"Catatan akhir sekolah” bercerita mengenai 4 orang yang merupakan sahabat, mereka selalu membuat masalah di sekolah, dan mereka selalu bersama-sama apa pun keadaannya, kisah yang mana suatu ketika salah satu dari mereka yang mempunyai wajah tampan.
Ia selalu memberi harapan palsu dan mempermainkan perasaan perempuan-perempuan yang suka dengannya, dan ketika salah satu dari perempuan itu ada yang benar-benar tulus mencintainya, tapi ia tetap saja memberi harapan palsu dan mempermainkan perasaan perempuan itu, hingga pada akhirnya ia menyesal.
Namaku Ridho Shihab, aku lahir di kota Arab Madinah pada tanggal 20 Maret 2002, dan saat usiaku mulai beranjak 5 tahun kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan.
Ayahku bernama Asad Shihab dia meninggal pada usia 27 tahun, dan Ibuku bernama Nadeen dia meninggal pada usia 25 tahun.
Kakekku bernama Athhar Syarief dia sekarang berusia 60 tahun dan Nenekku bernama Anisah Baha dia sekarang berusia 58 tahun.
Setelah beberapa tahun kemudian, aku bersama kakek dan nenekku berpindah tempat ke Indonesia.
Karena salah satu perusahaan milik kakekku yang ada di Indonesia sedang mengalami masalah dan terancam bangkrut.
Aku tinggal sementara di Indonesia sampai perusahaan milik kakekku itu, kembali membaik dan stabil.
Selama 1 tahun lebih, aku benar-benar belajar dan memahami tentang Bahasa Indonesia yang di bimbing oleh guru pribadiku yaitu Pak Susilo, sampai aku fasih dalam Berbahasa Indonesia.
Lalu setelah aku fasih dalam Berbahasa Indonesia, kakekku menyekolahkanku di sekolah SMP dan SMA ternama yang ada Indonesia yaitu Internasional School.
Aku terkenal memiliki wajah yang tampan dan aku juga terkenal Playboy di sekolahku, banyak sekali perempuan-perempuan yang mengidolakanku.
Aku juga mempunyai 3 sahabat yaitu Ipul, Guntur, dan Alif yang menurutku sudah seperti saudara, tapi tidak sedarah, karena kami selalu melakukan hal susah dan senang bersama-sama.
Guntur adalah teman SMP-ku, dia berkulit hitam dan agak gemuk, dan dia juga mempunyai sifat pelupa, pemalu dan ceroboh, tapi dia teman yang baik dan setia.
Saipul mempunyai tubuh yang gemuk, dia mempunyai hobi makan dan sedikit pelit dengan uang, dan dia juga memiliki sifat Riya atau suka pamer uang.
Alif adalah mahasiswa dari Makassar yang merantau di Bekasi, dan dia tinggal bersama om dan tantenya yang ada di Bekasi, dan dia juga lebih dewasa dari kami ber 4, tapi dia sangat pemalu dan mempunyai hobi bermain game.
Noris adalah orang batak yang bertubuh gemuk, dia rajin bersekolah, tapi dia tidak pernah semangat saat belajar, dan dia juga sering bolos jam pelajaran.
Ikhsan berkulit hitam dan dia selalu memikirkan penampilan, dan dia juga tidak banyak bertingkah.
Toink berkulit hitam, dia suka bertingkah, dan dia juga suka melawak.
Nafis dia selalu melantunkan Shalawat, karena dia adalah anak pengajian, dan dia biasanya selalu melantunkan Shalawat bersama Toink.
Tapi yang berbeda dari aku, Guntur, Ipul, dan Alif mereka selalu bertingkah dan menggoda perempuan-perempuan yang lewat di depan mata mereka atau bisa di bilang CAPER, dan mereka juga sama dengan aku, Guntur, dan Ipul, suka membuat masalah di sekolah.
Aku bersama Guntur dan Ipul membuat geng yang bernama Team Rangge yang terdiri dari 10 anggota yaitu aku, Guntur, Ipul, Alif, Dimas, Al Fahri, Bintang, Farhan, Denny, dan Parlin.
Alif memang selalu bersama aku, Guntur, dan Ipul, tapi saat di kelas saja, saat jam istirahat dia selalu diam di kelas sambil bermain game, dan dia tidak mau bergabung bersama kami, dia juga tidak pernah membuat masalah, dan dia juga jarang ke kantin karena selalu membawa bekal dari rumah.
Inilah catatan akhir sekolahku bersama teman-temanku?
Inilah kisahku, saat aku pertama masuk ke SMK, sebagai murid baru di SMK Internasional School.
Aku mengambil jurusan (Teknik Komputer dan Jaringan) atau (TKJ), dan di sini lah awal perkenalanku bersama Guntur, Ipul, Alif dan teman-teman baruku yang lain.
Saat pertama aku masuk ke halaman SMK, aku melihat Guntur, ya memang aku sudah kenal lama dengannya, karena Guntur adalah teman SMP-ku dan dia juga sekelas denganku.
Setelah itu aku berkenalan dengan teman dekatnya Guntur, yang juga bersekolah sama denganku dan sekelas denganku juga yaitu Saipul.
Lalu aku juga berkenalan dengan teman- teman baruku yang lain.
Aku duduk sebangku dengan Alif, dan saat aku baru mengenalnya, dia sangat pendiam dia tidak mau bicara, kalau aku tidak mengajaknya bicara.
Karena sekolahku belum aktif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, aku bersama Ipul, Guntur, dan teman-teman baruku yang lain selalu pergi ke Musholla.
Kecuali Alif, Karena Alif saat itu masih malu-malu dan dia tidak mau bergabung bersama aku, ataupun teman-teman baruku yang lain.
Kami ke Musholla bukan untuk Shalat Dhuha atau pun Shalat yang lainnya.
Tapi kami hanya untuk tidur-tiduran, berbincang-bincang dan berfoto-foto, untuk menjalin ke dekatan.
Aku terus melakukan hal itu setiap sekolahku belum aktif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dengan seiring berjalannya waktu aku semakin akrab dengan Ipul.
Ipul adalah anak yang tidak pemalu dan sangat cepat akrab dengan siapa pun, dan dia juga mempunyai sifat yang sangat ceroboh dan banyak berbicara.
Setelah aku mulai mengenal satu sama lain dengan Guntur dan Ipul, aku selalu dekat dengan Guntur dan Ipul dari pada teman- teman sekolahku yang lain.
Ya meskipun aku juga dekat dengan teman- teman sekolahku yang lain, tapi aku lebih sering bersama Guntur dan Ipul saat di sekolah.
Sampai-sampai Ipul memberi julukan nama, dengan sebutan Team Rangge meskipun aku kurang paham dengan nama Team itu, tapi ya sudah lah.
Hari demi hari ternyata di sekolah baruku, aku mempunyai banyak fans, karena wajahku di antara Guntur, Ipul, Alif dan teman-teman sekolahku yang lain, aku lah yang paling tampan.
Kebiasaan burukku bersama Guntur dan Ipul adalah selalu bolos jam pelajaran dengan berpura-pura ijin untuk pergi ke toilet.
Padahal kami bukan untuk pergi ke toilet, tapi kami berbincang-bincang di tangga dekat toilet, untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan saat belajar.
Waktu itu banyak sekali yang mengidolakanku.
Sampai-sampai dari kalangan kakak kelas banyak sekali yang mengidolakanku, dan setiap aku pergi ke kantin, atau pun ke toilet untuk bolos jam pelajaran, pasti ada saja yang selalu memanggil namaku untuk meminta foto.
Sampai-sampai Guntur malu untuk pergi ke kantin atau pun ke toilet bersamaku, karena dia merasa tidak percaya diri saat dia bersamaku.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai mempunyai perasaan suka kepada satu perempuan karena menurutku perempuan itu sangat cantik dan mempunyai senyuman yang sangat manis.
Ternyata perempuan itu adalah kakak kelasku dan kelasnya tidak jauh dari kelasku, dan dia juga mempunyai geng yang berisikan 3 orang yaitu Sinta, Febry dan Agnes, dan dia adalah kakak kelas dengan jurusan Multi Media 1.
Aku menyukai salah satu dari mereka yaitu Febry, dan Ipul juga mulai menyukai seseorang perempuan, tapi bukan dari kalangan kakak kelas, melainkan dari kalangan teman sekelas kami sendiri yaitu Sumita.
Guntur lah yang paling susah untuk jatuh cinta di antara kami bertiga, dan aku masih terus mengharapkan Febry.
Aku juga tidak tahu bagaimana aku bisa mendapatkannya dan meluluhkan hatinya, karena dari kebanyakan kakak kelas dan perempuan-perempuan yang mengidolakanku, hanya dia dan gengnya yang biasa-biasa saja denganku.
Tapi aku yakin, Febry juga mempunyai rasa kepadaku, karena dia juga sering memperhatikanku, tapi secara diam-diam.
Ipul juga sedang berusaha untuk mendapatkan Sumita, lalu dengan seiring berjalannya waktu, ternyata Guntur pun juga mulai mencintai seseorang perempuan dari kalangan kakak kelas, tapi tidak satu geng dengan Febry.
Kakak kelas itu bernama Isha, kakak kelas dengan jurusan Multi Media 2, dan kakak kelas itu selalu berdua dengan teman perempuannya yang bertubuh besar dan selalu memakai headset ke mana pun dia pergi.
Saat itu aku merasa seperti Selebriti, karena banyak sekali perempuan-perempuan di sekolahku yang mengidolakanku.
... ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
... MULIA...
Ada satu perempuan yang sangat mencintaiku, dengan perasaan yang sangat tulus dan dia sangat berbeda dari kebanyakan perempuan-perempuan yang mengidolakanku.
Karena dia mau berjuang untukku, segala cara dia lakukan untuk bisa dekat denganku, dan perempuan itu bernama Mulia dan biasa di panggil Lia.
Setiap aku jenuh dengan mata pelajaran yang menurutku tidak seru dan membosankan, aku selalu melakukan kebiasaan burukku yaitu untuk berpura-pura ijin pergi ke toilet agar bisa berbincang-bincang bersama Ipul dan Guntur di dekat tangga toilet, untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan.
Aku melakukannya dengan cara bergilir, agar Ipul dan Guntur juga bisa di ijin kan.
Setelah rasa jenuh kami hilang, kami langsung masuk ke kelas, dengan cara bergilir juga, agar guru yang mengajar di kelas kami tidak curiga dengan apa yang kami lakukan tadi.
Lalu setelah 15 menit lagi bel istirahat akan berbunyi, kami bersiap-siap lagi untuk akting berpura-pura kebelet, agar kami di ijin kan untuk keluar kelas.
Setelah kami keluar kelas, kami menunggu di tangga dekat toilet sampai bel istirahat berbunyi.
Agar saat bel istirahat berbunyi kami bisa langsung membeli makan dan minuman tanpa mengantre, karna kantin sekolah kami selalu ramai pembeli dan kami selalu kehabisan makanan-makanan yang kami sukai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
... UPACARA BENDERA MERAH PUTIH...
Setiap hari Senin sekolahku selalu rutin melakukan kegiatan upacara bendera merah putih, dan setiap kali ada murid yang tidak memakai perlengkapan upacara seperti almamater dan topi.
Maka setelah selesai upacara murid itu tidak akan di ijin kan untuk masuk ke kelas terlebih dahulu, karna dia akan di berikan hukuman terlebih dahulu.
Di hukum Push-up dan Sit-up sebanyak masing-masing 10 kali di depan lapangan dan murid itu adalah aku, aku sering sekali melakukannya, dan teman-temanku selalu menertawakanku dari atas lantai 2.
Tapi berbeda dari perempuan itu yaitu Lia, dia rela panas-panasan di pinggir lapangan, hanya untuk melihat diriku.
Karena waktu itu aku belum mengenalnya, yang aku lihat dia selalu memanggil namaku dan dia juga selalu berusaha untuk mendekati diriku.
Aku selalu menjadi pusat perhatian perempuan-perempuan yang ada di sekolahku, tapi yang aku lihat dari banyaknya perempuan-perempuan yang mengidolakanku.
Hanya dia yang benar-benar tulus mencintaiku dan hanya dia yang mau benar-benar berjuang untukku.
Dan dia juga sering mengirimi aku pesan, tapi tidak pernah aku respons, karna aku tidak mengenalnya saat itu.
Tapi dengan seiring berjalannya waktu, aku mencoba melihat foto profil akun media sosialnya dia, dan aku merasa seperti mengenalnya, dan setelah aku mengingatnya, ternyata dia adalah perempuan yang selalu menyapaku saat aku di sekolah.
Aku langsung membalas pesannya, dengan tujuan untuk menghargai perasaannya, dan ternyata dia perempuan yang sangat asyik untuk di ajak bicara, dan dia juga perempuan yang menyenangkan.
Tapi saat itu aku belum mempunyai perasaan apa pun terhadapnya, karena aku masih mencintai Febry, meskipun aku tahu dia mencintaiku, tapi aku mencoba untuk menghargai perasaannya.
... ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
... TEMPAT BERKUMPUL SAAT ISTIRAHAT...
Saat waktu istirahat tiba, aku bersama Team Rangge selalu makan dan minum di atas motor yang terparkir, di parkiran sekolah, karena menurut kami tempat itu lah yang paling istimewa dari pada tempat makan lainnya.
Di situlah Mulia selalu memperhatikanku dan memanggil namaku dari atas lantai 2 karna sekolahku ber lantai 3.
"Ridho," panggil Lia, sambil melambaikan tangan ke arahku dan tersenyum.
"Hay Lia," jawabku.
Aku meresponsnya, karena aku juga mulai sering Chattingan dengannya, dan aku juga mulai sedikit akrab dengannya, ya meskipun aku akrab hanya di Chattingan saja, tapi tujuanku hanya untuk menghargai perasaannya dan tidak lebih.
Itulah cinta tidak bisa di paksakan, karena saat itu aku masih mencintai Febry, dan aku masih terus mengharapkannya.
Aku tidak peduli sekali pun dia sudah mempunyai kekasih, karena itu bukan halangan bagiku, aku akan berhenti memperjuangkan dia, kalau aku tahu usahaku itu sia-sia dan gagal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu itu aku di tugaskan untuk membersihkan ruangan guru, tapi bukan karena aku di hukum, tapi karena untuk menambahkan nilai, karena nilaiku saat itu sangat buruk.
Dan guru itu berjanji kalau aku mau membantunya untuk membersihkan ruangannya, aku akan di berikan nilai lebih di mata pelajarannya yaitu Bahasa Inggris.
Aku membersihkan ruangan itu berdua dengan sahabatku yaitu Guntur, dan guru itu bernama Pak Agus, tapi aku memanggilnya dengan sebutan Pak Alex, karena saat itu aku salah menyebut nama Pak Agus menjadi Pak Alex, dan teman-teman sekelasku juga ikut memanggilnya dengan sebutan Pak Alex.
Setelah aku selesai membersihkan ruangan Pak Agus, aku bertanya-tanya tentang Febry mungkin saja Pak Agus tahu mengenai Febry, aku bersama Guntur langsung menghampiri Pak Agus yang sedang duduk.
"Pak saya boleh tanya gak?" tanyaku.
"Tanya apa Do,” jawab Pak Agus.
"Bapak kenal Febry gak pak, yang kakak kelas cantik itu pak?" tanyaku.
"Iya tahu kenapa? kamu suka ya," jawab Pak Agus, sambil tersenyum ke arahku.
"Enggak pak cuma mau tahu aja he he," kataku.
"Febry itu anak yang cantik, dan banyak sekali yang mengidolakannya," kata Pak Agus, sambil menatap ke arahku.
"Oh begitu ya pak," kataku.
"Dia juga mempunyai Adik, di kelas Akuntansi?" tanya Pak Agus.
Aku terdiam dan terkejut saat mengetahui kalau Febry itu mempunyai Adik sepantaran denganku, aku juga berpikir pasti Adiknya itu cantik seperti kakaknya.
"Oke deh pak terima kasih atas infonya, saya balik ke kelas dulu ya pak," jawabku.
Saat itu Pak Agus juga ikut bersamaku untuk kembali ke kelas, karena jam pelajaran Pak Agus belum selesai di kelasku.
Setelah aku selesai memakai sepatu dan ingin mulai berjalan menuju kelas.
Tiba-tiba saat aku tanpa sengaja melihat ke arah belakang, aku melihat Febry dan teman-temannya yang sedang menuju ke arahku.
Aku tidak percaya diri dan aku langsung berpura-pura mengambil pel lantai dan mencuci pel lantai itu, untuk menghindari tatap muka dengan Febry.
Pak Agus dan Guntur hanya tersenyum melihat kelakuanku itu, dan aku rasa dia paham dengan apa yang aku lakukan itu.
Seiring berjalannya waktu, aku berpikir aku harus melupakan Febry dan aku harus membuang jauh-jauh rasa cintaku itu terhadap Febry.
Tapi apa? aku tidak bisa, semakin aku berusaha untuk melupakannya, aku malah semakin cinta dengannya.
Dan di balik semua itu ada Lia yang selalu terus memperjuangkan cintanya untukku.
Lia selalu melakukan segala cara untuk bertemu denganku, setiap hari dia selalu menyapaku, tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman, lalu setelah itu aku mengabaikannya.
Sampai saat itu Lia masih terus memperjuangkanku, tapi aku masih saja mengabaikannya dan bersikap cuek dengannya, dengan tujuan agar dia tidak berharap lagi denganku.
Tapi Lia tetap saja, terus memperjuangkanku dan aku hampir setiap hari selalu melihat dia menyapaku.
Waktu itu sebenarnya aku sudah mau membuka hati untuknya, aku juga sudah mulai dekat dan akrab dengannya, dan aku juga sering mengirimi dia pesan.
"Lia kalau aku nembak kamu, kira-kira kamu terima aku gak?" tanyaku.
"Lia mau...tapi maunya Ridho nembak Lia di depan kelas," jawab Lia.
Aku terdiam dan bingung, antara mau dan malu, karena sebenarnya aku juga tidak terbiasa nembak perempuan, apalagi di depan kelas, dan di saksikan orang banyak.
"Enggak ah nanti fans-fans aku marah lagi he he he," candaku.
"Yaudah itu sih seterah," ketus Lia.
"Tapi kalau aku nembak kamu, kamu terima aku gak?" tanyaku.
"Kalau cinta mah bisa di atur Do, kalau Ridho serius sama Lia, laku in aja dulu apa yang Lia mau, sebagai bukti kalau Ridho benar- benar cinta sama Lia," tegas Lia.
Aku bilang “Iya" tapi aku tidak melakukannya.
Saat aku di sekolah, aku bertemu Lia, dan Lia berkata kepadaku, kalau aku memberi harapan palsu kepadanya,
"Ridho PHP," sindir Lia.
Aku hanya tersenyum dan langsung membuang muka.
Akhirnya Lia pun marah denganku, karena dia merasa kalau aku tidak menghargai perasaannya.
Saat itu sebenarnya aku sungguh-sungguh mencintainya, tapi aku malu untuk menyatakan cintaku kepadanya, dan akhirnya hari itu menjadi hari terakhir Lia menyapaku.
... ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
... MEMBUAT MASALAH...
Keesokan harinya aku di fitnah oleh Dillah, Dillah adalah teman sekelasnya Lia.
Aku di fitnah memegang payudara Yuli yang juga teman sekelasnya Dillah, padahal aku sama sekali tidak tahu apa-apa, karena saat itu aku baru saja selesai pergi dari toilet bersama Ipul, dan Dilah tiba-tiba menuduhku.
"Eh Ridho tanggung jawab lu!" tuduh Dillah.
"Maksud lu apa!" bentakku.
"Jangan pura-pura bego deh lu, lu pegang payudara teman gua kan, anjing!" bentak Dillah.
"Gua gak tahu apa-apa... kok lu nuduh gua sih, tanpa bukti lagi!" geramku.
"Lu panggil teman-teman lu semua, suruh ribut sama gua, gua gak takut sama lu anjing, lu liat aja gua bakal adu in masalah ini ke guru bk!" ancam Dillah.
"Aduin aja, gak takut gua!" bentakku.
Setelah Dilah pergi dari kelasku, aku terdiam dan bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Dillah pun benar mengadukan masalah itu kepada guru bk, lalu setelah itu aku di panggil ke ruang bk.
Tapi aku tidak sendiri, aku di temani oleh teman-temanku yaitu Guntur, Noris, Nafis, dan Ikhsan.
Dan hanya Ipul dan Toink yang tidak mau ikut menemaniku, karena dia tidak mau bermasalah.
Lalu setelah itu aku di interogasi oleh guru bk yaitu Pak Johan.
"Siapa yang melakukan perbuatan ini, kalau tidak ada yang mengaku masalah ini saya akan bawa ke jalur hukum?" tanya Pak Johan.
Di samping Pak johan ada Yuli, perempuan yang payudaranya terpegang, dia menangis karena dia merasa di lecehkan.
"Saya gak tahu apa-apa pak, tiba-tiba temannya dia menuduh saya!" geramku.
"Saya gak perlu alasan kamu, kalau di antara kalian tidak ada yang mengaku, masalah ini saya akan bawa ke jalur hukum!" ancam Pak Johan.
"Silakan aja pak, saya gak salah, jadi untuk apa saya takut!" geramku.
"Kamu menantang saya!" bentak Pak Johan.
"Saya bukan menantang, tapi saya membela diri!" tegasku.
Lalu setelah itu, Ikhsan mengakui kalau dia pelakunya, dan dia tidak sengaja.
"Iya pak saya mengaku, saya yang melakukannya, tapi sumpah saya gak sengaja pak," jawab Ikhsan, sambil menundukkan kepala.
Lalu Yuli membalas perkataannya Ikhsan.
"Emang gua salah apa sama lu, gua tuh bukan perempuan murahan, lu gausah alasan gak sengaja, emang itu mau lu kan!" rintih Yuli, menahan sedih.
"Bapak seterah kamu, kamu juga sudah mengetahui pelakunya, kamu mau ambil jalur hukum atau tidak itu keputusan kamu dan Bapak hanya mendukung?" tanya Pak Johan.
"Secara baik-baik aja pak, tapi lu semua ingat jangan pernah ngelakuin itu lagi sama gua atau pun sama perempuan lain yang bukan muhrim lu, paham lu!" rintih Yuli, menangis.
Setelah itu kami meminta maaf kepada Yuli, dan akhirnya Yuli pun memaafkan kami dan alhamdulillah masalah ini bisa di selesaikan secara baik-baik.
Tapi aku dan teman-teman tetap saja mendapatkan surat peringatan 1 dari Pak Johan, dan Pak Johan juga meminta kami untuk memanggil orang tua kami datang ke sekolah, untuk menemuinya.
Aku bingung bagaimana aku bicara kepada kakek dan nenekku, kalau aku terkena kasus karena memegang payudara perempuan satu sekolahku.
Pasti kakek dan nenekku sangat marah dan kecewa kalau dia mendengar apa yang aku lakukan itu.
“Kita kompak in, gausah kita bilang orang tua kita, besok juga lupa tuh Pak Johan,” usul Guntur.
Aku dan teman-teman sepakat dengan usul Guntur.
Dan keesokan harinya aku takut kalau Pak Johan itu mengingat masalah yang kemarin.
Tapi benar kata Guntur, dia tidak mengingatnya lagi, aku juga tidak tahu, apakah Pak Johan lupa atau memang malas mengurusi masalah aku dan teman-temanku, tapi ya sudah lah yang terpenting masalah itu telah selesai.
... ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Masih banyak lagi masalah yang kami hadapi saat kami di sekolah, aku dan Guntur di hukum oleh guru PKN yaitu Bu Wati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!