NovelToon NovelToon

Kau Istriku Bukan Simpananku

Part 1

Mentari bersinar sangat cerah pagi ini, secerah semangat seorang gadis cantik yang tidak pernah kenal lelah untuk mencari sesuap nasi untuk hari ini.

Tiara Andriyani seorang gadis berusia 20 tahun. Hidupnya penuh perjuangan, setelah orang tuanya meninggal dunia. Tiara harus berusaha tegar dan tetap ceria menjalani hidup ini.

Kisah 2 tahun lalu, tepat setelah Dia lulus SMA. Rencana demi rencana telah di susun nya untuk melanjutkan ke universitas ternama di kota ini. Tapi semua kenyataan itu harus menutup rapat semua mimpinya.

Orang tuanya yang meninggal karna kecelakaan membuatnya harus hidup mandiri. Rumah peninggalan orang tuanya bahkan Tiara jual untuk menutupi semua hutang Ayahnya. Sisanya Tiara pakai untuk membeli motor metic ini. Motor yang menemaninya untuk mengais rezeki setiap harinya.

Tiara melihat ponsel nya dan terlihat senyum mengembang di bibir nya "Oke orderan pertama. Semangat Tiara"

Tiara memakai jaket oje online nya dan juga helmnya. Dia mulai menyalakan motor meticnya dan menyimpan ponselnya di depan tempat biasa Dia menyimpan ponselnya.

Awali hari dengan semangat, itulah kata kata yang selalu Tiara jadikan sebagai penyemangat untuk dirinya sendiri.

Gadis seusia Tiara harusnya berada di kampus untuk kuliah dan berjalan bersama teman teman nya. Atau sekedar mengerjakan tugas bareng sambil menggosipkan cowo cowo ganteng.

Tapi tidak dengan Tiara, yang ada dalam hidupnya saat ini hanyalah bisa makan dan membayar kontrakan nya.

Tiara menghentikan motornya di depan sebuah rumah besar nan mewah. Tiara memencet bell di samping gerbang bercat putih itu.

Ting tong

"Sebentar Mas" teriak gadis cantik memakai hijab sama dengan nya hanya saja karna Tiara memakai helm jadinya tidak kelihatan.

"Maaf Mas menunggu lama" katanya rama sambil membuka pintu gerbang

"Tidak papa Mbak" jawab Tiara ramah

Terlihat gadis itu terkejut saat mendengat suara Tiara dan Dia pun langsung menoleh.

"Ehh maaf, saya kira driver nya laki laki. Ternyata perempuan, tapi baguslah aku senang dapet driver perempuan" kata Tania sambil melihat ke arah ponselnya

'Dasar oon, inikan namanya aja Tiara kenapa tadi aku panggil Dia Mas'

"Tidak papa mbak" jawab Tiara sambil menyerahkan helm pada penumpang pertamanya

"Oh ya Tiara, benarkan nama kamu Tiara?"

Tiara mengangguk "Iya mbak"

"Aku Celin" mengulurkan tangan nya sambil tersenym ramah

Dengan ragu Tiara menerima uluran tangan dari Celin.

"Bolehkan kita berteman, hahaha aku jenuh tau gak punya teman untuk menceritakan kelelahan ku di tempat kerja" Celin sudah naik ke motor Tiara

"Boleh saja mbak, jika mbak tidak malu berteman denga driver ojol kaya saya" kata Tiara merendah

Celin menepuk bahu Tiara "Jangan ngomong kaya gitu. Aku itu tidak pilih pilih teman. Nanti aku minta nomor ponselmu ya"

"Iya mbak, ini tujuan nya sesuai aplikasi ka mbak?" tanya Tiara sudah mulai menghidupkan motornya

"Iya"

Tiara pun mulai melakukan motornya menuju tujuan penumpangnya. Sesekali Celin mengajaknya bicara tapi Tiara hanya menjawab sekenanya saja karna masih merasa canggung. Baru kali ini dapat penumpang perempuan yang baik dan ramah bahkan mau mengajaknya berteman. Biasanya hanya penumpang pria lah yang suka banyak bicara . Ya kebanyakan hanya mengeluarkan kata kata rayuan.

Tiara menghentikan motornya tepat di depan rumah sakit paling besar dan paling lengkap dengan peralatan medis dan juga dokter dokter handal.

"Mbak kerja disini? Mbak dokter disini?"tanya Tiara sambil menerima helm dari Celin

"Iya, ini rumah sakit turun temurun keluarga aku. Sekarang aku yang ngurus" jawab Celin

Tiara menelan salivnya dengan susah payah "Wah hebat ya, jadi mbak pemilik rumah sakit ini?"

"Hmmm. Bukan aku yang punya tapi orang tuaku dan kakek ku" kata Celin merendah

"Hmmm. Sama saja kali mbak" kata Tiara menatap takjub pada wanita di depan nya. Sungguh wanita yang tidak sombong dan rendah hati

"Ya sudah kalo gitu aku minta nomor ponselmu" Celin menyodorkan ponsel nya ke arah Tiara

Tiara pun mengambil ponsel itu dan mengetikan nomor ponselnya. Lalu kembali menyerahkan ponsel itu pada Celin.

"Makasih ya, nanti kalau aku libur kita jalan bareng. Bye" kata Celin dengan senyum manisnya

"Iya mbak"

Setelah Celin membayar ongkos pada Tiara. Dia pun langsung masuk ke dalam rumah sakit.

Tiara pun kembali melajukan motornya sambil menunggu orderan berikutnya.

Bersambung

Part 2

Tiara melajukan motornya menuju tempat beristirahat para ojol. Di perjalanan Dia melihat para mahasiswa memasuki kampus terbaik di kota ini yang selalu Dia lewati. Bukan nya tidak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Tapi boleh buat takdir berkata lain, sudah bisa membayar kontrakan dan mempunyai juga ponsel android untuknya bekerja pun sudah sangat cukup untuk Tiara.

Di perjalanan Tiara melohat seseorang tengah berdiri sambil sesekali melirik jam tangan nya. Wajahnya terlihat sangat kesal. Dia terlihat berbicara pada seorang yang sedang mengganti ban mobilnya. Mungkin supirnya atau montir yang di panggil. Entah lah tapi karna merasa penasaran Tiara pun memarkirkan motornya di depan pria itu.

"Maaf Mas ada apa ya?" tanya Tiara seramah mungkin

"Ini ban mobil saya bocor, malah saya harus ke kantor" jawabnya tersenyum

"Ohh, kalo begitu Mas nya bisa saya antar kalau tidak keberatan. Takutnya telat masuk ke kantornya" tawar Tiara

"Benarkah ? Apa tidak merepotkan?"

"Tentu saja tidak, ayo Mas takutnya telat" kata Tiara tersenyum ramah

"Baiklah"

Dia terlihat masuk ke dalam mobil dan mengambil tas kerjanya. Dia juga terlihat berbicara pada orang yang sedang mengganti ban mobilnya.

"Ayo" Dia sudah naik ke motor Tiara

"Pakai dulu helm nya Mas" Tiara menyodorkan helm nya

"Ah baiklah" Dia pun memakai helm yang Tiara berikan

Tiara mulai melajukan motoe meticnya "Oh ya Mas, ini kita ke mana?"

"Ke kantor Fendra.Corp"

"Wahh Masnya kerja disana? Hebat sekali. Itu kan perusahaan besar" kata Tiara antusias

Siapa si yang tidak tahu dengab perusahaan Fendra.Corp. Perusahaan persatuan dari MHN Grop dan Fernan.Corp dua perusahaan besar. Sekarang nama nya telah di rubah menjadi Fendra.Corp. Perusahaan yang menjadi raja bisnis di kota ini. Bahkan cabang nya ada di mana mana.

'Gadis ini sangat polos ternyata'

"Saya hanya karyawan biasa, saya juga sangat bersyukur bisa bekerja disana"

'Apa yang aku katakan? Kenapa aku malah membohonginya'

"Oh begitu ya Mas, gak papa karyawan biasa juga udah bersyukur Mas bisa bekerja di perusahaan itu" kata Tiara

Tiara pun memarkirkan motornya di depan gerbang perusahaan. Dia tidak mungkin masuk karna sistem keamanan di perusahaan ini sangat ketat tidak semua bisa masuk.

"Makasih ya, ini ada sedikit rezeki buat kamu" Dia menyodorkan 3 lembar uang seratus ribuan

"Aduh Mas, gak usah. Lagian ini banyakan" Tiara menolak uang yang di sodorkannya

"Gak papa, aku udah sangat berterima kasih karna kamu mau mengantarkan saya. Kalau tidak saya bisa terlambat" katanya memaksa

"Saya ikhlas ko Mas, gak usah" Tiara mulai memarkirkan motornya

"Tunggu, kalau kamu gak mau nerima uang dariku. Aku minta nomor ponselmu"

Tiara pun memberhentikan motornya yang sudah siap melaju "Untuk apa Mas?"

"Saya ingin menraktir mu makan sebagai ucapan terimakasih. Jangan menolak" katanya berubah tegas

"Baiklah" Dia pun menyodorkan ponselnya ke arah Tiara

"Ini Mas" Tiara menyerahkan kembali ponselnya setelah menyimpan nomor ponselnya di ponsel pria itu

"Oh namamu Tiara, oke nanti aku telpon ya. Oh ya namaku Dtya" mengulurkan tangan nya

"Tiara" menjabat tangan Ditya

"Kalau begitu saya pergi dulu Mas. Assalamualaikum" pamit Tiara

"Waalaikumsalam"

Setelah Tiara pergi Ditya pun masuk ke dalam kantornya. Raut wajahnya berubah menjadi dingin dan tidak ada senyum sedikit pun. Semua karyawan mengangguk hormat padanya. Meski tak di pungkiri kalau mereka bertanya tanya kenapa tadi big bos nya di antar ojol. Tapi mereka tidak akan berani bertanya.

Ditya duduk di kursi kebesaran nya, Dia memejamkan matanya 'Kenapa Dia terlihat begitu manis dan menggemaskan. Ahhh apa yang kau pikirkan Ditya. Ingatlah kau hanya boleh menyukai satu orang. Wanita yang telah di takdirkan untuk mu"

Tok tok tok

"Masuk"

Alvin pun masuk, Dia adalah tangan kanan Ditya. Dia juga sahabat Ditya dari kecil.

"Ada apa?" tanya Ditya malas

"Ck kenapa tuh wajah?" Alvin duduk santai di sofa sambil bertumpang kaki

Ditya menghela nafas sambil menyandarkan kepalanya di kursi "Tadi aku bertemu gadis ojol yang manis"

Alvin mengerutkan keningnya, baru kali ini Ditya menceritakan seorang wanita selain jodohnya dari kecil.

"Dia sangat manis, Dia terlihat begitu menggemaskan. Ahhh entah apa yang aku pikirkan. Yang jelas aku merasa ada yang aneh sama Dia" tanpa sadar Ditya menceritakan semuanya

Hanya pada Alvin lah Ditya bida berkeluh kesah. Selama ini Dia dididik sangat keras oleh kakek nya. Ditya di besarkan oleh kakek nya yang selalu mengutamakan nama baik keluarga. Membuat Ditya tidak bisa bertingkah seenak nya.

'Inilah yang aku takutkan Dit, kau bisa saja jatuh cinta pada wanita lain. Dulu mungkin kau tidak akan merasakan jatuh cinta karna sekolah pun kau home sechooling'

"Ah sudah lah, ada apa kau kemari?" tanya Ditya kembali fokus pada pekerjaan

"Ini berkas yang harus kau tanda tangani, ini adalah kontrak kerjasama kita dengan perusahaan xx" Alvin menyerahkan berkas yang sedari tadi di pegangnya pada Ditya

Ditya pun memakai kacamata minusnya dan mulai memeriksa berkas yang di berikan oleh Alvin.

"Kapan kita mulai proyek pembangunan mall ini?" tanya Ditya tanpa mengalihkan pandangannya pada berkas yang sedang di bacanya

"Bulan depan sudah bisa kita mulai, tinggal kau tanda tangani ini dan nanti siang kita ada rapat di dengan pemimpin perusahaan xx itu" jelas Alvin

"Baiklah, kau atur semuanya" kata Ditya

Alvin pun undur diri keluar dari ruangan Ditya.

Bersambung

Part 3

Tiara memarkirkan motor meticnya di tempat dimana para ojol beristirahat. Semua yang ada disana sudah seperti keluarga. Tiara merasa bahagia karna memiliki teman teman seprofesi dengan nya dan mereka semua sangat baik.

"Assalamualaikum semua" kata Tiara dengan senyum cerianya

"Waalaikumsalam" jawab mereka yang ada disana

Tiara duduk di bangku tepat di samping Pak Samsul. "Gimana orderan nya banyak Tia? tanya Pak Samsul

"Hehe. Ya lumayan lah Pak, di syukuri aja" jawab Tiara

"Kamu sudah makan Tia?" tanya Sendi

"Belum Mas, belum laper Tia" jawab Tiara

"Makan dulu lah Tia, kau ini sudah bekerja keras jangan lupakan kesehatanmu" kata Sendi

Pak Samsul dan Pak Didi tersenyum mendengar ucapan Sendi. Mereka tahu kalau Sendi menyimpan rasa pada Tiara.

"Iya Mas, nanti Tia makan. Sekarang Tia mau pergi dulu dapet orderan barusan" Tiara berdiri masih menatap pada ponselnya

"Pak Didi, Pak Samsul, Mas Sendi Tia pergi dulu ya. Assalamualaikum " pamit Tiara

"Waalaikumsalam "

Tiara pun melajukan motornya menuju tempat makanan yang di pesan custemer nya.

Setelah cukup lama mengantri untuk mendapat pesanan customer nya. Tiara pun kembali melajukan motornya menuju alamat yang sudah tertulis di aplikasi ojol nya.

"Ojol food" teriak Tiara di depan gerbang rumah customernya

"Iya sebentar" teriak seorang pria yang berlari ke arah gerbang

"Atas nama Mas Ardi " kata Tiara

"Iya mbak" jawabnya

"Ini Mas pesanan nya, semuanya jadi 56 ribu" kata Tiara sambil menyerahkan pesanan customernya

"Iya Mbak, ini uangnya. Kembalian nya buat mbak saja" Ardi menyerahkan uang lima puluh ribu dan sepuluh ribu.

"Terimakasih Mas" kata Tiara tersenyum

Tiara kembali melajukan motornya, di tengah perjalanan tiba tiba ponselnya berdering. Dia pun menghentikan motornya di pinggir jalan. Tiara melihat nomor yang tidak kenala menelpon ke nomor pribadinya. Bukan nomor yang Dia pakai untuk aplikasi ojol.

"Siapa nih?" gumam Tiara

Dengan ragu Tiara pun mengangkat telpon nya dan menempelkan ponselnya di telinganya.

"Ha..Hallo. Assalamualaikum. Siapa ya?"

"Waalaikumsalam. Ini aku Ditya masih ingat kan? Yang tadi kamu anterin ke kantor"

"Ohh, iya Mas ada apa ya?"

"Hmmm. Kamu lagi dimana?"

"Saya lagi di jalan Mas, habis nganterin orderan"

"Hmmm. Besok weekend kan"

Tiara tidak menjawab, Dia menunggu kata selanjutnya dari Ditya 'Memang besok weekend'

"Kamu mau gak besok jalan sama aku, ya sebagai ucapan terimakasih atas bantuan mu tadi pagi"

"Aduh maaf Mas, Tia harus kerja. Mungkin lain waktu"

"Ohhh. Baiklah tidak papa" suaranya terdengar kecewa

"Ya sudah ya Mas, saya mau jalan lagi. Assalamualaikum "

"Waalaikumsalamn "

Tiara pun memasukan kembali ponselnya ke saku jaket. Tiara melajukan kembali motornya.

Sementara itu di tempat lain Ditya terlihat kecewa dengan penolakan Tiara.

"Arghhh. Baru kali ini ada wanita yang menolak ajakan ku. Dia memang tidak sama seperti wanita lain. Wanita yang mendekatiku hanya karna kedudukan ku dan uangku" Ditya mengusap wajah frustasi

"Ada apa dengaku? Kenapa wajah cerianya selalu terbayang. Arghhh aku pasti sudah gila"

"Oke Ditya fokus kerja, jangan mikirin Dia terus"

Saat Ditya akan meraih berkas di depannya. Tangan nya terhenti karna ponsel nya kembali berdering. Ditya tersenyum masam melihat siapa yang menelpon nya.

"Hallo Assalamualaikum" suaranya terdengar sangat bersemangat

"Waalaikumsalam salam" jawab Ditya malas

"Kamu kenapa Dit? Ko kaya lemes gitu? Kamu gak sakit kan?" terdengar nada khawatir dari suaranya

"Nggak, Linn aku gak papa. Ada apa nelpon aku?"

"Hmm. Papa mengundangmu dan juga keluarga mu untuk makan malam di rumah"

Ditya menghela nafas berat "Baiklah Linn, nanti aku kasih tahu Opa dan Papi"

"Oke, Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam "

Ditya menyimpan kembali ponselnya di atas meja kerja. Ditya menyandarkan kepalanya di sandaran kursi sambil memijat pelipisnya yang teras sedikit pening.

'Aku mengenalnya sudah dari kecil, tapi dari dulu sampai sekarang aku hanya menganggap mu adik ku Linn. Aku gak bisa menganggap mu lebih. Tapi aku juga gak bisa mengecewakan Opa dan keluarga ku. Arghhh aku harus bagaimana'

Kehidupan Ditya memang berbeda dari yang lainnya. Dia harus menerima ajaran sang kake untuk mempimpin perusahaan nya dari sejak SMP. Bahkan saat SD sama SMA Ditya harus home sechooling. Hingga saat kuliah barulah Ditya di izinkan keluar dari wilayah kediaman kakenya.

Sejak umur lima tahun Ditya tinggal bersama Kakeknya. Ayah dan ibunya tinggal bersama adik perempuannya. Didikkan sang kake yang tegas membuat Ditya menjadi pria yang sangat tegas.

Sejak kecil Ditya sudah di kenalkan dengan Celinna Marquez yang di jadikan jodoh nya. Awalnya Ditya menerima saja apa yang kakeknya inginkan. Karna menurutnya semua pilihan kakeknya adalah yang terbaik untuk nya.

Tapi semuanya berubah setelah Dia bertemu gadis ojol yang ceria dan senyuman ramahnya. Entah kenapa senyuman gadis itu membuat jantung Ditya berdetak lebih kencang.

Ditya baru menyadari kalau rasa sayang nya pada Celin hanya rasa sayang kaka pada adiknya. Selalu bersama sedari kecil membuat Ditya ingin melindungi Celin dan menjaganya. Tapi itu tak lebih dari rasa sayang nya pada seorang adik.

Ditya beranjak dari duduknya dan menyambar jas yang menggantung di tempat nya. Ditya keluar dari ruangan nya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!