NovelToon NovelToon

My Husband Miliarder

Prolog

!!Warning!!

Sebelumnya Author mau menyampaikan ucapan maaf yang sebesar-besarnya kepada sang Readers (My Husband Miliarder) karena Author nggak sengaja menghapus episode satu jadi ceritanya keganti dan nggak seperti episode satu sebelumnya.

Jujur Author menyesali dan sampai sekarang masih merasa bersalah akan hal itu maka Author mohon untuk para Readers sekalian harap bijak karena ini murni hanya kesalahan teknis🙏😔

Tapi tenang aja, Author mengganti episode satunya dengan cerita yang nggak kalah seru dari episode sebelumnya kok biar sang Readers nggak merasa kecewa wkwkwk :V

Dan sekali lagi Author tekankan harap bijak ya.. Terima kasih untuk semua😊

*

*

*

*

*

!!Happy Reading!!

*

*

*

*

*

Wanita separuh bayah terlihat berjalan mengendap-endap melangkahkan kakinya dengan begitu pelan setelah masuk ke dalam kamar puteri bungsunya yang juga terlihat masih terlelap didalam selimutnya.

Divani Agatha Mahendra adalah seorang gadis cantik yang memiliki perawakan yang sempurna hingga dirinya bisa membuat kaum adam yang memandangnya seketika jatuh hati.

Gadis cantik itu sudah kelas sebelas di sekolah milik keluarganya sendiri yakni SMA Sentosa. Divani pun sangat terkenal di sekolahnya karena memang dirinya selain cantik, kaya, pintar, dia juga ketua Osis di sekolah hingga memberi kesan plus bagi kaum adam.

Di sekolah, Divani memiliki geng bernama VANKY yang terdiri dari lima orang siswa cantik. Nama VANKY sendiri juga diambil dari awalan nama member mereka masing-masing dan benar saja yang menjadi ketua dari geng tersebut adalah Divani.

Geng VANKY beranggotakan lima siswa perempuan yang bernama Vani, Amoyra, Nayla, Keyla dan Yolan. Mereka berlima adalah siswa cantik, kaya, pinter dan tentunya anggota inti Osis seperti halnya Divani.

Mereka berlima sangat diincar-incar oleh kaum adam yang ada di sekolah Sentosa karena memang semuanya memiliki wajah diatas rata-rata yang membuat kaum adam menjadi menggila apabila melihat mereka namun kelimanya masih fokus menjomblo karena tidak ingin membuat repotasinya buruk dimata para fansnya masing-masing.

"Vani sayang".

"Ayo bangun nak" teriak mama Sora.

Soraya Larasati (Istri Mahendra dan juga mama dari Jordan, Satria dan Divani). Mama Sora adalah sosok mama yang penyayang, penyabar dan sedikit rewel. Apa lagi ketika sudah berhadapan dengan keluarganya terutama anak bungsunya.

"Ekmm" gumam Vani.

"Ayo bangun sayang ini sudah setengah enam".

Divani sebenarnya memiliki jam alarm didalam kamarnya namun alarm itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kalo gadis cantik itu sudah tertidur maka dirinya pun sudah berubah menjadi kebo cantik yang sangat susah dibangunkan kecuali sang mama yang turun tangan.

Itulah mengapa sang mama setiap pukul enam pagi harus stay dan sudah harus membangunkan anak gadisnya itu agar tidak terlambat ke sekolah. Ditambah lagi Divani memang ketua Osis jadi dia tidak ingin kalo anaknya dicap sebagai ketua Osis yang lalai dalam tugasnya.

"Aduh ma please.. nambah 10 menit lagi ya" tawar Vani masih dalam posisinya.

"Nggak" tolak mama Sora.

Divani dengan rambut acakan dan mata yang sedikit sembab, akhirnya beranjak duduk menatap sang mama dengan penuh kekesalan.

"Ihh.. mama ganggu Vani mulu deh".

"Biarin" ucap mama Sora.

"Mama jahat".

"Biarin" ulang mama Sora.

"Mama pelit".

"Biarin" kata mama Sora lagi yang berhasil membuat sang anak tambah kesal hingga gadis cantik itu pun mengerutkan bibirnya.

"Mamaaa" teriak Vani dengan nada manjanya.

"Aduh nak.. mulutnya jangan dimanyungin".

"Biarin" kesal Vani.

"Anak mama jadi jelek tau".

"Biarin".

"Ntar anak mama nggak ada yang suka"

"Biarin".

Mama Sora menggeleng pelan kepalanya sembari menatap sang anak yang sedang membalas tingkahnya barusan. Dengan segera dirinya pun memeluk erat anaknya sembari mencium aroma khas milik Divani.

"Ekmm.. anak mama bau" ucap mama Sora.

"Nggak kok ma.. Vani nggak bau".

"Bau sayang" kekeh mama Sora.

Divani segera melepas pelukan sang mama lalu mencium aroma tubuhnya untuk memastikan, apakah mama Sora berbohong atau tidak dan ternyata benar mama Sora sedang membohongi dirinya.

"Mama boong".

"Orang Vani masih bau parfum gini juga" sambung Vani.

"Emang.. tadi mama bilang apa?" tanya mama Sora.

"Mama bilang Vani bau" kesal Vani.

"Bau apa?" balas sang mama lagi yang dibalas Vani dengan mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu.

"Makanya.. tanya dulu sayang".

"Orang mama mau bilang Vani bau wangi" sambung mama Sora yang membuat Divani tambah kesal.

"Au ah ma".

"Vani males debat" Vani melangkah dengan gusarnya menuju kamar mandi meninggalkan sang mama sontak mama Sora hanya bisa tersenyum melihat tingkah konyol sang anak.

...*********...

Mama Sora menuruni anak tangga menuju ke meja makan untuk bertemu anggota keluarganya.

"Vani.. dimana sayang?" tanya lelaki separuh baya yang menatap kedatangan istrinya.

Mahendra Adijaya (suami Sora dan juga papa dari Jordan, Satria dan Divani). Papa Mahen adalah sosok papa yang juga penyayang, humoris dan juga sangat-sangat profesional.

Papa Mahen sangat terkenal dikalangan pembisnis karena perusahaannya Mahen Group sangat berjaya dan sukses hingga berada diposisi kedua terkaya.

"Masih diatas pa" balas mama Sora.

"Atas mana?" tanya papa Mahen lagi.

"Kamarnya".

"Oh.. kirain atas genteng" jawab papa Mahen santai yang dibalas gelengan kepala sama semua orang yang berada disana.

"Ha.. Ha.. Ha.." spontan tawa seorang lelaki seketika lepas.

Satria Mahendra adalah seorang lelaki tampan yang berusia 22 tahun yang saat ini lagi sibuk-sibuknya membantu perusahan papa mahen dikota A. Satria memiliki watak humoris dan judes yang selalu berhasil membuat Divani kesal.

"Kenapa?" balas papa Mahen heran.

"Ha.. Ha.. Ha.. papa lucu".

"Masa iya.. Vani diatas genteng" sambung Satria lagi.

"Iya.. kali aja kan.. adikmu lagi nangkep kupu-kupu" kata papa Mahen datar menatap anak keduanya itu.

Satria dan mama Sora mendengar perkataan papa Mahen hanya berdecak sembari menggelengkan kepalanya.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya orang yang ditunggu pun tiba dengan pakaian seragam sekolah yang melekat dan terlihat menawan ditubuh indahnya.

Divani segera mendudukkan dirinya disebelah Satria.

"Pagi all" sapa Divani tersenyum.

"Pagi sayang" jawab mama Sora.

"Pagi cintaku" papa Mahen tersenyum.

Sedang Satria hanya mendengus kesal.

"Yang bilang siang siapa ya?" ucap Satria judes yang dibalas gelengan kepala oleh sang Adik.

Sedangkan para orang tuanya hanya menggelengkan kepala menatap tajam kedua anaknya yang terlihat akan kembali war dihadapan mereka lagi namun sebelum itu terjadi sang papa segera turun tangan.

"Udah udah" ucap papa Mahen menengah sebelum terjadi peran dunia ketiga diantara kakak beradik itu.

"Hufff".

"Kalian ini selalu aja ribut" tambah mama Sora.

"Noh ma" kesal Vani menunjuk sang kakak.

"Kok gue? lo tuh" balas Satria tidak terima.

"No.. No.. No.. abang yang salah juga" kesal Vani.

Divani dan Satria memang saudara yang sangat akrab saking akrabnya sampai-sampai setiap hari mereka habiskan dengan pertengkaran.

"Dasar nenek lampir" kesal Satria.

"Lo gunduruwo" sindir Vani.

"Ehh lo".

"Enak aja lo".

"Lo" teriak mereka berdua yang spontan membuat sang papa lagi-lagi ikut bertindak.

"Sudah" tegas papa Mahen.

Seketika membuat sepasang saudara itu berhenti berdebat. Keduanya sama-sama menundukkan kepalanya.

"Kalian ini kenapa beratem mulu?" tanya mama Sora.

Sedang papa Mahen menggeleng pelan kepalanya.

"Enggak di rumah, kantor, apartemen, hotel, semuanya ditempati berantem" kesal papa Mahen.

Namun, kedua kakak beradik itu masih terdiam tidak berkutik karena takut akan kemarahan sang papa.

"Kalian kalo begini terus lama-lama papa pisahkan!!".

"Kalian mau?" lanjut papa Mahendra menatap kedua anak-anaknya yang terlihat sudah menggeleng kepalanya.

"Kalo nggak mau.. hal itu terjadi pada kalian makanya jangan berantem lagi" tegas papa Mahen.

"Iya pa" lirih mereka barengan masih dalam posisinya.

Mama Sora melihat kedua sang anak yang sudah merasa bersalah itu, akhirnya mengode sang suami dengan kedipan matanya dan jelas papa Mahen mengerti akan kode tersebut.

"Kalo begitu.. lanjutkan sarapan kalian gih" pintah papa Mahen yang diangguki oleh semuanya.

*

*

*

*

*

1. Divani Agatha Mahendra

2. Soraya Larasati

3. Mahendra Adijaya

4. Satria Mahendra

*

*

*

*

*

!!Bersambung!!

Untuk sang Readers jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya😊

Sahabat Gokil

Seusai sarapan, gadis cantik itu pun berpamitan kepada keluarganya dan segera berlalu menuju sekolah dengan menggunakan mobil mewahnya.

Setibanya di parkiran sekolah, gadis cantik itu sudah disambut oleh tatapan tajam keempat sahabatnya yang sedari tadi memang sengaja menunggu kedatangannya.

"Van.. Van.." teriak mereka barengan melambaikan tangan kearah Divani.

Divani tersenyum melangkah kearah sahabatnya.

"Lama deh" sahut Amoyra menatap kehadiran Vani.

"Sorry.. sorry.. gue telat" tutur Vani tanpa dosa.

"Iya emang lo telat" sewot Keyla sinis.

"Iya Van.. nungguin lo kek nungguin jodoh tau nggak".

"Sama-sama nggak jelas soalnya" sambung Yolan dengan mulut pedasnya.

Nayla menggangguk pelan, "Bener tuh" balas Nayla.

"Itu masih mending sih daripada melihat doi bersama pacar barunya" sindir Keyla pada Nayla. Nayla yang sadar akan sindiran itu sontak melototi Keyla.

Nayla dulunya memang sangat mengidolakan satu lelaki yang tidak bukan dan yang tidak lain adalah teman sekelasnya sendiri yang bernama Dion tapi karena Dion berpacaran sama orang lain dan bukan dirinya, ia pun merasa tersakiti hingga gadis cantik itu sudah tidak mau lagi berhubungan dengan para lelaki.

"Lo nyindir gue?" tanya Nayla menunjuk dirinya.

"Nggak siapa juga yang nyindir lo.. dasar kepedean lo jadi orang" nyolot Keyla ikut kesal.

"Terus yang tadi apa?" kata Nayla.

"Oh itu.. anu.. gue.. anu" ucap Keyla mencari-cari alasan namun tak kunjung mendapatkan alasan yang tepat sedang Nayla terlihat sudah mengagguk paham akan maksud Keyla.

"Gue tau kalo lo boong" nyolot Nayla lagi yang dibalas Keyla dengan mengangkat kedua bahunya.

"Serah lo deh" cuek Keyla.

Ketiga sahabat lainnya hanya bisa menyimak kedua sahabatnya itu yang lagi-lagi sedang bertengkar. Mereka menatapnya intens sembari menghela napas.

Diantara mereka berlima memang Nayla dan juga Keyla yang suka beradu mulut karena memang mereka itu sepupuan tapi anehnya mereka jarang akur.

Hari ini jadwal mereka sengaja di kosongkan karena mereka disuruh oleh Kepsek untuk mengikuti lomba di sekolah sebelah yakni di SMA Damai.

SMA Damai adalah sekolah yang berada persis dihadapan SMA Sentosa. SMA Damai ini terkenal akan sekolahnya yang sangat-sangat elite dan juga akan kepintaran para siswanya hingga sekolah itu selalu mengalahkan SMA Sentosa.

SMA Sentosa juga seperti SMA Damai sama-sama sekolah kaum elite namun SMA Damai lebih diatas SMA Sentosa hingga membuat sekolah itu saling bersaing.

Mereka berlima sengaja ditunjuk oleh kepala sekolah untuk mengikuti sebuah lomba debat karena mereka memang terkenal memiliki kemampuan multitalenta.

Mereka sebenarnya bisa semua pelajaran tapi Divani lebih menonjol dalam perhitungan, disusul Amoyra yang menguasai tiga bahasa (Jerman, Inggris dan Arab), Nayla yang jagonya dalam pengetahuan umum, lalu Meyla yang aktifnya dalam kesenian dan yang terakhir ada Yolan yang ahli sejarah.

Hingga kalo masalah berdebat merekalah jagonya karena setiap kali pembelajaran mereka selalu berdebat soal pelajaran walaupun itu hanya masalah sepeleh.

"Oh iya Van.. lo napa telat?" tanya Yolan mengalihkan pembicaraan.

"Biasalah ada perdebatan dikit".

"Sama Bangs*t lagi?" sahut Amoyra penasaran yang dibalas anggukan oleh gadis cantik tersebut.

Bangs*t adalah singkatan nama dari Bang Satria, itu pun pemberian nama dari Yolan kepada Divani agar bisa membalas olokan sang abang bila mereka bertengkar.

"Kenapa?" tanya mereka barengan.

"Ekm panjang ceritanya" balas Divani yang membuat mereka semua menggangguk.

Derttt

Derttt

Spontan handphone mereka bergetar bersamaan membuat mereka sedikit terkejut. Kelima gadis cantik itu pun segera mengeceknya dan rupanya itu adalah pesan dari grup Whattshapp "Hari Ini Debat" yang didalamnya ada para guru yang mengajarinya dan juga ada sang kepala sekolah SMA Sentosa.

Mengetahui hal tersebut, mereka berlima pun saling memandang antara satu dan lainnya sembari mengode akan rencananya untuk mengerjai sang kepala sekolah yang sedang mencari mereka.

"Hari Ini Debat"

Kepala Sekolah : Dimana kalian?

Divani : Di parkiran pak

Kepala Sekolah : Mana yang lain?

Divani : Belum pada dateng pak

Kepala Sekolah : Kok bisa?

Amoyra : Kejebak macet pak

Nayla : Pak, Nayla izin bolos

Yolan : Bosen belajar pak

Keyla : Kasurnya anget

Kepala Sekolah : Apa-apaan ini?

Nayla : Mau liburan dong pak

Mereka : Betul pak

Yolan : Iya pak bosen sekolah mulu

Amoyra : Bener pak

Kepala Sekolah : Kalian mau liburan?

Mereka : Iya pak😎

Kepala Sekolah : Oke

Kepala Sekolah : Menangkan debat ini dulu

Mereka : Itu doang pak?

Kepala Sekolah : Iya

Mereka : Gampang

Divani : Janji kan pak🤭

Kepala Sekolah : Iya bapak janji

Kepala Sekolah : Sejak kapan sih bapak boong?

Mereka : Iya kali aja kan pak

Keyla : Btw kemana pak?

Kepala Sekolah : Puncak aja yang deket

Nayla : Seriusan pak?

Amoyra : Gaes gue nggak mimpi kan?

Yolan : Nggalah

Divani : Nggak boongkan pak?

Yolan : Nggaklah bege

Mereka : Ha.. Ha.. Ha..

Keyla : Awas ya pak kalo boong

Kepala sekolah : Siap

Yolan : Yuhhhuyyy

Mereka : Yeahhh

Keyla : Akhirnya liburan gratis gaes

Yolan : Iya kapan lagi coba

Divani : Sikat sist semongko

Amoyra : Udah nggak sabar gue

Kepala Sekolah : Nggak usah ngebac*t

Kepala Sekolah : SEKARANG

Kepala Sekolah : Cepet ke kantor bapak

Keyla : Siap pak komandi

Yolan : Komando bege

Keyla : He.. He.. He.. maksud gue itu

Mereka : Garing lo

Keyla : Biarin yang penting gurih

Nayla : Receh

Mereka : Serah lo Key (chat berakhir).

Tok

Tokk

Mereka sedari tadi membalas grup chat sembari berjalan menuju ruang kepala sekolah hingga saat ini kelima gadis cantik itu pun tiba di depan ruangan sang kepala sekolah.

"Iya masuk" teriak pak Adam dalam ruangannya.

Adam Jordan adalah kepala sekolah SMA Sentosa. Pak Adam terkenal tegas dan berwibah tapi kalo sudah bersama para anak elite sekolahnya, ia pun telah berubah menjadi sosok yang humoris.

Pak Adam juga sangat mengenal kelima gadis cantik tersebut karena pak Adam memang sangat dekat kepada mereka ditambah mereka semua adalah anak Osis SMA Sentosa.

"Hai pak" balas mereka barengan yang berhasil membuat pak Adam terpingkal begitu terkejutnya.

"Bukankah kalian masih di rumah?" tanya pak Adam.

Sontak mereka menggeleng pelan kepalanya.

"Nggak dong paman.. orang kita berlima ada di parkiran dari tadi" jujur Keyla.

"Jangan panggil saya paman, setidaknya bukan di sekolah" balas pak Adam pada Keyla yang memang keponakannya.

"Asyyiap pak" ucap Keyla tersenyum sambil hormat.

Pak Adam berdecak kesal memantap kelima gadis cantik tersebut.

"Jadi kalian boongin bapak? iya?" kesal pak Adam membuat semuanya tertawa.

"Sekali-kali doang pak" timpal Divani.

Namun pak Adam tersenyum miring.

"Sekali-kali apanya.. orang kalian sudah berulang kali membuat bapak marah" kata pak Adam lagi.

"Argggh.. pak Adam lebbay deh" judes Yolan.

Sebenarnya pak Adam memang sangat membenci yang namanya berbohong, apa lagi itu dari para siswanya namun karena hari ini mereka akan berjuang demi mengharumkan nama SMA Sentosa, akhirnya pak Adam memakluminya.

Mereka berlima saling beradu pandang seketika memfokuskan satu arah kearah pak Adam.

"Emang.. ada apa sih pak?" tanya Vani to the point.

"Iya pak.. sampai kita disuruh kesini?" timpal Nayla.

Kelima gadis itu masih menatap tajam pak Adam yang terlihat begitu seriusnya.

"Adakah?" canda mereka tiba-tiba membuat pak Adam menghela napas.

"Kalian sudah siap kan?" tanya pak Adam menatap kelima gadis cantik yang ada didepannya itu sedang mereka pun sontak tersenyum karena sudah paham akan maksud ucapan dari sang kepala sekolah.

"Bapak sungguh akan menepati janji bapak akan liburan itu jikalau kalian benar-benar menang dari sekolah sebelah" jelas pak Adam lagi.

"Itu urusan gampang pak" sombong Amoyra.

"Betul.. betul.. betul" balas mereka barengan.

"Itu nggak masalah pak kami usahakan agar sekolah kita kali ini mengalahkan sekolah sebelah" tutur Vani tersenyum menatap keempat sahabatnya.

"Iya pak" sorak mereka bersemangat.

Yolan tersenyum miring, "Tenang aja pak kita bakal membuat siswa sebelah salut akan kejagoan kita, jadi pak Adam nggak usah khawatir" kata Yolan.

Keyla tampak seperti berpikir, "Ekm pak" panggil Keyla kepada sang paman.

"Iya Key ada apa?" tanya pak Adam.

"Kalo semisal kami gagal menang apa yang akan terjadi?" ucap Keyla lagi.

Pak Adam mendengus pasrah.

"Ekm".

"Itu yang bapak takutkan.. kalo sampai kalian gagal maka sekolah kita akan tertinggal lebih jauh lagi dari sekolah sebelah" jelas pak Adam mendapat anggukan paham dari kelima gadis cantik itu.

"Oh gitu pak" balas mereka barengan.

"Iya.. makanya bapak sangat berharap agar kalian bisa menang" sambung pak Adam lagi.

Kelima gadis cantik itu lalu tersenyum.

"Oke gaes, kalo gitu kita akan tunjukkan kalo sekolah kita lebih elite dari sekolah sebelah" Vani antusias.

Dan VANKY saling menatap.

"Setuju" sorak mereka begitu kompak.

Sedang pak Adam hanya tersenyum menatap kelima gadis cantik itu yang terlihat begitu semangatnya.

"Pak" panggil Amoyra kepada pak Adam.

"Iya Moy" jawab pak Adam.

"Nanti jam berapa pak?" tanya Amoyra sedang pak Adam segera menatap jam tangannya.

"Sembilan.. sebentar lagi kita akan kesana bersama guru lainnya" jawab pak Adam yang mendapat anggukan oleh kelima gadis cantik itu.

Divani, Amoyra, Keyla, Nayla dan Yolan saling mengode dengan mengedipkan matanya seraya merencanakan sesuatu.

"Pak.. kalo gitu kita pamit duluan ya pak" pamit Vani kepada pak Adam.

"Mau kemana?" tanya pak Adam.

"Raja Ampat" canda Keyla membuat semuanya terkekeh.

"Iya.. mau ke sekolah sebelah dong pak" judes Yolan.

"Buat apa?" tanya pak Adam yang belum mengerti.

"Nyari ubur-ubur pak" pekik Nayla datar.

"Di sekolah sebelah ada ubur-uburnya?" tanya pak Adam lagi membuat semuanya menghela napas.

Namun bukannya mereka menjawab pertanyaan pak Adam, kelima gadis cantik itu malah berlalu meninggalkan pak Adam yang masih terlihat bingung menunggu jawaban dari pertanyaannya.

Pak Adam menatap kepergian kelima gadis cantik itu sembari tersenyum miring.

"Dasar anak ini" kesal pak Adam seraya menggeleng pelan kepalanya menatap kepergian VANKY.

*

*

*

*

*

Para Sahabat Divani.

1. Amoyra Bryenda (Cantik, judes, pinter, humoris, blasteran Turki dan wakil Osis)

2. Keyla Anastasya (Cantik, pinter, suka melawak walau garing, judes, cuek dan sekretaris Osis)

3. Nayla Kurnia Maulana (Cantik, pinter, sigadis kecamata, wakil sekretaris satu)

4. Yolanda Adityawarman (Cantik, pinter, si pemilik mulut pedas, judes, paling tak suka diganggu dan wakil sekretaris dua)

*

*

*

*

*

!!Bersambung!!

Harap para Readers untuk meninggalkan jejak ya gaes🤭

Awal Bertemu

Kelima gadis cantik itu berjalan lurus menelusuri seluruh koredor SMA Damai dengan menatap takjub semua pemandangan yang ada disana.

Terlihat bangunan yang ada disana semuanya bertingkat tujuh dengan cat berwarna-warni ditambah desainnya yang berbeda-beda hingga membuatnya semakin tampak elok dipandang.

"Sekolah sebelah ternyata keren ya" ujar Nayla tersenyum masih menatap takjub SMA Damai.

"Iya Nay.. lo bener banget lihat aja tuh kolam renangnya wah keren abis" balas Amoyra menunjuk kolam renang yang ada disana.

"Apa lagi itu" tunjuk Keyla pada ruangan lain yang sepertinya ruangan cliders.

"Wah.. gaes ada ruangan band-nya juga" tambah Yolan saat melihat ruangan itu begitu kerennya.

Divani melihat semua itu hanya terdiam menatap semua tempat-tempat yang ada disana karena memang sekolah itu tampak lebih mewah dibanding sekolah miliknya.

"B aja sih" imbuh Vani padahal di dalam hatinya juga ia berhasil dibuat takjub oleh pemandangan yang ada disana.

Amoyra, Keyla, Nayla dan juga Yolan yang mendengar penuturan Divani barusan akhirnya tersadar akan ucapannya.

"Uuppst" balas mereka barengan.

"Tapi sekolah punya lo juga sama-sama kerennya kok Van" imbuh Nayla menutup mulutnya.

Divani tersenyum, "Santai aja lagi.. lagian gue nggak marah kok" balas Vani datar.

"Bener lo nggak marah Van?" tanya Keyla yang masih belum percaya karena memang kalo mereka menghujat SMA Sentosa pasti mereka sudah ditatap sinis sama sipemilik sekolah tersebut.

"Iyalah buat apa juga gue marah" balas Vani dengan senyuman fakenya.

Sedang Yolan dan Amoyra menatap aneh Divani.

"Tumben banget.. lo nggak marah" timpal Amoyra serius.

"Iya biasanya juga kalo kita bicara jelek tentang SMA Sentosa lo udah nyerocos mulu kek petasan mercon" ucap Yolan.

Vani tersenyum miring, "Itu dulu ya dan sekarang udah kagak" jawab Vani melangkah cepat meninggalkan para sahabatnya.

Mereka pun terus berjalan menelusuri semua tempat yang ada disana hingga mereka tiba didepan ruang basket yang tampak begitu banyak siswa berkumpul disana.

"Cek yuk gaes" pintah Keyla kepada semua sahabatannya.

"Buat apa?" kata Amoyra.

Keyla tesenyum, "Iya kali aja kan.. kita nemu jodoh kita disina" balas Keyla.

Spontan semua menatap sinis kearah gadis cantik itu berada namun seketika itu juga mereka dibuat pasrah ketika melihat ekspresi Keyla yang tampak begitu memohon.

"Iya udah deh.. 10 menit cukup?" tanya Divani yang diangguki oleh Keyla.

Mereka pun berjalan mendekat, dimana terdapat lima cowok tampan yang sedang bermain basket.

Semua siswa yang ada disana terlihat bersorak meriah dan tentunya sangat bersemangat menyoraki kelima cowok tampan tersebut.

Sedangkan siswa cowok lainnya yang ada disana ikutan bersiul dan bersorak saat melihat kedatangan mereka berlima.

"Suitt suittt".

"Man.. ada bidadari".

"Wah mereka cantik banget".

"Sepertinya dari sekolah sebelah".

"SMA Sentosa punya cecant ternyata".

Begitulah kira-kira semua pembicaraan yang muncul disana pada saat mereka berjalan ditengah-tengah para siswa.

Namun kelima gadis cantik itu tidak mengubris atau membalasnya. Mereka hanya fokus melewati para siswa, tanpa menoleh karena memang menurutnya itu cuma membuang-buang waktunya saja dan juga tenaga tentunya.

Mereka pun tiba dan sangat dekat dengan pemain basket yang sedang saling bergantian memasukkan bola basket ke dalam ring.

"Wah keren abisss" ucap Amoyra takjub ketika melihat lelaki tampan memasuki bola kedalam ring.

"Nomor tujuh cogant gaes" tunjuk Keyla pada satu cowok yang memang tampak tampan.

"Nggak Key yang tadi lebih keren" elak Amoyra yang tidak mau kalah sembari menunjuk cowok yang bernomor empat belas.

"Mana ada sih.. orang yang paling ganteng nomor dua tujuh noh.. lihat" tambah Yolan ikut menunjuk cowok yang menurutnya tampan.

"Sepuluh juga cogant tuh" sahut Nayla ikut menunjuk lelaki yang menurutnya paling tampan.

Sedang Divani, ia tampak fokus menatap cogant yang bernomor dua empat yang telah berulang-ulang kali memasukkan bola ke dalam ring, ia lelaki itu bener-bener keren dimata gadis cantik itu.

"Nggak.. nomor tujuh lah" Kesal Keyla.

Nayla tersenyum miring, "Cogant yang nomor sepuluh lah buk" balas Nayla tidak mau kalah.

"Diem lo.. bukannya lo cuman sukanya sama si pangeran Dion lo seorang" ucap Yolan kepada Nayla.

Nayla pun menatap sinis kearah Yolan.

"Enak aja lo.. itu dulu ya dan sekarang sudah kagak" balas Nayla sedikit nyolot yang dibalas Yolan dengan tawanya.

"Masa!!" bales mereka barengan.

"Gue nggak percaya tuh" tambah Yolan lagi namun kini dirinya menatap serius kearah Nayla yang terlihat begitu kesal.

"Iyalah.. buat apa juga memperjuangkan seseorang yang ternyata tak peduli.. toh itu namanya kebodohan yang hakiki" seru Nayla menatap Yolan.

"Terus yang kemarin-kemarin itu?" tanya Amoyra ikut menimpali.

"Iya.. pada saat itu gue adalah wanita yang paling bodoh sedunia yang bisa-bisanya percaya akan semua ucapan manis cowok itu" kesal Nayla mengingat semua masa lalunya bersama Dion, seorang lelaki tampan yang pernah singgah dihatinya.

Vani ikut tersenyum, "Jadi lo udah move Nay?" tanya Vani yang dibalas anggukan oleh Nayla.

"Iya.. dan sekarang gue masih mencoba untuk move on walau itu masih sangat sulit untuh gue lupain sih tapi gue harus melupakannya" ujar Nayla antusias yang berhasil membuat keempat sahabatnya salut.

"Unnchhhh" haru Yolan menatap Nayla.

"Lo tenang aja Nay.. kita bakal support lo kok apapun yang terjadi" timpal Amoyra.

"Bener tuh dan kita akan selalu ada buat lo" imbuh Keyla menepuk pelan bahu Nayla.

"Iya.. dan gue sangat yakin kalo lo.. pasti bisa untuk melupakan cowok brengs*k itu" Yolan ikut kesal.

"Kita semua.. ada untuk lo" sahut mereka barengan dan seketika saling berpelukan.

"Unnnccccchhh.. thanks ya gaes" haru Nayla masih didalam pelukan sahabatnya.

Semua siswa yang ada disana terlihat fokus menatap kelima gadis cantik itu yang saat ini masih saling berpelukan termasuk kelima lelaki pemain basket yang barusan mereka puji-puji itu.

"Mereka siapa?" ujar lelaki tampan yang bernomor empat belas, lelaki yang tadi Amoyra perhatikan yang dibalas lainnya dengan mengangkat kedua bahunnya pertanda tidak tahu akan mereka.

"Dilihat dari seragamnya sih.. sepertinya anak dari sekolah sebelah" balas lelaki yang bernomor sepuluh, lelaki yang sempat Nayla puji-puji.

"Mereka semua.. cantik man" imbuh lelaki satunya dengan menatap Yolan, lelaki yang bernomor dua tujuh.

"Iya.. dia aslinya sangat cantik" kata lelaki satunya lagi yang saat ini memandang Divani dan lelaki tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah lelaki bernomor dua empat.

Lelaki bernomor tujuh pun terenyum lebar.

"Kuyy.. kenalan yuk man" panggil lelaki itu berlalu ketempat gadis cantik itu berada.

Keempat cowok tampan itu mengikuti setiap langkah kaki nomor tujuh dari belakang hingga mereka pun tiba disana.

"Hai.. boleh kenalan nggak?" sapa lelaki itu yang seketika membuat kelima gadis cantik itu pun melepas pelukannya.

Alangkah dibuat terkejutnya mereka setelah berbalik badan dan melihat kelima pemain basket yang mereka tonton tadi sudah berdiri didepan matanya.

Kelima gadis cantik itu tersenyum.

"Eh iya.. boleh banget malah" balas Keyla dengan nada manjanya saat melihat lelaki yang ia puji-puji sudah berada dihadapannya.

Dimulai dari lelaki bernomor punggung tujuh.

"Oh iya.. kenalin gue Ferdi cowok terkeren di sekolah ini" ujar Ferdi dengan senyuman tampannya yang berhasil membuat Keyla pangling.

Disambung lelaki nomor punggung empat belas.

"Hai.. gue Alex cowok terpinter di sekolah ini" kata Alex yang membuat Amoyra blushing mendengar suara lelaki yang tadi ia puji sudah berada didepan matanya.

Dilanjut lelaki nomor punggung dua tujuh.

"Kalo gue Reno.. cowok terkece di sekolah ini" sahut Reno tersenyum yang juga berhasil membuat Yolan ikut tersenyum.

Disusul lelaki bernomor punggung sepuluh.

"Kalo gue Geon.. cowok terpopuler di sekolah ini" imbuh Geon tersenyum yang saat ini berada dihadapan Nayla sedang Nayla hampir dibuat gila akibat tatapan Geon yang terus menatapnya.

Dan terakhir ada lelaki bernomor punggung dua empat.

"Aku Fando.. senang bisa ketemu kamu disini" sahut Fando tersenyum sopan memandangi Divani dengan tatapan begitu takjubnya.

Divani yang ditatap seperti itu memilih menunduk karena tak menyangka lelaki yang tadi ia puji-puji juga sudah berada tetap didepan indera penglihatannya.

Kelima gadis cantik itu tersenyum saat melihat kelima lelaki tampan itu sudah memperkenalkan dirinya.

Mereka berlima pun bergantian saling memperkenalkan diri.

Dimulai dari Amoyra.

"Hai.. kenalin gue Amoyra.. wakil Osis sekolah sebelah" ucap Amoyra yang masih menatap Alex seraya tersenyum.

Para cogant tersenyum kecuali Fando, "Hai Amoyra" ucapnya barengan yang dibalas anggukan oleh Amoyra.

Dilanjutkan Keyla.

"Kenalin.. gue sendiri Keyla.. sekertaris Osis sekolah sebelah" sambung Keyla masih dengan menatap Ferdi, lelaki yang tadi ia puji-puji.

"Oh Keyla toh" ujar semua cogant itu kecuali Fando.

Disusul Nayla.

"Gue Nayla.. sekertaris Osis satu di sekolah sebelah tentunya" sapa Nayla dengan senyumannya.

"Hai Nayla" ujar cogant itu kecuali Fando yang saat ini masih menatap Divani.

Next Yolan.

"Kalo gue Yolan.. sekertaris Osis dua di sekolah sebelah dong" jelas Yolan singkat.

"Yolannn" panggil mereka barengan kecuali Fando terlihat menunggu giliran Divani.

Dan terakhir Vani.

"Gue sendiri Divani.. ketua Osis sekolah sebelah" ujar Vani singkat sembari tersenyum.

"Haii Vani" jawab cogant barengan yang dibalas Vani dengan senyuman manis.

"Oh.. ternyata dia ketua Osis juga.. sama dong sama gue yang juga ketua Osis disekolah ini" ucap Fando dalam hatinya.

*

*

*

*

*

Visual Fando dan para sahabatnya.

1. Refando Hermawan (Tampan, sangat tajir, pinter, jenius, penyayang, penyabar, cuek, rajin beribadah dan ketua Osis)

2. Ferdian Georgino (Tampan, humoris, juga tajir, romantis dan wakil ketua Osis)

3. Alexio Pratama (Tampan, pinter, rewel, humoris, romantis dan sekertaris Osis)

4. Reno Darmoasa (Tampan, pinter, tajir, judes, cuek dan wakil sekretaris Osis)

5. Geonar Aswariandi (Tampan, humoris, imut, pinter, tajir dan ketua team seni).

*

*

*

*

*

!!Bersambung!!

Ayo gaes jangan lupa tinggalkan jejak ya ditunggu😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!