DERTT... DERTT... Suara ponsel berbunyi milik Sofia. Sofia berusaha meraih ponselnya, dengan mata yang masih tertutup karena ngantuk. Dia mengangkatnya dengan keadaan setengah sadar.
“Halo, siapa ini?” tanya Sofia malas.
“Rangga! apa kau tidak mau naik daun haaa? lagi pula ini sudah jam berapa? kenapa kau masih tidur?” bentak seseorang yang menelfon Sofia.
“Oh– Pak Rangga! ada apa? apa maksud bapak?” lirih Sofia yang masih tidak sadar dan malas bangun.
“Cepat datang ke perusahaan novel sekarang juga! Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu dan memberimu kesempatan untuk menjadikanmu penulis terkenal!” pinta pak Rangga itu. Seketika Sofia terbangun membuka matanya lebar-lebar, karena mendengar bahwa dirinya akan di jadikan penulis terkenal.
“Benarkah?” Sofia yang kini berdiri sambil tersenyum lebar, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Iya! Cepatlah datang, jangan membuatnya menunggu.” Ucap pak Rangga.
Dengan perasaan yang sangat bahagia Sofia
langsung menutup telfonnya, dan melempar
nya ke kasur. Pak Rangga mendengus kesal, karena sofia selalu mematikan telfon tiba-tiba.
“Haish, dasar anak itu selalu saja!” gumam pak Rangga. Selalu saja Sofia mematikan
telfonnya tanpa berpamitan dulu. Sofia melompat-lompat kegirangan, di samping tempat tidurnya, hingga suara kakinya terdengar sampai ke bawah.
“Yeah!!!” seru Sofia.
“Sofia! kau ingin rumah ini roboh.” Teriak
kakaknya yang sangat keras, membuat Sofia
kaget dan berhenti melompat. Ini rumah
satu-satunya yang dia punya, jika roboh, dia dan keluarganya akan tinggal dimana, karena Sofia harus hemat dengan uang gajinya.
“Baiklah Sofia, saatnya bagimu untuk naik daun!” serunya pada diri sendiri. Sofia tidak mau membuang waktu berharganya dan langsung pergi bersiap-siap.
Saat dia sudah bersiap, Sofia segera turun ke bawah, tapi langkahnya dihentikan oleh ibunya.
“Kau mau kemana, buru-buru?” tanya ibunya yang ternyata sibuk menyiapkan sarapan dengan kakaknya.
“Iya, kau mau kemana? biasanya sore nanti kau bangun dari tidurmu.” Ledek kakaknya seraya terseringai sambil menyantap makanan yang ada nya di atas meja. Sofia tidak peduli dengan ejekan kakaknya itu, yang terpenting saat ini, dia harus segera datang ke perusahaan novel.
“Aku ada sesuatu yang akan membuat masa depanku ceria!!” jawab Sofia.
“Aku pergi dulu ya, bye!” teriak Sofia, lalu segera pergi. Tapi langkahnya di hentikan oleh suara ibunya.
“Makan sarapan mu sedikit.” Pinta ibunya. Sofia berhenti, berbalik badan. Lalu mengambil roti tawar dan berjalan pergi lagi.
.........................
Di perusahaan Novel.
Sofia kini sudah sampai di perusahaan novel, dia merasa dirinya sudah terlambat. TOK, TOK TOK. Suara ketukan pintu yang dibuat oleh sofia, lalu membuka sedikit pintu itu, dan benar kini dirinya sudah sangat terlambat.
“Masuklah! kau sudah sangat terlambat!” ucap pak Rangga. Sofia segera masuk dengan langkah pelan dan menghadap di depan pak Rangga. Pria yang lebih tua dari umur Sofia.
“Maaf pak. ” Ucap Sofia dengan senyuman manis.
“Sudahlah! duduk. ” Pinta pak Rangga. Sofia menurut, dan duduk di samping bosnya itu.
“Kenalkan dia adalah tuan Kim Leonard,
pengusaha novel terbesar di Jerman!” jelas pak Rangga yang memperkenalkannya pada Sofia menggunakan bahasa Inggris.
“Dan tuan Kim Leonard dia adalah Sofia, penulis yang selalu digemari oleh semua orang karena novelnya yang selalu menarik!”
jelas pak rangga kepada Kim Leonard. Tuan Kim Leonard dan Sofia bersalaman dan saling mengenalkan diri masing-masing. Sofia terpanah dengan ketampanan Kim Leonard, namun dia tidak tertarik karena Kim Leonard sepertinya lebih tua darinya. Meski begitu, dia masih terlihat sangat tampan, dengan mengenakan jas berwarna putih dan bicaranya yang sangat sopan terhadap orang lain. Perbincangan antara Sofia dan tuan Kim Leonard menggunakan bahasa Inggris, karena tuan Kim Leonard tidak bisa berbahasa Indonesia.
“Saya bisa menjadikan anda menjadi penulis terkenal, tapi sebelum itu anda harus membuat novel yang sangat menarik dan menyentuh hati!” jelas tuan kim leonard. Bagi Sofia itu hal yang gampang, tapi saat ini dia masih tidak bisa berimajinasi dan memikirkan apa-apa.
“Oke! saya akan membuat novel yang anda inginkan.” Balas Sofia tanpa ragu, meski dia tidak ada imajinasi yang harus ia tulis, dia tidak mau sampai kesempatannya terbuang begitu saja.
“Tapi, setelah saya selesai membuat novel seperti yang anda inginkan, anda harus menepati janji anda.” Ujar Sofia tersenyum.
“All right (baiklah)!” jawab Kim Leonard,
sepakat dengan perjanjian Sofia. Setelah itu mereka berbincang dan membahas hal-hal yang lain.
***
Selesai berbincang beberapa jam, Sofia pergi ke taman,di sana dia berpikir begitu keras, untuk membuat novel tentang cerita yang akan ia tulis nanti.
“Haa! Kenapa disaat seperti ini aku tidak bisa berfikir?” tanyanya geram sendiri dengan pemikirannya, sambil memukul pelan kepalanya. Sofia memutuskan duduk di kursi taman, disana ada empat anak remaja perempuan yang berbincang. Sofia yang awalnya menghiraukan perbincangan mereka, mulai tertarik dengan apa yang di ceritakan oleh salah satu anak itu. Akhirnya dia memutuskan untuk menguping sedikit. Anak remaja itu membicarakan tentang penari asal Korea 8 tahun lalu yang turun drastis karena cinta.
“Aku ingin tahu apa cita-cita mu?” tanya remaja satu ke salah satu temannya.
“Emm..., aku ingin menjadi penari yang sangat terkenal!” jawab tamannya.
“Apa? Apa kau yakin ingin menjadi penari terkenal?” perkataan remaja satu, membuat temannya merasa penasaran.
“Iya! memangnya kenapa?” tanya temannya.
“Apa kau tidak tahu berita 8 tahun lalu,
seorang penari internasional asal Korea turun drastis karena cinta, dan aku juga dengar tanpa alasan dia tega memenjarakan sahabatnya sendiri.” Jelas remaja satu kepada teman-temannya.
“Benarkah? Sayang sekali kenapa dia tega melakukan itu ke sahabatnya sendiri?”
tanya temannya.
“Tidak ada yang tahu. Banyak yang bilang dia sedikit gila, karena beban yang begitu banyak, aku takut kalau kau nantinya menjadi seperti penari yang menyedihkan itu.” Ucapnya kepada temannya.
“Tidak akan, tenang saja!” jawab temannya. Sofia yang mendengar cerita mereka, menjadi penasaran sendiri.
“Apa aku mencari tahu tentang penari itu ya? Dan menulis ceritanya? Sepertinya menarik!!” batin Sofia tersenyum-senyum seperti orang gila. Sekejap senyuman Sofia hilang, dia mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi temannya putri yang tahu tentang segala hal, seperti mbah Google, karena sofia tahu kalau temannya itu suka sekali dengan yang berhubungan dengan korea, apa lagi dia gemar dengan K-pop. Mereka putuskan untuk janjian akan bertemu di cafe terdekat.
.....................
TERIMA KASIH BUAT KALIAN YANG SUDAH MEMBACA MEMORY [INGATAN] 🙏💞
JANGAN LUPA.
• LIKE👍
• COMENT💬
• VOTE❤️
• RATE ⭐ LIMA
• DAN MASUKKAN KE FAVORIT KALIAN😘
LAIN KALI, SAYA AKAN BUAT CERITA YANG LEBIH BAGUS LAGI, JANGAN LUPA MAMPIR,
MESKI BUTUH PERJUANGAN MENUNGGU SETIAP EPISODENYA😁😁😁
SEKALI LAGI TERIMA KASIH🙏❤️❤️🤗🤗
Sofia yang sudah sampai lebih dahulu, kini dia lama menunggu kedatangan temannya. Ya! Meski dia pergi ke suatu tempat lebih dulu, hingga memakan sedikit waktu, tapi ia sampai lebih dahulu. Tapi tiba-tiba, Dari belakang suara teriakan wanita memanggil namanya.
“Sofia!” teriak wanita itu yang ternyata Putri.
Putri segera duduk, dan memandang wajah Sofia sambil tersenyum manis karena dia datang terlambat, juga nafas yang begitu cepat, seperti kelelahan karena berlari. Kini wanita itu sudah duduk tepat di depan Sofia.
“Kenapa lama sekali?” kesal Sofia yang lama menunggu.
“Iya maaf! Tadi tiba-tiba ada halangan, jadi jangan marah ya.” Ucap Putri menyatukan kedua telapak tangannya meminta maaf sambil tersenyum.
“Tidak apa-apa.” Sofia tersenyum kepada Putri dan memaklumi nya.
“Jadi, kenapa kau mau bertemu denganku secara tiba-tiba?” tanya Putri heran. Sofia mendekatkan dirinya kepada Putri.
“Bukankah kau tahu segalanya, aku ingin tanya apa kau tahu cerita tentang penari internasional yang turun drastis karena cinta?” tanya Sofia sambil membulatkan matanya. Putri berusaha mengingatnya, karena dia merasa pernah mendengar cerita itu, juga tahu tentang penari itu, karena dulunya penari itu sangat terkenal.
“Iya aku sudah ingat.” Seru Putri yang kini sudah mengingatnya.
“Tolong ceritakan padaku semuanya.” Ucap Sofia dengan sangat memohon.
“Aku tidak tahu banyak, tapi benar penari itu turun drastis karena cinta, dia memenjarakan sahabatnya sendiri tanpa alasan, dan juga orang-orang yang dia cintai mulai meninggalkannya satu per satu, tidak ada yang tahu alasannya! orang bilang, dia menderita penyakit gila.” Jelas Putri. Sofia menganggukkan kepalanya, mencoba mengerti.
“Kalau tidak salah namanya, Kim— Kim Hyena! karena sifatnya, banyak orang yang mulai tidak menyukainya.” Lanjut Putri sambil menunjuk ke arah Sofia. Sofia terdiam dan mencoba berfikir tentang cerita tersebut.
“Apa kau tidak merasa ada yang salah dari cerita itu?” tanya Sofia kepada Putri, yang merasa ganjal di cerita itu.
“Aku rasa juga begitu, tapi apa yang menurutmu salah?” tanya balik Putri ke Sofia.
“Tidak mungkin jika seseorang memenjarakan sahabatnya sendiri tanpa alasan, bukan?” ucap Sofia. Putri mengangguk-anggukan kepalanya.
“Sepertinya aku harus mencari tahu sendiri.”
Lanjut Sofia.
“Tunggu, bukankah sekarang sudah waktunya kau membuat novel baru?” tanya Putri curiga.
“Iya, perusahaan novel asal Jerman menawariku sebuah perjanjian.” Jawab Sofia senang sangat mengatakan nya.
“Perjanjian, perjanjian apa?” tanya Putri masih tidak mengerti.
“Dia akan menjadikanku penulis terkenal, tapi syaratnya, aku harus menulis novel terbaru dengan cerita yang menarik!” jelas Sofia.
“Oww. Maka dari itu kau akan membuat novel terbarumu! kalau begitu aku doakan kau berhasil!!” ucap Putri memberi semangat. Sofia mulai terdiam, dan memejamkan matanya, kini ekspresi Sofia seperti pencuri yang kepergok polisi.
“Eh, sebentar. Jangan bilang kalau kau mau membuat cerita tentang penari itu?” lanjut Putri. Sofia memilih mengalah kepada Putri, karena dia tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari temannya itu.
“Benar.” Jawab Sofia percaya diri. Putri menghela nafasnya, setelah mendengar penjelasan dari Sofia temannya.
“Lalu bagaimana kau mencari tahu cerita yang sebenarnya dari penari Kim Hyena itu?” suara Putri yang mulai kesal dengan kenekatan temannya itu.
“Aku akan datang ke korea!” ucapan Sofia santai.
“Apa?” terkejut mendengarnya
“Kau tenang saja! Jika aku sudah menjadi penulis terkenal, aku berjanji akan membayar semua yang kau mau! bagaimana?” ucap Sofia yang tersenyum licik.
“Baiklah! Apa kau punya uang, dan dimana nanti kau tidur, jika terjadi padamu bagaimana tapi yang paling penting, jika kau bertemu idolaku bagaimana?” ucap Putri bingung sendiri.
“Haaa, kau ini. Jika aku bertemu dengan idolamu, tenang saja, aku akan berfoto dengannya, dan juga meminta tanda tangannya, bagaimana?” kata Sofia tersenyum.
“Kau benar, jika kau bertemu dengannya, jangan lupa memperkenalkan diriku kepada pria tampan itu ya!” pinta Putri. Sofia tahu betul sikap temannya yang satu ini, Sofia menghembuskan nafasnya.
“Iya, jangan lupa doa kan aku juga oke!” sofia berdiri dan langsung berlari pergi.
“Aku akan pergi bersiap.” Ucap Sofia. Putri yang tahu sifat dan kelakuan sofia hanya bisa diam saat di tinggal secara tiba-tiba.
“Eh, memang kau tidak beli tiket?” tanya Putri.
“Sudah! Sebelum aku datang menemui mu!” jawab Sofia tertawa kecil, lalu mulai beranjak dari duduknya. Sofia yang berlari kecil melambaikan tangan kepada putri yang masih duduk di cafe.
“Terima kasih, atas semua informasi nya!” teriak Sofia.
“Sama-sama!” teriak balik Putri sambil tersenyum.
“Haaa, anak itu nekat sekali, tapi biarlah, dia ingin mengejar impiannya! lagi pula nanti aku juga di traktir olehnya.” Gumam putri tersenyum.
\*\*\*
Sesampai dirumah, Sofia berjalan dengan terburu-buru, sampai tidak menyadari bahwa keluarganya sedang berkumpul di ruang tamu. Di karenakan jadwal tiket pesawat yang menuju Korea itu tidak terlalu ramai orang, jadi Sofia hanya menunggu 6 jam lagi untuk keberangkatan nya menuju Korea. Dan kini 3 jam sudah terbuang karena pertemuannya dengan Putri + perjalanannya.
“Kau sudah pulang! kenapa buru-buru sekali.” Ucap kakaknya yang selalu saja melihat adiknya bertingkah aneh.
“Aku tidak punya banyak waktu.” Jawab Sofia sambil berjalan menuju kamar atasnya. Di dalam kamar, Sofia mengemasi sebagian baju-bajunya, saat mau keluar dengan membawa koper, membuat seluruh keluarganya bingung.
“Kau mau kemana?” tanya kakaknya.
“Aku mau pergi ke Korea untuk bekerja!” jawab Sofia.
“Apa?” ucap bersamaan keluarga Sofia, terkejut mendengar ucapan Sofia.
“Kenapa harus di Korea? disini 'kan bisa?” ucap kakaknya.
“Aku tahu, tapi aku sudah membuat perjanjian dengan perusahaan novel asal Jerman, jadi aku tidak mau sampai kehilangan kesempatan ini.” Jelas Sofia.
“Jadi, aku ingin membuat novel terbaruku, dan aku harus membuatnya sangat menarik dan menyentuh hati, jadi doakan saja aku!” jelas Sofia yang langsung berpamitan dan mengecup tangan keluarganya satu persatu.
“Aku pergi dulu ya, kalian jaga diri baik-baik.” Ucap Sofia, kepada seluruh keluarganya.
“Seharusnya kami yang bilang begitu.” Ejek kakaknya. Mendengar itu, Sofia mengerutkan dahinya dan mencibirkan bibirnya.
“Iya, iya, aku akan jaga diriku baik-baik! baiklah aku pergi dulu!!” ucap Sofia.
“Dasar anak itu.” Ucap ayah Sofia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Biarkan saja, apa yang dia mau, mungkin ini tujuannya untuk menjadi sukses!!” jawab kakaknya merasa bangga dengan Sofia. Keluarganya menyetujui jika itu urusan pekerjaan, karena selama ini mereka hanya hidup dengan pas-pasan saja.
Saat dia sudah keluar rumah, tetangga yang sedang asik duduk bergosip, kini melihat Sofia tengah membawa koper dan berpakaian rapi.
“Sofia! Kau mau kemana?” tanya salah satu tetangganya ramah.
“Aku akan pergi bekerja, sekalian liburan juga!!” jawab Sofia tersenyum, lalu pamit pergi. Tak peduli lagiereka akan bicara apa.
\*\*\*
Bandara.
Sesampainya di bandara, Sofia tinggal menunggu pemberangkatannya, beberapa jam. Pada akhirnya waktunya tiba juga, Sofia segera naik ke pesawat. Di dalam pesawat, Sofia melihat ke arah jendela, ini kali pertamanya pergi ke luar Negeri, dan ini kesempatannya menjadi penulis terkenal, karena sejak kecil Sofia hidup susah.
“Hah, indah sekali melihat awan dari atas sini, sangat melegakan jika dilihat, aku berharap semuanya akan lancar!!” gumam Sofia pelan.
“Angin yang begitu deras, burung-burung yang berterbangan, awan-awan yang menggumpal, seakan aku tidak percaya dengan keberadaan ku saat ini.” Batin Sofia dengan senyuman tipis.
Beberapa jam berlalu, Sofia sudah sampai ke Korea juga yang biasa disebut sebagai Negeri ginseng itu.
“Akhirnya sampai juga, punggung ku sakit sekali rasanya, karena duduk terlalu lama.” Gumam Sofia sambil memegang punggung belakangnya yang terasa keram. Dia sedikit gugup dan takut karena Korea adalah Negara besar dan asing baginya, lagi pula ini pertama kalinya bagi Sofia datang di Negara asing, tapi demi kesempatannya dia tidak boleh menyerah. Sofia sudah menyiapkan terjemahan pesan suara di hpnya untuk berjaga-jaga jika ingin berbicara pada orang Korea. Dia juga sudah mencari lokasi rumah Kim Hyena tapi ternyata itu sudah di hapus oleh Google nya. Akhirnya, dengan terpaksa dia harus bertanya pada orang-orang disana dengan menggunakan terjemahan pesan suara itu, meski itu sedikit ribet dan lama, tapi tidak apa. Kini sudah jam 12.00 siang, Sofia merasa lelah karena sudah berkeliling dan bertanya, tapi jawaban orang-orang tetap sama, mereka tidak mau mengingat penari yang menyedihkan itu.
“Ya, meski kim hyena dulu sangat digemari tapi sekarang, karenanya sendiri orang-orang menyebutnya penari yang menyedihkan!”
gumam Sofia menghela nafasnya yang terasa lelah karena sudah berjalan sangat jauh dan lama. Karena merasa sangat lelah, di tambah banyak sekali orang yang berlalu lalang,
hingga membuat kepala pusing jika melihatnya, Sofia memutuskan untuk beristirahat di sebuah cafe, yang kebetulan ada di pinggir jalan, tepat dimana Sofia di sekitar situ. Sofia memutuskan untuk istirahat sebentar di cafe itu, saat tengah duduk, seorang pelayan memberikan minuman yang sudah ia pesan. Karena melihat wajah asing Sofia, pelayan itu mengajaknya bicara setelah menaruh minuman sofia di meja.
“Sorry, where do you come frome?” tanya pelayan itu menggunakan bahasa Inggris.
“I am frome indonesia.” Jawab Sofia dengan senyuman yang ramah.
“Oh, itu artinya kita bisa berbahasa Indonesia!” ucap pelayan itu yang tadinya menggunakan bahasa Inggris, kini menggunakan bahasa Indonesia dan duduk di kursi kosong depan Sofia. Sofia merasa lega sekalipun senang, bahwa masih ada orang Korea yang bisa berbahasa Indonesia di Korea.
“Apa kau orang Indonesia?” tanya Sofia.
“Bukan. Aku asli Korea, setelah kakakku meninggal aku pindah ke Indonesia untuk kuliah disana, karena banyak yang bilang bahwa tempat wisata Indonesia sangat indah! Saat itu umurku masih 14 tahun, jadi karena lama tinggal disana aku jadi bisa bahasa Indonesia.” Jelas pelayan itu kepada Sofia dengan senyumannya.
“Maaf, apa aku boleh bertanya? apa yang membuatmu datang ke Korea? apa kau mahasiswi?” tanya pelayan itu.
“Bukan! aku mempunyai tujuan sendiri, aku seorang penulis!” jawab Sofia.
“Benarkah!” ucap pelayan itu.
Sofia ingin mencoba bertanya tentang penari Kim Hyena, mungkin pelayan itu tahu karena dia asli Korea, tidak mungkin jika tidak tahu.
“Aku ingin tanya sesuatu! apa kau tahu cerita tentang penari Kim Hyena?”tanya Sofia, membuat wajah pelayan itu yang tadinya tersenyum berubah menjadi datar.
“Kenapa kau ingin tahu? bukankah itu sudah lama sekali?” tanya pelayan itu berubah dingin.
“Iya aku tahu. Tapi aku masih ingin tahu cerita yang sebenarnya, aku sudah berusaha tanya kepada orang-orang disini, tapi jawaban mereka selalu sama, mereka tidak mau mengingat penari yang menyedihkan itu.” Jelas Sofia sedikit kecewa.
“Itu benar! Kim Hyena adalah penari yang sangat menyedihkan, dia memenjarakan sahabatnya, dia juga pernah membunuh orang, karena kelakuannya, orang-orang yang dia cintai pergi meninggalkannya, bahkan kekasihnya pun meninggalkannya.” Jelas pelayan itu dengan wajah datar dan suara yang dingin.
“Pembunuh? Maksudmu Kim Hyena pernah membunuh seseorang?” tanya Sofia sedikit kaget.
“Iya.” Jawab datar pelayan itu.
“Dia tidak pernah menyadari apa kesalahannya selama ini! semua orang menjulukinya sebagai penari yang menyedihkan.” Lanjut pelayan itu.
“Tetapi mereka semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kan! Kenapa mereka asal menjulukinya?” Sofia mulai mengeluarkan suara kesalnya.
“Inilah kehidupan, kadang yang benar di anggap salah, dan yang salah di anggap benar.” Jawab pelayan itu.
“Kenapa kau ingin tahu cerita Kim Hyena?” tanya pelayan itu yang ingin tahu sekali.
“Tidak, aku hanya sekedar penasaran!” jawab Sofia menutupi misinya.
“Jika kau ingin membuat novel dengan kisah penari itu, aku sarankan, sebaiknya kau berhenti saja.” Ucap pelayan itu yang tahu kalau Sofia ingin menulis novel tentang Kim Hyena.
“Emm— Ya— Aku masih tidak memikirkannya.” Jawab Sofia yang masih mengelak, karena takut pelayan itu berbicara yang aneh-aneh, akhirnya Sofia memutuskan untuk pergi dari cafe itu.
“Baiklah, aku akan pergi.” Lanjutnya. Karena sudah mendapatkan informasi, Sofia beranjak dari tempat duduknya dan berpamitan untuk segera pergi.
“Terima kasih untuk obrolannya dan informasinya, lain kali aku akan datang lagi!”
ucapan Sofia membuat pelayan itu
tersenyum. Lalu senyumannya berubah menjadi datar seperti amarah yang terpendam, saat sofia sudah pergi.
\*\*\*
Di tengah perjalanan Sofia berusaha mengingat cerita putri yang pernah bercerita tentang Korea kepadanya.
“Apa ya!” gumam Sofia, lalu Sofia melihat di Google, dan membuka daerah perumahan mewah di Korea.
Ternyata saat Sofia membukanya, dia sudah menemukannya, salah satunya adalah daerah Gangnam, yang terkenal akan perumahannya, dan Sofia juga sering mendengar di berita dan drama, banyak sekali yang memakai daerah Gangnam. Dengan keyakinannya, Sofia memilih menuju Gangnam dan mencarinya disana, berharap bahwa rumah Kim Hyena benar ada disana, karena Sofia takut jika hari sampai menjelang malam dan Sofia belum bisa menemukannya. Lama mencari tahu informasi, akhirnya Sofia sampai di daerah Gangnam disana tidak terlalu ramai, mungkin karena tempatnya perumahan. Tiba-tiba suara ponsel Sofia berdering, seketika Sofia berhenti berjalan dan memilih mengangkat telfon tersebut.
“Ada apa kak?” tanya Sofia, melanjutkan berjalan sambil melihat rumah-rumah yang ada disana.
“Kau sudah sampai dengan selamat?” tanya kakaknya.
“Iya!” jawab Sofia, terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya. Sofia berhenti saat melihat rumah besar yang seperti hangus terbakar.
“Kak sudah dulu ya! Nanti aku telfon kembali.” Ucap Sofia yang langsung mematikan panggilannya. Sofia masih memandangi rumah itu dengan penuh kecurigaan dan penasaran.
“Rumah siapa ini, sangat disayangkan,rumah sebesar ini hangus, jika aku yang punya, mungkin aku akan merawatnya dengan baik!!” gumam Sofia sedikit cemberut. Sofia melihat ke sekitar rumah, juga daerah itu, tapi tidak terlihat ada seseorang di dekat situ, mungkin hanya Sofia saja yang kini berdiri di daerah rumah itu.
“Kenapa tubuhku rasanya merinding? Hahh pasti hanya pemikiran ku yang macam-macam.” Gumam Sofia. Karena perumahan disana dangat sepi, tidak banyak orang yang keluar, membuat suasana di daerah situ menjadi sedikit menyeramkan jika dilihat dengan sendirian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!