NovelToon NovelToon

Istri Idaman

Prolog

(Mohon maaf masih amatiran, jika masih banyak rancunya 😁🙏🏻)

…………………………………………

Pagi yang cerah membuat Shafira bersemangat untuk melakukan aktifitas. Seperti biasa Shafira berangkat ke kantor dengan bus kota. Setelah sarapan selasai, dia langsung menuju halte tak jauh dari rumahnya. Ya... setelah orangtuanya meninggal, Shafira menjadi hidup sebatang kara. Sudah biasa jika Shafira harus melakukan segala sesuatu dengan sendiri. Tapi itu yang membuat Shafira menjadi lebih mandiri.

"Duhh udah jam berapa ni, jangan sampe aku telat kekantor" gumamnya sembari melirik kearah jam tangannya.

Tak lama kemudian bus datang dan tanpa pikir panjang Shafira langsung naik.Selang beberapa menit bus tiba di halte tepat depan kantornya.Dengan jurus seribu bayangan dia langsung berlari ke ruangannya.

"Pagi semua" sapa Shafira dengan nafas terengah engah

"Habis lomba lari marathon ya buk ?" jawab Winda teman seperjuangannya.

"Ya ampun Fir, kamu ngapain aja sih kok bisa hampir telat gini, nggak biasa biasanya" timpal Rara sembari mengulurkan tisu. Shafira tak bergeming hanya menggelengkan kepala.

"Makasih Ra. Aku nggak papa kok, terlalu santai jadi nggak tau ternyata udah mau telat aja".

Mereka hanya saling bertatapan dan menganggukkan kepala. Winda dan Rere kembali ke meja masing masing untuk kembali ke aktifitasnya. Shafirapun langsung memulai pekerjaannya.

New York City…

Setelah selesai acara kampus Marshal langsung bergegas ke kediamannya. Hari ini memang sangat melelahkan bagi Marshal, setelah seharian acara wisuda, ditambah lagi sang papa menginginkan dia untuk menjadi penerus perusahaannya di Jakarta. Itu membuat Marshal agak tertekan.

Seperti biasa Marshal langsung mengambil benda pipihnya untuk menghubungi sang kekasih. Maklum seharian tidak memberi kabar karena sangatlah sibuk. Marshal juga sengaja tidak memberikan kabar acara wisudanya ke Shafira agar menjadi surprise ketika dia tiba tiba sudah berada di Jakarta.

Nomor yang anda tuju sedang sibuk cobalah beberapa saat lagi

Dihubunginya beberapa kali tapi nihil, tak ada sahutan sama sekali.

"kamu lagi ngapin sih, nggak tau apa kalo aku tuh kangen" gerutunya

"kamu pasti juga lagi sibuk pasti ya" imbuhnya sembari senyum senyum memandangi wajah sang kekasih di benda pipihnya. Ia pun akhirnya mengirim pesan.

Karena waktu di N.Y dan Jakarta sangatlah berbeda, Marshal yakin sang kekasih sedang sibuk dikantornya. Sedangkan Marshal bergegas membersihkan diri kemudian segera tenggelam ke alam mimpi.

Bersambung…

Miss

Setelah lama berkutat dengan pekerjaan akhirnya Shafira selesai. Melihat teman temannya yang masih sibuk dan jam makan siang masih beberapa waktu lagi, Shafira meraih benda pipihnya lalu menghidupkannya. Banyak sekali notif notif pesan, panggilan tak terjawab dari Marshal.

LOVE

Sayang maaf seharian aku nggak ngasih kabar, aku lagi sibuk banget di kampus. Ini aja baru sampe rumah. oh iya jangan lupa makan ya, habis ini aku mau mandi terus mo bobok cantik, kamu hati hati kerjanya. Miss You❤

Melihat pesan dari Marshal, Shafira jadi semakin rindu dengannya. Wajar ya LDR an sampe beda negara. Yang LDR an cuma beda RT aja udah rindunya kemana mana.

Shafira hanya senyum senyum sendiri. Membayangkan sosok Marshal, badan yang atletis hidung bak perosotan alun alun, kalem ditambah lagi dia nggak suka banget sama rokok dan alkohol. Ini ni yang bikin Shafira tambah kesemsem sama doi.

"Kamu nggak sakit kan Fir?" tanya Winda sambil meletakkan tangannya di kening Shafira.

"Ya Tuhan bisa nggak sih kalau dateng tu jangan tiba tiba, kaget tau Win" Sambil mengelus elus dadanya Shafira dikejutkan oleh kedatangan Winda yang ternyata sudah dibelakangnya.

"Hemmmm………yang lagi kangen sama doinya sampe kita dibelakangnya nggak tau, ciyeeee" ledek Rara yang ternyata memang sudah dibelakang Shafira.

"Apaan sih kalian ini, eh ngomong ngomong si Reno sama Bryan mana, kita makan siang dimana yuk ?"ajak Shafira sambil mencari cari keberadaan dua sahabatnya.

"Mereka lagi ngasi laporan ke Pak Presdir"sahut Rara

Tak lama kemudian Reno dan Bryan muncul.

"Kalian uda selesai ? yuk cepetan makan siang,aku dah laper tingkat dewa ni" ucap Reno sembari mengelus perutnya.

"Kamu ni ya Ren diotakmu tu cuma makan makan dan makan mulu" sahut Bryan sambil geleng geleng kepala.

"Mau kemana nih kita ? tanya Bryan

"Emmm gimana kalau ke resto belakang kantor biar cepet gitu"sahut Shafira

"Setuju!!!!" serentak mereka

Tak butuh waktu lama mereka sampai di resto yang dituju. Mereka sepakat untuk jalan kaki sembari menikmati pemandangan ibukota siang itu. Sesampainya di resto mereka langsung memesan makanan masing masing.

"kalian mau pesen apa ni, biar langsung dicatat sama masnya" tanya winda sembari menyodorkan menu.

"Aku nasgor aja deh yang simple"timpal Shafira

"aku juga mau itu Fir" Winda

"Udah samain ajalah biar gampang nggak rempong gitu, gimana Ra, Ren ? tanya Bryan

"Yaudeh deh ngikut aja"Rara

"Sama" Reno

Selagi menunggu pesanan datang mereka saling bercengkrama. Terlihat sangatlah akrab mereka. Jarang diantara mereka bertengkar untuk masalah sepele. Sahabat serasa keluarga. Ya memang sudah seperti keluarga sendiri. Disaat mereka asyik bercengkrama tiba tiba ponsel Shafira berbunyi. Dilihatnya benda pipih itu, terlihat jelas nama LOVE.

Shafira langsung menekan tombol hijau, dan dilihatnya sang kekasih yang sedang berbaring di sofa.

"Hallo sayang, apa kabar kangen nih. Kamu lagi dimana ni, lagi makan siang ya ?" sapa Marshal dari seberang ponsel sambil melambai lambaikan tangannya.

"Hallo juga sayang, aku juga kangen tau sayang, rindu berat ini. lagi makan siang aku di belakang kantor.Eh ngomong ngomong ngapain kamu VC aku, bukannya disitu lagi tengah malam ya, katanya sibuk?" ujar Shafira dengan wajah memelasnya.

"iya nih, tadinya pengen langsung bobok, tapi kepikiran kamu terus, jadi nggak bisa bobok, sama siapa aja sayang ?"

"Ni sama temen temen" sambil mengarahkan ponselnya ke teman satu per satu.

"Hallo Marshal apa kabar?"Rara yang didekat Shafira langsung melambaikan tangannya diikuti Winda Reno dan Bryan.

"Hallo Shal ?" Winda

" Hay Bro " Bryan

" Selamat tengah malam Bro " Reno.

Marshal menjawab dengan lambaian tangan. Kemudian Shafira mengakhiri percakapan karena pesanan sudah datang dan mereka sangat menikmati makan siang kali ini. Shafira sangat bahagia lantaran kerinduannya selama ini sedikit terobati dengan VC Marshal barusan.Setelah selesai makan mereka langsung kembali ke kantor dan memulai kesibukan masing masing

.........................................................................

New York City

Marshal memastikan tak ada barang yang tertinggal. Mengambil koper dari atas almari. Memasukkan satu persatu barang barangnya tak lupa secarik kertas berlogokan salah satu penerbangan di NY ia masukkan ke ransel mininya.

Ya semua tentu telah dipersiapkan jauh jauh hari oleh Rusdi Hartono sang papa. Setelah kelulusanya dia harus siap menjadi penerus Hartono Group perusahaan milik papanya itu.Setelah semuanya selesai Marshal lalu mehempaskan tubuhnya diranjang. Ditatapnya benda pipih itu, Marshal tersenyum tak sabar ingin rasanya cepat sampai negara asal.

"Tunggu aku sayang, aku merindukanmu"gumam Marshal.

.........................................................................

"Tumben Fir si Marshal VC an sama kamu. Kalian lagi baik baik aja kan?" tanya Winda yang sedari tadi memperhatikan tingkah aneh sahabatnya.

Shafira hanya menggelengkan kepala, tapi tak menyurutkan kelakuannya yang masih asyik senyum senyum sendiri.

"Iya pak, baik saya segera kesana" mematikan sambungan lalu berlalu ke arah ruangan Presdir.

Tok....Tok....Tok.....

"Masuk" sahut seseorang dari dalam.

Shafira pun masuk dan berjalan kearah meja Presdir. Terlihat sosok pria paruh baya tapi sangat berwibawa.

"Ada yang bisa saya bantu Pak ?" tanya Shafira

"Shafira, tolong persiapkan dokumen dokumen penting yang sudah dikirimkan ke emailmu untuk rapat penting lusa.Persiapkan dengan baik dan matang,"

"Baik pak, nanti saya pelajari terlebih dahulu"

"Bagus sekarang kamu bisa kembali ke ruanganmu"

"Baik Pak, Permisi"

Shafira langsung meninggalkan ruangan Presdir. Sesampainya diruangannya Shafira langsung membuka email yang sudah dikirimkan oleh sekretaris Presdir.Shafira memang selalu tiliti dalam setiap hal.Ini yang membuatnya menjadi salah satu karyawan terbaik dikantornya saat ini.

"Ada tugas baru dari Presdir?" Reno yang terlihat dari arah lift yang membawa beberapa minuman melirik sekilas ke laptop Shafira.Meletakkan satu buah cup kopi ke mejanya.

"Iya, ini bahan buat rapat lusa, eh makasih minumnya" dengan pandangan masih fokus ke layar laptopnya.

Menghentikan kegiatannya, menyondongkan sedikit tubuhnya dikursi sembari menyuruput kopi. Dipandangnya layar laptop memeriksa kembali memutarkan bola matanya.

Jam menunjukkan bahwa jam kantor sudah usai. Shafira menutup laptop membereskan meja kerjanya. Terlihat sahabat sahabatnya sudah bersiap untuk pulang.

Winda mendekati Shafira memastikan pulangnya.

"Bareng aku Fir?"

"Iya dong, terus mau nebeng siapa lagi. Lagian perasaan tiap pulang kan sama kamu, kenapa masih tanya Win ?" merasa itu pertanyaan aneh Shafira agak terkekeh.

"Hehehe aku kira semenjak dapet VC dari Marshal kamu terus lupa gitu, eh tapi aku mampir supermarket bentar ya, mau ada yang aku beli"

"Kebetulan Win aku juga mau beli kebutuhan dapur, yukk keburu malem" ajak Shafira menggandeng tangan Winda.

Sesampainya di parkiran kantor mereka menuju kendaraan masing masing saling berpamitan.

.

.

.

.

Bersambung......

Gejolak Hati

Kebetulan Win aku juga mau beli kebutuhan dapur, yukk keburu malem" ajak Shafira menggandeng tangan Winda.

Sesampainya di parkiran kantor mereka menuju kendaraan masing masing saling berpamitan.

…………………………………………………………………………

JohnF Kannedy International Airport

Menunggu armada besi yang akan membawanya ke negara tercinta Marshal masih saja menata hatinya. Mau bagaimana kisah cintanya selama ini. Mengetahui sang papa sangat tidak menyutujui hubungannya dengan Shafira. Tapi sepulangnya ke Jakarta Marshal tetap yakin untuk memperkenalkan ke keluarganya. Marshal berjanji ketika dia kembali dari N.Y hal pertama yang akan dilakukannya adalah melamar sang kekasih didepan orang tua Marshal sendiri.

Meletakkan satu kaki ke kaki satunya lagi, berfikir dan terus berfikir bagaimana caranya melakukan itu semua. Bagaimana kalau Shafira menolaknya ? atau yang lebih parahnya bagaimana jika keluarga tidak menyetujuinya didepan mata Shafira sendiri. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.

"Maaf tuan, kita sudah bisa ke pesawat sekarang" Asisten Riko membuyarkan lamunan Marshal.

"Oke" seketika langsung berdiri dan berjalan menuju Armada besi itu.

Sedangkan barang barang sudah diatur oleh asisten Riko. Riko dipilih papa Marshal untuk menjadi asisten Marshal untuk mendampingi serta mengarahkan segala sesuatu untuk meneruskan usahanya itu.

…………………………………………………………………………………

Shafira dan Winda bersamaan masuk ke supermarket tujuannya. Mereka mulai mengambil satu per satu barang yang menurutnya dibutuhkan.

"Fir aku ke loket camilan dulu ya, ntar kalo kamu dah selesai langsung kabari aku aja, oke ?" ucap Winda seraya mengacungkan jempolnya ketika berpapasan dengan Shafira yang dilihatnya sudah memasukkan beberapa camilan di troli belanjaannya.

Shafira hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Kali ini Shafira ke arah loket untuk stok bahan masakannya selama beberapa hari kedepan. Mengambil potongan daging beberapa sayuran dan buah. Menurutnya berhemat itu sangat penting, ya walaupun memang untuk menghidupi dirinya sendiri. Dengan mendorong trolinya Shafira memutar mutarkan pandangannya memastikan barang barang yang akan dibelinya lagi. Merasa sudah cukup Shafira berniat menuju kasir depan. Kejadian tak terduga pun terjadi.

Bruugghhh.......

" Aduuuhh " Shafira menyeringai kesakitan. Tak disangkanya tas slempangnya menyangkut ke troli pengunjung lainnya hingga troli milik seorang lelaki menimpanya beserta seluruh isinya. Semua mata tertuju pada Shafira yang sudah duduk bersender rak rak sayuran. Sesekali Shafira memegangi kepalanya yang tertimpa troli.

" Nonaaa ? " dengan wajah kebingungan menelisik trolinya tak disangka ternyata trolinya sudah agak jauh terseret tas Shafira. Dengan langkah sigap lelaki itupun mendekati Shafira. Dilihatnya lelaki itu yang mengenakan setelan celana pendek serta kaos pendek memperlihatkan dadanya yang bidang dan beralaskan sandal jepit tapi tak mengurangi ketampannanya sedikitpun. Lelaki itu berkongkok dan menatap wajah Shafira. Shafira pun menjadi kaku melihat tatapan lelaki itu.

" Maaf Nona tak apa ?" lelaki itu masih saja menatap wajah Shafira.

Shafira tak menjawabnya. Dia masih saja terpaku mimpi apa semalam bisa menatap wajah tampan seperti itu."Marshal" yahhh ketika mengingat nama itu Shafira langsung memunguti barang barang milik lelaki itu untuk mengalihkan pandangannya.

"Emmhh ehh ini anu... emmm a..akku tak apa, maaf tuan membuat barang anda menjadi berantakan, sekali lagi saya minta maaf" sial kenapa aku jadi gugup gini sih. "Kamu tuh punya Marshal Fir, ingat ingat" gumamnya dalam hati sambil menepuk nepuk kedua pipinya.

"Sudah....sini biar aku saja yang membereskan. Ini tasmu nyangkut di troli saya, mungkin kamu tidak menyadarinya jadinya nona bisa jatuh seperti ini" mengambil tas Shafira, memberikan tas itu ke Shafira dengan tersenyum sedikit membuat lekikkan dipipinya terlihat.

Winda yang sedang mencari keberadaan Shafira, lehernya yang bergerak kekanan lalu kekiri, sontak langsung kaget melihat banyak barang barang tercecer dan dilihatnya Shafira sedang memunguti barang itu. Tanpa pikir panjang Winda langsung mendeketi Shafira dengan sedikit berlari.

" Kamu nggak papa Fir , kok bisa jatuh gini sih ?" Winda mengarahkan pandangannya ke lelaki disamping Shafira.

"Tasnya nyangkut ke troli saya, yahhh jadinya bisa nona lihat sendiri" jawab lelaki itu sambil mengangkat kedua bahu dan menyodorkan kedua tangannya menagarahkan ke barang barang yang tercecer.

Shafira masih memunguti barang tersebut dibantunya Winda dan juga lelaki itu. Setelah semua selesai Shafira langsung meminta maaf lagi dan berlalu bersama Winda.

Lelaki itu hanya geleng geleng kepala dan tersenyum "Kenapa jantungku terasa aneh ketika bertatapan dengan cewek tadi.Anehh." gumam lelaki itu yang berjalan ke arah kasir. Menunggu beberapa antrian dan akhirnya sampailah antrian lelaki itu.

"Silakan Tuan, masih ada yang lain atau cukup ini saja Tuan ?" tanya pelayan kasir sembari mengambil satu persatu barang untuk di barcode.

"Sudah, cukup itu saja mbak" jawab lelaki itu.

Satu persatu barangpun mulai dibarcode oleh pelayan kasir itu. Hingga sampai barang terakhir pelayan kasir pun menyodorkan kartu ke lelaki itu.

"Maaf , apa ini barang milik Tuan ?"

Lelaki itupun mengernyitkan dahinya dan mulai memeriksa barang itu. Dilihatnya barang itu, sebuah kartu identitas dibubuhi foto disampingnya. Terlihat alamat lengkap disampingnya memperjelas dimana wanita itu bertempat tinggal. "Wanita tadi" gumamnya dalam hati. Tanpa mengindahkan pertanyaan pelayan kasir, lelaki itu langsung mengambilnya dan langsung memasukkan ke dompet.

……………………………………………………………………………

Jam berganti jam, hari berganti hari. Shafira merapikan pakaiannya. Didepan kaca di memutar mutarkan badannya. " Jangan sampai gagal Fir, semoga rapat kali ini bisa memuaskan tuan Fransisko" celetuk Shafira. Tuan Fransisko atasan Shafira memang sudah paham betul dengan Shafira. Ketekunan serta kecerdasannya membuat Shafira menjadi karyawan kebanggaan beliau.

Mengambil tasnya dan bergegas ke luar rumah. Hari ini Shafira bareng Winda ke kantor. Winda yang ditugaskan Tuan Fransisko untuk mendampinginya ketika rapat nanti, membantunya ketika ada sesuatu yang dibutuhkan.Beberapa menit kemudian mobil Jazz merah berhenti didepan Shafira. Menurunkan kaca mobil seraya berkata " Come on baby " Winda meringis memperlihatkan semua gigi putihnya.Shafira pun langsung naik. Winda melajukan kendaraannya menembus keramaian ibu kota pagi itu.

…………………………………………………………………………………

"Mamaaaa aku pulaangg" teriak Marshal. Mengitari setiap ruangan tak sedikitpun terlihat sosok mamanya. Hingga di sebuah dapur Marshal melihat sosok itu, sedang sibuk dengan piring di wastafel. Marshal mengendap endap dan langsung memeluk erat tubuh mamanya.

Membalikkan badannya dan terkejutlah mamanya ketika anak semata wayang ada dihadapannya"Astagaaa ya Tuhan, Marshaalll kau sudah pulang nak kenapa tidak mengabari mama terlebih dahulu ?"

Melepaskan pelukannya kemudian duduk di kursi meja makan.

"Aku disuruh papa untuk segera pulang ma, kata papa sih untuk meneruskan perusahaan gitu" mukanya agak manyun.

"Kenapa papamu tidak ngomong sama mama waktu wisuda kamu."

"Entahlah Ma, aku sendiri juga bingung, aku lelah, aku ke atas dulu Ma "

Meninggalkan Mamanya bergegas ke kamarnya. Membersihkan diri setelah itu menghempaskan badannya di ranjang.

Dari kejauhan terdengar suara sepatu menuju kamar Marshal dan tak lama kemudian ketukan pintu terdengar.

Tok…Tok…Tok

Tanpa menunggu jawaban dari dalam pintu langsung dibukanya.

Cekkklleekkk

Dibukanya pintu itu dan dilihatnya sang anak yang sedang berbaring di ranjang. Tak pikir panjang pria berwatakan tubuh kekar menghampiri Marshal. Marshal langsung menatap orang yang baru saja masuk ke kamarnya.

" Papa..."

.

.

.

.

Bersambung………

《Semoga Bersedia memerikan Like dan Kommentnya disetiap bab ya😘, maklum masih amatiran apapun kommentnya pasti diterima. Terimakasih❤🧡》

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!