Pagi datang menggantikan malam. Jam alarm berbunyi membangunkan seorang gadis muda dari tidurnya. Segera ia berlalu ke kamar mandi untuk membasuh muka, tidak lupa ia mengikat dulu rambut panjangnya.
Setelah itu ia langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan, ia membuat dua buah roti panggang yang sudah diolesi selai srikaya dan menyeduh teh hijau.
Setelahnya ia pun segera pergi menuju kamar majikannya untuk memberi tahu bahwa sarapan sudah siap, karena ia yakin majikannya itu pasti sudah bangun.
tok tok tok
" Nyonya sarapan sudah siap! " ucapnya gadis itu saat sudah berada didepan kamar majikannya.
" Ya Ella aku akan segera turun! kita sarapan bersama! tunggu aku dimeja makan! " jawab sang majikan.
" Baik "
Yah gadis itu adalah Ella - adriella purnama cinta. Ia sudah bekerja dirumah ini selama lima tahun. Majikannya sendiri sudah menganggapnya seperti anak sendiri.
Dimeja makan ia duduk sembari menunggu majikannya datang. Tak lama datanglah seorang wanita tua, namun masih terlihat cantik meski usianya sudah hampir lima puluh tahun.
Ia adalah " Ny. Lusiana Fernandez " Seorang janda yang sudah ditinggal mati suaminya tiga tahun yang lalu karena kecelakaan mobil.
Ella langsung berdiri dan memberi salam.
" selamat pagi nyonya " ucapnya.
" Selamat pagi Ella " ia pun duduk di kursi sebelah Ella. Ella langsung menuangkan teh hijau ke gelas bercorak batik dan memberikannya kepada Ny. Lusiana.
" Apakah keperluan sehari-sehari kita masih banyak Ella? " tanya Ny. Lusiana.
" Semua masih ada nyonya! hanya telur, minyak goreng dan gula yang sudah tinggal sedikit " jawabnya.
" Baiklah, nanti kamu pergi ke supermarket untuk membelinya! "
" Baik nyonya "
mereka pun memulai sarapan dengan damai di pagi itu.
Diluar rumah nyonya Lusiana sebuah mobil datang berhenti tepat didepan rumah tersebut.
Saat mobil sudah berhenti, keluarlah seorang pria tampan dengan tubuh tinggi memakai pakaian santainya.
Dengan senyuman yang khas ia sangat percaya diri bertamu di rumah yang hanya ada dua wanita beda usia didalamnya.
Sebelum menekan bel ia mengeluarkan ponselnya dan melihat penampilannya di layar ponsel yang mati, setelah yakin ia segera menekan bel pintu rumah tersebut.
Ting tong ting tong
" Sepertinya ada tamu Ella coba kau lihat siapa yang datang! " perintah Ny. Lusiana kepada Ella.
" Baik nyonya " jawabnya.
Ella langsung berlari menuju pintu depan untuk melihat siapa yang bertamu sepagi ini.
Saat ia membuka pintu, senyuman yang menawan menyapa penglihatannya.
Seketika Ella begitu takjub melihat pria didepannya.
" Oh tuan Roy! selamat datang silahkan masuk! " ucapnya.
Ya pria tersebut adalah
" Roy Juliando Pratama " anak seorang pengusaha dan juga keponakan nyonya Lusiana.
" Selamat pagi Ella, apa tante ada? " tanya Roy pada Ella.
" Ada, beliau sedang sarapan! masuklah saya akan memanggilnya " jawab Ella.
" Tidak usah aku akan menemuinya dimeja makan! kebetulan aku juga belum sarapan " jawab Roy
" Oh kalau begitu silahkan " jawabnya kembali.
Mereka berjalan bersama menuju meja makan.
" Siapa yang datang Ella? " Tanya Ny. Lusiana.
" Selamat pagi tante ku yang manis " Roy langsung bersuara duluan sebelum Ella menjawab, ia langsung memeluk tantenya yang masih sangat cantik itu.
" Ohh ternyata keponakan ku yang sangat tampan dan rupawan datang! " Ny. Lusiana membalas pelukan keponakan tersayangnya.
" Hahaha tante bisa aja " jawab Roy
" Tumben kamu datang pagi-pagi begini? apa kau tidak bekerja hari ini? " tanya Ny. Lusiana pada keponakannya.
" Tidak hari ini aku cuti! aku ingin menemui tante saja hari ini " jawab Roy
" Kau ingin menemui tante atau seseorang? " Ny. Lusiana berucap sambil melirik kearah Ella yang sedang menuang teh untuk Roy.
Roy yang niatnya sudah terbaca oleh tantenya hanya tersenyum sambil melihat Ella.
Ella yang melihat tatapan pemuda yang ada di depannya hanya bisa menunduk malu dengan wajah memerah.
Roy yang melihat itu semakin suka kepada Ella yang ia sadari semakin hari semakin cantik.
Nyonya Lusiana yang melihat Ella menunduk malu karena ditatap oleh Roy langsung menegurnya.
" Sudah jangan dilihat terus! nanti dia tambah malu" ucap Ny. Lusiana.
Nyonya Lusiana memang sudah tahu bahwa Roy sangat menyukai Ella. Untuk itu ia tidak melarang jika Roy ingin mendekati gadis tersebut. Karena ia sudah mengenal bagaimana Roy dari kecil adalah pemuda yang baik.
Roy tidak seperti pria muda pada umumnya yang suka pergi klub malam dan melakukan one night stand dengan wanita-wanita tidak jelas.
Ia juga sudah mengenal baik Ella selama gadis itu berkerja dirumah ini. Seorang gadis yang baik hati, pintar dan juga rajin.
Ia percaya Roy bisa menjaga Ella dengan baik dan ia juga berharap Roy dan Ella bisa bersama.
" Apa kau sudah sarapan? " tanya Ny. Lusiana pada Roy.
" Belum tante, bolehkah keponakan mu yang tampan ini numpang makan dirumah mu ini " jawab Roy
" Kau ini bisa saja haha " ucap Ny. Lusiana sedikit tertawa.
" Ella tolong panggang kan lagi roti untuk Roy " titahnya pada Ella.
" Baik nyonya " jawab Ella
Ella pun pergi ke dapur untuk memanggang roti.
Sambil menunggu roti yang dipanggang Ella datang, Ny. Lusiana mengobrol bersama Roy.
" Bagaimana kabar Papa mu dan adik-adik mu? " tanya Ny. Lusiana.
" Mereka semua baik! tapi ada masalah yang cukup besar di perusahaan " jawab Roy.
" Masalah apa itu? " tanya Ny. Lusiana.
" Perusahaan sedang dalam masalah besar! salah satu orang kepercayaan papa melakukan penggelapan dana dan kabur entah kemana.Dia juga mencuri beberapa aset penting di perusahaan dan menjualnya ke perusahaan lain " jawab Roy dengan lesu.
" Ya ampun " ucap Ny. Lusiana.
" Perusahaan mendapatkan kerugian besar tante! dana yang dicuri adalah dana yang disalurkan investor untuk proyek pembangunan pusat perbelanjaan yang sedang aku dan papa kerjakan " ucap Roy.
" Kalau begitu mengapa kau mengambil cuti disaat perusahaan sedang bermasalah? " ucap Ny. Lusiana.
" Tante aku sangat lelah! sudah hampir sebulan aku tidak ada waktu untuk istirahat! lagipula disana papa tidak sendirian ada beberapa orang penting yang membantunya " ucap roy lagi.
" Dasar anak durhaka " ucap Ny. Lusiana.
Tidak lama Ella kembali datang membawa sepiring roti panggang dan meletakkannya didepan Roy.
" Silahkan tuan! " ucap Ella pada Roy.
" terimakasih Ella " ucap Roy kembali pada Ella sembari tersenyum.
Ella yang Melihat senyuman Roy lagi-lagi menunduk malu.
Jujur ia juga menyukai Roy.
Siapa yang tidak dapat terpesona oleh ketampanan seorang Roy.
Pria yang memiliki tinggi badan 178 cm, berkulit putih dan memiliki alis yang sedikit tebal, cukup membuat banyak wanita terpesona padanya.
Ditambah lagi dia merupakan putra sulung pemilik perusahaan ternama PT. Pratama Group bernama
" Agung Setiawan Pratama "
Dia menjabat sebagai CEO utama di perusahaan tersebut yang bergerak dalam industri pembangunan.
Banyak perusahaan yang berkerja sama untuk proyek pembangunan. Seperti rumah sakit, perumahan dan hotel.
Baru-baru ini mereka mendapat proyek baru pembangunan sebuah pusat perbelanjaan seperti mall. Namun sayang dana kerjasama yang sudah mereka kumpulkan, dibawa lari salah satu orang kepercayaan di perusahaan tersebut hingga membuat perusahaan itu mengalami kerugian yang cukup besar.
Tuan Agung Setiawan Pratama memiliki 5 orang anak.
(3 laki-laki dan 2 perempuan) istrinya sendiri telah meninggal ketika anak bungsunya masih berusia 7 tahun karena penyakit kanker payudara.
Roy adalah putra pertamanya.
Anak keduanya bernama:
" Kevin Ardian Pratama " yang saat ini sedang melanjutkan pendidikan di Singapura.
Anak ketiga bernama:
" Vanessa Aulia Pratama " yang baru menjadi mahasiswa di universitas negeri di Jakarta.
Anak keempat bernama:
" Silvia Amanda Pratama " yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Dan yang terakhir bernama:
" Alvian Satria Pratama " yang masih duduk dikelas enam SD.
Roy sendiri menjabat sebagai wakil CEO di PT. Pratama Group. Kelak jika Papanya mengundurkan diri dari jabatannya, ialah yang akan menggantikan posisi Papanya tersebut.
Nyonya Lusiana sendiri adalah kakak dari Papanya yang menikah dengan pria berkebangsaan Belanda. Namun sayang suaminya meninggal tiga tahun lalu dalam kecelakaan mobil saat akan melakukan kunjungan di sebuah universitas di kota Bandung.
Suaminya dulu berprofesi sebagai dosen di universitas ternama di Jakarta.
Ia sendiri tidak mempunyai anak karena rahimnya harus diangkat akibat terjatuh ditangga ketika mengandung anak pertamanya.
Meskipun begitu suaminya tetap menerima dirinya setulus hati karena rasa cinta yang begitu besar.
Selesai sarapan dan mencuci piring kotor Ella bersiap siap untuk pergi ke supermarket.
Ia mandi terlebih dahulu dan setelahnya ia memilih pakaian yang akan ia kenakan keluar.
Ia memilih memakai kaos putih berlengan panjang dan rok dengan panjang selutut berwarna coklat.
Selesai berpakaian ia pun menuju ke meja rias untuk memoles wajah cantiknya, ia hanya memakai bedak tipis dan pemerah bibir yang tidak terlalu tebal.
Selesai berias ia melihat penampilannya di cermin, meski penampilannya biasa saja tapi tidak menghilangkan kecantikan yang ia miliki.
Ia pun segera keluar dari kamarnya dan menemui Ny. Lusiana dan Roy yang sedang mengobrol di ruang tamu.
" Nyonya! saya permisi keluar ke supermarket untuk membeli bahan makanan yang kurang " ucapnya.
" Oh iya pergilah! Roy kamu antarkan Ella ya ke supermarket " pinta Ny. Lusiana pada Roy.
Ia ingin memberi kesempatan pada Roy untuk bisa mendekati Ella.
Roy yang mendengar perintah tantenya langsung mengangguk setuju tapi tidak dengan Ella yang merasa keberatan karena jujur ia merasa gugup jikalau harus pergi bersama Roy.
" Eh! tidak usah nyonya saya pergi sendiri saja, lagipula jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kita " ucap Ella.
" Tidak apa-apa! toh Roy Juga tidak keberatan. Benarkan Roy? " ucap Ny. Lusiana pada Roy.
Roy mengangguk membenarkan.
" Benar Ella! lebih baik aku yang mengantar mu " ucap Roy pada Ella.
" Tapi- "
" Sudah tidak ada tapi tapian sana berangkat keburu siang " ucap Ny. Lusiana memotong perkataan Ella.
" Baiklah kalau begitu! saya pergi dulu nyonya " ucap Ella pasrah.
" Kami pergi dulu tante " sambung roy.
" Iya pergilah! hati-hati dijalan " ucap Ny. Lusiana lagi.
Roy dan Ella pun pergi bersama menuju supermarket.
Nyonya Lusiana melihat mereka berdua dengan senyuman mengembang sambil berucap dalam hati.
" Manfaatkan waktu mu dengan baik Roy " ucapnya.
Assalamualaikum wr wb.
Halo teman-teman ini adalah karya pertama saya, terima kasih sudah mampir semoga teman-teman sekalian menyukai cerita saya ini Terimakasih & Salam kenal 🙂🙂🙂♥️
Di supermarket yang tidak jauh dari rumah. Ella yang ditemani Roy berbelanja harus menahan degupan jantung yang kencang.
Berdua bersama tuan muda Roy sungguh sangat tidak ia sangka.
" Hanya ini saja yang dibeli? " tanya Roy.
" I - iya " jawab Ella dengan gugup.
" Hihihi, kau jangan gugup begitu, apa aku sedang merayumu " ucap Roy.
" Ti - tidak, si - siapa yang gugup " ucap Ella lagi.
Ia langsung pergi menuju kasir untuk membayar belanjaannya.
Saat di kasir ia memegang dadanya merasakan detak jantung yang kencang, ia tidak dapat mengontrol kegugupannya jika terus berada di dekat Roy.
" Semua totalnya Rp 40.000 " kata kasir saat sudah menghitung semua belanjaan Ella.
Ella langsung membuka dompetnya dan hendak mengambil uang sebesar Rp 50.000. Tapi belum sempat ia memberikannya pada kasir Roy datang memberikan uang yang sudah dulu ia ambil dari dompetnya.
" Biar aku saja yang bayar! " ucap Roy sembari memberi uang pada kasir.
" Tuan tidak perlu aku bisa membayar sendiri " ucap Ella menolak bantuan Roy.
" Tidak apa-apa, aku senang bisa membantu mu " ucap Roy yang tidak ingin ditolak.
Ella hanya tersenyum lagi melihat perhatian Roy. Ia semakin suka dengan pria yang ada disampingnya ini.
" Ini belanjaannya " kata kasir.
" Biar aku yang bawa " Roy mengambil belanjaan Ella dari meja kasir.
" Terimakasih " ucap Ella sembari tersenyum.
" Tidak masalah! " ucap Roy lagi.
Saat didalam mobil yang hanya diisi keheningan, Roy memberanikan diri bertanya.
" Ella kalau boleh tahu berapa usia mu sekarang? " tanya Roy mencoba memecah keheningan.
" 23 tahun " jawab Ella.
" Mengapa tuan menanyakan umurku? " tanya Ella balik pada Roy.
" Tidak apa-apa aku hanya ingin tahu saja apakah usia mu lebih tua atau lebih muda dariku! " jawab Roy.
" Memangnya berapa usia tuan saat ini? " tanya Ella lagi.
" 25 tahun " jawab Roy.
" Ohh ternyata tidak terlalu tua dariku " ucap Ella.
" Apakah wajah ku kelihatan sangat lebih tua seperti aki-aki di mata mu? " tanya Roy berpura-pura kesal.
" Ha tidak kok! justru tuan sangat tampan. Bahkan mungkin jika tuan sudah tua nanti, masih akan tetap terlihat tampan " ucap Ella tanpa sadar memuji Roy.
Roy yang mendengar itu seketika tersenyum riang merasa senang atas apa yang diucapkan Ella.
" Jadi menurut mu aku ini sangat tampan? bahkan ketika nanti aku sudah tua pun aku masih akan tetap tampan seperti sekarang? " tanya Roy mencoba menggoda Ella
" Iya!, eh " Ella baru sadar atas apa yang diucapkannya barusan. Seketika itu juga wajahnya berubah merah karena malu.
Ia dengan jujur sudah mengakui ketampanan Roy didepan orangnya sendiri.
Roy yang melihat Ella yang menunduk malu hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu yang semakin membuatnya jatuh hati.
Tiba-tiba ponsel yang berada di saku celana Roy bergetar tanda ada yang menghubungi.
Roy dengan hati-hati mengambilnya karena masih menyetir.
Saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya, ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
" Halo Papa " ucap Roy menjawab panggilan tersebut yang tidak lain panggilan dari Papanya.
" Roy dimana kau sekarang? mengapa kau tidak ada di kantor? " tanya tuan Agung papa Roy.
" Papa aku sedang tidak enak badan! aku ingin istirahat hari ini " jawab Roy pada Papanya.
" Kau jangan berbohong? segera datang kemari atau kau tidak usah datang lagi selamanya! " ucap tuan Agung langsung memutuskan panggilannya.
" Huh " Roy membuang nafas berat.
" Ada apa tuan? apa ayah anda memarahi anda? " tanya Ella melihat Roy yang tampak kusam.
" Ya begitulah " jawab Roy
Tidak lama mereka sampai dirumah Ny. Lusiana. Ella segera turun dari mobil dan mengambil belanjaannya di jok belakang.
" Tidak mau masuk dulu tuan? " tanya Ella pada Roy.
" Tidak usah aku ingin langsung ke kantor papaku! sampaikan salam ku pada tante! maaf aku tidak bisa mampir " jawab Roy.
" Iya, aku akan sampaikan pada nyonya! terimakasih tuan sudah mau mengantar dan menemani saya " ucap Ella sembari tersenyum.
" Sama-sama " ucap Roy juga tersenyum.
" Oh ya Ella apa aku boleh minta nomor telepon/WA mu? " pinta Roy pada Ella.
Ella dengan senang hati memberikan nomor WA ya pada Roy sebagai ucapan terimakasih Ella pada Roy yang sudah menemaninya hari ini.
" Terimakasih! aku pergi dulunya bye bye " pamit Roy pada Ella dengan senyum manis.
Ella untuk kesekian kalinya menunduk malu melihat senyuman Roy.
" I- iya, tuan hati-hati dijalan " ucap Ella gugup.
Roy pun mengacungkan jempolnya lalu menutup kaca mobil dan segera berlalu dari rumah tantenya.
Ella yang sudah tidak melihat mobil Roy segera masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ia melihat Ny. Lusiana sedang duduk di ruang keluarga membaca sebuah majalah.
" Nyonya! " sapa Ella menyapa Ny. Lusiana.
" Ella kau sudah pulang! dimana Roy? " tanya Ny Lusiana yang melihat Ella pulang sendirian.
" Tuan Roy di telpon oleh tuan Agung untuk segera ke kantor! tapi ia sudah menitip salam untuk anda nyonya " jawab Ella.
" Oh begitu! ya sudah kalau begitu tolong siapkan makan siangnya " pinta Ny. Lusiana.
" Baik nyonya " ucap Ella.
Ia segera ke dapur menyiapkan makan siang karena memang hari sudah menjelang siang.
Di tempat lain disebuah kantor yang sedang sibuk Roy berjalan dengan percaya diri menuju ruangan papanya. Banyak para karyawan yang memandangnya takjub.
Yah selain tampan, Roy juga murah senyuman kepada semua orang.
Ia tidak pernah sombong akan statusnya dan juga tidak pernah memandang rendah orang lain ataupun membanding-bandingkan dirinya dengan siapapun.
Saat sudah sampai didepan ruangan papanya ia tidak lupa mengetuk pintu ruangan itu sebelum masuk.
Tok Tok Tok
" Masuk!!! " ucap suara dari dalam.
Roy pun masuk kedalam dan ketika ia masuk saat itu juga ia melihat wajah papanya yang tidak bersahabat.
" Darimana saja kau? kau tahu perusahaan sekarang dalam keadaan darurat? " ucap papanya Roy dengan emosi yang tidak lain adalah tuan Agung Setiawan Pratama.
Roy yang mendengar suara amukan raja hutan didepannya hanya menunduk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Perusahaan sedang susah kau malah enak-enakan cuti, dasar bocah tengik" ucap tuan Agung lagi.
" Maaf papa " ucap Roy pada papanya.
" Duduk! " perintah tuan Agung pada Roy.
Roy pun langsung duduk di kursi yang ada di depan meja singgasana papanya.
" Hup huh " tuan Agung menarik nafas sejenak sebelum mulai berbicara.
" Roy kau tahu kan saat ini perusahaan kita sedang dalam masalah besar? " tuan Agung mulai berbicara.
Roy mengangguk membenarkan ucapan papanya tersebut.
" Saat ini kita sangat membutuhkan bantuan untuk mengganti dana pembangunan proyek yang dicuri, beserta aset-aset perusahaan kita saat ini.
Dan kau tahu PT. Alexander Company yang bekerja sama dengan kita bersedia untuk membantu dan masih akan tetap bekerja sama dengan kita " ucap tuan Agung.
PT. Alexander Company adalah perusahaan ternama dari Perancis yang baru membuka cabang perusahaannya di Indonesia, perusahaan inilah yang saat ini menjalani kerjasama dengan PT. Pratama Group.
Mendengar penuturan papanya Roy langsung bertanya tidak percaya.
" Benarkah? bagaimana mereka masih mau melanjutkan kerjasama tanpa meminta ganti rugi pada kita? " tanya Roy.
" Yah benar mereka masih bersedia bekerja sama dengan kita dan bersedia menyuntikkan dana pada perusahaan. Tapi pemimpin perusahaan itu, tuan Albert Alexander mengajukan sebuah persyaratan pada kita " ucap tuan Agung.
" Syarat? syarat apa papa? " tanya Roy.
" Ia ingin kau menikah dengan putri tunggalnya! Abela Nora Alexander " ucap tuan Agung.
Abela Nora Alexander adalah putri tunggal pemilik PT. Alexander Company yang juga seorang model terkenal.
Ia sudah banyak menjalani pemotretan, menjadi bintang iklan dan brand ambassador berbagai perusahaan di berbagai negara termasuk Indonesia.
Roy yang mendengar itu seketika terkejut tidak percaya dengan yang papanya ucapkan.
" APA??? " Roy berteriak.
" Papa aku tidak mungkin melakukan itu! aku tidak mau menikah dengan wanita yang tidak aku kenal hanya demi kelangsungan perusahaan ini " Roy menolak perjodohan ini.
" Jadi kau lebih memilih perusahaan kita ini hancur dan kita jatuh miskin? lalu aku, kau dan adik-adik mu tidur dibawah jembatan begitu? " ucap tuan Agung dengan kesal.
" Tidak akan sampai segitunya papa! kita masih bisa mencari jalan keluar lain, kita masih bisa mencoba untuk meminta bantuan pada perusahaan lain yang bisa membantu kita " ucap Roy.
" Itu tidak mungkin Roy! tidak ada yang perusahaan lain yang bisa membantu kita. Kalau pun ada membutuhkan waktu yang lama untuk mencarinya, keburu perusahaan kita ini gulung tikar Roy " tuan Agung kembali berucap dengan amarah yang tertahan.
" Tapi Pah- " ucapan Roy terpotong oleh papanya.
" Tidak ada tapi-tapian! kamu harus menerima perjodohan ini demi kelangsungan hidup kita " ucap tuan Agung lagi tidak ingin dibantah.
" Pah " Roy mencoba memohon pada Papanya.
" Roy apa kau ingin menjadi anak yang durhaka kepada orang tua? tidak ada cara lain untuk menyelamatkan perusahaan kita selain perjodohan ini, kamu dengar! " ucap tuan Agung lagi.
Roy yang sudah tidak ada lagi kata yang bisa ia ucapkan pada Papanya hanya bisa diam menunduk menahan amarahnya. Sungguh ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
Menikah dengan orang yang tidak ia kenal, sekaligus tidak ia cintai benar-benar sebuah cobaan besar untuknya.
Roy pun pergi dari ruangan Papanya tanpa pamit, tuan Agung yang melihat kekesalan putranya hanya bisa menghembuskan nafas kasar.
Ia pun juga tidak punya cara lain selain menerima syarat yang diajukan pemilik perusahaan PT. Alexander Company.
Ia tidak bisa membiarkan perusahaan turun temurun dari keluarganya hancur karena ketidak hati-hatiannya dalam menjaga perusahaan ini.
# Terimakasih sudah membaca #
Roy pulang kerumahnya dengan kesal. Sesampainya di rumah ia disambut oleh adiknya Vanessa.
" Kakak kau dari mana? Papa tadi menelfon ku menanyakan kamu ada dirumah atau tidak? " tanya adik keduanya Vanessa.
" Lalu kau jawab apa? " tanya Roy balik.
" Ya aku bilang tidak ada! karena memang kau tidak ada dirumah " jawab Vanessa jujur.
" Pantas Papa tidak percaya waktu aku bilang aku sakit " batin Roy berbicara.
" Memang kau kemana kak? tidak biasanya kau kelayapan pagi-pagi? " tanya Vanessa lagi.
" Aku bertemu dengan temanku " jawab Roy.
" Teman atau teman! aku tau kau sebenarnya bertemu dengan ART tante Lusi, ya kan " ucap Vanessa yang sudah tau dari dulu bahwa kakaknya menyukai ART tantenya.
Mengapa dia bisa tau?
itu karena ia pernah melihat foto Adriella di ponsel kakaknya.
" Bagaimana kau bisa tau? kau membuka-buka hp Ku? " tanya Roy pada Vanessa yang sudah tau rahasianya.
" Tidak sengaja HaHaHa " Vanessa berucap sambil tertawa.
" Jangan beritahu siapa-siapa apalagi Papa! " pinta Roy pada adiknya.
" Semua sudah tau kecuali Papa hihihi " ucap Vanessa lagi.
" APA??? " ucap Roy terkejut.
" Jadi kalian semua sudah tau? " tanya Roy tidak percaya.
Vanessa hanya menganggukkan kepalanya membenarkan sembari tersenyum. Melihat kakaknya seperti ini menjadi hiburan tersendiri baginya.
" Kakak mohon Vanessa jangan sampai Papa tau tentang hal ini ya " pinta Roy pada adiknya.
Bukan tanpa alasan ia mengatakan, itu tapi mengingat masalah yang terjadi saat ini pasti akan membuat Papanya marah besar jika tau dirinya suka dengan Adriella yang tidak lain ART tantenya sendiri.
" Tenang saja kau tidak usah cemas! kami semua akan tutup mulut " ucap Vanessa.
" Huhhh " Roy bernafas dengan lega, adik-adiknya memang bisa dipercaya.
" Kemana yang lainnya? " tanya Roy.
" Tentu saja masih disekolah, apa kau tidak lihat ini masih jam setengah dua belas siang " ucap Vanessa.
" Lalu kau sendiri mengapa tidak kuliah? " tanya Roy
" Aku hanya ada kelas siang hari ini! sebentar lagi aku mau berangkat " jawab Vanessa.
" Oh ya sudah kalau begitu, aku ingin kekamar dulu " ucap Roy.
" Kau tidak kekantor kak? " tanya Vanessa.
" Sudah tadi! tapi aku langsung pulang " jawab Roy.
" Apa Papa memarahi mu? " tanya Vanessa lagi.
" Ya begitulah " jawab Roy.
" Kau sih! sudah tau kantor sedang bermasalah, kau malah tidak ada " ucap Vanessa sedikit kesal pada kakaknya.
" Apa kalian sudah menemukan solusi untuk masalah ini? " tanya Vanessa lagi yang memang mengetahui apa yang terjadi di perusahaan Papanya.
" Sudah! " jawab Roy.
" Apa? " tanya Vanessa penasaran
" Nanti kau dan lainnya juga akan tau! ah sudahlah aku mau ke kamar, kau cepatlah pergi! " ucap Roy yang malas memberitahu solusi masalah yang ada di perusahaan. Jangankan membicarakannya, memikirkannya saja saat ini sudah membuat kepalanya pusing.
" Ish! kau ini pelit sekali " ucap Vanessa kesal.
" Ini bukan urusan anak kecil " ucap Roy.
" Aku bukan anak kecil, aku sudah dewasa " ucap Vanessa tidak terima dikatain anak kecil.
" Terserah " ucap Roy tidak peduli.
" Ish! nyebelin banget sih " ucap Vanessa lagi yang masih kesal pada kakaknya.
Roy tidak memperdulikan kekesalan adiknya langsung menuju ke kamarnya dan berbaring di kasur.
Apa yang terjadi di kantor benar-benar membuat kepalanya sakit.
Yang benar saja ia harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal, sementara saat ini ia sedang berjuang mendekati Adriella.
Mengingat Adriella Roy langsung mengeluarkan ponselnya dan mengechat nomor Ella.
" Hai Ella ini aku Roy, kau sedang apa sekarang? " itulah isi pesan yang ia kirim pada Ella.
Ditempat lain Ella yang sedang menata makanan di meja terhenti karena mendengar suara pesan dari ponselnya. Ia pun melihat siapa yang mengirimkannya pesan, awalnya dia bingung karena melihat pesan dari nomor tidak dikenal. Ia pun membuka pesan itu dan membacanya.
Tampak senyuman terukir di bibirnya kala melihat nama sang pengirim didalam pesan itu, Ella pun langsung membalasnya.
" Aku baru saja selesai menyiapkan makan siang! tuan sendiri sedang apa? " balasan Ella.
" Coba kamu tebak aku sedang apa " balas Roy.
" Emmm sedang mengerjakan tugas anda di kantor? " tebak Ella.
" Bukan! " balas Roy.
" Makan siang? " tebak Ella lagi.
" Bukan! " jawab Roy lagi.
" Terus apa dong? " tanya Ella menyerah.
" Sedang memikirkan seorang wanita cantik yang wajahnya selalu ada didalam kepala ku! kamu tau siapa orang itu? " tanya Roy mencoba menggoda Ella.
" Tidak tau? " tulis Ella
Yang saat ini sedikit Bad Mood karena berpikir Roy sedang memikirkan orang lain yang spesial di hati Roy.
" Wanita cantik itu adalah, KAMU 😘😘😘" balas Roy dengan emoticon merayu.
Ella yang melihat isi pesan Roy seketika merah padam. Ia merasa senang karena Roy memikirkannya dan menuliskan bahwa dia wanita yang cantik. Ia mulai berpikir apakah Roy menyukainya.
Jujur saja ia juga menyukai Roy, namun ia tidak ingin terlalu berharap karena ia sadar akan statusnya.
Nyonya Lusiana yang baru datang ke meja makan melihat Ella dengan heran, Ia pun mendekatinya dan menepuk pundaknya.
PUK
" Eh nyonya!!! " ucap Ella kaget karena tidak menyadari kehadiran Nyonya Lusiana.
" Kau kenapa diam saja? dan kenapa wajahmu merah? apa kau sakit? " tanya Ny. Lusiana.
" Eh tidak nyonya, a- aku tida apa-apa " jawab Ella.
" Kau ini aneh sekali " ucap Ny. Lusiana.
" Apa semua sudah siap? " tanya Ny Lusiana.
" Sudah nyonya " jawab Ella
" Baiklah ayo kita makan! " ajak Ny. Lusiana.
Ny Lusiana pun duduk di kursinya. Ella dengan segera mengambilkan nasi dan lauk ke piring Ny. Lusiana. Mereka makan dengan damai tanpa ada yang menggangu.
Sementara ditempat lain Roy masih menunggu balasan dari Ella. Dia masih berbaring di kasurnya sembari masih melihat layar ponselnya.
" Kenapa gak ada balasan lagi? apa dia malu? " pikir Roy.
Saat ini ia sudah tidak memikirkan hal lain selain Ella.
Gadis itu benar-benar sudah mencuri hatinya, pikirannya dan juga jiwanya.
Dia sudah tidak ingat perihal perjodohan yang disampaikan Papanya tadi di kantor.
Saat ini yang menjadi tujuannya adalah bagaimana bisa mendapatkan cinta dari gadis pujaannya itu.
Roy terdiam melihat langit-langit kamarnya membayangkan wajah gadis pujaannya tersenyum tertawa hanya kepadanya.
" Adriella Cinta Ku " itulah yang diucapkan Roy.
Saat sedang asik menikmati khayalannya tentang Adriella tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya dengan keras.
Ia pun langsung bangun dan membuka pintu kamarnya.
" KAKAAAKK " ucap seorang gadis tiba-tiba dengan suara cukup nyaring mengagetkan Roy saat sudah membuka pintu.
Itu adalah adik Perempuannya Silvia yang baru pulang sekolah.
" Ada apa Silvi? kau mengagetkan kakak tau " ucap Roy yang agak kesal.
" Hehehe maaf " ucap Gadis itu
" Kau mau apa? " tanya Roy pada adik perempuannya yang memang suka usil, tidak hanya kepadanya tapi juga kepada semua orang yang ada dirumah.
" Minta uang aku mau pesan pizza kak " pinta Silvia.
" Kau ini! apa-apa minta duit, apa-apa minta duit! gak ada " tolak Roy.
" Kakak please, uang jajan ku sudah habis " mohon Silvia.
" Tidak ada! kau makan saja makanan yang sudah ada di meja makan " tolak Roy lagi
" Tidak mau! aku ingin makan pizza kak, please " ucap Silvia masih memohon.
" TIDAK " tolak Roy sekali lagi dengan cukup keras dan menutup pintu kamarnya.
Silvia yang kesal karena tidak diberi uang, mulai berpikir mencari cara agar kakaknya mau memberinya uang.
Seketika ia pun teringat akan satu hal, pasti dengan ini kakaknya tidak dapat menolak permintaannya.
Ia tersenyum bangga akan kepintaran otaknya.
" OKE! kalau kakak tidak mau memberi ku uang aku akan beritahu kepada Papa jika kakak sedang berusaha merayu ART tante Lusi yang bernama Adriella " ucap Silvia sedikit berteriak agar kakaknya dengar.
Tak lama pintu kembali terbuka menampakkan wajah Roy yang kembali dibuat kesal atas ulah adiknya.
" Ini! " Roy memberikan uang sebesar lima ratus ribu kepada Silvia sebagai imbalan tutup mulut agar tidak memberitahu rahasianya pada PAPA mereka.
" Hehehe terimakasih kakak ku tersayang " ucap Silvia mengambil uang tersebut.
" Ingat jaga mulut mu! " perintah Roy mengingatkan.
" Ok ok tenang saja, ada uang rahasia aman " ucap Silvia dengan senyuman yang membuat Roy jengkel.
" Dasar MATRE " sindir Roy yang masih kesal dan menutup pintu kamarnya lagi.
" Biarin hihihi " gumam Silvia yang merasa senang mengerjai kakaknya.
Didalam kamar Roy kembali berbaring di kasurnya menatap langit-langit sembari kembali membayangkan wajah Adriella.
Banyak hal yang mulai ia hayalkan bersama Adriella, salah satunya bisa menikah dan hidup bersama selamanya sampai akhir hayat.
Tanpa terasa Ia pun tertidur pulas hingga sore hari.
# Terimakasih sudah membaca #
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!