NovelToon NovelToon

Legenda Pendekar Elang Emas

Legenda Pendekar Matahari

...PROLOG...

Dahulu kala, ketika dunia ini masih dipenuhi oleh siluman, keadaan sungguh memperihatinkan, dimana mana terjadi peperangan dan kematian, jerit tangis serta sayatan memilukan mungkin adalah sebuah pemandangan yang biasa dijumpai tiap hari di seluruh penjuru negeri Dataran Tengah.

Saat seluruh rakyat, Pendekar serta para Bangsawan telah menyerah dan pasrah akan nasib mereka dalam menghadapi para Siluman yang kian hari kian mengganas, tiba-tiba muncullah sesosok Pendekar yang mempunyai kekuatan Dewa. Pendekar itu membawa berbagai Pusaka sebagai senjata maupun pelindung diri, satu hal yang sangat mencolok dari Pendekar itu adalah tubuhnya yang selalu terbungkus pancaran energi yg berwarna kuning menyilaukan, serta Aura yang hangat dan menenangkan.

Dengan kemampuannya yg Maha dahsyat serta ditunjang oleh Pusaka miliknya, dia melawan serta mengalahkan Raja dan Ratu siluman dengan mudah nya dan dalam waktu yang relatif singkat.

Sedikit demi sedikit Pendekar itu mengalahkan dan membawa ratusan bahkan ribuan siluman ke dalam sebuah dunia lain, dimensi lain. Mulai dari siluman tingkat rendah sampai siluman ribuan tahun pun dia kalahkan dengan mudahnya.

Pendekar misterius tersebut mengurung mereka (para siluman) semua ke dalam suatu dimensi lain yang terpisah dari dunia manusia, supaya tidak lagi mengganggu umat manusia, dia menggunakan semua kemampuannya untuk membuat sebuah Barrier atau Formasi Segel Pelindung yang sangat kuat.

Sorak sorai para penduduk pun menggema di seluruh penjuru negeri, mereka benar benar bersyukur bahwa setelah sekian lama, mereka akhirnya terlepas dari para siluman yg selama ini selalu menyebar teror serta menghantui mereka siang dan malam.

Sudah tak terhitung lagi nyawa yang hilang akibat serangan Siluman selama beberapa tahun belakangan, semua Negeri porak poranda, desa dan kota hancur lebur serta banyak penduduk yang kehilangan anggota keluarga nya, namun semua itu telah berlalu, kini mereka kembali menyongsong masa depan dengan optimis.

Dikarenakan sosoknya yang selalu terselimuti oleh energi berwarna kuning keemasan, Orang-orang memberinya gelar "Pendekar Matahari."

Pendekar misterius yang tak diketahui namanya itu pun pergi setelah merasa bahwa tugasnya telah usai, tak sedikit warga bahkan prajurit suruhan sang Kaisar yang telah mencarinya untuk berterima kasih, namun tetap saja pendekar tersebut tak ditemukan dan hilang bagai di telan bumi.

Untuk menghormati jasa-jasanya serta mengenang Pendekar misterius tersebut, tidak sedikit penduduk yang mulai membangun kuil pemujaan dengan nama Kuil Matahari.

Para Kaisar pun tak mau kalah, mereka membangun patung serta tugu peringatan untuk mengenang jasa Pendekar Matahari.

Tak terasa legenda tentang Pendekar tanpa tanding yang berhasil menyingkirkan siluman-siluman tersebut telah berlalu selama ribuan tahun, waktu pun bergulir dan legenda tentang kepahlawanan Pendekar Matahari itu pun perlahan lahan mulai terlupakan.

Sementara itu di dunia lain, segel penghalang yang dibuat oleh sang Pendekar mulai menipis dan mulai bocor ke segala arah.

Para siluman pun sudah mulai banyak yang kembali ke dunia manusia setelah ribuan tahun terkurung.

Namun setelah mengetahui bahwa kepadatan Qi di dunia manusia amatlah tipis, mereka memilih untuk menahan diri serta menunggu komando dari Raja dan Ratu mereka.

Seiring berjalannya waktu, dunia pun telah berubah dari ribuan tahun yang lalu, nama Pendekar Matahari pun kini telah terlupakan dan tak terdengar lagi. Para generasi muda mulai mengenal pahlawan pahlawan baru serta legenda legenda baru.

Tanpa siapapun sadari ada satu orang yamg hingga kini masih mengingat akan legenda pendekar matahari, beliau adalah murid satu satunya sang pendekar.

Saat ini beliau sedang berada di suatu tempat, mengawasi para siluman. Mungkin inilah alasan sebenarnya kenapa para siluman siluman tersebut belum bergerak dan kembali membuat kekacauan di seluruh penjuru negeri Dataran tengah.

Sekte Pedang Pinus

Matahari terlihat datang malu malu pagi ini, ciaca terlihat cerah, meskipun angin bertiup sedikit kencang.

Pohon pohon pinus di bukit tersebut mempunyai daun yang bercabang, akan tetapi cabangnya selalu mirip satu dengan yang lainnya, sebagai contoh jika ada cabang yg berdaun lima, maka disampingnya akan berdaun lima juga. Sebab itulah gunung ini akhirnya dinamakan "GUNUNG PINUS KEMBAR".

Di gunung itu juga ada sebuah kolam pemandian air hangat yang dipercaya dapat mengembalikan stamina serta tenaga dalam para pendekar yang terkuras, tak ayal karena kemampuan kolam tersebut, daerah itu selalu ramai dengan para pendekar yang datang dan ingin membuktikan sendiri khasiat dari kolam itu.

Di puncak gunung pinus kembar, berdirilah sebuah Sekte kecil aliran putih yang bernama "SEKTE PEDANG PINUS."

Menurut legenda, Sekte Pedang Pinus didirikan oleh seorang pendekar yang sangat hebat, setelah lelah berkelana dan mencari lawan tanding yang sepadan, pendekar tersebut beristirahat di sebuah kolam air hangat yang ada di gunung pinus kembar.

Karena merasa nyaman, pendekar itu pun kemudian mendirikan sebuah Sekte dan mulai merekrut serta melatih penduduk sekitar untuk membesarkan Sekte-nya.

Namun meskipun sudah berupaya mendidik dengan keras, tak ada satupun dari penduduk sekitar yang berbakat dalam seni beladiri.

Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda yg ingin berguru kepada pendekar tersebut, tak disangka pemuda itu begitu berbakat, hingga tak butuh waktu lama bagi sang pemuda itu untuk tumbuh menjadi seorang pendekar dengan kemampuan yang mumpuni.

Semua jurus telah pendekar tersebut wariskan kepada pemuda itu, sampai akhirnya sang pemuda menjadi Ketua menggantikan sang pendekar yang tak lama kemudian tutup usia, pendekar tersebut adalah Ketua generasi pertama dari Sekte Pedang Pinus.

Yan Jian, adalah Ketua generasi ke-11 dari Sekte Pedang Pinus, beliau merupakan seorang Pendekar yang kekuatannya saat ini berada di tingkatan puncak Pendekar Raja.

Meskipun Ketua Yan mempunyai kemampuan yang tinggi, tetapi beliau tetap rendah hati (dan tidak sombong).

Ironisnya walaupun sudah berdiri selama ratusan tahun, nyatanya anggota Sekte Pedang Pinus tidak pernah lebih dari 300-an pendekar yang rata-rata berusia separuh baya dan hanya berada di tingkatan pendekar ahli.

selain Ketua Yan jian, Sekte Pedang Pinus saat ini juga memiliki 4 Tetua yang rata-rata kemampuannya berada di tingkatan puncak Pendekar Ahli, mereka adalah Tetua Jin Yong, Tetua Zhao Min, Tetua Zhou Zun, dan juga Tetua Feng Shen.

Murid-murid dari sekte pedang pinus sendiri terbagi menjadi tiga kelompok atau tiga tingkatan, yaitu kelompok murid luar, kelompok murid dalam dan yang terakhir adalah kelompok murid inti.

Murid luar adalah mereka yang baru belajar dasar-dasar ilmu beladiri, sedangkan Murid dalam adalah mereka-mereka yang sudah mampu menguasai beberapa jurus serta mempunyai minimal lima lingkaran tenaga dalam, sedang untuk menembus murid inti, para murid harus bisa melewati ujian di "Ruang Pinus."

Ruang pinus sendiri adalah sebuah ruangan untuk menguji para murid dalam yang mempunyai keinginan menjadi murid inti, didalam Ruang pinus terdapat berbagai rintangan yang wajib diselesaikan oleh para murid supaya lulus tes dan naik ke tingkatan selanjutnya.

Selain dari misi, Sekte Pedang Pinus menggantungkan keuangan Sekte mereka dari bantuan sukarela warga yang tinggal di kaki dan lereng gunung pinus kembar, sebagai imbalan karena Sekte Pedang Pinus selalu menempatkan murid-murid mereka untuk menjaga keamanan desa serta melindungi mereka dari ancaman perampok gunung maupun Sekte Sesat.

Para Tetua dan murid inti Sekte Pedang Pinus juga di wajibkan untuk mengambil misi selang beberapa waktu guna menjaga keuangan Sekte tetap berjalan, pun juga sebagai sarana bagi mereka untuk melihat dunia luar dan memahami bagaimana dunia persilatan bekerja selama ini.

Misi

Seorang pemuda yang berusia sekitar 20 Tahun sedang serius melatih ilmu beladiri nya di sebuah halaman belakang yang luas, dengan pedang ditangannya, pemuda itu terlihat sangat menyatu dengan irama Jurus-jurusnya, gerakannya sangat lembut namun tegas, bahkan setiap sabetan pedangnya mampu membelah udara dan menimbulkan gelombang angin ringan.

SWOSSSSHHH..

SWOSSSHHH..

Daun-daun yang gugur di halaman tersebut, berterbangan seiring dengan makin cepatnya gerakan pedang pemuda tersebut.

Pemuda tersebut tidak lain adalah Xun Mu, salah satu murid inti di Sekte Pedang Pinus. Pemuda tersebut selain seorang jenius beladiri juga mempunyai wajah yang rupawan dan body yang proporsional, sungguh perpaduan yang pas sebagai seorang pendekar.

Saat ini Xun Mu berada di tingkatan awal Pendekar Ahli. Xun Mu sebenarnya adalah salah satu kandidat kuat untuk menempati jabatan Tetua, Andai saja bukan karena kerendahan hatinya, pasti saat ini dirinya sudah mengambil jabatan tersebut.

Meskipun baru memasuki fase Pendekar Ahli, namun kekuatan fisik serta teknik berpedang dari Xun Mu tidak kalah dari para Tetua yang saat ini berada di tingkatan puncak pendekar Ahli.

"Ehmm...Saudara Xun, maaf jika kehadiranku mengganggu latihan mu," Suara Tetua Feng mengagetkan Pemuda tampan tersebut, Xun Mu segera menghentikan latihannya lalu berbalik dan memberi hormat, "Tetua, maafkan junior yang tidak menyadari kehadiran Tetua." Ucap Xun Mu kepada Tetua Feng.

"Saudara Xun, sebenarnya kehadiranku kesini hari ini dikarenakan ada sebuah misi yang harus kita lakukan!! Untuk lebih jelasnya, mari kita bicara disana." Ucap Feng Shen sembari menunjuk sebuah tempat, mereka berdua pun kemudian menuju ke sebuah gazebo yang berada di tepi kolam.

Di gazebo tersebut sudah ada teko yang berisi teh serta beberapa gelas. Setelah Xun Mu menuangkan teh untuk mereka berdua, Feng Shen pun segera menjelaskan garis besar misi yang akan mereka jalani sambil tak lupa juga ia mensesap teh yang ada di hadapannya.

Misi mereka kali ini adalah menjaga Istri serta Putri seorang Saudagar kaya yang bernama Tuan Lin Chun. Istri dan Putri Saudagar kaya ini sedang dalam perjalanan pulang ke Kota asalnya yaitu Kota Lu Dong, sudah menjadi rahasia umum jika perjalanan ke Kota Lu Dong sangat berbahaya karena harus melewati hutan yang penuh dengan perampok, karena itulah para Saudagar Kaya dan para Bangsawan biasanya tak segan-segan menyewa jasa para pendekar untuk menjaga harta, barang dagangan, serta tentu saja nyawa mereka.

Tuan Lin Chun kali ini ternyata tidak main-main, Beliau bahkan berani membayar mahal kepada Sekte Pedang Pinus untuk mengamankan Istri dan anak nya, tidak tanggung-tanggung Sekotak besar peti berisi sekitar ratusan ribu Keping Emas telah disediakan.

Oleh karena itu Sekte Pedang Pinus pun juga tidak mau setengah-setengah, mereka bahkan berencana mengirimkan tiga Tetua utama sekaligus, namun ternyata ke tiga Tetua tersebut belum juga pulang dari misi yang saat ini sedang mereka emban, sedangkan Tetua yang tersisa di Sekte hanyalah Tetua Feng, akhirnya Ketua Yan pun berdiskusi dengan Tetua Feng dan memutusan untuk mengangkat Tetua Feng Shen sebagai Ketua misi ditemani 5 murid inti yang kemampuannya telah menembus tingkatan Peendekar ahli, dan salah satunya adalah Xun Mu.

Keesokan harinya sesuai kesepakatan akhirnya Tetua Feng beserta 5 murid inti Sekte Pedang Pinus berangkat meninggalkan Sekte dengan menggunakan kuda pilihan yang juga telah disediakan oleh Tuan Lin Chun.

Menurut informasi yang mereka dapatkan, mereka ber enam akan bergabung dengan rombongan lainnya di sebuah Kota kecil yang bernama Dang An. Jarak antara Sekte Pedang Pinus sendiri dengan kota Dang An tidaklah terlalu jauh dan jika ditempuh dengan berkuda hanya membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari.

Enam pendekar dari Sekte Pedang Pinus memacu kuda mereka dengan harapan segera sampai di Kota Dang An, ketika matahari mulai terbenam mereka memutuskan untuk berhenti karena kuda mereka juga butuh istirahat, akhirnya mereka ber enam segera membuat api unggun dan memakan bekal makan mereka yang berupa roti kering, tak lupa juga mereka menyiapkan rumput serta air sebagai makanan kuda-kuda mereka.

"Tetua Feng silahkan dimakan bekalnya, aku akan menyiapkan minum untuk kita semua!!" Xun Mu memulai percakapan seraya mempersilahkan Tetua Feng memakan bekalnya terlebih dahulu.

"Tenang saja Saudara Xun, aku belum terlalu lapar, bukankah makanan akan menjadi semakin lezat ketika kita memakan nya bersama-sama?? Hahaha.." Tetua Feng tertawa, kemudian diikuti oleh semua pendekar yang ada di sana.

Matahari bahkan belum menampakan dirinya, ketika ke enam pendekar telah bersiap siap berangkat dan memacu kuda mereka kembali menembus hutan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!