HappyReading!!
Sinar matahari di pagi hari mulai memasuki celah-celah jendela kamar yang mulai menyilaukan mata. Mikayla gadis itu yang masih tertidur pulas di kasur king size miliknya menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya agar tak terkena silaunya sinar matahari.
Tanpa mengetuk pintu sosok laki-laki tampan bermata biru laut itu dengan memakai pakaian rapi lengkap memasuki kamar tersebut, berjalan ke arah tempat tidur Mikayla dan duduk di pinggir ranjang.
"Dek... Adek, ayo bangun. Woy kebo bangun kalu gak bangun juga gue siram pakek air panas lo" ancam Marchel sambil memukul2 tubuh Mikayla pakai bantal guling
Mikayla yang diancam begitu sama abangnya langsung cepat2 bangun dari tidurnya.
"Ais abang mah sadis banget sama kay" Ucap Mikayla setengah sadar.
"Mangkanya cepatan bangun dek, udah siang ini" ucap Marchel kesal
"Udah jam berapa sih?" Tanya Mikayla yang tubuhnya masih tertutupi selimut.
"Udah jam 07:15, ayo cepetan bangun mandi sana kamu udah telat banget ini." Jawab Marchel kesal
What! Mikayla terbelalak mendengar jawaban dari sang abang Marchel, dia membuka selimut yang menutupi wajahnya dengan sangat kasar. Apa dia tidak salah mendengar jawaban abangnya tadi?
"Ya ampun bang Marchel kenapa gak bangunin kay dari tadi sih, kay sdh telat banget ini." cerocos Mikayla kesal lalu buru2 ke kamar mandi.
Marchel beranjak keluar dari kamar Mikayla dengan wajah kesal dan merah padam. Entah momynya itu ngidam apa ketika hamil Mikayla.
Dengan sangat-sangat terpaksa Mikayla berangkat kesekolah sendiri, bukan karena dia takut untuk di hukum guru bagi gadis cantik itu di hukum guru sudah terbiasa tapi karena dia takut abangnya tambah marah dan menghukumnya karena Marchel tak mau adiknya itu malas-malasan. Salahkah Mikayla jika Marchel bersikap seperti ini kepadanya?
Mikayla menengok ke kanan dan ke kiri melihat apakah ada seseorang yang lewat atau mungkin seorang tukang ojek namun tidak ada seorangpun yang ia lihat, suasana yang damai atau bisa di bilang sangat sangat damai. Sepi.
Dengan samar-samar Mikayla melihat dua orang lelaki berjalan berlawanan arah dengannya atau bisa di bilang berjalan ke arahnya.
Mikayla menatap datar dua laki2 itu saat dia berpapasan dengan dua laki-laki tersebut, ia menambah kecepatan langkahnya.
"Hai cantik,sendirian aja, sini abang temenin." goda salah satu laki-laki dengan seringai di bibirnya.
"Sikat aja bro, mumpung sepi."
"Kalian jangan coba macam-macam yah!" ujar Mikayla dengan berjalan cepat untuk menghindari lelaki yang haus akan nafsu itu.
"ngak kok cantik, abang cuman mau nemenin kok." godanya lagi dan mencoba memegang dagu Mikayla, namun dengan cepat di tepis kasar oleh seorang lelaki.
Lelaki?
Bukannya Mikayla sendirian. Eh, tidak-tidak Mikayla bertiga dengan laki-laki yang brengsek yang haus akan nafsu. Lalu siapa lelaki itu? Ngak mungkin kan salah satu dari mereka.
"Jangan coba coba sentuh dia." ucap laki-laki itu dengan nada di tinggikan dan bersiap melayangkan satu bogeman.
"Wah ada pahlawan kesiangan ternyata." ucap salah satu pria itu dengan nada menantang
Bugh
Satu bogeman berhasil mendarat di sudut bibir pria tersebut dan mengeluarkan darah segar.
Bugh
Adu jotos pun terjadi antara mereka bertiga. 2 lawan 1 bisa di pastikan mereka berdua yang akan menang. Tapi ternyata tidak, dengan ilmu bela diri yang hebat, Septian dapat mengalahkan mereka berdua.
*****
Gimana? Huwaaa cerita pertama ku wkwk, dapat feelnya ngk?
HappyReading🌻
Bugh
Adu jotos pun terjadi antara mereka bertiga. 2 lawan 1 bisa di pastikan mereka berdua yang akan menang. Tapi ternyata tidak, dengan ilmu bela diri yang hebat, Septian dapat mengalahkan mereka berdua.
Septian?
Yah, Septian lah yang menyelamatkan Mikayla dari pria brengsek itu. Jangan bilang kalau kalian tidak tau siapa itu Septian!
-Author juga kagak tahu Septian itu siapa anak mana,asal usulnya dari mana😂
-Kalu lo kagak tahu Septian itu siapa kenapa lo tulis nama dia thor. Ujar Mikayla
BackToCerita
Setelah di nyatakan menang dari adu jotos itu, Septian membalikkan badannya menatap Mikayla yang berdiri tak jauh darinya. Mikayla masih berdiri kaku dengan wajah datar, dia masih schok dengan kejadian itu. Entah kenapa dia tidak bisa melawan padahal dia sedikit ahli dalam bela diri.
"Lo ngak apa-apa kan?" tanya Septian lalu berjalan mendekati Mikayla.
Mikayla tersentak kaget mendengar suara Septian. Ia masih membayangkan jika saja Septian tidak datang menolongnya apa yang akan terjadi kepadanya? Kesuciannya akan di renggut oleh pria brengsek itu, Mikayla tidak mau itu terjadi. Tuhan masih baik ke padanya.
"Ngak apa-apa." jawabnya dengan nada sedikit ketus.
"Yaudah, ayo." gumamnya dengan nada yang di lembutkan.
Mikayla mengkerutkan keningnya heran dengan kata 'ayo' yang di ucapkan Septian. Septian mengembuskan nafasnya kasar melihat wajah aneh Mikayla seolah olah mengerti bahwa Mikayla sedang bertanya 'ayo kemana?'
"Sampai kapan lo mau berdiri di situ?" mau bolos sekolah lagian sekolah juga gak akan bukain gerbangnya karna lo udah telat 4 jam. Celetuk Septian menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Iya-iya." balas Mikayla dengan nada dingin.
Septian berjalan ke arah motornya lalu menaikinya, Septian memanaskan mesin motornya sambil menatap Mikayla yang masih berdiri mematung di tempatnya. Septian kembali menghembuskan nafasnya gusar, ia harus ekstra sabar jika harus menghadapi orang seperti Mikayla gadis tomboy yang keras kepala.
"Lo masih mau berdiri di situ? Atau gue tinggal?" tanya Septian yang mencoba menahan emosinya.
Nih orang ngak sabaran bangat sih, untung tadi udah nolongin gue kalau ngak udah gue tonjok muka nih orang
Batin Mikayla dengan wajah datarnya.
Mikayla mengambil helm yang di sodorkan Septian lalu mulai menduduki jok belakang motor ninja hitam milik pria itu.
Emang kita mau kemana.Tanya Mikayla
Mau keneraka.Jawab Septian
"Kalu di tanya orang baik-baik itu di jawab dengan benar jangan asal jeplak tuh mulut mau tak tabok mulut lo.Ancam Mikayla lalu berjalan meninggalkan Septian
Mikayla!!!"
Mikayla!!"
Woy budek kalu di panggil cowok ganteng tuh noleh?
Mikayla menghentikan langkah kakinya dengan wajah kesalnya. Namun, bukan Mikayla namanya jika tidak bisa mengatur ekspersinya agar tetap tenang.
Pria itu memegang lututnya mencoba mengatur nafasnya saat ia berada di hadapan Mikayla.
"Lo itu ya maunya apa di panggil cowok ganteng kagak noleh-noleh masih mending lo gue tolongin tadi kalu kagak gue gak tau nasib lo kayak gimana." ucap Septian mencoba mengatur napasnya.
"Denger ya cowok sok kecakepan gue juga kagak sudi di tolongin sama cowok ke lo, lagian tanpa bantuan lo gue bisa ngelawan tuh pereman.Ucap Mikayla tak kalah emosi lalu berjalan meninggalkan Septian yang masih mencerna ucapan Mikayla barusan!"
******
Gimana? Dapat feelnya?
Alhamdulillah updata yaa, wkwk
Jangan lupa komen dan like ya?
HappyReading🌻
Mikayla!!!"
Mikayla!!"
Woy Mikayla,berhenti sebentar napa?
"Hm,Ada apa?Tanya Mikayla dingin
"M-ma-maafin gue ya kay kagak jemput lo tadi." ucap Putra mencoba mengatur napasnya.
Mikayla tak berkutik dengan ucapan 'maaf' Putra, ia tau sahabatnya ini akan meminta maaf.
Setelah merasa nafasnya sudah membaik, Putra menegakkan tubuhnya lalu memegang ke dua bahu Mikayla menatap lekat mata indah milik sahabat tomboynya itu.
"Maafin gue, gue ngak akan ngulangin kesalahan itu lagi, gue janji, deh." ujarnya perlahan namun pasti dengan menundukkan kepalanya merasa sangat bersalah.
Mikayla mengerutkan keningnya tidak mengerti apa yang diucapkan pria ini. Jika hanya karena masalah sepele tidak bisa jemput ke sekolah pagi tadi, kenapa Putra harus meminta maaf dengan wajah seperti itu.
Putra yang merasa sahabatnyaa ini tidak mengerti dengan apa yang ia ucapkan menghembuskan nafasnya gusar.
"Tadi di bescamp Septian cerita semuanya ke gue kalau lo itu hampir di..." Putra menghentikan ucapannya ketika melihat mata Mikayla membulat karena kaget.
Kenapa bisa Mikayla sampai lupa kalau Putra dan Septian itu teman satu kelas dan satu geng, bahkan mereka itu bersahabat. Apa yang ia pikirkan dari tadi sampai melupakan hal itu?
"Gue minta maaf, ya." ucap Putra menundukkan kepalanya merasa bersalah. Lalu menurunkan perlahan tangannya di bahu Mikayla.
Ya gue maafin elu lagian ini bukan salah lo juga jadi jangan pernah merasa bersalah?Ucap Mikayla sambil merangkul pundak Putra."
Putra menghembuskan nafasnya lega, untung saja sahabat tomboy satu satunya yang ia sayangi ini tidak terluka, jika sesuatu buruk terjadi pada sahabat tomboynya ini Putra tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
"Nanti anterin gue ke toko buku ya, sepulang gue latihan karate." mohon Mikayla menatap Putra yang sedang menggaruk pelipisnya
"Aduh, sorry banget kalu sore ini gue ngak bisa." jawab Putra merasa bersalah.
"Gue udah ada janji sama Putri, mau anterin dia beli Hp." lanjutnya dengan suara lirih namun masih bisa didengar oleh Mikayla.
Mikayla menatap Putra datar, lagi-lagi ia harus pergi sendiri ke toko buku. Apa yang di pikirkan pria ini? Apa dia tidak merasa khawatir dengan sahabat perempuannya ini setelah kejadian pagi tadi? Jika iya? Putra sangat sangat jahat.
Mikayla hanya bisa pasrah jika urusan sudah menyangkut pautkan dengan Putri, pacar sahabatnya itu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa, ia terlalu malas jika harus berurusan dengan cewek yang super cerewet+manja seperti Putri.
Mikayla kadang heran dengan Putra, kenapa ia bisa mencintai Putri dengan sifatnya yang seperti anak TK? Cinta memang hebat, Mikayla membatin.
"Biar gue yang temenin."
Mikayla dan Putra sentak berbalik mendengar suara itu. Putra mengembangkan senyumnya ketika melihat siapa orang itu, namun Mikayla? Dia lagi lagi memasang wajah tanpa ekspresi.
Kenpa nih orang sok kecakepan ada di rumah gue sih?Batin Mikayla
"Ngak usah, gue bisa pergi sendiri." tolak Mikayla dengan nada dinginnya.
Putra memutar bola matanya malas, kenapa sahabatnya ini? Dia selalu bersikap dingin jika berhadapan dengan seorang laki-laki lain terkecuali ayahnya,kakaknya dan dirinya.
"Yaudah. Sep, nanti sepulang Mikayla karate Mikayla nungguin lo di parkiran." ucap Putra
dengan nada antusias.
Mikayla membulatkan matanya kaget, menatap Putra dengan tatapan tajam. Putra yang merasa di tatap kemudian melihat ke arah Mikayla dengan jengah.
"Ngak menerima penolakan, lo ngak mau kan kejadian pagi tadi terulang?" tanya Putra dengan nada menggoda dan menaik turunkan alisnya.
Refleks Mikayla menggelengkan kepalanya,jika sudah seperi ini ia hanya bisa pasrah. Mikayla terlalu malas mendengar ocehan Putra yang menurutnya tidak penting itu.
"Yaudah, iya-iya kalu gitu gue masuk kedalem dulu dan buat lo jangan lupa jam 16:00 gak pakek telat gue tunggu di parkiran karate gue " putus Mikayla dengan pasrah lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
***
Gimana? Dapaf feelnya?
Alhamdulillah updata yaa, wkwk
Jangan lupa like dam kommennya ya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!