja dimulai namun harus berakhir karena dia telah memiliki seorang tambatan hati

Walaupun begitu biarlah semuanya mengalir, biarlah aku mencitainya walaupun takkan bisa ku gapai.

With Love Tasya

Taysa menutup buku kecil itu dan memasukannya kembali ke dalam tas.

………

Tatapan Seorang Ava

Setalah beberapa waktu, terjadi keributan di kantin, dimana seoarang pria dipukul dan ditendang hingga mengeluarkan darah, setelah itu pria itu dibawa ke hadapan Ava.

Ava duduk di kursi yang telah disiapkan, tatapan tajam dari Ava membuat hawa disekitarnya terasa begitu mencengkam.

"Jadi lu suruhan baj**an itu" Ava menyeringai membuat pria yang tertunduk didepannya marasa ketakutan.

"Kalian urus dia" Ava langsung keluar dari kantin, sedangkan para siswa-siswi yang melihat kejadian itu ada yang berdecak kagum kepada Ava karena ketampanan dan juga sifat yang dingin atau terlihat keren dimata para wanita-wanita yang mengaguminya, ada juga bedercak ngeri melihat kekejaman Ava yang menyiksa pria itu dengan memukul dan mendendang sehingga pria itu mengeluarkan banyak darah.

Ini baru pertama kalinya Ava ke kantin tetapi sudah terjadi keributan yang membuat kehebohan, namun tidak akan ada yang berani melaporkan kejadian ini kepada dosen ataupun pimpinan kampus, bahkan pimpinan kampus sendiri tunduk pada Ava. Siapa yang tidak mengenal Ava, ketua mafia dari Black Devil dan Ceo dari perusahan terbesar Di Eropa, bahkan tidak ada yang bisa menandinginya.

Saat Ava melangkahkan kakinya menuju keluar kantin, dia menoleh ke arah dimana Tasya dan Desi berada. Sontak Tasya yang mendapat tatapan tajam dari Ava merasa ngeri namun dia tetap menatap manik mata hitam berkilau tersebut. Pandangan mereka bertemu beberapa detik, sebelum apa berlenggang pergi mengakhiri tatapan mereka.

*Indah sekali matanya, seperti mutiara, sangat bening dan berkilau* Batin Tasya

Tasya terhipnotis oleh tatapan Ava, "awas aja kamu kesambet" suara Desi membuat Tasya tersadar dan menoleh ke arah Desi yang duduk disampingnya.

"Ngeri banget sama tu cowok bisa-bisanya ngelakuin hal sekejam itu" sambil derdesis Desi memasukan makanan ke dalam mulutnya.

Desi sudah terbiasa melihat kejadian-kejadian seperti itu bahkan lebih kejam dari itu, karena ayahnya merupakan salah satu anggota dari mafia. Desi tidak pernah mengikuti jejak dari sang ayah, namun dia mempelajari bela diri dan cara memakai senjata. Tasya tak pernah tau bahwa Desi merupakan anak dari seorang mafia karena Desi tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada Tasya, dia takut Tasya tidak akan mau bersahabat lagi dengannya.

Beda halnya dengan Taysa walaupun dia syok akan kejadian tadi, tetapi hal itu teralihkan oleh rasa kagumnya pada Ava.

Semua siswa-siswa pun bubar dan mereka semua kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

"Woi Sya masih bengong aja, jangan bilang kamu mikirin Ava"

"Ehhh, ga...gak kok" Tasya menyangkal omongan Desi, namun sebenarnya dia memang memikirkan Ava.

"Ohhh baguslah" sahut Desi

"Tapi Des, Ava tu gimana sihh orangnya?" karena penasaran Tasya menanyakan pertanyaan itu pada Desi karena dia rasa Desi mengetahui tentang Ava.

"Tadi katanya gak mikirin, tapi sekarang malah nanya-nanya tentang dia" sahut Desi.

*Sya aku gak mau kamu dalam bahaya, sebaiknya kamu gak tau tentang pria itu, dia itu bos mafia yang kejam dan berhati dingin* Batin Desi

Tasya tampak kecewa karena sepertinya Desi tidak mau menceritakan tentang pria yang telah berhasil mengambil hatinya itu.

"Sya sebaiknya kamu jauh-jauh sama dia, dan jangan cari tau tentang dia!" Kini Desi yang menatap Tasya dengan serius.

Desi yang tak pernah serius di depan Tasya membuat Taysa semakin penasaran kepada Ava, dan mengapa sahabatnya itu melarangnya mendekiti Ava.

"Iya, iya" jawab Tasya dengan tatapan sendu dan senyuman manisnya walaupun sebenarnya dia masih penasaran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!