...|| Bunkyo City, Tokyo ||...
...•2018-Nen fuyu•...
^^^Rai's House ||^^^
‘Katsura Ryuzaki' begitulah sepintas nama yang tersemat dari sebuah kartu pengenal yang dikalungkan pada leher seorang pria. Dengan warna rambut caramel, bermodelkan medium hair, bergayakan membelah ke samping.
Rai menghela napasnya. "Senang rasanya bisa memperbaiki semuanya. Seperti mengulang untuk menjadi baru." gumamnya sembari tersenyum dan merapihkan pakaian stelannya. "A ya. Aku lupa... Tentang Program Dokter itu! Aku harus cepat pergi ke sana." ia pun menghampiri laci meja samping ranjangnya. "Astaga... Kenapa bisa tidak ada?! Padahal aku sudah menaruh lembaran itu di sini." ucapnya panik ketika tidak menemukan apa yang dicari. Ia terus berusaha mencarinya di bawah bantal, bawah selimut, lalu kembali mengobrak-abrik laci mejanya.
Rai berkacak pinggang sembari menghela napasnya kasar. Ekspresi wajahnya tampak panik. Matanya pun menangkap selembar fomulir yang berada di atas mejanya. Ia memandang formulir tersebut, lalu tempat-tempat yang sudah ia obrak-abrik. Rai mendesis kesal. "Ternyata di situ," ia pun segera mengambilnya, lalu pergi dengan mengambil mantel cream-nya dan sebuah map CV.
Banyak yang harus dihadapi oleh Rai untuk menggapai impiannya. Sebelum itu, Ia pernah merasakan dinginnya jeruji besi karena perbuatan ilegalnya sebagai seorang peretas. Yang menyebabkan ia keluar dari dunia perkuliahan yang tengah ia geluti. Dengan masa kurungan hanya 2-tahun dari masa sebenarnya. Berkat seorang pengacara handal yang membantunya menghadapi kasusnya–Nakajima Hanabi. Rumah yang sekarang ia tempati pun bukanlah milik Keluarga Katsura, tetapi dari seorang yang telah membayar pengacara mahal itu.
Untuk memperbaikinya, Rai mencoba mengulangnya. Ia kembali menggeluti dunia perkuliahan (jurusan kedokteran) setelah beberapa bulan keluar dari penjara. Dan ia berhasil lulus dengan hasil yang memuaskan.
Transformasi pun terjadi pada diri Rai. Yang semula Ia sangat membenci keramaian, justru sekarang malah menyatu di dalamnya.
Kabar tentang Rai dipenjara memang sudah didengar banyak orang di Kota Tokyo. Terutama oleh pihak rumah sakit di mana Rai akan bekerja. Tak menutup kemungkinan dirinya tidak dapat diterima di sana.
...‹« T.G.V »›...
^^^Bunkyo University Tokyo Hospital ||^^^
Setelah sampai di sana, Rai pun langsung menghampiri ke meja resepsionis.
"Permisi. Saya ingin bertanya, ruangan Tuan Manajer di mana ya?" tanya Rai. "Saya ini adalah peserta yang ikut dalam Program Profesi Dokter,"
"Di lantai 3. Di sana sudah terpasang papan nama di atas pintu ruangannya beliau." jawab petugas wanita yang ada di sana sembari tersenyum.
"Ya. Terima kasih banyak," ucap Rai sembari membungkukkan tubuhnya 30°. Dengan senyum yang terukir jelas di wajahnya, ia pun pergi menuju ke ruangan Manajer Rumah Sakit.
#SKIP➡
'MANAGER'S OFFICE'
"Inikah ruangannya?" gumam Rai sembari mendongakan kepalanya, melihat sebuah papan nama.
Seseorang pria pun keluar dari ruangan itu dengan wajah yang berseri. Ia tampaknya adalah salah satu peserta dari Program Profesi Dokter yang diterima.
Rai pun segera masuk. Ia melihat seorang pria paruh baya yang tengah duduk di kursi sembari membolak-balikkan halaman berkasnya.
"Pe-Permisi" ucap Rai sembari menghampiri pria itu. "Saya peserta yang ikut dalam Program Profesi Dokter. Ini adalah data saya" ucapnya sembari membarikan sebuah CV.
Manajer Rumah Sakit–Yamada Toshiki melihat sekilas pada kartu pengenal Rai sebelum ia mengambil CV-nya.
"Senang berjumpa denganmu, Toshi-sama. Lama tidak berjumpa ya,"
"Un. Tunggulah di luar! Aku akan memanggilmu kembali untuk memberi tahu hasilnya." ucap Tn. Toshi dengan nada ketus.
"Baik."
Tn. Toshi pun membaca CV tersebut. "Katsura Ryuzaki. Usia 26-tahun. Keahlian dalam bidang Teknologi dan Biologi. Lulusan Universitas Tokyo"
*di luar ruangan*
Rai hanya bisa tersenyum sembari menunggu namanya di panggil untuk kembali masuk ke ruangan. Ia menundukkan kepalanya sesaat.
"Lihat-lihat! Bukankah itu adalah seseorang yang pernah mencuri data Pemerintah?" ucap salah satu Perawat wanita dengan tatapan sinis sembari berbisik-bisik kepada temannya.
"O ya-ya... Dia orangnya," Perawat yang di sampingnya menimbali sembari melirikkan matanya ke arah Rai.
Rai hanya mengerutkan keningnya saja sembari menatap ke arah mereka yang menggosipinya itu. Ia lalu menghela napasnya dalam-dalam. Jujur saja, ia tak bisa melakukan apa pun jika memang kenyataannya seperti itu.
"Katsura Ryuzaki!" panggil Tn. Toshi.
CKLEK!
"Ya. Toshi-sama?"
"Maaf. Tapi, kau tidak diterima untuk bekerja di sini"
Rai terkejut dengan ucapan Tn. Toshi. "Memangnya kenapa? Adakah alasan yang bisa kau jelaskan kepadaku?"
"Aku tidak bisa memberikan alasan yang jelas kepada dirimu" ucap Tn. Toshi dengan nada datar, tanpa melihat kepada Rai, sembari mengembalikan CV yang telah ia berikan.
"Ta-Tapi---"
"Cepat pergi!" tegas Tn. Toshi sembari menunjuk ke arah pintu.
"Un. Ba-Baiklah. Terima kasih" Rai pun membungkukkan tubuhnya, lalu segera pergi. Dengan wajah murung ia meninggalkan ruangan itu.
Merasa kecewa karena ditolak? Tentu saja. Rai hanya menundukkan kepalanya sembari menyusuri beberapa ruangan yang ia lewati.
Melamun ketika melihat dokter yang berada di dalam ruangan sedang mengobati pasiennya. Ia berharap, bisa seperti itu.
"Apa yang kau rasakan?"
"Aku sedikit pusing, Sensei."
Lamunan itu pun segera menghilang dari benak Rai. Mengingat, ia tak diterima bekerja oleh Tn. Manajer.
"Arghh...!" teriak seorang wanita yang akan terjatuh dari tangga menuju lantai 2 karena hilang keseimbangan.
Untungnya, Rai menangkap tubuh wanita itu dengan sigap.
"A-Apa kau baik-baik saja?" tanya Rai gugup.
Ia menelan ludahnya ketika sang wanita itu terus menatapnya. "Kenapa dia melihatku seperti itu? Apakah ada yang salah denganku?" tanya batinnya pada diri sendiri.
"Aku baik-baik saja" jawab wanita itu dengan nada pelan.
Rai pun segera membenarkan posisi wanita itu. "Syukurlah..."
"Terima kasih"
Rai mengangguk. "Iya." ia pun segera pergi meninggalkan wanita beruraian rambut panjang itu dengan berlari kecil menuju pintu keluar.
"E... Tunggu!---" wanita itu mengambangkan tangannya sembari menderap hilangnya langkah Rai dari pandangannya.
Nama wanita itu bernama Ishikawa Misora. Ia adalah Sekretaris dari Tn. Kuroto–CEO Rumah Sakit.
"Dia Katsura Ryuzaki 'kan? Keponakannya Kuroto-sama.? Un. Memang dia orangnya. Sudah semakin besar ya" batin Misora sembari tersenyum di akhir. "Aku harus memberi tahukan tentang ini kepada Kuroto-sama" ia pun segera memberi tahukan keberadaan Rai kepada pria yang kini sudah berkepala lima itu.
#SKIP➡
'CEO'S ROOM'
Tok..
Tok..
Tok..
"Permisi..." ucap Misora lalu masuk.
"Un.. Ada apa?" tanya Tn. Kuroto tanpa melihat Misora, sembari membereskan beberapa berkas di mejanya.
"Keponakanmu datang ke mari."
Ketika mendengarnya, Tn. Kuroto tampak terkejut. Yang diiringi dengan jatuhnya berkas di tangannya. "Be-Benarkah?" tanyanya kembali memastikan.
Sekretarisnya itu, menganggukkan kepalanya. "Un. Dia seperti membawa sebuah CV. Mungkin dia datang ke mari untuk melamar pekerjaan. Setahuku, dia mengikuti Program Profesi Dokter-kita"
Tn. Kuroto langsung saja membereskan berkas-berkas di atas mejanya, mengambil jas yang ditaruh di kursinya, lalu bergegas mencari Keponakannya.
......«TO BE CONTINUED»......
...つづく...
.
.
Bagaimana saran anda tentang 'EPS. 1' ini? Sudah menarik? Atau, kurang berasa? Tenang. Masih ada kelanjutannya 😉
(Jika kalian suka) Tolong bantu saya like dan komen ya! Agar saya bisa memperbaikinya!
助けてください! Tasuketekudasai! 🙏🙏
😄😄😄
...(Male Character)...
...桂竜崎...
...K A T S U R A . R Y U Z A K I...
Rai (singkatan dari namanya atau lebih tepatnya nama panggilan) adalah seorang dokter yang berstatus, 'magang'. Ia dibesarkan oleh keluarga yang ahli dalam Sains dan Teknologi. Sempat menggeluti jurusan kedokteran saat di Universitas dengan nilai sempurna dalam hal praktiktisi penyakit dalam. Namun ia keluar karena scandal-nya.
Impiannya adalah... Ingin sekali menjadi seorang dokter hebat, yang dapat membuat setiap pasiennya mendapat kebahagiaan karena kesembuhannya. Ciri yang menonjol pada Rai yakni, selalu memakai headphone.
.......
.......
...高村秀義...
...T A K A M U R A . H I D E Y O S H I...
Takamura Hideyoshi adalah Dokter yang berparas tampan nan keren. Menganggap ketampanannya setara dengan 'idola'. Berprofesi sebagai dokter bedah (umum) yang hebat dan juga memiliki keterampilan dalam Ilmu Traumatologi.
Semenjak kecil, Hideyoshi sama sekali tidak tahu sosok orang tuanya (karena ditelantarkan). Oleh sebab itu, ia diasuh di sebuah panti asuhan yang diatasi oleh Hiroki Group. Yang berhasil mempertemukannya dengan Hanaya Sakura–seorang wanita yang dikenalnya sebagai sosok yang lembut dan ceria.
.......
.......
...健人広樹...
...H I R O K I . K E N T O...
Hiroki Kento adalah dokter anestesi yang memiliki wajah tampan sekaligus mapan dan juga tubuh tinggi semampai. Meski begitu, dia memiliki kekurangan. Ia menderita Kepribadian Ganda (multiple personality disorder). Hal itu disebabkan banyaknya tekanan yang dialami oleh Hiroki di masa lalu.
Jika jantungnya terasa sakit maka pribadinya bisa berubah menjadi Hiroki: dingin, menjengkelkan dan kasar. Atau, Kento: kebalikannya.
Orang tua dari generasi ke-3 Hiroki Group ini, diduga meninggal akibat kecelakaan sejak usia Hiroki menginjak 10-tahun. Maka dari itu, Hiroki dirawat oleh bibinya yang bernama Hiroki Ino. Kemampuan terpendamnya adalah memanipulasi.
...««<♦>»»...
...桂黒戸...
...K A T S U R A . K U R O T O...
Katsura Kuroto adalah Paman Katsura Ryuzaki–Rai. CEO dari Rumah Sakit Bunkyo Universitas Tokyo. Ia dititipkan pesan dari Ayah Rai–Katsura Ryu–Adiknya Kuroto–Untuk membantu istrinya, Yamazaki Seira mendidik Rai menjadi seorang yang lebih baik dan juga merawatnya.
Ayahnya Rai diberitakan meninggal dunia tanpa sebuah alasan yang jelas dan hanya meninggalkan jejak 'isu' saat Rai dan Kakaknya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Kemudian disusul Ibunya, saat mereka berdua menginjak usia 19 tahun. Satu tahun setelahnya, Kakaknya Rai juga meninggal dunia. Karena semua kejadian itu, Tn. Kuroto memperlakukan Rai menjadi spesial.
.......
.......
...教授万月...
...P R O F . M A N G E T S U...
Prof. Mangetsu adalah seorang profesor/ilmuan yang sangat jenius ia juga adalah Direktur dari Institut Penelitian Fisik dan Kimia–Pusat Proyek Kecerdasan Maju (penelitian tentang kecerdasan buatan). Kejeniusan itu pun berhasil membuatnya menciptakan sebuah eksperimen yang bagi orang lain, maupun para staf adalah, "Absurd". Meskipun seseorang mencelanya karena hal itu, animo-nya tetap.
.......
.......
...ドクタートシキ...
...d r . T O S H I K I...
Yamada Toshiki adalah Manajer Rumah Sakit Universitas Tokyo. Sahabat dari Prof. Mangetsu. Mempunyai satu putra bernama, Yamada Tetsuya.
.......
.......
...(Female Character)...
...綺麗な妖精...
...K I R E I N A . Y O S E I...
Kireina Yosei adalah seorang apoteker (ahli obat-obatan) yang cantik. Sesuai dengan nama yang telah diberi, 'Kireina' yang berarti cantik, dan 'Yosei' yang berarti peri–Peri Cantik.
.......
.......
...朝倉美香...
...A S A K U R A . M I K A...
Asakura Mika adalah partner dari Ryuzaki (Rai). Bekerja sebagai perawat yang cekatan. Ia bisa saja mengalami Amnesia Sementara jika hal-hal yang dianggapnya dapat menyakiti perasaannya. Amnesia itu bisa saja permanent jika ia tidak berusaha mengingat kejadian yang telah dialaminya.
Mika juga termasuk wanita yang manis. Mirip seperti Ibunya–Ishikawa Miyuki–seorang ahli fisika dan Ayahnya adalah seorang ahli teknisi–Yoshi Asakura.
...««<♦>»»...
...猪野広樹...
...H I R O K I . I N O...
Hiroki Ino adalah istri dari Katsura Kuroto. Ia juga bekerja untuk Institut Penelitian Fisik dan Kimia (RIKEN)–Pusat Proyek Kecerdasan Maju–sebagai Pengamat.
Meskipun sudah menikah 11 tahun dengan Tn. Kuroto, ia dengannya belum juga dikaruniai seorang anak. Peraturan Hiroki Group ialah, harus ada yang memegang–Direktur Utama–dari generasi ke-3. Namun yang diinginkan Ny. Ino–Hiroki Kento, ia tidak mau untuk memegang perusahaan yang megah itu seutuhnya.
.......
.......
...«TO BE CONTINUED»...
...つづく...
...°...
...°...
...Enjoy For Reading...
...‹« T.G.V »›...
'MANAJER'S OFFICE'
"Apakah ada seorang pemuda peserta Program Profesi Dokter dengan tinggi 1,78 m dan rambut caramel yang datang ke mari?" tanya Tn. Kuroto yang tiba-tiba masuk ke ruangan Tn. Toshi.
"Ya. Tapi, aku menolak dirinya." Tn. Toshi mengucapkannya dengan wajah yang tidak bersalah sembari menyatukan tangannya di atas meja.
Tn. Kuroto yang mendengar Rai tidak diterima bekerja, pun kesal kepada sang Manajer.
BRAKK!
"KENAPA KAU MENOLAKNYA BEKERJA?!" Bentak Tn. Kuroto kepada Tn. Toshi sembari memukul meja begitu kerasnya.
"Menurutku, dia pantas tidak diterima. Karena... Kau juga tahu bukan? Dia pernah dipenjara karena berusaha meretas data Pemerintah. Apakah kau tidak risau dengan hal itu? Seharusnya sebagai CEO yang baik, mampu memilih seorang yang benar-benar pantas bekerja di tempatnya."
"Ck! Meski seperti itu, seharusnya kau memberitahunya dulu kepadaku. Jangan asal mengambil keputusan! Aku CEO di sini---Sudahlah. Percuma saja membicarakan hal ini kepada seseorang seperti dirimu." Tn. Kuroto pun langsung pergi dari ruangan tersebut untuk menyusul ke mana Rai pergi.
"Tsk! Beraninya dia berucap seperti itu! Lihat saja nanti..." batin Tn. Toshi menggerutu sembari memandang sinis perginya Tn. Kuroto dari ruangannya.
#LINE!
Tn. Toshi pun merogoh saku jas putihnya untuk mengambil ponselnya.
...Incoming Massage...
...-From Profesor-...
...Ini sudah waktunya kau bertugas...
Tn. Toshi melihat terlebih dulu kepada jam ponselnya untuk memastikan waktunya. Ia pun bangkit dari kursinya, lalu pergi.
...‹« T.G.V »›...
"Rai–Katsura Ryuzaki..!!!" panggil Tn. Kuroto dengan nada berseru. Ia pun pergi keluar dari rumah sakit karena tak menemukan Rai di dalam. Bak seperti seorang yang habis lari maraton, ia terus saja mencari Rai dengan napas yang terengah-engah. "Bisa-bisa... Napasku habis jika seperti ini..." keluhnya sembari membungkuk.
Akhirnya Tn. Kuroto menemukan Rai. Ia sedang berdiri di samping jalan sembari memakai headphone-nya. Tn. Kuroto pun pergi menghampirinya.
Tn. Kuroto menghela napasnya begitu kasar. "Rai" panggil pria paruh baya itu sembari menepuk bahu Rai.
"Apa?" Rai pun melepas headphone-nya, lalu menoleh ke arah seseorang yang menepuk bahunya itu. Karena rasanya tak asing siapa yang mengetahui nama panggilannya itu baginya. Ia terkejut, setelah yang di dapatinya adalah Pamannya–Katsura Kuroto.
"Paman!" Rai memeluk hangat pamannya itu. "Bagaimana kabarmu, Paman? Lama tak berjumpa ya," lanjutnya sembari melepas pelukannya.
"Aku baik." jawab Tn. Kuroto sembari menebar senyumnya untuk keponakannya itu. "Aku dengar.. Kau ingin bekerja sebagai dokter ya?" tanyanya terus terang.
"Dari mana Paman mengetahuinya.?" tanya Rai heran.
"Aku tahu segalanya tentang dirimu,"
Rai terkekeh ketika mendengar ucapan yang terlontar dari mulut sang paman. "Aa.. Paman..."
"Mau ikut denganku,?"
"Ke mana?"
"Ikut saja!" Tn. Kuroto pun menarik tangan Rai.
#SKIP➡
^^^At The University Of Tokyo Hospital ||^^^
Ternyata, mereka kembali masuk ke rumah sakit.
Rai melihat sekelilingnya. "Paman, bukankah ini adalah---"
"Un. Betul ini adalah rumah Sakit,..."
"...di bawah pimpinanku tepatnya." Tn. Kuroto melanjutkan ucapannya itu yang lebih terkesan pamer sembari menyapu jasnya dengan tangan.
"Sungguh,? Jadi, kau CEO di sini? Woah~ Paman hebat!"
"Huh.. Kau ini ya... Sudah jangan terlalu banyak berbasa-basi! Ikut aku ke ruanganku!"
#SKIP➡
'CEO'S ROOM'
"Selamat datang di ruanganku!" ucap Tn. Kuroto sembari mempersembahkan sebuah ruangan yang besar dengan berbagai fasilitas mewah di dalamnya.
"Woah~ Luas sekali!" kagum Rai setelah pertama kali menginjakkan kakinya ke ruangan sembari mendongakan kepalanya.
"Berikan CV-mu kepadaku!"
"Um?—Ya, ini." Rai pun menyerahkan CV yang sedari tadi berada di tangannya itu.
"Kau sudah menandatangani formulir asli dan salinan-nya?"
"Tentu saja sudah. Ada di dalam CV itu"
Tn. Kuroto beranjak duduk di kursinya. Ia pun membuka CV-nya, lalu mengeluarkan beberapa kertas di dalamnya. Setelah membacanya, dan juga menandatangani formulir-nya, Tn. Kuroto menghela napasnya sembari bangkit dari posisinya. "Sekarang, mari kita mulai kerja sama kontrak ini!" ucapnya sembari memberikan sebuah surat kontrak.
...•KONTRAK KERJA•...
"E, kontrak?!" heran Rai sembari mengambil surat itu.
"Ya. Mulai sekarang, kau resmi bekerja di rumah sakit-Ku dengan status magang. Potensimu sangat luar biasa setelah kulihat dari hasil laporan Universitas. Terutama dalam hal praktisi penyakit dalam,..."
"...nanti akan ada seorang preceptor dari Department Penyakit Dalam yang bertugas untuk membimbing sekaligus mengawasimu. Kadang-kadang, ada panggilan langsung dari beberapa pihak Department lain yang akan mengajak bergabung. Jika ada seorang pasien yang kau tangani merekomendasikanmu dengan baik. Atau kau memiliki keterampilan yang mewakili bangsal tersebut."
Rai mengangkat tangan kanannya, lalu menekuknya tegak dan mengepalkannya. "Yeah... Akhirnya aku diterima bekerja!" ucapnya dengan sedikit berbisik.
Melihat tingkah laku Rai yang kekanak-kanakkan itu, membuat Tn. Kuroto tertawa singkat. "Usiamu sudah 26-tahun. Tapi, sikapmu masih saja kekanak-kanakakkan. Kapan kau akan bersikap dewasa Rai,?"
"Aku belum 26-tahun, Paman. Menuju tepatnya. Aku akan bersikap dewasa pada waktunya" jawab Rai dengan posisi tangan yang masih sama sembari memandang Pamannya.
"Ch! Baiklah... Kau bisa ambil seragammu sekarang di ruangan informasi anggota baru. Kau mulai bekerja besok" Tn. Kuroto memberikan formulir salinan yang telah ditandatanganinya kepada Rai. "Bawa salinannya! Ya.. Biasanya ini menggunakan tanda tangan Manajer. Tapi, kurasa tidak perlu bagimu. Lagi pula, yang penting adalah tanda tangan CEO, dan tanda tangan Direktur Department pada formulir asli. Serahkan ini sebagai bukti kalau kau diterima!"
"Ya, terima kasih, Paman." ucap Rai sembari membungkukkan tubuhnya sesaat, lalu tersenyum.
Tn. Kuroto membalas bungkukkan tubuh Rai. "Sama-sama.." jawabnya diiringi dengan kembangan senyumnya.
Rai pun keluar dari Ruang CEO untuk mengambil seragamnya.
"Aku sebaiknya memberi tahu dulu jika aku menempatkan anggota baru di Department Penyakit Dalam, dan meminta persetujuan bimbingan dokter senior" gumam Tn. Kuroto. Ia pun pergi beberapa menit setelah Rai.
...‹« T.G.V »›...
"Sesudah kesedihan, pasti ada kesenangan~
Sesudah hujan, pasti ada pelangi~
Ingatlah tujuan harapan itu, yang terus membimbing menuju apa yang kita tuju~ Maka ayolah kita sama-sama melangkah, berlari hingga semua itu terwujud~" Rai bernyanyi di setiap langkahnya dengan hati yang berbunga-bunga karena ia diterima untuk bekerja di rumah sakit. Lagu yang ia nyanyikan berjudul, Chasing Hope. Yang dibawakan oleh boyband, 'Sutaraito'. Boyband yang beranggotakan 7 orang; Arisu Matsuo, Ryo Yoshino, Yuta Aoki, Ryosuke Kashiyama, Ren Imako, Hikaru Idaina, Ryujin Yokohama.
Rai menghela napasnya dalam-dalam. "Hawa musim dingin memang menyejukkan" gumamnya. Ia kemudian memejamkan matanya, menikmati lantunan musik di headphone-nya.
DUGH!
"Hei... Hati-hati bila berjalan!" ucap seorang pria dengan nada ketus sembari menatap Rai datar.
"Ma-Maaf-Maaf.. Maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja" sesal Rai sembari membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
"Ch! Yang benar saja. Perhatikanlah jalanmu!" sentak sang pria. "Untungnya ponselku ini tidak jatuh"
"Sekali lagi aku minta maaf.." sesal Rai sembari membungkukkan tubuhnya lagi.
Pria dengan model rambut hitam membelah ke samping disertai sedikit arsiran navy itu pun kembali melihat ponselnya, lalu pergi. Terdapat jas dokter yang menggantung di lengannya.
"Huh, padahalkan, aku sudah meminta maaf. Lagi pula, pria itu 'kan juga berjalan sembari melihat ponselnya. Jadi tidak sepenuhnya salahku" gerutu Rai sembari menggaruk belakang kepalanya, kemudian berkacak pinggang.
"Ryuzaki-kun..!" terdengar suara seorang pria yang memanggilnya sembari melambaikan tangan, dari arah berlawanan. Pria itu pun menghampiri Rai, lalu memeluknya. "Sahabatku," ia semakin mengeratkan pelukannya. Pria itu menepuk-nepuk punggung Rai.
Rai seketika terdiam. Ia tidak yakin, bahwa itu adalah sahabatnya yang datang untuk menemuinya. Tentu saja ia masih ingat dengan sahabatnya itu, namanya adalah Yamada Tetsuya.
"Te.. Tetsuya...?"
"Huh... Apakah kau lupa denganku?" tanya Tetsuya sembari melepaskan pelukannya. "Aku baru pergi sekitar 7-tahun, dan kau lupa denganku?!" Ia menatap Rai dengan tatapan kesal.
"Tentu saja tidak. Mana mungkin aku lupa" ucap Rai sembari tersenyum. Ia membalas pelukan sahabatnya itu dengan erat juga. "Tetsuya, aku merindukanmu..."
"Iya-Iya.. Sudahlah!" ucap Tetsuya sembari melepaskan Rai dari dirinya.
"E, bukannya kau masih ada pekerjaan di Inggris? Kenapa kau bisa kembali ke Jepang?" tanya Rai dengan memasang ekspresi penasaran.
Tetsuya meninju pelan dada Rai. "A.. Sudah... Jangan dipikirkan! Mari kita bersenang-senang saja! Karena kita sudah kembali bertemu" ucapnya. "Kau mau pergi ke cafe yang biasa kita kunjungi saat masa kuliah? Aku yang traktir ya?"
"Un. Terserah dirimu saja"
"Come on!"
Mereka berdua pun pergi bersama menuju ke cafe yang sudah menjadi langganan mereka saat masa kuliah mereka, semester pertama.
.
.
*sesampainya di cafe*
"Kau mau minum apa,? Kopi?" tanya Tetsuya sembari membaca daftar menu yang telah diberikan pelayan.
"Aku tidak terlalu menyukai kopi. Matcha saja." jawab Rai yang duduk di depannya sembari tersenyum.
"Ugh.. Kuno sekali,"
Rai mengerutkan keningnya. "Bukankah hal itu sudah biasa,?"
"E, mungkinkah,? Baiklah.. Kalau begitu... Aku pesan satu mocachino dan matcha" ucap Tetsuya sembari mengembalikan daftar menu tersebut kepada pelayan.
Pelayan itu pun mengambil papan menu dari Tetsuya. "Baik."
"Bukannya kau lebih menyukai apa pun mengenai strawberry?"
"A... Itu hal yang biasa. Lagi pula, minuman itu juga tidak cocok denganku, Ryuzaki,"
Rai memicingkan matanya. "E... Kenapa dia seperti itu,? Bukankah dia sangat menyukai strawberry? Dan kenapa di memanggil nama asliku bukannya nama panggilan?" batinnya.
#SKIP➡
"Aku sudah selesai. Aku pergi dulu ya..."
"Nnn.. Terima kasih atas traktirannya!" seru Rai lalu membungkukkan tubuhnya sesaat.
Rai merasa penasaran dengan tingkah Tetsuya yang tampak aneh.
Dilihatnya Tetsuya pun menaiki taksi. Rai kemudian membuntutinya dengan menaiki taxi juga. Sekaligus memastikan bahwa Tetsuya itu, benar-benar Tetsuya sahabatnya. Biaya yang tidak sedikit pun dikeluarkannya. Karena, jaraknya cukup jauh.
Mengendap-endap, bak seorang detektif profesional ketika Tetsuya sudah turun dari taksi tersebut. Ini adalah pengalaman Rai di masa lalu sebagai peretas yang terampil. Selalu terdiam dan berusaha tenang.
.
.
^^^At Institute of Physical and Chemical Research ||^^^
Akhirnya sampai pada titiknya. Tetsuya berhenti tepat di sebuah Lembaga Penelitian.
"Huh..! Kenapa dia ke sini? Dia 'kan tidak terlalu menyukai tempat seperti ini," gumam Rai sembari mengintip dari balik tembok. Ia menudungi kepalanya dengan topi pada mantel-nya. Dilihatnya Lembaga Penelitian itu terlihat sepi. Hanya beberapa orang saja yang ada di sana.
Tetsuya pun menaiki elevator menuju ke lantai atas. Tak tinggal diam, Rai terus membuntutinya.
"E... Mungkinkah dia juga bekerja di sini? Benar-benar aneh." batin Rai sembari memicingkan matanya. Ia menunggu untuk masuk sampai pintu elevator itu kembali terbuka.
'LABORATORIUM'
Pintu masuk hampir tertutup. Ini adalah kesempatan Rai untuk masuk dengan kecepatan kilat.
#Sst!~
Setelah masuk. Tak disangka ruangan yang didominasi putih itu dipenuhi dengan banyak gelas tabung. Hah! Tunggu-tunggu, tak hanya itu! Di sana juga terdapat banyak sekali jasad manusia yang telah ditutupi oleh selembar kain dan berjejer rapi.
"Iii.. Seram sekali! Kenapa harus ke ruangan seperti ini?!" Rai bergidik sembari menyilangkan lengannya dan terus mengusap-usap bahunya. Berusaha menahan ketakutannya dan menyusuri ruangan tersebut. mata Rai pun terpanah kepada salah satu robot yang terpajang di sana. "Woah~ Ada robot." kerena begitu eksentrik, ia pun menyentuhnya.
*Terkejut*
🔊🔉🔉
Alarm keamanan tiba-tiba berbunyi nyaring setelah Rai menyentuh salah satu makhluk besi itu.
Semua pintu pun seketika terkunci.
Karena tak ada jalan lain, Rai pun akhirnya mencoba bersembunyi di bawah meja percobaan.
Hening.
.
.
Tap!
.
.
Tap!
.
.
Tap!
.
.
Suara itu perlahan semakin mendekat.
Rai tetap diam dan berusaha tenang. Hingga membuatnya harus menahan napasnya.
......«TO BE CONTINUED»......
...つづく...
Note:
Sesudah kesedihan, pasti ada kesenangan
Sesudah hujan, pasti ada pelangi
Ingatlah tujuan harapan itu yang terus membimbing menuju apa yang kita tuju
Maka ayolah kita sama-sama melangkah, berlari hingga semua itu terwujud
Itu adalah penggalan bait dari puisi yang berjudul, 'Mengejar Harapan' karya Author sendiri. Author mencoba membuat musik yang ala Author dari puisi tersebut, beserta boyband-nya–Starlight (Bintang Bersinar),
スターライト (Sutāraito). Karena Author juga bisa dibilang, 'Otaku'.
Pembuatan puisi itu juga terinspirasi dari lagu boyband asal Jepang, kesukaan Author,
Bullet Train, 超 特急 (Ultra Choutokkyu)–yang berjudul, Starlight. Apakah di antara kalian termasuk salah satu penggemarnya?
.
.
Bagaimana saran anda tentang ini? Sudah menarik? Atau, kurang berasa? Tenang. Masih ada kelanjutannya 😉
(Jika kalian suka) Tolong bantu saya like dan komen ya! Agar saya bisa memperbaikinya, dan lebih semangat!
助けてください! Tasuketekudasai! 🙏🙏
😄😄😄
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!