Dengan setelah kasualnya ia memasuki gedung pencakar langit dimana semua karyawan sedang mengerjakan tugasnya masing-masing, wajahnya yang tampan membuat karyawan wanita enggan mengalihkan pandangannya dari sosok putra CEO perusahaan.
"Selamat datang pak alvin"Seorang karyawan paruh baya menyambut alvin dengan senyuman.
Alvin mengangguk membalas sambutan dari penjaga pintu yang sudah bekerja puluhan tahun di kantor Brawijaya group.
Kakinya yang jenjang terbalut celana bahan jutaan rupiah melangkah mendekati lift khusus petinggi perusahaan, jari jari panjangnya menekan angka 15 dimana ruangan sang ayah berada.
"Aku pasti akan kena marah"gumamnya melihat jam rolex yang melingkar di tangan kekarnya.
Ting
Tak tak tak
Sepatu pantofel puluhan juta itu berbunyi di lorong kantor yang ia lewati,sapaan dan pujian terlontar dari beberapa karyawan yang mengenalinya tapi juga ada beberapa karyawan baru sehingga mereka masih bertanya-tanya siapa sosok tampan yang datang ke kantor mereka itu.
"Selamat datang pak alvin, silahkan anda sudah ditunggu Bapak di dalam"Ucap sekretaris CEO.
Lagi lagi hanya anggukan kepala yang ia tunjukkan, tubuhnya yang tinggi memasuki ruangan dimana terlihat seorang pria berkepala 4 sedang bekerja di kursi kebesarannya.
"Papah??"panggil alvin dengan lembut.
"Al? kemarilah nak"Tutur aditya melihat pada putranya yang datang.
"Apa yang sedang papah lakukan?"Tanya alvin berdiri di samping aditya dan melihat proyek perusahaan milik sang ayah.
"Papah sedang melihat presentasi pembangunan hotel nak,kenapa kamu berdiri saja ayo duduk"Ucap aditya mempersilahkan anaknya untuk duduk.
"Ada apa papah memintaku datang ke kantor?"Tanya alvin lembut.
"Papah ingin bilang sama kamu,papah sudah tua jadi papah berencana untuk mengangkat kamu sebagai pengganti posisi papah di perusahaan ini. Banyak sekali yang ingin mengambil posisi ini nak dengan berbagai cara dan papah hanya mempercayai kamu untuk menjalankan perusahaan ini"Jelas Aditya serius.
"Pah tapi aku belum menyelesaikan kuliahku, bagaimana bisa aku memimpin perusahaan sebesar ini pah"balas alvin dengan alis yang mengerut.
"Kamu bisa Al,kamu anak yang pandai dalam hal apapun lagipula 1 semester di LA papah rasa cukup untuk kamu mulai memimpin perusahaan"Ujar aditya kekeh dengan keinginannya.
"Papah maafkan aku tapi untuk saat ini aku belum siap,aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu setelah itu aku akan mulai belajar memimpin perusahaan"Ucap Alvin jujur, menatap wajah ayahnya yang masih terlihat tampan dan gagah.
"Kamu tega Al dengan pak tua ini"aditya memelas bahkan menyebut dirinya pak tua padahal jika ada yang menyebutnya seperti itu dia tidak suka.
"Kata siapa papah sudah tua? papah masih tampan dan gagah bahkan mamah masih sangat mencintai papah"Goda Al membuat tawa aditya terdengar.
"Haha kamu bisa saja menggoda papah,soal mamah bahkan sampai papah sudah berambut putih pun mamah akan tetap cinta sama papah nak begitupun sebaliknya"Balas aditya masih dengan tawa.
"Kalian memang pasangan serasi, semoga saja aku bisa mendapatkan istri seperti mamah yang cantik,baik dan sangat menyayangi keluarganya"Ucap alvin menatap lurus.
"Amin Al,jadi kamu menolak permintaan papah?"Tanya aditya Kembali ke topik utama.
"Maaf pah untuk saat ini aku belum bisa, tapi aku janji selama di Indonesia aku akan ikut papah ke kantor untuk belajar menjadi pemimpin seperti papah"Ucap Alvin membuat senyum aditya merekah di wajahnya.
"Papah mengerti nak, ya sudah mulai besok ikutlah papah untuk belajar dan tidak ada penolakan oke"Ujar aditya diangguki alvin.
Dilain tempat seorang gadis berambut sebahu, wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih membuat para remaja seumuran dengannya begitu tergila-gila apalagi ia terkenal ramah dan sopan dengan siapapun.
"Alya??"panggil seorang gadis yang menjadi sahabatnya di sekolah.
"Lisa,tumben datang pagi?"Tanya alya pada sahabatnya yang sering telat itu.
"Ya, haduh lelah sekali aku berlari dari gerbang. Entah kenapa sekolah ini membuat gerbang yang jauh dari gedung sekolah,sangat menyusahkan"Cibir gadis cantik di depannya yang tak henti berkomat-kamit seperti Mbah dukun.
"Sudahlah masih pagi untuk marah,dimana varo?"Tanya alya tidak melihat kembaran sahabatnya.
"Dia sudah mengurus pindah sekolah,dia akan melanjutkan sekolahnya di LA sama seperti kakakku"Jawab alisha.
"Apa??tapi kenapa?"Tanya alya terkejut.
"Kakak yang menyuruhnya karena baginya varo tidak sekolah dengan benar disini, tadinya aku juga akan dikirim kakak ke LA tapi aku menangis dan menolaknya dan syukurlah mamah membelaku"Jelas alisha malas.
"Oh ya ampun,mmm btw kapan kakakmu kembali dari LA?"Tanya Alya basa-basi.
"Kemarin,ada apa?kau merindukan nya?"Tanya alisha menyenggol bahu alya membuat si empu memerah seketika.
"Ahh tidak, sudah ayo kita harus piket kelas apa kau lupa"Ajak Alya mengalihkan pembicaraan.
Alya dan alisha memilki jadwal piket yang sama mengingat nama depan mereka yang sama,alisha berkali kali mengeluh karena lelah terus menyapu kelas dan halaman nya sementara alya bertugas untuk mengepel lantai.
"Alya??"panggil seorang remaja pria.
"Zidan?ada apa?"tanya alya.
"Vika menitipkan surat padaku, katanya dia izin tidak sekolah hari ini"Ucap Zidan memberikan surat dari vika.
"Astaga dia selalu seperti ini,jika mamahnya sampai tau dia bisa habis"Ucap alya pelan.
"Aku sudah memperingatkan nya tapi dia tidak mau dengar"balas Zidan yang juga mengenal bagaimana vika itu.
"Ya sudah terimaksih ya Zidan,oh iya mainlah bersama tante nisa aku merindukannya"Ucap alya diangguki oleh zidan.
"Kak alisha,aku pergi ya sampai jumpa"Ucap Zidan pada alisha.
"Iya"jawab alisha mengangguk.
"Zidan kayanya suka deh sama kamu"ucap alya menebak.
"Terus?kamu kan tahu aku dilarang pacaran sama kakak,jika kakak tahu aku pacaran maka siap siap cowok itu masuk ke rumah sakit karena tulang-tulang nya yang patah"Balas alisha acuh.
"Kasihan sekali anak bontot"Ledek Alya membuat alisha kesal dan melempar sapu di tangan nya.
"Aduh"Seorang ibu berkacamata meringis karena sapu telah mencium dahinya dengan keras.
"Astaga,Bu Arum!!!"teriak alisha terkejut karena lemparannya meleset dari sasaran.
"Alisha??!!!!!!"Teriak guru matematika membuat alisha dan Alya harus menutup telinga mereka.
"Mammpus kamu lis"Bisik Alya pelan.
"Jangan bikin takut kek"balas alisha gemetaran.
"Ngapain kamu main lempar sapi?"Tanya Bu Arum dengan mata yang melotot.
"Bu bukan sapi tapi sapu,kan kalo sapi mah ibu"disaat seperti ini alisha masih bisa bercanda tapi sungguh bercanda alisha tidak mengenal topik dan asal saja.
"Apa?!!kamu bilang saya sapi??"Tanya Bu Arum murka.
"Ehh bukan Bu maksud alisha itu sapi,saphia latjuba"elak Alya membela sahabatnya.
"Mana ada itu, yang ada tuh Sophia bukan saphia"cecar guru berbadan besar, mungkin bobot tubuhnya 75-80Kg.
"Maaf ya Bu, jangan hukum saya"Ucap alisha memohon.
"Untung saya sedang bahagia jadi memaafkan kamu,ya sudah lanjutkan tugas kalian"ucap Bu Arum ingin pergi namun mulut alisha itu benar benar tidak bisa di rem.
"Bu,lagi kasmaran ya sama pak uday"Ucap alisha membuat Alya menepuk jidatnya.
"Bukan urusanmu, lanjutkan pekerjaan Kalian atau saya hukum sekarang"Ancam guru itu membuat alisha dan Alya segera melanjutkan tugas mereka.
"Lis, pulang sekolah kita ke bengkel ya"ucap Alya disela aktivitasnya.
"Ngapain?"Tanya alisha.
"Beli rem buat mulut kamu yang nyerocos terus"jawab alya sewot sambil membanting kain pel yang sudah selesai ia gunakan.
"Idih kok ngamok"Ucap alisha memonyongkan bibirnya.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP ❤️
BERSAMBUNG......
Suara lonceng berbunyi menandakan bahwa semua siswa diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing,alya dan vika keluar bersamaan dan seperti setiap harinya mereka berdua selalu menjadi bahan gombalan dari para fuckboy cap kapak di sekolah ternama itu.
"Alya, nanti malam jalan yuk?"Ajak salah satu cowok yang cukup tampan menurut para siswi sekolah tapi bagi alya dan alisha itu dibawah rata-rata.
"Sorry ya Dave,aku ada acara sama lisa. Ya kan Lis?"Tanya Alya berbohong.
"Ehh iya bener itu Dave"jawab alisha mengiyakannya.
"Oh oke"jawab Dave mengangguk.
Alya dan alisha berpisah di parkiran sekolah karena alya akan menunggu jemputannya di halte dekat sekolah sementara alya akan menunggu jemputannya yang spesial hari ini.
"Aku duluan ya lis"Ucap alya ingin pergi.
"Eh tunggu,kamu gak mau nunggu jemputan aku aja? biar sekalian diantar"Tanya alisha. Terkadang ia bingung alya adalah anak orang kaya dan terpandang di keluarga ini tapi dia tidak pernah menunjukan semua itu dan memilih menjadi gadis sederhana.
"Kamu kaya baru kenal aku aja si lis,aku kan tunggu jemputannya di halte sana"Jawab alya. "Udah ya nanti keburu telat,sampai besok"Alya pamit setelah melambaikan tangannya pada alisha.
Alvin memperhatikan setiap yang diajarkan oleh sang ayah dengan serius dan seksama, tanpa terasa ini sudah lewat jam makan siang. Alvin memutuskan untuk pulang dan makan di rumah.
"Alvin nanti pulang dari sini tolong jemput alisha ya, papah masih ada meeting dengan om aldo sekarang. Tadi papah sudah menghubungi alya dan memberitahu bahwa kamu yang akan menjemputnya"Ucap aditya seraya membereskan berkas untuk meeting.u
"Iya pah,ya udah aku langsung aja ya pah"Ucap Alvin kemudian mencium tangan sang ayah.
"Hati hati ya"tutur aditya.
Alvin keluar dari ruangan ayahnya untuk pulang sekaligus menjemput adik perempuannya. Seperti ketika datang sekarang ia menjadi pusat perhatian lagi oleh para karyawan yang matanya jelalatan kemana mana.
"Selamat siang den"sapa pak dadang yang lagi lagi dijawab anggukan oleh alvin, sungguh anak itu seperti orang gagu jika bukan bersama keluarganya.
Alvin mengemudikan mobil Porsche Carrera miliknya yang aditya berikan sebagai hadiah tempo hari, dengan kecepatan sedang memecah keramaian kota.
Drrrttttt....drrrtttttt
"Halo mah"
"Alvin bisa tolong mamah beliin kebutuhan rumah di supermarket?"
"Iya mah tentu saja,kirim saja daftarnya melalui wa"
"Iya sayang, baiklah nanti mamah kirim terimaksih ya"
"Sama sama mamah"
Alvin celingak-celinguk mencari sosok adik nya yang cantik tapi juga tidak cantik,karena tidak fokus alvin tidak menyadari jika ada seseorang yang akan menyebrang jalan.
Brukk
"Ya ampun"Gumam Alvin terkejut kemudian keluar menghampiri gadis yang ia tabrak.
"Kau tidak apa apa?"Tanya alvin tanpa berniat membantu gadis itu berdiri.
"Hei apa kau tidak bisa membawa mobilmu dengan benar?lihat tanganku lecet"Balas sang gadis tanpa melihat ke arahnya.
"Aku minta maaf tadi aku tidak melihatmu menyebrang jalan"Ucap alvin membuat gadis itu menengok kearahnya.
Mata gadis itu menatap nyalang ke arahnya, mulutnya terbuka lebar karena kagum melihat sosok dewa Yunani ada di hadapannya.
"Tampan Sekali,ahhh jika saja aku tidak membuat janji antara hatiku untuk menunggunya aku sudah pasti akan mengajak pria ini menikah" Batin alya.
"Kau baik baik saja?apa kepalamu tadi terbentur?"Tanya alvin melambaikan tangan di depan wajah gadis itu.
"Ahh tidak om aku baik-baik saja"Jawab gadis itu yang tak lain adalah alya memanggil alvin dengan sebutan om.
"Kau panggil aku apa?OM??!!" Tanya alvin menekan kata om.
"Iya,kenapa memang salah?"Tanya alya tidak mengerti tatapan tajam alvin.
"Jelas salah!!"Jawab alvin mengerem kesal.
"Ahh begitu ya, bagaimana jika paman?"Tanya alya menantang maut.
"Tidak ada gunanya berbicara dengan mu"Desis Alvin kemudian ingin pergi namun terhenti karena ucapan gadis itu.
"Kak, andai saja aku tidak berjanji pada hatiku untuk setia pada cinta pertamaku aku pasti akan mengajakmu ke KUA sekarang" Cerocos Alya tanpa sadar.
"Tapi sayang,aku tidak suka gadis seperti dirimu. Manja dan sangat kekanak-kanakan"Balas Alvin menunjuk alya.
"Apa kau mengenalku? kenapa kau bisa mengambil kesimpulan bahwa aku manja dan kekanakan?"Tanya alya menaikan alisnya dan sedikit berteriak.
"Kau membuat tensi daraku naik dan telingaku pecah saja"Cibir Al kemudian masuk ke dalam mobilnya meninggalkan gadis yang ia tabrak begitu saja dengan luka lecet di bagian siku.
"Heii kau tidak mau bertanggungjawab?"Teriak alya namun tidak dihiraukan oleh alvin.
"Huh, tampan tapi Sangat tidak bertanggungjawab. Berbeda dengan kakak pujaan hatiku yang sangat manis dan bertanggungjawab"Cibir Alya diakhiri pujian untuk pria yang sudah mengunci hatinya sejak 10 tahun terkahir.
Alvin mengemudikan mobilnya sampai ke depan gerbang sekolah, tak lama alisha masuk dan melemparkan tasnya asal sampai mengenai wajah Alvin.
"Kau tidak sopan sekali alisha"Cibir alvin.
"Maaf kak, mobilmu terlalu sempit jadi aku tidak bisa leluasa melempar tas ku. Lain kali jangan gunakan mobil ini untuk menjemput ku ya"Protes alisha dan mulai mengatur.
"Siapa juga yang ingin menjemput mu,jika bukan papah yang meminta aku tidak akan mau menjemput adik menjengkelkan ini"Balas Alvin membuat alisha memanyunkan bibirnya.
"Akan aku adukan semuanya kepada mamah"Ancam alisha.
"Dasar manja"Cibir alvin memiringkan bibirnya.
"Kau menyebalkan kak"Teriak alisha tepat di telinga alvin.
"Kau dan gadis itu sama,sama sama suka berteriak tidak jelas"Ucap alvin entah mengapa ia mengingat gadis yang ia tabrak tadi.
"Hah?! gadis?apa dia pacarmu? apa dia cantik? anak keluarga konglomerat juga?"Tanya alisha bertubi tubi.
"Bisakah kau diam sebentar,aku tidak akan bisa berbicara jika mulutmu itu terus saja berkokok"Alvin menutup mulut adiknya dengan tangan.
"Jadi apa?"Tanya alisha setelah tangan Alvin menjauhi mulutnya.
"Tadi aku menabrak seorang gadis dan jika dilihat dia seumuran denganmu. Alisha tadi kamu menanyakan soal keluarga gadis yang semisalnya adalah pacarku kan?"Tanya Alvin mengingat pertanyaan alya terkahir.
"Ya kak,itu wajar bukan?"Tanya alisha balik.
"Aku tidak mencari gadis dari keluarga kaya, yang aku inginkan adalah sosok gadis sederhana dan bertanggungjawab, tidak melihat harta dan kekayaan ku nantinya. Aku membenci gadis manja dan kekanakan karena aku sangat yakin dia akan terus seperti itu sampai menikah dan hanya bisa menghamburkan uang saja"Jawab alvin panjang lebar.
"Tapi bagaimana jika gadis sederhana yang kau inginkan itu hanya akan mengincar hartamu?"Tanya alisha.
"Aku memiliki cara sendiri untuk wanita yang akan menjadi istriku nanti"Jawab alvin tersenyum misterius.
"Kak kenapa kita ke supermarket?"Tanya alisha ketika mobil Alvin memasuki parkiran supermarket.
"Mamah memintaku membeli bahan makanan,kau mau ikut atau tidak?"Tanya Alvin seraya membuka sabuk pengaman nya.
"Tentu saja,kapan lagi bisa menghabiskan uang kakakku"jawab alisha semangat.
Alvin hanya mendengus dan siap untuk menggesekkan kartunya dengan jumlah yang besar untuk sang adik.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA 😊😊
BERSAMBUNG......
Alvin mengambil barang yang tertulis di foto yang ibunya kirimkan melalui aplikasi WhatsApp. Tangannya mengambil barang tapi matanya fokus melihat ponsel.
"Kak aku butuh barang pribadi ku,apa boleh aku mengambilnya?"Tanya alisha.
"Iya cepat"Jawab alvin menganggukan kepalanya tanpa melihat pada adiknya.
Alisha pergi ke sisi dimana barang-barang yang ia butuhkan ada disana, sementara alvin masih sibuk dengan catatan yang diberikan vina.
"Apa kemasan detergen berganti menjadi seperti kulit manusia"Ucap alvin ketika merasakan tangannya menyentuh sesuatu yang berbeda dari detergen biasanya.
"Itu bukan detergen,tapi itu adalah tanganku"Suara itu dikenal oleh alvin beberapa jam yang lalu. Ya benar itu adalah Alya.
"Kau?! Sedang apa kau disini?!!"Tanya Alvin terkejut melihat gadis yang ia tabrak tadi.
"Menghantui orang yang tidak bertanggungjawab atas perbuatannya"Jawab Alya sedikit horor.
"Berhenti bercanda,tadi kau baik baik saja bagaimana mungkin menghantui"Balas Alvin acuh.
"Apa kau memastikannya sebelum pergi? Tidak kan?"Tanya alya sedikit berbisik membuat bulu kuduk alvin berdiri.
"Tutup mulutmu itu sebelum aku membungkam nya dengan detergen ini"Ujar alvin menunjukan detergen pada alya.
"Om apa kau sudah menikah?"Tanya Alya. "Jika sudah apa istrimu tahan dengan sikapmu yang mudah marah dan dingin ini?"Lanjut alya memberi pertanyaan.
"Kau siapa?"Tanya Alvin menunjuk Alya.
"Aku Alya"Jawab Alya jujur dan polos.
Deg....
Nama itu,nama yang dimiliki seorang gadis kecil yang selama 10 tahun ini menganggu pikirannya. Tawa dan tingkah yang sama, senyum manis dan kulitnya yang putih bersih.
"Ya kau Alya dan kau orang lain,jadi jangan bertanya hal pribadi denganku lagipula aku tidak menjamin kau benar-benar tertabrak olehku atau kau sengaja menabrakan dirimu ke mobilku hanya demi uang"Ujar Alvin cepat dengan deep voice yang sedikit di beri suhu dingin.
"Hei om kau tampan dan terlihat berpendidikan tapi sungguh bicaramu sangat tidak sopan"Balas alya sewot.
"Ini ambilah dan berhenti muncul di hadapanku"Ucap alvin memberikan beberapa lembar uang kemudian menjauh dari Alya.
"Dasar tidak bertanggungjawab,apa dia pikir uang bisa menyelesaikan segalanya?"Umpat Alya sambil memandang lembaran uang ditangannya.
Alya membawa lembaran uang dari alvin ke dekat kasir dimana ada kotak amal,Alya memasukan semua uang itu membuat beberapa orang melihatnya karena uang yang dimasukkan Alya bukan jumlah yang sedikit.
"Nona anda yakin akan memasukkan semuanya?"Tanya kasir kepada alya.
"Kenapa? apakah ini terlalu sedikit?"Tanya alya polos.
"Ahh tidak,ya sudah baiklah silahkan dimasukkan"Jawab kasir itu cepat.
Setalah membayar Alya pergi dari supermarket menuju parkiran dimana sopir yang sudah menunggunya berada.
"Pak???"Panggil Alya sopan.
"Eh non Alya, sudah selesai berbelanja nya?"Tanya sang sopir.
"Udah pak,ayo kita langsung pulang saja ya takut kesorean dan dicariin mamah"Jawab alya diangguki sopirnya.
Bersamaan dengan Alya,alvin dan alisha juga keluar setelah membeli semua pesanan dari vina. Keduanya bergegas kembali karena hari sudah semakin sore.
"Kak apa kau benar benar mengirim varo untuk sekolah di LA?"Tanya alisha sambil menjilati ice cream yang ia beli tadi.
"Kenapa?kau mau juga?"Tanya alvin balik.
"Aku bertanya kak, jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi"Desis alisha memutar bola matanya.
"Kau akan tau rasanya jika kau benar-benar sekolah disana"Ujar alvin membuat alisha berpikir kembali dengan tawaran kakaknya.
"Apa menyenangkan kak?"Tanya alisha penasaran.
"Pergilah kesana jika penasaran"Jawab alvin.
Alisha menarik nafasnya dalam dan menghembuskan nya pelan mendengar gold yang terkandung dari kata kata alvin, otaknya berputar memikirkan bagaimana ketika dirinya sekolah di LA. Negeri yang terkenal dengan barang branded dan kualitas nya yang bagus.
"Hufttt"
"Ada apa?"Tanya alvin menengok sekilas kemudian kembali fokus pada jalanan di depannya.
"kau membuatku bimbang untuk menolak sekolah di luar negeri kak"Jawab alisha jujur.
"Tanyakan pada dirimu, pikirkan dengan baik dan katakan jika memang kamu siap bersekolah di LA"Balas Alvin tersenyum.
Alisha mengangguk kemudian keluar dari mobil ketika mobil milik kakaknya sudah berhenti tepat di parkiran mansion. Alvin menyusul alisha sambil menenteng belanjaan yang sudah ia beli.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, kalian sudah pulang. Dimana belanjaannya?"Tanya vina bangun dan menghampiri kedua anaknya.
"Ini mah,semua lengkap sesuai catatan"Ujar alvin meletakkan belanjaanya di meja.
"Terimakasih ya sayang, lebih baik kalian mandi setelah itu makan. Mamah akan panaskan dulu makannya"Tutur vina diangguki keduanya.
Dilain rumah,Alya membuka seragam sekolahnya kemudian memasukkannya ke dalam ranjang baju kotor, badannya yang mungil ia jatuhkan ke atas kasur queen size miliknya.
"Awww"Tanpa sengaja Alya menggesekkan sikunya ke bibir ranjang membuatnya sedikit kesakitan.
Alya melihat lukanya yang merah agak keunguan dengan darah yang sedikit mengisi lukanya. Alya mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya karena jika sampai ketahuan oleh papah ataupun mamahnya Alya bisa bisa diintrogasi oleh mereka.
"Aduh perih juga ternyata"Monolog alya sambil mengoleskan antiseptik ke lukanya.
Setalah selesai Alya menutupi lukanya dengan kapas dan plester, barulah ia menggunakan pakaian yang berlengan panjang.
Tok tok tok
"Alya,ini mamah ayo makan dulu"Ucap aulia dari luar kamar.
"Iya mah sebentar"Saut Alya sedikit berteriak.
Alya keluar dari kamar menuju meja makan dimana makanan untuknya ada disana.
"Vika,kapan kau pulang?"Tanya alya membuat eva melihat padanya.
"Apa maksudmu Alya, kita kan tadi pulang bersama"Balas Vika gugup sambil mengedipkan matanya kepada alya memberi kode.
"Ahh aku hanya bercanda"Elak alya tertawa dibuat buat.
"Sudah ayo kalian makan dulu"Ajak aulia.
"Ckckck vika,entah sampai kapan aku harus berbohong demi kau" batin alya membuang nafasnya kasar.
Aku lupa bilang kalo cerita ini 90% nya hanya ke Alya dan Alvin ya jadi semisal nanti kalian tanya varo kemana,Bagas kemana,Revan kemana. Mereka akan ada di cerita ini tapi tidak banyak hanya beberapa momen aja☺️☺️
dimohon kalian maklum ya soalnya biar dapet feel Double Al nya😉😉
BERSAMBUNG......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!