Pengenalan.
# Olivia Al Farish
Cantik, baik, sopan, ramah, perhatian, sabar dan berhijab.
#Angga Permana
Tidak punya pendirian, pembohong, Tidak rela Olive dimiliki oleh lelaki lain.
#Adnan
Baik, sopan, pernah dekat dengan Olive.
#Bu Sofie
Sombong, baik kepada yang lain, tapi tidak kepada Olive.
#Bude Yani
Baik, perhatian, pengasuh Yasmin sejak Olive kerja dan masih ada hubungan saudara dengan orang tua Olive.
#Arjuna Widjaya
Baik, perhatian, sopan, ramah, tidak mudah didekati perempuan.
#Lena
Sahabat Olive dibutik. Baik dan perhatian.
#Karina
Sombong dan angkuh, jahat
#Yasmin
Lucu, pintar, lincah dan baik.
#Elsa
Pemilik butik, baik, tapi suka salah paham.
#Ridwan
Jahat, suka main perempuan.
# Pak Rusdi & Bu Desi
Orang tua Olive dikampung.
...🌸🌸🌸🌸🌸...
Olivia POV.
Seseorang perempuan bernama Olivia Al Farish. Umurnya dua puluh delapan tahun. Diusianya sekarang sudah menjadi seorang janda dan sekaligus seorang ibu dari Yasmin Putri Permana tiga tahun.
Ia tidak membayangkan kalau pernikahannya akan gagal secepat itu. Pernikahan yang ia inginkan sekali seumur hidupnya hingga maut memisahkan, tapi kenyataannya kandas.
Dulu pernikahannya berjalan harmonis tidak ada cacat sedikit pun. Suaminya bernama Angga Permana. Umurnya lebih tua lima tahun dari Olive.
Sampai akhirnya Angga berselingkuh tanpa sepengetahuan Olive dengan teman kerjanya bernama Dian. Hinga melanjutkan kehubungan yang lebih serius.
Setelah beberapa bulan pernikahan Angga dan Dian, semua terbongkar dan Olive mengetahuinya.
Olive tidak terima kalau harus dimadu, hingga akhirnya pernikahan Olive dan Angga berakhir dimeja hijau.
Kini Olive tinggal dengan Yasmin dengan status jandanya dan ia harus tahan dengan semua cemoohan orang tentang statusnya.
...🌸🌸🌸🌸🌸...
Jam 06.00 WIB...
Matahari sudah menyinari pagi hari. Membangunkan Olive yang sedang tertidur lelap.
Olive merasakan seluruh tulangnya, seperti mau patah...badannya. Pegal-pegal semua. Kebetulan sekali hari ini sedang tidak sholat. Jadi terlambat bangun.
Olive melihat sekeliling kamar. Kenangan bersama mantan suaminya masih saja ada. Padahal sudah berpisah selama delapan bulan yang lalu. Menarik napas dalam-dalam, lalu dikeluarkan pelan-pelan lewat hidung.
Apalagi Olive masih tinggal dirumah yang sama. Semua kenangan masih ada dalam ingatannya. Sepahit apa pun itu, ia harus tetap kuat menjalani semua ini.
Pagi hari yang melelahkan baginya. Setiap hari beginilah kesibukan Olive. Memasak, bekerja dan mengurus putri kecil yang sudah banyak maunya.
Hari ini tidak sempat memasak, buat roti isi selai coklat dan segelas susu. Meletakkan semua dimeja.
Olive merapikan putri kecilnya, diikat rambutnya yang panjang, dipakaikan baju dan rok menambah kecantikannya. Lalu Olive mengajaknya untuk sarapan.
Yasmin kecil duduk dikursi dipegang roti lalu memakannya dan meminum segelas susu.
"Udah habis, ma."
"Wahh .. princess mama pintar. Tunggu disini ya. Mama ambil tas dulu."
Mengambil tas berbentuk doraemon milik princess dan tas milik Olive. Melihat jam ditangan sudah jam tujuh pagi. Ia bergegas lari keluar dan mengantar Yasmin pergi kerumah bude Yani.
Digendong putri kecilnya menuju rumah pengasuh yaitu bude Yani. Sudah sampai. "Ayo.. cepat ucapkan salam."
"Assalamualaikum bude!" Sapa Yasmin.
Keluar seorang perempuan paruh baya, bude Yani. Ia adalah pengasuh Yasmin. "Waalaikumsalam, Yasmin cantik. Ayo masuk."
"Bude, maaf aku sudah kesiangan. Aku langsung aja." Ucapnya yang sudah kesiangan dan mendekati putrinya dicium pipi Yasmin. "Mama pergi dulu, jadi anak pintar."
"Dadah mama." Melambaikan tangannya pada Olive. Ia pergi kerja dengan menggunakan ojek online..
Olive bekerja disalah satu butik ternama. Sudah enam bulan ini. Yasmin sampai saat ini masih dapat kiriman dari papanya setiap bulan. Walaupun tidak begitu besar. Olive masih sangat bersyukur, karena Angga masih peduli kepada Yasmin.
Sampai dibutik sudah jam delapan pagi.
Ia berjalan masuk kedalam butik. Dilihat Lena dan pegawai lainnya, sudah mulai membuka butik.
"Kesiangan lagi!" Sapa salah seorang pegawai bernama Dewi.
Olive hanya tersenyum, ia tidak ambil pusing. Segera ikut membereskan semuanya.
Hari ini suasana butik sangat ramai pengunjung. Banyak orang yang mau membeli atau sekedar melihat-lihat.
"Mba saya mau yang ini ya. Tolong segera dibungkus." Tanya salah seorang pengunjung kepada Olive.
Olive pun membungkus pesanan pengunjung butik. Lalu diberikan bon pada pengunjung tersebut untuk membayarnya pada kasir.
Hari ini pengunjung butik begitu ramai Olive sampai tidak sadar bahwa hari sudah begitu siang.
Dilihatnya matahari siang begitu panasnya. Ternyata sudah jam dua belas siang, sudah waktunya istirahat makan.
"Liv, nanti kita istirahat makan bareng ya." Sapa Lena.
Olive menjawab dengan anggukan. Lena dan Olive makan siang bersama. Iamembuka nasi bungkus yang tadi pagi ia beli diwarteg. Dilihatnya Lena mengeluarkan isi bekal yang dibawanya.
"Ayo Iiv, ambil sayurnya dan lauknya. Tadi pagi aku sempetin masak." Ajak Lena.
"Iya Lena, terima kasih. Ini saja sudah cukup."
Olive menghabiskan nasi bungkus. Cukup untuk mengganjal perutnya hingga sore hari.
Lena dan Olive sudah selesai makan, melanjutkan untuk sholat. Setelah istirahat selesai langsung melanjutkan kerja lagi
Hari ini mba Elsa memberikan bonus pada pegawai, karena hari ini butik ramai dan mendapatkan keuntungan lumayan banyak.
"Ini ada sedikit keuntungan butik buat kalian, ini semua juga berkat kalian semua karena sudah melayani pengunjung kita dengan sangat baik dan ramah." Ucap Mba Elsa.
Mba Elsa membagikan bonus keuntungan tersebut kepada pegawainya disini yang berjumlah empat orang.
Jam 16.00 WIB..
Sudah waktunya untuk pulang, Olive pun berpamitan pada Lena dan yang lainnya.
"Datang telat, pulang maunya cepat." Protes salah seorang pegawai.
Ia hanya bisa tersenyum dan mengelus dada saja. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri seperti itu istilahnya. Gerutu Olive dalam hati.
Kalau pulang dengan naik ojek online lagi pasti engga bisa nyimpan lagi. Gumam Olive.
Akhirnya Olive lebih memilih untuk jalan pelan-pelan. Barulah ia naik angkot.
Sampai juga didepan terminal. Olive segera menaiki angkot menuju rumahnya. Lima belas menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai.
Diberikannya ongkos angkot. Ia lalu berjalan kerumah bude Yani untuk menjemput Yasmin. Dijalan ia bertemu dengan Adnan, lelaki yang pernah dulu dekat dengannya sebelum ia menikah.
"Assalamualaikum Olive, mau ku antar sampai rumah." Sapa Adnan dengan membawa motornya.
"Waalaikumsalam. Tidak terima kasih, aku jalan saja. lagian ini sudah dekat."
Itu jawaban yang lebih baik. Walaupun dulu ia pernah dekat. Tetapi statusnya sekarang sudah beda. Adnan yang masih lajang sedangkan aku adalah seorang janda. Batin Olive.
Tidak terasa kaki melangkah, akhirnya sampai didepan rumah bude Yani. Olive melihat putrinya yang sedang main boneka dengan anak sebayanya.
"Assalamualaikum cantik"
"Waalaikumsalam, mama."
Yasmin berlari memeluk dan Mencium Olive. Harum tubuh putrinnya menandakan ia sudah mandi.
"Ayo cepat pamitan sama bude"
Mereka akhirnya pulang bersama Menyelusuri jalan menuju kerumah sambil mendengar putrinya yang terus bernyanyi.
Dirumah Olive....
Jam 19.00 WIB...
Saatnya makan malam tiba. Olive melihat isi kulkas, tak ada satu pun sayur yang ada.
Mau makan apa ya! Apa bikin nasi goreng aja, nasi ada, telur ada. Itu saja, tapi Yasmin mau apa engga ya? Batin Olive.
"Ma, lagi apa? Aku udah lapar nih. Lihat perut aku udah kempes!" Yasmin kecil sudah tidak sabar meminta makan.
"Sekarang udah malam mama ga punya stok sayuran dikulkas, besok kita masak lagi ya." Sahut Olive dan terus merayu, tetapi tetap saja Yasmin menolak.
Mau tidak mau, harus menuruti kemauan putrinya. Mata Olive terus mencari keberadaan dompet. Ternyata ada dibawah bantal. Langsung saja mengambil dan mengajak Yasmin keluar membeli makanan yang ia mau.
Ia terus berjalan menyelusuri gang tersebut. Melewati sekumpulan orang yang nongkrong digang tersebut. Barulah didepan sana banyak orang berjualan apa aja kalau malam hari ada.
"Yasmin mau kemana udah malam, om antar ya." Sapa salah seorang pemuda seumuran Olive. Tangannya mengandeng tangan Yasmin.
"Engga usah mas, terima kasih. Permisi." Lalu melanjutkan perjalanan.
Baru maju dua langkah. Mendengar seseorang mengatakan.
"Jadi janda aja sok jual mahal." Haha..haha..haha.. mereka tertawa bersama.
Deg..deg..deg.. jantung Olive berdebar kencang, lagi-lagi orang membicarakan tentang statusnya. Air mata sudah tidak tahan lagi. Tetapi ia berusaha cuek!
Tiba-tiba ada yang menarik-narik tangannya, ternyata Yasmin. "Mama, udah sampai. Aku mau makan chicken." Tangannya menunjuk kearah penjual chicken.
Mata Olive memandang kejalan ternyata sudah sampai ditempat yang dipinggir jalannya banyak penjual makanan.
Olive menghampiri penjual chicken.
"Pa, chicken satu ya, yang paha aja sama nasinya. Ucap Olive yang melihat Yasmin sangat senang.
"Asyik kita makan chicken. Ayo ma, kita pulang." Ajak Yasmin sambil meloncat kegirangan.
"Iya princess." Sahutnya dan melanjutkan perjalanan pulang. Kembali berjalan dan melewati sekumpulan orang yang nongkrong, pandangannya menunduk kebawah. Tangannya mengandeng tangan Yasmin.
Terdengar suara motor berhenti tepat didepan Olive, dilihat wajahnya ternyata adalah Adnan.
"Asaalamualaikum, Liv. Kamu sedang apa disini? Tanya Adnan yang melihat Olive dan Yasmin berjalan. Ia ingin mengajaknya.
"Waalaikumsalam. Aku habis beli chicken buat Yasmin disana." Jawabnya dan menundukkan pandangannya terhadap Adnan.
"Mama ..ayo cepat kita pulang. Aku udah lapar." Matanya melihat kearah Olive wajahnya yang memelas meminta agar cepat pulang.
Adnan yang mengerti betul tentang Olive akhirnya memberanikan diri. "Udah naik aku antar sampai rumah, kasihan Yasmin."
"Hore dianter sama om! Ayo cepat, ma. Kita pulang." Teriak Yasmin kegirangan matanya terus menatap Adnan.
Olive akhirnya mengiyakan kemauan Yasmin. Digendong tubuhnya yang kecil, duduk ditengah dan Olive pun duduk dibelakangnya.
Motor Adnan melaju kerumah dilewati gang tersebut, klakson dibunyikan. Sontak suara siulan dan ejekan pun terdengar.
Motor Adnan sampai didepan rumah.
Adnan dengan wajah yang penuh senyum, paling bisa menangkan hati Olive. Disapanya gadis kecil itu. "Hai cantik kita udah sampai, nanti makannya dihabiskan ya."
"Ya om baik! Ayo, ma kita masuk." Sahut Yasmin dengan mengandeng tangan Olive dan berjalan masuk kedalam.
"Mas, maaf aku masuk dulu ya. Sekali lagi terima kasih." Ucap Olive dan langkah kakinya maju kedalam meninggalkan Adnan sendirian.
Olive melihat dari balik hordeng, melihat Adnan menyalakan motornya dan pergi. Lagi-lagi terdengar suara anak kecil memanggil.
"Ma, aku udah lapar. Mana chickennya." Teriak Yasmin kencang yang mengagetkan Olive dan tangan Yasmin memegang piring.
"Anak mama pintar banget sih. Ini chicken terus duduk disana dan habiskan makannya. Ok" Ucap Olive dan tangan kanannya menyerahkan chicken kepada Yasmin.
Dertttttt🎶🎶
Olive segera mengambil ponsel dinakas, ternyata mas Angga.
Diangkat telepon dari mas Angga, ternyata besok mas Angga ngajak untuk ketemuan.
Ada apa lagi, ngajak ketemu. Mau apa lagi sih. Setiap kali mas Angga mau ketemu, aku selalu beralasan tidak bisa. sekarang mau alasan apa lagi. Batinnya.
Olive belum bisa move on darinya. Lagian ia tidak ingin istrinya nanti salah paham. Sebisa mungkin menghindari kesalah pahaman.
Olive terus saja mondar mandir tidak karuan pikirannya terus saja berputar, ditabraknya Yasmin yang sedang berdiri didepannya.
"Sayang kenapa bisa berdiri disitu." Tanya Olive yang kaget melihat Yasmin sedang berdiri dihadapannya.
Yasmin menyerahkan piring yang sudah kosong tanpa ada sisa, "Aku lihat mama mondar mandir, emangnya mama ga capek apa?" Sahut Yasmin dengan senyumnya yang khas.
"Mama ga capek cuma lelah aja." Mencubit pipi Yasmin dengan gemas.
"Sakit, ma" Pekik Yasmin.
Jam 21.30 WIB...
Digendong tubuh putrinya menuju kamar Yasmin dan ditaruhnya diatas kasur. Cium kepipinya yang halus.
"Cepat tidur. Ini sudah malam!" Perintahnya kepada Yasmin.
"Ma, aku kangen papa. Aku mau papa." Sahut Yasmin dengan mata yang terpejam.
"Cepat tidur besok Mama, telepon papa untuk jemput kamu ya. Sekarang tidur dulu." Ia berjalan meninggalkan kamar.
Dibuat segelas teh hangat untuk menghilangkan kepenatan yang ada.
Dilihatnya album pernikahan dan sebuah undangan peenikahan waktu dulu. Juga ada sebuah buku harian yang sudah lama tidak disentuh. Buku harian yang menceritakan tentang awal perkenalan Olive dan Angga sampai ada Yasmin Putri Permana.
Olive menangis sejadi-jadinya. Air mata ini sudah tidak terbendung lagi. Ingin rasanya memeluk dia. Orang yang telah menghancurkan masa depan, harapan, impian. Kini semuanya telah sirna. Ucap Olive dalam hati.
Segelas teh hangat diminum Olive sedikit demi sedikit, sambil mendengar alunan musik supaya lebih tenang lagi.
Lama-lama Olive pun terlelap dalam angan dan mimpi indahnya.
Jam 04.30 WIB...
Suara Adzan subuh terdengar ditelingga. Olive bangun pagi dan mulai melakukan aktifitas.
Dilihatnya kalender
Sekarang kan ulang tahun Yasmin pas tiga tahun. Pantesan aja kamu mau ngajak ketemu mas. Tapi aku belum mau ketemu kamu...
Yasmin juga minta ketemu sama papanya. Aku juga engga bisa nolak permintaannya.
Batin Olive.
"Mama lagi ngapain." Berdiri pas dihadapannya.
"Hai anak mama yang cantik udah bangun. Mama lagi mau jemurin baju. Nih bantuin mama ya." mengangkat ember yang berisi pakaian habis dicuci.
Digantung semua baju dan celana diatas jemuran. Tingkah Yasmin yang lucu ikut membantu menjemur.
"Selesai deh... sekarang kita warung ya."
Olive pun mengandeng tangan Yasmin.
Diajak putri kecilnya kewarung sayur.
Ditengah jalan dilihatnya banyak ibu-ibu yang berbelanja diwarung sayur. Lagi-lagi harus menyiapkan mental yang kuat untuk kesana.
Rasanya langkah kakinya mulai berat. Mulai berjalan pelan dan pelan, senyum diwajah Olive mulai dimainkan. Olive pun berbelanja sayuran dan cemilan untuk stok beberapa hari kedepan.
"Tunggu Olive, ibu mau bicara." Panggil seorang ibu pada Olive dengan membawa belanjaan.
Olive pun menyapa perempuan yang tidak lain adalah ibu dari Adnan. "Ada apa ya, bu."
"Apa benar semalam kamu boncengan sama Adnan." Dengan mata penuh tanda tanya terus menatap wajah Olive.
Suara tenang meladenin ibunya Adnan sambil mengandeng putri kecilnya.
"Ya semalam saya memang boncengan motor dengan mas Adnan, saya tidak sengaja ketemu digang, waktu saya habis dari depan."
Wajah datar tanpa senyuman, terus menatap Olive.
"Ibu ga mau orang membicarakan kalian berdua, memang dulu kalian ada hubungan. Tapi itu dulu sebelum kamu menerima perjodohan orang tua kamu. Apalagi sekarang status kamu udah beda. Janda beranak satu. Ibu ga akan setuju dengan hubungan kalian.
Ibu akan jodohkan Adnan dengan perempuan single."
Ibunya Adnan langsung pergi tanpa pamit, bagi Olive, kata-kata seperti itu bukan yang pertama kali ia dengar. Tapi tetap saja hati Olive tidak lah kuat.
Ingin rasanya ia menangis, untuk meluapkan semua emosinya. Tapi ia harus tetap kuat didepan putri kecilnya.
"Mama baik-baik aja." Wajah polos itu menyapa Olive, seakan mengerti tentang mamanya.
"Iya sayang, nanti bantu mama masak ya." Ucap Olive pelan dan tersenyum kearah Yasmin.
Dirumah Olive...
Sampai dirumah, Olive langsung menyiangin sayuran dan memasak untuk Yasmin.
"Hore.... sudah matang. Aku mau makan sama sayur, sama ayam juga." Berteriak kegirangan melihat sayur kangkung dan ayam goreng sudah matang.
Olive mengambil nasi diisi ayam goreng dan sayur kangkung. "Ini makan dulu dan cepat habiskan."
Dilihatnya Yasmin duduk sendiri, tangannya mulai memotong ayam. Mulutnya penuh dengan nasi.
Suara ponsel menyadarkan Olive, Dilihatnya ada pesan dari Angga. Angga mengajak untuk bertemu dengan Yasmin. Disebuah taman dekat rumah.
"Princess udah habis makannya." Tanya Olive dan melihat piring yang dipegang Yasmin sudah bersih.
Menyerahkan piring kosong kepada mamanya. "Ini sudah habis, ma! Kita jadi ketemu sama papa kan, ma." Sahut Yasmin dengan mata yang bersinar memancarkan kebahagiaan.
"Ya, sayang. Sekarang kekamar lalu ganti bajunya." Perintah Olive.
Yasmin kecil berlari kekamar. Ia Menganti bajunya. Sedangkan Olive juga bersiap-siap mengganti baju dan kerudungnya, untuk pergi keluar.
"Yeay..anak mama udah cantik. Kita sekarang pergi yuk!" Ajak Olive berjalan bersama Yasmin dengan mengandeng tangannya.
Lima menit mereka berdua berjalan, sampai juga ditaman. Olive melihat mobil Angga yang sudah ada diseberang jalan.
Tangan Olive ditarik oleh Yasmin kencang sekali. Ia terus berteriak memanggil papanya.
"Mama.. itu papa. Ayo cepat kesana. Papa....!"
"Sabar sayang."
Yasmin berlari dan langsung memeluk papanya. Sudah delapan bulan sejak resmi bercerai Olive dan Angga memang tidak pernah bertemu. Duka yang ia rasakan dirasakan juga oleh Yasmin. Yasmin harus merasakan delapan bulan juga tidak bertemu dengan papanya.
"Hai sayang. Papa kangen sekali sama princess." Sapa Angga kepada putrinya.
"Papa jangan pergi lagi, ayo kita pulang kerumah. Mama nangis terus kalau papa ga ada." Ucap Yasmin begitu polos.
Olive hanya diam saja mendengarnya. Dilihatnya mata Angga yang berkaca-kaca.
"Liv, aku mau ngajak kamu sama Yasmin pergi. Aku mohon, kamu mau ya." Ucap Angga meminta dengan sangat memohon dan memakai senjata pamungkasnya adalah Yasmin.
Dengan wajah terpaksa akhirnya Olive pun mengiyakan permintaan mantan suaminya Angga.
Mereka bertiga pergi menaiki mobil, untuk pergi ke taman hiburan.
Yasmin senang sekali, ini untuk pertama kalinya ia tersenyum kembali setelah delapan bulan tidak bertemu dengan papanya. Berjalan bersama, layaknya keluarga yang utuh.
DiDufan...
Jam 11.00 WIB.
Digandeng tangan mama dan tangan papanya. Mengajak masuk Dufan.
"Ayo ma, pa cepat kita udah sampai. Aku mau naik perahu."
"Iya sabar sayang. Yasmin sama mama tunggu disini. Papa beli tiket masuk dulu."
Yasmin kecil menjawab dengan anggukan.
Angga pergi membeli tiket masuk. Olive dan Yasmin menunggu dibawah pohon.
Dikeluarkan isi bekal untuk Yasmin. "Ini sayang, ada coklat, Chiki, dan biskuit satu lagi ada susu juga. Kamu mau yang mana." Tanya Olive pada putrinya.
Dilihatnya Yasmin, sedang memilih cemilan mana yang mau dimakan. Diambilnya sekotak susu cair yang dipilih.
"Maaf kalian lama menunggu ya, ayo kita masuk." Ajak Angga dengan membawa tiga tiket masuk.
Wahana pertama dinaiki adalah perahu air, kita bertiga menaiki perahu air. Olive mengambil kesempatan untuk mengambil foto Yasmin yang sedang tersenyum bahagia.
Selesai menaiki perahu air, Yasmin menarik tangan Olive lagi. Pasti ada yang diminta anak bertubuh kecil ini.
"Mama, aku mau itu." Tangannya menunjuk kearah istana anak.
Lagi-lagi Olive dan Angga harus mengikuti kemauan putrinya masuk keistana anak. Anak kecil itu terus saja bernyanyi. Tidak lelahnya dari tadi berlarian.
Akhirnya perjalan keistana anak pun selesai. Matahari siang ini begitu panas. Keringat sudah membasahi baju Yasmin yang tidak bisa diam.
"Anak mama yang cantik ini, bagaimana kalau makan siang dulu." Ucap Olive.
Olive sengaja mengajak Yasmin dan Angga maka siang, cacing didalam perutnya sudah mulai minta jatah.
Jam 13.30 WIB..
Mereka bertiga berhenti ditempat makan. Memesan makan dan minum.
Dilihatnya wajah Yasmin penuh keringat dan papanya sibuk dengan memainkan ponselnya.
"Princess sayang ganti baju dulu ya." Segera Olive mengganti baju dan celana Yasmin.
"Mama aku capek, lapar." Teriak Yasmin.
"Iya itu makan sama minumnya sudah datang." Menunjuk kearah pelayan yang sedang membawa makanan dan minuman.
"Ayo sayang kita makan dulu." Ajak Angga kepada putrinya.
Angga menatap Olive dengan penuh tanya. "Sekarang kamu kerja dimana, Liv."
"Masih ditempat yang sama, mas! Bagaimana kabar istri mu? Ku dengar Dian baru saja melahirkan." Tanya Olive.
Malas sebenarnya menanyakan hal itu, tapi setidaknya dari pada harus membahas tentang ku. Batin Olive.
"Dian sehat, memang baru habis melahirkan."
Balas Angga.
"Ma, makan ku sudah habis." Ucap Yasmin.
Ia berjalan mendekati mamanya...
Dipangkunya tubuh kecil Yasmin. Mengelus rambutnya yang panjang. Sebentar saja ia sudah terpulas.
Angga menyerahkan sebuah amplop kepada Olive "Ini buat kamu dan Yasmin. Aku cuma bisa kasih ini."
"Apa ini mas?" Ucap Memegang sebuah amplop. Dilihat isi dalamnya ternyata isinya uang yang cukup banyak.
Olive sangat terkejut, ini pertama kalinya ia menyerahkan uang diluar jatah bulanan untuk Yasmin.
"Apa maksudnya dengan semua ini, mas?" Tanya Olive penasaran kepada Angga. Menatap mata Angga penasaran.
Angga memegang tangan Olive dan berkata.
"Aku mendapatkan bonus, ini untuk mu. Simpan saja dan aku mohon tolong kamu terima semua ini."
"Maaf mas, aku engga bisa terima ini semua. Sekali lagi maaf. Sebaiknya mas gunakan ini buat Dian saja. Ia lebih berhak sekarang." Olive menyerahkan amplop tersebut kepada Angga.
"Sudah sore mas, sebaiknya kita pulang." Olive meminta pulang karena dilihatnya jam tiga sore.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!