"Yome....." Panggil Bram dengan sangat kuat. Suaranya menggelegar, Vira yang di panggil pun pun segera berlari.
"Ya, om." jawabnya cepat.
"Ambilkan sepatuku yang berwarna putih. Hari ini aku tidak ke kantor, aku ingin jogging di taman. Dan, kau harus menemaniku." ucapnya.
Aku menemani om jogging, yang benar saja. Tapi kalau aku menolak nanti dia marah marah lagi. Hem... bathin Vira.
"Apalagi yang kau pikirkan, cepat. Aku tunggu di bawah, tidak lebih dari lima menit. Jika terlambat kau akan tahu hukumannya." ucap Bram.
'Cepat yome.." ucap Bram lagi
Yome adalah panggilan Bram khusus untuk Vira. Semua berawal saat Vira belajar bahasa Inggris, dia salah mengatakan you and me menjadi yome. Dan Bram memangilnya yome.
Sebuah ejekan, namun akhirnya Vira terbiasa dengan panggilan tersebut.
Sudah hampir sepuluh tahun vira tinggal dengan Bram.Semenjak orangtuanya meninggal dunia. Bram lah yang menampung dirinya. Vira tinggal dan bersekolah di bawah pengawasan Bram.
Bram sangat dingin dan jarang bicara dengan Vira. Bahkan dulu dia sering membentak Vira jika gadis kecil ketahuan membuat kesalahan.
Vira sendiri tidak tahu mengapa Bram sangat membencinya, namun Vira selalu berharap suatu hari nanti Bram akan menerimanya.
Bram yang sudah bersiap.tampak melirik jam di tangan nya. Terlihat kesal dan membanting handuk di tangannya.
Vira berlari menuju kearahnya.Nafasnya ngos ngosan.
"Ayo, om."ucapnya.
"Kau terlambat dua detik." ucap Bram.
"Dan hukuman mu adalah membawa ini semua." ucap Bram.
Bram melempar botol minum dan handuknya kearah Vira.
Vira menerima nya dan ikut berlari sambil membawa dua buah botol minum. Dia berlari dengan kepayahan. Namun tampaknya Bram tidak ambil pusing. Dia terus berlari meninggalkan vira.
Sesampai di taman, Vira duduk dan meletakkan barang bawaannya. Dia sangat kelelahan. Bagaimanapun berat membawanya sambil berlari.
"yome...mana minumanku?" ucap Bram.
Vira segera berlari kearah Bram dan menyerahkan botol minumnya. Setelah minum dan memberikan botolnya, bram kembali berlari mengitari taman.
Vira meletakkan botol minumnya kemudian dia ikut berlari, beberapa putaran dia bertemu dengan Ken, teman sekolahnya.
"Hai...cantik. Lagi jogging ya?" tanya ken.
"Eh.. Ken Iya nih." ucap Vira. masih terus berlari. Ken ikut mengejarnya dan kini posisi mereka beriringan.
"Vira, malam Minggu jalan yuk?" ajak Ken.
"Nggak deh." jawab Vira.
Mana mungkin aku bilang kalau om Bram nanti akan marah. Sudah pasti aku tidak akan diijinkan keluar olehnya. bathin Vira.
"Kenapa? takut sama om mu yang galak. Aku ijin deh." ucapnya lagi.
"Aku nggak berani ken, lain kali aja ya." ucap Vira kembali berlari.
"Ayolah Vira, mengapa kau selalu menghindar dariku?" ucap ken dan menarik tangan Vira.
Bram yang melihatnya menjadi kesal dan marah.
Siapa anak kecil itu, berani sekali dia memegang tangan yome. Bathin Bram.
Bram berjalan kearah mereka, belum sempat Bram bicara, Ken sudah lebih dulu berucap.
"Eh.. Om, kebetulan nih. Om, saya mau ajak Vira jalan jalan nanti malam. Boleh kan Om?" tanya Ken pada Bram.
Seketika rahang Bram mengeras, wajahnya merah padam menahan amarah. "Tidak," jawab Bram marah. Dia langsung menarik tangan Vira.
"Vira tidak akan pergi kemana pun. Jangan coba coba kau dekati lagi dia?" ucap Bram menarik tangan Vira paksa dan terus berjalan menjauh.
"Om sakit..om... sakit. Om lepas Om..." ucap Vira meronta.
Namun amarah sudah menghantui jiwa Bram hingga dia tidak memperdulikan ucapan Vira.
Sampai di dalam rumah, Bram membanting Vira ke kursi.
"Dasar wanita murahan. Apa kau tidak malu merayu laki laki diluaran sana? Apa kau sudah tidak bisa menahan dirimu setiap melihat laki laki? " ucap Bram.
Wajah Vira memanas, matanya sudah berkaca kaca. Sungguh kejam ucapan Bram kali ini. Dia bisa menerima segala cacian dan makian, namun dia bukan wanita murahan. Dia gadis baik baik, dan tadi Ken hanya bicara dengannya tidak lebih. Mengapa Bram harus menghina nya seperti itu. Dengan berlinang airmata Vira berlari ke kamarnya.
Bram Mengusap wajahnya kasar dan menghempaskan dirinya di kursi.
Apa yang aku lakukan? Aku membuatnya menangis. Lagipula mengapa aku marah padanya? Dia menangis.... ucap Bram dalam hati.
Vira menangis di dalam kamarnya. Selama ini Bram selalu menghina dirinya, namun tak sekalipun Bram menyebutnya wanita murahan. Lagipula apa kesalahannya, dia hanya bertemu dengan Ken dan itupun tidak di sengaja.
Vira mengambil photo ayah dan ibunya. Memeluknya erat hingga dia tertidur pulas.
...****************...
Bram berjalan naik ke atas menuju kamarnya dengan langkah gontai. Masuk kedalam ruang olahraga dan menghabiskan waktunya disana dengan berolahraga.
Jam dua siang dia keluar dan menuju meja makan. Diliriknya tak ada Vira disana.
"Paman Danu, mana yome?" ucapnya.
"Vira sedang berada di kamarnya tuan, sejak tadi belum keluar." ucap paman Danu.
Bram membanting serbet di tangannya. "Bangunkan dia dan suruh antar makanan ku sekarang keatas. Aku mau dalam lima menit." ucap Bram berlalu menuju kamarnya.
Paman danu meminta nancy membangunkan Vira.
Vira mengambil makanan dan meletakkannya di nampan kemudian mengantarkannya ke kamar Bram.
Cklek...
pintu terbuka. Bram tidak tampak di dalam kamar, mungkin di dalam kamar mandi" pikir Vira.
Vira meletakkan makanannya diatas meja. Menyusunnya dan bersiap keluar.
"Ambilkan pakaian ganti ku! apa kau lupa pada tugasmu." ucap bram tajam.
Vira bangkit dan mengambilkan pakaian ganti Bram. meletakkan di tempatnya dan keluar. "Pakaiannya sudah di tempatnya, om." ucap Vira.
Dia berjalan turun ke bawah setelah Bram memasuki walk in closet untu memakai pakaiannya.
Bukannya minta maaf, om Bram malah memarahi ku. Dasar nyebelin. bathin Vira.
Vira adalah keponakan Bram, sekaligus pelayan pribadinya. Sejak umur sepuluh tahun Vira ikut dengannya. Dan Bram memperkerjakan sebagai pelayan nya. Sebagai bayaran karena dia tinggal di rumah Bram secara gratis dan juga bersekolah gratis.
Tinggalkan jejak ya....
Setiap pagi Vira harus segera menyiapkan air hangat, pakaian ganti lengkap dari celana panjang, kemeja dengan dasinya, kaos kaki, sepatu, jam dan aksesoris lainnya.
Dulu Vira selalu mendapat amukan karena pilihannya tidak sesuai, namun lama kelamaan Vira bisa memahami keinginan Bram. Hingga Bram jarang memarahinya lagi. Ini semua tak luput dari bantuan nancy yang selalu membimbing dan mengajari Vira.
Sikap dingin Bram masih sama, pandangan matanya tajam dan menusuk saat melihat Vira.
Didalam hati Bram, dia masih belum bisa memaafkan Vira dan ibunya. Padahal sebenar Vira juga sama menderita dengannya, bahkan sebenarnya Vira lah yang lebih menderita karena kehilangan orangtuanya.
Vira tumbuh menjadi gadis cantik dan ceria. Wajahnya selalu tersenyum bahagia. Tiada beban dalam dirinya menjalani semua pekerjaan nya saat ini.
Bram menempatkan seorang mata mata untuk mengawasi Vira. Bram takut jika Vira berusaha lari.
Namun seperti nya usaha nya itu tak berguna, karena dari hasil pantauan mata matanya Vira tak pernah berniat untuk kabur. Bahkan dia selalu menolak ketika teman temannya mengajaknya hang out keluar.
Saat ini Vira duduk di kelas tiga SMA. Bram memasukkannya ke sekolah elite di Ibukota. Entah mengapa pikiran Bram berubah. Mungkin karena dia melihat prestasi yang membanggakan dari Vira.
Walau dia harus bekerja di luar sekolah dengan menjadi pembantu di rumah Bram, namun prestasi sekolahnya sangat membanggakan. Vira selalu meriah peringkat pertama di sekolahnya.
Pagi ini seperti biasa, Vira selalu bangun pagi dan menyiapkan semua kebutuhan Bram.
Vira selalu bangun pagi pagi sekali, dan masuk ke dalam kamar Bram. Menyiapkan air hangat, membuka horden dan menyiapkan pakaian yang akan dipakai Bram ke kantor. Setelah semuanya siap, Vira akan membangunkan bram.
"Om,,,,bangun om." ucap Vira
Namun Bram masih tak bergerak.
Om..bangun... Vira mengguncang lembut bahu Bram.
Jam sudah menunjukkan pukul enam, jika dia telat membangunkannya, nanti Bram akan marah.
Euh ...Bram menepis tangan Vira.
Vira tak putus asa. Dia kembali mengguncang bahu Bram.
"Om...bangun om ini sudah siang." kembali Vira berucap.
Bukan menjawab, Bram malah menarik Vira kuat, hingga Vira terjatuh ke dalam dekapannya. Dan Bram memeluknya erat seperti guling.
Vira terkejut dan terkesiap. Seluruh tubuhnya menegang. Bagaimana dia bisa berada di posisi sedekat ini dengan Bram.
Bram masih memejamkan mata nya dan memeluk erat vira.
Vira yang tersadar, segera berontak dan hal itu membuat mata Bram terbuka.
Bram sendiri kaget karena posisinya bisa sedekat itu,Dia masih memeluk erat tubuh Vira. Wajahnya berhadapan tepat dengan wajah Vira.
Matanya membulat seketika, menatap tak percaya. Namun bukannya melepaskan pelukannya, Bram masih menatap bola mata indah keponakannya itu.
Hidung mancung, mata bulat bening dengan manik mata hitam pekat. Rambutnya panjang, alis tebal, bibirnya merah muda, tipis tanpa make up.
Sial, kenapa dia terlihat sangat cantik. bathin Bram
"Om...lepas Om." ucap Vira
Bram tersadar dan merenggangkan pelukannya. Dengan cepat Vira bangun dan berjalan keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu, Vira kembali berucap
" Om, air panasnya dah aku siapkan, baju om juga sudah aku letakkan ditempat biasa." ucap vira berlalu dari hadapan Bram.
Bram masih diam dan berpikir, mengapa tadi dia memeluknya, dan mengapa aku baru sadar jika Vira itu cantik." bathinnya.
Sementara Vira memegang kuat dadanya Setelah menutup pintu kamar. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Bayangan wajah Bram yang menatapnya dengan tajam. Posisinya yang sangat intim dengan Vira membuatnya semakin takut dan bingung.
Vira gadis muda yang lugu. Diusianya yang masih menginjak delapan belas tahun, ini pengalaman pertama nya dekat dengan seorang laki laki.
Vira menuruni tangga dan memasuki kamarnya. Segera mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Dan bersiap berangkat dengan mang Udin.
Disepanjang jalan Vira diam, sesekali memegang dadanya yang masih saja tak mau berkompromi.
"Kenapa non?" tanya mang Udin heran.
"Nggak apa apa mang." jawab Vira.
"Kok dadanya di pegangin terus, sakit ya non. Kalau sakit biar saya antar ke rumah sakit." ucap mang Udin lagi.
"Nggak papa mang. Saya nggak sakit kok. Saya sehat." jawab Vira.
"Mang Udin, buruan gih, kita dah telat nih."
"Baik non" jawab mang Udin.
jangan lupa klik like, vote dan koin seikhlasnya. Terima kasih
"Vira...." panggil Ken yang sejak tadi menuggu vira di parkiran.
"Eh..kak Ken. Maafkan aku atas insiden kemaren ya kak. Maafin om ku." ucap Vira sedih. Vira merasa tidak enak hati dengan Ken.
"Tidak apa apa. Apa Om mu, memarahi mu dirumah?" tanya ken.
"Tidak kak." jawab Vira.
"Aku ngerti kok, om mu sangat menyayangi mu makanya dia begitu posesif. Tapi aku tak akan menyerah. Aku mencintaimu Vira, dan aku akan terus mengejar mu." ucap ken.
"Tapi semua akan sia sia kak. Lebih baik kakak cari yang lain saja." ucap Vira.
"Aku mencintaimu tulus. Percayalah. Aku akan meyakinkan Om mu, jika niat ku tulus, hingga dia mengijinkan nya."
Tapi kak, .." belum selesai Vira bicara Ken sudah pergi.
"Bye Vira..." ucap ken meninggalkan nya. Vira terdiam. Ken selalu begitu, tak pernah mau mendengarkannya. padahal Vira sudah berulang kali menolaknya. Dia tidak mencintai Ken.
"Yuk masuk, kok melamun!" ajak Cici teman sekaligus sahabat Vira. Cici yang baru sampai di sekolah langsung menghampiri Vira.
"Ayok," jawab Vira yang ikut masuk ke dalam bersama dengan Cici.
Cici adalah teman terbaik Vira dan mungkin juga teman satu satunya. Karena tidak ada anak lain yang mau berteman dengannya selain Cici.
"Kenapa, Ken lagi??" ucap Cici.
Vira mengangguk. "Ya, padahal semalam dia sudah kena marah oleh om Bram." jawab Vira.
"Dia serius kali, suka nya." ucap Cici lagi.
"Tapi aku nggak mau pacaran, aku mau serius dengan sekolah ku dan aku ingin segera lulus. Setelah itu aku akan pergi dari rumah Om ku. Aku akan mencari pekerjaan hingga aku tak menyusahkan nya lagi." jawab Vira.
"kau yakin?" tanya Cici lagi.
"Ya aku yakin. Kasihan Om Bram selama ini dia repot menampung diriku." ucap Vira sedih.
...****************...
Di kantornya Bram duduk memeriksa laporan yang menumpuk di mejanya.
Ingatan kembali pada saat kemaren Ken memegang tangan Vira. Mood nya tiba tiba memburuk dan dia meletakkan pen nya di meja.
Kenapa aku tidak suka melihat anak itu memegang tangan yome. Ada apa dengan ku???
Bram mengusap rambutnya. Dan bangkit dari duduknya. Dai berjalan menuju sofa dan mulai menyandarkan punggungnya.
"Henry" panggil Bram.
Henry segera berlari menemui tuannya.
"Coba cek apa yang di lakukan yome disekolah nya?" ucap Bram.
"Nona Vira?" tanya Henry terheran heran.
Tak pernah sekali pun Bram menanyakan kabar Vira.
Jika tidak dia yang melaporkannya. Itupun dia tanggapi biasa saja hanya manggut manggut. Tapi ini, ada apa dengan tuannya tiba tiba menanyakan kabar non Vira.
Tanpa menunggu tuannya mengamuk, Henry langsung menanyakan kepada mata mata yang mengawasi Vira dia sekolahnya.
"Tuan, saat ini non Vira sedang belajar di kelasnya." ucap Henry.
"Cari tahu tentang laki laki yang bernama Ken?" ucapnya lagi.
Henry sampai melotot tak percaya. "Ken siapa tuan?" tanya nya.
"Cepat cari tahu, jangan banyak bertanya? atau kau ku pecat!" ucap Bram marah.
"Siap Tuan." ucap Henry segera berlari meniggalkan tuannya.
Henry adalah asisten pribadi Bram. Walau agak lambat tapi dia cukup bisa diandalkan setelah Dimas. Saat ini Dimas sedang mengawasi perusahaan kakaknya yang berada di Surabaya.
Ada apa dengan boss, mengapa sekarang dia perduli dengan non Vira. Biasanya dia selalu memaki dan menghina non Vira. Apa Jangan jangan boss sudah menganggap non Vira keponakan nya bukan pembantunya. Aku senang kalau akhirnya boss mau berdamai dengan dirinya. Dan memaafkan non Vira pikir Henry .
Tinggalkan jejak ya...
Sebelumnya nih visual nya versi mamie ya...
Om Bram yang ganteng, dingin dan selalu berkata pedas kepada Vira. Seorang CEO, mapan dan kaya raya. Namun hingga saat ini belum memiliki kekasih, karena dia seorang playboy yang selalu bergonta ganti pacar.
Zavira Putri Bramantyo, gadis lucu, imut dan ceria. Keponakan Bram yang masih sangat muda. Usianya 18 tahun dan masih duduk di bangku SMA.
Si ganteng Kenzo yang merupakan teman sekolah Vira. Kenzo sangat menyukai Vira, sejak pertama kali masuk sekolah. Walau sudah ditolak berkali kali, namun Kenzo tidak menyerah, dia yakin suatu saat Vira akan menerima cintanya.
Cici Amelia adalah sahabat baik Vira di sekolah. Baik, polos dan suka sama Bram.
Andin, seorang artis terkenal, anak pengusaha kaya yang berambisi untuk mendapatkan Bram. Andin sangat mencintai Bram dan bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!