...Tahun 2059....
...Berdirilah sebuah Kerajaan putih atau White Kingdom yang makmur, di pimpin oleh seorang Raja dan seorang Ratu yang bernama Raja Gustave dan Ratu Sarah....
...Kedua Raja dan Ratu itu dianugerahi seorang anak, anak itu diberi nama Pangeran Arthur. Kebahagiaan mengisi seluruh Istana Kerajaan....
...Langit yang cerah dan angin yang berhembus kencang. Seolah bumi menyambut lahirnya seorang Pangeran Kerajaan yang baru itu....
...Namun di balik kebahagiaan itu ada juga yang tidak senang dengan lahirnya seorang Pangeran di Kerajaan itu....
Pada suatu hari. Raja, Ratu dan Pangeran yang masih baru berumur 2 Bulan. Pergi liburan bersama menikmati suasana alam yang indah.
^^^"Sayang, sudah lama ya.. kita enggak jalan bareng kayak gini.." Ucap ratu sambil mendorong kereta bayi.^^^
^^^"Ya.. sudah lama.. dulu hanya kita berdua saja, sekarang kita berjalan bersama anak kita" Balas Raja sambil mencubit pipi pangeran karena gemas.^^^
^^^"Gugu gaga" Kata Pangeran yang masih belum bisa bicara.^^^
Seharian penuh mereka bertiga menghabiskan waktu bersama hingga pada tepat jam sepuluh malam. Pada saat Raja, Ratu dan Pangeran sedang istirahat di hotel.
...*Duar!!*...
Tiba tiba terdengar suara ledakan dari kejauhan. Suara ledakan itu sangat keras timbul dari arah Istana Kerajaan, suara itu membuat Raja kaget dan langsung keluar mencari sumber suara ledakan.
^^^"Sayang, ada apa?" Tanya Ratu.^^^
^^^"Kamu diam disini! Biar aku yang akan memeriksanya" Tegas Raja.^^^
Pada saat itu Pangeran tertidur pulas seolah tidak terganggu sama sekali oleh kencangnya suara ledakan.
Ratu yang ketakutan memeluk Pangeran yang sedang tertidur dengan rasa kekhawatiran.
Sekencang mungkin Raja berlari keluar hotel dan menemukan bahwa Kerajaannya telah hancur karena ledakkan.
Semua pasukan Raja bertempur di dekat Istana, lalu salah seorang prajurit memberitahukan satu hal penyebab terjadinya ledakkan kepada Raja.
Tanpa fikir panjang, Raja Gustave langsung mengambil laser gun yang tergeletak dibawah kakinya.
^^^"Prajurit! Sampaikan kepada istriku agar cepat lari meninggalkan kerajaan ini!" Ucap Raja kepada prajurit itu.^^^
^^^"Tapi raja! Dimana istri anda?!-"^^^
...*Dor!*...
Seketika kepala prajurit itu ditembak oleh prajurit musuh, Raja tidak bisa menghindar dan lari dari pertempuran karena Raja sudah di hadang oleh musuh.
Ratu yang khawatir terhadap Raja terus menunggu dan menunggu. Pangeran yang sedang tertidur itu perlahan mulai menangis.
Kekhawatiran seorang Ratu terus bertambah dan semakin bertambah dan pada akhirnya Ratu membawa Pangeran keluar hotel untuk mencari Raja.
^^^"Sayangku kamu dimana?" Ucap Ratu gelisah sambil menggendong Pangeran.^^^
Ratu mulai mempercepat langkahnya dan langsung berjalan menuju Istana.
Raja yang saat itu sedang berperang mulai kewalahan karena banyaknya pasukan musuh.
Tidak jauh setelah itu, dari arah barat Raja melihat seseorang yang tinggi besar dengan jubah hitam dan mahkota emas di kepalanya.
Raja Gustave mengenal pria itu, dia bernama Raja Brandon. Dia dikenal sebagai Pemimpin yang kejam, serakah, sombong dan selalu ingin jadi yang tebaik dari yang terbaik.
Kemampuan pasukan Militer yang kuat, strategi berperang yang licik, kasar dan tidak kenal ampun adalah salah satu kekejaman dari Kerajaan hitam atau Black Kingdom.
Raja Brandon adalah Raja yang sangat iri sekaligus membenci Raja Gustave, karena majunya persenjataan, ekonomi dan juga politik White Kingdom yang sangat pesat.
^^^"Haha! Hei Gustave! Dengar ini! Aku akan mengambil alih seluruh kerajaan mu dan juga tubuh istrimu itu.. Bah!Hahaha!!" Teriak raja Brandon dari atas tank yang sedang dinaikinya.^^^
^^^"Hei Brandon! Jangan harap kamu bisa mengambil semua itu dariku!" Teriak balik Raja Gustave menahan kesal.^^^
Seketika kedua Raja itu langsung beradu senjata dan kekuatan. Pertarungan sengit antara kedua Raja itu membuat bumi dan semua kerajaan - kerajaan di dekatnya bergetar.
Pertarungan antara kedua Raja dari kedua Kerajaan yang terkenal sangat kuat itu membuat Raja - Raja dari kerajaan yang lain bergetar ketakutan karena khawatir akan terjadinya bencana yang besar.
Tidak lama kemudian Ratu yang sedang menggendong Pangeran itu akhirnya sampai di Istana.
Tapi saat ratu melihat suaminya sedang bertarung hebat dengan Raja Brandon yang kejam, Sang Ratu diam kaku ketakutan.
^^^"Sarah! Cepat pergi dari sini!" Teriak Gustave.^^^
^^^"Bagaimana dengan kamu?!!" Jawab Sarah.^^^
^^^"Jangan hiraukan aku!! Cepat Pergi!! Lindungi anak kita!!" Teriak tegas Gustave.^^^
Ratu Sarah akhirnya menuruti perintah Sang Raja, tapi tidak lama setelah ratu Sarah pergi.
Raja Gustave sudah mati ditangan Raja Brandon.
Ratu Sarah terus berlarian ke sekitar Kota mencari tempat berlindung. Tanpa sengaja Ratu bertemu dengan seorang laki - laki berusia 56 tahun di sebuah lorong yang sepi dan gelap.
^^^"Hah.. ma-maaf tolong selamatkan anak saya.. hah.. selamatkan anak saya dari prajurit hitam itu.. tolong.." Ucap ratu sambil menyerahkan anaknya.^^^
Setelah menyerahkan anaknya kepada orang lain, Ratu kembali berlari dengan harapan anaknya selamat di tangan orang yang tepat.
Tidak jauh dari tempat ia menyerahkan anaknya. Sang Ratu tertangkap prajurit hitam dan di bawalah Sang Ratu ke Istana.
Kerajaan White Kingdom tumbang, pemimpin mereka Raja Gustave sudah mati di tangan Raja Brandon.
Nasib Sang Ratu sendiri masih lah menjadi teka - teki. Raja Brandon menguasai dan mengambil alih kerajaan White Kingdom.
Selama Kerajaan di kuasai oleh Raja Brandon, rakyat - rakyat dari Kerajaan White Kingdom banyak menderita, pajak meningkat, kerja paksa dan tidak di beri gajih apapun.
Sudah banyak rakyat dari Kerajaan White Kingdom yang mencoba melarikan diri ke Kerajaan lain.
Tapi usaha para rakyat itu akan sia - sia. Penjagaan di setiap titik kota Kerajaan White Kingdom sangatlah ketat.
Bukan hanya itu, jika ketahuan melarikan diri maka orang itu akan di hukum mati. Kecuali jika ada orang yang akan sanggup membayar dendanya.
Sementara itu, orang yang sedang menggendong Pangeran itu bernama Tabane, dia adalah seorang Profesor Robotik kelas kakap.
Tabane yang kebingungan apa yang harus dia lakukan dengan anak ini dan siapa nama anak ini Tabane belum bisa memikirkannya.
Berfikir dan terus berfikir Tabane ingin meninggal kan anak itu di pinggir jalan, tapi Tabane juga merasa kasihan kepada orangtua dari bayi itu yang sudah berharap besar kepadanya.
Pada saat itu Tabane akhirnya membawa anak itu pulang ke rumahnya, Tabane tidak pernah paham soal anak dan mengurus anak.
Selama ini Tabane hanya selalu suka dengan robot - robot ciptaanya. Dia sangat menyukai robot, membuat robot dan mendalami ilmu tentang robotika.
Tabane tidak pernah menikah. Dia terus saja belajar dan menciptakan berbagai macam jenis robot.
Meskipun Tabane sangat suka dengan robot - robotnya. Sesekali Tabane mencoba belajar tentang tata cara merawat bayi, memandikan bayi dan lainnya.
Tabane sering kali terganggu karena anak itu yang terus menerus menangis saat ia sedang mengerjakan proyek penting. Tapi berkat anak itu, Tabane menjadi sadar bagaimana sulitnya menjadi orangtua.
Inilah awal mula kisah dari seorang pangeran Arthur yang namanya kini telah berubah menjadi Alexander Lost Prince.
Tabane berharap agar orang tua dari anak itu kembali dan membawa anaknya. Itulah sebabnya kenapa nama belakang dari Alexander diberi kata Lost Prince yang artinya Pangeran yang hilang.
...5 tahun kemudian......
Pangeran Arthur atau yang sekarang dipanggil dengan nama Alex. Mulai berkembang dengan sangat pesat, bukan hanya tinggi badannya saja.
Melainkan otak dan kepribadian nya juga semakin cepat dewasa. Berbeda dari anak laki - laki pada umumnya yang masih suka bermain dan mencari kesenangan masa kecil.
Alex yang masih baru berumur 5 tahun dia sudah mampu menguasai materi pelajaran sekolah menegah atas.
Tabane bukan hanya terkejut, melainkan dia juga merasa bangga kepada Alex karena kemampuan yang dimilikinya itu.
Profesor Tabane sudah menganggap Alex sebagai anaknya sendiri, tentunya sebagai orang yang sudah 5 tahun bersamanya dan membesarkan nya, Tabane merasa sangat kasihan kepada Alex yang masih belum memiliki seorang teman sampai saat ini.
Tabane selalu saja melihat Alex membaca dan membaca di kamarnya, sedangkan Alex yang selalu menganggap kalau Profesor Tabane itu adalah Kakek nya.
Sering kali Alex menanyakan keberadaan orangtua nya. Tapi Tabane mengarang cerita kalau orangtua Alex sudah lama meninggal karena kecelakaan semenjak Alex masih bayi.
Profesor terus mengarang cerita agar Alex tidak merasa ditinggalkan oleh kedua orangtua nya semasa kecil.
Tabane khawatir di masa depan Alex akan mencari orangtua nya di Kerajaan berbahaya yang saat ini dipimpin oleh Raja Brandon yang kejam itu.
Tapi Tabane juga ingin agar Alex bertemu dengan orangtua kandungnya. Hanya saja Tabane kebingungan kemana dia harus mencarinya.
Tentunya Tabane tidak ingin Alex terluka. Tabane ingin selalu melindungi Alex bahkan hingga akhir hayatnya.
Tabane mencoba mencari cara bagaimana dan apa yang harus dia lakukan saat itu.
Hingga pada satu waktu, Profesor menemukan jalan keluarnya.
Profesor Tabane akhirnya membuat sebuah kejutan besar untuk Alex di hari kelahirannya. Sebenarnya Tabane tidak tahu kapan tanggal lahir Alex.
Tapi dia mengambil tanggal lahir Alex di hari saat seseorang menitipkan anaknya itu kepada Tabane.
Kebetulan besok adalah hari ulang tahun nya.
...• • •...
...Keesokan harinya......
Disekolah sainan.
Pada jam istirahat, Alex seperti biasa makan di kantin sekolahnya. Banyak teman yang mendekatinya namun Alex menjauhinya.
^^^"Heuh! Mereka bukan teman! Mereka hanya memanfaatkan ku" Ucapnya didalam hati.^^^
^^^"Sombong kamu!" Teriak teman - temannya.^^^
Alex tidak menghiraukan ucapan teman - temannya itu, Alex terus berjalan dan menjauhi mereka.
Bukan tanpa alasan Alex berbicara seperti itu di dalam hatinya. Alex menjauhi mereka karena sudah tahu sifat teman - teman nya yang sebenarnya.
Kebanyakan teman - teman nya itu hanya ingin memanfaatkan nya saja, terutama dalam soal kepintaran dan kejeniusan.
Alex selalu saja menjadi sasaran teman - teman nya untuk mencontek segala macam tugas hingga ulangan sekali pun.
Alex pernah diancam teman - teman nya jika tidak memberi jawaban ulangan nya kepada mereka. Maka mereka mengancam kalau semua buku termasuk tas Alex akan dibakar.
Karena tidak ingin itu terjadi akhirnya Alex menuruti keinginan teman - teman nya itu.
Demi menghindari masalah yang akan terjadi berikutnya. Lebih baik Alex menjauhi teman - teman nya itu.
Alex berjalan dengan kepala menunduk ke bawah. Dia merasa malu karena tidak memiliki seorang teman di sekolahnya.
...*tap* *tap* *tap*...
...*Bruk!*...
^^^"Aduh!" Alex terjatuh ke lantai.^^^
^^^"Ah! Ma-maaf kamu enggak apa - apa?" Sambil mengulurkan tangannya. Ucap seseorang yang terdengar seperti perempuan.^^^
^^^"Iya.. Aku enggak apa apa." Jawab Alex^^^
Alex mulai memperhatikan dari bawah kaki hingga atas kepala. Siapa orang yang sudah ia tabrak barusan.
Alex melihat sesosok perempuan dengan paras cantik, ramping, berkulit putih mulus dan rambut berwarna cokelat yang menjuntai panjang hingga dadanya.
^^^"Siapa kamu? Kamu anak baru ya?" Tanya Alex.^^^
Gadis itu hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Alex.
^^^"Hmm?" Alex bingung dengan reaksi gadis itu.^^^
...*KRrriinngg *...
...Bel masuk berbunyi...
Alex dan seluruh siswa bergegas kembali ke kelasnya masing - masing.
Pelajaran kembali dilanjutkan.
Alex, siswa dan siswi lain nya sedang menunggu guru masuk ke dalam kelas.
Tidak lama kemudian, seorang guru masuk bersama dengan seorang siswi cantik di belakangnya.
^^^"I-itu ~" Terkejut, Alex memperhatikan perempuan itu dengan seksama.^^^
^^^"Nah.. Anak - anak. Hari ini kita punya teman baru, coba kamu perkenalkan diri ke depan yah.." Arah guru.^^^
^^^"Iya ibu" Jawab perempuan itu dengan senyum manis di wajahnya.^^^
^^^"Halo teman - teman! Kenalkan namaku Uqieen kalian bisa panggil aku Uqi. Semoga kita bisa semakin dekat kedepannya"^^^
^^^"Halo Uqi!" Ucap serentak semua siswa dan siswi di dalam kelas.^^^
^^^"Nah Uqi.. kamu mau duduk dimana?" Tanya guru.^^^
^^^"Eum ~ Aku duduk di situ aja ibu.." Sambil menunjuk kursi di depan yang kosong di sebelah Alex.^^^
Alex lirik kiri kanan, rupanya ada bangku kosong di sebelahnya. Dia sadar kalau selama ini tidak ada teman yang ingin duduk dengannya.
Sekalipun ada yang duduk disebelahnya, maka akan langsung Alex usir orangnya. Karena Alex tidak suka dengan sikap teman - teman dikelasnya itu.
^^^"Alex.. kamu tidak apa - apa kan kalau Uqi duduk di sebelah kamu?" Tanya guru dengan senyum di mulutnya.^^^
^^^"Iya ibu.. aku tidak keberatan" Alex berbohong kepada gurunya.^^^
...Sebenarnya Alex sangat keberatan, namun dia tidak ingin siswi baru itu mengalami hal - hal yang memalukan karenanya....
^^^"Tentunya sehabis pelajaran usai. Akan aku peringati anak perempuan itu!" Ucapnya dalam hati.^^^
Lalu perempuan itu mendekati kursinya dan duduk di sebelah Alex.
Selama mereka duduk bersebelahan tidak ada yang saling berbicara.
Keduanya kaku tanpa kata dan fokus pada pelajaran yang di berikan guru. Mereka berdua fokus belajar namun sesekali mereka saling melirik, seolah - olah ada kata yang ingin mereka ucapkan tapi mereka malu untuk mengucapkan.
Alexander mencoba memulai perbincangan dengan cara...
^^^"Eum... Uqi.. boleh aku pinjam penghapus mu?" Ucap Alexander sedikit kaku.^^^
^^^"Boleh, tapi bukannya kamu sudah punya penghapus sendiri?" Jawab Uqi sambil melihat penghapus yang di pegang Alex.^^^
^^^"O-Oh iya.. aku lupa.. maaf ya.." Lanjut Alex menahan malu.^^^
^^^"Aku gagal! Padahal sudah berjalan lancar tapi tetap kacau!!" Gumamnya di dalam hati.^^^
^^^"Wajah kamu kenapa? Kayak tegang gitu?" Tanya Uqi sedikit khawatir.^^^
^^^"Tidak ada apa - apa" Jawab Alex dengan wajah pura - pura tidak terlihat tegang.^^^
^^^"Oh.." Uqi kembali menulis, begitu juga Alex kembali menulis. Suasana kembali kaku hingga jam belajar usai.^^^
...• • •...
...*KRriinngg *...
^^^"Baiklah anak anak, Ibu cukup kan sekian. Mudah - mudahan kalian memahami materi yang sudah ibu sampaikan dan semoga selamat sampai dirumah. Jangan keluyuran! Ganti baju dulu ya.." Ucap guru menutup pembelajaran.^^^
^^^"Iya bu guru.." Serentak siswa menjawab.^^^
Pembelajaran telah usai. Alex mencoba mengajak Uqi berbicara dan saling mengenal satu sama lain
^^^"Hai Uqi, aku belum kenalan ya.. kenalin aku Alex" Sambil mengulurkan tangannya.^^^
^^^"Kamu Alex ya.. salam kenal juga.." Jawab Uqi sambil bersalaman dengan Alex.^^^
...*Krek!*...
^^^"Jaj!- jadi.. kamu orang mana?" Alex kembali bertanya sambil menahan rasa sakit yang amat sangat ditangannya.^^^
^^^"Eum.. aku tinggal didekat sini kok" Jawabnya dengan wajah yang terlihat senang.^^^
^^^"Wah.. kebetulan dong.. rumah ku juga sama di dekat sini" Alex membalas senyuman Uqi dengan senyumannya.^^^
^^^"Kalau kamu mau kita boleh pulang bareng kok!" Ajak Uqi.^^^
^^^"Apa? Aku? Tidak...tidak usah.. aku selalu pulang sendiri" Tolak Alex.^^^
^^^"Ayolah.. kita pulang bareng yuk! Lagi pula aku baru disini dan belum punya teman" Paksa Uqi dengan senyuman manisnya.^^^
^^^"Eu.. Eum.. Oh ya! Aku lupa kalau aku disuruh ibu membawa buku ke kantor!" Alex menghindar dan menjauhi Uqi.^^^
Uqi hanya melihat Alex yang pergi menjauh dan meninggalkan nya seorang diri di kelas.
^^^"Astaga... ini sungguh memalukan" Ujar Alex di dalam hati.^^^
...*tap* *tap* *tap*...
Alex berjalan ke kantor dengan membawa tumpukan buku di tangan nya.
Di kantor Alex menyimpan semua buku pelajaran sesuai dengan urutan dari judul mata pelajaran nya.
^^^"Hah.. ini pertama kalinya ada orang yang ingin kenal dekat dengan ku selain kakek" Sambil perlahan Alex meletak kan buku itu satu persatu.^^^
Setelah Alex selesai menyimpan buku bukunya, Alex kembali keluar kantor dan bergegas pulang.
Di perjalanan pulang Alex berjalan sambil menatap lagit biru. Tanpa sengaja di seberang jalan Alex melihat ada seorang pengemis sedang di pukuli oleh Prajurit dari Kerajaan White Kingdom.
Alex tidak bisa tinggal diam saja. Alex langsung berlari mendekati kedua Prajurit itu dan melindungi pengemis tersebut.
^^^"Hei pak! Kalian jangan sakiti dia! Dia hanya mengemis saja" Tegas Alex.^^^
^^^"Hei anak kecil! Sebaiknya kamu pergi dari sini! Apa kamu mau kami pukul juga hah? Hahaha! Pergi sana! Ini bukan urusan anak kecil!" Ucap salah seorang Prajurit.^^^
^^^"Aku tidak suka dengan Prajurit ini" gertaknya di dalam hati.^^^
Tidak habis pikir, Alex mencari cara agar bisa menyelamatkan pengemis dan selamat dari kedua Prajurit kejam itu.
Alex melihat ada semangka besar di belakang salah satu Prajurit itu. Perlahan Alex mulai mundur dan menjauh dari kedua Prajurit.
^^^"Ya.. Begitu bocah tengik! Sebaiknya kamu nangis sama Mama mu sana!, Hahaha!" Dari kejauhan Prajurit meledek.^^^
Tidak disangka ternyata Alex berbalik arah dan berlari mendekati kedua Prajurit itu.
^^^"Hiaaaaa!!!" T**eriak Alex.^^^
^^^"Sekarang apa? Mau memukul ku? Dasar bocah! Hahaha!" Bisik salah satu Prajurit. Perlahan tangan Prajurit terangkat seperti ingin menahan kepala Alex yang kecil.^^^
...*SRrrrtt *...
^^^"APA?!!" prajurit dibuat kaget.^^^
Alex meluncur di bawah diantara kedua kaki para Prajurit.
...*DUP!*...
Alex melempar semangka ke kepala salah satu Prajurit dan menendang kaki Prajurit itu agar terjatuh.
...*GBruk!*...
^^^"Ayo! Kita pergi!" Sambil menarik lengan pengemis itu.^^^
^^^"Hei Kau!! Jangan Lari!!!" Teriak Prajurit dari kejauhan.^^^
Kejar - kejaran pun terjadi. Alex berusaha mencari tempat untuk si pengemis agar aman dari kedua Prajurit keji itu.
Alex melirik kiri dan kanan, akhirnya menemukan jalan sempit di antara dua rumah.
^^^"Kek! Lewat sini!" Alex menarik lengan pengemis itu dan membawanya masuk ke salah satu rumah yang terlihat kosong dan juga sepi.^^^
Alex bersama dengan pengemis bersembunyi di rumah kosong itu.
^^^"Hei bocah! Dimana kamu?!" Teriak Prajurit yang berlari itu.^^^
Salah satu Prajurit terhenti langkahnya setelah melihat rumah kosong di dekatnya.
...*Prok!* *Prok!*...
...tepuk salah satu Prajurit memanggil teman nya....
^^^"Ada apa?" Tanya salah satu Prajurit.^^^
^^^"Aku curiga anak dan pengemis itu bersembunyi di sini" Kecurigaan Prajurit yang satunya.^^^
^^^"Ide bagus! kita coba cari mereka di dalam!" Bisik salah satu Prajurit menyetujui perkataan Prajurit satunya.^^^
Kedua Prajurit itu masuk ke rumah kosong itu dan mulai mencari Alex beserta pengemis.
...*ztap* *ztap* *ztap*...
Meski kedua Prajurit itu mencoba membuat langkah kaki mereka sehening mungkin, zirah mereka tetap saja mengeluar kan suara di setiap langkahnya.
Alex dan kakek pengemis yang sedang bersembunyi di bawah meja mulai terkejut karena kedua Prajurit itu masuk ke dalam.
^^^"Mereka masuk ke sini?!" Batin Alex berkata.^^^
^^^"Apa yang harus kita lakukan sekarang anak muda?" Ucap pengemis itu dengan suaranya yang lemah dan sudah tua.^^^
Alex kembali berfikir dan mencari jalan keluar yang baru, Alex melihat sekeliling dan melihat semua benda yang ada di dekatnya.
Tidak lama dia ingat satu materi yang pernah ia baca di bukunya mengenai pengalihan perhatian.
^^^"Kakek tenang saja. Aku sudah menemukan caranya.." Ucap Alex kepada pengemis itu.^^^
Kemudian Alex mengambil batu kecil ditangannya dan mulai melemparkan batu kecil itu menjauh dari tempat mereka sembunyi.
...*TAK !*...
^^^"Siapa itu?!" Kedua Prajurit langsung mendekati arah suara itu.^^^
^^^"Kakek! Ayo kita keluar dari sini!" Bisik Alex kepada pengemis.^^^
Alex dan pengemis keluar dengan perlahan.
...*Duk!*...
...*BRUK!*...
^^^"Aduh!" pengemis terjatuh.^^^
Tanpa disadari ternyata kaki pengemis itu tersandung meja.
^^^"Itu cuma pengalihan! Cepat kembali ke tempat tadi!" Teriak salah satu Prajurit.^^^
Tidak menyerah, Alex terpaksa harus menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan.
Alex memegang pundak pengemis itu dan menyuruhnya untuk kembali bersembunyi. Kali ini Alex menyuruh pengemis itu bersembunyi di kamar mandi.
^^^"Kek berjanjilah! Setelah mereka pergi menjauh, Kakek harus cepat pulang ke rumah Kakek! Aku tahu.. nanti mungkin mereka akan kembali kesini dan mencari Kakek"^^^
Dengan memberanikan dirinya, Alex menjadikan dirinya sebagai umpan.
Agar tidak terlihat mencurigakan, Alex membuat posisinya seolah dirinya baru saja tersandung meja.
^^^"Itu dia! Kejar dia!! Jangan sampai dia lolos!" Teriak salah satu Prajurit.^^^
Sekencang mungkin Alex berlari dan membawa kedua Prajurit - Prajurit itu keluar dari rumah kosong.
Alex berlari sekuat yang dia bisa. Kemampuan alex dalam berlari masih kalah karena dia masih anak - anak.
^^^"Ayo! Sedikit lagi!!" Ujung jari Prajurit hampir mengenai kerah baju Alex.^^^
...*Whup!*...
Dengan cepat Alex berbelok arah untuk membuat kedua Prajurit itu terkecoh.
...*BAM!*...
Prajurit yang hampir menangkap kerah baju Alex itu, menabrak tembok gedung pencakar langit.
^^^"Hahaha! Kalian memang cepat! Tapi soal kelincahan anak - anak lah yang paling unggul" Alex semakin mempercepat larinya dan bergegas kabur.^^^
^^^"Duh.. kepalaku.." Prajurit memegang kepalanya.^^^
^^^"Dasar bodoh! Gara - gara kau dia jadi lolos!" Sentak Prajurit satunya.^^^
^^^"Tenang saja.. di sana sudah ada dua puluh orang teman kita yang akan menangkap anak itu" Jawabnya menenangkan teman nya.^^^
^^^"Baguslah"^^^
^^^"Hahaha!!" Kedua Prajurit itu tertawa karena telah menjebak Alex masuk ke dalam perangkap yang ternyata sudah di buat sebelumnya.^^^
...• • •...
...Sementara itu......
Alex masih berlari menyelamatkan dirinya dan saat dia menengok ke belakang dia baru sadar kalau kedua Prajurit itu sudah tidak mengejarnya lagi.
Alex mulai berhenti berlari dan mulai berjalan kaki. Dia berharap kalau kakek itu sudah berada di rumahnya sekarang.
^^^"Semoga saja kakek itu sudah pulang ke rumahnya" harapan Alex atas keselamatan kepada pengemis itu.^^^
Saat Alex berbalik arah, tiba - tiba Alex dikejutkan dengan adanya dua puluh lima pasukan White Kingdom mengikutinya dari belakang.
^^^"Hei ~ hei ~ bocah nakal.. sekarang kemana kamu mau lari hah?"^^^
Kedua puluh Prajurit White Kingdom mengepungnya dari berbagai sisi, depan, belakang, kiri dan kanan.
Tidak ada jalan keluar untuk Alex agar bisa lari atau lolos dari kepungan mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!