NovelToon NovelToon

Nothing'S Gonna Change

Awal Mula

"Truth or Dare?"

Terlihat sekelompok remaja memakai seragam SMP yang sedang duduk melingkar. Mereka sedang memainkan permainan Truth or Dare didalam salah satu kelas yang sedang tidak ada gurunya. Seorang gadis remaja yang rambutnya dikuncir satu kebelakang, mendapat giliran karena botol yang dipergunakan untuk permainan tersebut mengarah padanya.

"Dare!!" Serunya dengan semangat. Iris mata hitamnya nampak berbinar karena sedari dulu dia sangat menyukai tantangan. Dan sejauh ini saat dia dan teman-teman memainkan permainan tersebut, dia selalu bisa melaksanakan tantangan dari teman-temannya.

"Yakin lo? Kali ini kita gak bakal nantangin lo kayak biasanya, yang hanya disuruh nyanyi di depan umum, atau tantangan lainnya yang lo anggap remeh." Ucap salah seorang cowok berkacamata terlihat serius dan diangguki oleh yang lainnya.

"Gue siap kok, apapun tantangannya!!" Ucap gadis itu dengan menyakinkan. Yah, anggaplah untuk melatih diri agar lebih berani. Pikir gadis tersebut.

"Lo tau kan, rumah besar yang ada diujung kompleks perumahan Permata Indah? yang gak jauh dari sekolah kita ini? yang katanya berhantu karena pernah ada pejalan kaki yang lewat depan rumah tersebut, mendengar suara aneh dalam rumah itu?" Tanya laki-laki berkacamata dan menatap gadis remaja yang memilih Dare dan dianggukan kepalanya pertanda dia tau tempat yang dimaksud oleh sang laki-laki berkacamata. "Lo masuk kerumah itu dan harus foto selfie didalam rumah tersebut, setelah itu lo upload  foto selfie lo ke salah satu media sosial punya lo" Gadis remaja itu menelan ludahnya dengan susah payah. Come on dia bisa melakukan apa aja selama masih dalam batas wajar, asalkan tidak berhubungan sama namanya hantu. Tapi, dia tidak bisa menolak tantangan untuk kali ini. Selain dia tidak mau dianggap pengecut oleh teman-temannya karena dengan lantangnya dia memilih Dare dan tiba-tiba menolak tantangan tersebut, dia juga tidak mau menyianyiakan kesempatan untuk ditraktir teman-temannya selama dua bulan. Kan lumayan uang jajannya dari Bunda Meli bisa dia tabung untuk tambahan nanti ketika dia masuk SMA.

"Oke!! Gue terima." Ucapnya yakin. Oh god dia pasti akan menyesali permainan Truth or Dare nya kali ini. Karena entah kenapa dia memiliki firasat bahwa semua tidak akan baik-baik saja.

Semoga saja firasatnya kali ini meleset. karena biar bagaimanapun, Rumah yang menjadi target permainan mereka kali ini terlihat menakutkan. Tidak, gadis itu tidak merasa takut dengan adanya makhluk halus dalam rumah tua itu. Bukannya sok berani hanya saja beberapa hari yang lalu, saat gadis itu melewati jalan di dekat rumah itu. Tak sengaja dia melihat beberapa orang berpakaian hitam memasuki rumah tua tersebut. karena tidak mau mencampuri urusan orang lain dan mendapatkan masalah, gadis beririskan hitam memilih meninggalkan tempat menakutkan yang kata orang banyak hantunya.

Siapa sangka, takdir malah membawanya ketempat itu. Jika saja dia bisa memutar kembali waktu, dengan bahagianya dia tidak akan memilih Truth. Tapi mau bagaimana lagi, karena tidak mau dianggap sebagai pengecut, gadis berkuncir satu itu harus bisa masuk ke rumah tua untuk menyelesaikan Dare-nya.

Tanpa diketahui oleh sang gadis, laki-laki berkacamata itu menatap dalam kearahnya. Jika saja mata orang-orang yang berada dalam lingkaran itu jeli. Mereka akan tau bahwa tersimpan kekhawatiran dalan sorot sang laki-laki berkacama.

Rumah Hantu?

"Kamu yakin, chel? tantangan kali ini gak gampang loh. Lagian kamu kok mau-maunya sih ikut permainan konyol kayak gitu?" ucap lelaki yang memakai topi hitam dengan sewot, dari dulu dia tidak pernah suka dengan Rachel yang selalu bermain permainan konyol tersebut, dia selalu takut sahabat lincahnya akan kenapa-napa.

"Yah, mau gak mau aku harus yakin." ucap gadis remaja itu dengan santai, walaupun jantungnya sekarang sedang berdegup dengan cepat. Mereka sedang berada di depan rumah yang menjadi target dare nya kali ini. Dari tempatnya berdiri sekarang dia dapat melihat pohon besar yang berada disisi kiri rumah tersebut. Rumah itu sangat besar tapi terlihat menyeramkan, mungkin karena rumah itu sudah lama tidak ditempati, menjadikan rumah itu terlihat suram. Pantas saja hanya ada beberapa orang yang berlalu-lalang di depan rumah itu, dan kebanyakan memilih jalan lain yang menurut mereka 'lebih aman'.

Rachel merasa sangat takut dengan hanya melihat rumah itu dari luar saja, entah bagaimana keadaannnya jika sampai dia masuk kedalam rumah tersebut, mungkin saja ada bahaya yang sedang menantinya. Tapi dia tidak mau Aldo, laki-laki bertopi hitam merasa khawatir. Jika Aldo tau betapa takutnya Rachel sekarang, mungkin saja dia akan ikut masuk kedalam rumah itu bersamanya. Rachel tidak mau curang, karena tantangannya kali ini mengharuskannya untuk masuk sendiri, walaupun teman-temannya tidak ada disini dan mengawasinya, tapi dia tidak mau berlaku curang dan tidak jujur.

"Aku ikut kamu masuk aja yah? Aku khawatir." nah kan, apa yang barusan Rachel pikir itu benar. Aldo selalu seperti ini, mudah ditebak. Aldo adalah sahabat yang sudah dianggap sebagai kakaknya, Dia dan Aldo beda satu tahun dan Aldo adalah kakak kelasnya di Sekolahnya sekarang. Aldo selalu melindunginya dari orang-orang yang selalu mengejeknya tidak mempunyai orang tua. Dan Rachel tidak bisa membalasnnya karena memang dia seperti itu. Kenyataan bahwa dia hanyalah anak yang tidak mempunyai orang tua terkadang membuatnya bersedih, dan berpikir apakah orang tua kandungnya begitu tak menginginkannya? Sehingga dia dititipkan di Panti Asuhan. Entahlah, memikirkan bahwa itu benar, membuat dadanya sesak tapi seiringnya waktu, kasih sayang yang diberikan Bunda Meli mampu mengobati kesedihannya. Bunda begitu menyayanginya, bunda yang merawatnya, dan mengajarkan banyak hal padanya, sehingga dia tidak gelap mata dan menyalahkan Tuhan akan semua takdir-Nya. Dan dia juga punya Aldo yang selalu menjaganya, menjadi sosok kakak untuknya. Aldo yang Rumahnya disamping Panti Asuhan Harapan Cinta -yang menjadi tempat tinggalnya selama ini. Selalu bisa diandalkan dan dia bahagia karena masih memiliki mereka disampingnya. keluarganya.

"Yaudah aku masuk dulu" ucap Rachel sembari berjalan masuk. Sesekali dia menatap kebelakang melihat Aldo yang sedang menatapnya khawatir. laki-laki remaja itu Memilih menunggu Rachel di depan rumah tersebut. Dengan masih menampakkan wajah khawatir, Aldo mencoba tersenyum untuk menenangkan Rachel. Karena dia sangat tau, dibalik sikap berani gadis itu ada ketakutan yang bersembunyi. Tapi sayangnya Rachel tidak bisa membohongi Aldo. Karena laki-laki itu akan selalu tau lewat sorot mata beririskan hitam itu. Aldo tidak bisa berbuat apa-apa, sekalipun dia tau kebenarannya. Karena jika gadis keras kepala itu sudah memutuskan apa yang ingin dia lakukan, maka tidak ada satupun orang yang bisa menghentikannya. Sekalipun Bunda Meli dan tentunya Aldo sendiri. Oleh sebab itu, dia harus bisa menerima keputusan Rachel untuk masuk kedalam Rumah itu sendiri dan menjaga Rachel dari luar. Dia akan mencoba bersabar dan menunggu Rachel selama 30 menit. Jika Rachel tidak keluar juga, maka dia berjanji pada dirinya sendiri akan menyusul gadis itu, tidak peduli gadis keras kepala itu akan marah dan mungkin memusuhinya.

Baru saja kurang lebih sepuluh menit gadis itu pergi, Aldo sudah merasa cemas. Dan benar saja, tidak lama kemudian dia dapat mendengar teriakan Rachel dari dalam rumah yang tak berpenghuni itu. Apakah Rachel melihat hantu?Apakah Rumah itu benar-benar berhantu? atau ada sesuatu yang lain didalam rumah kosong itu?

Sosok Lain

Waw!!

Rachel tidak menyangka akan melihat sesuatu yang indah saat dia memutuskan untuk masuk kedalam rumah kosong yang katanya berhantu. Awalnya gadia remaja itu memang merasa takut saat dia membuka pintu utama, yang didapatkannya adalah sebuah ruang tamu yang sudah berdebu dengan barang-barang yang ditutupi kain putih. Ruang tamu itu terlihat berantakan dan juga lantainya sangat kotor. Bahkan tanpa sengaja dia berteriak saat seekor tikus berada dikakinya.

Dengan sisa keberanian yang masih dimilikinya, Rachel melangkahkan kakinya untuk lebih masuk kedalam rumah tersebut. Kemudian dia melihat sebuah pintu berwarna hitam.

Rachel membuka pintu yang tidak terkunci itu, dan dia menemukan sebuah terowongan kaca yang bisa memperlihatkan pemandangan langit diluar sana . Dia merasa lega karena terowongan itu terbuat dari kaca bening. Karena kalau tidak, mungkin saja tempat ini akan terlihat sangat gelap, berhubung matahari sebentar lagi terbenam. Dan semakin dia masuk kedalam dapat dilihanya sebuah pintu terdapat diujung terowongan. Terlalu banyak pintu dirumah ini, pikirnya dalam hati.

Rachel membuka pintu tersebut, seketika dia terkagum dengan apa yang dilihatnya. Gadis remaja itu tak berhenti berdecak kagum melihat sebuah ruangan yang di design bergaya Eropa dengan lampu mewah berukuran besar terlihat diatas sana. Dan ditengah-tengah ruangan itu terdapat sebuah piano berwarna putih, menambah kesan mewah dan sangat indah. Dapat dilihat olehnya dua tangga berada disamping kiri dan kanan yang tak jauh dibelakang piano tersebut. Rumah ini terlihat sangat mewah dan tentunya sangat bersih, tidak seperti ruangan sebelumnya.

Orang lain pasti tidak akan menyangka, bahwa akan melihat hal seperti ini dalam rumah yang kelihatan menakutkan dari luar. Dia harus segera berfoto selfie ditempat ini, dan akan dia tunjukan pada teman-temannya. Mereka pasti akan kaget dan tidak menyangka dengan apa yang terlihat sekarang. Tapi sebelum berfoto, dia akan memberitahu Aldo kalau dia baik-baik saja, jadi tidak perlu mengkhawatirkannya. Ketika dia sedang menunggu telephone nya tersambung, tiba-tiba saja dia mendengar suara seseorang. Tubuh Rachel seketika membeku. Apakah itu suara hantu? Apakah benar rumah ini berhantu?

"To...long!!" Seru seseorang, suara itu terdengar samar-samar. Tapi Rachel masih bisa mendengarnya dengan jelas. Karena sangat penasaran, dia mengabaikan rasa takut yang sekarang dirasakannya. Matanya menelusuri sekitar tempat tersebut sembari berjalan mendekat kearah tangga. Karena suara itu semakin jelas saat dia mendekat kearah sana. Dan benar saja dapat dilihatnya sebuah pintu yang tidak jauh dibelakang tangga sebelah kiri. Rachel membuka pintu itu dan. . . . .

"Aaaaaa!!!"

Teriaknya kaget saat melihat seseorang sedang terikat diatas kursi kayu, ditengah ruangan yang minim akan cahaya. Rachel berjalan mendekat. sebelumnya dia telah membuka pintu ruangan itu dengan lebar. Dengan sisa keberanian yang dia punya, gadis manis itu mendekati laki-laki tersebut, dan mengangkat kepalanya agar Rachel bisa melihat wajah laki-laki malang itu. Karena ketika dia masuk, laki-laki itu sedang menundukan kepalanya. Betapa shock nya dia melihat wajah laki-laki yang seumuran dengannya.

Rachel mengenalnya. Walaupun muka laki-laki itu tidak terlalu jelas karena pengaruh ruangan yang gelap dan hanya ada penerangan yang masuk dari celah pintu yang dibukannya, gadis itu tak menyangka akan menemukan Rafa ditempat ini. Dan dengan keadaan seperti ini. Terlalu banyak kejutan yang dia temukan dalam rumah ini. Dan dia sangat yakin, mengetahui fakta yang ada dibalik rumah ini, bukanlah sesuatu yang baik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!