NovelToon NovelToon

Cinta Terbaik

Pembuka

Hai semuanya 😁👋

Akhirnya karya ke dua sudah rilis. Karya ini merupakan kelanjutan dari Cinta Pertama Intan.

Sebelumnya di season 1 "Cinta Pertama". Cinta Intan mengalami kegagalan, cintanya tak berbalas dan berujung perpisahan.

Kegagalan Cinta Pertama itu telah membuat Intan menutup diri untuk membuka hatinya lagi. Bahkan, Intan membangun pintu besi dalam hatinya. Sudah banyak lelaki yang berusaha mendobrak pintu besi itu, namun selalu mengalami penolakan. Bahkan, mereka akan mundur sebelum mendekat.

Namun, suatu ketika ada seorang pemuda yang perlahan menghangatkan hatinya. Pintu besi itu perlahan melunak. Siapakah pemuda itu? Dan bagaimana kah cara pemuda itu menghangatkan hati Intan?

"Cinta Terbaik" akan menjadi kisah cinta baru dalam perjalanan cinta Intan. Cinta tulus yang mengajarkan sebuah kesetiaan dan kepercayaan.

.

.

Kisah ini, bagi author juga sebuah karya baru dimana author mencoba memperbaiki kekurangan dari kisah sebelumnya.

Selamat menikmati , saran dan kritik akan author terima dengan tangan terbuka.

Happy Reading ... I love you all 😍😘

"Kamu teringat masa lalumu lagi?"

Tin ... Tin ...

Suara klakson kendaran meraung-raung dijalanan pagi itu. Suasana yang sangat akrab di pagi hari, terlebih hari senin. Bermacam kendaran pun terlihat memenuhi jalanan yang sempit, seakan berlomba untuk menjadi yang pertama.

"Bagaimana ini? Kenapa jalanan sangat macet, bisa-bisa aku terlambat!" Seru Intan tak tenang dari dalam taxi yang ia naiki.

"Pak, saya turun disini saja." Ucap Intan memutuskan. Ia akan terlambat jika terus menunggu jalanan lancar.

Setelah membayar ongkos taxi yang ia naiki, Intan segera berlari menyusuri trotoar yang juga cukup padat pagi itu. Beberapa kali Intan melirik jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan bahwa bel akan segera berbunyi.

"Kenapa, dihari pertama aku selalu terlambat!" Gerutu Intan kesal sepanjang perjalanan.

Ya, hari ini adalah hari pertama Intan resmi menjadi seorang siswi SMA. Sebelumnya ia sudah senang, karna selama masa orientasi ia tak terlambat seperti saat SMP, namun kenapa di hari pertamanya kini ia akan terancam terlambat?!

Semua ini salah mobil sang ayah. Pagi ini Intan tak terlambat bangun, bahkan ia berangkat lebih pagi. Namun, naas ditengah perjalanan ban mobil sang ayah kempes. Sehingga, Intan harus naik angkutan umum yang kebetulan pagi tadi juga susah didapatkan, ditambah jalanan yang macet. Lengkap sudah penderitaan Intan pagi itu.

.

.

Ting-Nong ... Ting-Nong ...

Suara bel masuk pun berbunyi. Tepat saat Intan memasuki gerbang sekolah. Ia bisa bernafas lega, karna tak sampai terlambat. Dengan masih berlari, Intan segera menuju kelasnya yang kebetulan berada diujung koridor.

Tak mudah bagi Intan melewati koridor pagi itu karna semua murid juga tengah berdesakan untuk memasuki kelas mereka masing-masing.

Sampai saat di tikungan koridor, Intan tak sengaja menabrak seseorang.

Brukk..

"Aww!!" Pekik Intan terkejut saat tubuhnya membentur sesuatu yang keras hingga membuatnya sedikit terpental kebelakang, ia mengusap-usap dahinya yang terasa sedikit nyeri karna benturan itu.

"Maaf!" Seru Intan cepat, sembari membungkuk kan badannya tanpa menatap sosok yang sudah ia tabrak.

Tanpa menunggu jawaban lagi, Intan kembali berlari pergi meninggalkan sosok tersebut.

Hufftt..

"Aku selamat!" Seru Intan saat ia berhasil sampai di kelas sebelum guru mata pelajaran jam pertama masuk.

"Intan!" Panggil Ifa dengan melambaikan tangan memintanya untuk mendekat.

Intan pun tersenyum dan bergegas menghampiri Ifa dan duduk dibangkunya.

"Biasa deh, kenapa hari pertama malah mau terlambat, huh?!" Tegur Ifa sinis.

"Ban mobil ... Ayah ... Tadi pagi kempes ... Ak ..."

"Nih, minum dulu. Lihat tampangmu sudah seperti ikan ******!" Potong Ifa sembari menyodorkan botol minum pada Intan.

"Huh!" Dengus Intan kesal, karna disamakan dengan ikan ******, yah walaupun mungkin ia sedikit merasa mirip dengan ikan ****** sekarang.

"Sudah? Sekarang mau kasih alasan apa?!" Sindir Ifa yang masih kekeh kalau keterlambatan Intan adalah karna kecerobahan seperti sebelumnya.

"Kali ini tuh bukan salah aku. Tapi, salah mobil ayah. Tadi, tiba-tiba dijalan main kempes aja. Apalagi, susah banget nyari kendaaran umum. Puas?!" Ucap Intan kesal.

"Oh.." jawab Ifa kikuk. Ia merasa tak enak hati karna sudah mencurigai Intan sebelumnya.

"Oh?! ... Mangkannya dengerin dulu baru nyinyir! Huh!" Sindir Intan ketus.

"Ya, maaf. Habisnya itu uda jadi kebiasaanmu sih. Hehe." Kilah Ifa mencari pembenaran.

"Terserah."

Hubungan Intan dan Ifa semakin dekat. Kini, tak jarang bagi mereka untuk saling mengejek. Namun, hal itu lah yang membuat mereka semakin dekat. Intan juga bisa menjadi sosok cerewet jika bersama dengan Ifa. Mereka berdua saling melengkapi.

"Ish ..." Dengus Intan sambil mengusap dahinya.

"Kenapa?" Tanya Ifa bingung.

"Karna terburu-buru tadi aku gak sengaja nabrak orang. Nih, masih sakit rasanya." Keluh Intan.

"Kamu beneran yakin nabrak orang jangan-jangan tembok?" Ucap Ifa acuh. Ia merasa Intan sedang melebih-lebihkan cerita, mana ada nabrak orang sampai sesakit itu.

"Yaelah, gak percayaan banget sih. Beneran nabrak orang aku tuh. Keras banget tau gak sih, sampe mental sedikit aku tadi." Ucap Intan mengingat kejadian sebelumnya.

"Beneran nih?! Emang kayak gimana orang yang kamu tabrak itu?" Tanya Ifa mulai penasaran.

"Hmm ... Gatau!" Jawab Intan acuh.

"Huh?! Kamu gimana sih, katanya habis nabrak orang tapi kok gatau gimana orang yang kamu tabrak. Jangan bilang kamu langsung lari?!" Tebak Ifa.

"Emang, iya." Jawab Intan acuh dan tak merasa bersalah.

"Kamu gak tanggung jawab?!" Tanya Ifa heran.

"Ya ampun Ifa. Aku tuh nabrak orang pakek tubuh aku nih. Bukan pakek mobil. Ya kali, harus tanggung jawab. Lagian, aku yang mental tadi." Ucap Intan gemas.

"Hehe. Santai lah. Habis, kamu juga Tan. Ya masa gak inget sama sekali, apa tadi kamu juga gak ngucapin maaf gitu?" Tanya Ifa bingung.

"Tentu lah. Setelah bilang maaf aku langsung lari lagi." Jawab Intan acuh.

"Hm, cowok ato cewek ya yang kamu tabrak tadi?" Tanya Ifa penuh selidik.

"Ya mana ku tahu! Lagian apa hubungannya dia cowok ato cewek. Gak penting juga!" Seru Intan kesal.

Namun, otaknya secara otomatis mengingat kejadian itu. Memang benar Intan tak tahu orang ia tabrak itu seperti apa, namun sepertinya ia yakin bahwa itu cowok. Karna, saat ia membungkuk untuk meminta maaf ia melihat sepasang kaki dengan celana panjang khas siswa SMA.

"Kan kalau cowok, bisa gitu sekalian kenalan Tan." Goda Ifa.

Intan yang mendengar ucapan itu pun merasa mulai tak nyaman. Memori kelam cinta pertamanya kembali terlintas dalam benak Intan. Ia kembali merasa sesak, walaupun sudah lewat setahun berlalu. Tanpa sadar, ia tersenyum kecut.

"Bisakah kita tak membahas hal begini lagi?" Ucap Intan berusaha tetap tenang.

"Kenapa? Kamu teringat masa lalumu lagi? Lalu, sampai kapan itu akan terjadi? Sampai kapan kamu harus lari dan menutup dirimu dari cinta yang baru. Ayolah Tan, move on dan buka hatimu lagi." Ucap Ifa kesal.

Ifa sudah cukup melihat sahabatnya itu menderita setahun sebelumnya, saat Cinta Pertamanya berakhir tragis. Butuh waktu lama untuk Intan bisa tersenyum lagi seperti saat ini. Namun, luka dihatinya seakan tak bisa dihilangkan. Intan akan mulai sensitif jika mulai masuk pembahasan tentang hubungan seperti saat ini.

"Kamu pikir aku tak berusaha melakukannya? Ngomong saja gampang Ifa. Tapi, kamu tahu aku seorang Taurus, susah bagiku untuk melupakan perasaan yang telah lalu. Sudahlah, aku tak ingin membahasnya!" Seru Intan kesal. Kemudian, ia mulai mengeluarkan buku mata pelajaran pagi itu.

"Lalu sampai kapan kamu bakal begini? Kenapa kamu terus menyiksa dirimu sendiri seperti sekarang? Padahal, tak menutup kemungkinan bahwa cinta pertamamu itu sekarang sedang bahagia. Sedangkan kamu? Kamu masih terikat dan belum bisa melepaskan cinta tak berbalas itu!" Seru Ifa kesal. Ia sudah lelah melihat sahabatnya itu terus terkurung dalam lingkaran masa lalu.

"......"

Intan tak menjawab dan hanya diam. Ia tahu niat Ifa baik dan apa yang dikatakan Ifa juga benar. Hanya saja ... Dia belum siap ... Ya, hatinya belum siap ... Belum siap untuk memulai sebuah cinta yang baru.

"Baiklah terserahmu. Aku hanya menasehatimu. Maaf, mungkin aku yang terlalu sensitif." Ucap Ifa mengalah.

"Kamu tak salah. Aku saja yang masih belum bisa menerima dan berdamai dengan perasaanku. Maafkan aku ... Dan juga terima kasih karna sudah menemaniku selama ini. Aku sungguh-sungguh berterima kasih. Ntahlah, jadi apa aku tanpamu." Ucap Intan tulus.

Ya, tak dapat Intan pungkiri. Peran Ifa dalam mengembalikan senyumnya patut diakui. Tanpa Ifa, mungkin saat ini Intan akan terlihat menyedihkan. Dan Intan juga bersyukur bisa satu sekolah bahkan sekelas lagi bersama Ifa. Ini sebuah keberuntungan.

"Tentu, karna kita adalah Sahabat." Jawab Ifa dengan senyum lebarnya.

.

.

.

Bersambung..

"Dia adalah kekuatanku ..."

Disebuah salah satu bangku panjang dekat lapangan sekolah, nampak seorang siswa tengah duduk sembari menatap cemas ke arah gerbang.

Pandangannya tak pernah berpaling dari gerbang, memperhatikan siswa-siswi yang silih berganti memasuki sekolah. Namun, pandangan kecewa jelas terlihat dimata hitam gelapnya.

Ting-Nong ... Ting-Nong ...

Sampai ia mendengar suara bel berbunyi yang menandakan ia harus segera meninggalkan tempatnya berada dan menuju kelas.

Dengan langkah berat, ia memaksa dirinya untuk pergi meninggalkan bangku tempat ia duduk. Sesekali ia menoleh kebelakang dan menatap gerbang penuh harap. Namun, apa yang ia tunggu tak kunjung ada.

Ia tak tahu, bertepatan saat ia berdiri dan mengalihkan pandangannya dari gerbang tadi. Sosok yang mungkin ia nanti sudah memasuki sekolah dengan tergesa. Sampai, ketika ia ditikungan koridor ...

Brukk..

"Aww!!" Pekik gadis didepannya yang tak lain adalah Intan.

Intan menubruk dadanya dengan cukup keras, sampai dapat ia lihat tubuh kecil Intan terpental mundur beberapa centi dari tempatnya semula. Ia juga melihat Intan tengah mengusap dahinya pelan yang ia yakini cukup sakit setelah bertabrakan dengan dirinya.

Beberapa saat ia terpaku menatap gadis berkuncir kuda yang berdiri didepannya. Matanya membulat karna terkejut, namun jelas terlihat sorot mata bahagia disusul dengan senyum dibibirnya. Ia mengulurkan tangan hendak menyentuh bahu Intan ..

"Maaf!" Seru Intan, sembari membungkuk kan tubuhnya kemudian kembali berlari pergi meninggalkannya.

Ia menatap punggung Intan yang semakin menjauh dan akhirnya hilang masuk ke sebuah kelas diujung koridor.

Deg ... Deg ... Deg

"Sudah sangat lama aku tak melihatmu sedekat ini, tapi jantungku masih berdebar dengan keras seperti sebelumnya." Ucap pelan siswa itu sambil memegang dadanya.

Aku tak akan melepaskanmu lagi mulai sekarang. Tunggu aku ... Aku akan datang mencarimu.

"Setya!"

Siswa itu pun menoleh karna merasa namanya dipanggil.

"Lagi ngapain disini? Gak masuk uda bel loh." Tegur seorang siswa sembari merangkul bahu Setya dan mulai membimbingnya untuk berjalan ke arah kelas bersama.

"Ya tau, ini juga mau ke kelas." Jawab Setya acuh, ia masih menikmati sensasi debar jantungnya setelah bertemu Intan.

"Tapi, kenapa wajahmu seperti itu? Habis liatin cewek ya?" Tebak Bayu, nama siswa itu. Ia adalah satu-satunya sahabat dekat Setya sejak dari Sekolah Dasar.

"Iyaa ... Dan dia terlihat semakin cantik." Jawab Setya dengan mata berbinar diikuti senyum yang merekah lebar. Senyum yang mampu membuat gadis yang melihatnya histeris, terbukti ada beberapa gadis yang tak sengaja melihat senyum itu pun jadi teriak-teriak gak jelas dibuatnya.

"What? Seriously?!" Pekik Bayu tak percaya bahwa tebakannya benar.

Bukan apa-apa, namun ia kenal sekali dengan sahabatnya ini. Bertahun-tahun tak ada gadis yang mampu menggetarkan hatinya. Ia selalu sendiri selama ini, bahkan jumlah gadis yang ia tolak pun tak bisa dibilang sedikit.

Ya, wajar sih karna Setya sahabatnya itu memang memiliki paras seorang idola. Tubuh tinggi putih, postur tegap dan atletis, wajah proporsional dengan iris mata bewarna hitam gelapnya, ditambah dia pintar dan dari keluarga yang cukup berada.

"Kenapa sekaget itu?" Tanya Setya heran.

"Ini sebuah keajaiban lah. Seorang Setya, rajanya penolak tiba-tiba bilang kalau baru saja menatap seorang gadis?! Apalagi ekspresimu mengatakan kalau kau tertarik pada gadis itu. Ini berita besar!" Seru Bayu, antusias.

"Rajanya penolak?"

"Ya, itu julukan mu diantara murid sekolah ini. Karna, sudah entah berapa kali gadis yang kamu tolak dari kelas 10 dulu. Baik yang seangkatan maupun kakak kelas." Jelas Bayu.

"Oh, aku tak tau kalau aku mendapatkan gelar seperti itu ... Yang jelas, kali ini aku tak akan menolaknya, justru aku yang akan mengejarnya." Ucap Setya yakin, nampak jelas ada kesungguhan disorot matanya.

"Ini benar-benar berita besar. Sampai ada yang tahu, para gadis yang menyukaimu pasti akan patah hati ... Tapi, ngomong-ngomong siapa gadis yang bisa menggetarkan hatimu ini? Aku sangat penasaran bagaimana gadis itu. Tunjukkan padaku!" Seru Bayu meminta.

"Dia adalah kekuatanku ... " Gumam Setya kembali mengingat Intan, ia pun kembali tersenyum dibuatnya.

"Oh my! Aku makin penasaran!" Teriak Bayu mengguncang lengan Setya.

"Sudah jangan kepo! Nanti kau juga bakal tahu." Jawab Setya sambil menarik lengannya dari Bayu, kemudian ia segera menyeret sahabatnya itu memasuki kelas.

.

.

Di kelas Intan.

"Hari ini, kita akan memilih pengurus kelas yang akan bertugas selama setahun ini." Ucap wali kelas Intan.

Kebetulan mapel jam pertama adalah wali kelasnya sendiri dan karna permintaan dari teman-temannya pertemuan pertama digantikan dengan pemilihan pengurus.

"Baik, siapa disini yang ingin mencalonkan diri sebagai pengurus kelas?" Tanya Pak Paino atau yang akrab di panggil Pak Pin oleh para murid, wali kelas Intan.

"Kamu mau jadi pengurus kelas?" Bisik Ifa pada Intan.

"Gak mau. Merepotkan." Jawab Intan juga berbisik pada Ifa.

"Saya, Pak." Seru seorang siswa, teman kelas Intan.

"Ok, Dharma ... Yang lain?" Tanya Pak Pin lagi.

Suasana kelas masih hening, tak ada yang mau mencalonkan diri. Mungkin, mereka terlalu malas untuk ikut mengurusi kegiatan kelas.

"Karna, tidak ada yang mengajukan diri dengan berat hati, saya akan menunjuk beberapa murid. Yang namanya saya sebut akan menjadi kandidat pengurus kelas selama setahun ini. Sisanya nanti bisa melakukan voting untuk menentukan posisinya." Ucap Pak Pin pada akhirnya.

"Aish. Kenapa temen-temen gak ada yang angkat tangan sih. Kalau kita ketunjuk gimana?!" Gerutu Intan kesal. Ia benar-benar tak tertarik untuk menjadi pengurus kelas.

"Toni, Didit, Linda, Rizka, dan Intan."

Mendengar namanya disebut membuat Intan semakin menggerutu kesal.

"Fa, gantiin aku mau ya? Pliss, aku beneran gak mau nih jadi pengurus kelas." Pinta Intan pada Ifa.

"Yah, tapi aku juga males Tan." Jawab Ifa acuh.

Karna, Intan juga tak berani protes akhirnya ia hanya bisa diam dan menunggu keputusan posisi apa yang akan ia dapatkan sebagai pengurus kelas.

Voting pun berjalan dengan lancar. Satu-persatu murid maju dan memberikan suaranya pada calon pilihannya. Dengan usil tentu saja Ifa memberikan suaranya pada Intan. Akhirnya, setelah dilakukan perhitungan. Sudah didapatkan posisi untuk masing-masing kandidat.

Dharma : Ketua Kelas

Linda : Wakil Ketua Kelas

Toni : Sekreteris 1

Intan : Sekretaris 2

Didit : Bendahara 1

Rizka : Bendahara 2

"Tugas sekretaris itu melelahkan ... Tapi, lebih baik lah daripada wakil ketua yang harus siap sedia saat ketua gak ada, apalagi bendahara bayangin harus narik uang kas ke temen-temen yang lain uda kayak penagih utang ... Lumayan lah." Gumam Intan seakan mencari alasan dia harus senang dengan hasil voting hari itu.

Di kelas lain, juga sama seperti di kelas Intan yaitu sedang menetapkan pengurus kelas.

"Selamat, Setya. Kamu terpilih menjadi ketua kelas." Ucap teman-teman sekalas Setya.

"Terima Kasih." Ucap Setya tulus.

"Wah, bakal asyik nih. Kelas kita di ketua'i oleh cogan."

"Iya, pasti kelas lain bakal iri kalau kebetulan lagi ada kumpul. Wkwk"

Bagaimana denganmu Intan, apakah kamu juga menjadi pengurus kelas?

.

.

.

Bersambung..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!