NovelToon NovelToon

Genk ABJAD

1 ( Perkenalan ga jelas )

Genk Abjad, adalah genk yang terdiri dari lima orang yang kebetulan awal nama mereka sesuai urutan huruf abjad .

A = Astrid, si cantik yang sok populer.

B = Bara, si bodyguard berbadan besar, berwajah dingin dan irit bicara.

C = Charlie, si cowok berwajah imut dan sangat humoris.

D = David, si pintar berwajah ganteng yang digilai banyak wanita, tapi phobia wanita cantik.

E = Ellea, si gadis penakut dan lugu.

Dengan lima kepribadian yang berbeda, rasanya sulit menyatukan mereka. Dan itu adalah faktanya.

Bertemunya mereka berlima terjadi tanpa sengaja. Nama genk abjad juga disematkan oleh seorang tokoh masyarakat yang selalu tertawa melihat tingkah absurd mereka.

Mereka bertemu saat mereka masih sama-sama remaja di sebuah acara perayaan Hari Kemerdekaan RI di daerah mereka tinggal. Saat itu ada panggung pementasan seni yang akan diisi oleh warga yang memiliki kemampuan seni. Sebenarnya siapapun boleh ikut. Tapi supaya acara tak kacau, panitya sengaja melakukan seleksi untuk menetukan siapa saja yang bisa tampil di atas panggung. Seleksi dilakukan di sebuah aula milik warga.

Astrid remaja dengan kepedean yang luar biasa menampilkan tarian tunggal. Dan setelah selesai menari ia mendapat sambutan riuh dari sesama penampil. Hal itu mendapat cibiran dari David yang duduk bersebelahan dengan Bara, saat itu mereka belum saling mengenal.

" Iihh, nari apaan tuh..., orang pada ga liat ya, tarian ga guna gitu ditepokin...," kata David dengan sinis sambil melirik ke arah Bara yang diam tak merespon.

Rupanya ucapan David didengar oleh Astrid yang langsung melabrak David.

" Eh, lo ngomong apa barusan ?!. Tarian gue ga guna tuh maksud lo apa?. Lo mau cari ribut sama gue, bilang aja lo sirik karna gue cantik dan disukai orang banyak...!" kata Astrid lantang.

" Cih..., amit-amit, iri sama lo tuh malah tambah ga ada gunanya buat gue...!" kata David tak kalah galak.

Mereka terus saling memaki di hadapan Bara. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Bara langsung memegang kerah baju David, mengangkatnya dan memindahkan David seperti anak kucing ke pojokan aula. Sontak hal itu membuat David dan Astrid terkejut. Astrid yang merasa mendapat pembelaan dari Bara, tertawa senang sambil mengejek David. Sementara David malah semakin marah.

" Wooii babon, sialan lo ya, lo pikir gue anak kucing dipindahin ke pojokan kaya gini, wooii...!" teriak David tak terima.

Bara hanya diam dan kembali ke tempatnya semula.

" Ha ha ha..., Rasain lo, sukurin, makanya jangan suka enteng tuh mulut...," kata Astrid sambil memegangi perutnya yang kram karena menertawakan David.

Tapi tawa Astrid terhenti saat ia merasa tubuhnya seperti ditarik oleh kekuatan yang besar. Rupanya Bara menarik tangan Astrid ke pojokan lainnya dan meninggalkannya disana sama seperti David. Melihat hal yang dilakukan Bara pada Astrid, membuat David tertawa terpingkal-pingkal. Justru itu malah membuat emosi Astrid meledak.

" Woooiii s*t*n...\, sialan lo\, ga ada pikirannya sama sekali. Masa cewek cantik kaya gue diginiin\, baboonn...!" teriak Astrid berapi-api.

Dan yang dilakukan Bara pada kedua remaja itu justru menimbulkan tawa semua peserta seleksi, termasuk panitya acara. Sedangkan Bara malah terlihat tenang lalu kembali duduk seolah tak terjadi apa-apa.

Sementara Charlie yang saat itu sedang menampilkan kemampuannya berpantomim pun ikut tertawa. Di sudut lain terlihat Ellea tersenyum sambil menunggu gilirannya untuk membacakan puisi kemerdekaan.

\=====

Acara seleksi pun selesai sore hari dan mereka meninggalkan aula. Tapi di tengah perjalanan David mencegat Bara yang sedang berjalan pulang seorang diri.

" Wooii babon, berhenti lo. Apa maksud lo tadi, mau bikin gue malu ya...?" tanya David pada Bara.

Bara hanya diam sambil tetap berjalan dan semakin jauh.

" Tuh orang kenapa sih ? ngerti bahasa Indonesia ga sih... ?" tanya David masih emosi.

" Bukan ga ngerti, jangan-jangan dia malah ga ngerti bahasa manusia, ha ha ha...," kata Charlie yang tiba-tiba ada di belakang David.

" Siapa lo...?!" tanya David galak.

" Ya orang lah, emang gue babon...," sahut Charlie sambil tertawa.

" Ha ha ha..., ya iya lah, badan cungkring gitu, mana ada yang percaya kalo lo tuh babon...," tawa David geli.

Lalu keduanya saling berjabat tangan sambil menyebut nama masing-masing.

" Gue David..," kata David.

" Gue Charlie, si ganteng yang populer di kalangan semua cewek...," kata Charlie bangga namun membuat David mendengus sebal.

" Gue Astrid...," kata Astrid tiba-tiba sambil menepuk bahu David dan Charlie.

" Ooo..., si cantik Astrid. seneng deh bisa kenalan sama lo...," kata Charlie senang.

Berbeda dengan Charlie, David malah merespon sebaliknya.

" Lo lagi, ngapain ikutan ?, sana jauh-jauh dari gue...," kata David sambil mengelap bekas tangan Astrid dengan daun nangka yang baru saja dipetiknya.

" Eh kok pake lo lap segala ?, emang gue kotoran ya, najis gitu...?!" tanya Astrid marah melihat sikap David.

" Tau lo, ga boleh kaya gitu. Itu namanya sombong, ntar ga ada yang mau nemenin lho...," kata Ellea yang kebetulan lewat dengan sepeda ungunya.

" Heh cewek aneh, ngapain lo ikutan...?" tanya David tak suka karena Ellea membela Astrid yang terlihat semakin besar kepala.

" Jangan marah mulu Vid, lagian lo marah-marah sama cewek ,ga malu lo...?" ejek Carlie.

Ucapan Charlie membuat Ellea dan Astrid tertawa sambil adu toast dengan telapak tangan.

Tiba-tiba di kejauhan tampak Bara yang sedang berlari ke arah mereka. Dengan badan gemuknya Bara masih bisa berlari dengan cepet meskipun itu membuat tubuh besarnya nampak lucu saat berlari.

David, Charlie, Astrid dan Ellea serentak tertawa melihat Bara yang berlari dengan wajah pucat dan berkeringat itu.

" Liat si babon lagi lari, lucu deh...," kata David tertawa diikuti ketiga temannya.

Tapi tawa keempatnya terhenti saat Bara berteriak kearah mereka berempat.

" Lari...! lari...!. Ada a*j*ng gila\, buruan lari...!!" teriak Bara terengah-engah.

Sontak ke empat remaja yang sedang menertawakan Bara pun kaget. Refleks mereka memutar otak untuk mencari tempat sembunyi.

David terlihat naik ke atas pohon nangka di sebelahnya. Astrid segera naik ke boncengan sepeda Ellea dan memintanya segera kabur. Sedangkan Charlie sempat lari tapi terjatuh karena tersandung batu besar.

Melihat respon ke empat remaja di depannya, Bara berhenti berlari. Dan gantian dia yang tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Bara masih tertawa beberapa saat. Karena tak kuat akhirnya Bara pun duduk selonjor di tanah sambil menepuk-nepuk tanah.

Keempat remaja yang sembunyi pun bingung lalu melihat ke arah Bara. Sadar jika sudah dikerjai Bara, dengan geram mereka langsung menghampiri Bara.

Astrid dan Ellea langsung memukuli Bara dengan benda yang dibawanya. David turun dari pohon, lalu menjitak kepala Bara dengan keras saking kesalnya. Sedangkan Charlie yang terpincang-pincang sambil menahan nyeri di kakinya, langsung menarik rambut Bara dengan keras hingga membuat Bara mengaduh kesakitan.

Suara Bara yang menjerit kesakitan menggema di jalan yang sepi itu karena memang saat itu mereka sedang berada di jalan dekat kebun nangka pak Somad yang jarang dilalui orang atau pun kendaraan.

" Aduuhh..., ampuun..., sakit wooii, bisanya keroyokan lo pada. Aduuh..., iya ya udah dong, sakit nih...!" jerit Bara kesakitan.

" Rasain, itu ganjarannya karena  Lo udah bikin gue jantungan...," kata Astrid sambil memukuli Bara dengan kipas.

" Untung gue ga jatoh, dasarrr lo ya...," kata Ellea sambil mencubiti Bara.

" Udah..., udah kasian dia. Ntar kalo anak orang mati, kita ditangkep polisi lho...," kata David sambil melerai empat remaja di hadapannya itu

" Gue belom puas kalo rambut ni anak belom rontok...!" kata Charlie geram tapi ikut berhenti setelah mendengar ucapan David.

Mereka berlima akhirnya duduk ditanah karena kelelahan 'menyiksa' Bara. Bara yang sudah hampir tak berbentuk masih mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya. Bukannya kasihan, Astrid, Charlie, David dan Ellea malah tertawa semakin keras. Akhirnya Bara pun ikut tertawa sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.

\=====

2 ( Remaja Aneh )

Lima remaja absurd itu masih duduk di dekat kebun nangka pak Somad hingga menjelang Maghrib. Setelah lelah tertawa mereka memutuskan pulang ke rumah masing-masing. Kebetulan mereka pulang ke arah yang sama, jadilah mereka berjalan bersama dengan Ellea yang menuntun sepedanya.

\=====

Acara Perayaan HUT RI berlangsung meriah. Kelima orang remaja yang telah saling mengenal secara kebetulan itu juga ikut hadir mengisi acara.

Saat pementasan drama, ternyata Bara tampil sebagai salah seorang tentara pribumi yang berpenampilan sangar sesuai dengan pembawaannya. Bara memakai celana pangsi warna merah terang, kaos hitam yang melekat erat dibadannya, peci yang kekecilan, serta golok dipinggangnya yang selalu dibawa kemana-mana.

Saat Bara tampil, tak sedikit orang yang menertawakan penampilannya. Termasuk empat remaja yang baru kemarin dikenalnya. Bukannya marah, Bara malah bersikap cuek dan sesekali membetulkan letak pecinya yang kekecilan itu.

" Ha ha ha..., Bara, Bara, peci aja nolak lo pake...!" seru Charlie.

" Bajunya yang kesempitan, atau orangnya yang super jumbo...," kata David tertawa.

Tampilan Bara meskipun tak mengeluarkan banyak dialog, sangat menghibur penonton.

Malam itu acara berjalan sukses. Tapi sejak malam itu juga sosok Bara makin terkenal. Di sudut manapun di kampung itu, Bara dikenal sebagai si tentara pribumi. Dia pun seringkali di sapa orang dengan panggilan bermacam-macam. Bara yang jarang bicara hanya merespon sapaan orang dengan senyum.

\=====

Saat masa pendaftaran siswa baru.

Kelima remaja yang kebetulan sama-sama duduk di kelas 3 SMP pun mulai sibuk mencari SLTA favorit untuk melanjutkan pendidikan.

Astrid yang cantik memilih SMA Swasta untuk melanjutkan pendidikannya, karena nilainya yang tak cukup untuk masuk SMA Negri di kota itu.

Bara memilih Sekolah Teknik dan diterima di sebuah STM Negri walau dengan nilai pas-pasan.

Charlie si flamboyan, masuk ke sebuah SMA Negri favorit di kota itu.

David si pandai, karena phobianya pada wanita membuatnya memilih sebuah STM Negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Dan ia diterima tanpa harus mengikuti test masuk, karena nilainya yang tinggi.

Ellea si kutu buku, dengan sifatnya yang introvert lebih memilih masuk SMEA Swasta, meskipun nilainya sangat mencukupi untuk masuk sekolah negeri, tapi Ellea sengaja memilih sekolah yang dekat dari rumahnya.

Karena sekolah negeri kebanyakan letaknya sangat jauh dari rumah.

Mereka kerap bertemu saat berangkat sekolah di halte depan pemukiman mereka.

Tapi pertemuan mereka hanya menimbulkan kerusuhan. Entah lah, ada saja yang membuat mereka ribut. Seperti pagi ini.

" Awas..., awas..., si cantik mau duduk...," kata Astrid dengan cueknya, membelah kepadatan orang yang tengah menunggu bus kota di halte.

" Hueek..., mau muntah gue...," sahut David sambil bertingkah seolah-olah ingin muntah.

" Heh\, s*t*n lo...\, pagi-pagi ngajak ribut lo...!" teriak Astrid sambil menarik rambut David keras hingga berapa helai rambutnya rontok.

" Wooii...sakit ondel-ondel...!" jerit David sambil berusaha menarik tangan Astrid dari rambutnya.

Beberap orang berhasil memisahkan mereka berdua. Astrid mundur dengan wajah tak bersahabat. Setelahnya Astrid pun naik angkot yang kebetulan melintas dan meninggalkan David di halte begitu saja.

Tak lama kemudian Charlie tiba dan langsung menertawakan David.

" Ha ha ha, kenapa muka lo, abis dikerubutin tawon ya...?" tanya Charlie senang.

" Kampret lo, seneng lo ngeliat gue kaya gini?, temen lo tuh si ondel-ondel yang bikin gue kaya gini. Liat aja ntar, gue bakal bales tuh anak...!" jawab David emosi.

Mendengar ucapan David membuat Charlie tertawa. Tak lama kemudian David naik ke dalam bus yang melintas menuju ke sekolahnya dan meninggalkan Charlie yang masih tertawa.

Tawa Charlie terhenti saat melihat Ellea yang sedang mengayuh sepedanya dengan santai menuju sekolah yang memang tak jauh letaknya dari rumah.

" Eh Ellea, ngayuh neng, kaya tukang becak aja...," gurau Charlie.

Ellea tak menjawab sapaan Charlie. Ia melengos sambil melempari Charlie dengan kardus bekas susu formula yang memang sengaja disiapkannya dari rumah untuk memberi 'pelajaran' kepada Charlie yang kerap mengejeknya.

Charlie yang biasanya mendapat respon yang ramah dari teman wanitanya pun terkejut dan marah. Ia tak terima dengan sikap Ellea.

" Wooii stress lo ya, disapa baik-baik malah kaya gini. Ambil balik ga, lo kira gue tong sampah...?!" kata Charlie marah.

Tapi Ellea terlihat cuek dan terus mengayuh sepedanya hingga membuat Charlie makin meradang. Tiba-tiba Bara lewat di depan Charlie sambil buang gas, yang suara dan baunya bisa membuat orang pingsan.

" Ini lagi si babon, pake kentut sembarangan, wooiii... !" teriak Charlie sambil memaki Bara yang berjalan menjauh.

Sikap Charlie yang masih memaki, padahal Ellea dan Bara sudah tak ada di depannya, membuat orang disekitarnya ikut tertawa sambil geleng-geleng kepala.

Para pengguna halte sudah hapal tingkah kelima orang remaja itu tiap harinya. Mereka juga heran mengapa kelima remaja itu selalu ribut. Anehnya tak ada satu pun dari mereka berlima yang mengalah mencari jalan lain untuk menghindari pertengkaran. Mereka berlima juga seolah menganggap pertengkaran mereka adalah suplemen khusus, yang harus mereka konsumsi tiap pagi sebelum memulai aktifitas mereka.

Sambil menggerutu Charlie pun melempar kardus susu formula yang dilempar Ellea tadi ke tong sampah sebelum berlalu.

" Huh..., bikin mood gue jelek aja sih, Tenang Charlie..., sabarrr..., senyum, jangan emosi, ga baik buat aura wajah tampan lo...," kata Charlie bermonolog sambil menghela nafas panjang.

Charlie tersenyum saat bus yang ditunggunya sejak tadi terlihat menepi. Bergegas Charlie naik ke dalam bus dan segera merubah mimik wajahnya yang kesal jadi full smile saat melihat cewek cantik teman sekelasnya ada di bus yang sama.

bersambung

3 ( Menyebalkan )

Suatu hari yang terik. Ellea tengah memperbaiki rantai sepedanya di pinggir jalan di bawah pohon akasia. Astrid yang kebetulan baru pulang les melihat Ellea yang sedang kesulitan dan mendekat lalu menyapanya.

" Kenapa sepeda lo, El...?" tanya Astrid ramah.

" Ngapain nanya-nanya, emang mau bantuin ?" jawab Ellea sinis.

" Buset galak amat sih lo El..., gue nanya tuh karna gue care ya sama lo...!" kata Astrid yang tersinggung dengan ucapan Ellea.

" Berisik !" sentak Ellea disusul suara tawa yang menggema.

" Lo tuh ya...," Astrid tak melanjutkan ucapannya saat mendengar suara seseorang yang menertawakannya.

" Ha ha ha..., lucu lo berdua...," kata Charlie yang ternyata sedang duduk di atas pohon akasia itu.

" Apaan sih lo, turun sekarang...!" teriak Ellea marah.

Charlie yang tak pernah melihat Ellea marah pun terkejut dan segera turun dari pohon. Sedangkan Astrid menutup mulutnya dengan telapak tangannya untuk menahan tawanya yang hampir meledak.

Setelah kedua kakinya menapak tanah, Charlie berniat pergi meninggalkan kedua gadis itu. Tapi urung melangkah karena kerah bajunya ditarik oleh Ellea.

" Aduhh, apaan si El..., lepasin ga...!" kata Charlie.

" Enak aja..., mau kemana lo, bantuin gue dulu sini...," kata Ellea sambil mendorong Charlie hingga jongkok dekat sepeda miliknya.

" Males, gue ga bisa...," kata Charlie pelan.

Tapi Ellea dan Astrid kompak membulatkan mata mereka hingga memaksa Charlie bertahan di sana. Saat Charlie masih menggerutu, tiba-tiba Bara berhenti dekat mereka. Kedatangannya yang tak terduga membuat ketiganya kaget bukan main.

" Ya Allah..., kaget Gue...," kata Charlie sambil mengusap dadanya untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat.

" Heh babon, lo ngagetin gue tau ga...?!" kata Astrid marah.

" Tau nih, kaya gendoruwo aja lo, nongol tiba-tiba. Kalo gue jantungan gimana...?!" tanya Ellea sebal.

Bara terlihat cuek sedang Charlie justru cekikikan melihat kedua temannya tak mendapat respon dari Bara. Namun tawanya terhenti saat Bara menatapnya.

" Apa...?!" kata Charlie, Astrid dan Ellea bersamaan.

Bara nyengir sambil menggaruk kepalanya hingga membuat Charlie, Astrid dan Ellea kesal.

" Sepeda gue tuh rantenya copot, terus...," ucapan Ellea terhenti.

Tiba-tiba Bara mengangkat sepeda Ellea dan membawanya pergi begitu saja. Hal ini tentu saja membuat mereka bingung.

" Wooii babon, gendoruwo...!, mau lo bawa kemana sepedanya si Ellea ?!" tanya Astrid galak sambil melempar ranting kecil yang ada dekat kakinya ke arah Bara.

" Ayo..., ngapain lo bertiga di situ, cari tempat yang enak lah buat benerin ni sepeda...," sahut Bara santai sambil terus melangkah.

Ucapan Bara mengejutkan Charlie, Astrid dan Ellea. Mereka saling tatap sejenak, lalu mulai melangkah mengekori Bara.

Bara membawa sepeda Ellea ke sebuah saung ronda yang terletak dekat rumah pak Rt. Di sana juga ada beberapa penjaja makanan yang sengaja parkir disana mencari pembeli. Kemudian Bara menurunkan sepeda Ellea lalu ia memesan empat gelas es cendol untuknya dan ketiga temannya. Mereka pun duduk di dalam saung sambil minum es cendol pesanan Bara.

Tiba waktunya membayar es cendol, Bara menunjuk kearah Astrid untuk membayar pesanannya tadi.

" Uangnya sama cewek itu ya Bang...," kata Bara menunjuk Astrid.

Sontak Astrid melempar sandalnya ke kepala Bara.

" Kurang ajar lo ya, lo pikir lo tuh siapa? nyuruh gue yang bayar, emang tadi yang nyuruh lo mesen tuh siapa...?!" kata Astrid yang melempar satu sandalnya lagi ke arah Bara saking kesalnya.

Bara memungut sandal Astrid lalu mendekati tukang cendol.

" Nih Bang jaminannya, kalo cewek itu ga mau bayar...," kata Bara sambil meletakkan sandal Astrid di atas gerobak es cendol.

Astrid tambah ngamuk karena sandal yang baru dibelinya digadaikan ke tukang es cendol oleh Bara.

Charlie tak kuat menahan tawanya dari tadi. Ia pun berguling di lantai saung sambil terus tertawa. Sedangkan Ellea melotot ke arah Bara dan Charlie.

" Udah, pada ribut aja lo. Gue yang bayar. Bara, balikin sandal Astrid...!" perintah Ellea pada Bara.

Bara menuruti permintaan Ellea lalu meletakkan sepasang sandal milik AStrid di luar saung. Tak lama kemudian  David datang dengan motor bebek milik kakaknya. Ia memesan siomay dan es kelapa muda.

" Bungkus aja Bang," katanya sambil duduk di samping Bara dengan cuek.

" Wooii..., ada orang nih disini. Boro-boro beliin, negor aja kaga...," gerutu Charlie sebal.

" Eehh ada orang..., kirain makhluk halus, makanya gue diem aja...," kata David sambil melengos.

" Nih rasain pitingan makhluk halus...," kata Bara sambil memiting leher David dengan sebelah tangannya yang besar, hingga David pun terbatuk-batuk.

" Rasain lo, sukurin...," kata Astrid dan Ellea bersamaan.

" Mantap, makan tuh pitingan si Babon...," kata Charlie girang.

Mendengar ucapan Charlie membuat Bara menoleh lalu mengejarnya dan meninggalkan David yang masih terbatuk-batuk. Bara terus berlari mengejar Charlie hingga teriakan Charlie membuat suasana siang yang terik itu makin panas.

" Ampuunn Baboonn..., sorry gue ga sengaja...!" kata Charlie sambil terus berlari.

Akhirnya Bara berhenti mengejar Charlie yang menghilang entah kemana.

" Terus sepeda gue gimana...?" tanya Ellea.

Bara menepuk pundak David, memberi kode pada David agar memperbaiki sepeda Ellea.

" Gue ?, ogah...," kata David lalu meninggalkan saung dengan motornya setelah membayar pesanannya tadi.

Bara menghela nafas lalu mendekati sepeda Ellea. Tak lama kemudian Bara menyerahkan sepeda Ellea yang sudah selesai diperbaiki. Setelahnya Bara pergi begitu saja. Ellea dan Astrid nampak menggelengkan kepalanya karena maklum akan tingkah ajaib tiga sahabatnya itu.

Ellea pun bersiap mengayuh sepedanya lalu menawarkan diri mengantar Astrid pulang. Astrid pun setuju lalu keduanya meninggalkan saung itu dengan perasaan kesal.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!