NovelToon NovelToon

My Princess OG

Satu

Satria berjalan sangat tergesa-gesa karena mendapat kabar bahwa akan ada Klien dari Jepang yang datang tanpa pemberitahuan.

Diikuti beberapa manajer dan juga sekretarisnya menuju tempat pertemuan sesuai permintaan client.

Satria meski dalam keadaan panik masih terlihat sangat tenang dan tidak menghilangkan ketampanannya.

Satria adalah sosok pengusaha muda yang bisa dibilang sangat sukses kala itu. Pria tinggi tampan dengan tubuh yang atletis. Lebih mirip artis Korea, karena kulitnya yang bersih dan hidungnya yang mancung seperti perosotan TK.

Matanya yang tajam sanggup melumpuhkan lawan bicaranya kala berdiskusi. Justru karena itu Satria banyak digandrungi kaum hawa. Wajahnya sering menghiasi majalah bisnis baik dalam maupun luar negri. Ditambah latar belakang keluarga yang memang pengusaha sukses.

Kesuksesannya ia dapatkan bukan hanya karena dia keturunan dari keluarga mapan, tetapi murni karena usahanya sendiri. Meski keluarganya sering meminta dirinya untuk mengurus bisnis keluarga dari awal, Satria menolak dengan tegas.

Dia lebih memilih belajar dari awal, agar tau betapa sulitnya merintis usaha dan bertahan di dunia bisnis.

Client bisnisnya yang berasal dari Jepang ini sering berkunjung tanpa ada pemberitahuan. Namun itu tak membuat Satria takut, justru membuat dirinya semakin bersemangat untuk menakhlukkannya.

Sama-sama pengusaha muda, bahkan mereka berteman diluar urusan bisnis. Keduanya bersahabat semenjak kuliah. Jonathan Atada adalah rekan bisnis sekaligus sahabat Satria.

Keduanya terkenal sebagai pengusaha muda berhati dingin dan berparas tampan.

Usai meeting dadakan yang diminta oleh Jonathan Atada, keduanya melanjutkan makan siang di restoran tempat mereka meeting.

Satria memesan beberapa makanan dan juga minuman, begitu juga Jonathan.

Seorang gadis muda membawa pesanan mereka dan menatanya di meja dengan rapi. Dengan penampilan biasa saja layaknya pelayan pada umumnya. Namun begitu melihat wajah pelayan itu, Jonathan tersenyum penuh arti. Saat pelayan itu hendak meninggalkan meja mereka, Jonathan memberi beberapa lembar seratus ribuan ke tangan pelayan itu.

Dengan halus pelayan itu menolak pemberian Jonathan. Meski mendapat penolakan, Jonathan tetap memaksa agar sang pelayan menerimanya.

Satria mengamati tingkah sahabatnya dengan tatapan tajam. Hingga matanya tanpa sengaja beradu dengan pelayan muda itu. Sontak membuat dada Satria berdegum kencang entah kenapa.

Namun Satria berusaha menampik apa yang ia rasakan. Hanya seorang pelayan mana mungkin membuatnya berdebar seperti ini.

Satria membuang pandangannya ke arah luar restoran. Sedang pelayan muda itu berjalan meninggalkan dirinya dan juga Jonathan disana.

"Gadis Indonesia memang cantik-cantik ..." Ucap Jonathan membuat Satria tersadar dari kesibukannya.

"Dimana ada cewek cantik," dengan nada ketus Satria membantah pernyataan sahabatnya.

"Itu barusan. Walau seorang pelayan, cantiknya tak kalah dengan para artis." Kembali Jonathan memuji pelayan yang mengantar makanan ke meja mereka.

"Nggak usah bahas cewek lagi, lebih baik kita makan. Lalu kamu bisa segera pulang." Entah kenapa Satria sedikit kesal saat Jonathan membahas pelayan tadi.

"Haduuhhhh buka matamu bro! Disekitar mu banyak gadis cantik dan menawan. Masak kamu masih belum punya pacar," ucap Jonathan dengan nada datar.

"Sekali lagi kamu bahas wanita, aku tinggal kamu disini!" Satria terlihat sangat marah.

"Kenapa sih,Galak amat," Jonathan menggoda Satria dengan memainkan mata ke arahnya.

"Segera kamu habiskan makananmu, aku masih banyak kerjaan!" Satria tidak perduli dengan ocehan Jonathan.

"Oh iya, katanya Lee akan kesini. Dia ada kerjasama juga dengan perusahaan mu?" Jonathan mengalihkan pembicaraannya, karena melihat mood Satria mulai memburuk.

Satria hanya mengangguk sambil menikmati makanan di piringnya, tanpa menjawab ucapan Jonathan dengan kata-kata.

Satria memang sangat tidak suka jika membahas soal wanita. Karena kebanyakan wanita itu matre. Tidak ada yang tulus.

Semua itu berawal dari pengalamannya saat Satria bersekolah di Sekolah Menengah Atas. Satria pernah sangat mencintai seorang gadis, namun ketulusannya telah dikhianati. Satria tidak perduli saat itu jika masalah uang, akan ia berikan berapapun. Meski sering diperhatikan teman-temannya jika dia hanya dimanfaatkan.

Dia bisa menerimanya, karena baginya tidaklah masalah selama saling mencintai. Namun saat Satria melihat dengan matanya sendiri, bahwa dia diselingkuhi. Perasaannya sangat hancur kala itu. Rasa cintanya hanya dijadikan bahan untuk permainan gadis sialan itu.

Penghianatan yang dia terima, telah mengubah cara pandangnya terhadap wanita. Bahwa wanita di luar sana semuanya adalah wanita munafik. Hanya menginginkan hartanya saja dan tidak tulus mencintainya.

☘☘☘

Satria memang selalu sibuk mengembangkan bisnisnya agar semakin merajai ekonomi dunia, demi melupakan rasa sakit hatinya. Sering Satria pulang larut hanya untuk memastikan karyawannya bekerja dengan giat.

Malam ini Satria tidak ingin naik mobil saat pulang. Satria memilih berjalan santai menikmati suasana malam ibukota. Sekaligus melakukan peluang usaha apa yang perlu ia kembangkan.

Satria berjalan menyusuri jalan khusus pejalan kaki dengan sangat santai.

Tanpa sadar ada seseorang menubruknya dari belakang dan membuatnya tersungkur.

"Maaf pak, saya tidak sengaja," ucap pelayan itu sambil menundukkan kepala meminta maaf.

Ternyata seorang perempuan. Lalu perempuan itu membantu Satria bangun sambil tak henti hentinya mengucapkan maaf.

Saat kedua nya beradu pandang, kembali dada Satria dibuatnya berdegub sangat kencang.

Perempuan ini lagi.

Ucap Satria sedikit kesal.

"Maaf pak. Apakah ada yang luka," kembali perempuan itu menanyainya.

"Saya tidak apa-apa," jawab Satria dengan kesal.

"Syukurlah, kalau begitu saya pamit ya, Pak! Maaf, sekali lagi saya minta maaf." Perempuan itu berlalu, terlihat sangat buru-buru. Entah apa yang membuatnya berlari seperti itu.

"Dasar gadis ceroboh," umpat Satria dengan sangat kesal.

Moodnya seketika hilang, dia mencari taksi untuk pulang ke rumahnya. Tak butuh lama untuk sampai ke rumah.

Begitu sampai di rumah, Satria segera masuk kekamarnya di lantai dua. Kemudian berjalan ke kamar mandi ingin segera mandi.

Guyuran air shower yang dingin membuatnya kembali segar. Dibawah guyuran air shower tiba-tiba Satria teringat wajah gadis yang tadi tak sengaja menabraknya.

Padahal lampu jalan tidak cukup terang, namun sangat jelas Satria melihat wajah gadis itu.

Apa istimewanya gadis itu? Kenapa wajahnya selalu terbayang?

Dirasa cukup, Satria segera mengambil handuk lalu keluar dari kamar mandi. Memakai piyama berwarna navy dengan rambut masih acak-acakan setelah dikeringkan dengan handuk, menambah kadar ketampanannya. Sebelum tidur, Satria memeriksa beberapa cv calon karyawan baru. Meski perusahaan besar, Satria selalu turun tangan sendiri memilih karyawan baru di perusahaan nya.

Beberapa berkas pelamar dia baca hingga dia menatap sebuah cv dengan foto perempuan yang tak asing. Dibacanya dengan teliti informasi pribadi perempuan itu

Dengan senyum tipis, Satria memisahkan cv itu dan memberinya tanda. Dengan pendidikan hanya lulusan SMA dia berani melamar ke perusahaannya?

Selesai memeriksa bekas lamaran, Satria menutup map ditangannya. Lalu menyimpan didalam tas kerjanya. Kemudian menuju ranjangnya hendak beristirahat.

Berusaha memejamkan matanya, namun terasa sulit. Malah terbayang wajah perempuan yang tak lama ia temui akhir-akhir ini. Wajahnya memang cantik, meski tanpa make up. Satria tidak memungkiri ucapan Jonatahan. Gadis itu memang cantik, dan sepertinya mempunyai daya tarik tersendiri baginya.

Kembali ia mengingat kejadian tadi saat akan pulang, Satria tersenyum hingga akhirnya tertidur.

Dua

Pagi sekali Satria bangun dari tidurnya, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan juga cuci muka sebelum jogging.

Satria selalu menjaga badannya agar tetap bugar. Beberapa asisten rumah tangga sudah standby dengan tugas masing-masing.

Bi siti dengan kesibukannya di dapur, Bi Nati dengan tugas-tugasnya menyapu dan mengepel. Mang udin dengan senjatanya siap merawat taman dan kebersihan halaman rumah. Sedangkan Pak Min mencuci mobil yang akan di kendarai Satria setiap harinya.

Satria berlari kecil mengitari komplek, saat tiba di taman komplek Satria berencana istirahat sebentar disana. Karena ini hari minggu jadi sepagi ini sudah ramai dengan orang-orang yang ingin berolahraga. Banyak juga yang berjualan disana.

Satria melihat salah seorang penjual kue yang begitu familiar, dia tidak menghampirinya hanya tersenyum tipis memandangnya dari jauh.

"Hah Gadis itu lagi, berapa pekerjaan yang kamu miliki," gumam Satria sambil mengelus dagunya perlahan.

Satria beranjak dari duduknya lalu berlari pulang. Meskipun hari libur, Satria biasanya tidak pernah ada di rumah. Namun hari ini berbeda. Satria ingin istirahat di rumah saja.

Usai dari olahraga kecilnya, Satria menuju kamar lalu segera mandi kemudian ke meja makan untuk sarapan.

Usai sarapan Satria duduk di taman belakang di temani secangkir kopi dan juga pisang goreng hangat.

"Permisi den Satria, ini ada telpon dari nyonya," ucap Bi Nati sambil berjalan menunduk ke arah Satria membawa gagang telpon untuk diserahkan kepada Satria.

"Oh iya, makasih Bi. Oh ya Bi, tolong ambilkan beberapa camilan kemari," pinta Satria dengan sopan setelah menerima gagang telpon.

"Halo ... Ma," Satria memulai pembicaraan di telpon dengan malas.

"Kamu ngapain sayang?" Terdengar suara seorang wanita dari ujung sana

"Ngopi ... Mama," tanya Satria kembali.

"Mama main kesitu ya sayang," ucap Mamanya dari seberang sana.

"Sama siapa? Lagian Satria bentar lagi mau keluar," ucap Satria berbohong agar mamanya tidak datang kemari. Karena kalau mamanya kemari akan membuatnya pusing dengan ocehannya yang tiada henti.

Maklum, emak-emak kalau sama anaknya adaaa aja yang diomongin.

"Oh ya udah deh. Lain kali mama kesitu." Diam sesaat setelah terdengar sedikit kecewa.

"Lain kali mama akan buatin kencan buta buat mu." Tanpa kata lagi Mama menutup telpon dengan sedikit kesal.

Satria hanya tersenyum kecut dengan kelakuan mamanya. Tidak hanya sekali dua kali mamanya mengancam dengan kencan buta. Dan semua kencan buta itu tak pernah digubris oleh Satria.

Hingga mamanya dibikin bingung dan takut kabar diluar itu benar. Bahwa Satria tidak menyukai wanita. OMG memikirkannya saja sudah merinding.

"Selalu saja soal itu. Nanti juga kalau udah waktunya bakal aku bawa mantu pulang buat mama," gumam Satria sedikit kesal dengan tingkah mamanya.

Awalnya Satria tidak ingin keluar. Tapi terlanjur bilang ada acara pada mamanya. Terpaksa Satria keluar tanpa tujuan. Karena kalau Satria tidak keluar, mamanya pasti akan menelpon ke rumah lagi untuk memastikan. Tidak mungkin mamanya menelpon ke handphone Satria, pasti tidak akan pernah diangkat oleh pemiliknya.

Entah apa tujuan Satria memiliki handphone. Tak pernah ia menjawab telpon dari keluarganya, apalagi berinisiatif telpon duluan

Satria mengarahkan mobilnya ke sebuah kafe, kali ini tanpa Pak Min. Satria mengendarai sendiri mobilnya.

Setelah tiba di sebuah kafe, Satria memilih bangku paling ujung lalu menelpon seseorang.

Seorang pelayan menghampirinya, memberi buku menu kepadanya.

"Selamat siang Pak, silahkan pilih pesanan anda. Jika sudah ada yang mau dipesan silahkan panggil saya kembali." Dengan sopan pelayan itu memberikan buku menu kepada Satria lalu pergi ke meja yang lainnya.

Satria hanya mengangguk karena dia sedang menelpon .

"Buruan lo kesini Jo! Ke kafe Brown," Satria menutup telponnya setelah menghubungi seseorang. Lalu mencari satu kontak lagi.

"Halo, kamu tidak sibuk kan? Ke kafe Brown sekarang. Jo juga akan bergabung," ucap Satria kepada seseorang di telpon.

Usai melakukan panggilan, Satria membuka buku menu dihadapannya. Lalu memanggil pelayan tadi, "buatkan latte satu, Cappuchino satu dan satu lagi jus jeruk. Makanannya tiga spagetty."

Pelayan mencatat pesanan Satria tanpa terlewat satu pun. Lalu meninggal kan Satria disana.

Satu persatu orang yang di telpon Satria datang menghampiri mejanya.

Saat Jonathan duduk disana, seorang pelayan membawa pesanan Satria lalu menatanya di meja.

Satria tak acuh, dengan kesibukan pelayan yang menata hidangan di mejanya.

Lain dengan Jonathan, dia tersenyum dan berkata, "kamu lagi, nih buat kamu."

Begitu Jonathan mengenali gadis pelayan yang membawa makanannya dia memberi beberapa lembar uang kepada gadis itu.

Gadis itu hendak menolak namun lagi-lagi Jonathan memaksanya.

"Tapi ini terlalu banyak tuan," ucapnya dengan sopan.

"Itu tidak seberapa," ucap Jonathan dengan senyum diwajahnya.

" Tapi ini terlalu berlebihan tuan." Kembali gadis itu menyodorkan uang yang diberi Jonathan.

"Ada apa ini?" Seorang wanita menghampiri mereka yang tak lain adalah manajer kafe ini.

"Oh ini bu, tuan ini memberi uang terlalu banyak. Padahal pesanan sudah dibayar oleh tuan itu." Mengerti situasi yang dialami bawahannya, wanita itu menjelaskan..

"Maaf tuan, bukan bermaksud karyawan kami menolak uang dari anda. Tapi ini berlebihan, jika sewajarnya saja karyawan kami pasti menerimanya. " Sang menejer menjelaskan dengan penuh hormat

Satria merasa terganggu dengan kejadian di depannya. Kemudian dia menatap dua perempuan yang berdiri dihadapannya, Satria pun terkejut

Gila!!! Gadis ini lagi. Kenapa dia seperti jamur sih.

"Yaudah, kalian temenin kami disini. Gampang kan?" Satria sekali buka mulut lumayan membuat orang lain bergidik.

Kembali Jonathan menyodorkan uangnya, dengan sangat terpaksa pelayan itu menerimanya.

"Kamu tidak perlu duduk disini, aku hanya minta nomor hape mu." Jonatan berbisik ke telinga pelayan muda itu sembari menyodorkan handphone kearahnya.

Saat gadis itu selesai mengetik nomornya kemudian dia pamit.

"Siapa namanya," Jonathan berteriak kepada gadis itu.

"Linda," sahut gadis itu sambil berlalu.

Datang seorang pria Keturunan Korea mendekat ke meja Satria. Tubuhnya tinggi, berwajah tampan, seperti oppa oppa korea yang lagi hits di jagat hiburan.

Lee Hyeon Jeong, sahabat Satria kala kuliah di Amerika dulu. Juga sahabat Jonathan.

Ketiganya sukses membuat seluruh pengunjung kafe terkesima dengan ketampanan mereka, termasuk pelayan disana.

Hanya seorang yang tak perduli dengan pesona tiga pria tampan disana. Ya, dia adalah Melinda. Dia malah mencibir kesal dengan perlakuan mereka.

Sok ganteng amat sih, tapi dilihat lihat emang ganteng sih. Iihhh tapi amit-amit, serem semua. Jangan sampai gue liat mereka lagi.

Melinda menuju toilet untuk mencuci mukanya. Setelah dirasa cukup segar, dia keluar dari toilet.

Bruuggghhhh

Linda menabrak sesuatu cukup keras membuatnya terhuyung hampir terjengkang ke belakang. Namun tubuhnya ditanya oleh orang yang ditabraknya.

Linda lalu mendongak mencari tau siapa orang ini. Hendak memaki, kemudian diurungkannya begitu melihat sosok pria yang menolongnya.

"Maaf, saya tidak sengaja..." dengan membungkuk Linda meminta maaf kepada pemuda yang menurutnya sangat seram itu. Siapa lagi kalau bukan Satria.

☘☘☘

***Selamat membaca

Jangan lupa like nya, untuk menghargai karya authornya.

Tinggalkan komen kalian

Terimakasih 💗💗💗***

Tiga

Melinda Permata Sari, seorang gadis berusia 22 tahun. Kuliah jurusan bisnis manajemen, mengambil cuti kuliah selama satu tahun. Gadis dengan penampilan sederhana, rambut lurus sepunggung. Wajahnya yang putih dan ayu membuatnya menjadi idola di kampusnya.

Namun karena adik-adiknya yang sangat protektif padanya, membuat para pria yang ingin mendekatinya mundur perlahan sebelum dihajar oleh mereka.

Linda adalah anak sulung dari 4 bersaudara. Jarak Linda dengan adik pertamanya hanya dua tahun, sedangkan adik kedua dan ketiganya adalah kembar.

Ferry adalah adik laki-laki Linda yang juga satu kampus dengannya. Sedangkan si kembar Indra dan juga Ikhsan Masih kelas 3 SMA.

Linda terpaksa mengambil cuti kuliah karena harus membantu mencari uang untuk biaya hidup.

Bagaimana pun juga Linda bukan berasal dari keluarga kaya raya. Ayahnya hanya seorang Pemborong, sedangkan ibunya berjualan nasi di rumahnya.

Meskipun Linda dilarang untuk bekerja, namun dia tetap nekat. Dan niatnya mengambil cuti diketahui oleh adiknya Ferry.

"Mbak, harusnya mbak nggak usah cuti kuliahnya. Biar aku yang kerja..Bagaimanapun aku adalah anak laki-laki tertua di keluarga ini.." Ucap Ferry saat sedang duduk di kantin kampus bersama kakaknya.

"Nyatanya, aku adalah anak tertua Fer, dan permohonan cuti ku sudah disetujui oleh pihak kampus." Linda melirik kearah adiknya dengan penuh kemenangan.

"Harus ya? Bangga jadi anak tertua? Kesannya songong banget udah jadi tua..." Ucap sinis Ferry melihat kelakuan kakaknya.

"Bangga dong, apalagi punya adek ganteng ganteng kayak kalian....." Linda tersenyum lebar membanggakan ketampanan adiknya.

"Udah dari sononya aku tampan, biar mbak nggak gambang dideketin sama cowok brengsek." Ferry melanjutkan makannya dengan sangat buru-buru melihat kakaknya telah selesai Makan.

"Mbak! Jadi cewek makan yang anggun napa! makan soto semangkok kayak makan es serut aja!!!" Ferry marah-marah karena Linda tidak mau menunggunya dan beranjak meninggalkan dirinya disana.

"Biarin, yang penting cantik wekkkk" Linda menoleh dan menjulurkan lidahnya kemudian berlalu meninggalkan Ferry yang masih sibuk menghabiskan makanan di piringnya

Gila, jadi cewek makan kayak monster. Kalo bukan kakak sendiri udah tak pacarin..

Ferry kesal karena ditinggal Linda sendirian sehingga gadis gadis yang sedari tadi menjauh mulai mendekat. Melihat itu, Ferry langsung kabur tanpa menghabiskan makannya.

®®®

Saat Linda berjalan hendak ke restoran tempatnya bekerja, handphone nya berdering. Membuat pemiliknya segera mencari barang elektronik itu

"Ya Halo..."

"Selamat pagi... Apakah benar ini nona Melinda Permata Sari?"

"Iya benar..."

"Selamat, lamaran anda diterima. Dan diharapkan besok pagi jam sembilan ke perusahaan S untuk interview. Terimakasih"

Sambung telpon terputus dari pihak sebelah. Mendengar kabar itu, Linda loncat kegirangan. Bagaimana tidak? Perusahaan sebesar itu menerima lamaran kerjanya.

Bodo ah, yang penting kerja. Mau jadi apa pun nggak masalah. Toh disana gajinya juga gede...

Linda berjalan sambil lompat-lompat kegirangan setelah mendengar kabar baik itu. Hingga tak sadar ada yang mengikutinya.

YAAAAAA

Linda dikagetkan degan teriakan Ferry. Namun Linda tidak marah dengan kelakuan jahil adiknya itu, karena suasana hatinya sedang sangat sangat bagus.

"Kenapa sih mbak? Kayak habis menang lotre aja!" Ferry berjalan mengimbangi langkah Melinda

"Tau ngga dek?" Linda menoleh ke arah Ferry dengan wajah sumringah

"Ya nggak lah, make nanya lagi!" Ferry kesana karena ditanya balik.

Dengan senyum lebar Linda berkata, "Mbak dapet panggilan interview di Perusahaan S besok pagi..."

Linda sangat membanggakan dirinya lalu memeluk adiknya dengan erat.

"Mbak! Jangan halu napa!" Ferry masih tak percaya dengan berita yang ia dengar.

"Kapan mbak mu ini bohong??" Sambil menjewer telinga Ferry, Linda merengut karena sang adik tidak percaya dengan dirinya.

☘☘☘

Keesokan harinya, Linda telah bercanda rapi. Memakai riasan tipis, dan juga menata rambutnya.

Melihat penampilan tak biasa putrinya, ibunya Linda pun berdecak kagum.

"CkCkck mau kemana mbak? Cantik bener?" Ledek ibunya.

"Mau interview buk!" Dengan wajah cerah Linda membantu ibunya menyiapkan piring untuk sarapan.

"Dimana?" Suara pria paruh baya menyahut dari belakang. Yang tak lain adalah ayahnya.

"Perusahaan S ayah!" Dengan mantap Linda menjawab

"Kamu jadi cuti?" Kembali ayahnya bertanya

"Iya, "

"Kerja yang bener, jangan bikin masalah.." Ayahnya kembali memperingatkan Linda

"Siap pak bos!" Linda memberikan hormat kepada ayahnya, karena ayahnya tidak pernah menghalangi anak-anaknya dalam hal apapun selama itu positif.

Ketiga adik Linda sudah sangat ribut saat menuju meja makan untuk sarapan.

Waaauuuuwwwww

Ketiga pemuda di hadapannya melongo melihat penampilan Linda yang rapi. Tidak seperti biasanya yang asal-asalan. Bahkan sekarang memakai lipstik

Indra mendekat kearah Linda lalu memeriksa kening Linda..

" Nggak panas, normal kok" Indra memeriksa suhu Linda bergantian dengan dirinya

"Coba ulang lagi.." Usul Ikhsan yang juga melakukan hal yang sama kepada Linda

"Iya normal...." Ucap Ikhsan curiga

"Coba deh mas bacain ayat kursi, takutnya mbak Linda ketempelan..." Ikhsan meminta Ferry lalu duduk disebelahnya.

Yang dimaksud pun malah tertawa sambil menuruti permintaan adiknya melafalkan ayat kursi lalu menyemburkan air putih kearah Linda

"Sialan kalian. Punya adek nggak ada yang bener... Harusnya bangga kakaknya tu mulai bener..." Linda mendengus kesal dengan perlakuan ketiga adiknya yang super jahil

Hahahahaha

"Gitu doang ngambek, katanya mau kerja di perusahaan gede. Segitu doang marah, dasar lembek.." Ejek Indra sambil mencomot tempe goreng di piring Linda

"Ni anak, ngambil sendiri napa sih..."Linda memukul tangan Indra pelan

"Enak yang dari piring mbak Linda..." Ucap Indra enteng

"Untung adek sendiri, kalo nggak udah remuk lo!" Umpat Linda kesal namun senang dengan kehangatan keluarga ini.

Kelimanya mulai sarapan, sedangkan ibu mereka di depan melayani pembeli yang antri membeli sarapan juga.

"Fer, anterin mbak ya." Pinta Linda sambil membereskan piring di meja makan.

Sedangkan si kembar sudah berangkat begitu selesai sarapan.

"Siap!" Ferry pun membantu Linda mencuci piring bekas sarapan mereka.

Karena Linda tak ingin terlambat, meski dibilang terlalu pagi. Linda lebih memilih menunggu daripada telat dan gagal interview

Setelah selesai membereskan piring Linda menuju kamar mengambil tas dan memakan sepatu fantofel hitam miliknya.

Sedangkan Ferry sudah menunggunya di luar sambil memanaskan motor.

Linda pun berpamitan kepada kedua orang tuanya, mencium punggung tangan mereka juga pipi kedua orang tuanya.

"Buk, Yah... Linda berangkat dulu. Doakan semoga lolos ya...." Ucap Linda dengan penuh semangat.

Melihat kakaknya keluar dari rumah, Ferry segera menyalakan mesin motornya lalu menyerahkan helm kepada Linda.

"Sesuai aplikasi ya mbak..." Goda Ferry ala-ala Ojol jaman sekarang

"Sa ae lu kampret!!!" Linda menaiki motor sambil memukul bahu adiknya sambil terkekeh.

"Buk, kita berangkat!!!" Ferry melambaikan tangan sebelum berlalu meninggalkan rumah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!