NovelToon NovelToon

To Be New Yiyi

Bingung dengan alam dimensi

Ini adalah ilustrasi Tan Xiao Yi abad 21

 

Aku adalah seorang ibu rumah tangga bagi ke tiga anakku dan juga seorang istri. Namaku Tan Xiao Yi. Suamiku seorang pengusaha yang cukup sukses dan tipe seorang ayah dan suami yang setia. Dia selalu menghabiskan waktu senggangnya bersama kami. Aku pun punya tanggung jawab penuh sebagai istri dan ibu. Setiap harinya harus memenuhi kebutuhan anak -anakku agar tercukupi. Tidak lupa juga sebagai seorang istri yang harus selalu mendukung suami serta bekerja sama dalam mendidik anak-anak.

 

Hingga datanglah suatu saat pas malam tiba ketika anak-anakku dan suamiku sudah beranjak tidur, lalu aku menyusul mereka juga dengan waktu yang cukup telat yakni pukul 23.50. Saat ku pejamkan mata, tiba-tiba ada begitu banyak cahaya yang aneka warna menghampiriku. Ada begitu banyak gambar sepertu alur cerita seorang gadis yang diperlihatkan kepadaku. Gadis itu bernama Tan Xiao Yi juga, sama seperti namaku. Dia berusia kurang lebih 17 tahun. Hanya saja kisah hidupnya di zaman era 700 masehi sangat terlihat kasihan dan menderita. Beberapa alur cerita hidupnya yang kelam di perlihatkan kepadaku sampai aku ikut prihatin karena merasakan apa yang dia alami. Apa sih artinya hidup bagi dia? Aku lihat dia tampak pasrah saja menjalani hidupnya yang sangat tidak di sukai orang-orang disekitarnya. Sering di campakkan, sering di hina, dan sering jadi bahan olokkan oleh saudara-saudara tirinya.

"Tan Xiao Yi, kamu sedang berada di alam dimensi di bawah alam sadarmu saat ini." Tiba-tiba ada suara yang entah darimana asalnya dan aku tidak bisa melihat wujudnya.

"Kamu siapa ya?" tanyaku bingung dan mencari-cari keberadaannya, tapi nihil karena memang tidak ada wujud apapun.

"Aku adalah pemilik alam dimensi ini. Kamu cukup memanggilku dengan sebutan Tuan Mimpi. Kamu mempunyai sebuah tugas mulia yaitu menjadi Yiyi (sebutan dari gadis itu) untuk membalaskan dendamnya dan membuat seluruh rakyat pada masa itu bahagia," jelasnya.

"Hah?" Aku hanya bisa melongo seperti orang bodoh. "Tapi kenapa harus aku? Aku kan juga tidak ada keistimewaan apa-apa," kataku sambil mengernyitkan alisku.

"Kamu akan ku jadikan sangat istimewa dengan berbagai kelebihan di alam sana sebagai pengganti Yiyi dan kamu tidak perlu takut pada apapun, karena seperti yang ku bilang tadi kalau kamu akan jadi super istimewa."

Aku masih berpikir keras apa maksud ucapannya. "Super istimewa? Apa maksudnya?"

"Kau akan menjadi orang yang terhormat karena sifatmu yang sekarang akan berpengaruh di era sana. Kau akan punya kekuatan yang sangat tinggi, sehingga tidak ada satu orangpun yang bisa mengalahkanmu. Jadi sumber kekuatanmu itu berasal dari apa yang kamu pikirkan dan ucapkan maka dengan seketika itu akan terjadi. Jika tidak percaya, kau bisa mencobanya sekarang disini," jelasnya panjang lebar.

Aku penasaran karena dia bilang aku punya kekuatan yang tak terkalahkan. Mmmm.... (aku sedang berpikir ingin mengeluarkan kekuatan apa). Bagaimana kalau aku mengeluarkan api kecil di ujung jari telunjuk kananku? Aku langsung mempraktekkannya.

"Api, keluarlah !" suruhku sambil menatap ujung jari telunjuk kananku. Dan benar saja, api itu keluar secara tiba-tiba. "Wahhhh..." Ucapku tidak percaya sambil menggelengkan kepalaku. "Kau benar Tuan Mimpi," kataku tertegun.

"Hahahaha....." Tawanya sangat terdengar kencang dan terasa bergetar. "Aku sudah bilang padamu, kamu akan terbentuk dengan kekuatan super yang tiada bandingnya," ucapnya bangga.

"Tapi bagaimana dengan keluarga saya di sini?"

"Mereka tidak akan terganggu sedikitpun dan normal seperti biasanya mereka tidur, karena di alam sana 1 tahun berarti hanya berlaku 1 jam di alammu."

"Tapi aku pasti kembali kan ke duniaku yang sekarang?" tanyaku khawatir.

"Tentu saja kamu akan kembali setelah misimu berhasil nanti. Aku akan memberikan kamu gelang dimensi ruang waktu." Gelang dengan bentuk bunga mawar emas dililit dengan rantai emas yang tidak terlalu mencolok secara otomatis terpakai di pergelangan lengan kiriku. "Kamu bisa mencari semua yang kamu butuhkan melalui gelang itu dan tidak ada satu orangpun yang bisa melepaskannya darimu, kecuali misimu sudah selesai."

"Bailklah ! Saya akan berusaha membantu Yiyi di kehidupannya sekarang," ucapku yakin.

"Kalau begitu, jangan menghabiskan waktumu lagi ! Segera pergilah ke raga Yiyi !"

Tidak pakai aba-aba, Tuan Mimpi menghempaskan rohku begitu saja, sehingga membuat aku berteriak kencang karena ada rasa kaget bercampur takut seperti yang kita rasakan saat jatuh dari pesawat terbang dengan ketinggian yang tak terhingga.

Salam kenal ya buat para pembaca novelku. Maaf jika ada kata-kata yang masih kurang bagus. Terima kasih sudah berkunjung🙏😊

 

Berpindah dimensi ke tubuh Yiyi

"AAAAaaaaa....." teriakku yang berkelanjutan saat sudah berada di raga Yiyi.

Aku langsung melihat sekelilingku dengan wajah bingung dan penuh pertanyaan. Aku memandang tubuh Yiyi yang begitu lembut dan putih yang sedang memakai han fu tidurnya berwarna putih.

"Nyonya... Nyonya..." panggil seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar dengan rasa panik. "Nyonya, anda sudah sadar? Apa ada yang sakit Nyonya?" tanyanya khawatir sambil memeriksa dengan tangannya yang sedari tadi sibuk memegang semua anggota tubuhku.

Aku ingat nama gadis ini. Dia Ruyi, pelayan setia Yiyi. Dialah satu-satunya orang yang setia menemani Yiyi dari usia 10 tahun. Mereka sudah tampak seperti kakak adik. Tumbuh kembang bersama dan Ruyi sudah mengabdikan dirinya untuk selalu menemani Yiyi baik susah maupun senang.

"Ruyi !" panggilku pelan.

"Ya, Nyonya," jawabnya sambil matanya berkaca-kaca.

"Kau menangis?" tanyaku sambil memperhatikan bulir-bulir air matanya yang jatuh dipipi chubbynya. Aku memeluknya dan menepuk pelan punggungnya. "Sudah, jangan menangis lagi Ruyi! Aku sudah pulih saat ini dan kita tidak akan sedih lagi nantinya," kataku sembari membujuknya agar berhenti menangis.

Dia masih menangis sejadi-jadinya. Hingga dia berhenti menangis dengan sendirinya. Dia tampak malu padaku. Wajah cantiknya menunduk malu dan ditutupi oleh lengan han fu yang di kenakannya.

ini adalah ilustrasi dari Ruyi

"Benarkah Nyonya sudah baikan?" tanyanya sambil menatapku penuh harapan.

"Iya, saya sudah baikan," ucapku sambil tersenyum tipis.

Kami saling berpelukan melepas rindu. Sepertinya Ruyi memang sangat tulus menyayangi Yiyi.

"Kalau begitu, hamba akan memberitahu Yang Mulia (nama panggilan untuk suami Yiyi)," katanya yang sudah mau bergegas keluar dari kamar Yiyi.

Aku dengan sigap menarik tangannya. "Jangan!" pintaku. "Jangan sekarang Ruyi! Ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Yang Mulia, karena beliau terlalu sibuk dengan urusannya. Jadi hal sekecil ini tidak perlu di beritahukan."

"Kenapa Nyonya? Apa Nyonya tidak takut kehilangan kasih sayang dari Yang Mulia? Selama Nyonya sakit, beliau tidak pernah menjenguk Nyonya. Apa Nyonya sanggup di campakkan seperti ini seterusnya?"

"Aku hanya ingin ketenangan dulu. Tidak mau bertemu dengan Yang Mulia dalam keadaan pucat dan tidak berdaya, karena aku akan bangkit dan tidak akan terpuruk lagi," kataku meyakinkannya.

Dia hanya menatapku heran. Yang aku bisa lakukan saat ini adalah mencegah informasi kalau Yiyi sudah pulih, karena di alur cerita yang pernah terlintas kalau Yiyi sama sekali tidak di anggap ada oleh para selir suaminya. Mereka sama sekali tidak senang dengan Yiyi dengan alasan kalau Yiyi terlalu lemah dan bukan saingan mereka. Yiyi tidak punya kultivasi apapun untuk menjaga dirinya. Hanya berkat nama besar ayahnya Jenderal Tan Han Ji, Yiyi dipandang. Tapi tidak dengan suaminya. Yiyi hanya dipandang sebelah mata saja.

Sekilas tentang suami Yiyi. Dia seorang pangeran tampan, dingin, serta jago berkelahi dengan senjata apapun. Kultivasinya sudah tingkat alam dewa langit (yang sangat jarang dimiliki oleh para manusia saat itu). Dia juga seorang panglima perang dari Kerajaan Lim yang terkenal akan keganasannya di medan perang melawan musuhnya tanpa ampun dan juga sebagai saudara sepupu dari Kaisar Li. Nama suaminya Yiyi adalah pangeran Lim Mo Yan, sebutannya Pangeran Mo Yan. Usianya saat ini sudah 21 tahun. Anak ke 3 dari 6 bersaudara. Dia anak tunggal dari permaisuri Wei (ibu kandungnya) yang terkenal ramah dan penuh kasih sayang, tidak membeda-bedakan antara anaknya dengan anak-anak dari para selir suaminya. Selir suaminya (ayah pangeran Mo Yan, Lim Zhe San) kala itu berjumlah 2 orang saja, yakni selir Yue dan selir Khouw. Selir Yue hanya mempunyai 2 orang anak yakni seorang anak perempuan dan satunya lagi laki-laki yang masih kisaran 6 tahunan. Sedangkan selir Khouw mempunyai 3 orang anak laki-laki semua yang 2 diantaranya menjadi kakak dari pangeran Mo Yan.

Yiyi menikah dengan pangeran Mo Yan karena adanya pernikahan politik saat itu. Ada beberapa poin yang membuat ayah Yiyi menyetujui pernikahan anaknya, yakni mendapat gelar bangsawan, di kenal banyak orang, dan bangga dengan reputasinya sebagai besan dari pangeran Mo Yan. Yang pastinya Kaisar Lim (sebutan ayahnya pangeran Mo Yan) juga mau merekrut jenderal Tan ini sebagai tangan kanannya karena ayahnya Yiyi ini sangat pintar dalam siasat melawan musuh saat berperang.

Rohku sekarang sudah berada di tubuh Yiyi. Aku mulai memberanikan diri untuk bercermin. Cermin yang klasik berwarna kuning menampakkan wajah Yiyi dan badannya yang ideal setara dengan gadis usia belia pada umumnya. Alhasil, aku hanya bengong menatap wajahnya yang sangat cantik murni.

ini ilustrasi wajah Yiyi

Aku sudah datang ke alam ini, aku harus segera menyelesaikan tugasku. "Yiyi, kamu tenanglah! Aku akan membuat rohmu tenang di nirwana dan tidak akan ada hal-hal menyakitkan lagi yang akan di alami oleh ragamu," ujarku dalam hati.

Salam kenal ya buat para pembaca novelku. Maaf jika ada kata-kata yang masih kurang bagus. Terima kasih sudah berkunjung🙏😊

Mencoba beradaptasi

"Ruyiiii!" panggilku dengan lantang.

Tidak lama kemudian, masuklah Ruyi dengan langkah kaki yang terburu-buru. Dia tampak acak-acakkan sekali. Rambutnya tidak beraturan, wajahnya ada yg menghitam, dan bajunya juga tampak kotor.

"Iya, Nyonya. Apa Nyonya mencariku?" tanyanya penasaran.

"Kamu darimana? Kenapa kamu kotor begini?" tanyaku penasaran sambil mengelilinginya.

"Hamba dari dapur Nyonya. Sedang membuat makanan buat Nyonya."

Aku menatap keluar jendela. Iya ada ruang masak di sana dengan beberapa kayu bakar. Apinya masih menyala.

"Mari kita kesana!" ajakku.

"Ta..ta...pi...tapi kan Nyonya baru sembuh," katanya khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Bahkan aku bisa menangkap nyamuk dengan mudah," kataku bangga. "Kau mau lihat?"

Dia penasaran, jadi dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Dia sedang memperhatikan aku yang sedang mencari mangsa. Nyamuk di dekat telingaku berhasil aku tangkap dalam genggaman tangan kiriku. Aku membuka genggamanku dan memperlihatkannya pada Ruyi. Dia terlihat sedang terpesona oleh sikapku.

"Wahhh..." katanya sambil menganga.

"Sudah, sudah, aku mau ke dapur sebentar. Ingin melihat ada makanan apa yang bisa kita makan nanti."

Di dapur yang tidak beraturan, Ruyi sudah mempersiapkan beberapa menu sederhana hanya dengan di rebus saja dan nasi semangkuk penuh. Dia tinggal memadamkan apinya saja.

"Maafkan saya Nyonya, makanan kita hanya ini saja," katanya sambil memasang raut wajah sedih.

"Ini pun sudah enak. Walaupun hanya segini makanannya, kita tetap harus bersyukur Ruyi," ujarku sambil memberikan senyuman kepadanya.

"Ta...ta...tapi...bi...biasanya...Nyonya tidak mau makan kalau menunya hanya seperti ini," katanya sambil menundukkan kepalanya.

"Itu dulu. Sekarang, aku akan makan apa yang ada. Ayuk kita makan bersama!" ajakku sambil membawa 2 menu dengan kedua tanganku.

Disusul Ruyi masuk ke dalam kastilku. Ruyi sangat takut tidak sopan duduk bersamaku dalam satu meja makan. Tapi aku tetap memaksanya hingga dia menyerah juga, karena aku yang sekarang tidak tahu pada peraturan jaman dulu. Aku juga sangat segan jika makan di lihatin oleh orang lain, apalagi Ruyi ini sudah seperti saudara bagi Yiyi. Di meja makan yang sederhana, kami hanya duduk berdua sambil menikmati makanan yang ada. Semangkok nasi pun kita bagi berdua. Walaupun dia enggan menerimanya, tapi aku tetap memaksanya juga.

Setelah kami puas menikmati masakan Ruyi, aku pun ingin mandi. Rasanya badan sangat lengket akibat keringat yang menempel di tubuh seharian. Apalagi aku belum terbiasa memakai han fu (pakaian adat cina kuno).

"Ruyi, aku ingin mandi. Apakah disini ada kamar mandi?" Aku sedari tadi tidak melihat adanya kamar mandi.

"Kamar mandi?" tanyanya bingung.

"Maksudku tempat bilas badan gitu," jelasku singkat.

"OOoooo ruang basuh.. Ada Nyonya. Sebelah sini!" katanya sambil membawa arah ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan hanya di sekat oleh lemari pajangan kuno tanpa adanya penutup seperti kain atau papan sebagai pintu.

Aku menemukan tempat sejenis bath-up dari kayu yang berbentuk bulat sudah terisi penuh air. Ruyi dengan tangkasnya mempersiapkan keperluan mandiku. Dia menaruh beberapa bunga yang aku pun tidak tahu namanya tapi sangat harum. Jadi aku tidak usah pakai sabun mandi lagi. Hanya menggosok pelan tubuh ku dengan kain saja.

Ruyi membantuku melepas han fu yang kupakai, aku sangat tidak terbiasa dengan perlakuannya. Aku merasa sangat malu.

"Ruyi, aku bisa melakukannya sendiri. Kamu keluarlah!" pintaku.

"Tapi ini kan sudah kewajibanku melayani Nyonya. Semenjak Nyonya kecil hingga sekarang, aku sudah melalukan yang terbaik untuk melayani Nyonya. Apakah ada perlakuanku yang membuat Nyonya kurang berkenan?"

"Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Hanya saja, aku bisa melakukannya sendiri dan kamu tidak usah seperti ini lagi. Cukup membantuku mengisi air saja."

"Semenjak Nyonya siuman, kenapa Nyonya jadi seperti orang yang berbeda? Sama sekali bukan Nyonya yang sebelumnya?" tanyanya penasaran.

"Hhmm.." aku batuk kecil tapi sebenarnya sedang tidak sakit batuk. "Kamu hanya perlu tahu kalau aku masih menyayangimu. Itu saja. Sekarang, kamu keluar dulu ya, karena aku mau membasuh badanku dulu."

Setelah dia keluar, aku langsung bergegas membuka seluruh pakaian ini, dan menyeburkan diri ke dalam bath-up kuno ini. Rasanya semua otot-otot kakuku mejadi renggang dan aku jadi lebih berenergi. Setelah apa yang terjadi dalam kehidupan Yiyi, sangat membuatku sedikit frustasi. Masalahnya, aku sama sekali tidak nyangka ada kejadian seperti apa yang ku alami saat ini. Modern ke zaman kuno.

Aku mulai fokus dengan alur cerita kehidupan Yiyi lagi. Aku memejamkan mataku dan mulai mencari tahu tentang Yiyi dalam benakku. Karena raga ini milik Yiyi, jadi sangat mudah bagiku mencari informasi tentang dia.

Sudah setengah jam aku berendam sambil menyimak kehidupan Yiyi dari pikiranku. Saatnya menyiapkan diri untuk segera membalaskan dendamnya. Aku mengenakan secara perlahan pakaian han fu yang sudah disiapkan oleh Ruyi. Berwarna putih dengan motif kain merah sedikit memberikan sikap tegas saat mengenakannya. Rambut Yiyi sangat panjang dan hitam serta kemilau. Benar- benar bagus dan subur.

Ruyi membantuku menghias rambutku. Aku juga mulai berdandan sesuai keinginanku. Penampilan yang manis dan sederhana. Ruyi menatapku terheran sampai air liurnya hampir saja keluar dari mulutnya.

"Ruyi, kau kenapa?" tanyaku bingung akan tingkah lakunya.

Dia masih saja bengong. Sampai aku menepuk pelan tangannya, barulah dia sadar.

"Nyonya cantik sekali," pujinya.

"Benarkah?" tanyaku lagi.

"Iya, Nyonya. Sekarang Nyonya menjadi begitu sangat cantik daripada sebelumnya," jawabnya tercengang.

"Apakah dulu saya jelek?" tanyaku penasaran dengan gaya make up Yiyi.

"Tidak juga Nyonya. Dulu Nyonya juga cantik, hanya saja sekarang sangat cantik lagi dan hamba yakin kalau selir-selir Yang Mulia bukan tandingan Nyonya," ucapnya semangat.

"Sudah, sudah! Jangan menggodaku lagi! Apakah sekarang sudah petang?"

"Iya, Nyonya. Sekarang sudah petang, tidak lama lagi akan menjelang malam," katanya sambil melihat ke langit

"Kalau begitu, aku akan melihat-lihat sekeliling daerah sini sebentar," kataku sambil berjalan-jalan mengelilingi kisaran kastilku yang lumayan luas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!