Wu Chen yang sedang ditengah-tengah pertumpahan darah itu tertawa dengan air mata yang tak berhenti mengalir
"Hahahaha... Bagaimana?.. Bagaimana bisa?.. Aku melakukan ini semua?!!.." Wu Chen menangis setelah membunuh ratusan orang yang terdapat di suatu organisasi yang memiliki persaingan dengan ayahnya Wu Chen
"Apa yang harus kulakukan setelah melakukan ini semua?... Apakah benar ini keinginanku?.." Secara tiba-tiba, mata kiri Wu Chen berubah menjadi berwarna hitam pekat, bagian pupil yang berwarna biru dan bola matanya menjadi putih, dan Suara misterius tiba menghampirinya
"Benarkah kau tak menginginkannya? Apakah kau benar-benar bisa memaafkan orang seperti mereka itu? Kau tak bersalah karena membunuh mereka, justru sebaliknya kau telah membantu orang banyak agar tidak ada lagi orang yang akan bernasib seperti orang tuamu itu.. Benar bukan.. Wu... Chen..."
Wu Chen bingung sampai melihat disekitarnya, namun dia tak melihat siapa-siapa selain dirinya dan berbalik bertanya
"Siapa kau?! Apa maumu?! Apakah kau orang yang selama ini membisikkanku? Kalau benar tunjukkanlah wujud aslimu itu b*ngs*t?!!" Sosok misterius itu tertawa dan memastikan Wu Chen untuk percaya keberadaan dirinya
"Hahahahha... Sungguh lucu kamu ini, selama ini apa kau tak menyadari keberadaanku? Aku sudah lama bersamamu namun kamu tak menyadari ada yang aneh dalam dirimu itu? Cobalah cari kaca ataupun cermin untuk melihatnya sendiri apa yang berbeda dari tubuhmu itu.." Wu Chen segera mencari untuk memastikannya dan menemukan sebuah spion motor dan melihat dirinya itu
"Apa... Apa yang terjadi pada mataku?!! Mengapa bisa seperti ini? Hei kamu?! Bisakah jelaskan apa yang terjadi sebenarnya pada tubuhku ini.." Sosok misterius itu menjawab dengan helaan nafas
"Hah... Apa kau tidak tau apa yang terjadi pada tubuhmu? Walau begitu aku juga tak tau apa-apa selain memberitaukanmu, kalau aku adalah kamu, dan kamu adalah aku" Wu Chen terkejut tak percaya dan memanggil sosok misterius itu
"Hahahah.... Apa maksudmu? Kamu adalah aku? Jangan bercanda! Jika benar begitu, cobalah untuk menunjukkan dirimu itu kalau kamu sebenarnya ada dalam diriku atau apalah itu!!?" Dalam sekejap Wu Chen yang tadinya sedang berada ditempat organisasi tiba-tiba sudah berada dikota dalam sekejap dan berpindah kembali ke rumah sakit
"Apa ini!!? Apakah ini mimpi? Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah aku sekarang seorang 'Monster'?" Setelah semua hal mengejutkan terjadi, tiba-tiba tangan Wu Chen bergerak dengan sendirinya dan mengambil pisau ditangannya dan menebas mobil di parkiran
"Kekuatan apa ini?! Mobil ini terbelah hanya dengan tebasanku dengan pisau bedah ini?"
Sosok misterius memberitahu Wu Chen
"Kamu bukanlah seorang monster ataupun pahlawan atau apalah itu... Tapi kamu, adalah hasil uji coba yang sempat gagal namun berhasil setelah melewati masa kritis dimasa lalumu.. Kedua orang tuamu itu sebenarnya adalah bukan orang tua sungguhanmu. Dan para orang gila yang telah membuat kamu, atau bisa dibilang kita seperti ini, menyebut kita sebagai "Hunter", "Assasinate", dan "Walker".. Sebenarnya ini adalah jenis dari kekuatan masing-masing dan masih ada sekitar 20-an lagi jenisnya.. Setelah mendengar pembicaraanku ini, seharusnya kau mengerti bahwa kita sebenarnya telah diselamatkan oleh kedua orang tua palsumu itu dan kita sekarang sedang dipermainkan oleh orang yang berada dibalik layar ini.. Kini keputusan berada ditanganmu, Berjuang, Bertahan, atau kau punya pilihan sendiri?"
Wu Chen sangat syok setelah mendengar cerita panjangnya itu dan tak dapat berpikir dengan tenang
"Bisakah kau memberikan aku waktu, Aku tak bisa berfikir logis sepertinya saat ini..."
Mata Wu Chen kembali normal.. Wu Chen kembali ke rumahnya dan duduk tak berdaya di pojok kamarnya dengan suasana gelap.. Wu Chen menangis untuk kesekian kalinya agar melepaskan semua pikiran yang ada saat ini....
...****************...
*Kukukkruyukkk*
Suara ayam membangunkankan Wu Chen yang sedang nyenyak tidur dan bangun tanpa bernyawa. Ibunya Wu Chen (Su Lei Yan) memanggil Wu Chen agar cepat bangun untuk bersiap-siap kesekolah, setelah mendengarnya Wu Chen segera membersihkan kamar tidurnya, membuka gorden dan jendela. Setelah semua sudah dirapikan, Wu Chen mengambil handuk, dan bersiap untuk......
......................
*Brukk* *Bak*
Tidur.. Wu Chen tertidur didepan pintu, saat mendengar suara berisik itu ibu Wu Chen meminta ayah Wu Chen (Xi Dao) untuk membangunkan Wu Chen
"Yah... Coba deh kamu lihat Wu Chen sudah bangun atau belum.." Ayah Wu Chen menjawab
"Kalau sudah? Apakah aku harus memukul pantatnya untuk cepat mandi?" Ibu Wu Chen tertawa
"Hahaha.. Bisa aja kamu, kalau sudah ya tidak apa-apa tapi kalau belum tolong bangunkan... Kalau bisa jangan terlalu galak.." Ayah Wu Chen menuju kamar Wu Chen sambil menggulung lengan kemejanya
"Tenang yang, mungkin ini akan menjadi hari yang sangat cerah setelah membangunkannya.. mwehehe"(Ayah Wu Chen tersenyum dengan ekspresi iblis).
......................
Setelah sampai kekamarnya, ayah Wu Chen langsung membuka pintu dengan kasar lalu berteriak
"Wu!! Chen!! Masih belum bangun?! Apa kau mau pagi yang cerah ini menjadi 'Pagi Berdarah' hah!!!"(Tak sadar ayah Wu Chen, sebenarnya Wu Chen yang tertidur didepan pintu tersebut setelah ayahnya membuka pintu dengan kasar, dia berakhir menjadi cicak yang menempel ditembok dengan setengah nyawa dan tak bisa apa-apa) Setelah mengomel, Ayahnya mencari kedalam ruangan namun tak menemui jejak Wu Chen.. Ayah Wu Chen sontak kaget dan cepat-cepat memanggil istrinya kekamar Wu Chen untuk membantu mencari anaknya
"Yang! Yang!" Ibu Wu Chen bingung karena memanggil dirinya dengan nada cemas
"Ada apa yah? Apa Wu Chen masih belum bangun? Atau sudah berangkat?" Ayah Wu Chen dengan panik memberitaukan istrinya
"Wu Chen yang! Wu Chen tidak ada dikamarnya! Dan juga baju serta alat sekolahnya masih ada di kamarnya.. Cepat kemari yang." Ibu Wu Chen segera menghampiri dirinya
...----------------...
"Masa sih tidak ada? Coba cek kamar mandi atau ruangan lainnya.." Ayah Wu Chen mengecek kamar mandi, kamar tidur, dapur, gudang, bahkan ia sampai mencari ke wastafel, karena ayah Wu Chen berfikir mungkin dia tersedot atau tersangkut didalamnya. Setelah mencari kemana-mana ayah Wu Chen memberitaukan istrinya dia tak menemui Wu Chen dimana-mana. Saat ibu Wu Chen ingin menutup pintu, ia mendengar sesosok suara misterius...
"Tolong.... Tolonggg akuuu..." Sesaat ia menengok kedepan, keatas, dan kebawah. Tapi saat ia menoleh ke samping...
"Omaygodddd!! Wu Chen kamu kok bisa begitu?!!" Ibu Wu Chen kaget melihat Wu Chen seperti cicak yang menemplok ditembok dan ayah Wu Chen pun terkejut juga...
"Whatttt!!!?"(Ayah Wu Chen sambil berekspresi seperti orang yang sebentar lagi akan menemui sebuah bencana dari istrinya) Wu Chen terbangun dengan wajah bingung dan badan yang terasa sakit(akibat menjadi cicak setelah ayahnya membuka pintu), dia mengintip seakan sedang mengamati apa yang terjadi dikamarnya saat tertidur..
"Yah! Kamu gimana sih! Nanti kalo Wu Chen anak kita mati gimana!? Kamu mau aku stress karena ini!"(Wu Chen terkaget dan sempat berkata dalam hati)..
"Wadyuhh.. Greget amat ampe ngomong aku mati bun.. Idihh ngeriiii..." Ayah Wu Chen merinding, takut, dan sempat ingin BAB karena aura menakutkan istrinya tersebut dan berusaha membela diri...
"Ngg... Nggk kok yang... Tadi aku cuman masuk.. Terus.. Ya gituh.." Ibu Wu Chen meluapkan amarah akibat omongan tak jelas suaminya...
"Apa maksudnya?!! Apa kau ingin tidur diluar dan mogok makan selama 2 hari!? Hah!!?"(Ayah Wu Chen ketakutan. Sampai-sampai mengompol dan yang tadinya bergaya galak, sekarang bagaikan pedang excalibur yang terpotong helmnya) Setelah Wu Chen mengamati perdebatan orang tuanya, ia memikirkan sebuah ide berfikir...
"Bagaimana kalau aku berakting sakit dan menunggu sampai sudah kemarahan ibu klimaks baru kuselesaikan dengan kejutan? Ide bagus.. mwehehehe" Wu Chen berpura-pura siuman dan menjerit...
"Aduhh!! Sakit bun! Sakit!! Huaaaa......"Ibu Wu Chen khawatir....
"Ada apa Wu Chen? Apa ada yang sakit? Kenapa?" Wu Chen menjawab dengan penuh ekspresi kesakitan...
"Tadi aku sudah berusaha bangun bun, tapi ayah membuka pintu dengan keras saat aku didepan pintu, dan aku pun terpentok sampai tembok oleh ayah, bahkan sampai kesakitan... Huaaaaa" Ibu Wu Chen menengok kearah suaminya dengan tatapan mengerikan..
^^^*Ya taulah kek gimana xixixi*^^^
^^^ "Yah.... Sekarang mau gimana....." Ayah Wu Chen terpojok, ketakutan..(Setelah melihat ayahnya begitu dia memelet lidah:p dan memasang wajah tak bersalah ke ayahnya..). Ayah Wu Chen yang ketakutan sempat melihat wajah Wu Chen dan kesal... "Lihat bun! Wu Chen hanya berpura-pura kesakitan" Wu Chen kembali berpura-pura sakit dengan sigapnya... "Aduhhh! Sakit..." Ibu Wu Chen kembali mengeluarkan aura yang lebih menyeramkan dari sebelumnya karena merasa dipermainkan oleh suaminya. Ayahnya yang kembali melihat akting Wu Chen dan kesal berkata dalam hati... "OMG!! Gak Ada Akhlak Niehh Anak yaaa.." ...****************...
*Brak* *Brak* *Gedebuk*
Setelah puas melihat ayahnya disiksa oleh ibunya, Wu Chen tertawa lepas dan sempat menjelaskan sedikit kejadiannya. Setelah Wu Chen menjelaskan, Ayah Wu Chen yang tak puas dengan mengamuk seakan gunung ingin mengeluarkan susunya, eh, salah maksudnya laharnya
"Wu.. Chen!!! Cepat mandi dan bersiap berangkat kesekolah!!" Wu Chen yang bergaya seakan mendapatkan perlindungan dari ibunya
"Kalau tidak mau memangnya ayah akan kenapa? Ayah mau ngapain?" Dengan gaya setinggi harapan saya ke dia, eh maksudnya setinggi langit itu, Wu Chen sempat menoleh setelah berbicara.. Namun dia melihat ayahnya sedang murka, dengan petir yang sedang menyambar di belakangnya.(Wu Chen berhalusinasi)
"Heh?!! Kau tanya ayah akan apa?!! Apa kau mau bogem 10 ton ini?!" Wu Chen Merinding setengah mati
"Idihhhh.... Ngeri.... Ucett deh... Kaburrrrr!!?.." Wu Chen berlari dari amukan ayahnya menuju surga, eh maksudnya kamar mandi...
*Jbyurrrr* *Tsahhhh* *Jessss* Duarrrrr*
......................
Setelah mandi Wu Chen bersiap untuk berangkat menuju sekolahnya yang bernama SMA Suka Kamu..
......................
Sesampainya disekolah ayahnya berpesan kepadanya
"Wu Chen... Jangan lupa belajar yang serius! Jangan hubungan aja yang maunya diseriusin! Inget!" Wu Chen yang setelah turun dari mobil ayahnya, setelah mendengar kata itu mengatakan sebuah filosofi
"Yah.. Cinta itu sama halnya dengan belajar Yah... Kita bisa mengenal kasih sayang, rindu bahkan galau pun dari cinta Yah... Jadi ayah harus mengerti kalau cinta sama halnya dengan belajar"(Ayah Wu Chen yang sudah bosan selalu mendengarkan perkataan filosofi tidak jelasnya itu menunggu sambil memasukkan jari ke hidungnya untuk mencari harta karun) Ayah Wu Chen mengeluarkan beberapa jurus pamungkas yaitu *Kertas Ulangan MTK, Kimia, Fisika*
"Apa kamu masih ingin mengeluarkan filosofi yang datangnya dari entah berantah itu setelah melihat ini! Hah!!?" Wu Chen selang beberapa detik tertawa, langsung minggat menuju pintu masuk sekolah dan meninggalkan ayahnya yang sudah mengeluarkan beberapa kelemahan dirinya..
"Woi!!? Ngapa lu kabur!? Anak Gak Ada Akhlak"
...****************...
*Tringgg* *Tringgg*
Wu Chen yang baru memasuki ruangan kelas, terburu-buru mencari tempat duduk.. Karena pelajaran pertama adalah Matematika dan yang mengajar adalah guru *Killer*
"Pagi Anak-anak.. Apakah sudah siap semua?" Bu Shin Rui(Guru MTK) memasuki ruangan kelas dengan suasana damai... Selang beberapa menit suasana tersebut berubah seketika menjadi angin yang perlahan seperti mengguncang seluruh pikiran dan hati semua murid dikelas
*Mati Gue Nih* *Aduh Gw Belum Ngerjain Tugas Lagi* *Apa Gw Harus Lompat Dari Jendela Aja Biar Langsung Qo'it* Satu kelas berfikiran bermacam-macam.. Bu Shin Rui mengambil penggaris kayu untuk papan tulis
......................
*Brakkk*
"Ayo anak-anak... Kumpulkan tugas dan jika sudah mengerjakan, kerjakan tugas hal 35-50
selesai tidak selesai kumpulkan, jika tidak mungkin akan tau apa yang akan terjadi..." Sekali lagi seluruh murid dalam kelas bagaikan terkena angin yang menyelimuti sekujur tubuh mereka.. Namun kali ini berbeda karena seluruh murid hanya membayang 1 hal yang sama yaitu *Penggaris Kayu Bu Shin Rui yang sedang melayang kepantat mereka*
^^^*pasti taulah rasanya gimana... Unchh bnget*^^^
^^^ ...................... Bu Shin Rui mendekati barisan Wu Chen dengan membawa penggaris kayu dan sorotan mata tajamnya seakan mengatakan *Kumpulkan atau mati ditempat* " Li Sheng cepat kumpulkan tugas teman-temanmu untuk minggu kemarin!" Li Sheng(Ketua Kelas 11C) mengumpulkan buku dengan sangat tenang, ketampanannya yang diakui seluruh murid disekolah membuat suasana kelas seolah-olah tak terjadi apa-apa. Saat Li Sheng menghampiri Wu Chen, Wu Chen sempat panik karena buku tugas sekolah yang ia bawa salah melainkan buka masak ibunya.. "Alamak?!! Ngapa begini amat y nasibku... Yaudahlah, tinggal tunggu jadi almarhum, atau sekarat di RS aja deh..."(Wu Chen memasang ekspresi wajah menyedihkan dan pasrah seakan ajal akan tiba).. Li Sheng yang sedang ingin menghampiri Wu Chen untuk mengambil tugas.. *Tak* *Tak* *Tak* *Tak* Suara sepatu Li Sheng membuat fikiran Wu Chen tak karuan.. Namun, saat didepan Wu Chen Li Sheng melewatinya begitu saja seakan tidak ada dia disana. Wu Chen sempat bingung mengapa Li Sheng melewatinya begitu saja tanpa mengambil tugas Wu Chen. Wu Chen pun berfikir sebuah prasangka. "Apakah aku tak terlihat disini? Tapi tunggu!? Apakah ini kekuatanku?! Tapi tidak mungkin juga, karena dunia sudah modern mana mungkin ada takhayul begitu." Dia mencoba segala cara seperti berdiri didepan temannya yang sedang belajar, menepuk teman sebangkunya, tapi yang aneh saat ia mencoba mengeluarkan suara seperti memarahi Bu Shin Rui seakan terdengar.. "Bu Shin Rui gimana sih?! Ngajar aja gak bisa apa pelan-pelan hah?! Emangnya saya ngerti!" Bu Shin Rui menengok dengan tatapan iblis dan kesal "Siapa tadi yang berbicara... Apakah mau ibu keluarkan dari kelas dan diturunkan nilainya?!" Seluruh kelas berdiam seribu kata. Wu Chen tertawa karena hal tersebut, tapi lagi-lagi terdengar oleh Bu Shin Rui "Siapa yang tertawa tadi?!" Li Sheng berusaha untuk menenangkan dengan sebuah argumen yang menuju logika atau bisa dibilang itu adalah kelemahan Bu Shin Rui "Maaf bu mencela, tapi sedari tadi kami hanya memperhatikan ibu. Lihatlah, tangan kami memegang pensil, catatan kami mencatat apa yang ibu tulis di papan. Apa ibu ingin melanjutkan dan mengeluarkan salah satu dari kami tanpa bukti? Kalau begitu lebih baik saya saja bu.." Li Sheng yang bertugas sebagai pemimpin kelas melakukan sesuatu yang sangat berharga. Bahkan 1 kelas sampai terharu dan menangis karena kata-kata atau pembelaannya. Bu Shin Rui hanya bisa menlanjutkan pelajarannya. Setelah kejadian tersebut Wu Chen walau merasa bersalah, tapi dia menyadari sedikit hal aneh. "Aku tak terlihat, tapi dapat didengar. Apakah Aku?" ^^^*Ini Bukan Teka-Teki B*ngs*t^^^ ^^^ "Eh iy maap, oke kembali ke topik. Apa maksudnya ini y? Saat istirahat dimulai gw harus menyelidiki hal ini dan melakukan sesuatu." Wu Chen pergi ke perpustakaan untuk menunggu jam istirahat. ...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!