NovelToon NovelToon

Rain Poor

1

Lonceng berbunyi nyaring diatas menara, Suara langkah kaki kuda berderap diatas jalanan berdebu, menyusuri padatnya jalan yang penuh orang berlalu lalang. Tembok ibukota melingkari Bangunan didalamnya, Tembok yang baru dibuat empat tahun lalu Terlihat jelas masih baru. Dibuat kokoh untuk mengantisipasi serangan musuh saat terjadi perang besar antara Romawa dan Garduete, yang berakhir dua tahun kemudian dengan kemenangan mutlak di tangan Garduete. Sekarang negeri ini adalah salah satu dari dua negeri terbesar selain Argueda.

Banyak perubahan yang terjadi di negeri ini. Bangunan-bangunannya, Lingkungannya, Semua nyaris menunjukan perubahan yang signifikan. Sudah berapa lama Aku meninggalkan tempat ini ?

Aku berhitung dalam hati dan terkejut menyadari bahwa Aku sudah lima tahun ini menghilang. Kabur di perjalanan bulan maduku untuk bersama Kakak laki-lakiku yang gila -Lekky Darmount (Baca : Water Ripple).

Aku merapatkan kain yang kupakai untuk menutupi rambutku. Hawa terasa panas, wajahku berkeringat di bawah cadar yang kupakai. Di dalam kereta seorang Pria duduk mengobrol dengan Pria yang lebih tua. Menceritakan bagaimana pernikahan kerajaan antara Pangeran Riana dan Putri Marsha harus ditunda sampai semua masalah ini berakhir. Masalah yang membuatku harus kembali kemari.

"Aku dengar Iblis ini dibangkitkan oleh calon Ratu terdahulu" Kata Pria itu dengan suara berapi-api. "Dia benar-benar wanita jahat, Pangeran pernah hampir mati karena menyelamatkannya. Dan Dia malah mengkhianati Pangeran saat Pangeran Sera berhasil mengalahkan Rasyamsah dan menjadikan Argueda negara terbesar. Dia meninggalkan Pangeran kita demi harta dan tahtah yang lebih besar"

"Apakah Calon Ratu yang terdahulu sangat cantik ?"

"Cantik ?, Untuk apa cantik kalau hatinya seperti iblis. Untunglah sekarang Pangeran Riana bersatu kembali dengan kekasih pertamanya"

Aku menatap ke bukit-bukit yang Kami lewati. Kereta sedikit goyah saat jalanan menanjak. Sudah lima tahun berlalu.....Rasanya seperti mimpi. Lima tahun....

Aku merenung, Selama lima tahun ini Aku menghilang, Hidup bersama Lekky. Selama itu Aku sudah banyak berubah. Tidak ada yang percaya jika sekarang Aku bisa berkelahi, memanah atau bermain pedang. Sudah banyak hal yang kulalui bersama Lekky. Kakakku itu, Setelah beberapa lama bersamanya, Aku menyadari kalau Dia sebenarnya sangat ingin mati. Ya semenjak istrinya dibunuh oleh Bangsawan dari Argueda, Dia seperti tidak punya keinginan hidup lagi. Membuatku sangat ingin menjaganya, Bagaimanapun juga Dia adalah satu-satunya keluargaku.

Aku dan Lekky nyaris tidak mirip satu sama lain, satu-satunya kemiripan Kami hanya warna mata Kami. Aku pikir ini sangat wajar, mengingat Lekky dan Aku adalah saudara kandung satu ayah lain ibu. Ibu Lekky adalah istri pertama Ayah, Aku kurang jelas bagaimana bisa mereka berpisah, Tapi Ibunya baru tau Dia hamil saat Mereka telah berpisah. Sama seperti ibuku, Ternyata Ibu Lekky tidak seratus persen manusia, Dia memiliki darah peri yang diturunkan dari ibunya. Sepertinya Ayah cenderung menyukai wanita yang bukan seratus persen manusia.

Kisah cinta Lekky sendiri sangat rumit. Dia memiliki banyak wanita sebagai teman tidurnya, Namun jika Dia menemukan wanita yang menarik hatinya, Dia akan sangat memuja dan melindungi wanita itu. Sebelum istri nya yang sekarang, Lekky pernah mempunyai kekasih, Tapi kekasih ini kabarnya mengkhianati Lekky dan malah menjebak Lekky sehingga Dia nyaris tertangkap oleh kerajaan Argueda untuk menebus gadis itu yang berpura-pura ditawan. Beruntung Lekky menyadari di saat yang tepat, Dia berhasil lolos dengan bantuan wanita yang menjadi istrinya di kemudian hari. Sayangnya, Istrinya ini saat itu masih menjadi Istri seorang Bangsawan Argueda, Dia sering mendapatkan perlakuan buruk dari suami dan keluarganya. Lekky tanpa peduli status wanita itu, merebut dari suaminya dan menikahinya. Namun Bangsawan itu berhasil menangkap istrinya dengan memanfaatkan orang tuanya sebagai tawanan, Lalu memancungnya dihadapan para pelayan. Lekky menghabisinya malam itu juga beserta seluruh pengikutnya.

Dari hasil pernikahan Mereka memiliki seorang anak yang saat ini berusia delapan tahun bernama Ferlay. Aku sudah menganggap Ferlay sebagai anakku sendiri. Justru yang membuatku heran, Ferlay lebih mirip diriku ketimbang orang tuanya. Sering jika Aku bersama Ferlay orang akan menyangka Dia adalah anakku.

"Sebentar lagi Kita akan sampai, persiapakan identitasmu nona" Seru kusir kuda membuyarkan lamunanku. Aku menganggukan kepala mengerti. Mengambil tas yang kubawa dan mencari identitasku. Kedua Pria yang dari tadi mengobrol tampak berpaling saat melihat identitas yang kubawa.

Kereta telah sampai di gerbang pemeriksaan. Pergerakan iblis yang dipimpin oleh jelmaaan kakek Bangsawan Dalto mulai meresahkan. Pendeta suci sampai turun tangan dan memanggil Kami , Orang-orang yang dipilihnya melalui mimpi untuk berkumpul di Garduete. Lekky telah tiba di sini tiga minggu yang lalu. Aku memilih bertahan di luar ibukota sampai merasa cukup siap untuk datang. Bukan hanya Aku dan Lekky, Pangeran Sera juga dipanggil dan kabarnya Dia sudah berada di Garduete.

Aku tidak tahu bagaimana caraku untuk muncul lagi didepan Mereka. Aku sungguh tidak ingin mengacaukan hidup mereka. Pangeran Riana pada akhirnya bertunangan dengan Putri Marsha setahun yang lalu, Seharusnya Mereka menikah tahun ini, Namun karena ada masalah pergerakan iblis ini, mereka menundanya. Dan Pangeran Sera, Aku justru merasa sedih melihatnya. Dia memilih menyerahkan mahkotanya kepada Pangeran Arana saat dipaksa untuk menikah lagi. Dia tetap tidak ingin melanggar sumpahnya untuk menikahiku seorang. Aku tidak bisa mengabaikan panggilan pendeta suci. Mau tidak mau Aku harus kembali ke Garduete.

Aku turun dari kereta dengan jantung berdebar.

Aku kembali

2

"Kau ?" Penjaga itu melihat identitas yang kutunjukan, Lambang sah keluarga darmount. Dia mengernyit sejenak. "Apa Kau tidak bisa melepaskan kain yang menutupi wajah dan rambutmu ?"

Aku menggelengkan kepala dengan sopan. "Tuan Lekky akan sangat marah jika Saya melakukannya" Kataku beralasan dengan menggunakan nama Lekky. Aku memasuki Garduete dengan menyamar sebagai pelayan pribadi dari Lekky. Aku tidak punya alasan lain untuk bisa menjelaskan bagaimana Aku berpenampilan seperti sekarang di musim seperti ini. Aku menutupi rambutku dengan kerudung dan menggunakan cadar untuk menyamarkan wajahku. Mungkin semua orang sudah melupakan keberadaanku Tapi tidak untuk kerajaan.

Penjaga itu berpikir sejenak. Dia pasti tidak akan mau mengambil resiko berurusan dengan Keluarga Darmount apalagi dengan Lekky. "Kau tunggu disini. Aku akan melaporkan hal ini kepada Panglima yang bertanggung jawab disini"

Aku menundukkan kepala hormat.

Prajurit itu menepuk temannya membisikkan sesuatu. Mungkin Dia menyuruh temannya mengawasiku sementara Dia pergi melapor.

Aku tidak percaya pada akhirnya Aku kembali kemari.

"Aku tidak mau menunda lagi hanya karena Kau tidak siap bertemu dengan kedua Pangeranmu" Gerutu Curly makhluk hijau sejenis peri yang sembari tadi terus mengikuti di bahuku. Aku bisa merasakan keberadaan Curly walaupun Aku tidak melihatnya. Kepakan Curly terasa di pipiku. Dia adalah jenis peri bawah tanah berwarna hijau setinggi lutut orang dewasa, memiliki mata yang besar yang mendominasi wajahnya. Aku selalu merasa Dia seperti sugar glider yang pernah kupelihara, hanya dalam versi yang besar untuk Curly. Dia memiliki kemampuan untuk mendengarkan pikiran manusia dan suara-suara lainnya dalam radius lima kilometer, Selain itu telinganya yang panjang menjuntai sampai kakinya, yang terlihat ada bekas sobekan perkelahian ketika Dia diserang keluarganya dengan tak beradap, dapat digunakannya sebagai sayap yang membuatnya terbang tinggi mengikuti Lekky. Curly juga bisa menghilangkan sosoknya sehingga tidak terlihat oleh siapapun.

Lekky menemukan Curly saat Dia pergi ke dunia peri bawah tanah. Saat itu Curly nyaris mati karena dikeroyok keluarganya yang ingin mengambil kemampuan Curly membaca pikiran dengan cara memakan Curly. Aku juga tidak tahu ada angin apa yang mendasari Lekky, orang berhati dingin itu sehingga Dia tergugah menolong Curly. Yang jelas semenjak itu Curly selalu setia mengikuti kemanapun Lekky pergi.

Curly sangat menyukai apel. Itu adalah makanan favorit Dia. Walaupun Dia juga bisa makan makanan manusia yang lain, Tapi Apel adalah candunya. Sepintas Curly seperti mahkluk yang tidak berdaya, Jauh dari kata menyeramkan. Tapi Jika Dia terdesak atau dalam bahaya, Dia bisa membesarkan badannya sebesar beruang gunung.

Karena Aku memutuskan untuk tinggal sementara di luar ibukota sampai yakin Aku telah siap kembali ke istana Garduete. Lekky menyuruh Curly untuk menemaniku. Ini membuat Curly uring-uringan. Dia tidak pernah jauh dalam waktu yang lama dengan Lekky. Setiap hari Dia merorongku, menanyakan kapan Aku akan pergi walaupun sebenarnya Dia tidak perlu menanyakan itu. Dia mampu membaca semua pikiranku. Jelas Dia sengaja mengutarakannya agar Aku tidak betah dan segera pergi kemari.

"kau pelayan pribadi Lekky Darmount"

Jantungku seolah berhenti ketika mengenali suara itu. Itu adalah suara Bangsawan Xasfir. Rupanya Dia sekarang sudah menjadi salah satu Panglima di negeri Garduete. Bangsawan Xasfir mengenakan Pakaian perangnya, terlihat jelas Dia bersiap siaga sewaktu-waktu jika terjadi kericuhan baik didalam maupun di luar Ibu kota. Mengingat sekarang Garduete adalah tujuan dari orang-orang yang dipilih pendeta suci dari seluruh dunia untuk menyelamatkan Dunia ini dari kehancuran.

Aku menundukkan kepala dalam, Khawatir Bangsawan Xasfir mengenaliku. Aku menunjukan lambang keluarga Darmount yang kupegang kepada Bangsawan Xasfir. Dia mengambil dan memeriksa keaslian lambang itu.

"Naiklah ke kereta kuda itu, Aku akan mengantarmu ke istana"

Aku mengikuti perintah Bangsawan Xasfir. Naik ke kereta kuda yang ditunjuk. Dia sendiri naik kuda didepanku. Kereta melaju. Aku menuju istana Garduete.

Rasanya kenanganku tumpah ruah didalam kepalaku. Jalan-jalan ini, Sungai disana, adalah pemandangan yang selalu kulewati ketika itu. Kereta mengarah ke istana Raja. Pintu gerbang terbuka lebar ketika Kami masuk.

Aku turun dari kereta. Dengan Kaki gemetaran melangkahkan Kaki menuju Aula istana Raja didampingi oleh Bangsawan Xasfir. Aku menundukkan kepala, khawatir jika penyamaranku ini tidak cukup untuk menyembunyikan identitasku.

Namaku adalah Yuki Orrie Olwrendho, Sekitar tujuh tahun yang lalu Aku dibawa ke dunia ini pertama kali oleh Pangeran Riana (Baca : Morning Dew series pertama). Di dunia ini Aku mengalami banyak hal, Salah satunya adalah kebangkitan Iblis jelmaan Kakek Bangsawan Dalto yang telah berhasil meminum darahku dan membuatku nyaris mati.

Aku yang biasa hidup sebagai gadis biasa secara mendadak dihadapkan kehidupan kerajaan sebagai seorang Putri. Tanpa diduga Aku malah ditunjuk dewa sebagai calon Ratu Pangeran Riana sedangkan di sisi lain keluargaku juga sudah menjodohkanku dengan Pangeran dari negeri Argueda, Pangeran Sera.

Aku melalui banyak luka dan air mata dalam kisah ini sehingga akhirnya memutuskan untuk menghilang dari kehidupan kedua Pangeran itu. Tepat ketika perjalanan kembali berbulan madu bersama Pangeran Sera, di tengah laut, Aku meminta Lekky untuk membawaku pergi bersamanya.

Semenjak itu Aku menyembunyikan identitasku dan mengganti namaku menjadi Almaira

Lima tahun berlalu...semua sudah berubah. Tapi entah kenapa perasaanku masih terasa kebas saat memasuki tempat ini. Sesuatu dalam diriku yang selama ini kukunci rapat di bagian terdalam, memberontak untuk keluar. Aku menahan perasaan itu. Mencoba mengingatkan pada diriku sendiri bahwa ini semua sudah berakhir. Aku tidak datang ke sini untuk mengacaukan hidup kedua Pangeran itu.

Aku datang ke sini untuk menyerahkan diriku...Aku datang untuk memberikan nyawaku demi menyelamatkan jutaan manusia. Aku datang untuk menebus kesalahanku.

3

Aku memasuki aula kerajaan. Raja tampak lebih tua ketika terakhir kali Kami bertemu. Di dekatnya ada Bangsawan Voldermon yang berdiri disampingnya dengan setia. Dia terlihat masih flamboyan namun lebih dewasa dari sebelumnya. Beberapa menteri duduk dengan rapi di tempat Mereka. Ada pendeta suci di mimbar yang lain. Rambut dan janggutnya berwarna putih, panjang sampai ke dadanya. Dia memegang tongkat. Pupil matanya berwarna putih, Kabarnya Pendeta suci tidak bisa melihat dengan matanya namun Dia bisa melihat dengan bathinnya. Aku menundukkan kepala memberi hormat kepada Raja, kepada Pendeta suci dan kepada para pejabat istana. Bangsawan Xasfir masih berdiri disampingku.

"Kau sudah datang anakku ?" Tanya pendeta suci. Matanya lurus menatap ke depan. Dia tampak sangat letih dan tua. Aku memberikan hormat.

"Maafkan Saya datang terlambat"

Pendeta itu menganggukan kepala. "Aku mengerti, Butuh waktu untuk kemari"

"Semoga anda sehat selalu pendeta suci. Hari ini udara cukup panas walaupun matahari tertutup mendung. Tapi tidak mengapa,Mendung membuat Sinarnya tidak begitu membakar bumi bukankah begitu pendeta suci ?" Kataku berceloteh. Aku harap Pendeta Suci memahami maksudku. Aku tidak ingin siapapun mengetahui indentitasku sekarang. Aku ingin datang tanpa kedua Pangeran itu tahu Aku disini. Aku terlalu pengecut untuk berhadapan dengan keduanya. Terutama Pangeran Sera. Aku telah menghancurkannya sedemikian rupa, Bagaimana Aku bisa menemuinya dengan kepala terdongak.

"Tapi suatu saat awan akan menghilang tanpa bisa kita cegah anakku"

"Tidak mengapa, Hanya sekarang sepertinya Saya cukup nyaman dengan cuaca seperti ini"

"Apakah kita sudah selesai ?" Terdengar kegaduhan tepat setelah Curly secara tiba-tiba muncul di sampingku. Sontak Bangsawan Xasfir mencabut pedangnya dan menodongkan kearah Kami.

"Mahkluk apa yang Kau bawa ?" Tanya Bangsawan Xasfir berang.

Curly menutupi matanya dengan kedua telinganya, Ada sorot ketakutan yang terlihat di sana. Tidak semua manusia bisa menerima kehadirannya, Aku sudah mengingatkan sebelumnya agar Dia tidak sembarang muncul. Tapi Dia mengindahkannya.

"Dia bersamaku" Aku meraih Curly dan mendekapnya erat didadaku untuk melindunginya. Bangsawan Xasfir masih menodongkan senjatanya.

"Dia bersamaku" Kataku lagi lebih keras. "Singkirkan senjatamu"

"Dia adalah orang yang kuundang kemari" Ujar pendeta suci menengahi ketegangan yang terjadi. Bangsawan Xasfir mengernyit tidak suka saat melihat Curly.

"Panglima letakan senjatamu" Perintah Raja Bardansah merespon ucapan pendeta suci. Bangsawan Xasfir menarik pedangnya dan memasukkan kembali ke tempatnya.

"Kau telah melalui perjalanan jauh, Aku tidak akan menganggumu terlalu lama. Kau boleh pergi dan beristirahat" Kata Pendeta suci akhirnya tanpa membahas insiden yang terjadi barusan. Aku lega Dia mengerti maksudku.

"Terimakasih Pendeta, terimakasih Yang Mulia. Hamba mohon diri"

Kami berjalan keluar Aula, Kembali menuju halaman istana. Sekolah tempatku dulu untuk sementara dialih fungsikan menampung tamu kerajaan yang datang dari berbagai negara. Aku akan diantar ke sana dan mendapatkan kamarku. Kereta kembali berjalan begitu Aku naik kedalam.

Tidak butuh waktu lama ketika Kereta kembali berhenti di gerbang sekolah. Tidak ada lagi murid disini seperti ketika pertama kali Aku datang kemari, Yang ada hanya para pejuang yang berwira-wiri diarea sekolah untuk mengisi waktu Mereka. Aku seolah melihat diriku yang dulu, Yang masih kekanakan dan begitu polos. Berjalan menuju gedung sekolah, berharap mendapatkan teman di sekolah barunya. Diriku saat berusia lima belas tahun. Aku tidak membayangkan kalau semua ini pernah terjadi padaku. Sekarang usiaku sudah dua puluh empat tahun. Aku merasakan banyak perubahan dalam diriku. Aku bukanlah Aku yang dulu, Yang bodoh, Naif dan terlalu percaya pada orang. Pengalaman sudah banyak mengajariku, Dialah guru terbaikku.

Curly yang kembali menghilangkan sosoknya agar tidak terjadi lagi kehebohan berada di sampingku. Aku sedikit nyaman menyadari ada Dia di sini. Keputusan Lekky meninggalkan Curly untukku adalah tepat.

"Aku tidak akan mau berpisah dengan tuan Lekky lagi" Gerutu Lekky ditelingaku. Sepertinya Dia tidak menyukai apa yang kupikirkan.

Aku merasa gemetaran di seluruh tubuhku, Ketika Kami berjalan di taman tengah gedung Kuldhi. Aku melihat rombongan Pangeran Riana berjalan kearah Kami. Putri Marsha berdiri disampingnya. Keduanya tampak serasi. Pangeran jauh lebih tenang dan dewasa. Di tangannya, Dia memegang kincir angin terbuat dari bambu yang ditempeli daun semanggi berdaun lima.

Ada mitos jika Kita ingin menemukan seseorang yang telah lama tidak ditemui, Kita tinggal membuat kincir angin dan menempelkan daun semanggi berdaun lima lalu menerbangkannya ke udara. Maka, Kita akan bisa menemukan orang itu dimanapun Dia berada. Aku tidak percaya Pangeran mempercayai mitos itu.

"Tunggu Aku sebentar, Setelah ini Aku akan bergabung dengan kalian" Kata Bangsawan Xasfir ketika Mereka sudah didekat Kami.

Aku menundukkan kepala Memberi penghormatan kepada Pangeran Riana dan Putri Marsha.

"Hey bukankah itu kincir angin berdaun semanggi, Aku jadi ingat masa kecil kita. Memang Kau mau cari siapa ?" Gurau Bangsawan Xasfir sambil menunjuk kincir ditangan Pangeran Riana.

"Seorang anak memberikannya padaku" Jawabnya dengan suara berat yang mampu mengacaukan diriku seketika. Aku terus mengingatkan diriku agar tenang dan tidak lari pergi meninggalkan tempat ini. Jika Aku melakukannya, Mereka akan curiga dan identitasku bisa terbongkar cepat.

"Siapa Dia ?" Tanya Putri Marsha pada Bangsawan Xasfir.

"Pelayan Pribadi Lekky Darmount"

"Pelayan Pribadi ?, Apa wanita-wanita yang setiap hari menemaninya tidak cukup sehingga Dia mendatangkan pelayan pribadi kemari ?" Ujar Putri Marsha sinis.

"Dia juga orang yang dipanggil pendeta suci" Kata Bangsawan Xasfir lagi menjelaskan. "Aku akan pergi dulu"

Aku kembali memberi hormat dan berjalan mengikuti Bangsawan Xasfir. Baru beberapa langkah berjalan, Tiba-tiba angin berhembus dibelakangku cukup kencang. Terdengar suara desiran. Saat mendongak kincir angin semanggi berdaun lima sedang terbang tinggi diudara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!