NovelToon NovelToon

Namanya Khaula Nusaiba

Asal Usul

Namanya Khaula Nusaiba,ia sering dipanggil Lula oleh sang ibu. dilahirkan 28 tahun yang lalu dikota kecil nan asri daerah kaki gunung disalah satu provinsi jawa tengah yang memiliki gunung tertinggi. Ia dinamakan Khaula Nusaiba oleh sang ayah yang merupakan penggabungan dua buah nama muslimah dijaman Rasulullah dulu ialah Khaula seorang muslimah dengan julukan ksatria berkuda hitam dan Nusaibah dengan julukan sijago pedang. Karena sang ayah ingin anak perempuannya menjadi anak perempuan hebat yang bisa membuktikan kepada dunia bahawa Khaula dan Nusaiba masa kini dengan pakaian berhijab lengkap dengan cadarnya juga bs menjadi perempuan hebat yang diperhitungkan.

Ayahnya bernama Wahid dan Ibunya bernama Hadijah. Ia anak semata wayang dari pasangan ini. Terlahir dari keturunan keluarga yang memiliki ilmu agama yang baik dan sesuai dengan syariat islam membuat hampir seluruh ahli keluarganya yang bergelar wanita menutupi wajah dengan cadar ataw nikab.

Khaula kecil tumbuh sebagai gadis tangguh karena meski ia hanya anak gadis semata wayang pak Wahid tapi ia didik oleh sang ayah yang notabanenya adalah seorang guru pencak silat yang handal menjadi seorang petarung hebat.

Khaula kecil menempuh pendidikan sekolah dasar di sekolah yang didirikan oleh yayasan keluarga ayahnya sampai ia menempuh sekolah menengah pertama.Hidup Khaula layaknya seperti seorang anak perempuan pada umumnya.Bermain berlatih belajar.

Sejak usia sekolah dasar Khaula selalu mengikuti olimpiade olimpiade pencak silat,memanah dan berkuda yang sering di adakan dikotanya.Sudah banyak piala yang ia dapatkan, tapi tak lantas membuatnya merasa hebat. Ia tetap menjadi anak yang rendah hati dan tidak sombong dengan prestasi yang diterima.Tidak hanya itu Khaula juga termasuk anak yang paling pintar disaat disekolah.Nilai akademik yang ia miliki diatas rata rata anak normal lainnya.Juara selalu di raih olehny sampai ia lulus dari sekolah SMP.

Karena kepintarannya, dan segudang prestasi yang ia miliki membuat Khaula diterima disalah satu sekolah berstandar Internasional dikotanya.Disinilah Khaula semakin banyak belajar dan berlatih. Ayahnya selalu memotifasi Khaula meski ia bercadar tetapi tak lantas membuatnya susah untuk mempertahankan apa yang selama ini menjadi cita-citanya.

Meski banyak siswa disekolahnya yang selalu mengejek atau bahkan mencibirnya tetapi Khaula tak pernah putus asa, malah lantas menjadikannya sebagai cambuk untuk dirinya menjadi lebih baik lagi sampai akhirnya ia bisa mengikuti kelas menembak yang diadakan oleh satuan TNI dikotanya.

Dari sinilah Khaula sering diminta untuk mengikuti olimpiade olimpide bergengsi ditingkat nasional dibidang memanah dan menembak.Tak pernah luput gelar juara ia terima. Disaat namanya sedang naik melambung karena prestasi yang ia miliki Khaula di kejutkan dalam peristiwa meninggalnya sang ayah dan sang ibu dalam kecelakaan tunggal disaat ingin mengantarkan Khaula untuk berangkat bertanding dalam olimpiade kejuaraan menembak tingkat Insternasional di Jepang.

Karena pada saat itu Khaula sedang berada dalam karantina ia tak bisa menghadiri pemakaman sang ayah dan sang ibu.Tapi ia berjanji akan menjadikan pertandingan di jepang itu sebagai juara untuk ayah dan ibunya. Ia ingin mereka bangga dengan segala pengorbanan yang telah mereka lakukan.

Takdir memihak pada Khaula pada pertandingan di jepang.Juara 1 kejuaraan tembak tingkat Internasional didapatkannya meski ia harus membayarnya dengan air mata seluas sungai atas kepergian orang tuanya.Ia berhasil mewujudkan keinginan orang tuanya dengan menjadi juara.Khaula juga ingin membuktikan kepada dunia bahwa seorang gadis bercadar juga bisa menjadi seorang juara. Tidak perduli seberapa besar hijab yang dikenakan tapi seberapa besar keinginan yang dimiliki.

sepulangnya Khaula dari jepang ia langsung menuju kampung halamannya. Untuk sekedar menjenguk makam kedua orang tuanya.melepas rindu akan kampung halaman yang penuh kenangan masa kecilnya.

Buliran mutiara bening yang sudah banjir diujung kelopak matanya tak dapat ia bendung. Terus mengalir berjatuhan. Tak henti hentinya ia menyeka air mata yang mengalir dipipinya. Tapi takdir Allah tak akan ada satu manusiapun yang bisa menahannya. Hidup mati jodoh rejeki semua telah diatur. Ia pasrah akan apa yang Allah berikan padanya. Ia yakin takdir yang Allah tentukan jauh lebih baik untuknya.Dan itulah yang membawanya bertekad untuk hijrah sepenuhnya ke ibu kota. Ia ingin mencapai cita-citanya menjadi seorang yang ahli dibidang IT.

Sepulangnya mengikuti kejuaraan menembak di Jepang Khaula bnyak sekali mendapatkan tawaran untuk bekerja di kesatuan tentara atau semacam persekutuan agen agen militer tetapi ia tak pernah menyetujui permintaan tawaran tersebut dikarenakan ia tidak bisa menukar hijab dan cadarnya dengan pekerjaan.

Khaula memutuskan menerima tawaran di salah satu Universitas Negeri terkenal seantero raya dengan jurusan tekhnik informatika. Ia ingin bisa memecahkan rumus angka dalam benda pipih yang bisa menyala dan membuat bsnyak program untuk memudahkan orang lain menyatukan dunia.

Program S1 Khaula berjalan sangat baik. Di kampus ia bisa menyesuikan diri dengan rekan rekan mahasiswa lainnya. Ia juga masih aktip mengikuti segala latihan dan perlombaan pencak silat memanah berkuda dan menembak. Namanya semakin dikenal dikampusnya dan semakin diperhitungkan oleh lawan lawan duelnya. Ia juga mendapatkan beasiswa penuh dari kampus dan beasiswa dari kedutaan kedutaan besar negara negara tetangga.

Ia juga mendapatkan banyak tawaran pekerjaan tetap atau hanya sekedar pekerjaan sampingan tapi ia belum berpikir untuk menerima tawaran tawaran pekerjaan itu terlebih kalau harus ditukarkan dengan hijab dan cadarnya.

Setelah lulus S1 Khaula melanjutkan studinya untuk S2 ke negeri paman sam.Disini ia mendapatkan beasiswa penuh dari kedutaan negeri paman sam tersebut sampai kuliah S2nya selesai. Hidupnya sedikit berubah setelah tinggal dinegeri orang. Ia mulai mencoba pekerjaan sampingan menjadi seorang pengawal dari salah satu pejabat parlemen. Ia juga pernah bekerja menjadi semacam detektiv di negeri itu.

Namanya sering sekali diperhitungkan dalam dunianya. Ia mulai berani menampakkan sosoknya secara terang terangan di depan publik meski ia seorang bercadar.Malah tak jarang sering sekali kejadian terorisme dikaitkan padanya.Tapi karena kelihaiannya untuk mengungkapkan fakta dan bukti serta menemukan kunci kunci dan sandi sandi pada papan pipih yang banyak bertuliskan angka dan huruf itu membuat ia selalu bebas akan tuduhan.

pada suatu ketika disaat ia sedang beristirahat di sebuah kafe ada kejadian pengeboman yang entah siapa dalang dalam kejadian tersebut Khaula Nusaiba mengalami luka sangat serius kala itu.Tubuhnya terpental cukup jauh dari tempat ia duduk dan kepalanya terbentur sangat kuat.Keluar cairan berwarna merah pekat dari hidung dan telinganya.Lengan kanannya patah dan kaki kirinya patah remuk. Bahkan hampir saja ia kehilangan kaki kirinya.

Cukup lama Khaula dirawat di rumah sakit saat itu.Ia sempat beberapa kali mengalami koma karena luka yang begitu parah.Sampai suatu hari disaat ia sadar dari koma ia pernah mengalami amnesia ringan.Perusahaan tempat ia bekerja yang menanggung segala biaya perobatan dan perawatan sampai masa penyembuhan.

Hampir 6 bulan Khaula menghabiskan waktu untuk bisa sehat seperti sedia kala.

Setelah kesehatannya membaik seperti sedia kala ia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perusahaan, karena entah dari mana tiba tiba ia ingin pulang ke negara asalnya, ia tau tabungannya dan ilmunya telah cukup untuk itu. Meski perusahaan masih ingin ia bekerja tapi ia tetap menolak. Ia ingin kembali. Hampir 7 tahun hidup di negeri paman sam membuatnya mendapatkan banyak pengalaman.

Hari jumat, iya hari itu yang ia pilih untuk awal keberangkatannya pulang dari negeri paman sam ke negeranya.hampir 17 jam ia berada dalam perjalanan ditabung yang mempunyai baling baling dan sayap itu.

Setibanya di bandara ia sudah di jemput oleh seorang temannya yang berada di luar pintu kaca. Tampak lambaian tangan si gadis dengan wajah girang. Sangking girangnya sampai melompat lompat. Iya.. hampir 7 tahun mereka tidak saling jumpa. Rita nama gadis itu.Sahabat sekaligus sudah dianggapnya seperti sodara kandungnya.Karena ayah Rita adalah orang yang sangat berjasa dalam hidupnya semasa ia mengenyam pendidikan S1 dulu di ibukota ini. Ayah Rita juga yang mencarikan ia jalur khusus untuk mendapatkan beasiswa dinegeri paman sam.

Kembalinya Khaula kenegara ini jugak bukan hanya semata mata sekedar rindu pada negara yang telah membesarkan namanya tetapi ada tawaran pekerjaan dari ayah Rita untuk menjadi pengawal pribadi istri salah seorang perusahaan terkenal di negara ini.

inilah awal kehidupan Khaula.Seorang gadis yang belum pernah jatuh cinta...seorang gadis yang belum pernah memikirkan masa depannya...seorang gadis yang belum pernah bergetar hatinya melihat pria tampan.....

terima kasih sudah membaca tulisan pertama saya.mohon maap kalau terdapat banyak kesalahan dan typo.mohon kritik dan sarannya ya kakak kakak.

☺salam manis dari yang gak suka makan manis

Kembali

Setibanya khaula di bandara sabtu siang kala itu ia langsung dijemput oleh Rita sahabat baik tempat berbagi rasa susah dan senang sewaktu kuliah dulu dan ia juga anak pak dody yang sudah dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri.

Senyuman hangat yang ia lemparkan pada sang sahabat yang hampir 7 tahun tak ditemui sehangat cuaca ibu kota yang sedikit terik. Rita yang kala itu melihat khaula sang sahabat yang berjalan cepat melewati pintu kaca melambaikan tangannya sembari melompat lompat kecil seperti anak kecil yang kegirangan...

Pelukan hangat tanda kerinduan yang mendalampun langsung mendarat pada keduanya.Didekapnya erat erat sang sahabat.7 tahun waktu yang sangat lama bagi kedunya. Rita yang notabenenya anak orang berada dan merupakan anak dari pengusaha agen detektiv di ibu kota ini bukan tak mampu hanya sekedar ingin menemui sang sahabat di negeri paman sam,tapi setelah Rita tamat menempuh kuliahnya S1 rita langsung dilamar oleh kekasih pujaan hatinya.

"Gue rindu banget la" Rita melepas pelukannya pada khaula sambil menatap dalam wajah sahabatnya yang diturupi oleh cadar dan kaca mata hitam

"Sama.....gue juga rindu sayang"katanya sambil membuka kacamata hitamnya.

Terlihat khaula mengelap ujung matanya yang membulir bening tanda bahagianya.

Rita memeluk lagi sahabatnya sampai keduanya larut dalam bahagia.

"Sampai kapankah kita akan berpelukan?"tanya Khaula sembari melepaskan pelukannya

Rita tersenyum

"Gue lapar"sambung Khaula sambil menarik tangan Rita berlalu dari depan pintu kaca yang tengah di kerumuni lalu lalang orang keluar masuk.

"Emang kita mau kemana?....jangan ditarik tarik"Rita setengah berteriak pada Khaula yang terus menarik pergelangan tanggannya

"Gue rindu makanan negeri ini"katanya

"Kita makan dirumah makan padang kesukaan lo yang tak jauh dari kampus mau?"tanya Rita pada Khaula dan tiba tiba Khaula berbalik badan

"What?..masih adakah rumah makan padang itu?"tanya Khaula dengan membelalakkan matanya....

"Hm...."gumam Rita seraya menarik pergelangan tangan Khaula berjalan menuju tempat parkir dan melaju melewati jalanan ibu kota yang padat disiang yang terik.

Setibanya dirumah makan padang Khaula langsung memesan rendang daging dan paru goreng kesukaannya. Rita yang melihat sahabatnya makan sampai sampai terheran heran, karena Khaula makan seperti orang yang sangat kelaparan sampai menghabiskan 2 piring nasi.

Setelah puas melahap nasi padang kesukaan mereka langsung pulang kerumah Rita yang terletak dikawasan elit ibukota bagian timur.

rumah ini tanpak masih sama mulai dari pintu masuk sampai pagar sampai dalam rumah, karena memang Rita sudah tidak punya ibu hanya Rita dan ayahnya pak dodi yang ada dirumah besar nan megah ini bersama beberapa orang pembantu, dan Rita serta ayahnya tipe orang yang tidak suka menggonta ganti warna cat atau perabotan rumah.

Meski Rita sudah menikah ayahnya masih menyuruhnya untuk tinggal bersama, karena sang ayah sampai saat ini belum mendaptkan pengganti sang istri yang sudah lebih dulu meninggal dunia.

"La...lu tidur dikamar lu yang dulu ya" kata Rita seraya menunjuk ke arah kamar yang terletak dibawah tangga menuju ruang atas.

Khaula hanya mengangguk dan berjalan menuju pintu ruang kamarnya.

Dibukanya pintu kamar...dan semua masih sama persis saat ia tinggalkan

"Semua masih sama seperti dulu"Khaula berkata sambil berjalanan mengelilingi ruangan berukuran lebih kurang 15x15meter itu....cukup besar memang kamar yang diberikan keluarga Rita buat Khaula, karena pak Dodi sudah menggapnya seperti anaknya sendiri

"Iya...masih sama seperti dulu..papi gak bolehin orang lain masuk La...dia yakin pemilik kamar ini pasti pulang"kata Rita,

Khaula berlari kecil memeluk Rita dengan eratnya.

Ia mengingat masa lalu bagaimana ia dan Rita bisa menjadi sahabat bahkan sudah seperti saudara kandung, karena Khaula hijrah dari kampung halamannya ke ibu kota setelah orang tuanya meninggal disaat ia akan berangkat untuk mengikuti olimpiade menembak di Jepang khaula mulai hidupnya di ibukota dengan mengekost di salah satu rusun.Setelah satu bulan khaula berkuliah ia menolong Rita yang pada saat itu sedang di kejar kejar penjahat yang ingin merampoknya di depan lorong sepi menuju rusunnya malam itu.Karena bekal ilmu bela diri yang cukup khaula menolong Rita.Singkat cerita karena Rita sekampus dengan Khaula dan berkat jasanya dan prestasi khaula yang seabrek sang ayah Rita pak Dodi mengangkat Khaula sebagai anaknya,dan memberikan banyak fasilitas padanya termasuk fasilitas untuk tinggal bersama dan kamar ini.

"Kayanya kita kebanyakan pelukan ni dari tadi" kata Rita seraya melepaskan pelukan.

Khaula hanya tersenyum tipis mendengar kata kata Rita

"Wah..ada yang baru kembali" terdengar suara lelaki paruh baya diujung pintu..suara yang tidak asing ditelinganya

Khaula menoleh sontak dilihatnya pak Dodi yang sudah berdiri didepan pintu sedang berjalan masuk menghampiri,

cepat disambutnya tangan lelaki paruh baya itu dan di salamnya..ia mencium punggung tangan pak Dodi sebagai tanda hormatnya.Meksi Khaula tidak mau bersalaman dengan yang bukan muhrimnya tetapi kepada pak Dodi ia memberikan pengecualian.Pak Dodi sudah seperti ayah kandung baginya meski ia tahu benar agamanya membatasinya namun untuk yang satu ini ia melanggarnya.

"Papi apa kabar?"tanya Khaula dengan mata berkaca

"Papi sehat La"jawab lelaki itu

"Papi kira kamu tidak akan menerima tawaran papi"sambungnya

"Mana mungkin Lula menolak pi" jawab Khaula sambil melirik kearah Rita yang sedari tadi terlihat tersenyum lebar.

"Mana mungkin Lula nolak pi...kan pekerjaan itu memang jiwa dan raganya" timpa Rita sambil terkekeh menutupi mulutnya. Khaula hanya menggeleng mendengar omongan Rita sambil menunjuk kearahnya

"Kalau gitu kamu istirahat dulu sekarang,pasti kamu capek karena perjalanan yang sangat panjang"kata pak Dodi sambil berjalan ingin meninggalkan ruangan itu.

"Gak pi....Lula gak capek...Lula pingin papi nganter Lula ke rumah klien papi itu..." kata Khaula seraya mengejar pak Dodi yang sudah akan meninggalkan ruangan

"Kamu serius La?"pak Dodi bertanya memastikan kepada Khaula

"Serius pi....Lula pingin cepat punya aktivitas...Lula bosen makan tidur terus berbulan bulan" jawabnya sambil memasang senyum lebar meski pak Dodi tidak melihat senyumannya karena ditutupi cadar.

"Gak istirahat dulu La..lu kan baru sampai tadi siang...."belum selesai Rita ngomong Khaula sudah buru buru menjawab "Gue bosen Ta...sudah hampir 7 bulan nganggur hanya makan tidur" Khaula memegang lengan Rita seperti seorang anak yang memohon kepada orang tuanya dengan wajah memelas

"Paling gak lu mandi dulu terus bersih bersih ganti baju lah...masak mau ketemu klien papi dengan kondisi bau apek"Rita terkekeh sembari meninggalkan ruangan kamar Khaula dengan memimpin tangan sang papi

"Kita keluar pi....biar Lula mandi biar jangan bau"Rita berlalu....dengan wajah mengejek dan mengibas ngibaskan tangannya pada hidungnya.

Pak Dodi tersenyum melihat kelakuan Rita dan Khaula.Suasana yang sangat lama ia rindukan seperti dulu.Selalu saja Rita dan Khaula saling mengejek dan mengganggu sehingga rumah besarnya riuh.

Tepat pukul 4 sore Khaula sudah siap dengan gaya maskulinnya... gamis berbahan jatuh dengan potongan lurus ditambah dengan coat kulit berwarna nude senada dengan gamis dan hijab besarnya yang menutupi dada lengkap dengan cadarnya.Ditambah lagi dengan sepatu boat pendek berwarna coklat tua kesayangannya dan kaca mata coklat melengkapi gayanya yang sedikit tomboy dengan tas ransel hitam lengkap.

Agak lama Khaula melihat dirinya didepan kaca takut takut ada yang kurang pas dengan penampilannya.Setelah yakin Khaula keluar kamarnya dan menuju ruangan keluarga yang berada persis didepan kamarnya.

Dilihatnya pak Dodi dan Rita sedang asik mengobrol.Tapi kali ini ada seorang pria tampan yang duduk disamping Rita...ya itu pasti suami Rita.Setelah ia berjalan menuju sofa berwarna putih gading itu pak Dodi menyadari kehadiran khaula.

"Sini La..duduk dulu minum tehnya"pak Dodi menunjuk kursi didepannya yang masih kosong

"Hey...sini liat pangeranku di duni nyata" kata Rita sambil menunjuk pria tampan disebelahnya.karena selama hampir 7 tahun memasuki usia pernikahan Rita Khaula hanya mengenal Hadi suami Rita melalui vidio call kalau mereka sedang bertelpon.

Khaula menunduk pada pria itu sambil mengangkat jari jarinya didepan dada. mengerti maksudnya Hadi tersenyum sambil menggukkan kepalanya.

Sore itu mereka berbincang ala kadar sekedar bertegur sapa sambil meminum teh dan memakan cemilan yang disediakan bik inah seorang koki handal rumah mewah ini yang sudah bekerja selama puluhan tahun, dan akhirnya pak Dodi dan Khaula pergi menginggal Rita dan Hadi di ruang keluarga yang masih melanjutkan perbincangan.

Agak jauh perjalanan Khaula dan pak Dodi hampir 2 jam mobil pak Dodi yang dikemudikan oleh pak Rahmat sang sopir legendaris yang selalu sigap 24 jam mengantarkan pak Dodi kemanapun meski usianya mungkin tak beda jauh dari pak Dodi meliuk liuk dijalanan ibu kota karena bertepatan jam sore para pekerja pulang dari kantor....

Akhirnya mereka sampai sebelum azan magrib di ujung jalan yang katanya menuju rumah klien pak Dodi.pak Dodi hapal benar kalau membawa Khaula dia harus meminta sopir untuk berhenti di mesjid ataw mushollah terdekat untuk melaksanakan sholat.Pak Dodi pak Rahmat dan Khaula turun dari dalam mobil fortuner hitam mengkilat menuju mushollah untuk melaksanakan sholat magrib.Pak Dodi tidak pernah meninggalkan sholat fardu sejak ia mengenal Khaula sejak Khaula tinggal dirumahnya.Rita putri semata wayangnya pun yang dulu hidupnya berantakan karna tanpa bimbingan seorang ibu mulai berubah lambat laun karena kehadiran Khaula yang selalu mengajaknya mengerjakan hal hal baik.Makanya pak Dodi sangat sayang pada lula.Berkali kali pak Dodi menawarkan Khaula untuk bekerja di perusahaannya sebagai manajer ataw staf khusus sewaktu Khaula berada di negeri paman sam tapi selalu ditolak.Baru setelah pak Dodi menawarkannya sebagai pengawal pribadi istri sahabatnya yang berprofesi sebagai anggota parlemen Khaula mau menerima tawarannya.

☺happy reading kakak....mohon maap kalau bnyak kesalahan dan typo....kritik dan saran dari kakak kami harapkan...sekali lagi terima kasih

Perkenalan Dengan Klien

Jam sudah menunjukkan pukul 6.20 wib sore.Setelah mereka selesai menunaikan ibadah sholat fardu magrib di mushollah kecil di depan jalan masuk rumah sahabat pak Dodi yang bernama Adhitama Negara.Entah apa yang terjadi pada hati Khaula, tiba tiba saat mobil berhenti tepat di depan pintu masuk rumah besar nan megah yang bergaya Eropa ada suatu keraguan pada hatinya.

Khaula merasa mungkin karena ia tidak percaya diri.Ini pengalaman pertama baginya bekerja di negara sendiri.Luar bisa sungguh debaran dijantungnya. Seperti bukan debaran biasa.Suara ketukan pintu mobil membuatnya sontak tersadar.Ditariknya nafas panjang dan dihembuskannya pelan dari ronggo mulutnya.

Khaula turun dari dalam mobil dengan pandangan nanar.Pak Dodi tersenyum padanya "apa kamu gugup Lula?"tanya pak Dodi

"Sedikit pak"jawabnya lalu melemparkan pandangannya kesegala arah....Khaula sudah terbiasa waspada pada segala keadaan disekitarnya. Matanya jelalatan kekiri dan kanan halaman luas nan asri milih keluarga ini.

"Silahkan pak Dodi, bapak sudah ditunggu didalam" kata seorang lelaki berusia sekitar 40 tahunan berkulit sawo matang sambil mempersilahkan masuk kedalam rumah.

Kaki Khaula bergetar.Ada apa gumamnya dalam hati.Tak biasanya ia merasakan firasat lain.Tapi mungkin karena ia sudah lama tidak bekerja dan hanya istrihat.

Sesampainya diruangan yang berciri Eropa dengan perabot perabot elegant nan mahal mereka sudah disambut dengan sang empunya rumah.Terlihat seorang lelaki paruh baya berusia sekitar 55 tahun dan seorang wanita yang usinya hampir tidak jauh beda dengan sang pria dengan dandanan yang rapi dan keibuan.Tapi jelas terlihat bahwa ia istri seorang pejabat parlemen dengan gaya anggunnya.

Pak Dodi dan pak Adhitama Negara bersalaman dan berpelukan sementara istrinya menyambut jabat tangan Khaula dengan senyuman hangat.kemudian bergantian, pak Dodi bersalaman dengan buk Adhitama Negara, sedang Khaula hanya mengangkat tangannya sampai dada tanda hormat pada pak Adhitama Negara,dan syukurnya pak Adhi mengerti bahwa Khaula tidak berjabat tangan dengan lelaki yang tidak muhrimnya,mungkin pak Dodi sudah menyampaikannya.

"Ini Khaula...biasa dipanggil Lula"kata pak Dodi mengenalkan Khaula pada kedua pasangan suami istri tersebut,

mereka menggangguk tanda mengerti.

"Jadi kira kira kapan Lula bisa segera bekerja" kata bu Adhitama Negara dengan suara lembutnya

Sontak Khaula membuka bola matanya lebar sambil menelan saliva ditenggorokannya.

Khaula menatap pada pak Dodi yang berada persis disebelahnya untuk mendapatkan persetujuan.

"Kapan pun Lula siap Silvi"jawab pak Dodi sambil menyunggingkan senyum tipisnya.

"Baiklah kalau begitu besok pagi Lula sudah langsung bisa menjalankan tugasnya"timpa buk Silvi sebelum Khaula memberikan persetujuannya.

"Baik bu...saya siap melaksanakan tugas"jawab Khaula dengan terpaksa tersenyum.

"Bagus kalau begitu,karena lebih cepat lebih baik,agar ibu bisa lebih bebas keluar rumah,kamu bisa menyetir kan?"kata pak Adhitama

"Bisa pak"jawab Khaula sembari menganggukkan kepalanya, buk Silvi dan pak Adhitama mengangguk bersamaan.

"Bagus kalau begitu"kata pak Adhitam kembali.

"Jangan kawatir kalau soal meneyetir, Lula itu ahlinya" timpa pak Dodi sedikit dengan nada tinggi

Pembicaraan pun berlangsung, pak Adhitama dan buk Silvi bergantian bertanya pengalaman bekerja Khaula saat menjadi agen rahasia disalah satu perusahaan agen terkenal di negeri paman sam.Sambil sesekali pak Dodi bernostalgia mengingat ngingat masa lalu disaat mereka masih muda.Khaula yang berada disana hanya dapat mendengar sambil sesekali tersenyum meski tak terlihat karena ia bercadar.Tanda tangan kontrak kerja pun dilaksankan pada malam itu.Intinya dalam kontrak tersebut Khaula harus menemani kemanapun buk Silvi bepergian termasuk menjadi supir dan asisten pribadi buk Silvi, sampai sampai khaula harus tinggal dirumah megah milik keluarga Adhitama.

Akhirnya pembicaraanpun berkahir dengan pak Adhitama mengisahkan apa kiranya yang membuat keluarga pak Adhitama ini sampai menyewa orang untuk menjadi pengawal pribadi sang istri. Ternyata sang istri kerap kali mendapat teror dari orang orang yang tidak suka pada kepemimpinan pak Adhitama di parlemen dan juga pesaing pesaing bisnis pak Adhitama yang jumlahnya lumayan banyak.Sampai pernah suatu ketika kala itu buk Silvi berbelanja di suatu mall tiba tiba saat hendak berjalan menuju tempat parkir buk Silvi ditabrak orang tak dikenal sampai kaki kanannya patah.Kejadian itu membuat buk Silvi trauma untuk keluar rumah.Terlebih pernah mereka mencari seorang supir dan pengawal pribadi buk Silvi tapi ternyata malah merekalah yang mencoba menyabotase mobil buk Silvi membuat seolah olah rem blong, dan buk Silvi kecelakaan terpental keluar dari mobil.

Kejadian demi kejadian yang dialami buk Silvi membuatnya traum yang mendalam.Sehingga sang suami harus benar benar harus selektif dalam memilih pengawal dan sopir pribadi buk Silvi. Untung saja disaat kejadian terakhir sabotase rem blong pak Dodi berkunjung kerumh sahabatnya ini.dan pak Dodi teringat akan Khaula yang berniat pulang kenegara ini.Pak Dodi langsung menawarkan pak Adhitama Khaula untuk menjadi pengawal pribadi buk Silvi, dengan jaminan dirinya sendiri.Bahwa Khaula pasti bisa menjadi pengawal pribadi ibuk Silvi dengan sangat baik.

Panjang lebar pembahasan pada malam itu sampai pak Adhitama mengajak pak Dodi dan Khaula untuk makan malam bersama.Khaula merasa pada saat mereka sedang makan malam ada yang sedang memperhatikan dirinya dari ujung sudut tangga yang tepat ada disamping kanan meja makan.Sudut mata Khaula terus membidik mencari tau menerka nerka dalam hatinya.Buk Silvi yang menyadari kepekaan khaula langsung menegurnya"ada apa Lula?ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan?ataw makanan ini tidak sesuai denganmu?" buk Silvi bertanya sambil terus mengunyah makannya.

"Tidak buk.tidak ada apa apa,mungkin saya terlalu lelah"jawab Khaula secepat kilat,dan mengarahkan pandangannya pada piring yang berisi nasi di depannya.

"Kalau begitu setelah makan kita akan segera pulang Lula,biar kamu bisa beristirahat dan besok pagi pagi bisa segera kembali kesini" kata pak Dodi sambil terus menyuapi nasi kedalam mulutnya.Khaula hanya mengangguk tanda setuju pada perkataan pak Dodi. Meski sesekali mata elang Khaula terus menyelinap kearah sudut tangga menuju lantai dua rumah megah itu.Tapi tak ada yang ia dapatkan sampai selesai sesi makan malam.

Setelah makan malam pak Dodi dan Khaula berpamitan kepada pak Adhitama dan buk Silvi.Mobil pak Dodi pun melaju meninggalkan pekarangan rumah pak Adhitama yang megah dan luas.Menyusuri jalanan ibukota yang tak pernah terlelap meski jam telah menunjukkan pukul 9.30 malam saat ini.Geliat ibu kota semakin malam semakin ramai.Lampu lampu jalan menghiasi jalanan ibukota yang ramai,seolah olah mereka bertugas mengucapkan selamat jalan pada pengguna jalan jalan raya.

Tepat jam 10 malam saat pak Dodi dan Khaula sampai didepan rumah.Rita tidak terlihat di ruang kelurga,mungkin sudah beristirahat bersama suaminya.Khaula berpamitan pada pak Dodi untuk segera beristirahat masuk kedalam kamarnya meski ia tak langsung beristirahat setelah masuk kedalam kamar.

Khaula masih harus membereskan pakaiannya yang tadi sudah di keluarkan sebagian dari dalam kopernya.Setelah semuanya selesai barulah Khaula dapat meluruskan pinggangnya mengistirahatkan tubuh mungilnya yang sangat lelah.

Happy reading kakak..terima kasih....mohon krisannya...mohon maap bila terdapat kesalahan kata dan typo.😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!