NovelToon NovelToon

Perfect Twins Book I : Oh Darling

Oh.. Meet Him

Sky Night club-New York-USA

Suara dentuman music keras menyapa setiap pendengaran orang yang memasuki night club itu, termasuk lelaki berperawakan tinggi dan gagah yang baru saja memasuki lift menuju ruang VVIP.

Lelaki itu segera masuk keruang yang memang diperuntukkan untuknya, lelaki itu masih menampilkan wajah dinginnya saat semua orang disana menyapanya.

Ya teman teman gilanya sudah datang membawa wanita panggilan kelas atas seperti biasa.

"Kau sendiri saja, tak ingin menyewa satu?"

"Tidak"

"Ayolah Kabir, kau normalkan?"

"Aku tak berminat dengan mereka!"

"Atau mungkin Kau ingin barang baru?"

"Maksudmu?"

"Ya, malam ini club-ku memiliki seorang gadis desa, dia baru datang"

"Virgin?"

"Tentu"

'Aku mau itu"

"Tapi dia sedikit pemberontak"

"Berikan saja"

"Baik baik..."

Ya, lelaki itu adalah Ello Kabir Dominic, keturunan asli Dominic. Diusianya yang menginjak 25 tahun dia sudah mengambil alih seluruh perusahaan ayahnya, Leonard Dominic.

Alasan dia harus bekerja disaat teman temannya masih bermain adalah ayahnya kembali ke Old Trafford, Manchester untuk mengurus kakek neneknya serta ingin memiliki Quality time bersama sang istri, Ellena Dominic.

Dan teman temannya ini, adalah anak dari sahabat sahabat ayahnya, Rio anak dari uncle Liam dan juga yang jauh lebih muda darinya yaitu Max anak dari uncle Roy.

Rio dan Max, sudah terbiasa dengan sifat dingin Kabir. Apalagi jika berurusan dengan tender dan wanita, dia tanpa ampun.

Ya walaupun semua tahu, mereka bertiga tak ada yang mau lebih dari one night stand.

Dan malam ini dia berakhir lagi di kamar VVIP sky night club, milik sahabatnya Max.

Wanita didepannya ini bukan virgin. Dalam sekali pandang Kabir bisa melihat akal muslihatnya.

Wanita dengan lipstik merah terang serta gaun yang sama sekali tak membantu menutupi tubuhnya itu tak menandakan sebuah keterpaksaan.

Dia berpengalaman.

"Puaskan aku!"

Itu perintah. Wanita didepannya itu membuka bajunya menyisakan g-string berenda dan berjalan kearah single sofa yang diduduki Kabir sambil meliuk liuk.

Duduk dipangkuan Kabir dan membuka kemeja abu abu miliknya menciumi setiap inci tubuhnya.

Setelah menciumi seluruh badannya. Wanita itu mengeploitasi setiap inci tubuh Kabir tetapi lelaki itu tetap tak mengerang ataupun berminat membalas perlakuan wanita panggilannya.

"Siapa namamu?"

"Namaku Alexa tuan"

"Alexa, kau memang hebat..."

"Itu sebuah kehormatan tuan"

"Ya, kau memang hebat menjadi *******, kau bahkan bangga bukan"

Wanita bernama Alexa itu terdiam, selama ini tak ada yang berkata seperti itu. Para lelaki sebelumnya hanya bisa mengerang dibawahnya.

Tapi lelaki ini bisa bisanya diam saja, malah mempermalukannya.

Tiba tiba Kabir berdiri tanpa beban dan membuat wanita itu jatuh kelantai.

"Aduh..."

"Aku masuk kekamar ini untuk menikmati hal yang indah, bukan murahan sepertimu"

"Tuan saya juga baru disini"

"Baru? Dalam sekali tatap aku sudah menebaknya Alexa"

"Saya berani jamin tuan, saya barang baru"

"sudah berapa lelaki yang tidur denganmu malam ini sampai tubuhmu sangat menyengat"

"Tuan... saya berani jamin kalau saya masih virgin"

Kabir mengeluarkan desert eagle dengan lambang naga di sisi kirinya. Mengarahkan salah satu pistol mematikan itu kearah wanita panggilan itu.

"Kau tahu kelebihan pistol ini selain daya akurasinya tinggi"w

"Tu.. tuan... anda sangat agresif..."

"Kelebihannya rasa tembakannya bukan hanya menembus tapi juga meledak saat sudah didalamnya"

Wanita itu menelan ludahnya, lelaki ini mengerikan.

"Bagaimana kalau yang pertama adalah pistol kesayanganku ini?"

"Tuan... saya menyerah... saya tak virgin lagi... jangan bunuh saya..."

"Kau tadi sangat ingin bermalam denganku bukan... lalu kenapa sekarang menyerah?"

"Tuan... ampuni aku..."

Wanita itu berlutut, benar benar dia masih sayang nyawa.

"Aku pengampun.."

Kabir membenarkan kemerja lagi dan berlalu begitu saja. Sedangkan wanita itu masih terduduk lemas, air matanya masih meleleh membasahi wajah berias tebal itu.

Dia benar benar beruntung bisa lolos dari tangan seorang Kabir.

Kabir menyusuri lorong VVIP itu dengan emosi membuncah. Dia telah ditipu.

Disaat dia menyumpahi Max dengan sumpah serapah yang keluar dari mulutnya, Kabir menangkap seorang wanita yang sedang digoda oleh segerombol lelaki.

"Lepas..lepaskan aku... ugh tolong"

Wanita itu sepertinya mabuk tapi tetap saja mempertahankan tubuhnya.

"Ayolah gadis manis... kau tak ingin semakin melayang"

"Tolong... lepaskan aku!"

Kabir tidak tahan. Hati nuraninya memanggil, sebajingan apapun dia tapi saat ada orang lain yang meminta tolong pasti akan dia bantu.

Kabir menepuk pundak lelaki tambun yang mengekang tubuh kecil wanita muda itu.

"Kau mengganggu wanitaku tuan"

"Cih... siapa kau! Tunggu setelah aku selesai baru mengatakkan itu!"

"Kau mengganggu istri dari Kabir Dominic tuan"

Lelaki tambun itu menegang. Siapa yang tak mengenal Kabir Dominic? Dia adalah Lucifer versi dewa Zeus. Lelaki berdarah dingin. Lelaki tampan yang tak segan membunuh apapun yang menghalangi jalannya.

Lelaki tambun itu segera berlari pergi dari sana, Kabir menghampiri wanita itu. Terlihat wajah berkeringat dan tangan gemetar. Nafasnyapun tersendat sendat.

"Hah... hah... terima kasih tuan, anda menyelamatkan saya.. hah.. hah..."

Wanita muda itu terlihat menekan dadanya kuat, ada yang tak beres.

Kabir segera mengangkat wanita itu dan kembali kekamarnya, setidaknya menyelamatkan orang dapat meringankan siksaan Tuhan bukan?

Kabir membaringkan tubuh wanita itu dan segera menyuruh pengawalnya untuk memanggil Rio, yang memang seorang dokter dan juga ahli obat obatan serta pembuat racun yang handal.

Kedua kawannya itu memang dapat diandalkan.

Wanita itu terus saja menekan dadanya dan nafasnya terus saja tersendat sendat. Ini seperti obat pemacu gairah tapi dia kesakitan diarea dada, bukan dia tak menekan kedua benda padat berisi itu tapi arah paru paru, obat macam apa ini?

Keringat wanita ini sampai membasahi kemeja putihnya, apa sebegitu sakit?

"Ada apa?"

Kabir mengalihkan pandangannya kesamping, Rio sudah disampingnya.

"Periksa wanita ini!"

"Ini siapa?"

"Aku tak tahu"

Sebenarnya garis besar dari cerita Kabir dengan wanita ini, Rio sudah tahu. Pengawal pribadi Kabir sendiri yang menceritakannya.

Rio mendeteksi seluruh organnya. Dan terpaksa membuka kemeja wanita ini. Rio sedikit ragu, dia termasuk jajaran dangerous  man di New York, tapi dia tak pernah melihat wanita polos, jadi jangan salahkan sifat liarnya hampir keluar dari kandang.

"Hah.. hah.. janggann.. hah..."

Shit...

"Aku akan menyelamatkanmu! Jangan khawatir"

Wanita ini tak menjawab, dia semakin kuat menekan dadanya. Rio curiga ini adalah racun Hexa.

"Jangan lama lama, aku tahu wanita itu cantik!"

"Sebentar!! Jangan buat konsentrasi pecah!!"

Kabir yang menunggu lumayan lama, akhirnya memutuskan untuk membuka tas milik wanita aneh ini.

Untuk mencari identitas.

Shofia Nayanika. 22 tahun. Fashion designer.

Nama yang manis, sama dengan orangnya.

"Ketemu!!"

"Apa?"

"Hexa poison"

"Apa itu racun jenis baru?"

"Ya, zat pada racun ini sangat sulit dikenali selain afrodisiak"

"Lalu?"

"Racun ini berbahaya karena ada zat yang menyumbat pembulu darah, jadi kalau tak ada penawarnya dia akan mati"

"Penawarnya sulit dicari?"

"Gampang, kau tinggal membuat dia lemas diatas ranjang sudah cukup, tapi wanita ini tak mau disentuh"

"Selain itu tak ada penawar lain, dimasukkan ke air es mungkin"

"Itu malah mempercepat pembekuan darah"

"Berendam di air panas?"

"Itu membuat jantungnya bekerja keras, tubuh wanita ini dalam suhu yang tinggi, Hexa memang tak membuat penawar"

"Baiklah, tinggalkan aku"

Semua orang keluar, Rio sengaja meninggalkan pil kontrasepsi dan pengaman disana. Tak tahu bukan apa latar belakang wanita cantik ini.

Kabir segera menerjang keatas ranjang itu, mengikat tali pada tangannya  dan melakukan hal hal panas untuk mereka berdua.

*******

ig: @alister_weis

Hari Yang Buruk

Shofia mengerjapkan matanya, dia dimana?

Shofia ingat semalam diajak oleh ibu tirinya ke jamuan makan malam, tapi itu membuat Shofia kesakitan sampai ingin mati.

Badannya panas, pening, keringat dingin mengucur terus, dadanya sangat sakit dan sesak.

Sampai seorang pria tambun memaksanya untuk menemani malamnya.

Dan setelah itu semua pandangannya buram. Tapi dia ingat betul ada yang mengatakkan tentang Hexa poison. Ini tak baik.

Melihat sekeliling, sebuah tulisan tangan serta 2 paper bag dengan merk terkenal dan juga cek.

Jangan pernah ingat aku lagi...

Hanya kalimat itu? Shofia menggeram. Dia seperti pelac*r.

Dia segera berjalan kearah kamar mandi, walau sedikit tertatih tapi itu lumayan cepat. Dia ingin segera pergi dari kamar terkutuk ini.

Shofia mengenakan baju pemberian lelaki itu. Saat sedang termenung didepan kaca rias, ada seorang cleaning service datang, dia kira sudah tidak ada orang.

"Oh maafkan aku, saya kira sudah cek out"

"Sebentar lagi, apa ini kamar khusus?"

"Iya nona"

"Tahu siapa pemiliknya semalam?"

"Kamar ini hanya milik satu orang nona"

"Siapa?"

"Maaf itu rahasia club ini"

"Oh... kalau begitu, bisa antar saya ke pihak manager atau bossmu?"

"Bisa, manager sedang diruangannya sekarang, mari saya antar"

"Baik"

Shofia mengikuti wanita itu, dan segera memasuki ruangan dengan nuansa putih itu.

"Permisi tuan, nona dari first class ingin bertemu"

"Persilahkan masuk"

Lelaki tua itu sudah hafal, dari ketiga pangeran kegelapan New York ini pasti mematahkan hati seorang wanita lagi.

"Selamat pagi miss..."

"Shofia.."

"Miss Shofia, ada yang bisa saya bantu?"

"Anda kenal dengan pemilik kamar tadi malam?"

"Lumayan, ada apa? Anda hamil?"

"Bukan bukan... saya hanya ingin menitip sesuatu"

"Baiklah apa itu?"

Shofia menyerahkan amplop putih, lumayan tebal pada lelaki tambun itu.

"Ini tolong berikan padanya, terima kasih sudah menyelamatkan nyawa saya"

"Tapi ini, dia pasti tak membutuhkan uang anda nona..."

"Ini uangnya, aku hanya mengembalikan.. terima kasih manager, saya pergi dahulu"

"Baiklah nona Shofia, hati hati dijalan"

Shofia tak menyahut, dia hanya perlu meraih sedannya dan kembali ke apartment.

Kejadian ini sungguh akan menjadi pelajaran berharga.

****

L's International- New York

Tok tok tok..

"Masuk"

"Permisi Tuan, ada sebuah kiriman"

"Dari siapa?"

"Dari manager sky night club"

"Bawa kemari!"

"Silahkan tuan"

Kabir mendongakkan kepalanya saat menerima amplop putih berukuran sedang. Biasanya kalau hanya tagihan, akan diberikan pada asistennya tapi ini sebuah amplop.

"Lanjutkan kerjamu!"

"Baik tuan"

Kabir mengambil amplop itu dan membukanya.

Cek? Uang? Dan sebuah note.

Terima kasih telah menyelamatkan nyawa saya...

Baju pemberian anda telah saya ganti, entah cukup atau tidak tapi itu niat baik saya..

Hanya itu.. wanita ini tak butuh uang sebanyak ini? Kabir hanya menggeleng.

Untuk apa dia memikirkan wanita itu? Toh dia tak akan hamil. Ya semalam setelah adegan penyelamatan yang berakhir Kabir lupa daratan, Kabir tak lupa untuk membuat Shofia menelan 2 pil kontrasepsi.

Kabir segera menyelesaikan pekerjaannya karena memang hari ini adiknya ingin mengajaknya kepesta ibunya

**

Sedangkan dilain tempat, Shofia sangat berantakan. Semua pekerjaannya berantakan bahkan dia belum berganti baju dari tadi pagi. Niat hati ingin mengerjakan deadline tapi malah membuatnya kacau.

"Apa gadis 23 tahun ini sedang jatuh cinta?"

Itu suara Imelda, wanita berumur 30 tahun itu segera mendekat saat melihat teman sekantornya itu terlihat kacau.

"Bukan jatuh cinta, tapi menghabiskan malam panas!"

"Maksudmu apa?"

Imelda ganti mendekati Clara, sang biang gosip. Ya mereka berdua sangat dekat dengan Shofia, walaupun Shofia sendiri sangat tertutup.

"Kau tak lihat tanda mereh dilehernya itu? Dan sangat jarang Shofia memakai baju sesantai ini kekantor?"

"Oh ya ampun.. anak gadisku! Siapa yang berani menodaimu!"

Shofia hanya menggeleng dengan tingkah kedua temannya itu, mereka sudah lumayan berumur tapi masih saja suka menggoda. Dan Shofia tahu betul, dia tak akan bisa menyembunyikan sesuatu dari kedua temannya itu.

"Jadi, bagaimana teknik ranjangnya?"

"Aku tak tahu"

"Bagaimana bisa?"

"Aku semalam diberi obat, sejenis racun hexa"

"Hexa? Sebentar, aku tadi baru membaca berita kalau memang kelompok Hexa mengeluarkan sebuah racun baru, tapi apa efeknya sedahsyat itu sampai kau menyerahkan tubuhmu?"

"Aku mendengar percakapan lelaki semalam dengan seorang dokter, zat yang terdeteksi hanya afrodisiak yang lainnya nihil"

"Tak coba berendam dies?"

"Menurutnya, berendam di air Es hanya mempercepat penyumbatan pembulu darah sedangkan berendam di air panas membuat jantungku bekerja ekstra karena suhu tubuhku tinggi..."

"Lalu?"

"Lalu, aku tak ingat apapun hanya perasaan sakit itu semakin hilang saat aku mengeluarkan sesuatu"

"Apa kamu ingat wajah lelaki itu?"

"Tidak, tapi dia memiliki suara yang sangat berat dan mendominasi"

"Kalau kamu tak tahu siapa lelaki semalam, bagaimana kalau kamu hamil?"

Hamil? Seingatku semalam aku diberi dua butir obat"

"Wow.. dia sangat berhati hati rupanya... apa dia pria kaya yang mempesona? Apa dia salah satu pangeran New York kita?"

"Aku tak tahu! Kalian kerja saja! Aku harus menyelesaikan pekerjaanku"

"Baiklah...."

Akhirnya kedua pengacau itu pergi. Ya, setidaknya dia memiliki kedua teman seperti mereka, yang dapat menghiburnya.

Hah... memikirkan masalah semalam, ibu tirinya sungguh kejam. Seandainya dia tak bertemu lelaki semalam pasti pagi ini hidupnya akan berubah.

Sudah sudah, jangan pikirkan lagi.

Dirinya hanya harus menyelesaikan projek hari ini dan segera pergi dari kantor ini.

Mengerjakan semua projek ini sampai lupa kalau waktu makan siang sudah berlewat jauh.

"Makanlah, ingat kesehatanmu!"

"Eh.. pak Deril"

"Emm.. kulihat tadi kamu belum makan, makanlah dulu"

"Terima kasih pak"

Pak Deril menyodorkan kotak pasta untukku. Lelaki pertengahan 30 tahunan itu tersenyum padaku.

"Mau makan malam denganku?"

Aku menaikkan satu alisku. Lelaki 2 anak ini begitu nekat.

"Ingat anak dirumah, pak!"

"Kenapa? Itu dirumahkan? Aku bebas kalau diluar, mau ya?"

"Ingat umur, woy!"

Clara datang begitu saja, wanita sepantaran dengan pak Deril merangkulku. Aku harus brterima kasih pada teman teman setimnya.

"Clara,kamu pengacau!"

"Aku hanya menyelamatkan temanku dari terkaman buaya"

"Clara dia bukan buaya hanya sebuah reptil kecil yang takut istri"

"Imelda jangan ikut campur!"

Ya, Imelda datang dengan kantung makan ditangan kanannya.

"Istrimu datang!"

Deril segera berlari menjauh menaiki lift untuk turun.

"Lelaki buaya seperti dia itu butuh diborgol tuh selangkang*n"

Shofia hanya terkekeh geli melihat perilaku kedua temannya itu.

"Lelaki seperti itu, memang harus dikerjain sekali kali"

"Jangan begitu lagi, kalian bisa dipanggil loh"

"Halah, Shofia... jangan terlalu baik.."

"Iya iya.... kembalilah ketempat kalian, sebelum tuh lelaki datang dan memberi potongan gaji"

"Ck.."

Imelda dan Clara berdecak bersamaan, tapi mereka tetap berlalu meninggalkan Shofia.

Mereka paling suka membuat masalah untuk diri mereka sendiri.

******

@alister_weis wajib follow

Seringaian

Shofia POV

Baiklah, aku benar benar membutuhkan istirahat yang cukup.

Mengeluarkan honda Jazz merahku dari basecamp dan mengendarainya dengan kecepatan rata rata.

Pikiranku melayang kemana mana.

Entah mengapa darahku berdesir saat mengingat kejadian semalam. Bohong kalau tak ada rasa nyaman saat lelaki itu menyentuhnya, dan tentu ada rasa penyesalan karena kali pertamanya dia berikan pada lelaki tak dikenalnya.

Sial!

Suara bariton itu begitu seksi, bohong kalau sisi liarku tak bangun.

Ini New York, ya New York bukan hal tabu tentang ****, tapi yang bermasalah adalah aku sendiri. Aku tak bisa menghilangkan rasa sentuhannya.

Seharusnya aku lupakan begitu saja, dan memulai **** yang lain, mungkin.

Aku bukan wanita dengan sopan santun tinggi, aku seperti wanita kebanyakan. Menyukai pakaian sexy, keluar masuk bar atau diskotik, aku juga suka lelaki tampan, tapi kenapa lelaki semalam mempengaruhi kerja otakku.

Ini benar benar menyebalkan.

Drrrtttt...drrrtttt...

Siapa lagi ini yang menghubungiku, aku segera menepikan mobilku dan mengangkatnya.

Kak Luna menghubungi..

"Hallo kak..."

"Hallo adikku, kamu dimana?"

"Akan pulang ke apartment, ada apa?"

"Aku akan berkunjung!"

"Bukannya kakak sedang ikut kak Morgan ke Australia?"

"Tidak jadi, aku diundang makan malam oleh nyonya Ellena"

"Oh, kakak dimana?"

"Masih dirumah, menunggu Yohan pulang dari kampus"

"Oh, ya sudah aku akan membersihkan apartment dulu"

"Baiklah..."

Niat awalku pulang untuk tidur tapi kakak iparku ini akan datang kerumah. Menyebalkan! Dia datang tak tepat waktu.

Aku membelokkan mobilku ke supermarket, persediaan bahan makanan habis. Ya, aku memang suka memasak tapi makan diluar lebih praktis.

Jadi aku hanya menyediakan bahan mentah sedikit di apartment.

Aku berbelanja banyak bahan makan serta camilan. Aku bukan orang yang pemilih makanan karena takut gendut, aku pemakan segala yang terpenting bukan kepiting.

Ya, aku punya alergi kepiting, hanya kepiting. Saat aku memakan hewan itu aku akan sesak nafas, terakhir kali aku memakan itu, aku berakhir di ICCU.

Membayangkan rasa kepiting yang lezat sangat tak setimpal dengan nyawa yang hampir melayang.

Sampai dirak bagian susu, aku bertemu dengan wanita seusia kak Luna dengan pakaian sangat rapi.

Rok panjang, baju rajut serta high heel. Sangat modis.

Diam diam memperhatikan cara berpakaian wanita disampingku, rupanya dia memanggilku.

"Maaf nona, bisa ambilkan susu itu, saya lupa mengambil keranjang"

"Oh bisa madame..."

Aku segera mengambilkan susu yang ditunjuk ibu itu dan segera mengeluarkan semua belanjaanku.

"Madame, pakai stoller ini saja.. aku akan mengambil lagi"

"Apa tak masalah..?"

"Tak apa madame, ini..."

Aku tersenyum setelah memberikan stoller itu, dan segera berbalik untuk mengambil stoller lain.

Wanita ini seperti familiar.

"Tunggu sebentar, siapa namamu?"

"Shofia madame..."

"Senang bertemu denganmu, nak..."

"Saya juga madame... saya pamit dahulu"

*Author Pov

Shofia segera pergi, dan mengambil apapun yang diperlukannya. Sampai didepan kasirpun, dia bertemu dengan madame yang dibantunya tadi.

Shofia hanya diam saja, dia tak terlalu dekat jadi untuk apa berbasa basi.

Wanita dewasa itu hanya berjarak dua antrian didepannya. Tanpa diketahui shofia, kalau wanita itu telah membayar semua belanjaan Bella yang bernilai ratusan dolar.

"Madame..."

"Aunty, panggil saja Aunty Ellena"

"Aunty Ellena, ini uang belanjaan saya tadi"

Shofia mengeluarkan beberapa lembar dollar tapi segera ditolak oleh Ellena.

"Tak perlu... anggap saja itu hadiah pertemuan kita"

"Tapi belanjaan ini terlalu banyak..."

"Tak apa.. kamu gadis yang baik nak, semoga hidupmu selalu bahagia"

"Ter-"

"Mom! Jangan terlalu lama, aku akan ada meeting!"

"Yes son!! Shofia, aunty pamit dahulu jaga dirimu baik baik"

"Terima kasih aunty"

"Sama sama"

Shofia melihat wanita itu memasuki mobil mewah, dan dia juga segera memasuki mobilnya untuk pulang. Dia beruntung.

Didalam mobil*

"Mom.. apa mommy kenal dengan wanita tadi?"

"Siapa? Shofia?"

"Namanya Shofia?"

"Iya, gadis yang baik, padahal belum saling kenal, sudah mau membantu"

"Itu wajarkan saling membantu?"

"Dari tadi setiap orang yang kumintai tolong pasti menggerutu tapi wanita tadi tidak, malah memberikan stollernya pada mommy"

"Mom..."

"Ello Kabir Dominic! Jangan selalu berfikir buruk terhadap orang lain!"

"Yups mom"

Kabir tersenyum.

Didalam diri Kabir sudah ada suatu tekad untuk mendapatkan Shofia sebagai wanitanya.

"Nanti malam, kamu pulang ya!"

"Kenapa?"

"Akan ada tamu"

"Siapa?"

"Ingat pengacara Luna?"

"Ya, pengacara yang berhasil memenangkan persidangan mama 20 tahun lalukan?"

"Iya... pandai! Nanti malam mommy mengundang keluarganya datang kerumah"

"Oh, akan aku usahakan"

"Bagus! Adikmu itu tak ingin pulang?"

"Zahra masih betah di Turki"

"Umurnya sudah 25 tahun, kenapa tak segera menikah?"

"Biarkan saja, dia bukan anak kecil lagi mom"

"Iya mommy tahu"

Kabir tersenyum melihat mommynya yang masih tampak cantik walau usianya tak muda lagi.

Kabir membelokkan mobilnya kearah halaman rumah yang sangat luas. Mansion keluarga ini sangat terjaga walau semua tuan rumah tak ada.

Setelah menurunkan barang barang dan berpamitan dengan Mommynya, Kabir segera melajukan mobilnya kearah kantor lagi. Ada banyak berkas yang harus diselesaikan.

Sesampainya dikantor, Kabir segera mengutus asistennya, Ar untuk mencari informasi tentang Shofia.

"Cari informasi sedetail mungkin tentang Shofia Nayanika"

"Baik tuan..."

Ar segera pergi dan Kabir kembali berkutat dengan dokumennya. Dia sangat gila kerja.

2 jam menghabiskan waktu dengan dokumen dokumen menyebalkam itu, Ar datang membawa map serta ponsel canggihnya.

"Boss! Informasinya telah saya dapat!"

"Apa?"

"Shofia Nayanika, 23 tahun fasion desainer"

"Lalu?"

"Nama asli adalah Mariska Lee, tapi Morgan Lee mengganti namanya menjadi Shofia Nayanika karena tak diinginkan oleh sang ibu, Shofia anak haram dari tuan Lee dengan sekertarisnya.

"Emm.."

"Sejak lulus kuliah, dia sudah hidup terpisah dari sang kakak.. dan menjadi salah satu fasion desainer yang diperhitungkan! Dan kemungkinan malam ini dia akan makan malam dimansion Dominic"

"Bagus! Ada titik buruk dari dia?"

"Hampir tak ada... bahkam dia selalu menghindar dan tak membalas saat nyonya besar Lee mencelakainya, yang paling tragis adalah malam anda bermalam dengan nona Shofia.."

"Maksutmu?"

"Nyonya besar Lee sudah merencanakan untuk menghancurkan reputasi Nona Shofia, tapi sayang dia tak mendapat bukti malam itu karena penjagaan yang tak dapat ditembusnya"

"Malangnya wanitaku... ayo buat pertunjukan untuk wanita seperti itu..."

"Baik boss..."

"Oh iya, aku akan pulang... carikan makanan kesukaan mommy dan Shofia"

"Baik boss!"

Ar segera pergi begitu saja, mencari permintaan sang boss.

Sedangkan Kabir menuang wine mahalnya, rasanya tak sabar untuk mencicipi rasa pekat dari winenya.

Berdiri didepan jendela besar yang menghadap kota New York. Kabir meneguk sedikit wine itu.

Seringai licik sudah terpampang diwajah rupawannya.

"Jadilah wanitaku, akanku balaskan semua dendamu, darl..."

"Apapun caranya, kau harus menjadi wanitaku..!"

********

@alister_weis

wajib follow

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!