NovelToon NovelToon

Bujang Bekurung : Dendam Di Ujung Seminung

PEMBEBASAN

Bocah laki laki bernama Bayu itu terus berlari diseputaran goa putri dia tidak menyadari telah terpisah ratusan langkah dari teman temannya.Siang itu udara begitu panas, kemarau sepertinya lama akan berakhir sungai Ogan yang membelah desa Padang Bindu mulai kelihatan dasarnya.Suasana yang demikian panasnya tak membuat Bayu menghentikan buruannya.

Seekor anak kijang seolah olah mempermainkannya,anak kijang itu terkadang muncul disela rumput liar membuat bayu gemas untuk menangkapnya namun saat Bayu mendekat kijang itu malah melompat menjauh dengan gesitnya.

Kesal Bayu bukan kepalang, dia bertekad memburu kijang tersebut sampai dapat ayahnya pasti bangga bila dia berhasil membawa pulang anak kijang yang lucu itu. Bayu terus berlari dengan cepat tanpa memperhatikan sekitarnya, Hingga akhirnya tanpa ia sadari kijang tersebut menuntunya ke suatu pedataran rumput luas yang berada jauh ratusan langkah dari goa putri.

Bayu terperangah melihat pedataran tersebut kemana mata memandang hanya terlihat rumput ilalang setinggi lutut kaki orang dewasa, penuh rasa ingin tahu Bayu melangkah memasuki pedataran luas tersebut.

Didepan sana,sekitar dua puluh langkah dari tempatnya berdiri Bayu melihat keanehan.Serumpun bambu kuning tumbuh di tengah tengah pedataran luas tersebut, aneh bukan karena cuma bambu kuning yang tumbuh di pedataran tersebut tetapi ternyata bambu kuning tersebut tumbuh secara bejajar sama rata satu dengan yang lain. Dan jika diperhatikan dari kejauhan menyerupai pagar yang berwarna kuning.

Bayu menjadi lebih terkejut lagi saat melihat kesamping,tepat di samping rimbunanan bambu kuning anak kijang yang tadi diburunya terlihat asyik mengunyah daun daun muda.

Baru saja Bayu hendak melangkah mendekati anak kijang, satu suara mengaum menggelegar menggetarkan tempat itu, seekor harimau besar belang kuning tiba tiba muncul di hadapannya. Kijang kecil laksana kilat melesat dari tempat itu kemudian hilang di rimbunan rumput liar

“Ahhhhhh!!!”

Bayu menjerit kaget tubuhnya terduduk di tanah,keringat dingin memercik di dahinya, takutnya bukan alang kepalang.

Harimau belang menatap kearahnya dengan tajam, membuat jantung Bayu berdegup sangat kencang. Tiba tiba penguasa hutan ini mengaum sangat keras membuat tempat itu bergetar keras dan perlahan mendekati Bayu yang terduduk.

Bocah ini beringsut dengan wajah pucat,tubuhnya tiba tiba menggigil saking takutnya.Saat harimau tersebut hampir mendekatinya tiba tiba satu keberanian muncul di pikiran Bayu. Bagaimanapun juga Bayu tidak mau mati sia sia di tengah pedataran rumput itu.

Sambil terus beringsut mundur pikiran Bayu bekerja cepat mencari cara meloloskan diri dari sergapan hewan liar ini, matanya berputar mencari sesuatu yang bisa digunakan pandangannya membentur tiga buah batu sebesar kepalan tangan orang dewasa di sebelah kirinya cepat bayu menyambar batu tersebut bertepatan dengan harimau kuning yang melompat kearahnya disertai auman yang menggidikkan!

Bayu melompat kesamping kearah tiga belas rumpun pohon bambu kuning yang tumbuh berjajar.setelah terlebih dahulu melemparkan tiga buah batu ditangannya kearah harimau kuning.

‘Bukk!!’

‘Bukk!!’

Dua buah batu tepat mengenai pertengahan mata harimau kuning yang satu lagi lolos mengenai tempat kosong. Bayu selamat dari sergapan Harimau kuning karma telah lebih dahulu melompat menyelamatkan diri.

Harimau kuning melenguh kesakitan, gerakannya terhenti sesaat. Bayu sendiri menyandarkan tubuhnya kearah tiga belas bambu kuning yang berdiri kokoh menyerupai pagar, wajahnya pucat pasi, nafasnya tersenggal senggal dan keringat dingin semakin membasahi tubuh kecilnya.

Harimau kuning bebalik garang, sorot matanya memancarkan kemarahan yang teramat sangat, Bayu kehabisan akal tangannya menyentuh sebatang bambu kuning dibelakangnya. Ada aliran dingin yang tiba tiba merasuk ketubuhnya Bayu tersentak tetapi tak berusaha untuk melepaskanya, tubuhnya terasa enteng seketika dan saat Bayu menggerakan tangan kananya tahu tahu pohon bambu yang panjangnya hampir dua tombak telah tergengam di tangannya.

Bila diperhatikan akan aneh sekali pemandangan ini, sosok tubuh Bayu yang kecil menggenggam sebatang bambu kuning dan menggerakannya seolah olah seperti menggenggam lidi.

Bayu berdecak kagum dengan kekuatannya, merasa mendapat angin Bayu mencabut sebatang pohon lagi bambu kuning di belakangnya dengan tangan kiri, Luar biasa!! Kini di tangan Bayu tergenggam dua buah batang pohon bambu kuning sepanjang dua kali tubuhnya.

Harimau kuning menggeram marah, tatapannya tiba tiba kecut menatap dua batang bambu di tangan Bayu, Terdiam beberapa saat sebelum mengaum dengan hebat, ada kilatan aneh dikedua matanya.

Didahului dengan getaran keras, tubuh harimau kuning melesat kedepan kearah Bayu yang telah bersiap dengan dua batang bambu di tangan, namun belum sampai sergapan itu mengenai Bayu satu suara perempuan tiba tiba berseru di tempat itu disertai dengan harumnya bunga tanjung yang memenuhi tempat itu.

“Datuk Ke Lima!! Jangan melanggar pantangan yang telah di tetapkan!!!”

Entah dari mana munculnya di sebelah Bayu tiba tiba telah berdiri seorang perempuan tua, berkerudung putih. Wajahnya masih menyimpan sisa sisa kecantikan di masa muda.

Yang membuat Bayu tercekat ketika melihat wajah perempuan tua itu begitu putih hampir menyamai pakaian yang dikenakanya.

Gerakan harimau kuning yang di panggil Datuk Kuning ke Lima terhenti seketika, dalam gerakan kilat tiba tiba Harimau ini berputar tiga kali dan saat putaran terhenti kaget Bayu bukan alang kepalang, dia hampir berteriak keras kalau tidak cepat cepat menutup mulutnya!

Manusia Harimau

Dihadapan Bayu dan perempuan tua yang berpakaian serba putih berdiri seorang laki laki berumur sekitar empat puluh tahunan, tubuhnya kekar berotot, wajahnya sangat sangar mengenakan jubah berwarna kuning keemasan.tubuh bagian depannya yang terbuka ditumbuhi bulu bulu tebal sampai ke perut. Ketika dia menoleh kearah Bayu. Astaga!! Kedua mata laki laki ini berwarna kuning berkilat!

“ Ombai Putih dari Komering, nasibmu beruntung hari ini….!” Menyapa laki laki di panggil dengan sebutan Datuk Ke Lima, pandangannya tak lepas menatap Bayu.

“Apa yang terjadi hari ini merupakan karunia dari yang di atas Datuk” jawab si nenek yang di panggil dengan Ombai Putih dari Komering seraya mengelus rambut Bayu.

“Tetapi ini melanggar perjanjian, batas waktu yang di tetapkan masih dua belas purnama lagi”

“maksud datuk?”

“Jangan berpura pura bodoh Ombai Putih, Perjanjian denagan Ki Buyut Penjujung Roh adalah seratus purnama sebelum ada seseorang yang membebaskanmu dari sekapan tiga belas bambu kuning pembawa bala”

“perjanjian kentut busuk!!, aku tidak pernah membuat perjanjian gila seperti itu, Ki buyut mu berbuat curang menjebakku di pedataran jahanam ini!!” menukas si nenek, wajahnya yang putih tiba tiba berkilat merah

“Berani kau menghina Ki Buyut?”

“Cukup!! Aku terlalu lama meninggalkan kediamanku, sampaikan pada ki buyut mu dia akan membayar mahal atas semua yang di lakukanya padaku….”

“Ternyata sekapan dalam tiga belas bambu kuning pembawa bala tidak membuatmu jera, perempuan tua!”

“Aku tidak akan membuat keributan denganmu Datuk Ke Lima, aku harus pergi sekarang bocah kecil ini kubawa serta dan kau jangan coba menghalangi…”ucap Ombai Putih dari Komering kemudian

Datuk Kuning ke Lima tertawa lebar,tubuhnya yang berotot dan berbulu di busungkan kedepan.

“aku penasaran dengan kehebatan orang orang dari tanah komering biar ku jajal barang sejurus dua jurus..”

Belum selesai ucapanya,laki laki ini telah bergerak dengan cepat, dua buah pukulan dan satu tendangan tiba tiba menyerang Ombai Putih dari Komering. Si nenek Cuma mendengus kecil, satu tangan menarik Bayu kemudian jatuh sama rata dengan tanah dilain kejap tubuhnya laksana karet membal ke atas sejauh dua tombak.

Datuk kuning menggebor marah mendapatkan seranganya mengenai tempat kosong, belum sempat dia berbalik ada sambaran angin di atas kepalanya, Datuk Kuning silangkan tangannya keatas

“Bukk!!”

Dua lengan beradu keras, Datuk kuning terjengkang ketanah tubuhnya terasa patah dua melirik ke tangannya terlihat membengkak merah

Didepannya Ombai Putih dari Komering berdiri sambil mendukung Bayu yang terlihat pucat pasi bersiap siap meninggalkan tempat itu.

“Perempuan sial aku belum kalah!! Lihat serangan!!”

Datuk Kuning berseru keras, dia kedipkan kedua matanya

“Wuss”

“Wuss”

Dua sinar kuning menggidikan mencuat keluar dari mata Datuk Ke Lima menyambar kearah Ombai Putih dari Komering dan Bayu

“Jalur Kuning Penyebar Maut!! Ilmu anak kecil di pamer…..Memalukan!!!” seru si nenek putih, cepat dia menyingkir sementara tangan kanannya membuat gerakan setengah lingkaran kemudian menjentikkan jarinya dua kali

Luar biasa!! Dari celah jari Ombai Putih dari Komering mencuat keluar sinar putih menyilaukan yang disertai dengan suara letupan sebanyak lima kali, menghadang dua sinar kuning yang dilepaskan Datuk ke Lima

“Badai Lima Penjuru!!!” seru Datuk ke lima kaget secepat kilat dia melompat tinggi keatas.

“Bummm!!”

Pedataran rumput bergetar hebat, letusan sangat kuat terdengar di tempat itu, asap hitam putih membubung tinggi sejauh dua tombak. Pohon bambu kuning yang tumbuh berjajar hancur berantakan meninggalkan percikan api kecil. Satu lobang besar menganga di tanah.

Datuk Ke Lima terkapar dua belas langkah dari lobang yang menganga, wajahnya sepucat kain kafan pakaianya robek di sana sini, jantungnya berdegup tak beraturan, saat dia menyeka wajahnya ada lelehan darah di sela bibirnya.

“Tak kusangka perempuan tua itu benar benar menguasai pukulan Badai Lima Penjuru, luar biasa!!! Kalau dia berniat jahat pasti celaka aku di buatnya tadi..”

Terbatuk batuk Datuk ke Lima duduk di tanah, mengatur pernafasan selama beberapa saat.

“Aku harus menemui Ki Buyut Penjujung Roh, dia harus tahu kejadian ini…..” menggumam Datuk ke Lima. Kemudian dia berdiri, merapikan pakaiannya yang robek dan akhirnya berkelabat kearah utara pedataran rumput.

#####

Perjanjian di sungai Ogan

Menjelang senja Ombai Putih dari Komering menghentikan larinya, sosok tubuh Bayu masih digendongnya di bahu kiri.

Gemerisik air di tepian sungai ogan membuat si nenek mendekat tubuh sibocah diturunkannya ketanah, Bayu melompat ringan

“Nenek hebat sekali bisa mengalahkan harimau jadi jadian itu …” ucapnya

Ombai Putih Cuma tersenyum

“anak baik, siapa namamu?’

“Bayu nek…”

“Dimana rumahmu?”

Bayu terdiam kemudian memandang berkeliling, baru menyadari kalau dia tidak mengenali tempat itu

“Aku dari Padang Bindu nek, tetapi aku tidak tahu berada dimana sekarang?”

Ombai Putih melangkah ke sebuah batu besar, memberi isyarat agar Bayu mengikutinya.

“Ombai Putih melangkah ke sebuah batu besar, memberi isyarat agar Bayu mengikutinya.

Ombai Putih melangkah ke sebuah batu besar, memberi isyarat agar Bayu mengikutinya.

“Bayu…nama yang bagus, ceritakan padaku mengapa sampai engkau berada di pedataran bambu kuning dan bertemu dengan Datuk ke Lima?”

Bayu berpikir sejenak mengingat semua kejadian hari itu kemudian perlahan dia menceritakan awal mulanya mengejar seekor anak kijang hingga terpisah dari teman temannya, memasuki pedataran rumput yang luas hingga sampai di tiga belas pohon bambu kuning yang menyerupai pagar tinggi.

“Keluargamu pasti sekarang mengkhawatirkanmu?’

Bayu kembali terdiam seolah tidak mendengarkan ucapan si nenenk

“Waktu ku tak banyak bocah, sebelum kita berpisah ada beberapa hal yang akan kusampaikan..”

“apa itu nek?”

“Kau masih ingat dengan harimau jadi jadian di pedataran rumput tadi?’

Bayu mengangguk

“Sebenarnya jumlah mereka banyak setelah kejadian tadi mereka pasti akan mencarimu”

Bayu terkejut, menatap kearah Ombai Putih dengan wajah pias

“Kau takut Bayu?”

Bayu menggeleng cepat

“Anak pemberani! Tidak usah takut aku akan mengawasimu..kau akan selamat dari incaran harimau jadi jadian itu asal mengikuti apa yang aku perintahkan..”

Bayu terdiam menyimak ucapan Ombai Putih

“Mulai purnama depan aku akan mengurungmu!!”

“Mengurungku nek?” ucap Bayu terkejut

“Betul, karena hanya dengan cara itu kau aman, bau tubuhmu tidak akan terendus oleh manusia manusia harimau itu”

“Berapa lama nek?”

“Sepuluh tahun!!!”

Kaget Bayu bukan alang kepalang dia sampai terlonjak dari duduknya, menatap kearah Ombai Putih dengan mulut ternganga. Sepuluh tahun terkurung disuatu tempat? Bulu kuduknya tiba tiba berdiri. Rasa takut perlahan menjalarinya.

“Kau tidak perlu menjawab sekarang Bayu, tak perlu banyak bertanya! purnama bulan depan kita akan bertemu lagi, sekarang buka pakaianmu!!!”

“Nenek mau melakukan apa?” ucap Bayu dengan wajah heran

Wajah Ombai putih menjadi merah sesaat

“Bocah Tolol!! Jangan berpikiran kotor!!!” bentak Ombai Putih dari Komering

Meskipun masih diliputi perasaaan was was akhirnya bayu membuka pakaian atasnya, alis mata Ombai Putih tiba tiba naik keatas saat memperhatikan bagian bahu kanan Bayu.

Ada lima buah tahi lalat yang membentuk tanda bintang lima tumbuh di sana.

“persis seperti mimpiku…” desis sinenek perlahan.

“ada apa nek?” Tanya Bayu saat menyadari perubahan air muka Ombai Putih

“Kau tahu Bayu tahi lalat bintang lima di bahu kananmu akan membawa petaka jika diketahui oleh orang orang dari Gunung Seminung”

“Aku tak mengerti nek”

“Suatu hari kelak kau akan mengerti sendiri, sekarang berbaliklah dan pejamkan kedua matamu….”

Bayu berbalik dan memejamkan matanya, ada semerbak harum bunga tanjung yang tiba tiba memenuhi tempat itu kemudian ada rasa dingin yang membungkus tubuh Bayu membuatnya menggigil.

Rasa dingin itu kemudian berkumpul diperutnya membuat tubuh Bayu menggigil hebat.

“nek dinginnn, aku ingin kencing…..” ucap bayu setengah berteriak

Dibelakangnya Ombai Putih terdengar cekikikan.

Selanjutnya Bayu merasakan tubuhnya di jalari hawa hangat yang kemudian perlahan menjadi panas.

“nek…”

Rasa panas kian menjadi, tubuh Bayu yang tadi menggigil kedinginan dengan gigi yang bergemeletukan sekarang menjadi bersimbah keringat, wajahnya menjadi merah dengan keringat yang mengucur deras. Pakaianya basah sudah

“Nek..!!” Bayu menjerit keras karena panasnya

Dengan tubuh terasa seperti dibakar bayu mejerit kepanasan ada asap putih yang mengepul dibelakang kepalanya

Bayu merasakan kepalanya seperti akan meledak, dia hendak membuka kedua matanya namun sia-sia kedua belah matanya seperti di rekat jauh kedalam rongganya

“Nenek putih kau mau membunuhku???? Tolonggggg!!!!!” Bayu menjerit sekuat kuatnya.

Tak ada suara tak ada gerakan

Bayu menjerit sejadinya jadinya karena tak mampu menahan panas yang menderanya

“Nekkkk!!!!”

“Nak nek nak nek!!! Diammmmm!!!” Ombai putih tiba tiba membentak marah

Bayu terdiam seketika saking terkejutnya. Satu totokan tiba tiba bersarang di belakang tubuhnya membuat bayu terhuyung kedepan.

Rasa panas perlahan menghilang, tubuh Bayu jatuh terduduk ditanah dengan pakaian yang basah. Tenaganya seperti terkuras habis.

“Nek aku boleh membuka mata?”

“Diam!! Belum saatnya!!”

Lama menunggu tak mendapat perintah apapun, iseng iseng bayu membuka sebelah matanya. Gelap!! Mungkin hari sudah malam pikirnya Bayupun membuka kedua matanya lebar lebar, masih gelap juga!!

Bayu ulurkan kedua tangannya kedepan wajahnya, Bayu menjadi semakin terkejut

“Nenek aku…. Buta!! Tolonggg!!! Sentak bayu sambil mengucak ucak kedua matanya

Tak ada suara, tak ada gerakan

Bayu memandang sekelilingnya, namun sia sia hitam pekat dimana mana

“Nenek Putih dimana kau? Nenenenkkkk!!!!” ucapnya lebih keras

Hening, tak ada desah nafas Ombai Putih dari komering hanya gemericik aliran sungai Ogan. Jantung bayu berdegup kencang karena takutnya. Tangannya di ulurkan kedepan mencoba menyentuh sesuatu.

Tiba tiba ada sambaran angina di sebelah kirinya, Bayu berbalik dan mencoba menangkapnya tetapi luput. Hanyan mengenai tempat kosong

“Nenekkkk!!!!!!” Kali ini Bayu menjerit sekuat tenaganya suaranya memantul berulang ulang diepanjang sungai.

Bayu hendak menjerit sekali lagi ketika tiba tiba ada air yang menyembur masuk kemulutnya saat mulutnya terbuka lebar hendak memanggil Ombai Putih

“Diam!!! Aku masih belum tuli!”

Bayu tersedak beberapa kali saat air yang terasa agak asin tersebut meluncur melewati tenggorokannya.

Terdengar Ombai Putih cekikikan di sebelah kirinya, suara Ombai putih membuat lega bayu. Satu usapan di sepasang matanya menjalarkan hawa dingin membuat Bayu membuka matanya.

Yang pertama dilihatnya adalah sosok Ombai Putih yang masih terduduk di batu besar seperti sedia kala. Bayu menatap heran

“Nek apa yang terjadi dengan mataku? Air apa tadi?”

Ombai Putih hanya terkekeh kekeh membuat tubuh ringkihnya terguncang guncang. Puas tertawa si nenek kemudian memberi isyarat agar bayu mendekat.

Bayu melangkah perlahan dengan tubuh yang masih basah bersimbah keringat bercampur air yang disiramkan Ombai putih tadi.

“Aku tahu kau haus Bayu, berterima kasihlah karena aku mau membantumu memberi air minum..hik hik hik hik…”

Bayu menatap Ombai Putih

“Tapi nek mengapa rasanya asin?”

“Cukup!!!persetan dengan rasa air yang kau minum! Sekarang kau dengar baik baik kata kataku tak usah bertanya tak usah bersuara!! Dengarkan saja!!”

“Iya nek…”

Ombai Putih mendelik mendengar Bayu menjawab

Bayu sendiri cepat cepat menekap mulutnya menahan tawa.

“Sekrang kau perhatikan aku baik baik, jangan berkedip barang sekejapun!” lanjut Ombai putih. Belum hilang ujung suaranya tiba tiba sosok Ombai Putih dari Komering lenyap dari pandangan Bayu

Bayu tercekat kaget!

“Nenek menghilang!! Nek jangan pergi!!! Aku takut!!” Bayu berucap keras seraya menatap berkeliling

“Bocah nyenyes! Sudah kukatakan jangan bersuara jangan bertanya!! Bodoh!!”

Suara Ombai Putih tiba tiba terdengan di sebelah kirinya, namun Cuma sesaat kejap berikutnya sosok Ombai putih sudah kembali terduduk di atas batu besar di pinggir sungai.

“Nek aku….”

“Tolol! Apa kau lahir kedunia ini hanya untuk selalu bertanya? “ si nenek mendampratnya habis habisan

“Terkadang memang kita perlu menayakan sesuatu yang memang kita tidak mengetahuinya namun di balik semua itu kita di karunia akal dan pikiran untuk mencerna apa apa yang terjadi disekitar kita….dan satu hal yang perlu kau ingat Bayu tidak semua pertanyaan itu membutuhkan jawaban!!”

Bayu menunduk tak berani menatap kea rah Ombai Putih.

“Dengar Bayu saat ini kau telah menguasai satu ilmu yang kunamakan Menutup Raga Menipu Mata, dengan kemampuan ilmu ini kau bisa menghilang dari musuh musuh mu” lanjut Ombai Putih dari Komering

“Nek aku..”

“Ada yang mesti kau ingat Bayu, kesaktian apapun di muka bumi ini tidak akan ada yang abadi. Diatas langit masih ada langit… pergunakanlah dengan bijak”

“Nek aku….”

“Tolol!! Ada kata kata lain yang bisa kau ucapkan selain nek aku! Nek aku! Nek aku!” damprat Ombai Putih kesal

“ Nek jadi aku bisa seperti nenek tadi, bisa menghilang?” ucap Bayu tak percaya

Ombai putih tak menjawab, malah kembali hendak mendamprat marah namun tiba tiba dia jadi membentak garang saat melihat tiba tiba sosok Bayu menghilang dari hadapannya.

“Bocah tolol! Nakal!! Mau bermain main denganku?...” ucapnya kesal

Dengan kaki kananyan Ombai Putih membuat guratan kecil di tanah dan saat kaki kanannya di hentakan ketanah.

“BUMMMM”

“BUMMMMM”

“Tanah tak akan menutupi tanah! Tampakan dirimu bocah nakal! “ dengus Ombai Putih

Luar biasa!! Selesai ucapan si nenek temapt itu seperti dilanda gempa, sungai Ogan membubung tinggi sampai dua tombak. Debu, tanah, batu kerikil dan daun daun kering menggebubu terbang keatas menutupi pandangan.

Ombai puti hanya ganda tertawa ketika melihat sosok tubuh kecil Bayu ikutan melayang di sebelah kirinya diiringi pekikan ketakutan si bocah.

“Ampun nek!!! Ampunnnnnn” jerit Bayu

Tanpa melirik Ombai Putih gerakan tangan kanannya, seolah ada tangan tangn gaib. Tubuh Bayu tertarik lebih cepat keatas dan tersangkut diantara pohon pohon tua di tepi sungai.

”Ampun nek!! Turunkan aku!! Aku takut!!”

Ombai Putih tertawa kecil

“itulah upah dari kenakalanmu…”

“Ampun nek Bayu janji tak akan nakal lagi…!”

“Siapa perduli janjimu!!! Bayu aku pergi sekarang! Kita bertemu purnama depan, itupun kalau kau masih hidup tidak dimangsa binatang buas di sini…hik hik hik…”

“Nek ….jangan tinggalkan aku….”

Jeritan Bayu yang tersangkut di atas pohon terputus karena di lihatnya sosok Ombai Putih dari Komering tak ada lagi di atas batu besar. Meninggalkan harum bunga tanjung di tempat itu.

Bayu mengumpat kesal.

***

Terima kasih atas supportnya, mengingatkan bahwa genre cerita ini adalah silat daerah sumatera selatan, jangan lupa bantu vote, like dan komentarnya

ditunggu...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!