Disebuah mansion yang cukup besar,terlihat dua keluarga yang sedang sarapan bersama. Tidak ada suara sama sekali, hanya dentingan sendok dan garpu. Para maid hanya diam menyaksiskan pemilik rumah sarapan.
Sudah 3 tahun berlalu,mansion itu seperti tak berpenghuni. Mereka hanya berlalu-lalang seperti orang asing. Tidak ada sapaan dan ucapan yang keluar antara mereka. Saling membenci, dan membenci diri sendiri.
Hanya beberapa orang saja yang bertegur sapa,tidak ada kebahagiaan, tidak ada senyuman, tidak ada kegembiraan dimansion itu. Rasa penyesalan dan penderitaan dirasakan secara bersamaan. Semua bercampur menjadi satu.
"pagi tuan"sapa seseorang berpakaian serba hitam, dia adalah seorang dektekfit. Namun, untuk apa detektif datang kesana?
"apa sudah ada info tentang putri saya"kata seorang pria paruh baya, dengan nada dingin dan tatapan tajamnya
"maaf tuan, pencarian kali ini gagal lagi. Tidak ada jejak sama sekali"kata detektif itu menunduk
"coba lagi cari dirumah sakit lain, temukan putri saya"kaya pria paruh baya itu dengan tatapan sendunya
Detektif itu langsung pergi dari sana, semua orang merasa sedih mendengar berita itu. Sudah 3 tahun, banyak detektif yang dipekerjakan hanya untuk mencari satu orang gadis. Namun, tidak ada hasil sama sekali.
"ayah jangan sedih lagi. Ingat kesehatan ayah"kaya seorang pria yang berumur sekitar 21 tahun yang memakai pakaian formal.
"tapi Raja, belum ada kabar. Sudah 3 tahun, ayah bingung harus bagaimana lagi"kata pria paruh baya itu yang sudah menangis.
Dia adalah Raymond, sejak kepergian Christy 3 tahun lalu. Kesehatannya mulai memburuk, sekarangpun Raymond harus duduk dikursi roda. Raja hampir gila menghadapi semua situasi ini.
Keluarga Raymond dan Stamford sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, tidak ada hasil walau hanya sedikit. Gadis itu hilang seperti ditelan bumi, tidak ada sedikitpun jejak yang ditinggalkan.
"semua ini karena kalian berdua"kata Raymond menatap Raka dan Siska marah.
"maaf mas hiks hiks aku salah hiks hiks"kata Siska yang sudah menangis disamping Megan.
"sudah ayah, kami sadar kalau perbuatan kami itu salah. Aku mohon jangan menyalahkan kami terus"kata Raka menatap sendu pada ayahnya itu.
"ayah kira, kamu adalah seorang pria yang bisa menepati janji. Tapi, kamu tidak bisa menepatinya. Karena kamu, putri ayah dibawah entah kemana"kata Raymond yang sangat marah.
"AARGH"teriak Raymond meremas dadanya yang terasa sakit.
Raja dan Wijaya daddy Revano, langsung berdiri menghampiri Raymond. Pria itu selalu seperti ini. Mengeluarkan emosinya dan berakhir sakit.
"Ray, mamu harus kontrol emosi kamu ini. Berbahaya"kata Wijaya khawatir.
"ayah, sebaiknya ayah istirahat di kamar. Biar aku antar"kata Raja.
"dad, aku antar ayah kekamar dulu. Maaf tidak menyelesaikan sarapannya"kata Raja pada Wijaya.
"yasudah tidak apa-apa, antar ayahmu kekamar. Kasihan dia"kata Wijaya pada Raja
Raja langsung membawa Raymond menuju kamar milik ayahnya itu, keadaan dimeja makan masih tegang. Siska menangis tersedu-sedu karena merasa bersalah. Sedangkan Raka hanya bisa terdiam dan menunduk.
"lo gak apa-apa?"tanya Revano menepuk perlahan pundak Raka.
"ini salah gue Rev, andai gue bisa percaya sama Chris. Ini gak akan terjadi, dia gak akan dibawah pergi sama bang Richard"kata Raka menatap sendu pada Revano.
"lo harus kuat Rak, lo harus terus nyari dimana keberadaan Chris. Gue sama yang lain sampai sekarang masih nyari keberadaan Chris"kata Revano.
"sebenarnya dimana Chris? Apa Michel benar-benar gak tahu dimana dia?"tanya Raka menatap Revano.
"gue juga gak tahu Rak, tapi sejak perginya Chris. Michel jadi dingin, cuek bahkan jarang ngomong. Kalau dia tahu, pasti dia bilang ke kita"kata Revano.
"kamu dimana princess"ucap Raka menunduk membiarkan air matanya terjatuh.
//skip//
Disebuah ruang ICU terlihat 3 dokter tampan yang sedang memeriksa keadaan Christy. Mereka adalah Michel, Genta dan juga Renal. Keadaan Christy terus dipantau, bukan hanya ketiga dokter itu. Namun, masih ada lagi dokter yang menangani Christy.
2 suster, Genta dan juga Renal melotot melihat perlakuan Michel pada Christy. Mulai dari tatapan, hingga suara lembut yang Michel keluarkan. 3 tahun bekerja bersama, semua perawat dan dokter tidak pernah melihat senyuman lebar dari Michel, nada bicara dingin yang biasa mereka dengan justru sekarang sangat berbanding terbalik.
"dokter Genta, MRI pasien?"tanya dokter Renal pada dokter Genta yang berdiri disampingnya.
"seharusnya sudah dikirim sekarang"kata dokter Genta mengotak-ngatik sebauh laptop yang berada di dekat kaki Christy.
"sudah ada dok"kata dokter Genta, lalu dokter Renal melihat hasil MRI milik Christy.
"semua sudah mulai membaik dan kondisi vital pasien sudah stabil. Saya rasa tidak perlu menunggu lama untuk pasien bisa pulih"kata dokter Renal membuat Michel mengangguk menandakan dia mengerti.
"kalau ada apa-apa, bilang ke aku okey"kata Michel mengelus lembut kepala Christy.
"iya, makasih Cel"kata Christy tersenyum sangat manis, hingga membuat dokter Genta dan dokter Renal merasa sangat terkejut. Wajah cantik Christy sangat natural.
"dok, jam 9 nanti pasien akan mulai terapi berjalan, sendi-sendi pasien sangat lemah. Karena sudah 3 tahun terus terbaring"kata dokter Genta membaca sebuah kertas putih hasil pemeriksaan.
"hmm siapa yang bertugas melakukan terapinya ? Apa kamu?"tanya Michel melihat kearah dokter Genta.
"tugas saya"jawab dokter Renal menatap sinis kearah Michel.
"apa tidak ada dokter lain?"tanya Michel menatap genta. Genta hanya bisa diam dan bingung harus menjawab apa.
"terapi seperti ini memang sudah tugas saya, dokter Michel"kata dokter Renal membuat Michel kesal.
"Cel"tegur Christy yang tahu jika Michel sekarang sedang dalam mode marah.
"hmm lakukan dengan baik."kata Michel sinis.
"Cel, bang Richard mana?"tanta Christy yang belum melihat kehadiran abangnya itu.
"dia katanya mau kemarkas. Ada urusan"kata Michel.
"dok ada pasien di IGD"kata dokter Genta yang baru saja menerima telfon dari perawat IGD.
"aku keruang IGD dulu, kalau ada apa-apa telfon aku okey"kata Michel mencium singkat bibir Christy lalu keluar diikuti yang lain.
"susah yah kalau punya pacar dokter. Dikit-dikit IGD, UGD, ICU, ruang operasi. Untung sayang"kata Christy terkekeh dengan perkataannya sendiri.
Saat Christy sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba ada seorang perawat masuk kedalam ruang ICU. Christy menatap perawat itu seolah bertanya apa yang dia lakukan.
Bukannya menjawab, dia justru memberikan selembar kerta berwarna kuning lalu pergi tanpa mengatakan apa-apa. Christy yang bingung langsung membuka dan membaca selembar kertas itu.
"apa kabar? Sudah lama tidak berbicara denganmu. Aku kembali, karena mendengar kalau kamu mengalami hal buruk. Aku sudah memperhatikan kamu sejak 3 tahun belakangan ini, aku takut kamu akan sedih, jadi aku muncul seperti ini. Aku juga takut bang Richard sedih karena melihat kemunculanku, tapi aku akan tetap muncul. Walau bukan sekarang, Tunggu aku"
Christy mengkerutkan dahinya membaca surat itu. Siapa dia? Maksudnya apa? Apa dia mengenalku? Seperti yang ada di fikiran Christy sekarang, saat Christy berfikir keras dia tidak sadar jika ada Richard disebelahnya.
Richard langsung mengambil kertas itu, berbeda dari ekpresi bingung Christy. Justru Richard menampilkan wajah terkejutnya.
"sudah saya duga, kamu yang menulis semua surat ini. Apa mau kamu sebenarnya? Kalau kamu dengar saya, saya mohon jangan macam-macam. Kamu sendiri tahu kalau saya tidak bisa menyakiti kamu, walaupun saya mau"batin Richard menahan emosi.
Richard langsung mengantongi surat itu, Christy menatap bingung wajah Richard. Richard langsung merubah ekpresinya dan tersenyum pada Christy.
"gimana keadaan kamu, princess?"tanya Richard sambil memainkan rambut Christy.
"udah lumayan sih bang, jam 9 nanti aku harus terapi berjalan katanya"kata Chrisy menjawab pertanyaan Richard sambil tersenyum.
"hmm bang, kenapa dari kemarin gak ada yang datang jengukin aku? Ayah? Bang Raja? atau mommy?"tanya Christy yang merasa bahwa dari kemarin hanya Richard dan Vira yang datang.
"tidak usah memikirkan keluarga itu lagi. Setelah ini, kamu akan tinggal bersama dengan abang. Hanya abang"kata Richard membuat Christy bingung.
"maksud abang apa?"tanya Christy bingung.
"abang gak mau kamu berhubungan dengan keluarga itu lagi. Karena mereka kamu jadi seperti ini"ucap Richard dengan wajah yang sangat serius.
"tapi bang, aku rindu sama mereka. Apa abang tidak memberitahu keberadaan aku, selama aku koma?"tanya Christy.
"abang tidak memberitahu, bahkan tidak membiarkan mereka bisa mencari tahu tentang kamu"kata Richard membuat Christy semakin terkejut.
"bang, mereka pasti kebingungan. Kenapa abang seperti ini?"tanya Christy menatap sendu pada Richard.
"abang seperti ini, karena abang takut kehilangan kamu princess. Jadi abang mohon, ngertiin perasaan abang"kata Richard, membuat Christy kebingung.
"bang, mereka keluarga kita. Abang jangan seperti ini, kasihan mereka. Pasti mereka kebingung mencari keberadaan aku"kata Christy membuat Richard seketika berdiri, dan menampilkan wajah dinginnya.
"abang tidak suka dibantah Christy, kalau abang bilang tidak berarti tidak. Mengerti!"kata Richard memanggil Christy bukan dengan kata princess, nampaknya dia benar-benar marah. Karena takut kemarahannya diluar batas, Richard memilih untuk keluar dan meninggalkan Christy.
Christy terdiam mencerna baik-baik perkataan Richard, ini pertama kalinya Richard tidak menggunakan kata princess untuk dirinya. Sepertinya Richard sangat marah. Dahulu Richard juga menyebutkan nama Christy dan bukan princess. Itu semua karena Rihard marah pada Christy, yang mengikuti perang antar mafia,tanpa seizin dirinya.
Saat Christy sibuk memikirkan Richard, tiba-tiba dokter Renal masuk dengan membawa kursi roda. Christy menatap dokter Renal yang baru saja masuk kesana.
"terapi akan dimulai sekarang"kata dokter Renal, lalu membantu Christy untuk duduk dikursi roda yang dibawahnya.
Dokter Renal langsung mendorong kursi roda itu menuju ruang terapi, ruang terapi yang digunakan dilantai yang sama dengan ruang ICU yang Christy tempati. Itu semua atas perintah Richard, agar tidak ada yang melihat Christy.
Saat sampai diruang terapi, dokter renal terkejut melihat ada Michel yang duduk didalam. Michel tersenyum lalu mengecup singkat pipi Christy. Christy terkejut dengan apa yang Michel lalukan, terlebih lagi didalam ruang terapi ada cukup banyak perawat.
"Cel, di lihatin sama perawat"kata Christy memukul pelan lengan Michel.
"gak perduli, abisnya aku rindu banget cium pipi kamu. Lagi deh"kata Michel mencium pipi Christy berkali-kali membuat Christy merasa geli.
"Cel udah"kata Christy mendorong Michel agar berhenti menciumnya.
"apa sudah adegan romantisnya? Bisa saya mulai terapinya?"tanya dokter Renal dengan nada dingin.
"sirik"kata Michel sinis membuat Christy merasa tidak enak .
"Cel udah, aku mau terapi dulu yah"kata Christy membuat Michel mengalah lalu duduk kembali membiarkan dokter Renal bekerja.
Dengan hati-hati dokter Renal membantu Christy berdiri. Dengan perlahan kaki Christy mulai bergerak, sedikit kaku rasanya. Karena sudah 3 tahun kaki itu tidak di pakai berjalan.
Dokter Renal berjongkok sebentar lalu menekan telapak kaki Christy, dokter Renal bisa melihat ekpresi Christy yang menahan rasa sakit. Lalu dokter Renal kembali berdiri dan menggenggam kedua tangan Christy dan kembali berjalan perlahan.
"jika ada bagian yang sakit katakan"kata dokter Renal yang terus membantu Christy berjalan perlahan.
"kenapa kaki saya kaku sekali dok? Seperti susah digerakkan"kata Christy melihat kakinya yang melangkah dengan sangat pelan.
"saraf-saraf dikaki anda seperti membeku. Anda sudah 3 tahun tidak beraktifitas. Semua saraf anda pasti sama. Namun, kaki anda lebih merasakan dampaknya"kata dokter Renal menjelaskan semuanya.
"aargh"Christy meringis kesakitan saat kakinya tiba-tiba kehilangan keseimbangan. Untung saja dokter Renal langsung menahannya. Michel yang melihatnya hanya bisa melafalkan banyak doa, berharap Christy tidak terpanah dengan wajah tampan rekan kerjanya itu.
"hati-hatilah, anda baru berjalan selama 3 tahun. Perlahan itu lebih bagus"kata dokter Renal menatap Christy.
"iya dok, terimakasih"kata Christy tersenyum kikuk pada dokter Renal.
"ingat itu tunangan saya, jangan di ambil!"kata Michel dengan nada menyinggung, sambil memainkan HPnya . Perkataan Michel membuat Christy merasa tidak enak pada dokter Renal.
"maaf yah dok, Michel memang seperti itu"kata Christy tersenyum kikuk.
"jangan senyum seperti itu, jantung saya mau copot"kata dokter Renal dengan ekpresi dinginnya. Membuat Christy berhenti tersenyum.
"duduklah"kata dokter Renal lalu membantu Christy duduk dikursi roda.
"terapi ini hanya akan dilakukan 1 minggu sekali saja, setiap hari saya akan memberikan sinar X Pada kaki anda agar lebih kuat lagi"kata dokter Renal membawa Christy mendekat pada Michel.
"dokter Renal anda tidak menyukai tunangan saya kan?"tanya Michel yang langsung mendapatkan cubitan dari Christy.
"maaf yah dok, pacar saya ini kadang gila"kata Christy tersenyum kikuk pada dokter Renal.
"dokter Michel, sebaiknya anda beritahu pada tunangan anda. Jangan suka tersenyun seperti itu, saya tidak bisa menjamin kalau saya mungkin bisa menyukainya"kata dokter Renal tersenyum sinis lalu pergi dari sana.
"Chris lihat kan, dia itu dokter gila. Kalau ini bukan rumah sakit, udah aku pukulin dia"kata Michel yang terlihat sangat kesal.
"udah lah Cel"kata Christy terkekeh melihat wajah kesal kekasihnya itu.
"jangan senyum kalau ada dia, nanti dia suka sama kamu aku yang repot"kata Michel menutupi wajah Christy dengan tangan kekarnya itu.
"kok kamu yang repot?"tanya Christy menurunkan tangan Michel.
"aku repot harus bersaing lagi sama dia. Kalau kamu gak lagi sakit, hari ini juga aku nikahin kamu!"kata Michel membuat Christy terkekeh.
"ada-ada ajah kamu Cel"kata Christy terkekeh.
"aku anterin keruangan kamu"kata Michel mendorong kursi roda Christy dan hendak keluar. Namun saat hendak keluar, Michel berhenti didepan para perawat yang sejak tadi memperhatikannya.
"tunangan saya cantik kan? Jngan iri yah. Dan jangan sedih, karena dokter ganteng ini udah punya tunangan"kata Michel lalu berlari membawa kursi roda Christy. Christy tertawa mendengar perkataan Michel itu
"akhirnya kebahagiaan aku lengkap lagi Chris, aku akan selalu jagain kamu. Aku gak akan biarin kamu terluka lagi. Aku cinta sama kamu Chris"batin Michel bahagia.
Dimarkas KC terlihat Richard yang baru saja sampai kesana. Semua anggota KC menunduk hormat saat melihat si jendral yang baru saja masuk. Rahel yang sedang berlatih langsung berhenti dan menunduk hormat pada Richard.
Sudah 3 tahun Rahel menjadi leader KC, tidak ada yang berubah. Kekuatan rlRahel semakin hebat, level gadis itu hampir menyamai Richard dan Christy.
"apa kabar bang"sapa Rahel pada Richard.
"baik"jawab Richard lalu pergi menuju ruang bawah tanah, meninggalkan Rahel yang menatapnya sendu.
Richard menarik kencang samurai miliknya, membawa samurai itu masuk keruang bawah tanah. Wajah Richard terlihat sangat marah, pertengkarannya dengan Christy membuatnya sangat marah. Dan kemarahannya butuh pelampiasan.
"apa kabar?"tanha Richard pada kedua tahanannya yang sudah tidak berdaya. Sudah 3 tahun mereka di siksa setiap hari, tidak ada ampunan untuk mereka.
"su....su....sudah cukup, bu...bu....bunuh saja kami"kata seorang pria yang tidak lain adalah Alex. Kondisinya sudah sangat mengenaskan.
"seharusnya kalian sudah saya bunuh sejak kemarin. Karena, princess sudah sadar dari koma. Tapi saya masih ingin menyiksa kalian"kata Richard menginjak telapak tangan Alex dengan sangat keras.
"AAARRGGH"teriak Alex merasa tangannya yang sangat perih dan sudah hampir putus.
"sebenarnya apa mau lo? Kita sudah tersiksa selama 3 tahun, apa belum cukup buat lo"kata seorang gadis yang tidak lain adalah Zee, gadis itu sangat mengenaskan. Bahkan bajunya sudah mau terlepas.
"ini akibat karena kalian sudah melukai orang yang berharga dihidup saya"kata Richard mendang Zee cukup keras, hingga gadis itu mengeluarkan darah dari mulutnya.
"gimana kalau kita main-main lagi"kata Richard menggoreskan ujung samurainya di pipi kanan Zee.
"jangan lagi, gue mohon. Kasihan adek gue. Siksa ajah gue"kata Alex memohon pada Richard yang berjongkok didepan Zee.
"sebenarnya saya juga males mau capek-cape nyiksa kalian. Tapi karena saya selalu emosi, dan saya harus butuh pelampiasan"kata Richard menampilkan seringainya yang sangat mengerikan.
"JENDRAL"teriak anggota KC yang menerobos masuk keruang bawah tanah.
"tidak usah teriak"ucap Richard yang marah dengan anggota KC itu.
"maaf jendral, tapi ini diluar markas ada yang melemparkan ini"kata anggota KC memberikan botol kaca yang berisi segulung kertas.
"siapa yang melemparkannya?"tanya Richard mengambil botol itu.
"maaf jendral, tidak ada orang didepan markas. CCTV juga tidak menangkap siapa-siapa"jawab anggota KC itu menunduk takut.
Richard langsung membuka botol itu, dan membuka gulungan kertas dari dalam botol itu. Richard membaca setiap baris dari kalimat dikertas itu. Wajah Richard sedikit terkejut membaca surut itu.
"sorry kalau muncul dengan cara gini, aku kayak gini karena aku cinta sama dia. aku perduli sama dia, Abang gak usah khawatir, aku gak akan nyakitin siapapun. Aku cuma mau dia, itu ajah. Jaga diri yah. Bang"
Begitulah isi kalimat di surat itu, nafas Richard seketika memburu. Alex yang mendapatkan kesempatan, langsung menarik surat itu dari tangan Richard.
Alex tersenyum sinis membaca surat itu, Richard merampas kembali surat itu. Lalu menendang Alex hingga tersungkur menghantam kursi.
"jangan campuri urusan saya"kata Richard menatap al
Alex marah.
"dia sudah kembali ternyata. Sejarah apa lagi yang akan kalian buat"kata Alex dengan nada sinis, yang berhasil membuat Richard semakin marah.
BUGH
BUGH
BUGH
BUGH
Dengan membabi buta, Richard memukul Alex. Amarahnya benar-benar memuncak. Alex membuat emosinya semakin meledak-ledak. Alex bukannya memohon ampun, justru dia tertawa membuat Richard semakin marah.
"mau lo pukul gue terus, orang itu gak akan hilang dari dunia. Kecuali, lo bunuh dia!"kata Alex membuat Richard mengeluarkan sisi iblisnya.
"DIAM KAMU"teriak Richard marah.
Richard menarik samurainya dan mengiris cepat kaki Alex, darah segara keluar dari kaki Alex. Kaki pria itu hampir putus, para anggota KC yang ada disana langsung berlari keliar untuk mencari Reza dan Aron. Hanya mereka yang bisa menghentikan Richard.
Reza dan Aron yang mendengar suara teriakan Richard, seketika berlari menuju ruang bawah tanah. Mereka berdua terkejut melihat tubuh Alex yang sudah tidak utuh. Alex pasti sudah mati, itu yang mereka fikirkan. Badan Richard dipenuhi darah, Reza manarik Richard, sedangkan Aron menarik samurai dari tangan Richard.
"LEPAS"teriak Richard mendorong Reza menjauh darinya.
"Alex udah mati, lo mau sampe kapan mukulin dia ****"kata Reza marah.
"bakar jasadnya"kata Richard lalu keluar dari ruang bawah tanah.
"sebenarnya kenapa dia bisa semarah ini?"tanya Aron pada salah satu anggota KC.
"karena surat ini"kata anggota KC memberikan selembar kertas pada Reza dan Aron.
"sial dia kembali"kata Reza membuang kertas itu.
"bakar jasad Alex"kata Aron.
"enggak-enggak, jangan apa-apain kakak gue"kata Zee memeluk tubuh Alex yang sudah tidak bernyawa lagi.
"kak hiks hiks"Zee terisak memeluk tubuh Alex yang berlumuran darah.
"gue sebenarnya kasihan sama lo, tapi gue gak bisa berbuat lebih buat nolongin lo"kata Aron menatap kasihan kearah Zee.
"udah jangan nangis, luka di pipi lo nanti perih kalau kena air mata"kata Reza melemparkan sebuah kain putih seperti sapu tangan.
"urus dia"kata Aron lalu keluar bersama dengan Reza.
"andai saya bisa bantuin kamu keluar dari sini, saya gak tega lihat kamu kayak gini. saya sayang sama kamu"batin seseorang sendu.
//skip//
Dirumah sakit tepatnya di ruang ICU, Michel datang untuk melihat kondisi Christy. Michel yang baru masuk langsung berbaring di atas brankar bersama dengan Christy. Christy terkejut dengan apa yang Michel lakukan itu.
Baru saja Christy ingin menegur Michel, namun dia mengurungkan niatnya. Karena melihat wajah lelah Michel. Dengan perlaha, Christy mengeluas rambut Michel. Michel memeluk pinggang ramping Christy.
"capek banget yah?"tanya Christy dengan nada yang terdengar begitu lembut.
"lumayan sih"jawab Michel mengangkat kepalanya menatap Christy.
"mulut kamu bau rokok Cel"kata Christy membuat Michel duduk dan menatap Christy.
"kamu ngerokok Cel? Iya?"tanya Christy dengan wajah yang terlihat marah.
"hmm, iya Chris"jawab Michel dengan suara kecil.
"kenapa? Kenapa harus ngerokok? Kamu dokter Cel. Kamu tahu itu bahaya buat kesehatan kamu"kata Christy menatap Michel dengan tatapan kecewanya.
"jangan marah, please. Aku udah gak bisa lepas dari itu Chris. Itu udah jadi kebiasaan aku, saat aku lelah atau lagi sedih Chris"kata Michel menggenggam tangan Christy.
"mana rokoknya?"tanya Christy melepaskan tangannya dari genggaman Michel.
"kamu mau ngapain?"tanya Michel bingung.
"mana rokoknya Michel?"tanya Christy dengan nada bicara sinis.
"nih"kata Michel mengeluarkan sebungkus rokok dari jas dokternya. Dengan cepat Christy merampas bungkusan rokok itu. Michel sedikit terkejut dengan gerakan cepat kekasihnya.
"aku gak mau tahu, gimanapun caranya berhenti ngerokok Cel. Jangan sampai kamu beli rokok tanpa sepengetahuan aku"kata Christy dengan wajah marahnya.
"okey, aku akan usahain. Gak mungkin kan langsung bisa berhenti"kata Michel dengan nada santai, berusaha mengerti perkataan Christy.
"usahin Michel"kata Christy membuat Michel gemas dan mencubit pipi Christy.
"iya sayangkuu"kata Michel lalu mendekat dan memeluk Christy.
"kamu gak suka sama dokter Renal kan?"tanya Michel membuatnya mendapatkan cubitan dari Christy.
"Cel apaan sih"kata clChristy kesal lalu mendorong Miichel.
"bercanda sayang"kata Michel mengacak gemas rambut Christy.
"aku mau ngegosip deh sama kamu"kata Michel sedikit mendekat dan berbisik pada christy.
"baru tahu aku, ada dokter yang suka ngegosip sama pasiennya"kata Christy terkekeh begitu juga dengan Michel.
"aku serius nih, ada gosip tahu"kata Michel.
"emang gosip apa?"tanya Christy yang ingin tahu apa gosip yang akan Michel katakan.
"aku itu dokter yang paling ganteng dirumah sakit ini"kata Michel lalu tertawa terbahak-bahak membuat Christy ikut tertawa. Walaupun menurutnya itu tidak lucu, setidaknya Michel sudah berusaha membuatnya tertawa.
"apaan sih, sok ganteng banget. Dokter Genta juga ganteng kok"kata Christy membuat Michel kesal.
"yaudah kamu sama dia ajah"kata Michel berpura-pura kesal.
"makasih loh udah ngizinin aku sama dokter Genta"kata Christy mencolek-colek pipi Michel yang sedang kesal.
Tiba-tiba Michel menahan tangan Christy dan mendekat pada wajah Christy. Christy terkejut dengan apa yang Michel lakukan. Jarak mereka sangat dekat, deru nafas Michel sangat terasa di wajah Christy.
Michel memajukan wajahnya dan dengan perlahan bibirnya menempel di bibir Christy. Christy tersentak kaget dengan apa yang Michel lakukan, diuman Michel yang lembut membuat Christy menikmatinya.
"ASTAGA"teriak dokter Genta dan dua perawat yang baru saja masuk.
Dengan cepat Michel berdiri dan merapikan jasnya, Fhristy menunduk malu karena di lihat oleh banyak orang. Bukannya malu, Michel justru menatap dokter Genta tajam.
"mengganggu saja!"kata Michel kesal membuat dokter Genta terkekeh.
"maaf dok, ini saatnya pasien beristirahat. Kalau mau mesra-mesraan besok saja, kasihan perawat ini pasti cemburu"kata dokter Genta meledek kedua perawat yang menyukai Michel itu.
"bagaimana kabar anda?"tanya dokter Genta dengan senyuman tulusnya.
"jangan terlalu formal dok, kita seumuran"kata Christy dengan nada santai.
"hmm yasudah, bagaimaja kabar kamu?"tanya dokter Genta dengan lebih santai.
"udah lumayan, makasih dok"kata Christy tersenyum.
"senyum ajah terus sampe kering tuh bibir"kata Michel menyinggung Christy dan dokter Genta.
"astaga, pacarmu itu terlalu cemburu"kata dokter Genta membuat Michel menatapnya horor.
"dokter Michel, carikan saya gadis seperti Christy. Tapi kalau dengan Christy juga lebih bagus"kata dokter Genta sambil mengacak gemas rambut Christy, itu membuat Michel semakin kesal.
"taman dibelakang rumah sakit luas loh dokter Genta, kalau berantem disana kayak bagus tuh"kata Michel membuat dokter Genta terkekeh.
"tenang dokter Michel, saya hanya bercanda. Saya bukan tipe orang yang mau merebut pacar orang. Sebaiknya anda khawatir pada dokter Renal, sepertinya dia menyukai tunangan anda ini"kata dokter Genta membuat Michel semakin kesal.
"Christy. Kami keluar dulu, istirahatlah"kata dokter Genta menarik paksa Michel membuat Christy terkekeh.
"mereka kayak saudaraan ajah"kata Christy terkekeh.
Saat dokter Genta menarik Michel, mereka berdua tidak sengaja menabrak seseorang. Baru saja dokter Genta mau menolong orang itu. Justru, ia lebih dulu berdiri dan berjalan melalui dokter Genta dan Michel.
"anda menjatuhkan sesuatu tuan"teriak dokter Genta memegang gulungan kertas.
"eh tunggu dulu. Dokter Michel, ada nama anda disini"kata dokter Genta membaca nama Michel di gulungan kertas itu.
Michel langsung mengambil gulungan kertas itu, Michel mengerutkan dahinya membaca setiap kalimat yang membingungkan baginya. Dari siapa kertas ini? Dia tahu gue dari mana? Dia kenal gue? Itulah pertanyaan yang muncul dikepala Michel.
"gue akan segera muncul, lo bukan siapa-siapa untuk dia. Gue terimakasih karena lo udah jagain dia, tapi dia gak akan bisa lo milikin. Karena dia punya gue"
Begitulah isi gulungan kertas itu, Michel berfikir sangat keras. Namun dia tidak mengerti dengan apa yang surat itu maksudnya.
"apa isinya dok?"tanya dokter Genta penasaran.
"bukan urusan anda"kata Michel lalu meninggalkan dokter Genta yang kesal.
Diperusahan RD Company terlihat Raja sedang sibuk mempersiapkan rapat yang akan dia lakukan nanti. Perusahaan Raymond sekarang dikelola oleh Raja, Raka dan Revano. Sama seperti ketiga pria itu, Fikra dan Dimas juga menjadi seorang CEO diperusahaan mereka.
Para pria tampan itu menjadi CEO muda yang sedang berada sangat teratas, perusahaan mereka saling bersaing namun tidak sampai merusak persahabatan mereka. Perusahaan terbesar didunia tetap ditempati JP Morgan Chase milik Christy. Raja sudah mencari tahu tentang Christy lewat perusahaan itu, namun tidak ada jawaban jelas yang dia dapatkan.
"pagi bosku"sapa Fikra dan Dimas yang baru saja masuk kedalam ruangan Raja.
"cewek kalian mana?"tanya Raja mengingat kedua sahabatnya itu tidak pernah lepas dari kekasih mereka.
"di sini"ucap kedua gadis yang baru saja masuk bersamaan.
Fikra dan Dimas langsung merangkul kekasih mereka masing-masing, Raja hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu yang sudah memiliki pacar.
"cari pacar buruan Ja! Lo gak geser kan?"tanya Fikra membuat dirinya terkena hantaman jurnal tebal dari Raja.
"songong lo! Mentang-mentang udah punya Fara"kata Raja dengan wajah kesalnya.
Fara? Dia pacar Fikra? Lalu bagaimana dengan Raka? Apa yang terjadi? Fara memang berpacaran dengan Fikra sejak 2 tahun lalu. Fikra yang selalu perhatian pada Far, membuat mereka berdua semakin dekat. Bahkan Raka juga tahu soal itu. Dan dia hanya bisa menerima, toh ini juga kesalahannya.
"hmm Dim, gimana acara lo? Jadinya minggu depan kan?"tanya Revano yang baru saja keluar dari toilet di ruangan Raja.
"eh ada lo Rev"kata Fikra yang di angguki Revano sambil tersenyum manis.
"acara gue jadinya minggu depan kok. Undangan juga udah kesebar"kata Dimas merangkul Tasya kekasihnya.
"terus kok kita gak dapat undangan?"tanya Revano yang merasa kalau belum ada undangan yang Dimas berikan untuknya.
"gayaan mau pake undangan. Kalian sahabat gue! Gak usah pake undangan."kata Dimas membuat mereka semua terkekeh.
"soal Chris udah ada kemajuan?"tanya Fara membuat mereka semua seketika menjadi sedih.
"belum Far"jawab Raja dengan nada sedih.
"gue harap dia datang diacara nikahan gue sama Dimas"ucap Tasya sedih.
"kalian berdoa ajah yah. Gue selalu usahain buat cari dimana Chris"kata Raja dengan nada sedihnya, namun dia berusaha terlihat kuat di hadapannya para sahabatnya itu.
"sabar yah Ja, kita pasti bantuin"kata Fikra sambil merangkul pundak Raja.
"thanks yah"kata Raja berusaha untuk tersenyum.
Sejak 3 tahun belakangan ini, tidak ada satu haripun mereka lewatkan untuk tidak mencari keberadaan Christy. Namun, selalu tidak ada jawaban. Mereka hampir putus asa untuk semua ini. Namun Christy terlalu berharga untuk mereka semua.
Hanya jika Christy kembali semua akan membaik, keluarga mereka akan kembali seperti dulu. Agar kebahagiaan seperti dulu kembali lagi.
"selamat pagi tuan"ucap salah satu satpam yang baru masuk keruangan Raja.
"pagi, ada apa pak?"tanya Raja dengan nada sopan, karena satpam itu hampir seumuran dengan Raymond ayahnya.
"tadi ada seseorang yang datang. Dia bilang ini pesanan anda"kata satpam itu memberikan sebuah kotak.
"pesanan? Kalian pesan sesuatu?"tanya Raja pada para sahabatnya, yang langsung mendapat gelengan dari mereka semua.
"gak"jawab mereka bersamaan.
"hmm makasih pak. Bapak bisa kembali bekerja"kata Raja.
"yasudah saya pamit tuan"kata satpam itu lalu keluar.
"siapa yang pesan yah?"tanya Raja penasaran, sambil mengingat apa yang dia pesan.
"buka ajah"kata Revano yang juga penasaran.
Raja dengan hati-hati membuka kotak itu, tidak ada apa-apa selain selembar kertas. Raja dan yang lain bingung dengan semuanya, Raja membaca apa yang ada disurat itu.
"kalian tidak usah mencarinya lagi, kalian tidak akan berhasil. Karena dia sudah pergi, dia sudah pergi jauh. Dan kalian tidak akan bisa menemukannya. Semua ini karena kalian"
Begitulah isi surat itu, mereka sudah tahu itu pasti dari si peneror. Setiap hari mereka mendapatkan surat seperti itu. Tapi mereka tidak mengerti apa tujuan orang itu.
"sebenarnya apa mau orang itu!"kata Tasya yang merinding sehabis membaca surat itu.
"apa kalian nyurigain seseorang?"tanya Fikra dengan wajah yang terlihat sangat serius.
"gue curiga sama bang Richard"kata Revano yang berhasil membuat mereka semua menatapnya.
"gak mungkin bang Richard! Dua setiap hari ada di mansion dan biasa ada di markas. Lagian untuk apa dia nulis itu semua? Sementara dia yang bawa Chris pergi"kata Fara mengatakan apa yang dia fikirkan.
"bener kata Fara"kata Dimas yang merasa perkataan Fara ada benarnya. Untuk apa Richard meneror mereka? Padahal dia yang membawa Christy pergi.
"sebenarnya siapa di balik semua teror ini? Kenapa dia neror keluarga kita? Apa hubungannya dengan Chris?"tanya Raja pada dirinya sendiri. Berusaha mengerti maksud dari semua teror yang mereka alami selama 3 tahun ini.
"apa mungkin Rasya?"tanya Fikra membuat dirinya di tatap dengan tatapan bingung.
"lo kalau ngomong mikir ****! Emang ada orang neror dari dalam kuburan? Jangan aneh-aneh lo!"kata Dimas menjitak kepala Fikra.
"kan gue bilang mungkin Dim"kata Fikra kesal.
"Rasya? Dia sudah meninggal 4 tahun lalu. Mana mungkin dia yang neror kita"kata Revano yang tidak setuju dengan perkataan Fikra.
"kita harus cari tahu siapa orang itu!"kata Fara.
//skip//
Di lobby rumah sakit, Michel menghampiri para sahabatnya yang baru saja datang. Tidak ada perubahan sejak dulu, selalu heboh jika bertemu. Mereka memilih untuk duduk dikantin rumah sakit. Karena Michel juga ingin makan.
Mereka datang untuk melihat keadaan Michel, karena Michel jarang ikut berkumpul. Dan lebih sering menghabiskan waktunya dirumah sakit.
"lo datang kan keacara gue nanti?"tanya Dimas memperhatikan Michel yang sedang makan.
"hmm"jawab Michel dengan dehemannya.
"Cel, jangan dingin-dingin amat sama kita gini dong! Emang lo gak bosen diam mulu"kata Fikra yang lama-lama kesal dengan kebiasaan Michel yang sangat irit bicara.
"gue harus gimana?"tanya Michel berhenti makan dan menatap para sahabatnya.
"balik kayak dulu Cel"jawab Raja membuat Michel menghembuskan nafasnya gusar.
"sorry, gue udah biasa kayak gini"kata Michel membuat para sahabatnya merasa sedih.
"Cel, lo beneran gak tau dimana Chris?"tanya Raka yang sedari tadi diam saja. Michel menatap Raka sinis. Rasa kecewanya pada Raka masih sangat besar.
"buat apa nyariin dia? Masih perduli?"tanya Michel dengan nada sinis, suasana diantara mereka seketika menegang.
"bisa gak sih kalian gak usah debat mulu!"kata Revano yang kesal dengan kedua sahabatnya itu. Mereka sarang jarang bertemu, lalu sekalinya bertemu selalu berakhir dengan perselisihan.
"gue gak akan kayak gini, kalau dia mau ngasih tau dimana Chris!"kata Raka dengan wajah yang memerah karena emosi.
"bang, lo seharusnya mikirin perasaan Michel"kata Raja marah pada kembarannya itu.
"lo pasti tahu kan di mana Chris, dan pasti lo juga yang neror keluarga gue selama ini. Iya kan!"kata Raka mencengkram kera jas dokter yang Michel pakai.
"Raka, banyak orang disini"kata Fikra memisahkan Raka dan Michel.
Michel merapikan jasnya lalu tersenyum sinis menatap Raka, dja bingung dengan jalan fikir sahabatnya itu. Kepergian Christy tidak membuatnya sadar.
"sekalipun gue tahu dimana Chris sekarang, gue gak akan ngasih tahu ke lo! Karena gue gak mau Chris terluka lagi kalau ada didekat lo"kata Michel menunjuk Raka dan menatapnya tajam.
"Cel lo ngomong apa sih!"kata Raja yang merasa tidak suka dengan cara berbicara Michel.
"kenapa? Marah? Itu emang kenyataannya Sekalipun gue tahu dimana Chris, gue gak akan ngasih tau ke kalin. Udah cukup cewek gue sakit hati dan kecewa"kata Michel membuat semua sahabatnya menunduk sedih.
"dan satu lagi soal teror yang Lo bilang, itu bukan gue. Gue gak tahu soal itu! Vahkan kemarin gue juga baru dapat teror dari orang."kata Michel lalu pergi meninggalkan para sahabatnya.
"bang, seharusnya lo jaga sikap lo. Ini rumah sakit punya ayah, dan Michel kerja disini"kata Raja marah lalu mendorong Raka.
"udah! Jangan malah kalian yang berantem"kata Revano menarik Raja kearahnya.
"gak seharusnya lo kayak tadi! Lo gak mikir gimana perasaan Michel? Bukan cuma kita yang kehilangan, Michel juga kehilangan. Lo tau gimana Michel ngejalanin hari-harinya tanpa achris? Lo gak tahu Raka! Kita nyaksiin itu semua, Michel kerja dan gak ingat waktu. Itu semua demi ngilangin strenya"kata Dimas merasa kasihan pada Michel.
"gue cuma mau tahu dimana Chris! Itu doang"kata Raka berjongkok dan mengacak rambutnya frustasi.
"tapi gak gini caranya Raka, kita pasti bantuin lo nyari Chris. Tapi lo juga harus sabar!"kata Fikra.
"gue rindu sama Chris"kata Raka yang sudah mengeluarkan air matanya.
"lo harus kuat, kita pasti bantuin lo"kata Dimas dan membantu Raka berdirim
Dari kejauhan terlihat seseorang yang memperhatikan pertengkaran mereka, senyuman tercetak di bibir orang itu. Saat melihat mereka saling menyerang membuat orang itu senang.
"setelah ini kalian semua akan lebih menderita, karena saya akan membawa dia pergi sejauh mungkin. Dan membuat dia melupakan kalian"kata orang itu lalu menghilang entah kemana.
Dari lantai 2, ada seorang pria yang melihat orang misterius itu. Matanya melotot melihat siapa orang itu. Dugaannya ternyata betul, dia orang yang sangat dekat.
"untuk apa lagi kamu kembaku kesini? Kenapa kamu balik? Kamu harus pergi! Saya tidak bisa nyakitin kamu, sekalipun saya mau."kata orang itu sendu lalu pergi dari sana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!