Bagaimana bila kebebasan hidup mu harus di tukar dengan menikahi dengan seorang pria yang kaya dan dingin hanya untuk biaya pengobatan ibumu ?
Semua kisah berawal dari sini sebuah rumah kontrakan yang sangat kecil di huni oleh seorang ibu yang sudah tua dan seorang anak gadisnya. Keadaan rumah itu sedang riuh karena sang ibu tiba-tiba terlihat sangat pucat dan hampir saja pingsan, para tetangga sedang mencari kendaraan untuk membawa sang ibu pergi ke rumah sakit
Gadis muda itu bernama Rania Subagiyo, sehari-hari dia bekerja di sebuah pabrik sebuah perusahaan dan pamannya bekerja di pabrik tersebut sebagai seorang pengawas. Hari itu mendung menyelimuti hatinya karena wanita yang selalu menjaganya selama ini kini sudah tak sadarkan diri
Setelah sampai di rumah di rumah sakit, pihak rumah sakit langsung melakukan pertolongan pertama dan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Ternyata ibu Yati ibu dari Rania menderita gagal ginjal dan untuk sementara harus rutin melakukan cuci darah yang memakan biaya yang sangat fantastis
Ibu Yati meminta agar di bawa pulang ke rumah saja, dia tak ingin adik dan anaknya memikul beban berat demi penyakit yang dia derita. Sedangkan adiknya pun sudah berkeluarga
Rania tak mengizinkan apa yang di inginkan oleh ibunya, Rania menghabiskan seluruh tabungan untuk biaya perawatan ibunya dan di bantu oleh pamannya sebagian besar
Setelah keadaan ibunya membaik pihak rumah sakit mengizinkan ibu Yati untuk pulang ke rumah, tetapi tetap harus melakukan cuci darah sesuai jadwal sebelum mendapatkan pendonor yang cocok. Rania tak mungkin mendonorkan ginjalnya karena ginjal mereka tidak cocok
Sedangkan dengan membantu biaya pengobatan kakaknya paman Rania akhirnya bertengkar dengan istrinya, membuat Rania semakin kalut bagaimana lagi ke depannya dia harus menanggung semua biaya tersebut sendirian
Rania tak ingin rasa kalut membuat dirinya berputus asa, dia harus terus berjuang demi kesehatan seorang wanita yang telah menjaganya selama ini. Walaupun wanita itu bukanlah ibu kandungnya, tetapi wanita itu telah mencurahkan seluruh kasih sayang kepada dirinya
Sedangkan di tempat lain suasana mendung menyelimuti kediaman keluarga besar Baskoro. Pengusaha ternama di kota tersebut, kakek dari seorang Galang Baskoro baru saja meninggal dunia, dia meninggalkan sebuah wasiat kepada cucu kesayangannya untuk segera menikah agar bisa mendapatkan warisan darinya
Dia hanya di berikan waktu dalam satu minggu untuk menikah setelah kepergian dari kakeknya, sedangkan sang kekasih tak mungkin kembali dalam waktu dekat dan umur pernikahan mereka tidak boleh kurang dari tiga bulan atau seluruh harta warisan yang di miliki kakeknya akan di sumbangkan kepada sebuah yayasan
Mama dari Galang meminta Galang segera menikah Dengan siapapun agar tak kehilangan harta warisan yang mereka miliki, mama Galang meminta seseorang mencari seorang gadis yang bersedia menikah dengan Galang dalam kurun waktu tiga bulan
"Jadi kamu orangnya?" dengan sombongnya
"Iya bu,"ucap sambil menundukkan kepalanya menahan malu harus melakukan hal tersebut
"Kamu akan menikah dengan anak saya tanpa mengadakan sebuah pesta, karena kamu hanya akan menjadi istri anak saya di atas sebuah kertas. Dan ingat jangan pernah berharap lebih dari anak saya" dengan tegas
" Tuhan hamba tau yang hamba lakukan adalah sebuah kesalahan, hamba telah mempermainkan sebuah ikatan suci yang kau anjurkan. Tetapi hamba harus lakukan ini demi ibu, hamba memohon ampunan dari Engkau Sang Maha Pencipta "
"Saya mengerti bu"
Sang nyonya besar pun berdecih
"Jangan panggil saya ibu karena saya bukan ibu kamu, panggil saya nyonya." dengan sombongnya
"Baik nyonya"
Rania kembali menundukkan wajahnya, sedangkan sang nyonya besar memandang ke arah Rania dengan seksama dengan tatapan mata meremehkan
"Gadis ini terlihat biasa, aku bisa tenang memilih gadis ini. Karena aku yakin Galang ga mungkin jatuh hati ke gadis ini"
"Sesuai kesepakatan saya akan berikan kamu uang yang banyak, saya rasa itu cukup untuk menanggung seluruh biaya pengobatan ibu kamu. Bahkan saya yakin uang yang saya berikan akan tersisa banyak," dengan sombongnya
"Terima kasih banyak nyonya"
Rania tetap setia menundukkan kepalanya karena dia tak memiliki keberanian sama sekali menatap wajah wanita di hadapan nya tersebut
"Kamu hanya perlu menganggap diri kamu adalah pelayan bagi anak saya, dan satu lagi apapun yang terjadi dalam hidup kamu anak saya tidak perlu tau. Saya tidak mau kamu mencari simpati dari anak saya"
"Baik nyonya"
Dengan sombongnya wanita kaya itu bangkit dari duduknya dan meninggalkan gadis itu begitu saja, hanya gadis itu yang masih diam mematung karena seluruh tenaga yang dia miliki seperti terkuras habis dengan apa yang baru saja dia setujui. Dan telah tampak buliran air mata terjatuh di sudut matanya
"Enggak, aku ga boleh jadi lemah. Aku harus lakukan apapun untuk bisa menyelamatkan ibu"
Rania terus memberikan keyakinan kepada dirinya sendiri agar tetap kuat untuk menjalani semua rintangan hidup yang sedang dia lalui, dia mulai bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar dari ruang VVIP rumah makan tersebut, Rania terus melangkahkan kakinya mengikuti kemana kakinya akan melangkah
Tanpa dia sadari dia berjalan ke sebuah danau tempat dia sering berkumpul bersama teman-temannya, dan seseorang yang pernah spesial di dalam hatinya seseorang yang sudah meminta dirinya untuk menunggu dirinya kembali setelah menyelesaikan studinya. Dan orang itu berjanji untuk menikahi Rania
Rania mendudukkan tubuhnya di sebuah bangku dan mulai mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya lalu mulai menghubungi seseorang
"Halo sayang," dengan suara gembira dari seberang sana
"Halo kak," dengan suara yang terdengar habis menangis
"Kamu kenapa ? kok suara kamu aneh?"
Orang di seberang sana bisa langsung menyadari keanehan suara Rania saat itu
"Maaf kak, tapi mulai sekarang kita putus aja ya." dengan suara yang terputus-putus tertahan oleh tangisan
"Kamu lagi bercanda kan?" dengan serius
"Aku ga lagi bercanda kak, aku serius. Aku harap kamu bisa temukan perempuan yang lebih untuk kamu kak"
"Kamu sebenarnya kenapa? kalau kamu ada masalah kamu bilang sama aku, jangan bikin aku khawatir begini"
Rania menutup mulutnya agar suara tangisan dirinya tak terdengar dengan jelas ke seberang sana
"Tolong cerita ke aku kamu kenapa?" lirih
"Karena aku bukan perempuan baik yang pantas untuk kamu kak"
" Rania cukup bercanda nya, kamu jangan bikin aku jadi gila!! kamu tau kan aku cinta kamu!!"
" Maaf kak aku ga bisa, selamat tinggal "
Rania memutuskan sambungan teleponnya dengan sepihak dan mulai menangis dengan hebat, sedangkan seseorang di seberang sana menjadi menggila. Seandainya saja dia bisa maka dia akan segera berlari untuk mencari gadis itu
Pria itu adalah kekasih Rania mereka menjalin hubungan sudah cukup lama, tetapi pria itu selama ini berbohong terhadap Rania. Pria itu mengaku hanya sebagai orang biasa di hadapan Rania, pria itu ingin memiliki kekasih yang bisa menerima dia tulus dan apa adanya
Sebuah alasan yang sangat baik untuk memulai sebuah hubungan tanpa embel-embel harta dan nama besar, tetapi kenyataannya berkata lain pada saat ini. Alasan tersebut yang membuat Rania tak ingin membagi beban hidup yang sedang dia tanggung terhadap kekasihnya tersebut
"Maafin aku kak karena aku ga bisa pegang janji aku untuk menunggu kamu, aku harap kamu akan temukan pengganti aku yang lebih baik dari aku"
Rania kembali ke rumah kontrakannya untuk membereskan barang-barang ibunya, untuk sementara dia akan menitipkan ibunya kepada keluarga sang paman. Karena mulai esok hari dia akan mulai menggadaikan kebebasan hidupnya selama tiga bulan sesuai kesepakatan
Istri paman Rania sudah menyetujui karena mereka akan memegang semua uang yang akan di berikan oleh keluarga Baskoro, sedangkan Rania mengatakan kepada ibunya bahwa dia akan menerima sebuah pekerjaan di luar kota untuk memenuhi semua kebutuhan ibunya
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih
Maaf ya kalo masih banyak typo maklum masih belajar 😉
Sebelum melaksanakan pernikahan Rania di minta untuk tanda tangan di atas sebuah kertas kontrak, Rania membubuhkan tanda tangannya tanpa membaca isi kontrak itu terlebih dahulu baginya kesehatan ibunya jauh lebih penting dari pada apapun pada saat itu
Sedangkan Galang Baskoro menatap Rania dengan tatapan mencemooh, di matanya dia melihat Rania sebagai sosok seorang gadis muda yang sangat mata duitan. Hanya demi yang namanya uang Rania bersedia melakukan apapun pikirnya
"Ternyata di dunia ini ada ya gadis seperti ini? aku pikir cuma ada di sebuah sinetron gadis seperti ini, cuma karena uang mereka rela melakukan apapun"
Setelah selesai melakukan tanda tangan kontrak, mereka melaksanakan pernikahan mereka dengan tertutup tanpa di hadari oleh kerabat lainnya, bagi keluarga Galang pernikahan itu hanya sebuah trik untuk mendapatkan bagian warisan mereka saja. Sedangkan Rania hanya bisa terus menundukkan kepalanya dan berusaha untuk memberikan kekuatan bagi dirinya sendiri
"Ga apa Rania cuma tiga bulan dan semuanya akan berakhir, anggap aja sekarang kamu sedang bekerja dengan seorang raja. Apapun yang dia katakan dan mau cukup kamu lakukan dengan baik dan semuanya akan berakhir, dengan begini aku bisa selamat kan ibu"
Untuk menyempurnakan sandiwara mereka Rania pun di bawa ke kediaman Galang dan Rania langsung di beri tahu di mana letak kamar Galang, sedangkan Galang memilih untuk ke ruang kerjanya karena banyak pekerjaan yang sudah dia tunda pada hari itu
Rania memilih untuk membersihkan dirinya dan rasa lelah memaksa dia untuk untuk beristirahat, Rania pun segera merebahkan tubuhnya di pojokan kasur. Dan entah mengapa dalam sekejap Rania sudah terlelap ke alam mimpi
Setelah selesai dengan semua pekerjaannya Galang memutuskan kembali ke dalam kamarnya, dan hal pertama yang dia lihat adalah Rania yang sudah tiba di alam mimpi. Galang yang melihat hal tersebut langsung menjadi tak suka
"Berani amat cewe ini tidur sebelum gw, mana dia tidur di ranjang gw"
Galang mengitari tempat tidur tempat di mana Rania tak berada, dengan sangat kasar Galang menarik alas tempat tidur tersebut. Dan hal tersebut membuat Rania yang sudah terlelap menjadi terjun bebas langsung ke atas lantai
"Berani banget lu tidur sebelum gw tidur!!" berteriak dengan sekuat tenaga
Rania yang baru di paksa kembali dari alam mimpi berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya terlebih dahulu
"Ya Tuhan kasar banget sih orang ini, apa dia ga bisa bangunin aja aku baik-baik?"
"Nyaman banget ya hidup lu?" dengan nada sinis
"Maaf tuan saya ketiduran"
Galang pun berdecih
"Ingat mulai sekarang lu di larang tidur di tempat tidur gw," dengan tegas
"Baik tuan"
"Gw mau mandi, lu ganti sprei nya. Gw ga mau tidur bekas lu." dengan sinis
"Baik tuan"
Galang melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sedangkan Rania menuju ke arah lemari mengambil sebuah sprei baru, lalu mengganti sprei tersebut sesuai perintah yang dia terima
Setelah selesai melakukan semua ritual Galang keluar dari dalam kamar mandi lalu melemparkan pakaian kotornya ke arah Rania, lalu tanpa rasa bersalah sama sekali dia mulai merebahkan tubuhnya untuk beristirahat
"Mulai sekarang lo bisa tidur di sofa, jangan pernah berharap bisa naik ke atas ranjang gw lagi"
"Baik tuan"
Rania mulai melangkahkan kakinya ke arah sofa dan merebahkan tubuhnya di atas sofa
"Astaga ibu sama anak sama aja sombongnya, apa semua orang kaya seperti mereka?"
Rania yang baru saja terbangun sulit untuk langsung kembali tertidur, kedua bola matanya menyapu bersih sekeliling isi kamar tersebut. Hingga pandangannya terhenti kepada sebuah foto yang sangat besar dan terpampang di dinding kamar tersebut
"Ikh.. Cantik banget ceweknya si sombong ini, tapi kenapa dia ga nikahin aja cewek itu? kenapa malah harus nikah kontrak sama aku? lagian cewek secantik itu kok mau sama cowok sombong ini "
Akhirnya Rania pun mulai terlelap dengan sendirinya menuju ke alam mimpinya, pagi pun menyapa Rania sudah mulai beranjak dari sofa dia mulai membereskan tempat yang akan dia pakai selama tiga bulan ke depan untuk tidur. Rania mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya
Rania duduk dengan sigap menunggu sang raja dalam hidupnya terbangun dari tidurnya, setelah cukup lama akhirnya sang raja pun terbangun. Galang mulai merenggangkan otot tubuhnya dan mulai duduk dengan bersandar dengan bantal
"Siapin air buat gw mandi"
"Baik tuan"
Rania langsung bangkit duduknya dan menuju ke kamar mandi mempersiapkan semua peralatan mandi sang raja
Setelah melihat Rania keluar dari dalam kamar mandi Galang mulai bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi, sebelum memasuki kamar mandi dia menghentikan langkah kakinya dan berbicara tanpa menoleh sedikit pun
"Siapin baju kerja gw, sama ke bawah bawa sarapan gw ke sini aja gw mau sarapan di kamar"
"Baik tuan"
Rania mulai membuka lemari yang berada di ruang ganti berderet berbagai macam pakaian yang membuat matanya sangat takjub, dia memilih sebuah kemeja berwarna biru langit dan sebuah dasi yang sepadan warnanya dan juga perlengkapan yang lain. Rania menaruh semuanya di atas kasur dan dia pun mulai meninggalkan kamar tersebut untuk menuju ke dapur
"Mbak maaf tuan bilang mau sarapan di dalam kamar"
"Oh.. Sebentar ya nona kami siapkan"
"Nona.. Manis banget kedengarannya sayangnya status kita sebenarnya sama kok cuma beda di kertas aja, bahkan kalian lebih mulia bila di bandingkan dengan saya"
Rania masih setia berdiri di dapur menunggu sarapan untuk sang raja, hingga lengan kirinya di cengkram dengan sangat kuat oleh sang ibu mertuanya
"Kamu ga berbuat macam-macam kan dengan anak saya?"
"Ga kok nyonya saya tidur di sofa"
Rania menjawab sambil menundukkan kepalanya, entah mengapa sosok sang ibu mertua membuat Rania lebih tertekan dari pada sang anak
"Bagus kalo kamu sadar diri, mulai hari ini setiap hari kamu harus minum ini " menyerahkan sebuah pil
"Maaf nyonya ini apa?"
"Itu obat pencegah kehamilan, saya ga mau kamu sampai hamil jika terjadi sesuatu yang di luar batas. Kamu ngerti?" penuh penekanan
"Iya nyonya"
" Kasih dia air, dan mulai besok pastikan dia selalu minum ini " menyerahkan pil-pil tersebut kepada bi Inah, bi Inah bisa di katakan adalah pelayan terlama di tempat itu
"Baik nyonya," dengan sopan
"Kasihan sekali nasib kamu gadis kecil, tapi maaf kami hanya bisa menjalankan perintah"
Salah seorang pelayan sudah selesai menyiapkan sarapan sesuai yang biasa Galang makan pada pagi hari, Rania mulai memegang nampan tersebut dan sudah hendak melangkahkan kakinya meninggalkan dapur
"Ingat kamu sudah kami bayar dengan sangat mahal, jadi selama tiga bulan ini apapun yang ada di diri kamu semuanya milik kami"
"Baik nyonya"
Rania mulai melangkahkan kakinya meninggalkan dapur dan kembali ke dalam kamar sang raja, Rania meletakkan sarapan sang raja di atas meja dan Rania hanya bisa diam mematung di samping sofa
"Kamu ga makan?" tanpa menoleh sedikitpun
"Nanti saja tuan"
"Bagus deh selera makan gw bisa ilang kalau makan bareng sama lu," dengan dingin
"Astaga apa dia kira aku ini bukan manusia kali ya ? aku sumpahin loh nanti suka sama aku biar m*mpus deh orang sombong kayak kamu"
"Sebagai pelayan pribadi gw, nanti lo bisa tanya sama bi Inah apa aja tugas lo ? gw ga suka sama orang yang melakukan kesalahan"
"Baik tuan"
Galang yang merasa Rania bagaikan sebuah robot yang hanya bisa menjawab baik tuan merasa sedikit kesal dan melirik sekilas ke arah Rania
"Apa bagi perempuan ini uang adalah segalanya? dia rela melakukan apapun cuma demi uang, dasar perempuan ga punya harga diri"
Galang pun segera menghabiskan sarapannya dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar untuk berangkat ke kantor seperti rutinitas yang selalu dia lakukan
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih 🤗
Maafin ya kalau masih banyak typo maklum masih belajar 😉
Galang Baskoro adalah seorang pemuda yang sangat tampan, di usia yang masih terbilang sangat muda dia sudah masuk ke jajaran nama pengusaha yang sudah mempunyai nama. Dia memiliki seorang kekasih yang sedang mengejar mimpinya di luar negeri sehingga tak bisa kembali untuk menjalankan pernikahan tersebut
Dengan sangat terpaksa dia menerima pernikahan itu dan semua atas persetujuan dari sang kekasih, kini dia berada di dalam kantornya melakukan semua rutinitas seperti yang biasa dia lakukan
Sedangkan Rania bila sang raja sudah pergi dari kediamannya, dia akan berubah menjadi seorang Upik abu di rumah mewah tersebut. Semua pekerjaan yang di lakukan oleh para pelayan akan di lakukan juga oleh dirinya, semua itu atas perintah dari sang nyonya besar di rumah mewah itu. Hal tersebut membuat dia semakin akrab dengan para pelayan di rumah mewah itu
Saat hari menjelang malam Galang pun kembali ke kediamannya, sedangkan Rania sudah menunggu di dalam kamar untuk melayani semua kebutuhan sang raja dadakan tersebut. Setelah selesai membersihkan diri Galang mulai melangkahkan kakinya turun ke lantai bawah untuk makan malam dan Rania mengekor dari belakang
Galang dan mamanya sudah duduk di meja makan, semua makanan sudah tersaji atas di meja makan dan mereka mulai menyantap makan malam mereka, sedangkan Rania memilih untuk makan malam di dapur dengan beberapa para pelayan yang lainnya
"Di mana gadis mata duitan itu?"
Galang terus menyantap makan malam tersebut tanpa bertanya di mana keberadaan istrinya tersebut, walaupun ada sedikit rasa penasaran di dalam hatinya. Selesai menyelesaikan makan malamnya Galang pun langsung bangkit dari duduknya
"Aku ke kamar dulu ya mah"
"Iya sayang"
Secara tak sengaja Galang mendengar suara gelak tawa saat melewati dapur, dia pun masuk ke dalam dapur dan melihat sang istri sedang tertawa lepas dengan beberapa pelayan di tempat itu
"Gw mau ke kamar," dengan dingin
"Baik tuan" mendengar ucapan tersebut Rania langsung bangkit dari duduknya dan mengekor dari belakang
Sesampainya di dalam kamar Galang mendudukkan dirinya di atas sofa tempat di mana Rania akan tidur pada malam hari, dia pun menyalakan televisi di dalam kamar tersebut. Melihat hal itu Rania hanya bisa mendudukkan dirinya di atas lantai dan bersandar di ujung sofa tersebut
Rania membuka ponselnya dan memandangi foto laki-laki yang selama ini menjadi pelipur di dalam hatinya, tanpa dia sadari senyuman yang sangat manis tersimpul di bibirnya. Lain hal dengan Galang dia merasa sedikit penasaran karena tak ada pergerakan sama sekali dari Rania
"Lagi ngapain ya cewek mata duitan itu ? kalo lagi berdua sama gw dia ga pernah bersuara sama sekali, tapi kalo sama pelayan kok dia bisa ketawa lepas kayak tadi?"
Dengan sedikit rasa penasaran Galang menggeser tubuhnya ke pojok sofa agar dia dapat melihat apa yang sedang di lakukan oleh Rania? dia dapat melihat dengan jelas bila Rania sedang tersenyum dan memandangi foto seorang pria yang sangat tampan
"Pacar lo?" dengan nada suara sinis
Karena merasa terkejut Rania langsung mematikan ponselnya
"Maaf tuan, apa saya mengganggu kegiatan tuan?"
"Bagus kalo lo sadar" dengan dingin dan kembali ke posisi awal
"Ternyata dia punya cowok ya? tapi gw kayak pernah liat cowok itu di mana ya? dasar cewek mata duitan udah punya cowok masih terima hal kayak gini "
Tanpa sadar hati Galang mulai terusik akan sikap Rania dan segala pemikiran Galang terbuyarkan oleh panggilan telepon dari kekasihnya yang sedang berada di luar negeri, dengan perasaan bahagia Galang mengangkat sambungan teleponnya
"Halo sayang"
"Halo"
"Kamu lagi di mana sayang?"
"Baru selesai pemotretan, kamu lagi apa sayang?"
"Lagi nonton di kamar sayang"
"Kamu ga berbuat yang aneh-aneh kan sama perempuan itu?"
"Kamu bercanda ya sayang? ya ga mungkin lah"
Cukup lama mereka sepasang kekasih itu berbincang dengan sangat riang, tanpa memperdulikan ada seorang gadis yang terduduk di atas lantai. Karena tempat dia biasa untuk tidur sedang di kuasai oleh sang raja, karena terlalu lama menunggu Rania sampai tertidur dengan dengan posisi duduk dan menyenderkan kepalanya ke sofa
Setelah memutuskan sambungan teleponnya Galang bangkit dari duduknya dan hendak untuk beristirahat, hingga dia melihat Rania yang sudah tertidur dengan pulas dengan posisi yang seperti itu
"Kalo di lihat-lihat anak ini manis juga ya, apalagi kalo dia lagi ketawa kayak tadi"
Tanpa Galang sadari dia memperhatikan wajah Rania yang sedang tertidur dengan seksama, dan tanpa dia sadari tangannya bergerak dengan sendirinya ingin menyentuh rambut Rania
"Ikh.. Ngapain gw harus perhatian sama cewek ga punya harga diri kayak dia"
Galang yang merasa malu menendang ujung sofa tersebut dengan sangat kuat hingga Rania terbangun karena terkejut
"Berani banget lo tidur sebelum gw tidur..!!"
"Maaf tuan" mendudukkan tubuhnya dengan sempurna
Entah mengapa galang semakin merasa terganggu akan panggilan tuan yang selalu Rania lontarkan
"Lo kira lo di bayar mahal di sini cuma untuk tidur..!!"
Rania hanya bisa terdiam lalu mulai bangkit dan hanya bisa menundukkan kepalanya
"Ini cewek lama-lama bikin gw emosi"
"Kalo gw ngomong di jawab..!!"
"Maaf tuan" air mata Rania terjatuh dengan sendirinya
Melihat Rania sudah mulai menangis bukannya merasa iba Galang semakin terbakar oleh amarah, dia kesal melihat Rania yang menangis di hadapannya dan bisa tertawa di hadapan orang lain. Bahkan Rania dapat tersenyum dengan sangat manis hanya di hadapan sebuah foto
"Siapa yang suruh lo nangis di hadapan gw..!!" teriak dan melayangkan sebuah tamparan yang sangat keras ke pipi Rania hingga Rania jatuh tersungkur dan keningnya terbentur ujung meja yang berada tepat di sebelahnya
"Maaf tuan.. Ampun tuan maafkan saya kalo saya ada salah" Rania hanya bisa mengiba kepada Galang agar tak mendapatkan hal yang lebih menyakitkan lagi
Galang jongkok tepat di hadapan Rania dengan wajah penuh amarah
"Lo itu udah di bayar dengan sangat mahal selama tiga bulan ini, jadi jangan main-main di hadapan gw. Lo harus inget itu," penuh penekanan
Rania berusaha untuk tak mengeluarkan air matanya agar tak membuat Galang semakin murka, sedangkan Galang yang awalnya berniat untuk beristirahat memilih untuk pergi ke kamar mandi dan meninggalkan Rania begitu saja
"Kenapa tadi gw jadi gitu ya? pasti sakit tadi dia gw tampar, lagi juga kenapa gw bisa merasa kesal tadi sama dia ya?"
Galang belum menyadari apa yang membuat dirinya tiba-tiba terbakar oleh emosi, saat itu dia belum menyadari bahwa dirinya tak suka akan sikap Rania yang selalu bersikap seperti itu di hadapannya
Selesai meredam semua emosinya dan membersihkan diri, dia keluar dari dalam kamar mandi dan langsung masuk ke ruang ganti, ternyata Rania sudah menyiapkan sebuah pakaian tidur di sana untuk Galang
"Tau diri juga dia" tersenyum tipis
Galang keluar dari ruang ganti dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang kesayangannya, dia dapat melihat dengan jelas Rania masih setia duduk di atas sofa
"Matiin lampunya gw mau tidur"
"Baik tuan" Rania bergegas mematikan semua lampu hanya menyalakan sebuah lampu tidur di pojokan kamar tersebut, dan kembali ke atas sofa lalu mulai merebahkan tubuhnya untuk beristirahat
"Walaupun cuma tiga bulan dan di bayar kan sekarang dia itu istri gw, masa dia panggil gw tuan bikin gw emosi aja. Apalagi dia liatin foto cowok lain sambil senyum gitu"
Dengan sejuta pemikiran yang berputar-putar di dalam otaknya membuat Galang menjadi terlelap menuju ke alam mimpinya
Bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
Terima kasih 🤗
Maafin ya kalau masih banyak typo maklum masih belajar 😉
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!