Apa jadinya jika mimpi paling buruk yang tak pernah dibayangkan oleh Kanaya Ariyana menjadi kenyataan?
Dijodohkan dengan pria musim dingin yang paling dibencinya?
Baiklah pria itu memang tampan sempurna dengan bentuk rahang yang kokoh, dada yang bidang dan juga bentuk tubuh yang menyerupai dewa Zeus. Jika sudah begitu siapa yang tidak tertarik dan juga perempuan mana yang tidak meleleh tiap kali memandangnya. Maka jawabannya itu adalah Kanaya Ariyana.
Bagaimana tidak meski sempurna dengan fisiknya, pria itu sangat menguras emosi dan memancing amarah Naya.
Namun bagaimana jadinya jika perjodohan sudah tak terelakkan, bagaimana hidup Naya untuk selanjutnya?
Selengkapnya hanya ada di My Perfect Husband oleh Saiyaarasaiyaara
...Tokoh Cast:...
...Marcello Rahardian Lutfan...
...Kanaya Ariyana...
...A Romance Story By...
...Saiyaarasaiyaara...
...Perhatian! ...
...Cerita ini sedang tahap perbaikan...
...Jika tidak menemukan papan happy Reading dan TBC seperti di bawah ini, itu berarti partnya belum diperbaiki. ...
...Mohon jangan nekat baca, atau jika kalian memaksakan diri, jangan menyalahkan saya. ...
Naya sedang menguap sambil berusaha menahan rasa kantuknya. Beberapa kali kepalanya oleng ke bawah dan Naya segera mengerjapkan bola matanya berusaha untuk tetap sadar.
Akan tetapi ternyata usahanya tersebut percuma saja. Kedua bola matanya tidak bisa dia ajak kompromi. Pada Akhirnya Naya kalah dalam usahanya yang sia-sia dan berakhir menutup matanya dengan sempurna.
Gadis itu tertidur dengan kepalanya yang menopang penuh ke atas meja. Melihat hal itu gadis lain yang berada disebelahnya segera meringis ngeri dan memperingatkannya.
"Duh, Naya!" panik gadis yang duduk disampingnya sembari menepuk Naya untuk membangunkannya.
Bukannya bermaksud jahat tidak membiarkan Naya menyelesaikan tidur nyenyaknya. Hanya saja tidur dalam kelas sementara dosen yang membawakan mata kuliah masih berada dalam ruangan yang sama, bukanlah sesuatu yang bisa dibiarkan.
Naya bisa saja terkena masalah dan gadis yang duduk di sebelahnya dan merupakan sahabat dekatnya tentu saja tidak akan membiarkannya.
"Bangun Naya! Bangun atau kamu akan terkena masalah lagi ...," peringkat gadis disebelahnya terus-menerus sambil waspada melihat ke depan, takut sang dosen mengetahui kelakuan bobrok sahabatnya yang berani tidur di dalam kelas.
"Naya!" bentak gadis itu kembali, kesal dengan Naya yang tidur seperti orang mati saja.
Mau tak mau gadis disebelahnya pun mencubit lengan sahabatnya dengan keras dan dengan persiapan seolah memprediksi Naya setelah dicubit, gadis itu langsung membekap mulut Naya ketika ingin berteriak kesakitan.
Naya yang kaget dan terbangun dan rasa sakit di lengannya langsung menatap sahabatnya dengan galak.
"Ada apa sih, Deva?" tanya Naya sambil mengeram kesal setelah berhasil menyingkirkan telapak tangan Deva yang menutup mulutnya. "Sakit tau kamu cubitin begini!"
Gadis disebelahnya yang ternyata bernama Deva tersebut pun mendengus tak beda jauh dengan Naya. "Harusnya kamu bersyukur aku masih ada hati membangunkan mu sebelum dibangunkan iblis di depan sana!" seru Deva memperingatkan.
"Tapi nggak mesti di cubit Deva!" omel Naya kesal.
"Kalau tidak dicubit, memangnya kamu mau bangun? Engga tahu. Sejak beberapa menit lalu aku pun telah mencoba banyak cara untuk membangunkan mu!"
Naya kehabisan kata tak tahu harus menjawab apa. Gadis itu menoleh ke depan dan melihat dosen mata kuliah mereka siang itu sibuk menjelaskan mata kuliah siang itu.
Bersamaan dengan hal itu rasa kantuk kembali menyerang Naya. Melihat peluang dosennya yang sibuk menjelaskan materi, membuat Naya berpikir situasi cukup aman untuk tidur terlebih lagi dia sedang berada di bangku paling belakang.
Naya tersenyum miring kemudian sedikit bergeser ke sisi lainnya dengan pelan-pelan. Gadis itu bermaksud akan bersembunyi dibalik tubuh mahasiswa di depannya yang cukup berisi. Kemudian mempersiapkan diri untuk tidur kembali. Serta tak lupa mengabaikan Deva yang membangunkannya penuh perjuangannya.
Naya benar-benar keterlaluan dan Deva sebagai sahabat yang baik hanya geleng-geleng kepala sambil mengusap dadanya untuk sabar.
Kali ini Deva tak mau lagi merepotkan diri menolong Naya. Biarkan saja gadis menyebalkan itu mendapatkan hukumannya.
Diam-diam Deva berpindah tempat duduk dengan pelan beberapa meter menjauh dari Naya, tanpa sepengetahuan sang dosen yang berhasil dikelabui olehnya.
Deva melakukan itu bertujuan agar tidak ikut mendapatkan masalah ketika beberapa saat yang akan datang, jika gadis bebal itu ketahuan tidur dalam kelas, dia tidak akan ikut terkena masalah.
Beberapa saat kemudian kelas tiba-tiba hening tanpa suara.
Seseorang dari depan kelas berjalan dengan langkah lebar menghampiri Naya dengan mata emangnya.
"Bangun!" seseorang itu langsung membangunkan Naya.
Namun gadis itu malah acuh dan menulikan telinga seolah tidak mendengar.
"Bangun Kanaya Ariyana!"
"Mmm ... kalau aku tidak mau memangnya kenapa?" erang Naya dengan serak dan nada suaranya khas dengan suara orang mengantuk berat.
Orang yang membangunkannya tidak berhenti begitu saja dan kini malah dengan berani menepuk ringan bahu Naya.
"Bangun gadis nakal!"
"Mmmm ...." Naya hanya membalas dengan erangan berat dan malasnya.
Membuat orang yang membangunkannya naik pitam dan mengeram marah.
"Apa yang kamu lakukan semalam sampai tidak mau bangun begini, hahh!" bentak orang tersebut sambil menggebrak meja yang dijadikan tempat tidur untuk kepala Naya untuk bersandar tidur.
Seketika hal itu membuat Naya yang sedang menutup mata langsung membulatkan matanya kesal. Gadis itu dengan cepat mengangkat kepalanya dengan kasar dari atas meja, bersama dengan hal itu dia menjawab dengan asal sambil meluapkan kekesalannya.
"Gue begadang semalaman membuat anak makanya engga tidur, pu--" Naya langsung menghentikan suaranya dan melotot kaget ketika menemukan Marcello Rahardian Lutfan yang membangunkannya.
Dosennya sendirilah yang membangunkan dirinya. Sial di mana Deva, kenapa tidak membangunkannya sebelum pria iblis di hadapannya datang.
Naya segera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Gadis takut sekaligus teramat malu mengingat kalimat tak sengaja yang dikeluarkan olehnya yang paling akhir.
Oh Tuhan, astaga habislah dia.
"Keluar!" bentak Marcel dengan dingin dan suara tegas. "Kamu pikir ini hotel sampai bisa tidur dalam kelas saya seenaknya?!" omel Marcel melanjutkan.
Mau tidak mau, hal itupun membuat Naya dengan wajah pucat meraih tasnya dan berjalan keluar kesal dengan pasrah.
Bagaimana menurut kalian tentang bagian ini?
Katakan sesuatu tentang Naya?
Bagian mana yang paling menarik?
Atau adakah kritikan atau saran?
Sampaikan di kolom komentar menggunakan bahasa yang halus, lugas dan mudah dipahami😊😇
⚠Perhatian ⚠⚠
•Bagian yang tidak ada papan, "Happy Reading/To Be Continued" itu artinya belum direvisi.
•Jangan nekat baca atau tanggung sendiri risikonya.
Yang ingin kepoin penulis atau saling follow, boleh nih kunjungi akun media sosialnya.
ig : Saiyaa_ra
fb : Saiyaarasaiyaara
Naya sedang menyeruput cappucino dingin pesanannya. Meredakan hawa panas yang menyelimuti tubuh dan perasaannya. Sekaligus untuk menghilangkan rasa kantuk yang menyerangnya.
"Keluar!! Arrrggghhh, kenapa sih, Iblis sialan itu suka banget semena-mena sama orang?" gerutu Naya tanpa sadar berteriak gila dan tanpa sadar membuat dirinya menjadi pusat perhatian.
"Kenapa? Kenapa, ya Tuhan? Arrrggghhh, haruskah hidupku hancur karenanya ... Tidak!" histeris Naya berlebihan membuat orang yang menatapnya geleng-geleng kepala.
Pletak!
"Auchhh, sakit ...," ringis Naya langsung mengusap kepalanya yang baru saja dijitak keras oleh seseorang.
"Sudah menggilanya?" tanya seseorang yang baru saja menjitak kepalanya, seketika membuat Naya meneguk ludahnya kasar.
"Sekarang ikut Saya!" tegas orang tersebut langsung menyeret Naya dengan sadis dari kantin fakultas.
"Gak mau ...," cicit Naya mengelak sambil menolak.
"Saya nggak mau tahu, Kamu harus ikut Saya sekarang!" bersikeras orang itu dengan memaksa.
"Ampun, Pak. Aku hanya khilaf, tidak sengaja dan tidak punya maksud begitu ...." Naya terus merengek sambil menatap takut orang yang mencengkram erat pergelangan tangannya sambil menarik dirinya paksa.
Sementara orang-orang yang berada di sana menatap miris Naya. Namun tidak terlalu terkejut dengan kejadian itu, sebab yang namanya Naya sudah terkenal sering terlibat dengan orang yang barusan menyeretnya. Sehingga orang-orang di sana tidak ambil pusing dan kembali menyantap makanan masing-masing tanpa pusing memikirkannya.
...~000~...
Blam! Pintu ditutup dengan kasar dari dalam ruangan. Seorang pria tinggi tegap menatap gadis didepannya yang menunduk takut melihatnya.
"Harus berapa kali Saya katakan padamu, berhenti berbuat ulah Naya!" Pria itu menatap tajam dan dengan murka mendorong gadis didepannya jatuh terduduk pada sofa yang berada dibelakangnya. "Semester lalu nilai mata kuliamu di kelas Saya anjlok, setiap kelas Saya kamu selalu terlambat dan sudah begitu kamu masih saja sering berulah dan siang ini kamu malah tidur di kelas, mau kamu apa sih?" amuk pria itu yang ternyata tidak lain adalah Marcel.
Naya terus menunduk, meneguk ludahnya kasar dan menahan gejolak rasa gemetar yang menghampirinya.
"Apa semua itu bentuk pemberontakan Kamu, hah? Kamu masih belum terima bahwa Saya ini adalah suami Kamu dan tidak suka dengan pernikahan Kita. Itukah yang membuatmu bersikap demikian, Naya?!" tanya Marcel mengintimidasi, bergerak mengurung tubuh kecil Naya dengan tubuhnya ke sofa.
Naya menggelengkan kepalanya ragu-ragu kemudian menjawab tanpa suara dan hal itu sontak menambah kemurkaan Marcel padanya.
"Kenapa tidak menjawab, mana suara kerasmu saat di kantin fakultas tadi. Kemana hilangnya itu?" peringkat Marcel dengan tegas.
Naya memundurkan kepalanya. Mendadak berdekatan dengan Marcel membuatnya makin bertambah takut dan nyali besarnya mengumpati pria itu saat di kantin fakultas hilang entah kemana perginya.
"Ma-maaf," cicit Naya dengan gugup.
Marcel mengusap wajahnya kasar sebelum kemudian mundur dan duduk di sebelah Naya. Pria itu langsung memijat kepalanya, pusing dengan perempuan di sampingnya yang juga ternyata merupakan istrinya itu.
"Maaf, lain kali Aku tidak akan melakukan hal itu lagi Mas ...," cicit Naya berjanji dengan hati-hati takut menyinggung Marcel dan membuatnya kembali tersulut marah.
"Lakukan saja terus!" ketus Marcel masih menatapnya galak, membuat Naya kembali meneguk ludahnya kasar.
Pria itu menghela nafasnya kasar dan berdiri dengan tatapan yang tidak bisa lepas dari Naya. "Saya masih ada jam di kelas kamu. Tinggal di ruangan ini dan jangan coba-coba keluar apalagi ke kantin dengan berbuat yang tidak-tidak!" peringat Marcel sebelum kemudian keluar meninggalkan Naya sendirian di ruang dosennya.
Sebelumnya setelah mengusir Naya dari kelasnya, Marcel sudah menduga gadis itu pasti bukannya merenungi kesalahannya, tapi malah bertingkah yang tidak-tidak. Oleh karenanya pria itu setelah memberi tugas pada mahasiswanya yang lain, langsung saja mencari dan menyusul Naya ke kantin fakultas. Benar saja dugaannya, gadis itu menggila di kantin sambil mengumpatinya.
Hal itu sudah terjadi sejak enam bulan terakhir ataupun sejak mereka menikah karena dijodohkan.
Sebelumnya gadis itu baik-baik saja, sama seperti mahasiswa lain tidak banyak ulahnya. Namun semua berubah bersamaan dengan statusnya yang bukan lagi anak gadis tapi istrinya Marcel. Sejauh ini Marcel mengerti dan mencoba memaklumi Naya, akan tetapi gadis itu makin berulah dan membuatnya pusing saja.
Memang benar jika tiap kali Marcel memberitahu dan menasehatinya, gadis itu hanya akan mengangguk dan terus gemetar takut padanya. Namun tetap saja Naya tidak akan mematuhi dan masih saja berontak padanya.
Jauh dari Marcel dia akan berulah dan ketika dekat dia akan menjadi pecundang yang hanya berani terdiam serta menganggukkan kepalanya pasrah sambil membatin berlawanan dengan apa yang diangguki olehnya.
Bagaimana menurut kalian tentang bagian ini?
Katakan sesuatu tentang Naya?
Bagian mana yang paling menarik?
Atau adakah kritikan atau saran?
Sampaikan di kolom komentar menggunakan bahasa yang halus, lugas dan mudah dipahami😊😇
⚠Perhatian ⚠⚠
•Bagian yang tidak ada papan, "Happy Reading/To Be Continued" itu artinya belum direvisi.
•Jangan nekat baca atau tanggung sendiri risikonya.
Yang ingin kepoin penulis atau saling follow, boleh nih kunjungi akun media sosialnya.
ig : Saiyaa_ra
fb : Saiyaarasaiyaara
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!