NovelToon NovelToon

Aku Bukan Pelacur

BAB 1

Ririn Putri Andini adalah mahasiswa yang terkenal difakultas kedokteran. Bukan karena wajahnya yang cantik tapi juga otaknya yang jenius yang mampu membuat semua pria jatuh cinta padanya.

Rifky Ardiansyah adalah CEO di perusahaan terbesar di negaranya. Dia dikenal dengan CEO yang egois dan ambisi, jika dia menginginkan sesuatu maka dia harus memilikinya. Jika ada yang berani melawannya?? maka dia akan membuat orang tersebut menginginkan kematiannya sendiri. Bukan hanya orang lain bahkan jika keluarganya pun berani melarang atau melawannya maka mereka akan mengalami nasib yang sama.

💦💦💦💦💦💦

Ririn berjalan bersama teman-temannya menuju laboratorium. Sebut saja Sarah, Yayu, dan Vina.

"Eh, gays pulang dari kampus kita jalan yuk" ajak Sarah

"Ide bagus tuh" ucap Yayu

"Hmm bagus, coba tanyakan sama Ririn apakah dia mau???" ucap Vina melirik Ririn

"Please......" rengek Sarah dan Yayu

"Aku....."

"Please.....kita udah jarang bangat jalan bareng selama kuliah ini. Kali ini saja ya?ya??" ucap Vina memasang wajah imut diikuti Sarah dan Yayu

"Hmmmm baiklah." ucap Ririn mengalah

"Yes.......terima kasih" ucap Sarah, Yayu, dan Vina kompak

"Tapi..." Ririn menggantung ucapannya membuat wajah senang dari ketiga temannya seketika berubah.

"Hhhhhhhh oke kita jalan" ucap Ririn tidak jadi melanjutkan ucapannya karena melihat ekspresi wajah teman-temannya.

"Kamu ya....hampir membuatku menangis" ucap Vina sontak membuat mereka tertawa.

Sementara di perusahaan milik Rifky Ardiansyah, semua karyawan sangat sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Apalagi sekretaris Rifky yang bernama Aning. Aning adalah sosok wanita penyayang, ia sering memberikan nasehat dan saran pada Rifky. Mungkin karena dia sudah menikah dan memiliki seorang anak, makanya Rifky dianggap seperti anaknya sendiri.

"Hmm rasa-rasanya aku ingin hamil lagi jika terus-terusan sibuk seperti ini. Apakah dia tidak peka menyuruh wanita yang sudah berumur sepertiku melakukan pekerjaan yang banyak??" gerutu Aning

Dulu, saat Aning hamil Rifky tidak mengijinkannya melakukan pekerjaan yang banyak hanya yang mudah saja dan pekerjaan yang sulit dikerjakan olehnya atau orang lain. Aning menikah dengan sahabat Rifky sehingga membuatnya pun menganggap Aning sebagai sahabatnya sendiri.

"Itu memang tugasmu. Usiamu hanya beda 1 tahun denganku jadi stop membicarakan tentang usia" ucap Rifky yang duduk di kursi kebesarannya.

"Walaupun beda 1 tahun aku tetap lebih tua darimu dan aku bahkan sudah memiliki anak. Bukankah dengan begitu kamu harus lebih menghormatiku tuan Rifky Ardiansyah." ucap Aning

"Apakah kamu bisa diam?? Kerjakan tugas dengan tangan bukan dengan mulut" ucap Rifky

"Dasar pria tidak punya perasaan dari dulu sampai sekarang sifatnya tidak pernah berubah. Selalu saja menakutkan. Untung saja kamu sahabat suamiku dan aku menyayangimu jika tidak aku pasti sudah menghajarmu" ucap Aning yang pasti didengar oleh Rifky membuat Rifky geleng-geleng kepala.

"Tuh kan, bahkan dia pura-pura tidak mendengar ucapanku" ucap Aning

💦💦💦💦💦💦

Ririn dan teman-temannya langsung jalan setelah pulang dari kampus. Saat mereka mau naik mobil ada seseorang yang memanggil Ririn.

"Rin, Ririn....."

Semuanya menoleh ke arah suara itu.

"Galang??? Mau ngapain lagi dia??" ucap Vina

Galang adalah salat satu pria yang menyukai Ririn. Dia jurusan bisnis di kampus yang sama dengan Ririn.

"Kamu mau ke mana??" tanya Galang.

"Kenapa??" tanya balik Vina

"Aku tidak bertanya padamu" ucap Galang

"Kita mau jalan-jalan." ucap Ririn

"Aku ikut ya" ucap Galang

"Tidakkkkkk" ucap Sarah, Yayu, dan Vina kompak. Ririn hanya geleng-geleng kepala karena teman-temannya kompak langsung menolak Galang pergi dengan mereka.

"Rin, boleh ya..." ucap Galang

"Tidak boleh...." ucap mereka lagi

"Kenapa kalian selalu menjawab pertanyaan yang harusnya dijawab Ririn??" tanya Galang kesal

"Karena kami temannya" ucap Yayu

"Mmm maaf ya Galang, lain kali saja kita hanya ingin jalan berempat saja" ucap Ririn

"Tuh kan udah dengar??" ejek Vina

"Kamu bisa ikut kecuali jika kamu berpakaian seperti perempuan." ejek Sarah menjulurkan lidahnya

Dasar, jika kalian bukan temannya Ririn pasti sudah kuhajar. Batin Galang

"Baiklah lain kali saja." ucap Galang

"Dari tadi ke buang-buang waktu saja" ucap Yayu

Ririn dan ketiga temannya pergi meninggalkan Galang yang masih berdiri menatap kepergian mereka.

"Eh, Rin sepertinya Galang sangat menyukaimu. Diterima saja" ucap Vina

"Diterima?? Emangnya Galang udah nembak Ririn??" tanya Sarah

Mereka menatap Ririn menunggu jawaban darinya.

"Kalian apaan sih. Jangan berpikir yang aneh-aneh" ucap Ririn

"Eh Rin, kamu harus berusaha membuka hati untuk Galang. Aku lihat orangnya tulus kok" ucap Yayu

"Hmmm aku nggak punya waktu untuk melakukan hal yang seperti itu" ucap Ririn

"Ya, Ririn kan si kutu buku dan jenius yang sangat-sangat sibuk belajar mana ada punya waktu untuk memikirkan tentang percintaan" ucap Vina

"Hhhhh aku hanya ingin cepat menyelesaikan kuliahku agar bisa bekerja di rumah sakit ayahku" ucap Ririn

"Hmm iya juga ya, kamu punya tanggung jawab untuk meneruskan rumah sakit milik keluargamu." ucap Vina

"Eh, Rin jika aku sudah lulus apakah aku bisa bekerja juga di rumah sakitmu??" tanya Sarah

"Hei, kamu juga kan punya rumah sakit sendiri, ngapain mau kerja di rumah sakit orang lain??" tanya Yayu

"Yaaa ingin saja. Aku tidak mau jauh-jauh dengan Ririn" jawab Sarah

"Wuuuuff dasar. Eh pasti kan Ririn akan wisuda terlebih dahulu dari kita bertiga trus kita sudah nggak bisa lagi bertemu dengannya dong" ucap Yayu

"Hei, kalian kan bisa datang ke rumahku atau rumah sakit tempat aku bekerja" ucap Ririn

"Apakah kamu mau bertemu dengan kami??" tanya Vina

"Ya iyalah....aku pun pasti sangat merindukan kalian" ucap Ririn

Akhirnya mereka sudah sampai di salah satu Mall.

"Eh kita nonton yuk" ucap Vina

"Mmm makan aja dulu, lapar nih" ucap Sarah

"Okay" ucap Vina dan Yayu

Sementara Ririn hanya melakukan apa yang mereka lakukan.

💦💦💦💦💦💦

Rifky sudah siap untuk meeting begitu juga dengan Aning dan segala keperluan meeting sudah disiapkan.

"Jangan ada kesalahan, kita harus bekerja sama dengan mereka" ucap Rifky

"Baik, tuan" ucap Aning

"Tumben kamu memanggilku tuan" ucap Rifky

"Aku hanya tidak mau keceplosan dan membuat kesalahan nanti" ucap Aning

"Bagus...." ucap Rifky

Kring.....kring.....

Ponsel Rifky berdering. Ia melihat layar ponselnya dan nama Farid tertulis dilayar tersebut.

"Hallo...."

"Hei bro, kamu lagi sibuk??" tanya Farid

"Iya, aku on the way ke tempat meeting." jawab Rifky

"Mmmm yaudah, aku telepon aja nanti kamu lanjutkan pekerjaanmu" ucap Farid lalu memutuskan sambungan telepon

"Siapa??" tanya Aning

"Farid" jawab Rifky

"Farid?? Aku kan sudah bilang kamu tidak usah berteman dengannya" ucap Aning

"Kenapa kamu tidak menyukainya??" tanya Rifky

"Aku tidak suka saja. Dilihat dari penampilannya dia seperti orang yang tidak baik" jawab Aning

"Lebih baik kamu berhenti jadi sekretaris dan jadilah peramal" ucap Rifky

"Astaga Rifky aku serius, aku mengatakan karena naluri sebagai seorang Ibu. Aku tidak mau dia menjebakmu atau melakukan hal yang buruk padamu" ucap Aning

"Aning yang baik hati, terima kasih atas perhatiannya. Aku bisa menjaga diriku sendiri" ucap Rifky

"Dasar anak durhaka di kasih tau malah begitu. Ya mudah-mudahan saja dugaan aku terhadap Farid salah" ucap Aning

"Kecilkan suaramu. Orang-orang akan dengar jika sekretaris mengatakan atasannya anak durhaka" ucap Rifky

"Iya-iya maaf" ucap Aning.

💦💦💦💦💦💦

Semoga kalian suka ya😍

JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, BERI RATE DAN VOTE YA😊🙏

BAB 2

Setelah puas jalan-jalan Ririn dan ketiga temannya pulang ke rumah masing-masing.

Ceklek....

Ririn membuka pintu rumahnya.

"Non, sudah pulang ya. Bibi siapkan makan malamnya" ucap Bi Inah pelayan di rumah Ririn

"Tidak perlu Bi, aku udah makan" ucap Ririn

"Baiklah non" ucap Bi Inah

"Mm Ayah sudah pulang??" tanya Ririn

"Belum non" jawab Bi Inah

"Ya sudah, aku mau istirahat dulu." ucap Ririn

"Iya, non" ucap Bi Inah

Ceklek.....

Ririn membuka pintu kamarnya.

Setelah membersihkan diri, Ririn merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Apa aku telepon saja ya??"

"Hmm pasti ayah sibuk, takut ganggu"

Ucap Ririn

Ting.....

Bunyi sms masuk di ponsel Ririn.

"Kamu tidur duluan ya Nak, Ayah lembur hari ini karena masih ada jadwal operasi yang harus Ayah lakukan sendiri. Selamat tidur sayang."

Itulah isi pesan masuk tadi.

"Fighting ayah, Ririn tidur duluan ya. Ririn sayang ayah"

Balasan pesan Ririn untuk ayahnya.

Setelah pesan terkirin dan dibaca ayahnya, Ririn memejamkan matanya karena capek habis jalan dengan teman-temannya.

Sementara di rumah sakit.

"Kenapa senyum-senyum sendiri? Lagi kasmaran ya?" tanya Anton sahabat Rangga ayahnya Ririn.

Dokter Rangga adalah seorang duda, istrinya meninggal saat melahirkan Ririn. Itu tidak membuat Rangga marah ataupun dendam pada Ririn justru dia sangat menyayanginya karena istrinya pergi untuk selamanya meninggalkan seorang putri yang sangat cantik seperti dirinya untuknya.

"Aku lagi baca pesan dari putriku" jawab Rangga

"Eh kapan kamu beri dia Ibu?? Kasihan dia dari kecil tidak merasakan kasih sayang seorang ibu" ucap Anton

"Aku bisa jadi ayah sekaligus Ibu untuknya. Diapun tidak pernah bertanya atau menginginkan Ibu padaku." ucap Rangga

"Hmm aku mengerti. Lalu bagaimana denganmu?? Apa kamu tidak membutuhkan seorang istri??" tanya Anton

"Hmm punya Ririn dalam hidupku itu sudah cukup" jawab Rangga

"Bagaimana jika Ririn menikah?? Dia sekarang sudah remaja bahkan sebentar lagi akan menyelesaikan studi S1 pasti dia akan mempunyai pacar dan menikah lalu pergi ikut dengan suaminya" ucap Anton

Hmmmmmm Rangga mendesah.

"Aku hanya berharap putriku mendapatkan pria yang menyayanginya seperti aku menyayanginya" ucap Rangga

"Aku bangga padamu. Ririn pasti sangat beruntung mempunyai ayah sepertimu" ucap Anton.

"Hmm kamu bisa saja. Kamu pun seorang ayah yang keren" ucap Rangga

"Oh iya, gimana kalau kita menjodohkan Ririn dengan putraku?? Dia sebentar lagi juga akan menyelesaikan studi S1 nya." ucap Anton

"Apa anakmu bisa menjaga putriku??" tanya Rangga

Plakkkkk

Anton memukul lengan Rangga.

"Jelaslah. Putraku seperti ibunya. Penyayang dan baik hati" jawab Anton

"Hhhh kita lihat saja nanti" ucap Rangga

"Nanti?? Apa kamu tidak mau punya besan seperti ku??" tanya Anton

"Hhh tidak-tidak. Bukan begitu. Aku tidak mau ikut campur dengan urusan pribadinya. Takutnya dia tidak mau" jawab Rangga

"Kita pertemukan saja dulu. Jika sering bertemu lama-lama akan tumbuh cinta di antara mereka. Aku akan bicarakan hal ini pada istriku" ucap Anton

"Baiklah. Nanti kita atur kapan pertemuannya" ucap Rangga

💦💦💦💦💦💦

Keesokan harinya.....

Ririn membuka matanya dan melihat ponselnya. Jam menunjukan pukul 05.30.

"Apakah ayah sudah pulang?"

Ririn bergegas turun dari ranjang dan pergi menuju kamar ayahnya.

Tok...tok...

Ceklek....

Ririn membuka pintu perlahan dan melihat sosok yang sangat disayangi tidur dengan masih menggunakan pakaian kerja.

"Astaga....aku sering melarangnya tidur menggunakan pakaian kerja tapi tetap saja dilakukannya." ucap Ririn

Ia melangkah mendekati ayahnya dan merebahkan tubuhnya di samping ayahnya.

"Ayah pasti capek ngurusin rumah sakit sendiri. Tunggu sebentar lagi ya, Ririn akan membantu ayah bahkan kalau perlu Ayah tidak usah bekerja lagi biarkan Ririn yang bekerja dan Ayah hanya perlu istirahat" ucap Ririn tanpa sadar air mata membasahi kedua pipinya.

"Ririn siap-siap ke kampus dulu" ucap Ririn lalu keluar dari kamar ayahnya.

Rangga membuka matanya, dia sebenarnya sudah bangun karena Ririn mengelus rambutnya.

"Rasanya aku tidak sanggup jika kamu menikah nak, kamu akan meninggalkan ayah" ucap Rangga.

💦💦💦💦💦💦

Di kampus.....

Ririn sedang fokus membaca di perpustakaan.

"Hai, Ririn...." sapa Galang lalu ia duduk didekat Ririn

"Hai..." sapa Ririn

"Ririn mana ya??" ucap Sarah mencari keberadaan tempat duduk Ririn

"Eh itu Ririn kan?? Siapa yang duduk dengannya??" tanya Yayu menunjuk ke arah Ririn dan Galang duduk

"Siapa lagi kalau bukan Galang" jawab Sarah

"Yuk, kita ke sana" ucap Yayu

"Eh eh eh jangan...." ucap Vina

"Kenapa??" tanya Sarah dan Yayu

"Biarkan mereka berdua, anggap saja kita memberikan Galang kesempatan untuk mendekati Ririn. Jika dia berani macam-macam dengannya maka kita akan memberikan pelajaran padanya." jawab Bina

"Iya juga ya." ucap Sarah

"Kita duduk di sini saja" ucap Yayu

Mereka duduk di belakang dari tempat duduk Galang dan Ririn.

"Mmm Rin, kita jalan yuk" ucap Galang

Ririn tidak dengar ucapan Galang karena dia fokus membaca.

"Rin, Ririn..." ucap Galang

"Hm??? Kenapa??" tanya Ririn

Hmmm apa membaca sangat menyenangkan sehingga tidak mendengarkan ucapanku?? Ingin rasanya aku menjadi buku itu. Batin Galang

"Oh tidak-tidak. Silahkan dilanjutkan saja" jawab Galang

Vina mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Galang.

Ting....

Galang membuka pesan masuk itu.

"Dasar kaku" isi pesan Vina

Galang menoleh kesana kemari mencari keberadaan Vina.

Ting....

"Kami dibelakangmu" isi pesan Vina

Galang menoleh ke belakang.

Ah....shit. Ngapain mereka di sini? Batin Galang

"Jangan berani mengganggu kami"

Send

"Siapa juga yang mau ganggu. Kami memberikan kesempatan padamu untuk dekat dengannya. Jika kamu berani macam-macam maka kami akan membunuhmu" balas Vina

Dasar....jadi perempuan dia tidak ada lembut-lembutnya. Batin Galang

Ririn bangkit dari tempat duduknya.

"Mau kemana??" tanya Galang

"Mau bertemu dengan Dosen" jawab Ririn

"Aku temani ya..." tawar Galang

Please mau....please mau.....Galang berdoa dalam hatinya

"Biarkan dia menemanimu Rin" ucap Sarah dari belakang.

"Ka-kalian di sini?? Astaga....bikin kaget saja." ucap Ririn menoleh ke arah suara itu

Hehehheh mereka bertiga terkekeh mendengar ucapan Ririn

"Maaf" ucap mereka kompak

"Yuk, Rin aku temani" ucap Galang

Ririn melirik ketiga temannya itu dan mereka memberikan kode untuk menerima tawaran Galang.

"Hmmm baiklah. Ayo" ucap Ririn

Jawaban Ririn mampu membuat jantung Galang akan meledak.

"Aku duluan ya" ucap Ririn pamit pada teman-temannya.

"Hmmm" ucap mereka

"Makasih ya. Aku akan mentraktir kalian" ucap Galang pada mereka.

"Wajib....." ucap Yayu

"Hei, kamu jangan berani memeras Galang. Walaupun dia kaya tapi kamu jangan memanfaatkannya." ucap Vina

"Iya Yu, nanti Ririn akan berpikir kita membiarkan Galang mendekatinya karena ada maunya" timpal Sarah

"Iya-iya....." ucap Yayu

💦💦💦💦💦💦

JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, BERI RATE, DAN VOTE YA🙏😊

BAB 3

Ririn dan Galang berada di depan pintu ruangan dosen.

"Aku masuk dulu ya" ucap Ririn

"Hmm" Galang mengangguk

Tok...tok...

Ceklek.....

Ririn membuka pintunya.

"Eh Ririn kamu sudah datang. Silahkan duduk" ucap Dosen tersebut

"Ada apa ya pak, bapak memanggil saya" tanya Ririn

"Begini, bapak ingin kamu menemani teman bapak di salah satu acara resmi malam ini. Namanya pak Rendi" jawab Dosen

"Maksud bapak??" tanya Ririn tidak paham dengan ucapan dosennya itu.

"Dia mengidap penyakit dan penyakitnya akan timbul sewaktu-waktu. Bapak ingin kamu menemaninya sebagai pasien kamu. Jika terjadi hal buruk padanya kamu bisa mengatasinya." jawab Dosen

"Tapi, kan bapak bisa menyuruh Dokter yang sudah berpengalaman untuk menemaninya. Saya masih mahasiswa, apakah tidak akan bahaya jika saya yang melakukannya" ucap Ririn

"Saya tahu, dan saya tahu kemampuan kamu Ririn. Kamu tidak perlu merendah hanya karena kamu mahasiswa toh sebentar lagi kamu akan wisuda. Begini Ririn, teman bapak bukan orang sembarangan, dia pengusaha dan pastinya banyak memiliki musuh di mana-mana. Kamu menemaninya bukan sebagai dokternya tapi sebagai sekretarisnya. Jika orang lain tahu dia punya penyakit, maka itu akan dijadikan musuhnya sebagai alat untuk menjatuhkan posisinya. Kamu paham kan maksud saya" jelas Dosen

"Tapi, pak....."

"Dia adalah salah satu orang yang berinvestasi di rumah sakit ayah kamu. Apa kamu masih tidak mau membantunya??" potong dosen

Ririn mengambil nafas lalu mengeluarkannya dengan perlahan.

"Baiklah pak, saya bersedia" ucap Ririn

"Terima kasih. Saya akan memberikan nomor ponselmu pada sekretarisnya dia akan menghubungimu nanti." ucap Dosen

"Baik pak. Saya permisi dulu" ucap Ririn

Ceklek....

Ririn menutup pintunya dari luar.

"Sudah selesai??" tanya Galang

"Kamu masih di sini??" tanya balik Ririn heran

"Hmm. Aku menunggumu." jawab Galang

"Oh" ucap Ririn

"Apa ada masalah??" tanya Galang yang melihat raut wajah Ririn

Ririn menggelengkan kepalanya.

"Cerita saja, aku akan mendengarkan ceritamu" ucap Galang

"Nggak kok" ucap Ririn

"Hmm baiklah" ucap Galang

Dia masih belum mau terbuka denganku. Batin Galang

💦💦💦💦💦

Di kelas....

"Ririn kamu kenapa terlihat murung?? Apa ada masalah??" tanya Sarah

"Apa Galang berbuat sesuatu padamu??" tanya Vina

"Rin, katakan sesuatu." ucap Yayu

"Nggak kok. Aku hanya nggak enak badan saja" ucap Ririn

"Kamu pulang aja gih" ucap Sarah

"Nggak perlu bentar lagi pasti udah enakan" ucap Ririn

💦💦💦💦💦💦

Malam tiba.....

Kring....kring.....

Ponsel Ririn berdering.

"Hallo...." ucap Ririn

"Apakah benar ini Ririn??"

"Iya, saya sendiri" ucap Ririn

"Saya Liska sekretaris Pak Rendi. Kirimkan alamat rumah kamu, saya akan menjemputmu" ucap Liska

"Baiklah" ucap Ririn lalu memutuskan sambungan telepon dan langsung mengirim alamat rumahnya sama sekretaris Pak Rendi.

20 menit kemudian.....

Pip....pip....

Mobil Liska sudah sampai di depan rumah Ririn.

Ririn yang mendengar suara klakson mobil di depan rumahnya segera keluar tak lupa ia pamit pada bi Inah.

"Ayo, masuk" ucap Liska

Ririn pun masuk ke dalam mobil Liska. Mobil pun segara melaju ke rumah pak Rendi.

Sementara ada mobil yang mengikuti mobil yang di naiki Ririn.

Akhirnya Ririn sampai di kediaman pak Rendi. Mereka langsung masuk ke dalam rumah

Hmmm ternyata benar dia sangat kaya, dilihat dari rumahnya yang sangat bagus dan luas. Batin Ririn

Mobil yang mengikuti Ririn pun berhenti di depan kediaman pak Rendi.

Tak lama Ririn keluar dari rumah dengan menggunakan dres yang menambah kecantikannya.

"Kenapa dia mengganti pakaiannya?? Dan siapa mereka??" tanya orang yang mengikuti Ririn

Mobil yang dinaiki Ririn pun pergi melaju dan berhenti di depan hotel.

"Hotel???? Ngapain Ririn ke hotel??" ucap orang yang mengikuti Ririn

Pak Rendi keluar dari mobil diikuti Liska dan Ririn masuk ke dalam hotel.

"Apa aku bisa bertanya??" tanya Ririn pada Liska

"Hmmm" Liska mengangguk

"Apa acaranya lama??" tanya Ririn

"Kenapa??" tanya Liska

"Aku punya tugas yang harus aku kerjakan" jawab Ririn

"Semoga saja cepat. Karena yang datang pengusaha-pengusaha terkenal" ucap Liska

Aku tidak peduli walaupun pengusaha terkenal yang datang bahkan presiden pun aku tidak peduli. Batin Ririn

"Ririn, ayo masuk. Ingat kamu jangan sampai jauh dari pak Rendi" ucap Liska

"Trus kamu??" tanya Ririn

"Aku harus berdiskusi dengan beberapa pengusaha lainnya. Kamu hanya fokus saja memperhatikan Pak Rendi jika ekspresinya seperti menahan sakit, kamu segera bawa dia keluar" jawab Liska

"Hmm baiklah" ucap Ririn

Mereka pun masuk ke dalam ruangan yang sudah terdekorasi dengan bagus.

"Maaf, apa anda punya undangan??" tanya pengawal pada seseorang

"Oh, ya ini" seseorang tersebut memperlihatkan undangan itu pada pengawal. Undangan itu ditemukan jatuh dekat mobilnya mungkin seseorang menjatuhkannya.

Akhirnya seseorang tersebut masuk dan memantau Ririn dari kejauhan.

Ini acaranya sangat bagus. Tamu yang datang semuanya pengusaha. Hmm apa hubungannya dengan Ririn?? Bukankah ayahnya seorang Dokter?? Kenapa dia harus datang di acara pengusaha seperti ini? Batin seseorang tersebut

Pengusaha satu persatu berdatangan, tapi ada pengusaha yang mencuri semua perhatian tamu. Dia adalah Rifky Ardiansyah tanpa ditemani sekretarisnya Aning.

"Itu dia orangnya datang. Tumben dia datang langsung di acara ini. Biasanya sekretarisnya yang datang. Bahkan sekarang dia datang tanpa sekretarisnya."

"Apakah dia ingin pamer datang tanpa sekretaris??"

"Hmm dia sangat sombong"

"Dasar pria ingusan"

Itulah ucapan-ucapan yang tidak menyukai Rifky.

Acaranya pun berjalan dengan lancar.

Sementara Rifky memperhatikan Ririn yang berdiri di samping Pak Rendi.

"Siapa wanita cantik itu?? Apa dia sekretaris barunya? Hmmm kalau ada Aning pasti aku akan bertanya padanya." batin Rifky

Pak Rendi mulai merasakan sakit di bagian dadanya.

"Apa bapak baik-baik saja??" tanya Ririn

"Sepertinya....."

"Kita istirahat dulu pak." potong Ririn dia tidak mau Pak Rendi akan pingsan di tempat itu.

"Iya, bawa saya ke kamar nomor XXX itu kamar sudah di pesan sebelumnya." ucap Pak Rendi

Ririn dan pak Rendi keluar dari acara tersebut setelah pamit dan memberitahukan pada Liska.

Seseorang tersebut mengikuti Ririn keluar begitu juga Rifky yang entah kenapa dia mengikuti Pak Rendi dan Ririn.

Pak Rendi dan Ririn berada di depan pintu kamar nomor XXX lalu masuk ke dalam.

Oh ternyata seorang pelac*r. Sangat disayangkan tubuhmu yang indah diobral. Lagian pak Rendi itu si tua bangka masih saja melakukan 'hal itu" Batin Rifky lalu ia kembali ke acara berlangsung.

A...a...apa yang sedang kamu lakukan di dalam Ririn?? Jangan bilang kamu menjual diri. Batin seseorang tersebut.

Ingin rasanya dia mendobrak dan masuk ke dalam kamar itu, tapi niatnya diurungkan karena ada wanita masuk ke dalam kamar tersebut.

Bukankah dia wanita yang menjemput Ririn di rumahnya?? Tidak mungkin laki-laki tua itu melakukannya dengan dua wanita sekaligus. Hmm semoga saja tidak. Batin seseorang tersebut.

💦💦💦💦💦💦

JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, BERI RATE, DAN VOTE YA🙏😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!