NovelToon NovelToon

Panggil Aku Rain

Ketakutan

Di salah satu sudut kamar dengan pencahayaan lampu temaram, botol-botol minuman beralkohol tertata disebuah meja. dengan lantai yang berantakan akibat emosi seseorang yang sedang meluap-luap, tak segan dia melemparkan setiap benda yang ada dijangkau nya.

seorang gadis remaja tengah duduk meringkuk memeluk lututnya disudut ruangan. Alula Raina Sofyan, gadis remaja berusia 15 tahun yang baru saja ditinggal pergi oleh ibu kandungnya.

ia menangis terisak-isak menahan sakit akibat tamparan, pukulan dan amukan ayah tirinya.

"Ampuuun.. ampun.. Paman sakit.." ucapnya lirih memelas belas kasih. ia mengelus pipinya yang terasa kebas setelah baru saja terkena tamparan. lalu ia mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sebercak darah. air matanya tak henti mengalir di kedua pipi nya.

"Beraninya kau menolak ku lagi anak nakal."dengan geram ia menarik rambut Alula dan menghempaskan nya hingga ia hampir tersungkur ke lantai.

"Maafkan Lula paman, ma .. af." dengan nafas tersengal ia meronta-ronta meminta ampunan.

Pria itu berdiri dari duduknya ia membelakangi Alula yang nampak masih gemetar ketakutan.

Siapa yang tidak tergoda untuk menikmati tubuh mulus gadis remaja berwajah cantik yang tak lain adalah anak tirinya itu. ia geram ketika sang gadis terang-terangan selalu menolak dan berusaha kabur darinya.

"Dengar anak manis, aku tidak akan menyakitimu. aku akan mencintaimu seperti aku mencintai ibumu." Pria itu membalikan badannya dan berjalan mendekati Alula yang sedikit mundur.

"Ja.. Jangan Paman , jangan sentuh Lula, Lula gak mau. Lula mau pergi, tolong paman jangan seperti ini." ia terus berangsur mundur dari tempat duduknya semula.

"Ayolah anak manis, ibumu sudah mati. dia sudah mati !" tegasnya

"Dan aku menginginkanmu untuk menggantikannya." pria itu setengah teriak saat melihat Alula mencoba menjauhinya.

"Ti.. tidak paman , Lula gak mau.." dengan tubuh yang gemetar ia masih berusaha menghindar.

"Ayah.. tolong Lula, Lula takut ayah. Ibu, Lula takut." gumamnya dalam hati, ia tak henti hentinya menangis hingga air mata rasanya sudah mengering.

"Aku sudah sabar selama ini, kali ini aku tidak akan membiarkanmu." seringai licik tersungging dibibir pria itu, ia langsung mendekat dan menarik paksa tangan Alula.

BRUK..

Alula tersungkur di atas tempat tidur, ia meronta-ronta tak henti berteriak meminta tolong, dengan sisa tenaga nya. dan sekuat mungkin ia berusaha melepaskan diri dari kungkungan ayah tirinya.

"Jangan ,, paman Lula mohon jangan lakukan ini"

"Diaaaam .." teriaknya.

Alula mengaduh kesakitan saat pria itu mencengkram kuat pergelangan tangannya. pria itu berusaha membuka pakaian yang di kenakan Alula dan tanpa henti menghujani ciuman di wajah Alula.

Kini ciuman itu menjalar ke bagian leher Alula dengan kancing pakaiannya yang satu persatu mulai sedikit terbuka. Alula tak henti menjerit, berteriak dan meminta tolong. tubuhnya semakin gemetar ketakutan. sementara sang pria tengah asik memainkan lidahnya, berpindah dari satu bagian ke bagian lain, mel*mat habis bibir warna merah jambu sang gadis.

Pria itu sama sekali tak mempedulikan teriakan sang gadis, yang ia inginkan hanyalah kenikmatan yang sudah lama ia dambakan. melihat anak tirinya yang cantik dengan tubuh yang mulus itu selalu membangkitkan gairah nya , namun kehadiran istrinya selalu menjadi penghalang keinginannya.

Saat gairah itu muncul ia selalu melampiaskannya pada istrinya, tapi itu semua tidak pernah membuatnya merasa puas jika belum merasakan tubuh Alula. seakan terobsesi pada gadis itu. hingga akhirnya Ibu kandung Alula itu meninggal karena penyakit jantung yang di deritanya, ia merasa senang karena penghalangnya sudah tidak ada.

Pria itu berkali kali hendak memperkosa Alula, namun nasib baik masih selalu melindungi Alula.

.

.

.

ini cerita pertamaku, mohon dukungannya yah... 😊

Pergi

"Tolong hentikan paman , Lula gamau." ia masih berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman sang ayah tiri.

"Diamlah sayang, kau akan menikmatinya nanti." pria itu tersenyum dengan menyunggingkan sudut bibirnya.

Saat hendak melucuti pakaian yang dikenakannya, dengan sekuat tenaga Alula berusaha beranjak memundurkan tubuhnya dan..

BUGG..

Kakinya berhasil menendang bagian tubuh sensitif sang ayah tiri yang sedari tadi sudah menegang , seketika pria itu memekik kesakitan.

"Arrghhh... Gadis kurang ajar, berani beraninya kau melakukan itu" pekiknya dengan geram. ia merasa kesakitan dan tak henti memegang area sensitifnya itu.

"Kau tidak akan pernah bisa lari dari ku hahaha..." tawanya menggema "kesini kau gadis sialan" ia mendekat pada Alula yang sedang menahan tubuhnya yang gemetar.

Alula terburu-buru beranjak turun dari tempat tidur, kakinya mencoba melangkah kearah pintu.

"aku harus pergi, aku harus keluar dari sini..

tuhan.. tolong selamatkan aku.." gumamnya lirih

Cengkraman tangan sang ayah tiri berhasil menghentikan langkahnya,dengan tenaga penuh ia menghempaskan tubuh Alula ke lantai hingga ia terjatuh dan terjerembab dan ..

DUGG..

Dahinya terluka terkena sisi sudut bawah meja yang terbuat dari besi, pria itu berbalik membelakangi Alula dengan tangannya yang sibuk membuka satu persatu kancing kemejanya.

"Sudah ku bilang jangan coba-coba pergi dariku honey. ayolah kita teruskan saja kau akan menikmatinya nanti." ucapnya dengan senyuman licik.

"Tidak , aku tidak sudi "Alula bangkit, dengan berani ia mendekati tubuh sang ayah tiri yang sedang membelakanginya ia melirik kearah meja yang berjejer botol-botol minuman beralkohol. Alula meraih salah satu botol dan

tak segan ia memukulkan botol minuman itu ke arah kepala sang ayah tiri.

Pyarrr..

Botol minuman itu pecah akibat hantaman keras dan seketika tubuh pria itu tersungkur ke lantai. darah segar mengalir dari kepalanya. Alula berjongkok dengan tubuh gemetar ia menggigit kuku jari telunjuk tangannya seakan tak percaya didepannya terkapar tubuh pria jahat yang beberapa saat lalu mencoba memperkosanya.

"Apa yang sudah kulakukan, aku tidak mungkin membunuhnya, tidak ! aku harus cepat cepat pergi dari sini sebelum ada orang yang tahu."

Alula bergegas berdiri ia hendak melangkahkan kaki keluar dari kamar itu namun lagi-lagi langkahnya terhenti saat sebuah tangan menggenggam kakinya.

DEG..

"Ja..ngan pergi ho..ney." panggilnya terbata-bata, ternyata pria itu masih tersadar namun tubuhnya sudah terkulai lemas.

Alula membulatkan matanya, seketika ia membalikan badannya lalu menendang kasar tangan pria itu dengan sekuat tenaga. saat dirasa Pria itu terlihat tak bergerak, lalu ia berlari kearah pintu.

Sesaat ia mengurungkan niatnya dan kembali kedalam kamar, ia mengambil kembali ransel yang sudah ia kemas sebelum ia hendak pergi dan tertangkap ayah tirinya beberapa jam yang lalu.

Alula melirik kearah meja, tak lupa ia membawa sebuah ponsel yang tergeletak diatas meja tersebut. ia mendekati tubuh pria itu dan mengambil dompet dari saku celananya.

Alula berlari dengan cepat dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat, ia mengunci kamar itu dan melemparkan kunci kamarnya kesembarang tempat.

Kemudian ia berlari keluar dari rumah ,saat sudah diambang pintu ia melirik sekitar rumah betapa gelapnya suasana malam itu. meskipun terbilang rumah yang besar namun letaknya berada di sekitar perkebunan teh dan jauh dari pemukiman rumah penduduk. mereka bilang ayah tirinya adalah seorang Juragan pemilik lahan perkebunan teh terbesar didesanya. bisa dibilang orang terkaya didesanya. sejenak ia berdiam mengumpulkan keberanian dan pergi melangkahkan kakinya menjauh dari rumah itu.

.

.

.

Hallo readers,

Maaf ya aku masih belajar, kasih motivasinya biar makin semangat.. 😍

Seorang diri

Alula berjalan menyusuri jalan setapak, sisi kanan dan kirinya dipenuhi pohon -pohon teh yang hampir sejajar tingginya dengan tinggi badan Alula yang mungil. permukaan tanahnya yang licin membuat Alula sesekali terpeleset.

Suasana malam itu sangatlah mencekam, minim pencahayaan. hanya sorot lampu dari sebuah ponsel yang dibawanya sebelum pergi dari dari rumah. udara yang dingin seakan menusuk setiap pori-pori kulitnya. bagaimana tidak, sekarang ia sedang berjalan di tengah-tengah perkebunan teh,

Suara binatang malam mengiringi perjalannan malamnya. sayup-sayup terdengar suara lolongan seekor anjing ditelinganya, Alula semakin bergidik ngeri bulu kuduknya seketika meremang. Alula mengedarkan pandangannya, tidak ada seorangpun, hanya ia seorang diri.

Sebenarnya bisa saja Alula pergi ke pemukiman warga, namun ia tak berani. mengingat sebagian besar warga sekitar adalah pegawai ayah tirinya, bisa saja mereka menemukan Alula dan mengantarkannya kembali pulang kerumahnya.

Setelah dirasa cukup jauh berjalan hingga memakan waktu berjam-jam, Alula melihat sebuah bangunan yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu. bangunan itu tampak seperti rumah panggung yang lantainya terbuat dari kayu. mungkin bangunan itu digunakan warga sekitar untuk menyimpan hasil pertaniannya.

Ya, setelah melewati hamparan perkebunan teh, kini Alula berada disekitar perkebunan sayur mayur. disana tumbuh beberapa tanaman sayur seperti kentang, kol dan wortel.

Alula membuka pintu bangunan itu lalu masuk kedalamnya, dilihatnya beberapa gundukan karung memenuhi bangunan itu. lalu ia mendudukan dirinya diantara karung-karung itu.

Demi apapun dirinya sangat merasa kelelahan, seakan tidak ada tulang yang menopang tubuhnya.

"Ya tuhan.. aku takut sekali, disini sangat dingin dan gelap." ucapnya lirih,tubuhnya mulai menggigil kedinginan namun peluh bercucuran dikeningnya. kemudian ia mengeluarkan sebuah Hoddie yang ada diranselnya, lalu ia pun memakainya.

Karena merasa cukup kelelahan, akhirnya ia merebahkan tubuhnya disamping karung yang berisi sayuran kentang tersebut. ransel yang dibawanya ia gunakan sebagai bantal untuk penopang kepalanya, tak menunggu lama lagi Alula terlelap dalam tidurnya.

***

Alula mulai tersadar disaat cahaya mentari masuk disela-sela dinding bangunan itu. matanya menyipit dan mulai mengerjap untuk menyesuaikan pandangannya.

"Apakah ini sudah pagi ? bahkan aku masih belum punya tenaga lagi untuk berjalan. tapi aku harus segera pergi dari sini."

Baru saja beberapa jam Alula memejamkan matanya, ia harus kembali bangun dari tidurnya, ia duduk dan menyandarkan punggungnya disebuah karung.

Sekilas pikirannya kembali pada kejadian tadi malam, saat sang ayah tiri mencoba mengambil kesuciannya, Alula bergidik ngeri membayangkan itu terjadi.

"Ibu.. Lula kangen ibu. Lula takut sendirian bu. andai saja ibu masih ada, andai saja dulu ayah percaya sama ibu sedikit saja. mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Ayah tidak akan pergi dari rumah dan membiarkan ibu menikah dengan paman yang jahat itu. Lula kangen keluarga kita yang dulu, Lula kangen Ibu, Lula kangen Ayah, Lula juga kangen Dwi." ucap Alula lirih. matanya mulai berkaca-kaca tak kuasa menahan kesedihannya seorang diri, cairan bening pun mulai mengalir dikedua pipinya.

"Ayah, dimana Ayah ?apa aku harus ketempat ayah ? tapi aku tidak tau ayah dimana sekarang. apakah ayah akan senang jika aku menemuinya, atau ayah akan membenciku, sama seperti ayah membenci Ibu?"pikirannya mulai bertanya-tanya,

Karena setelah kejadian beberapa tahun yang lalu. Ayah nya yang dipenuhi dengan amarah, kebencian, cemburu dan rasa penghianatan yang bergemuruh dihatinya memilih pergi meninggalkan rumah, meninggalkan istri dan kedua anak perempuannya.

Kesalah pahaman yang terjadi mengharuskannya kehilangan kepercayaan pada istri tercintanya, ia merasakan sakitnya penghianatan setelah melihat sang istri tengah berselingkuh dengan mantan kekasihnya dimasa lalu.

.

.

.

Hallo readers, sampai sini apakah ceritanya telah sampai dihati kalian ??

aku yang tak pandai merangkai kata kata ini sedikit tak percaya diri .. 😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!