NovelToon NovelToon

My Introvert Husband 2

Chapter rey kikan

Hai para reader ini sequel kelanjutan dari novel saya yang berjudul

MY INTROVERT HUSBAND jadi untuk yang belum baca novel my introvert husband season pertama bisa membacanya terlebih dahulu.

NOVEL INI BELUM DI REVISI JADI MOHON MAAF JIKA BANYAKNYA TYPO, PENULISAN TIDAK SESUAI PUEBI DAN MINIMNYA TANDA BACA.

 

 

 

 

 

**** Terimakasih ****

Setelah 10 bulan pasca melahirkan

Kikan dan rey sedang merayakan anniversary pernikahan mereka yang ke 2th

" happy anniversary sayang semoga kita bisa selalu bersama bahkan hingga seumur hidup kita " ucap rey mencium kening kikan

" iya kak rey terimakasih untuk semuanya " kata kikan menepiskan senyumnya dan memeluk rey

Tiba tiba terdengar suara tangisan merry kikan pun langsung bergegas menenangkan merry yang sedang menangis hingga ia tertidur kembali setelah tenang dirinya meletakannya kembali di tempat tidur bayi

kikan ialah wanita yang sangat mandiri untuk mengurus keluarganya ia tidak memerlukan bantuan siapapun

Sementara rey merebahkan tubuh nya diatas tempat tidurnya

" sayang apa merry sudah tertidur? " tanya rey

" sudah kak rey " kata kikan tersenyum ia merebahkan tubuhnya juga disamping rey

" kau terlihat sangat lelah cepat tidurlah "pinta rey sembari memeluk kikan

Paginya kikan terbangun ia melihat rey sudah tak disampingnya dan melihat merry tidak ada di tempat tidurnya kikan keluar kamarnya namun tidak menemukan rey dan merry didalam rumah kemudian kikan keluar rumah dan ternyata rey sedang menggendong merry didepan mereka berdua menghangatkan tubuhnya dibawah sinar matahari

Apa yang lebih membahagiakan selain melihat kebersamaan seorang anak dan ayahnya

Kikan pun bernafas lega rey melihat ke arah kikan

" sayang kamu sudah bangun " tanya rey tersenyum

" iya kak rey " kata kikan menepiskan senyumnya ia pun menghampiri rey

" aku akan membuat sarapan dulu ya kak rey " ujar kikan ia mencium kening merry dan bergegas masuk kedalam

Tiba tiba sebuah mobil berhenti didepan halaman rey. Ternyata cathrine dan alka

" alka, cathrine " sapa rey tersenyum

" keponakanku yang cantik ini sudah bangun " kata alka memegang pipi merry

" kakak ipar bisakah aku menggendong merry " pinta cathrine

" tentu saja " saut rey mengalihkan merry ke tangan cathrine

" kalian pagi pagi kemari apa ada sesuatu " tanya rey

" iya kak sebenarnya aku ingin meminta bantuan kikan untuk mengatur pernikahan ku dan cathrine nanti kalau kakak mengizinkan sihh " kata alka

" aku tidak akan mengizinkannya kau bisa meminta bantuan orang lain atau wedding organizer " ketus rey

" sudah kuduga " gumam alka menghela nafas panjang

" masuk dulu kedalam " ajak rey cathrine pun memberikan merry kembali ke pelukan rey

Mereka pun masuk kedalam rumah rey mengajak alka dan cathrine duduk diruang tengah

" sayang, kemarilah ada alka dan cathrine " teriak rey

" iya kak rey sebentar " teriak kikan dari dalam

Kemudian kikan pun bergegas keluar menemui cathrine dan alka, melihat kikan yang hendak menghampirinya cathrine pun berdiri dan memeluknya

" kikan " sapa cathrine

" tumben banget kalian pagi pagi kemari " tanya kikan menepiskan senyumnya

" yahhhh sebenernya kita kesini ingin meminta bantuanmu tapi kakak tidak mengizinkannya " ucap alka

" bantuan apa " tanya kikan mendudukan tubuhnya diatas sofa

" untuk mengatur pernikahan ku dan cathrine " imbuh alka

" aku mau " saut kikan

" ngga boleh " teriak rey mengernyitkan dahinya

" kak rey aku mohon .. lagi pula ini cuma satu hari. Dari dulu aku sangat ingin sekali merancang sebuah pesta pernikahan " pinta kikan mengatupkan kedua tangannya namun rey hanya diam memalingkan wajahnya

" kak reyyyy " pinta kikan kembali ia mendekati rey dan merayunya

" kak rey kali ini saja ya " pinta kikan kembali

" (menghela nafas) terserah " singkat rey

" terimakasih sayang " ujar kikan senang mencium pipi rey

Kikan mengajak alka dan cathrine untuk sarapan pagi bersama namun dirinya menyuapi merry terlebih dahulu

Merry ialah anak yang cantik dan lucu ia sangat menggemaskan. Setelah mereka sarapan pagi bersama cathrine dan alka pamit pulang kikan dan rey mengantarnya hingga depan rumah

belahan jiwa kikan

Ketika pernikahan alka dan cathrine

Kikan pun sibuk ikut turun tangan mempersiapkannya karna pernikahan alka digelar secara besar besaran di gedung sangat berbeda sekali dengan pernikahan kikan dan rey yang hanya dirayakan oleh kerabat dekat saja

Kala itu Pernikahan cathrine dan alka pun berjalan dengan lancar

" kak rey aku titip merry dulu aku mau mengecek acaranya " pinta kikan ia mendorong baby stroller didekat rey

" iya sayang " kata rey memegang baby stroller

" hallo cucu granny yang cantik " sapa mama lilis merry menggendong merry

" mama " sapa rey mencium mamanya itu

" kikan mana nak " tanya mama

" membantu cathrine dan alka ma " saut rey

" mama tinggal ke teman mama dulu ya nak " pamit mama lilis dan meletakan merry ke baby stroller kembali

tetapi rey hanya diam ia masih asyik berbincang dengan para pengusaha besar disana beberapa menit kemudian kikan kembali namun ia tidak melihat merry diatas baby stroller

" kak rey merry dimana " tanya kikan

" mungkin dibawa oleh mama " kata rey tenang

" baiklah " saut kikan dengan lega

Namun selesai acara kikan pun menanyakan merry kepada mama

" ma merry di mana " tanya kikan

" merry kan sama rey nak " jawab mama rey pun menghampiri mama dan kikan

" rey tadi merry sama kamu kan nak " tanya mama

" iya ma tapi bukannya tadi mama mengajak merry " tanya rey panik

" mama ngga ngajak merry sama sekali nak memang mama menggedong merry tapu mama kembalikan lagi soalnya tadi mama nemuin temen mama " ujar mama lilis cathrine dan alka pun menghampiri mereka

" ada apa ini ma " tanya alka

" cathrine alka apa kamu tadi melihat merry " tanya kikan gemetar

" bukannya tadi sama kamu ki " tanya cathrine

" iya tadi aku titipkan sama kak rey tapi ngga ada " saut kikan panik

" aku kira tadi merry diajak oleh mama " ucap rey ia langsung bergegas pergi mencari merry

Mereka pun berpencar mencari merry kikan pun tak henti menangis karna kehilangan anaknya setelah mereka mengelilingi gedung dan menanyakan kepada petugas namun tidak ada yang mengetahuinya kemudian rey pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan anaknya dan mereka semua terpaksa kembali lagi ke rumah

rey terlihat benar benar sangat marah

" ini semua gara gara kamu aku dari awal sudah tidak mengizinkanmu untuk mengurus pernikahan alka sekarang kau lihat sendiri kau terlalu sibuk hingga mengabaikan tanggung jawabmu sebagai seorang ibu " teriak rey geram meninggalkan kikan

Kikan pun hanya diam melihat rey yang menyalahkannya ia masih tetap menangis

Cathrine pun menenangkan kikan

" cath merry dimana ini sekarang waktunya dia tidur " ucap kikan menangis sesenggukan

" kikan yang tenang kita serahkan semuanya pada polisi ya lebih baik kau istirahat besok kita cari merry lagi " kata cathrine menenangkan kikan

" bagaimana aku bisa tenang bagaimana aku bisa beristirahat, sementara aku tidak tau anakku dimana dan sama siapa " teriak kikan terisak isak cathrine pun hanya memeluknya sementara alka mengikuti rey dan menghampirinya

" kakak kau seharusnya tidak berbicara seperti itu kepada kikan " teriak alka

" Diam ... ini semua juga gara gara kamu kalau kamu tidak meminta kikan mengurus pernikahanmu ini semua tidak akan terjadi lebih baik kau keluar dari sini " teriak rey dengan keras

" kikan sudah menitipkan merry kepadamu bukan? seharusnya kau yang lebih memperhatikan anakmu tapi kau sibuk dengan urusanmu sendiri dan sekarang kau malah menyalahkan kikan , kau pikir semua tanggung jawab anak hanya diberikan kepada seorang istri saja.. " saut alka kesal meninggalkan rey , rey pun meletakkan kedua tangan ke atas kepalanya dan masih mencerna kata kata alka ia kemudian keluar dari kamarnya dan menghampiri kikan

" kikan istirahatlah besok kita cari merry kembali " ajak rey

" kamu istirahat saja aku akan menunggu dia disini " kata kikan air matanya mengucur deras

Rey pun menarik tangan kikan dan memeluknya

" maafkan aku seharusnya aku tadi tidak menyalahkanmu " ucap rey memeluk kikan ia pun menenangkannya

" ini memang salahku kak rey " ucap kikan dengan suara yang hampir hilang

" sstt sudahlah jangan menangis lagi besok kita cari merry sama sama " kata rey menenangkan kikan .

* keesokan paginya

Cathrine dan alka duduk tertidur datas sofa begitu juga Kikan ia pun duduk tertidur memeluk rey di atas sofa matanya terlihat sembab karna menangis semalaman

Pagi itu ada yang mengetuk pintu rumah hingga membangunkan cathrine ia pun bergegas membukakan pintu ternyata reina dan polisi reina menggendong merry, sontak cathrine langsung mengambil paksa merry dari tangan reina

" kenapa dia bisa bersamamu " tanya cathrine sinis

cathrine pun berteriak memanggil kikan dan rey

" kikan, kakak ipar bangunlah " teriak cathrine membangunkan kikan dan rey

kikan terbangun sontak ia pun terkejut melihat anaknya ia langsung memeluk merry ia menciuminya dan merry pun menangis hati kikan sangat lega begitu juga dengan rey dan alka. Mereka menghampiri reina

" selamat pagi tuan, nyonya saudari reina tadi malam menemukan anak anda di halaman gedung pernikahan " kata polisi

" terimakasih banyak pak atas bantuannya " ucap rey

" sama sama saya permisi untuk bertugas kembali " pamit polisi

" silahkan pak " saut rey

" kenapa anakku bisa bersamamu " tanya rey geram

" kikan, kak rey maafkan aku kemarin aku berangkat dari amerika mau datang ke pernikahan kak alka tetapi pesawat yang aku tumpangi delay jadi aku agak terlambat, terus Waktu aku ke gedung pernikahan semua acara sudah selesai dan ngga ada orang , waktu aku mau kembali ke apartement aku menemukan anak ini sedang menangis di halaman gedung jadi aku berinisiatif melaporkan ke polisi dan aku ngga tau kalau ternyata ini anak kalian " ujar reina

" benarkah ? Kalau memang benar aku sangat berterimakasih, " kata rey sinis

" tapi kalau kau sengaja merencanakannya aku tidak akan memaafkanmu dan satu lagi jangan sekali sekali kau mencoba mengganggu keluargaku " imbuh rey

" kak rey reina sudah membantu kita kenapa kau malah berbicara seperti ini " kata kikan

" lebih baik diamlah " saut rey mengambil alih merry dari tangan kikan dan pergi masuk kedalam

" reina terimakasih banyak kau sudah mau mengembalikan merry " kata kikan senang

" sama sama kikan " saut reina

" masuklah " pinta kikan

" ngga usah terimakasih aku permisi pamit pulang dulu " ujar reina

" kak alka selamat menempuh hidup baru maaf telat kemarin ngga bisa hadir " imbuhnya

" terimakasih banyak ya rein " ucap alka memeluk reina

" ehermmm " suara cathrine berdehem , alka menahab tawa melihat cathrine yang cemburu

Reina pun berpamitan pulang , kikan cathrine dan alka masuk kedalam rumah

" kemarikan merry aku sangat merindukannya " pinta kikan kepada rey

" kamu pikir kau saja yang merindukannya " saut rey meledek ia mencium mery dan mengalihkannya ke pangkuan kikan

" uhhh anak mama yang cantik " ujar kikan memeluk merry

" aku curiga sepertinya reina memang sengaja mengambil merry biar membuat acara semalam menjadi kacau " kata cathrine

" cathrine sudah dong " teriak kikan

" yang dibilang cathrine itu ada benarnya " saut rey

" ki semalam kita semua sudah mencari merry ke seluruh gedung dan sudah menanyakan ke petugas gedung tapi mereka juga sama sekali tidak mengetahui merry, logika saja ki di halaman gedung pasti banyak penjaga dan orang tapi kenapa harus reina yang menemukan merry? " ketus cathrine

" aku rasa juga begitu .. entahlah aku semakin tidak mengenali reina " saut alka

" cathrine, alka, kak rey sudah jangan dibahas lagi ... yang penting merry sudah ketemu " celetuk kikan

jangan lupa setelah membaca tekan like terimakasih ^_^

(PROLOG) Kehidupan merry

21 tahun sudah, pernikahan Rey dan Kikan berjalan. kebahagiaan mereka semakin di perkuat dengan adanya Merry anak semata wayangnya yang sangat mereka sayang.

Satu tahun setelah kelahiran Merry. Alka dan Cathrine memutuskan untuk menikah dan hidup bersama, Tuhan mempersatukan dua insan itu di saat keduanya sedang terluka.

 

 

Kini, Merry tumbuh menjadi sosok gadis yang sangat cantik. Dia mewarisi sebagian sifat dari Kikan dan Rey.

Dan ia masih menjalani pendidikan di Universitas ternama yang ada di kotanya.

Sementara, pernikahan Cathrine dan Alka di karunia seorang anak perempuan yang bernama Evelyn atau sapaan akrabnya Elyn  yang umurnya terpaut dua tahun lebih muda dari Merry.

 

 

Pagi itu, di kediaman Rey dan Kikan. Sibuk menikmati sarapan dan hendak menjalankan rutinitas hariannya. Merry yang baru saja keluar dari kamar, dengan penuh semangat menghampiri Mama dan Papanya yang sedang sarapan di meja makan.

Merry memberi sapaan kepada kedua orang tuanya tersebut dengan di selipi pelukan dan ciuman hangat darinya. Kikan dan Rey membalas sapaan dan pelukan dari anak semata wayangnya itu.

 

 

"Nak, untuk mengisi liburan akhir semester. Ikut Papa ke kantor, ya. Papa ingin mengajarkanmu sedikit berbisnis," ujar Rey yang sedang mengunyah sandwich di dalam mulutnya.

 

 

"Iya, Sayang. Kamu liburan di dalam kamar terus. Hanya membaca buku dan main ponsel, lebih baik, kamu ikut Papa ke kantor." Kikan ikut menimpalinya.

 

 

Merry terdiam sejenak dan menatap Rey dan Kikan secara bergantian, ia menganggukan kepalanya tanpa bersuara. Jelas sekali bahwa perempuan itu mengiyakan permintaan Mama san Papanya dengan terpaksa. menolak pun Merry tak bisa melakukannya.

 

 

Setelah sarapan, Rey menunggu anak semata wayangnya itu selama 15 menit untuk bersiap-siap ikut dengan dirinya ke kantor.

 

 

Dan saat Merry sudah siap dan terlihat begitu rapi. Rey segera mengajaknya berangkat. Namun, sebelum berangkat. mereka berdua terlebih dulu berpamitan kepada Kikan.

Di dalam mobil, kedua mata Merry menyapu setiap jalanan yang di lintaskan oleh Papanya menuju ke kantor.

 

 

"Merry, apa kamu sudah memiliki pacar?" pertanyaan Rey seketika membuat mulut Merry menyanyi dan berpurapura tak mendengarkan apa yang sedang Papanya katakan,

 

 

"Merry, Papa sedang bertanya kenapa diam saja? kalau ada orang bertanya itu dijawab, Nak!" tutur Rey. Merry menghentikan aktivitasnya. Ia melirik ke arah Papanya dan menhela napasnya.

 

 

"Merry tidak berminat berpacaran, Pa." Merry menimpalinya dengan sedikit ketus.

 

 

"Kenapa? masa, kamu kalah dengan adikmu Elyn? dia saja sudah memiliki pacar." perkataan Rey semakin membuat Merry kesal.

 

 

"Pa, ada toko buku. bisakah mampir ke toko buku sebentar?" pinta Merry. perempuan itu memang sengaja menghindar dari pertanyaan Papanya. Rey mengiyakan permintaan putrinya tersebut dan segera menghentikan mobilnya di toko buku yang kini sudah ada di jangkauannya.

Merry meminta uang kepaa Rey, ia segera mengambilkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikan kepada Merry. dengan begitu semangatnya, Merry turun dari mobil dan segera masuk ke dalam toko buku itu.

dan saat ia masuk, ia tak sengaja berpapasan dengan laki - laki yang bernama William, yang tak lain ialah kakak kelas Merry.

 

 

"Merry..." William menyapa Merry sembari melebarkan senyumnya.

 

 

"Kak Willy? kau sedang mencari buku juga?" tanya Merry. mereka berdua saling menjabat tangan.

 

 

"Iya aku sedang membeli buku. ini mau ke kasir untuk membayarnya." William menunjukan dua buku yang saat ini ada di tangannya.

 

 

"Apa Kakak sendirian?" tanya Merry sembari kedua matanya melihat ke arah sekitar.

 

 

"Tidak, Merr. aku kemari bersama Gio." Wlliam menunjukan seorang laki-laki yang tengah berjalan menuju ke arahnya dengan jaket hitam yang membaluti tubuhnya. Laki-laki itu ialah Giordan. Kakak kelas sekaligus orang yang di anggap Merry sebagai musuhnya.

 

 

"Oh... ya sudah, ya, Kak. aku mau mencari buku dulu." Merry mengakhiri percakapannya dengan William. ia melirikan dengan tajam kedua matanya ke arah Gio. Namun, saat tiba-tiba tubuh Merry terjatuh di lantai hingga membuat suara benturan di sana.

 

 

"Aww." Merry memekik kesakitan, "Merry..." William segera membantu Merry untuk berdiri dengan sempurna.

 

 

"Kau! kau sengaja kan membuatku terjatuh?" Merry berteriak ke arah Gio .

 

 

"Aku? kenapa menyalahkanku? jelas-jelas kau jatuh sendiri!" seru Gio. Rasanya Merry hendak memaki-maki Gio, namun, Gio terlebih dulu pergi ke meja kasir dan keluar dari toko itu.

 

 

"Apa, kau tidak apa-apa?" tanya William.

 

 

"Tidak, Kak. aku baik-baik saja, terimakasih." Merry berlalu meninggalkan William dan segera membeli buku yang ia inginkan.

Merry kembali ke dalam mobil menemui Papanya dengan wajah yang tertekuk kesal. Bahkan membuat Rey heran dengan perubahan rait wajah anaknya yang ia rasa secara tiba- tiba.

 

 

"Sayang, kau kenapa?" tanya Rey seraya mengusap wajah anaknya yang sedang cemberut itu.

 

 

"Tidak, apa-apa, Pa. ayo kita berangkat. nanti, Papa terlambat." Rey mengiyakannya dan segera melajukan kembali mobilnya menuju ke kantor.

 

 

Dan setibanya, di kantor. Rey mengajak Merry untuk menaiki anak tangga menuju ke ruangannya. Dan saat di sana. terlihat seorang laki - laki tua tengah duduk di atas sofa seperti sedang menunggu seseorang. laki - laki tua itu menoleh ke arah Rey dan juga Merry dan seketika tersenyum kepada mereka berdua.

 

 

"Om Vinno?" Rey menyapa laki-laki tua itu dengan sebutan itu. Laki-laki itu segera beranjak menghampiri Merry dan juga Rey. Dia adalah Kakek Vinno. Ayah dari rekan bisnis sekaligus kerabat dekatnya. Meskipun laki - laki terlihat berumur sekitar 70 tahunan. Tetapi, semangatnya begitu mudah dan tubuhnya terlihat begitu sehat seperti orang yang masih berusia 40 tahun.

 

 

"Reyhans..." Kakek Vinno dan Reyhans saling memeluk satu sama lain.

 

 

"Apa, Om menunggu Rey lama? ayo kita duduk." Rey mengajak Kakek Vinno untuk duduk di kursi yang ada di depan meja kerjanya. Kemudian, Rey mengenalkan Merry kepada Kakek Vinno.

 

 

"Wah, ini Merry? Sudah besar, ya, Rey. Dulu, terakhir Om bertemu Merry. waktu masih kecil di gendong oleh Mamamu," Kakek Vinno sambil terkekeh mengingatnya. Merry yang mendengarnya hanya tersenyum dengan sedikit kesal.

 

 

"Kakek ini ada-ada saja. Memangnya, aku sebuah zat partikel yang tidak bisa tumbuh apa?" Merry menggerutu dalam hati.

 

 

"Hari ini benar-bebar menyebalkan." Merry semakin menekuk wajahnya.

 

 

"Oh, iya, Nak Merry. Cucu laki-laki Kakek seumuran denganmu." Kakek Vinno melepas kacamatanya dan mengucek kedua matanya yang gatal.

 

 

"Oh, benarkah, Kek?" suara Merry seakan tak peduli.

 

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!