NovelToon NovelToon

Antara Benci Dan Cinta

Episode 1. Tidak seharusnya

Andini rasti yang biasa dipanggil Dini gadis berparas cantik serta pekerja keras yang menjadikannya mendapat posisi sebagai superveser di tempat ia bekerja.

Tepatnya ia bekerja di PT. Mahakarya Inti Buana yang ada di kota Medan.

Perusahaan yang memproduksi sarung tangan untuk tenaga medis. Namun berbanding terbalik dengan kisah cintanya.

Andini begitu menyangi kekasihnya Arya, selama 5 tahun mereka menjalin hubungan namun dengan tiba-tiba Arya meninggalkannya dan menikahi wanita lain.

Sontak hal itu membuat Dini frustasi.

Ia pun menenui Arya sehari sebelum pernikahannya dan meminta penjelasan darinya.

"Mengapa kamu melakukan ini pada ku Arya?" menatap Arya dengan tatapan sendu.

"Maaf Din, aku benar-benar minta maaf.

Jujur aku dan Fani sudah menjalin hubungan satu tahun terakhir ini." Jelas Arya menghentikan sejenak ucapannya.

"Aku merasa kamu tidak pernah mencintai aku, yang kamu pikirkan hanya pekerjaan dan jabatan mu tidak kah kamu berpikir aku kesepian? Kamu tidak pernah ada waktu untuk ku layaknya seperti seorang kekasih. Namun aku mendapatkan yang ku inginkan dari Fani, dia selalu ada menemani ku layaknya seorang kekasih.Jadi tolong mengertilah keadaan ku saat ini, Fani sedang mengandung anakku.Aku harap kamu bisa merelakan ku. " Pinta Arya.

Dini yang mendengar ucapan Arya hanya bisa menangis, ia merasa hidupnya tak berguna lagi laki-laki yang ia cintai meninggalkannya karena kesalahannya sendiri yang terlalu sibuk bekerja.

"Baik lah aku akan merelakan mu dan melupakan semua kenangan kita tapi ijinkan aku memeluk mu untuk terakhir kalinya." Pinta Dini.

Arya pun menuruti keinginannya karna bagaimana pun juga lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalin hubungan.

Dini pun melepaskan pelukan nya dan pergi meninggalkan Arya tanpa berucap satu kata pun, sementara Arya hanya menatapi kepergiannya sampai ia tak terlihat lagi di kejauhan.

Keesokan harinya Dini pun menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada menejer yang ada di defartemennya.

"Kenapa tiba-tiba sekali Dini kamu mengundurkan diri?" tanya Nurita menejer dibagian qualiti.

"Maaf bu, ini sudah menjadi keputusan saya!"

"Tapi Dini, karir kamu begitu baik banyak orang yang kagum terhadap mu diluar sana banyak karyawan yang ingin seperti mu. "

"Sekali lagi saya minta maaf, saya tau keputusan saya begitu mendadak tapi saya sudah memikirkannya.Saat ini saya benar-benar ingin melepaskan apa yang sudah saya dapat sekarang, dengan meninggalkan tempat ini maka suasana hati ku akan sedikit membaik." Terang Dini.

"Apa ini semua karena Arya?"

Nurita memang dekat dengan Dini jadi ia pun tau apa yang sedang terjadi antara Dini dan Arya.

"Maaf jika pertanyaan saya terlalu pribadi, tapi seharusnya kamu tidak melarikan diri seperti ini, justru tunjukkan kalau kamu baik-baik saja tanpanya.'

"Bagaimana mungkin aku bertahan disini melihat Arya setiap hari? Semakin aku melihatnya maka semakin sakit yang ku rasakan." Terang Dini.

Dini memang menjabat sebagai superveser di bagian Quality berkat kerja kerasnya sementara Arya bekerja di tempat yang sama namun ia di bagian produksi hanya sebagai karyawan biasa.

Awalnya Dini hanya sebagai karyawan biasa namun berkat kerja kerasnya satu tahun kemudian ia diangkat menjadi leader di bagian itu dan ditahun berikutnya menjadi asisten superveser kemudian Dini diangkat lagi menjadi superveser berkat kerja kerasnya namun hal itu lah yang membuat ia kehilangan sosok Arya.

Karena kesibukan dan tanggung jawab pekerjaan membuat ia tidak banyak waktu luang dengan Arya layaknya sepasang kekasih pada umumnya.

Setelah berusaha membujuk Dini agar tidak mengundurkan diri namun Dini tetap pada keputusannya dan akhirnya Nurita pun menyetujui pengunduran dirinya.

Keesokan harinya Dini pun membedahi semua barang miliknya, ia memandangi seluruh kamar kos nya yang sudah lama ia tempati.

Tempat ia melepaskan rasa lelah bekerja, banyak kenangan yang ia lakukan disana bersama Sani teman satu kamarnya.

Sani pun mengantar Dini sampai ke terminal bus yang akan di tumpangi oleh Dini.

Dini pun berpamitan dan memeluk erat Sani sahabatnya itu, berat rasanya ia melepaskan semuanya namun rasa sakit dihatinya terlalu dalam.

"San, aku pergi dulu semoga kita bisa ketemu di lain waktu." Terang Dini

"Kamu hati-hati dijalan, kalau sudah sampai di kampung kamu kabari aku ya." Pinta Sani

"Ia pasti kok aku kasih kabar sama kamu."

"Satu lagi. "

"Apa?"

"Jangan terlalu lama bersedih, lupakan Arya dan mulailah hidup mu yang baru." Sani

Dini pun hanya menjawab ucapa Sani dengan tersenyum. Kemudian ia berlalu meninggalkan Sani dan naik kedalam bus yang ditumpanginya.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya Dini pun sampai di kampung halamannya, tepat pukul lima sore ia sampai di rumah orang tuanya.

"Ibu..Ayah.. Dini pulang. " Teriaknya.

"Dini. Pulang kok gak ngabarin dulu, tumben pulang nya bawa banyak barang? " tanya Laras orang tua Dini.

"Ia bu, Dini udah gak kerja lagi. Dini ngundurin diri." Terang Dini.

"Loh, kenapa?"

"Gak papa bu, Dini capek kerja terus. "

"Terus gimana sama Arya? memangnya dia ngijinin kamu gak kerja lagi? dan kenapa dia gak ikut antarin kamu pulang biasa juga pasti di antar sama Arya kalau pulang?" Cecarnya.

"Aryanya udah nikah bu. "

"Apa? kok bisa?"

"Ya bisa lah bu, Dini sibuk terus kerja ya ditinggal nikahlah sama dia."

"Kamu gak papa kan nak?" tanya Laras yang menghawatirkan purtinya itu.

"Gak papa kok bu. " Ucap Dini namun terlibat jelas dia tidak dalam keadaan baik.

"Oya bu, ayah dimana? belum pulang dari kebun, tadi siang nungguin orang yang mau muat sawit soalnya pagi tadi ayah mu panen sawit."

"Oh." jawab Dini.

"Kalau gitu Dini kekamar dulu bu. " Pamitnya sambil membawa semua barang bawaannya.

"Ia, istirahatlah dulu dikamarmu." Perintah Laras.

Tak lama kemudian Suhardi ayah Dini pun tiba di rumah.

"Baru pulang pak?' tanya laras kepada suaminya itu.

"Ia bu."

"Barusan Dini pulang pak, katanya dia udah gak kerja lagi." Laras memberitahu suaminya.

"Loh kok gitu bu?"

"Ia pak, sepertinya Dini sedih karna Arya menikahi wanita lain."

"Lah ko jadi gini? setahu bapak mereka udah pacaran nya lama masa si Arya ninggalin gitu aja."

"Ya nama juga gak jodoh pak. " Sahut Laras.

Malam harinya di meja makan.

"Dini apa benar Arya udah nikah?" tanya Suhardi

"Ia yah. Ibu udah cerita rupanya?" sambil melirik kearah ibunya Laras.

"Kamu baik-baik saja kan nak?" tanya Suhardi yang khawatir akan putrinya itu.

"Sebenarnya aku merasa tidak baik saat ini yah, tapi aku berusaha untuk memulihkan rasa sakit itu. Dengan ada nya Ayah dan ibu bersamaku saat ini membuat ku merasa lebih baik." Terang Dini.

"Sabar ya nak, itu berarti Arya bukan orang yang tepat buat kamu." Ucap Laras menghibur putrinya itu.

Dan Dini kini pun tersenyum mendengar ucapan orang tuanya itu sebagai semangat baru baginya.

Bersambung

Episode 2. Perjodohan

Esok harinya Suhardi datang menemui sahabatnya Nugroho untuk sekedar berbincang di kediaman keluarga Nugroho.

Suhardi begitu dekat dengan keluarga Nugroho, mereka sedari kecil sudah berteman dengan baik.

Mereka sedari tadi berbincang namun ditengah percakapan Suhardi menceritakan perihal tentang Dini putrinya.

Nugroho pun merasa kasihan dan berpikir untuk menjodohkan Dini dengan putranya Selo.

"Bagaimana jika kita jodohkan saja Dini dengan Selo." Terang Nugroho!.

"Apa tidak masalah dengan ide mu itu?"

"Aku rasa tidak ada salahnya, Selo sudah berumur 28 tahun. Sudah waktunya ia untuk menikah, sudah berulang kali aku memintanya untuk segera menikah tapi kelihatannya dia selalu saja mengabaikan keinginan ku." Jelas Nugroho.

Ditengah perbincangan mereka Mita yang merupakan istri dari Nugroho datang menyapa keduanya.

"Sepertinya ada hal serius yang kalian bicarakan? " tanya Mita sambari duduk di samping suaminya itu.

"Begini ma, kami berencana akan menjodohkan Selo dan Dini bagaimana menurut mama?"

"Kalau mama sih setuju-setuju aja pa mana baiknya aja buat anak-anak kita."

"Kalau begitu kita sepakat, lusa kami sekeluarga akan datang berkunjung untuk rencana pernikahannya karna lebih cepat lebih baik bukan?" Ucap Nugroho.

"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu." Terang Suhardi.

"Oh, kenapa terburu-buru?" selidik Nugroho.

"Aku ingin segera menyampaikan rencana kita kepada Laras."

"Baiklah kalau begitu."

Suhardi pun menyampaikan rencana nya kepada istri dan putrinya tersebut.

Namun Dini tidak menyetujui akan hal itu, bagaimana mungkin ia menikah dengan Selo orang yang pernah dekat dengannya dimasa Dini masih sekolah dulu.

Dini mengingat kembali tentang masa-masa ia dan Selo, dimana pada saat itu hubungan mereka ditahap pengenalan satu sama lain.

Mereka nyaris saja pacaran namun Dini memilih menghindar sebelum Selo menyatakan perasaannya.

Selo mempunyai adik laki-laki yang bernama Bastian Pratama Nugroho.

Ia merupakan satu kelas dengan Dini diwaktu SMA, namun mereka tidak pernah akur satu sama lain.

Awalnya Bastian menaruh hati terhadap Dini, diam-diam ia menyukai Dini. Namun Dini tidak menyadari akan hal itu dan membuat Bastian merasa kesal di tambah lagi banyak laki-laki yang mengejarnya pada saat itu.

Disaat Dini menjalin hubungan dengan salah satu siswa di sekolah itu, Bastian pun marah dan perasaannya mulai berubah rasa cintanya perlahan menimbulkan rasa benci terhadap Dini sehingga Bastian sering membuat masalah dengannya.

Ditambah lagi Selo yang mempunyai perasaan terhadap Dini. Sontak hal itu membuat Bastian semakin menjadi-jadi bahkan ia memperingatkan Dini agar menjauhi Selo.

Bastian pernah mengurung Dini di toilet sekolah karena mengabaikan peringatan darinya untuk menjauh dari Selo.

Tak ingin mendapat masalah lagi dari Bastian, Dini pun memilih menjahui Selo dengan alasan ia sudah punya pacar pada hal disaat itu dia tidak mempunyai pacar.

Lamunan Dini terhenti ketika suara dari Suhardi terdengar olehnya.

"Dini, bagaimana keputusanmu nak?

Ayah hanya ingin yang terbaik buat mu, keluarga Nugroho itu sangat baik nak, ayah sudah mengenal Nugroho sangat lama."Ayah yakin Selo anak yang baik juga seperti orang tuanya." Terang Suhard.

"Dini...Kamu mau kan nak menuruti keinginan ayahmu? ini saatnya kamu melupakan Arya dan mulailah hidup baru bersama Selo." Bujuk Laras.

"Terserah ayah dan ibu saja mana baiknya, Dini ikut aja apa kemauan ayah dan ibu."

Kemudian Dini pun pergi meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamarnya, disana ia menangis mengingat ia akan segera menikah.

Ia merasa bingung harus bagaimana disatu sisi dia tak tega menolak keinginan orang tuanya namun disisi lain ia ragu menikah tanpa adanya rasa cinta.

Tiba harinya dimana keluarga Nugroho datang berkunjung ke kediaman Suhardi untuk membahas masalah perjodohan tersebut.

Dini yang tengah duduk di dekat ibunya hanya menundukkan kepalanya ia tak berani memandang Selo sedikit pun.

Sedangkan Selo hanya bersikap biasanya saja, ia tak terlihat gugup sedikit pun seperti Dini. Setelah merundingkan masalah tersebut, akhirnya tanggal penikahan sudah di tetapkan .

"Kalau begitu pernikahannya kita adakan satu minggu lagi." Ungkap Nugroho.

Dini yang dari tadi hanya diam tiba-tiba mengangkat suara.

"Apa? sa.. satu minggu lagi?"

"Ia nak, lebih cepatkan lebih baik. " Terang Mita ibunya Selo.

Dini pun hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Mita yang tak bisa ia tolak. Setelah kepulangan keluarga Nugroho Dini terlihat tak bersemangat, mengingat pernikahannya tinggal hitungan hari lagi.

Ia berpikir jika ini terjadi padanya dan Arya alangkah bahagianya ia namun takdir berkata lain.

Karna apa yang kita harapkan terkadang tak sejalan dengan takdir.

Sementara ditempat lain Selo sedang menemui seseorang, yaitu Karin kekasihnya.

Ia menemui Karin ingin mengatakan jika ia akan segera menikah.

"Tapi kenapa kamu menerima perjodohan itu? apa aku melakukan kesalahan terhadap mu sehingga kamu mau dijodohkan oleh orang tuamu?" Ucap Karin.

"Aku tidak bisa terus menunggumu Karin, sampai kapan ha? aku sudah berulang kali mengajak mu untuk menikah tapi kamu selalu menolak dengan alasan belum siap.

Sampai kapan aku bertahan menunggu mu sementara orang tuaku terus saja mendesakku agar segera menikah jadi aku tak punya pilihan lain selain menyetujui perjodohan ini." Terang Selo.

"Orang tua ku tidak akan melakukan ini jika kamu mau menikah dengan ku Karin, aku harap kamu mengerti posisi ku saat ini." Pinta Selo.

"Pernikahan ku sabtu ini, datanglah untuk merelakan ku dengan wanita lain agar aku bisa memulai kehidupan ku bersamanya."

"Tapi Selo..."

"Sudahlah Karin aku rasa ini jalan yang kamu inginkan. Aku pamit dulu. " Selo

Karin hanya bisa menatapi kepergian Selo, hatinya hancur tapi ia sadar ini semua karna sikapnya yang tidak peduli setiap Selo mengajaknya untuk menikah.

Kini Karin pun merasa menyesal dan tiba-tiba ia merasa pusing dan mual, tubuhnya berkeringat dan bergetar.

Setelah beberapa hari Karin masih saja merasa badannya begitu lemah, ia pun berpikir apa sebenarnya yang terjadi dengannya.

Setelah mengingat ia tersadar kalau ia belum datang bulan dua bulan terakhir ini.

"Apa jangan-jangan! ah tidak mungkin tapi jika ia? aduh aku harus bagaimana ini?" gumamnya.

Karin pun pergi ke apotik untuk membeli alat tes kehamilan, dengan tergesa-gesa ia pulang dan segera menggunakan alat tersebut.

Sebelum melihat hasilnya ia terus berdoa semoga apa yang aku pikirkan tidak terjadi. ungkapnya.

Namun ternyata hasilnya benar-benar seperti dugaannya.

"Apa aku hamil? bagaimana Ini? Aku harus kasih tau Selo sebelum ia menikah, kalau tidak bagaimana dengan nasib ku?" Karin mulai panik.

Karin menelpon Selo berulangkali namun tidak ada jawaban, ia pun memutuskan untuk pergi menemui Selo.

Disepanjang jalan ia terus berusaha menelpon Selo namun lagi-lagi tidak ada jawaban nya.

Semoga aku tidak terlambat kalau tidak aku tak bisa membayangkan bagaimana hidupku hancur.

Bersambung

Episode 3. Pengakuan Karin

Saat ini Dini tengah bersiap untuk dirias, berhubung karena akad nikah akan segera dilangsungkan. Namun tidak sedikit pun Dini merasa bahagia sedari tadi ia hanya diam saja.

Sementara keluarga Nugroho baru saja tiba di kediaman Suhardi namun hanya Selo dan kedua orang tuanya yang tiba disana tidak terlihat kehadiran Bastian yang merupakan adik dari pengantin pria.

Laras dan Suhardi menyambut kedatangan mereka dengan tawa yang terpancar menandakan kebahagian yang mereka rasakan.

"Wah wah. Pengantin prianya tampan sekali."

Seru Laras menggoda Selo.

Selo pun hanya tersenyum.

"Loh mba, Bastian nya mana? ko gak ikut?" tanya Laras.

"Sebentar lagi dia nyusul mba masih ada urusan sebentar." Terang Mita.

"Oh begitu rupanya! ya sudah ayo silahkan duduk dulu, saya tinggal sebentar gak papa ya mau lihat Dini dikamarnya." Ungkap laras sambil beranjak dari tempatnya tersebut.

"Ia mba gak papa." Pungkas Mita.

Sementara Bastian yang hendak berangkat menyusul ketempat pernikahan tiba-tiba terdengar suara ribut di halaman rumah, karena merasa ingin tau apa yang terjadi ia pun pergi kearah sumber suara keributan itu.

"Ada apa ini?" tanya bastian kepada pak Timo yang merupakan penjaga keamanan di rumah tersebut.

"Ini den, nona ini ingin bertemu den Selo, saya bilang den Selo nya ga ada tapi dianya gak percaya. Trus marah-marah dan menerobos masuk." Jelas pak Timo.

"Ya sudah bapak bisa kembali bekerja sekarang."

"Ia den permisi."

"Ada perlu apa kamu dengan abangku Selo?"

"Ada yang harus aku sampaikan padanya." Karin

"Tapi saat ini dia tidak ada disini, jika ada yang harus kamu sampaikan tunggu lah besok karna hari ini dia benar-benar tidak bisa di ganggu."

"Tapi ini juga penting bagi ku, tolong aku dimana tempat pernikahannya? aku harus bertemu dengannya sebelum terlambat. "

"Maksudnya apa? aku tak mengerti apa yang kamu bicarakan! " Bastian

"Aku kekasih Selo dan saat ini aku sedang mengandung anaknya, aku harus beritahu dia keadaan ku kalau tidak..." perkataan Karin terhenti sambil menggigit bibir bawahnya.

"Benarkah? apa ucapan mu bisa ku percaya? bagaimana jika semua ucapan mu hanya kebohongan?"

"Tolong percaya lah padaku! aku benar-benar tidak tau bagaimana lagi sekarang." Karin pun terlihat gusar dan putus asa.

Bastian merasa kasihan melihatnya dan sejenak ia mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan.

"Tunggu lah sebentar akan ku hubungi dia!" terang Bastian sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jas nya.

"Percuma ponselnya dari tadi tidak bisa di hubungi." Terang Karin

"Benarkah?"

Bastian pun memutuskan untuk menghubungi mama nya Mita.

Mama Laras: halo Bastian kamu sudah dimana nak?

Bastian: Masih di rumah ma! Bastian mau ngomong bentar sama abang tolong dong ma kasih ponselnya sebentar aja.

Mama laras: Sebentar ya Bas!

"Selo..nih ada Bastian mau ngomong katanya."

"Ada apa ma?" tanya Selo sambil mengambil ponsel tersebut dari tangan Mita.

"Kamu tanya langsung aja ke Bastiannya."

Selo: Halo, ada apa bas?

Bastian: Ada yang nyarin nih! namanya Karin.

Selo: Kamu bawa sekalian dia kesini aja ya soalnya aku yang minta dia buat datang kenikahan aku.

Bastian: Tapi bang, masalahnya dia bawa kabar yang mengejutkan.

Selo: Kabar apa?

Bastian:Aku bingung harus ngomong apa!

Selo: Apaan sih Bas?!

Bastian: Masalahnya dia bilang lagi hamil anak kamu bang!

Selo: Apa?

Bastian: Jadi ini gimana sekarang?

Selo: Aku juga bingung Bas, sebentar lagi acaranya mau mulai tapi gimana dengan Karin? aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa sekarang!

Bastian: Gini aja deh aku bawa dia aja kesana, kita jelasin semua ke papa mama. Tidak ada jalan lain selain memberitahu mereka akan masalah ini.

Selo: ya udah buruan kesini! biar aku ulur waktu sampai kalian tiba disini.

Bastian: Baik lah kami berangkat sekarang!

Bastian mematikan sambungan telponnya dan menghampiri Karin yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Ayo kita harus pergi sekarang sebulum akad nikah nya mulai."

Karin pun berjalan mengikutinya dari belakang.

"Naiklah!" suruh Bastian sambil membuka pintu mobilnya kemudian di ikuti oleh Karin.

-

-

-

Bastian menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Suhardi.

"Aku akan turun sekarang, kamu tunggu disini aja dulu dan jangan turun sebelum aku datang."

"Tapi..." Ucapan Karin dipotong oleh Bastian.

"Kamu tenang saja akan aku urus masalah ini tapi ingat jangan coba-coba ikut masuk sebelum aku memintamu untuk itu. Aku dan Selo akan beritahu orang tua kami terlebih dahulu dan setelah itu baru akan menjelaskan masalah ini ke pihak perempuan."

"Baik, aku mengerti maksudmu.

Aku harap semuanya berjalan seperti rencana mu." Karin

Bastian pun meninggalkan Karin di mobil, ia segera menghampiri Selo yang tak jauh dari kedua orang tuanya tersebut.

Selo yang melihat kedatangan nya pun beranjak dari duduknya.

"Gimana Bas? kita harus apa sekarang?"

"Abang ko jadi nanya ke aku! ini karna ulah mu, udah ngelakuin gituan eh malah mau ditinggal pake mau aja di jodohin." Gerutu Bastian.

"Awolah Bas! ini tidak saatnya buat berdebat sekarang tu gimana ngomongnya ke papa mama coba?"

"Dasar loh gitu aja repot ya tinggal ngomong aja lah!" gerutu Bastian sambil mendekat ke Mita.

"Mah, pah ada yang mau Bastian dan abang omongin tapi gak bisa di sini masalahnya ini penting."

"Masalah apa?" tanya Nugroho.

"Ia, ada apa nak?" tambah Mita

"Kita bicara diluar aja gak enak ntar didengar orang, ayo mah, pah." Ajak Selo.

Sesampai diluar Selo pun mulai menjelaskan dengan hati-hati takut akan memancing kemarahan Nugroho. Dan benar saja Nugroho marah dan menampar Selo dengan keras.

Plakk

"Dasar kamu! sekarang bagaimana papa menjelaskan ini dengan keluarga Suhardi ha?" bentaknya.

"Maaf pah,mah. Selo tau Selo salah tapi jika pernikahan ini tetap berlanjut bagaimana dengan Karin? itu anak Selo pah. "

Mita yang tak percaya dengan perbuatan anaknya itu ia tak tau harus berbuat apa dengan keadaan seperti itu.

Bastian pun memeluk mamanya yang tengah menangis.

"Sudah mah! kita cari jalan keluarnya sama-sama tapi kita juga tak bisa melanjutkan pernikahan ini."

"Bagaimana dengan keluarga Suhardi? mereka akan marah besar terhadap keluarga kita! pah kita harus apa?" tanya Mita.

"Tidak ada pilihan lain kita harus mengatakan yang sebenarnya dan kamu Selo harus ikut dengan kami. Kita lihat apa yang akan terjadi. Papa kecewa sama kamu, kali ini papa benar-benar malu akan perbuatan mu." Pekik Nugroho.

"Papa mungkin bisa menjelaskan kepada Suhardi tapi bagaimana dengan Dini? ia pasti akan sedih dengan ini, dia anak baik dan tak seharusnya ia menerima semua ini papa merasa kasihan terhadapnya."

"Mama juga tak tega pah tapi tidak ada jalan lain. Ayo kita temui mereka sekarang mama yakin mereka pasti akan mau menerima penjelasan kita." Mita menimpali ucapan suaminya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!