NovelToon NovelToon

The Mistery Of Hucels' House

Hucels School

Ini adalah awal bulan bagi setiap anak untuk memulai pelajaran setelah libur semester, bagi Abraham lucas Michael semuanya tampak sama untuk nya ia hanya mengikuti keinginan paman nya untuk pindah ke sekolah barunya. Hucels School adalah sekolah favorit di kalangan anak-anak hal ini di karenakan kualitas pendidikan nya yang berkualitas. tak hanya itu saja di sana juga terdapat fasilitas yang tidak ada di sekolah manapun di kota itu selain Hucels. sayangnya ada beberapa rumor beredar di samping kualitas tingginya beberapa orang mengatakan hal buruk mengenai sekolah tersebut apalagi mereka bercerita perihal asrama sekolah tersebut kabarnya hampir setiap tahun akan ada murid yang di nyatakan hilang,meninggal atau entahlah dia sendiri juga tak tahu namun yang pasti ia tak ingin bila paman nya yang telah membesarkannya merasa sedih karna penolakannya dan lagi itu hanya rumor belum ada kepastian kemungkinan saja ada orang yang sengaja membuat onar dengan mengatakan hal bodoh untuk membuat jelek Hucels.siapa yang tahu itu bisa terjadi dunia ini begitu luas ada banyak orang melakukan hal tak berguna demi kepentingan nya itulah yang di pikirkan luc.

"Apa kau sudah siap luc..?"ujar lelaki paru baya tak jauh dari nya berada

Semua telah luc siapkan ia hanya tinggal menuju Hucels dengan paman nya menggunakan mobil namun di pertengah jalan langkah nya terhenti mendengar penuturan paman nya,raut wajah lelaki paruh baya itu terlihat jelas di mata keponakanya sehingga alis luc mengerut.

"Apa paman mengkhawatirkan diriku...ayolah ini sudah ke tiga kalinya aku pindah sekolah paman mengapa kau masih khawatir,apa kau mengkhawatirkan perihal rumor itu.?"

"Tidak aku hanya khawatir bagaimana jika kau akan di keluarkan lagi karna suatu hal ini bukan pertama kalinya kau sampai di keluarkan,aku telah meminta orang tuamu untuk memperjelas perkaranya namun..

"Paman..." Ujar luc lirih

Jhony mendongak kepala menatap keponakanya dengan intens sejenak ia berhenti bicara dan memilih memalingkan mukanya,ia tahu jika keponakannya itu tak menyukai pembicaraan apalagi bersangkutan dengan orang tuannya yang tak lain adiknya sendiri.

"Tolong jangan bahas mereka lagi aku tak ingin mendengar apapun mengenai mereka.!"tekan Luc

Tak ada sahutan dari Jhony dia hanya menghembuskan nafas panjang sambil membuka pintu mobil membiarkan keponakannya masuk ke dalam,di setiap perjalan mereka hanya ada keheningan terkadang sesekali kedua mata Jhony melirik melihat melalui cermin yang ada dihadapannya melihat keadaan keponakan akibat tindakan nya barusan.

"Apa kau marah dengan paman.? kenapa kau kau diam saja sedari tadi."Jhony mencoba mencairkan suasana yang begitu menegangkan di atara ke duanya.

"Tidak aku hanya ingin melihat jalanan saja itu saja"ujar luc bernada datar

Suara mendehem pelan keluar dari tenggorokan Jhony dia berhenti sejenak ketika mobil mereka tepat berada di lampu lalu lintas

"Dengar nak apapun yang terjadi itu bukanlah kehendak kita namun mencoba melupakan dan mengelak hanya membuatmu sakit,oleh karna itu aku ingin untuk awal pelajaran mu berjalan normal aku akan meminta kepala sekolah memberikan ruangan asrama untukmu sehingga kau bisa tenang saat bersekolah tanpa harus memikirkan ku"

"Dan ya sepupumu juga ingin bersekolah bersama mu setelah dia tahu kau berada di sini.."lanjut jhony

Tubuh luc menegang seketika ia baru tahu jika sepupunya akan datang bersekolah dengannya tapi kenapa bukankah sepupunya itu anak pintar dan lagi bagaimana bisa dia harus putus di pertengahan semester..?

"Apakah dia akan datang tapi bukankah dia sedang bersekolah bagaimana bisa sepupu kemari.?"alis luc mengerut ia memindahkan tempat duduknya tak jauh dari pamannya agar ia dapat mendengar dengan jelas

Lampu merah kini telah terganti hijau dan di saat itu pula mobil mereka kembali berjalan menuju Hucels hanya butuh beberapa menit lagi mereka akan sampai,di sela waktu yang cukup sebelum sampai di Hucels Jhony kembali melanjutkan perkataannya yang tadi tergantung.

"Kau tahu bibi mu marah besar setelah tahu jika sepupumu ketahuan melakukan tindakan gila di sekolahnya sehingga mereka di keluarkan sama seperti mu hanya saja kau di keluarkan oleh orang tua anak mereka "

Sambil mendengarkan setiap ucapan paman nya diam-diam luc menatap ke kaca mobil ia melihat bagaimana langit berubah agak gelap di tambah angin yang cukup kencang

"Mengapa di sini jarang ada kendaraan.?"batin luc

Merasa tak ada sahutan dari setiap kalimat yang ia ucapkan Jhony melirik ia menemukan keponakannya sedang melihat langit

"Oh.. apakah kau melihat langitnya luc sepertinya akan ada hujan lebat nanti,aku harap kita bisa cepat sampai beruntungnya hari ini tak banyak kendaraan melewati tempat ini.mungkin karna perubahan cuaca yang mendadak"ujar Jhony di iringi tawa riangnya

Hampir lima belas menit mereka menempuh perjalanan dan sekarang mobil mereka telah berhenti sampai di Hucels,dari jauh melalui kaca mobil luc memandang bangunan besar yang ada di hadapan nya begitu megah seperti istana namun agak tampak terlihat seperti gereja yang kosong tanpa penghuni.tak jauh dari Hucels berada di bagian samping kiri terdapat banyak pohon di antara pepohonan tersebut hanya ada satu pohon yang amat besar.

"Bagaimana luc apa kau menyukainya.?"tanya Jhony menatap bangunan besar di depan nya

"Sejujurnya tempat ini bisa di bilang bangunan tak berpenghuni ketimbang sekolah.!!"gerutu luc dalam batin nya

Sepertinya Jhony mulai menyadari akan sesuatu hal yang mana membuat keponakannya itu terdiam dengan dahi mengerut bagaimana tidak Jhony tak menemukan siapapun di sana bahkan penjaga sekolah pun tak ada mungkin itulah yang membuat keponakannya tampak diam tanpa bisa berkata apapun.

"Yah memang di lihat tampak aneh namun kita tak boleh menilai dari cover nya saja sebelum memasukinya bukan.? Jadi ayo kita masuk sebelum hujan turun" ajak Jhony

Luc mengangguk ia lantas berjalan menyusul paman nya yang telah berjalan mendahuluinya namun di pertengah jalan luc baru ingat akan sesuatu yang telah ia lupakan barusan

"Paman kau pergilah dahulu aku akan menyusul mu ada suatu hal yang tertinggal di dalam mobil,aku akan mengambilnya.!!"teriak luc

Jhony mengangguk lantas ia kembali melanjutkan jalannya mencari di mana tempat penjaga sekolah berada atau siapapun yang bisa ia tanyai,sementara itu luc segera berbalik ia hendak mengambil earphone miliknya yang tertinggal di mobil setelah mengambilnya tiba-tiba telinga nya mendengar suara teriakan seseorang tak jauh dari sebrang jalan.

Anak itu tampak Kumal di lihat dari postur tubuhnya luc memperkirakan bila umur anak itu sama seperti dirinya tapi bagaimana bisa ada anak seumurannya mengalami gangguan jiwa.?

"Apa yang kau lihat nak.?!"

Kepala luc menoleh ia begitu terkejut dengan kehadiran sosok yang tidak ia ketahui di sampingnya ada seorang lelaki paru baya dengan kaki pincangnya sambil memegang cerutu di dekat dirinya pandangan lelaki paruh baya itu tak jauh berbeda dari Luc ia juga tengah menatap anak yang ada di sebrang jalan sana.

"Sudah sekian kalinya ada korban tetapi sekolah ini tetap saja masih di buka..!!"dengus nya

"Apa yang terjadi dengan anak itu tuan.?"

Manik luc kini bertemu dengan manik milik sang tuan paruh baya di depannya ekspresi jengkel dan tak suka masih tercetak di wajahnya walaupun begitu luc tak ingin memalingkan muka nya rasa penasaran tak bisa lagi ia bendung apalagi rumor perihal asrama Hucels itu adalah sesuatu yang belum pasti tentu saja dia harus memastikannya..!

"Kepala sekolah Hucels itu terlalu keras kepala sudah ku katakan Asrama mereka tidak beres ada banyak siswa dalam setahun ini menjadi korban, namun tetap saja dia tak mendengarkan ku.!!"

"Sebenarnya ada apa dengan Asrama itu.?"

"Apa kau juga akan bersekolah di sana.?"tanya nya kembali

Luc mengangguk sebagai jawaban tetapi reaksi yang di tunjukan orang di depannya di luar nalarnya malahan lelaki paru baya itu hanya tersenyum sebagai gantinya.

"Apa tuan ini baik-baik saja.?"pikir luc

Perbincangan mereka harus terhenti kala lelaki paruh baya tersebut mulai melangkah menjauhi luc dengan kaki pincang nya namun sebelum dia pergi lelaki itu berpesan kepada luc untuk tidak terlalu mempercayai perkataan kepala sekolah Hucels

Kepergian orang tersebut Luce kembali menatap anak di sebrang sana anak itu berteriak dan ketakutan sesekali mulutnya akan melontarkan sebuah kalimat " Ada iblis di sana mereka sedang mengamati ku selamatkan aku.!!"

Berulang kali anak tersebut berteriak dengan kalimat yang sama sampai petugas dari Rumah Sakit Norton membawanya dan itu masih membekas di ingatan Luce.

"Luce apa yang kau lakukan mengapa lama sekali menyusul.?"dari belakang tangan kanan Jhony memegang bahu keponakannya sehingga membuyarkan seisi pikiran

"Ah..aku baru saja menemukannya paman ada apa.?"

Jhony menggeleng ia lantas merangkul bahu keponakannya menuntun anak itu masuk ke dalam gerbang Hucels, di sana keduanya melihat ada beberapa anak berjalan begitu sibuk mata mereka tak lepas dari Luc di mana itu membuat luc merasa risih.

"Aku baru saja bertemu dengan penjaga sekolah ini dia bernama Mr.Grey dan yah aku mendapat petunjuk jika ruangan kepala sekolah tak jauh dari sini"

Sambil berjalan Jhony menatap setiap papan yang ia lewati ia tengah mencari papan yang bertuliskan ruang kepala sekolah hingga tepat di ujung koridor barulah mereka menemukan ruangannya,tanpa menunggu lama luc mengetuk pintu di dalam terlihat amat berantakan beberapa buku berserakan dan bukan itu saja ada seorang murid perempuan sedang berada di dalam

"Oh..Hallo nona di mana Mr.Vince berada..?"sapa Jhony

Perempuan tersebut tak menjawab ia hanya mengacungkan jari nya ke suatu tempat,pandangan jhors dan Luce mengikuti kemana jari tersebut mengarah dan ...

Brak..!!

Suara buku berjatuhan dan juga erangan kecil terdengar di telinga mereka di sana mereka menemukan sosok lelaki paruh baya sedang di lantai dengan begitu banyak tumpukan buku.

"Maafkan aku,tadi aku sedang mencari dokumen penting tak tahu jika ada tamu"balas Mr.vince

Mr.Vince segera memakai kaca mata miliknya ia berjalan menuju meja miliknya dan duduk di kursi sementara perempuan tersebut pergi keluar dari ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun

Di rasa semua yang Jhony tunggu-tunggu telah pada waktunya ia mulai mengutarakan niat kedatangannya luc juga tak banyak berkata dia lebih suka paman nya mengambil alih semua nya

"Perkenalkan namaku Jhony seorang arsitektur dari kota A dan ini keponakan ku Abraham luc,kedatangan kami kemari untuk mendaftarkan nya agar bisa masuk ke Hucles.." dan percakapan itu terus berlanjut sampai luc sendiri mulai bosan dengan perbincangan mereka hingga memutuskan untuk keluar sebentar

Di luar ruangan angin kencang mulai mereda tempa itu seluruh dedaunan melayang akibat terseret angin beberapa Siwa juga terlihat sibuk membawa semua barang-barang mereka wajar saja ini adalah awal pembelajaran banyak anak yang pulang ke keluarga mereka atau ada pula yang lebih memilih tinggal di asrama.

Ketika luc sedang melihat begitu sibuknya siswa-siswi di tempat ini tiba-tiba tanpa sengaja pandangan nya menemukan sosok perempuan yang baru saja keluar dari ruangan Mr.Vince, perempuan tersebut sangat cantik dengan kulit pucat nya kemudian bola mata indah dengan manik berwarna amber bahkan itu pula yang mendukung rambut cokelat miliknya.

"Luc kenapa kau keluar tiba-tiba kami mencari mu.!!"

Akhirnya perbincangan paman nya dengan Mr.Vince selesai jadi dia tak perlu lagi menunggu lama apalagi dengan kondisi Cuaca yang akan hujan.

"Mr.Vice dan aku telah sepakat bila kau akan tinggal di asrama dan boleh pulang ketika libur semester untuk semua keperluan aku akan memberimu ketika masa waktu kunjungan jadi kau tak perlu khawatir soal itu"jelas Jhony

Luc mengangguk paham ia lantas bertanya mengingat jika sepupu gila nya itu ikut serta pindah kemari bukan kah itu akan lebih baik sedari kecil mereka bertiga selalu menghadapi petualangan tetapi karna jarak yang telah memisahkan mereka luc tak pernah tahu kabar mereka.

"Bagaimana dengan Jhors dan juga Sace bukan kah paman bilang mereka akan kemari.?"

"Ya,aku telah berbicara dengan bibi mu bila mereka akan sampai besok jadi tunggu saja mereka ku harap untuk kali ini kalian tidak akan berurusan dengan hal bodoh lagi atau aku akan mendapat masalah "

Luc tertawa ia ingat bagaimana saat ia masih kecil bersama dia sepupunya itu melakukan piknik di pinggir danau tak jauh dari hutan bersama dengan paman dan bibi nya hingga terlibat sebuah peristiwa petualangan tak di sangka-sangka.

"Jangan begitu paman karna hal itu sekarang tempat tersebut terselamatkan berkat kita"

Di sela-sela pembicaraan tiba-tiba saja lelaki tua yang luc temui di luar gerbang tepat di depannya dahi nya berkerut dalam hatinya ia bertanya-tanya bagaimana lelaki itu ada di sini

"Luc perkenalkan dia adalah Mr.grey penjaga tempat ini dia lah yang akan membantumu menuju ruang asrama"

Barulah sekarang luc paham tapi bukankah baru saja Mr.Grey berkata kepadanya jika tempat ini tidak beres tetapi kenapa Mr.Grey menjadi penjaga Hucels.?

"Baiklah Luce sepertinya aku harus kembali atau bibi mu akan marah jika aku tak kembali tepat waktu untuk semuanya jangan khawatir kau bisa menghubungiku atau meminta batuan Mr.Vince "

Setelah mengatakan hal tersebut Jhony berjalan menuju gerbang ia melambaikan tangan nya kepada luc begitupun dengan luc

"Baiklah Tn.Abraham aku harus pergi mencari dokumen ku kau bisa pergi dengan Mr.Grey dia akan membantumu"

Kini hanya tersisa dirinya dan juga Mr.Grey untuk menghemat waktu Luce mengambil kopernya ia tak ingin jika Mr.Grey harus membawa barangnya dengan kaki pincang nya itu,di setiap koridor ada sebuah pertanyaan yang mana ia ingin bertanya kepada lelaki itu.

"Mr.Grey bisa kah kau berhenti aku punya pertanyaan untukmu bagaimana bisa kau berkerja di tempat yang tidak kau sukai,bukankah kau bilang tempat ini tidak beres.?"

Mr.Grey menoleh wajah khas nya masih tampak sama ketika dia baru bertemu dengan nada ketus Mr.Grey menjawab pertanyaan luc "putraku tiada di Asrama ini dan orang yang kau lihat di sebrang barusan adalah teman dekatnya bukan kah kau mendengar apa yang di teriakan bocah itu.?!"

"Lalu bagaimana dengan kata-kata mu mengenai untuk tidak mempercayai Mr.Vince.?"

Luce belum puas dengan apa yang ia dapatkan ia masih menginginkan begitu banyak informasi tetapi tampaknya Mr.Grey tak begitu menyukai tindakannya sehingga secara spontan lelaki itu mengatakan sesuatu yang membungkam Luce tanpa ia sadari

"Kau terlalu banyak bicara nak apa kau tak pernah di ajari sopan santun oleh keluargamu.!!"

"..."

Setibanya di depan pintu Mr.Grey menghadap luc dia menunjuk ruangan tersebut sambil mengeluarkan sebuah kunci untuk di berikan pada luc

"Itu ruangan mu ada empat tempat tidur jadi kau bisa memilih salah satunya ingat untuk tidak keluar malam dan jangan biarkan telingamu mendengar suara aneh atau kau tidak bisa tidur.!!"

Setelah menyerahkan kunci Mr.Grey berjalan terpincang-pincang menjauhi luc menuruni tangga hingga tubuh itu tak lagi terlihat di mata nya,luc mendesah ia menggenggam kunci tersebut erat-erat di dalam ia menemukan seseorang sedang berdiri menatap seluruh tempat tidur tanpa tahu jika di belakangnya ada dirinya.

"Sempurna.!! Setelah ini aku akan membuat cerita horor Misteri Hucels mereka pasti akan percaya dengan pengalaman ku ini" teriak pemuda di depan luc

Alis luc terangkat sebelah wajah keduanya bertemu ketika pemuda di depan nya hendak berjalan ke belakang...

"Kau siapa..?"

Penulis memiliki pesan untuk kalian:

Saya telah berfikir untuk mengubah alur ceritanya akibat hal lain dan saya harap kalian menyukai pembaruan cerita ini,untuk ke depan nya Penulis akan berkerja lebih keras membuat cerita penuh kejutan untuk kalian....

Jangan lupa untuk mendukung dan membaca karya Penulis dan Setia menunggu UP setiap Novel nya..!!

New Friends

"aku..."entah mengapa tiba-tiba tenggorokan Luc sulit mengeluarkan kalimatnya seolah di baru saja di pergoki melakukan sesuatu,lelaki di depan Luc mulai paham setelah pandangan nya meneliti Luc dari atas hingga ke bawah tak lupa ia juga melihat di samping tangan Luc terdapat sebuah koper dapat ia simpulkan bahwasanya Luc adalah teman sekamarnya..

"Baiklah aku paham sekarang kau teman satu asrama dengan ku bukan.?"

"..."mengangguk

Mereka berdua terlihat canggung terutama untuk Luc sendiri dia belum terbiasa dengan kontak sosial selama ini. Luc kebanyakan menghabiskan waktunya di depan komputer atau membantu pamannya,tak berapa lama lelaki di depan Luc melangkah maju ia mengulurkan tangan kanan nya sambil tersenyum

"Perkenalkan Namaku Mark Hansen Cole dari kota B"

"Abraham lucas dari kota A" Luc menerima uluran tersebut ia juga membalas dengan memperkenalkan dirinya

Setelah sesi perkenalan mereka yang amat canggung Luc segera menarik kopernya menuju lemari tak jauh darinya sementara Mark sendiri anak itu membanting kan tubuh nya ke atas kasur sambil menyilang kan kedua tangan nya di belakang kepala sesekali mata anak itu melihat punggung Luc sambil tersenyum

"Apa kau mendengar kabar burung tentang Asrama ini Luc.?"tanya Mark santai

Sambil membereskan pakaian Luc mengangguk ia terus mendengar ocehan Mark sampai ia selesai membereskan pakaiannya dan menutup lemari tak berapa lama Luc menoleh ke belakang pandangan nya tertuju kepada Mark yang sedang tidur di atas kasur sambil menyilang kan kedua tangan nya di belakang kepala.

"Apa kau merasa ada yang aneh dengan Asrama ini.?" Raut wajah Mark yang semula tenang beralih serius dia juga mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk

Duar..!!

Luc belum sempat menjawab secara tak terduga kilat dan suara gemuruh mulai terdengar langit juga sudah berubah menjadi gelap di iringi rintik-rintik hujan yang mulai menjadi deras

"Bukankah itu hanya rumor saja dan lagi mengapa masih ada banyak anak yang ingin masuk ke mari jika ada rumor seperti itu.?"

Ini bukan seperti jawaban bagi Mark akan tetapi sebuah pertanyaan baginya,dia tak marah bila teman satu kamarnya itu belum menjawabnya malah balik bertanya kepadanya "itu bukan hanya sekedar rumor saja, seluruh orang tahu rumor itu dan mereka mengabaikan nya dan lebih memilih memberikan anak mereka ke tempat seperti ini hanya beralaskan dengan Akreditasi tinggi.!!"

"Memang apa yang salah dengan itu semua orang tentu ingin sesuatu yang berkualitas bukan.?"tanya Luc membatin

"Apa kau bertemu dengan Mr.Grey tadi.?"

Luc ingat lelaki pincang yang baru ia temui di luar gerbang sekolah serta di ruangan Mr.Vince,Mr.grey tampak aneh di matanya setiap perkataan nya seperti mengandung makna di balik itu.

"Ya aku bertemu dengan nya tak lama ini dan ku dengan anak nya meninggal di sini apa itu benar.?lalu untuk apa Mr.grey berkerja di tempat ini jika dia tak menyukai nya.?!"

Kembali kilat tampak di langit jendela dekat tempat tidur Mark segera anak itu berjalan menutup jendela nya sebelum menutupnya kepala Mark menatap langit yang sedang tak bersahabat

"Itu benar anak nya meninggal dua tahun yang lalu bersamaan dengan teman satu kamar nya yang kini telah menjadi gila, Mr.Grey mungkin tak terima dengan kepergian putra nya oleh karna itu dia meminta Mr.Vince untuk menyelidiki nya tetapi Mr.Vince menolak dan menutup kasus nya"

Luc teringat akan satu hal Mr.Grey pernah berkata kepadanya jika ia tidak harus mempercayai perkataan Mr.Vince mungkin itulah sebab nya mengapa Mr.Grey begitu membenci kepala sekolah Hucels

Sebelum Mark benar-benar menutup jendela tanpa sadar matanya jatuh di suatu tempat yang mana di situ terdapat Mr.Grey sedang menoleh kebelakang seakan tengah memastikan tidak ada siapapun yang mengikutinya

"Lihat apa yang sedang di lakukan Mr.Grey di senja seperti ini..?"tunjuk mark

Luc bergegas menuju jendela pandangan nya ikut serta jatuh tepat di mana lelaki paruh baya itu berdiri,sesekali cahaya kilat menerangi jalanan sehingga begitu jelas jika orang yang sedang berdiri di dekat koridor adalah Mr.Grey

"Sedang apa Mr.Grey berjalan di tengah badai hujan seperti ini.?"

Tak ingin membuang waktu Mark menarik lengan Luc menuju tangga bawah namun sebelum itu Luc menutup jendelanya secara asal karna kerasnya tarikan Mark

"Lupakan jendela itu kita bisa menutupnya nanti sekarang ada hal penting yang harus kita lakukan.!!"

Jika di lihat dari situasinya Luc merasa dia seperti Sherlock Holmes di mana dia harus pandai-pandai bersembunyi dan memecahkan semua misteri seperti yang ia lakukan sekarang,di balik dinding diam-diam Luc dan Mark tengah mengintip apa yang akan di lakukan Mr.Grey di jam segini.

"Menurutmu apa yang akan di lakukan Mr.Grey di jam seperti ini.?"bisik Luc

"Entahlah dia penjaga sekolah tentu dia bisa melakukan apapun di lingkungan tetapi ini bahkan belum mulai pelajaran.."sahut Mark

Ketika si pria pincang tersebut telah merasa aman dia kembali berjalan secara perlahan menuju sebuah ruangan, Mark dan Luc tak tinggal diam mereka berdua pelan-pelan membuntuti Mr.Grey dari belakang sampai Mr.Grey berhenti tepat di depan ruangan.sulit untuk mereka berdua mengetahui apa ruangan tersebut karna langit telah menjadi gelap satu-satunya yang dapat mereka perbuat yaitu dengan lebih mendekatkan diri untuk memastikan ruangan apa itu dan ketika mereka ingin melakukan nya tanpa sengaja Luc menjatuhkan pot yang ada di belakang nya

"Siapa itu.?!!"

Buru-buru Mark dan Luc berlari untuk bersembunyi mereka berlari menuju sebuah pohon di sana keduanya mencoba menenangkan degup jantung mereka sambil terus menatap Mr.Grey dari jauh.

"Apa yang kau lakukan kita hampir ketahuan ..!!"bentak Mark

"Maaf.."Luc sendiri merasa agak bersalah dengan kelalaiannya itu sehingga hampir membuat keduanya tertangkap basah beruntungnya mereka masih memiliki waktu untuk bersembunyi dan menghindari Mr.Grey

"Menurut mu ruangan apa itu.?"tanya luc memicingkan matanya

"Entahlah aku juga tidak tahu dia kembali lagi ke ruangan itu tentu ada sesuatu yang di sembunyikan Mr.Grey bukan kah kau juga berfikir seperti itu..?"

Dari balik pohon remang-remang keduanya melihat tangan kanan Mr.Grey masuk ke dalam kantong celananya untuk mengambil sesuatu mereka tidak tau apa yang ada di genggaman Mr.Grey namun mereka berdua menduga itu adalah sebuah kunci.

"Ayo kita ke sana tapi lain kali berhati-hatilah.!"peringat Mark

Luc mengangguk ia lantas berlari pelan mengikuti Mark dari belakang sementara itu Mark masih mencoba waspada pandanganya menyapu seluruh penjuru memastikan jika si Tuan pincang itu telah masuk ke dalam

"Ada apa apa perlu kita masuk,kita tidak membawa penerangan"ujar Luc

Kepala Mark menggeleng ia mengeluarkan sesuatu di balik sakunya dan apa yang ada di depan Luc sontak mengejutkan dirinya

"Mengapa kau baru mengeluarkan nya sekarang apa kau ini kelelawar huh sehingga bisa melihat di kegelapan seperti ini apalagi di kondisi hujan deras.!!"gerutu Luc

"Maaf habis dari tadi Penjaga sekolah selalu menengok kebelakang dan itu membuatku sulit"sahut Mark di iringi tawa kecil

Tangan kanan Luc memijit pelan pelipis nya setelah beberapa waktu Mark baru mengeluarkan benda itu apa dia ini benar-benar bisa di andalkan bila dalam ke adaan sulit.?

"Lupakan itu mari masuk dan lihat apa yang di lakukan si Tuan pincang"

"Aku khawatir anak ini lebih bersemangat sampai terobsesi dengan tindakan nya"batin luc

Di depan pintu ruangan Marka menyalakan senter kecil miliknya ia selalu membawanya kemanapun bukan hanya senter saja benda itu seperti telah di modifikasi oleh Mark sehingga ia bisa menggunakan nya sebagai Bolpoin,pisau kecil atau gunting.entah bagaimana Mark bisa membuatnya yang pasti dia kemungkinan bisa di andalkan.

"Apa tulisannya.?"

Mark masih mencoba membaca tulisan yang telah usang itu beberapa kata juga sudah tak layak lagi untuk bisa di baca

"Perpustakaan.."jawab Mark

"Tempat ini tidak seperti perpustakaan melainkan gudang tapi kau bilang ini perpustakaan apa yang Mr.Grey lakukan di tempat seperti ini.?"

Mark tak membalas dia meredupkan senternya kemudian melangkah maju memasuki ruangan tersebut dari pada mereka berdua terus merasakan rasa penasaran yang tiada hentinya berputar di kepala mereka

Begitu banyak rak buku berjejeran di dalam begitupun tumpukan buku yang sudah usang bahkan ada dari mereka telah hancur akibat di makan rayap perpustakaan yang mereka masuki cukup luas tetapi di dalam nya sungguh berantakan

"Itu Mr.Grey dia sedang apa..?" Dari balik celah rak keduanya memicingkan mata mengintip apa yang ada di tangan Mr.Grey

Benda yang Mr.Grey pegang cukup tebal itu bukan sesuatu yang asing bagi mereka karna beda itu adalah buku dengan cover tebal terbuat dari kulit hewan,pandangan Mr.Grey begitu serius ia berkali-kali membuka halaman buku sampai terdengar suara decakan atau umpatan dari mulutnya.

"Baiklah aku menemukan nya.!!"girang Mr.Grey menutup buku tebal itu

Mark dan luc saling berpandangan mereka berdua tak mengerti apa yang baru saja Mr.Grey temukan di dalam buku tersebut.!

Untuk bisa mengetahui jawaban dari pertanyaannya mereka harus bersabar menunggu si tuan pincang tersebut keluar dari perpustakaan ini barulah mereka bisa dengan leluasa mencari tahu

"Ini hampir pukul 8 malam dan Mr.Grey tak kunjung keluar sebenarnya apa yang sedang dia cari.?!" medengus Mark sambil menatap jam tangan miliknya

Sambil menunggu sesekali Luc mendengar Guntur berbunyi kadang kala kilat tampak di langit dia teringat akan satu hal perihal situasi seperti ini di mana dulu ketika masih kecil pamannya akan menertawakan dirinya karna takut dengan Guntur sementara bibinya tentu saja dia akan memarahi paman karna mengejek nya ingatan itu sudah lama entah paman nya masih ingat atau tidak namun bagi Luc itu sesuatu yang berharga.

Tap..tap..

.

Suara langkah kaki membuyarkan semua pikiran Luc alih-alih ingin tahu ia menoleh ke belakang begitupun dengan Mark tepat nya di mana Mr.Grey berdiri semula,di sana mereka berdua tidak melihat si pemilik kaki pincang lalu mereka berdua segera berdiri mencari keberadaan Mr.Grey sampai pandangan mereka melihat tubuh seseorang sedang berjalan keluar ruangan.

"Ini kesempatan bagus.!"bisik Mark tak sabaran

Mereka berdua telah menunggu untuk waktu lama dan sekaranglah mereka beraksi setelah Mr.Grey keluar dari ruangan buru-buru keduanya berjalan mengambil buku itu

"Cepat buka bukunya ada apa di dalam.!"perintah Mark

Luc mengangguk ia membuka halaman dengan asal tubuhnya tertegun kala yang ada di depannya adalah sobekan kertas tertempel di setiap halaman.

"Apa itu.?"

Mark merebut buku di tangan Luc ia tak kalah tercengang depan apa yang ada di depan nya

"Bukan kah ini berita dua tahun yang lalu kenapa Mr.Grey ingin melihat berita ini.?" Tanya Mark menunjukan sebuah halaman berisi koran yang di tempel pada lembaran kosong

"Entahlah ku pikir ini sebuah petunjuk mungkin"balas Luc ragu

"Kau yakin tapi ini seperti dia kekurangan kerjaan aku yakin sebagian otak nya mungkin telah kacau karna belum bisa menerima kenyataan pahit"

Begitu serius keduanya berbicara sampai tak sadar jika ada seseorang sedang mengintai mereka di belakang

"Apa yang sedang kalian lakukan.?!!"

Tubuh keduanya menegang bulu kudu mereka berdiri seolah baru saja melihat hantu perlahan kepala mereka menoleh ke sumber suara apa yang mereka takutkan terjadi sampai buku di tangan Mark jatuh ke lantai

"Habislah kita.."bunyi mark

The Arrival of brother luc

Sekarang mereka berdua mau tak mau harus berdiri di depan halaman dengan terik matahari yang amat menyengat,kejadian semalam telah mengakibatkan Mark dan Luc harus di hukum dengan berdiri di halaman depan ruang kepala sekolah.

"Aku tak tahu jika Mr.Vince juga akan ke sana ku pikir dia telah tidur"jelas Mark bernada kecewa

Luc mendongak ia menatap matahari yang begitu terik sampai membakar kulitnya kejadian semalam sungguh membuat jantung nya hampir saja copot apalagi Mr.Vince secara tanpa sengaja memergoki mereka ketika sedang berada di perpustakaan tuan itu.

"Apa kau mengenal perempuan itu luc..?"

Tiba-tiba siku Mark mencolek tubuhnya luc menatap perempuan yang di maksud Mark perempuan tersebut adalah perempuan yang kemarin bertemu dengan nya di ruang kepala sekolah,ia lupa bila dia ingin bertanya perihal nama gadis itu.

"Aku tak mengenalnya namun kemarin kami sempat berpapasan"

Terlihat di mata Mark begitu berbinar setelah mendengar hal tersebut bagaimana tidak luc begitu beruntung bisa bertemu dengan gadis cantik sementara dirinya entahlah ia sendiri tak yakin dengan keberuntungannya..

"Kau cukup beruntung untuk seorang siswa baru luc andai saja aku sepertimu maka aku dengan mudah menanyai namanya"

Kembali pandangan luc menatap perempuan yang sedang berjalan itu dia merasa apa yang di katakan Mark tidaklah benar itu hanya satu pertemuan dan keberuntungan tidaklah pasti

Sejenak keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing tidak tahu jika sebenarnya perempuan itu sedang berjalan menuju mereka keduanya baru menyadari setelah perempuan itu berada tepat di depan luc

"Apa kau yang bernama luc.?"

Bagi luc ini seperti ia memenangkan sebuah lotre bagaimana tidak perempuan yang selama ini selalu membuat nya penasaran ada di depan nya namun ada satu hal yang membuatnya tersadar bahwasanya perempuan tersebut tak bisa bicara alias bisu dan dia bertanya kepada luc menggunakan sebuah buku yang dia bawa.

Tanpa berkata luc menganggukkan kepalanya membalas pertanyaan perempuan itu,dan lagi-lagi perempuan tersebut kembali menuliskan sesuatu di buku kecilnya lalu menunjukan nya kepada dua laki-laki yang ada di depan nya.

"Kau di panggil kepala sekolah.!!"

Mark mengerutkan kening nya ia merasa ada sesuatu tak beres bukankah dia baru saja mendapatkan hukuman bersama dengan luc lalu mengapa Mr.Vince tiba-tiba memanggil luc.

"Apakah ada sesuatu yang terjadi sampai kami kembali di panggil.?"bisik Mark

Perempuan itu menggeleng ia menuliskan sesuatu dan menunjukan nya kepada Mark "Mr.Vince hanya mengundang luc saja bukan kau.!!"

"Ini tidak adil kami berdua melakukan kesalahan tapi kenapa peringanan hukuman hanya di berikan kepada Luc saja.?!!" oceh Mark

Luc tertawa ketika melihat raut wajah kesal Mark teman nya itu sungguh memprihatinkan untuk masalah keberuntungan

"Baiklah aku harus pergi kau di sini saja tunggu aku kembali atau lakukan sesuatu yang menyenangkan ketimbang berbicara sendirian karna rasa kesal mu itu.." ujar luc menepuk bahu Mark

"Huh..cepatlah kembali atau aku akan gila bila harus di sini sendirian.!!"

Setelah pembicaraan mereka yang amat panjang luc berserta perempuan di samping nya berjalan menuju ruangan Mr.Vince namun di tengah perjalanan luc menghentikan langkah perempuan di depan nya,ia ingin menanyakan beberapa pertanyaan perihal gadis itu mengingat ini adalah kesempatan bagus untuknya.

"Maaf bisakah kau memberi tahu ku siapa namamu semenjak kemarin aku ingin bertanya namun baru sekarang aku bisa bertanya"

Gadis itu tersenyum ia mengangguk dengan semangat menuliskan sebuah kalimat hingga luc tahu siapa nama gadis yang telah membuat nya penasaran.

"Namamu Aimer.?"

Kelegaan memenuhi kepala luc setelah ia mengetahui siapa nama perempuan itu yang tak lain adalah Aimer mereka berdua hanya mengatakan sesuatu di sepanjang jalan luc pikir Aimer adalah gadis yang sulit di dekati namun kenyataan nya dia adalah sosok yang hangat hanya saja kekurangan nya lah yang telah menutupi kehangatan nya.

Koridor tempat mereka berjalan sangat lah sepi ini di karenakan seluruh siswa tengah belajar berbeda dengan luc dia mau tak mau harus menerima hukuman karna telah melakukan kesalahan bersama mark

Sejenak luc memandangi seluruh pemandangan di setiap langkah nya setelah perbincangan dirinya dengan Aimer hal pertama yang ia lihat adalah pohon besar tak jauh dari tempat nya berada,awalnya luc hanya sekedar menghilangkan kecanggungan setelah berbicara dengan Aimer tetapi sesuatu tanpa di duga membuat jantung luc berdegup kencang.

Di depan matanya ada sosok bayangan hitam bersembunyi di balik pohon besar tersebut padahal cuaca hari ini sangatlah cerah dan tanpa sengaja luc melihat hal ganjil..!!

Luc segera mengucek kan kedua matanya mencoba meyakini diri nya jika apa yang ia lihat itu adalah kebohongan atau halusinasi nya saja.

Pukk..

Aimer menepuk bahu luc pelan sontak saja luc terkejut ia menoleh melihat Aimer dengan raut pucat sementara itu Aimer kebingungan dengan wajah pucat luc

"Apa kau baik-baik saja kau tampak pucat perlukah kita ke UKS terlebih dahulu.?" Tanya Aimer melalui buku kecilnya

Luc menggeleng ia kembali menoleh melihat pohon besar itu sayang nya tak ada apapun di sana kecuali hanya pohon besar bergerak karna angin.

"Apa tadi itu.? Kurasa aku melihat bayangan hitam bersembunyi di balik pohon tapi sekarang bayangan itu tak ada.!!"batin luc

"Apa kau melihat sesuatu di balik pohon itu.?" Luc menunjuk sebuah pohon yang baru saja ia lihat Aimer gadis itu mengikuti arah pandangan sesuai telunjuk luc

"..."menggeleng

"Sepertinya aku harus membawamu ke UKS kau benar-benar sedang tidak baik sampai bertindak aneh,apakah ini akibat kau di hukum Mr.Vince.?" Lanjut Aimer melalui buku kecil nya

Luc menghela nafas panjang ia tidak bermaksud membuat dirinya tampak memalukan di depan Aimer tetapi apa yang baru saja ia lihat sungguh mengejutkan dan pasti ada sesuatu sehingga dia bisa melihat hal ganjil seperti ini.

"Lupakan itu aku baik-baik saja mari lanjutkan atau Mr.vince akan memberikan hukuman tambahan kepadaku karna keterlambatan"

Aimer setuju dengan ucapan luc keduanya kembali melangkah sampai di depan ruangan Mr.Vince di sana luc melihat mr.vince sedang bersama dengan dua lelaki yang tampak familiar baginya.

"Mengapa kau berdiri di luar masuklah dan lihat siapa yang ingin bertemu dengan mu" ujar Mr.Vince melihat luc berada di luar ruangan nya

"Kalian kemari.?"

"Apa yang kau bicarakan bukankah ayah sudah mengatakan nya kepada mu.?!" Balas mereka serempak

Jhors adalah sosok yang periang dia bertindak tanpa memikirkan resiko terkadang luc harus turun tangan menangani masalah yang jhors buat sementara sepupunya yang satunya lagi adalah sosok pendiam dia itu sulit di tebak namun sifatnya yang misterius membuat nya begitu diandalkan oleh luc.

"Di mana paman aku tak melihatnya sepanjang perjalanan.?" Luc mengabaikan dua sepupunya dan beralih mencari paman nya

"Ayah telah kembali sedari tadi karna urusan sementara ibu dia tidak bisa menemani kita karna harus membawa nenek untuk Kontrol tetapi ibu menitipkan ini untuk kita dan salam untuk mu" jelas jhors

Luc mengangguk paham ia mengambil alih benda yang telah Sace bawa untuk dirinya untuk beberapa waktu keadaan kembali hening sampai Mr.Vince membuka suara setelah ketiga muridnya terdiam.

"Baiklah kalian telah datang tentu perjalanan kalian cukup jauh dan itu pasti melelahkan untuk sekarang nona Aimer akan membatu kalian berdua menuju asrama di mana Luc tidur sementara itu Luc saudara kalian akan di sini untuk beberapa waktu saya memiliki sesuatu yang harus di bicarakan"

Setelah mengatakan hal tersebut Mr.Vince segera memanggil Aimer untuk masuk,dia meminta gadis itu mengantarkan jhors dan Sace menuju asrama tempat luc beristirahat.

"Mr apa ada sesuatu yang membuat mu gelisah sampai harus menempatkan saya di keadaan seperti ini.?"tanya luc sopan

Mr.vince tak ingin banyak berbasa-basi jadi ia berujar langsung ke intinya tanpa mempedulikan apapun mengenai isi kepala luc

"Kau tau mengapa aku menghukum mu dan teman mu.?"balik bertanya

"Ya aku tau"sahut luc

"Bisakah kalian tidak melakukan hal itu lagi atau aku harus memanggil paman mu kemari karna tindakan ini.?!"

Secara tidak di sadari Mr.Vince ucapan nya itu malah membuat luc semakin penasaran dengan tempat ini ia kembali teringat dengan bayangan yang baru saja ia lihat dan sekarang Mr.Vince seolah mengancam dirinya untuk kejadian semalam.

"Maafkan saya Mr namun semalam kami tanpa sengaja melihat Mr.grey berjalan menuju gudang tua dan kami melihat sesuatu di sana,Mr.Grey seperti menyembunyikan sesuatu perihal kejadian masa lampau.!!"terang luc membela diri

Brak.!!"

Mr.Vince tanpa sadar mengebrak meja di samping nya ia seolah di selimuti amarah karna suatu hal apalagi setelah mendengar penuturan luc

"Maaf atas ketidaksiapan ku barusan..yang kau ucapkan itu salah Mr.grey ke sana atas perintahku dia mengambil itu untukku sebagai bukti kebohongan atas nama sekolah ini"

"*Bagaimana bisa Mr.grey mau membawa sesuatu yang di minta Mr.Vince bukankah Mr.grey amat membe*ci kepala sekolah,pasti ada sesuatu yang telah di sembunyikan Mr.Vince jika tidak tentu saja dia tidak akan semarah ini"batin luc

Luc tersenyum ia mencoba tetap tenang walau sebenarnya ia tahu ada ucapan Mr.Vince belum tentu benar,jika berita perihal Hucels itu benar maka ia harus membongkar perihal berita tersebut.

"Maafkan saya atas pembicaraan tadi sehingga membuat anda begitu marah hal ini tidak akan terjadi lagi untuk kedepannya "

Mr.Vince mengangguk ia juga mempersilahkan luc untuk kembali ke menuju saudaranya namun sebelum luc sempat pergi Mr.Vince meminta luc untuk tidak membicarakan apa yang mereka bicarakan.

"Soal itu saya tidak akan mengatakan nya kepada siapapun anda tidak perlu khawatir"

Tapi bagi luc sendiri dia bukanlah anak bodoh yang akan diam menuruti setiap perintah orang lain,jika ia menemukan sesuatu yang menarik maka ia harus memecahkan nya bersama dua saudara nya..!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!