Hai namaku Kasih. aku sulung dari 3 bersaudara, aku cukup beruntung karena aku lahir dikeluarga yang berkecukupan.Ayahku seorang pedagang yang cukup sukses di kota ini. ibuku seorang ibu yang baik. sekilas kehidupanku tampak sempurna. Yah! jika kau menilainya begitu, namun tidak dengan yang kurasakan. Aku begitu iri dengan teman-temanku yang lain. meski kehidupan mereka sangat amat sederhana, bahkan terkadang serba berkekurangan, tak jarang aku sering melihat keadaan salah seorang temanku yang untuk makan sehari-hari saja cukup sulit.Jika dibandingakan denganku yang apapun yang aku inginkan bisa kumiliki hanya dengan meminta pada Papa, apapun permintaanku Papa selalu dan selalu berusaha untuk memenuhinya. pada akhirnya akupun tumbuh menjadi seorang gadis yang manja dan arogan. Bagiku aku tidak memerlukan siapapun. aku punya Papa dan Mama yang senantiasa bisa memenuhi kebutuhan serta keinginanku. Dan aku juga punya adik-adik yang biasa menemaniku setiap harinya. Walau begitu aku tetaplah merasa kurang. aku menginginkan seuatu yang hampir tak pernah kudapatkan bahkan hanya jadi angan-angan bagiku. aku hanya ingin sebuah keluarga yang harmonis. Setiap waktu aku harus melihat Papa dan Mama bertengkar membuatku merasa sedih, kecewa, bahkan tak jarang akupun menyalahkan diriku sendiri.
Kondisi inipun diperburuk saat diriku berada di sekolah. aku samasekali tidak memiliki teman dekat. Aku akan punya jika aku memiliki uang untuk mentraktir mereka. jika aku tak memberikan mereka uang, maka jangan berharap akan ada yang datang menyapaku. Mereka semua memandangku hanya karena Papaku. Aku kesal. Sangat! aku hanya ingin seseorang memandangku sebagai seorang sahabat. berbagi cerita denganku dan menjalani hari-hari yang menyenangkan bersama. Aku sangat berharap bersahabat dengan mereka semua, Namun, tak ada yang benar-benar menganggapku sebagai seorang teman. Aku begitu kesepian. Aku memimpikan semua hal-hal yang terjadi dalam semua buku dongeng yang kubaca untuk terjadi didalam hidupku saat ini juga. Dimana sang putri yang cantik akhirnya menemukan kebahagiaanya dan hidup bahagia selamanya. Aku menginginkannya. Bahkan, tak jarang aku sampai berkhayal menjadi sosok didalam buku cerita dongeng itu.
Ngomong-ngomong saat ini aku berusia 16 tahun. aku tidak menyukai diriku yang memiliki Ayah seorang pengusaha. Aku akan lebih senang jika Ayahku adalah seorang dengan pekerjaan yang lain, asalkan jangan seorang pengusaha. Begitu pikirku. Entahlah aku tak suka dengan Ayah yang begitu baik hati sehingga seringkali kebaikan hatinya dimanfaatkan oleh orang lain.Hal itu pula yang menguatkan keyakinanku untuk lebih mengandalkan diri sendiri daripada harus mengharapkan orang lain. Maka dariitu apapun yang terjadi dalam kehidupanku aku lebih banyak untuk memendamnya sendiri daripada bercerita kepada orang lain. Bahkan pada orangtuaku sekalipun.Akupun tumbuh menjadi seorang yang tertutup dan penyediri. Aku tak suka bergaul dan tak mudah mempercayai orang lain.
Ibuku seorang ibu yang mudah terperdaya dengan perkataan orang lain. Sebanarnya hatinya baik dan suka sekali menolong orang lain, Namun hal itu malah menjadi alat bagi orang lain yang ingin menghancurkan keluargaku. Papa dan Mama orang yang baik tetapi masih saja banyak orang yang ingin berbuat jahat pada mereka. Hal ini menjadi salah satu yang mengeraskan hatiku untuk tidak membuka hatiku bagi orang lain untuk hadir mengisi kesendirianku.Aku bertekad pada diriku sendiri untuk menjadi orang yang tak mudah diperalat orang lain. bagiku lebih baik kesepian daripada harus merasakan sakit hati. Tidak! aku tidak ingin merasakannya barang sedikitpun. dan aku berjanji untuk menjaga agar orang-orang yang kusayangipun tidak akan mengalaminya.
Seorang gadis muda sedang menikmati waktu santainya di dalam
kamar miliknya. Bersantai sambil sesekali tersenyum bahagia. Kasih, Nama gadis
yang tengah asyik membaca sebuah novel yang sangat amat digemarinya itu. Ia
berharap suatu hari nanti ia dapat memiliki kisah seindah novel yang menghiasi
harinya.
Tring!
Sebuah notif menyela kegiatan menyenangkan sang gadis. Kasih segera
mengambil Hpnya yang terletak diatas meja nakas didekat tempat tidur.
“Oh Tuhanku! Dia memposting foto baru” Batin Kasih senang.
Jemarinya dengan lincah membuka akun sosmed miliknya untuk melihat foto yang barusan
dipost seseorang yang sudah mencuri hati Kasih sejak lama. Lama kasih
memperhatikan foto itu sambil sesekali tersenyum senang.
“Oh! Pangeranku… “ kata Kasih sambari mendekap Hpnya erat.
“lihatlah betapa tampannya dirimu itu. Setiap hari kau dielu-elukan para gadis
menyebalkan itu. Aku kesal sekali…! Ingin rasanya aku menculikmu dan
menyembunyikanmu agar tak ada yang merebutmu dariku. Aku… “ seketika wajah
Kasih berubah sedih.
Kasih POV
Di dalam sebuah ruang kelas begitu ramai dengan keriuhan
para murid yang sedang asyik dengan aktivitasnya masing-masing, Sekelompok
murid-murid perempuan datang sambail tertawa cekikikan.
“wah! Luar biasa, kak Rey emang luar biasa ya…” Kasih yang
sedari tadi sedang duduk diam seketika menajamkan pendengarannya
“Kak Rey gak hanya pintar, ia juga tampan dan bahkan
sekarang ia sudah memiliki seorang kekasih yang super cantik dan juga kaya”
lanjutnya
“ya! kau benar sekali. Andai saja kak Rey masih menjomblo aku
pasti punya kesempatan untuk mendekatinya” kata gadis yang lain menimpali
temannya
“jangan bermimpi kau.Pacar Kak Rey itu seorang yang populer
dan sangat cantik, kalau kau sampai berani menggangu pacarnya bisa habis kau
nanti.” Kata gadis yang lain dalam kelompok itu. Merekapun tertawa sambil berlalu
Kasih POV End
Raut wajah Kasih nampak sedih dan kecewa ketika mendengar
jika Rey Dinata Wijaya sudah memiliki seorang kekasih. Pupus sudah harapan
Kasih yang begitu menyukai si tampan Rey. Sudah 5 tahun Kasih memendam
perasaanya pada sang pujaan hati berharap suatu hari sang pangeran idaman akan
sadar tentang perasaannya, dengan harapan itu Kasih rela pindah ke sekolah yang
sangat jauh dari rumahnya hanya demi bisa satu sekolah dengan Rey. Apapun
dilakukan Kasih demi bisa tetap dapat melihat Rey meski ia hanya mencintai Rey
dari kejauhan. Benar, Kasih tak pernah sekalipun menyatakan perasaanya pada
Rey. Ia nyaman dengan hanya menjadi pengagum rahasia Rey. Setiap hari ia akan
sengaja menyuruh supir berputar melewati jalan yang lebih jauh untuk ke
sekolah. Semua hanya agar ia dapat melihat Rey yang akan berangkat ke sekolah. Untuk
hal itu Kasih harus rela untuk menerima hukuman dari guru BK karena datang
terlambat ke sekolah. Tapi Kasih sama sekali tak keberatan. Kasih tetap
melakukan kebiasaan itu dengan tekun meski pada akhirnya hukuman dari sang guru
BK yang akan menantinya.
Lama Kasih larut dalam lamunannya tentang Rey sampai sebuah
suara ketukan menyadarkannya.
Tok! Tok!
“Kasih apakah kau di dalam sayang?” terdengar suara Ibu dari
balik pintu
“masuk Bu, pintu tidak dikunci kok!” seru Kasih
Ceklek!
Ibu masuk ke dalam kamar Kasih
“sayang Ibu perlu berbicara sesuatu denganmu, boleh?”
“tentang apa Bu?”
“Ibu hanya ingin tau apakah kau berniat untuk melanjutkan
pendidikanmu nanti sayang?”
“ya Bu. Aku ingin kuliah. Untuk jurusan aku belum
menentukan akan mengambil jurusan apa.” Jawab Kasih “ ada apa Bu? ” tanya Kasih kemudian
"tidak apa-apa kok sayang. Ibu hanya bertanya padamu” kata Ibu
sembari mengibaskan tangannya ke udara dan tersenyum kikuk
'Ibu akan memastikan
kau mendapatkan pendidikan yang baik Nak, Ibu akan melakukan apapun itu'
“baiklah lanjutkanlah kegiatanmu sayang. Ibu akan keluar. Selamat
malam sayang” Kata Ibu mencium kening Kasih dengan sayang.
“selamat malam Bu”
Ibu sudah keluar dari kamar Kasih. Tersisa Kasih yang
kembali menatap foto Rey di Hpnya dengan tatapan sedih.
BERSAMBUNG....
Pagi itu Kasih berangkat seperti biasa ke sekolah dengan diantar oleh supirnya. Mobil kasih
melaju melewati teman-temannya yang sedang menunggu Bus di halte. Kasih melirik
teman-teman sekolahnya itu sekilas lalu mengalihkan pandangannya kembali ke
depan.
“jangan berputar dijalan seperti biasa pak. lurus saja” kata
Kasih saat si supir hendak berputar arah seperti hari biasanya. Setelah mendengar
perintah dari Nonanya si supir tak berani bertanya ia hanya menurut. Mobilpun
melaju kencang menuju sekolah.
Di sekolah Kasih yang baru saja memasuki halaman sekolah tak
sengaja melihat Rey dan seorang gadis yang sangat cantik sedang bergelayut manja disisi Rey. Mereka tampak sangat serasi satu sama lain. Kasih yang melihat hal itupun merasakan
dadanya sesak. Bulir-bulir bening menumpuk dipelupuk mata gadis itu.
'Apakah itu gadis yang
mereka maksud? Ternyata itu semua benar. Gadis itu sangat cantik mereka tampak
sangat serasi ketika mereka bersama' Batin Kasih air
mata sudah menumpuk dipelupuk matanya hendak turun dari pipinya.
Mobil sudah berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Kasih
turun dengan langkah gontai. Keputusannya untuk berhenti menaruh harap pada Rey
sepertinya sudah bulat. Ia akan berhenti mengharapkan balasan atas perasaanya.
Karena tidak memperhatikan keadaan sekitar ia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya.
Aww!
Rintihnya bersamaan dengan sesesorang yang ditabraknya didepannya.
“maafkan aku, aku tidak sengaja.” Kata Kasih merasa bersalah
pada seorang gadis berambut panjang yang tidak sengaja bertubrukan dengannya.
Gadis itu tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk membantu pada Kasih.
“ aku tidak apa-apa kok. Namaku karina. Aku murid pindahan, namamu siapa?”
“aku?” ucap Kasih sambil menunjuk dirinya sendiri heran. Kasih agak kaku karena baru kali ini ada yang bertanya siapa namanya. Kemudian Kasih tersadar.
'Oh ia tidak mengenaliku karena ia anak baru di sekolah ini' Batin Kasih maklum
Gadis itu tampak ramah dengan senyumannya yang manis.
“hei! Tanganku pegal loh!” ucap gadis itu mengerucutkan bibirnya berpura-pura kesal
Kasih tersadar dan menjabat tangan gadis yang bernama Karina itu.
“Namaku Kasih.” Kasih menjabat tangan Karina
“Kasih, nama yang bagus. Mau berteman denganku?"
Kasih tampak berpikir sejenak. Karina lalu menyadarkan
Kasih dengan melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Kasih.
“mau tidak?” tanya Karina lagi
"mau apa?" tanya Kasih dengan raut wajah bingung, Karina hendak menimpali namun,
“ah! Iya aku mau kok” timpal Kasih kemudian setelah tersadar
dari pikirannya lalu tersenyum
Dalam hati Kasih berharap semoga ia mau berteman denganku karena tulus.
Kasihpun berjalan beriringan dengan gadis yang baru saja
menjadi temannya itu. Karina.
Mereka banyak berbincang-bincang sepanjang perjalanan sampai
memasuki ruang kelas.
Kasih dan Karina ternyata sekelas. Kasih girang bukan main.
'Akhirnya aku punya
teman sekelas ya Tuhan… terima kasih'
Kasih lalu meminta Karina untuk duduk sebangku dengannya dan
Karina mengiyakan hal itu,
Hari ini menjadi hari yang penuh syukur bagi Kasih. Ia sangat
bahagia akhirnya bangku yang berada disebelahnya yang sudah begitu lama kosong
akhirnya terisi. Akhirnya ada yang bersedia duduk bersamanya. Hari ini tak
terbayang betapa bahagianya kasih. Ia terus mengajak Karina mengobrol. Hari ini
juga Kasih tampak seperti orang yang berbeda. Kasih tampak lebih banyak
berbicara dari biasanya. Ia bahkan lebih banyak tersenyum ketika mengobrol
dengan Karina. sampai saat waktunya pulang sekolah Kasih menawari Karina untuk diantar pulang olehnya namun Karina ternyata sama dengannya ia juga dijemput oleh supir. Kasihpun meminta Karina untuk bertukar nomer ponsel dengannya. mereka berjanji akan saling mengontak setelah sesampainya di rumah nanti.
BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!