NovelToon NovelToon

LOVE IS IN YOUR HEART

Awal Pertemuan

"aku tidak menyukaimu, tolong berhenti mengikutiku". teriak seorang pria yang duduk di belakang Tasya.

"Hans, ku mohon, beri aku satu kesempatan lagi'. jawab wanita itu sambil menangis.

dan semua orang yang di berada caffe melihat pertengkaran itu. sedangkan Tasya tidak memperdulikan mereka, dia hanya menikmati secangkir kopi sambil membaca buku.

"cukup, aku sudah mau menikah, jangan pernah membahas masalah ini lagi".jawab pria itu yang semakin kesal.

"aku tidak percaya Hans, kamu bohong padaku".wanita itu menangis semakin histeris.

"kamu Mau bukti biar percaya!.baik akan ku buktikan,  wanita itu juga berada disini".tutur pria itu sambil matanya melihat seisi caffe untuk mencari wanita dibuktikan sebagai pacarnya.

Lalu dia melihat tepat di belakangnya ada seorang wanita cantik yang sedang duduk sendirian. tiba-tiba Hans menghampirinya dan menarik tangan Tasya.

"ini dia calonku,  lusa kami akan menikah" jawan Hans sambil menggandeng tangan Tasya.

"kamu apaan sih? lepasin tangan aku". tasya berbicara pelan dengan Hans.

"ku mohon diamlah,dan ikuti saja aku,aku butuh bantuan mu" jawab Hans dengan tegas.

"tapi aku tidak kenal kamu,tolong lepasin tangan aku,sakit tau ". gumam tasya sambil kesakitan.

"kamu jahat Hans.aku benci kamu".jawab nadina wanita yang mengejar cintanya Hans.

"maaf buat semua nya telah mengganggu kenyamanannya. semua makanan kalian aku yang bayar sebagai ganti rugi" ujar Hans sambil menarik Tasya keluar caffe dan membawanya masuk kedalam mobil.

"belagak sok kaya cowok ini, Mau bayar semua orang di caffe". gumam dalam hati Tasya.

hans terus menarik tangan tasya dengan paksa, hingga tangan tasya terlihat memerah dan tasya merintih kesakitan. berkali-kali tasya memohon agar hans melepaskan tangannya tapi hans tidak menghiraukannya.

"bisa pelan-pelan gak sih!?  sakit tau tangan aku ". ujar Tasya kesal

hans membuka pintu mobil dan menghempaskan tubuh tasya ke dalam mobil.

"duduk dan pakai sabuk pengamannya".jawab Hans dengan nada marah.

"apaan sih kamu, kamu yang narik aku, kamu yang maksa aku, kamu pulak yang marah sama aku" jawab Tasya dengan nada tinggi.

"bisa diam gak kamu" bentak Hans sambil menancapkan gas mobil dengan kecepatan tinggi.

teriakkan hans itu membuat Tasya kaget dan terdiam.

Tasya tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya bisa mengikuti kemana Hans pergi. sepanjang perjalanan tasya terus bertanya-tanya dalam hati, kemana hans membawanya pergi.

mobil mewah berwarna merah yang di tumpangi Hans dan Tasya melaju dengan cepat. lalu tiba di kantor Catatan pernikahan yang berada di kota Jakarta.

saat itu masih jam 11 siang, tentu saja kantor catatan pernikahan masih buka, lalu Hans menarik tangan Tasya untuk masuk ke dalam.

" cepat turun" bentak Hans

saat itu Hans masih sangat kesal dengan kejadian di caffe karna Nadia, yang membuatnya sangat malu di lihat orang banyak. sehingga melampiaskannya kepada Tasya.

Hans dia memiliki ego yang tinggi,keras kepala dan apa yang dia inginkan harus tercapai walaupun sifat dia begitu tapi dia seorang pengusaha muda yang sukses, di umurnya yang 28 tahun sudah memiliki perusahaan besar dan bahkan perusahaannya terkenal diluar negeri.

"bisa pelan sedikit gak,  kamu kasar banget". ucal Tasya sambil merintih karna tangannya terus di tarik oleh Hans.

"udah ikut saja kamu" jawab Hans.

tiba di ruang pendaftaran...

"pak, saya ingin mendaftar pernikahan untuk besok". ujar Hans sembari memberikan kartun identitasnya.

"apa??  menikah?  kamu sudah gila ya!??  aku gak mau, aku gak kenal kamu tapi dengan mudahnya kamu bilang mau nikah denganku" jawab Tasya yang kesal merasa di permainkan oleh Hans.

tasya sangat terkejut mendengar hans bicara tentang nikah. bagaimana bisa mereka tidak saling kenal tiba-tiba harus menikah.

"semua sudah terlanjur, aku sudah mengakui akan menikahimu di depan Nadia".jawab hans sambil terus pegang tanga tasya.

"apa hubungannya denganku, itu urusan kamu sendiri dengan pacar kamu itu, jangan bawa-bawa aku dalam urusanmu".Nadia menjawab dengan nada sangat kesal

"pak, bisa minta kartu indetitas  calon istri anda" tanya seorang staff catatan pernikahan

"mana kartu identitas mu,  cepat berikan" ucap Hans dengan maksa.

"aku gak mau,  aku Mau pulang".jawab Tasya sambil merapatkan giginya.

karna Hans tidak sabar,dia menarik tasnya tasya dan mengambil kartu identitasnya dan memberikan kepada staff  tesebut.

"kamu sudah gila ya.  bukan karena kamu kaya kamu bisa seenaknya aja."tasya terus memberontak dan berusaha melepaskan tangannya yang dipegang Hans sangat era

" Bapak HANS GUNAWAN dan Ibu TASYA AUSTINE, nama kalian sudah terdaftar dan sesuai jadwal kalian akan menikah besok"ucap staff tersebut

"baik,terima kasih pak" jawab Hans dengan tenang.

"apa besok?  kamu benar-benar gila ya". tasya tidak percaya apa yang terjadi padanya hari itu

lalu mereka kembali masuk dalam mobil.dan pergi meninggalkan kantor catatan pernikahan.

" apa pernikahan itu mainan bagimu,apa itu semua tampak lelucon bagimu. dengan gampangnya kamu melakukan ini semua, jelas-jelas kita tidak saling kenal sama sekali" ucap tasya dengan nada sedikit sedih.

" apa yang kamu khawatirkan jika menikah dengan ku, aku kaya ,aku bisa memberikan apapun yang kamu mau".jawab Hans dengan sombongnya.

"ya kamu memang kaya tapi bukan harta yang aku mau, aku juga punya impian saat menikah.aku ingin menikah dengan pria yang aku cintai bukan dengan paksaan seperti ini" jawab tasya sambil membentak Hans.

hans memperhatikan tasya yang duduk di sampingnya, dia baru sadar penampilan tasya yang sederhana ,hanya menggunakan dress lusuh dan sepatu flet. dan sebuah tas yang tidak bermerk.

tasya memang gadis sederhana yang berusia 23 tahun.selama di kota Jakarta dia bekerja di toko roti untuk memenuhi kebutuhannya. dia gadis yang baik,dan pekerja keras.

tasya tidak pernah mengeluh dengan takdir hidupnya yang miskin. dia selalu optimis terhadap jalan hidupnya, bahwa suatu saat dia akan bisa hidup jauh lebih baik.

"sudahlah, sekarang aku akan perkenalkan kamu dengan keluargaku,tapi sebelumnya kamu harus berganti pakaian dulu" jawab Hans dengan nada yang lebih santai.

"wah kamu yaa benar-benar tidak waras". ucap Tasya serasa sangat kesal karna dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

hans pergi ke salah satu toko baju terkenal, dia membelikan sepasang gaun untuk dikenakan oleh tasya. hans tidak ingin tasya terlihat buruk dimata orang tuanya.

"selamat datang tuan". sambut salah satu pelayan toko

"saya ingin gaun untuk dia". hans menunjuk kearah tasya yang masih bediri di depan pintu toko

"baik tuan. mari nona kita ke kamar ganti".

tasya mencoba satu persatu gaun yang ada ditoko itu. tasya mencoba gaun pertama berwarna pink dengan motif bunga sakura, tasya terlihat cantik dan anggun tapi baju itu terlalu sexi dibagian depan.

"bagaimana tuan". seorang pelayan membuka tirai

mata hans melihat sosok tasya keluar dari tirai itu, mata Hans tertegun melihat kecantikan tasya yang memakai gaun panjang berwarna pink itu. tapi tiba-tiba mata hans melihat belahan dada tasya terlihat jelas.

"tidak, saya tidak suka itu.  ganti.. ". hans yang duduk disofa tamu melambaikkan tanggan nya, mengisyaratkan agar tasya cepat ganti gaun lain

tasya terus berganti gaun,  sudah 5 gaun yang tasya coba tapi tidak ada yang hans sukai, sehingga membuat tasya sangat kesal.

"mau kamu apa sih".

"tidak ada satupun gaun yang menarik dimataku".

"ini terakhir kalinya aku mencoba gaun. suka atau tidak sukanya itu terserah kamu dan aku tidak akan mencobanya lagi". tasya berusaha mengancam hans

mendengar perkataan tasya, hans hanya tersenyum sinis. karena selama ini tidak ada yang bisa membantah kata-kata Hans. jadi dia yakin kalau tasya tidak akan pernah bisa membantah kemauannya.

tasya keluar dengan gaun putih yang Indah dengan bordiran berwarna emas. bahu indahnya tasya terlihat jelas, kulit putih bersih, mulus dan lekuk tubuhnya yang Indah membuat dia seperti Putri kerajaan.

pandangan hans tidak bisa beralih ke lain, matanya terus menatap tasya yang begitu cantik dan anggun. hans hanya bisa terdiam tanpa berkata sekata pun.

"tuan.. tuan.. bagaimana dengan gaun yang ini". seorang pelayan toko membuyarkan lamunan hans

"o.. ohhh.... ya saya ambil gaun itu". hans sedikit gugup

tasya merasa tidak enak memakai gaun itu, karena dia merasa tidak cocok, gaun itu terlalu mahal untuknya. bahkan dia bisa menghabiskan gajinya 1 tahun untuk membeli gaun itu.

"tidak,  aku tidak bisa memakai gaun ini. ini terlalu mahal".

"kita akan menemui orang tuaku ,tidak mungkin aku memakaikan kamu gaun yang murahan".

"aku juga tidak mau menemui orang tua kamu. karena kita tidak akan pernah menikah". tasya menjawab ucapan hans dengan lantang.

hans mendekatkan wajahnya ke hadapan tasya. sehingga membuat tasya gugup dan berjalan mundur hingga menabrak dinding toko yang ada di belakangnya.

"oohh sayang sekali, tapi kita akan tetap menikah dan aku akan menunjukkan pertunjukkan yang menarik setelah kita menikah". hans berbisik di telinga tasya

tatapan mata hans terlihat begitu hangat dan desahan setiap nafasnya terdengar dengan jelas.

"dasar kamu mesum gila". tasya mendorong tubuh hans

"cepat rias wajah kamu, kita tidak punya waktu banyak, banyak hal yang harus aku lakukan".

"aku gak mau pergi dengan kamu,  kamu itu pria mesum gila".

Hans tidak memperdulikan ucapan tasya, dia hanya berfikir menjalankan semua yang telah dia rencanakan.

hans dan tasya menuju rumah orang tua hans,tasya hanya duduk terdiam didalam mobil,seketika matanya melihat sepanjang jalan penuh dengan rumah-rumah mewah dan gedung-gedung besar.

lingkungan seperti itu jauh dari kehidupan tasya. selama ini tasya tinggal di panti asuhan tanpa orang tua dan sudah 3 tahun tasya tinggal sendiri disebuah apartemen kecil.

tiba di rumah Hans.

"turun". Hans membuyarkan lamunan tasya

"selamat malam tuan".ucap pria paruh baya yang mengampiri mobil Hans.

dia adalah pak riyan, kepala pelayan dirumah orang tua Hans, dia sudah bekerja selama 25 tahun dengan keluarga Hans.

"ada mama pak riyan".jawab Hans dengan sopan.

"ada tuan, silakan masuk". jawab pak riyan sambil membukakan pitu.

rumah besar dan megah bak istana, yang berada dikomplek perumahan elit. tampak begitu nyata di mata Tasya. saat masuk ke dalam rumah keluarga Hans. 

Tasya melihat seorang wanita cantik yang duduk diruang tamu bersama pria yang begitu mirip dengan Hans. mereka adalah orang tua Hans. nyonya Sisca dan Tuan Gunawan.

tasya begitu kagum melihat isi dari rumah orang tua hans yang penuh dengan ukiran-ukiran mahal dan barang-barang mewah. mata tasya terhenti melihat sosok gadis cantik seperti karakter disney, dia adalah Alexa adik dari hans.

"mama, aku pulang". ucap hans sambil memeluk mamanya.

"sayang, kenapa tiba-tiba kamu pulang tidak telfon mama, mama kan bisa siapkan makanan untuk kamu".jawab mama hans dengan nada lembut.

selama ini hans tidak tinggal dirumah orang tuanya. sudah 5 tahun Hans memilih tinggal sendiri di apartemen miliknya. hans menjalani hidup mandiri dan merintis bisnisnya sendiri.

"ada yang ingin aku sampaikan sama mama dan papa". ucap hans dengan melihat kedua orang tuanya.

"tapi hans. siapa wanita yang kamu bawa itu" tanya mama hans yang penasaran dari tadi menatap Tasya tepat di belakang hans.

"ada masalah apa Hans". tanya papa hans yang penasaran.

"ma pa,  kenalkan ini Tasya.  dan hans akan menikah dengan Tasya besok" ucap hans dengan lantang di depan orang tuanya yang terlihat sangat kaget.

"malam om tante. saya Tasya". ucap Tasya dengan lembut dan sopan. dengan badan sedikit membungkuk.

tidak ada yang bisa tasya lakukan selain mengikuti cerita hans dan berharap orang tua Hans menolak permintaanya.

"apa yang kamu bilang hans. apa kamu sudah yakin, pernikahan itu bukan mainan. semua harus di persiapkan dengan matang". ucap papa hans sembari meyakinkan lagi anak laki-lakinya itu.

"iya hans,coba kamu fikirkan lagi. bukan mama tidak setuju kamu nikah. nikah itu hal yang sakral nak. "

"jelaskan sama papa dan mama, ada masalah apa?.  bukannya bulan lalu kamu bilang mau tunangan dengan nadia". papa hans masih tidak mengerti apa yang di maksud oleh hans

" pa, aku tidak hubungan apa-apa lagi sama nadia.  ini pilihan aku pa".

"aku gak setuju ". teriak Alexa menentang pernikahan antara hans dan tasya

" apa maksud kamu Alexa?". baru kali ini Hans melihat adiknya menentangnya

"aku gak mau lihat kakak nikah dengan gadis seperti dia".

"Alexa hentikan,  jangan ikut campur". mama hans menarik tangan alexa agar tidak ikut campur lagi

"mama percaya sama aku ya, tolong mama dan papa hadir besok di acara pernikahan aku"

"haruskah buru-buru hans, kita bisa bicarakan baik-baik. mama juga butuh waktu untuk mengenal tasya".

"selama ini mama dan papa kan tau apa yang aku lakukan tidak pernah membuat kalian kecewa".

"tapi ini masalah lain hans,  ini masalah masa depan mu". papa hans hampir kehabisan kata-kata

selama ini hans selalu menentukan jalan hidupnya sendiri,  dia tidak suka orang tuanya ikut campur dalam masalah pribadi dia.

Tasya yang berdiri di samping hans hanya bisa menunduk dan diam. mendengarkan semua ucapan hans dan orang tuanya.

pada akhirnya orang tua hans tidak bisa mengubah keyakinannya untuk menikah dengan tasya. orang tua hans hanya bisa mempercayai apa yang hans lakukan.

sifat keras kepala hans tidak bisa diluluhkan oleh siapapun, bahkan orang tua hans sendiri hanya bisa menerima setiap keputusan yang hans buat. hans begitu yakin dengan setiap keputusan yng dia buat untuk hidupnya.

Episode 2

hans dan tasya pergi dari rumah orang tua hans. tasya masih tidak mengerti apa yang terjadi padanya. kenapa dia harus mengalami itu semua.

"cepat buruan masuk".

hans melihat tasya berdiri termenung didepan pintu mobil

"a.. ahh iya" tasya buru-buru masuk

 

drrtt drrrtt drrrttt

Hp tasya berdering, tasya melihat rekan kerjanya menelfon.

"hallo monic, ada apa ".

"kamu dimana tasya, kamu lihat sudah jam berapa sekarang, kenapa tidak datang juga" monic terlihat marah

"ahh iyaa, aku lupa monic.  maafkan aku". tasya terlihat panik

"cepat buruan datang, manajer sudah marah besar".

" tunggu sebentar lagi, aku akan segera sampai". tasya buru-buru menutup telfonnya

"bisakah kamu antarkan aku ke tempat kerjaku, aku mohon.  jika aku naik bus butuh waktu 30 menit". tasya terus memohon kepada hans

hans tidak menjawab,dia hanya diam tanpa berkata apapun. tasya tidak punya pilihan lain selain memohon pada hans,karena pekerjaan itu sangat penting buat tasya.

"jika kamu mengantarkan aku. aku janji akan datang besok dan menikah denganmu".

"baiklah. kamu sendiri yang berjanji padaku.  jangan menyesal".

benar saja, tidak butuh waktu lama. mereka tiba ditoko Roti tempat tasya bekerja. toko roti itupun tidak jauh dari apartemen hans.

"baiklah. terima kasih". tasya buru-buru berlari dan meninggalkan tasnya di mobil hans

"dasar gadis ceroboh" gumam hans melihat tas tasya tertinggal didalam mobilnya

hans keluar mobil, berjalan ke toko roti tasya untuk mengbalikan tas tasya.  tapi langkah hans terhenti ketika matanya melihat kedalam toko roti. Hans melihat tasya yang sedang di marahi manajer toko,tasya berlutut dilantai memohon agar tidak dipecat.melihat itu semua hans mengepalkan tangannya dan merasa kesal.

"dasar gadis bodoh, sampai kapan kamu akan berlutut memohon pada orang seperti dia". hans masuk dan menarik tubuh tasya untuk berdiri

"ha.. hanss kenapa kamu...?.

"siapa kamu?  beraninya kamu ikut campur ". ucap menajer toko

" aku calon suami tasya".

"calon suami? dibayar berapa kamu oleh tasya untuk mengaku jadi calon suaminya".

hans tidak merespon ucapan manajer toko roti itu.

"ayo, kita pergi". hans menarik tangan tasya

"tasya kembali kamu, kalau tidak kamu aku pecat " teriak manajer toko

Hans tidak memperdulikan teriakan manajer toko roti itu, dia terus menarik tangan tasya keluar menjauh dari toko.

"hans lepaskan". tasya menarik tangannya dari genggaman hans

"sudah cukup hans. apa lagi yang kamu inginkan. aku sudah menyetujui akan menikah denganmu besok. kenapa harus ikut campur dalam masalah pribadiku yang lain.  apa kamu tau betapa pentingnya pekerjaan itu buat ku". tasya kesal dengan prilaku hans padanya

hans melempar tas  tepat diwajah tasya yang terlihat kesal dengan hans.

" ambil tas kamu, jangan pernah tinggalkan barang-barang mu di mobilku". hans berjalan meninggalkan tasya

"hans.... keterlaluan kamu " tasya terus berteriak, dia tidak peduli orang-orang melihatnya

hans mengendarai mobilnya bergerak menjauh, meninggalkan tasya sendirian menangis di jalan. sesekali hans melihat kaca spionnya, melihat tasya tidak bergerak dari posisinya.

"benar-benar gadis bodoh, apa yang dia tunggu" hans sedikit mengepal tangannya sembari menyetir.

setelah 5 menit tasya menangis,  dia perlahan mengangkat kakinya untuk berdiri, Mata nya yang merah dan sembab masih terlihat jelas diwajah cantiknya.

tasya berjalan menelusuri sepanjang trotoar dengan kakinya yang sedikit pincang.  ya saat Hans menarik tasya keluar toko, tidak sengaja kaki tasya terpelintir dan mengalami sedikit memar.

tasya berfikir semenjak dia bertemu dengan hans, dia merasa banyak hal tak terduga terjadi dan itu membuat tasya merasa frustasi.

****

pagi hari...

matahari pagi bersinar cerah, angin berhembus halus menerpa pepohonan. tasya yang masih tertidur dikejutkan oleh alarm yang berbunyi. seketika tangan tasya mematikan alarm dan bergegas bangun.

"ahhh aku bisa telat". tasya berlari kearah kamar mandi dan tiba-tiba langkah tasya terhenti

"aahhhh dasar hans sialan,  karena dia aku sudah dipecat.  dasar cowok mesum". tasya mengingat apa yang terjadi kemarin bahwa dia telah di pecat dari pekerjaannya.

tasya merebahkan tubuhnya kembali di atas kasurnya yang berantakkan penuh dengan pakaian dimana-mana. bahkan di meja riasnya pun terdapat pakaian.

keadaan seperti itu merupakan hal biasa baginya.  karena dia tidak memiliki banyak waktu untuk membereskan itu semua. tasya hanya memiliki waktu untuk bekerja dan terus bekerja.

lagi-lagi tasya dikejutkan oleh bunyi ponselnya.

"no tidak dikenal?.  hallo". tasya mengangkatnya

"apa kamu akan melanggar janjimu". terdengar suara laki-laki

"apa maksud mu? ". tasya tidak mengetahui siapa laki-laki yang menelfon itu

"bersiaplah,  5 menit lagi orangku akan menjemputmu". laki-laki itu menutup telfonnya

"apa maksud....?.  telfon langsung terputus tapi tasya masih berfikir keras siapa laki-laki itu.

"ahh aku lupa,hari ini aku akan menikah dengan hans".tasya terduduk lemas dikasurnya, dia harus menjalankan pernikahan itu dengan hans

ttookk tokkk tookkk

terdengar ada yang mengetuk pintu apartemen tasya. tasya bergegas bangun dan membuka pintunya.

"selamat pagi nona tasya". sosok pria  yang memakain jas hitam dengan kacamata yang keren,bergaya seperti bodyguard. 

"kamu siapa?". tasya menjawab dengan memandangi wajah pria itu

"saya sekretaris Yuan,  sekretarisnya pak hans.  saya datang untuk menjemput nona".

"baiklah, tunggu sebentar. ahh 5 menit saja'.

tasya berlari masuk kekamarnya untuk mengganti pakaiannya. jelas saja tepat 5 menit tasya selesai.

"ayoo". tasya keluar dengan pakaian dress berwarna putih dan menampakkan bahunya yang Indah.

hanya itu satu-satunya pakaian Bagus yang tasya miliki. dress itu memiliki kenangan yang kelam, tapi tasya masih tetap memakainya.

tasya tiba dirumah mewah berlantai dua, halaman rumah itu dipenuhi dengan hiasan-hiasan pernikahan begitu banyak bunga-bunga memenuhi setiap sudut halaman.

"silakan nona,kita sudah sampai". sekretaris yuan membukakan pintu mobil

"terima kasih,ini kita ada dimana?".

"kita berada disalah satu rumah tuan hans,disini nona dan tuan akan menikah".

tasya berjalan menulusuri rumah itu dengan perlahan.  tasya di sambut oleh dua pelayan.

"selamat datang nona tasya.  silakan ikut dengan kami".

tasya mengikuti langkah pelayan itu masuk kedalam rumah dan naik ke lantai dua.  tasya berjalan perlahan dan matanya mengamati seluruh isi rumah itu.

hari pernikahan...

Tasya begitu cantik memakai gaun putih panjang yang membalut tubuh indahnya dengan mahkota di atas kepala. lagi-lagi bahu indahnya terlihat jelas.

tok tok tok...

"Tasya, mama boleh masuk".suara seseorang wanita yang mengetuk pintu kamar.

"iya tante, masuk saja " jawab Tasya sambil merapikan gaun pernikahannya.

"panggil mama aja,  kan kamu mau jadi menantu mama, cantik banget kamu sayang".puji mama Hans untuk calon menantunya itu.

"iya ma,  mama juga cantik banget".jawab Tasya.

ya tuhan, begitu baik mama hans terhadapku, padahal beliau belum tau siapa aku. setidak nya di keluarga hans ada yg baik padaku. tutur Tasya dalam hati.

"orang tua kamu hadirkan " tanya mama hans.

ekspresi wajah tasya berubah sedih ketika mama hans bertanya soal orang tuanya.

"orang tua ku pergi meninggalkan ku saat usia 10 tahun ma".jawab Tasya dengan raut wajah yang sedih.

"apa kah Hans tau tentang orang tuamu".

"tidak ma, dia tidak pernah memberikan kesempatan untukku berbicara. jadi aku tidak beri tahunya".

"Tasya, hans memiliki ego yang sangat besar. mama harap kamu dapat mengertinya ya. kalau kamu ada masalah datang aja ke mama,mama akan membantu mu".

"iya ma, terima kasih" peluk tasya dengan erat.dia yang selalu merindukan sosok ibu,kini dia dapat merasakannya pelukkan hangat dari seorang ibu.

****

acara pernikahan di mulai ...

tasya yang turun tangga menuju ruang tamu di dampingi oleh mama hans.

semua tamu terpanah melihat kecantikan tasya,memakai gaun putih,bola mata yang asri berwarna coklat seperti Putri kerajaan.

Tasya duduk di samping hans. jantung tasya berdegup kencang, tubuh nya gemetar, dia merasa gugup karena harus menikah secepat kilat.

dan acara pernikahan selesai,  Hans dan Tasya resmi sebagai suami istri yang sah. dan semua itu seperti mimpi bagi Tasya. sosok seorang pria yang tidak dia kenal tiba-tiba menjadi suami nya.

tapi semua itu sudah terjadi,  Tasya hanya bisa menerima takdirnya. dan dia akan mencoba menjadi seorang istri yang baik bagi Hans.

" hai bro, selamat ya ". ucap seorang pria yang menghampiri hans. dia adalah arka sahabat sekaligus partner kerja hans.

lalu datang dua wanita dan beberapa pria lainnya. mereka semua adalah sahabat Hans.

"selamat hans, kamu sudah punya istri sekarang, jaga baik-baik istri kamu" ucap cantika salah satu sahabat baik hans.

Tasya yang mendengar ucapan sahabat hans hanya bisa tersenyum.

"hei bro,  Nadia gak kamu undang". celetuk arka

"males aku lihat dia, udah gak usah bahas dia".

"iya ya sorry".

*****

selesai acara,  hans dan tasya pulang ke apartemen hans. hans lebih suka tinggal di apartemen dari pada dirumah mamanya atau dirumah yang dia miliki.

"kita mau kemana" tanyak tasya

"kamu sekarang tinggal di apartemenku".jawab hans dengan cuek

"tapi baju ku masih ada diapartemen,bisakah kita mengambilnya dulu".

"gak perlu,  aku sudah membelikan mu baju yang baru".

Tasya hanya bisa menghela nafas panjang .

tiba di parkir apartemen,banyak mobil mewah berjejer dan dari semua mobil itu, setengahnya milik hans.

"ayo turun".ucap hans

mereka naik lift menuju ke lantai 18 ,itu adalah unit apartemen yang di khususkan untuk  Hans. karena seluruh gedung apartemen itu milik hans,dan hans adalah CEO dari perusahaan Buildings Group yang dia dirikan sendiri.

tasya masuk ke suit room apartemen dimana hans tinggal. mata tasya takjub melihat seisi apartemen yang di penuhi dengan barang-barang mewah dan mahal.

"ini kamarmu, kamu bisa memakainya dengan sesukamu" ucap hans sambil membukakan pintu kamar tamu yang di tunjukkan untuk Tasya.

"bukankah kita akan tinggal satu kamar? ".Tasya memberanikan diri untuk bertanya

"jangan berharap kamu,kita memang sudah menikah tapi aku belum bisa menerima kamu".bentak hans

"oya,jangan pernah mengubah apapun yang ada di apartemen ku,jangan menyentuh barang-barang pribadiku, ingat itu".

ucapan hans membuat Tasya terkejut, ia di perlakukan seperti orang lain oleh suaminya sendiri.

Tasya masuk kamar dan merebahkan badannya di atas kasur yang empuk dan besar. lalu dia mengambil HP nya yg sudah 2 hari tidak dia hidupkan.

ddrrtt drttt drttt

hp Tasya bergetar , muncul nama monic di layar hp tasya . monic adalah sahabat tasya yang sama-sama bekerja di toko roti.

"hallo monic, aku...... ". belum selesai Tasya bicara,monic langsung memotong ucapan Tasya.

" Tasya kemana saja kamu?  kenapa no hp kamu tidak aktif?  aku mencari ke apartemenmu juga tidak ada?  kamu tau, bos marah-marah karna kamu sudah 2 hari tidak masuk kerja".

begitu banyak pertanyaan yang di ajukan oleh monic, membuat Tasya kebingungan.

"maaf monic,  aku gak bisa memberitahukan kamu. tapi aku sudah dipecat oleh manajer toko". ujar Tasya

"tidak tasya, tapi manajer toko itu yang dipecat bukan kamu. oke aku tunggu kamu besok Tasya, sampai jumpa" monic langsung mematikan telfon.

aku harus bicara dengan hans masalah pekerjaan ku. aku juga tidak bisa mengharap dari hans untuk kebutuhanku. ucap Tasya dalam hati.

pagi hari...

karena merasa kelelahan Tasya tertidur dan tidak sadar ia bangun di pagi hari karena mendengar suara dari dapur.

"selamat pagi non,  sudah bangun" ucap wanita paruh baya yang sedang memasak untuk sarapan.

" perkenalkan saya ijah non, yang membantu tuan Hans disini, panggil saya bibi aja non"

"iya bi,  saya Tasya istri hans"

"iya non,tuan hans sudah menceritakannya tadi"

"oya bi, hans kemana?".

"sudah berangkat ke kantor non pagi-pagi  tadi".

"bi,bisa ceritakan gak, hans itu orang nya gimana? apa dia emang cuek dan kasar ya". tanya tasya sembari makan sarapan yang di buat bi ijah.

"tuan itu orang yang baik non sebenarnya. hanya karna masa lalunya yang buat tuan sedikit kasar sama wanita" ujar bik ijah selagi menuangkan minum.

"3 tahun yang lalu tuan sudah mau menikah non dengan non nadia tapi non nadia pergi dengan pria lain yang lebih kaya dari tuan, tapi sekarang non nadia muncul kembali setelah tuan sudah berhasil dan menjadi orang paling kaya".

"benar, ternyata nadia itu mantanya hans, pantas saja hans sangat membencinya waktu itu". gumam Tasya

"makasih bi,  sudah mau menceritakannya, oya bi,  ada no hans?  aku mau menghungi nya".

"ini non nomor tuan ". memberikannya hp kepada Tasya.

selesai sarapan Tasya kembali ke kamarnya.

lalu Tasya mengirim pesan ke hans.

"ini aku Tasya. aku ingin bertanya,  boleh kah aku mulai bekerja lagi? ".

5 menit kemudian hans membalas pesan Tasya.

"terserah kamu".

jawaban yang singkat, padat dan jelas.

tanpa berfikir panjang Tasya bersiap-siap untuk berangkat kerja.

"bi, aku Mau berangkat kerja dulu, bibi gak usah masak makan siang ya.  aku pulang jam 5 sore". ucap Tasya sambil memakai sepatu flet nya.

"iya non,  non naik apa?  biar mang ujang yang antar non". tanyak bik ijah sambil memanggil mang ujang suaminya.

" gak usah bik, aku naik bus aja , gak apa-apa koq"

"tapi non, nanti tuan marah" ucap bik ijah merasa ketakutan.

"gak bik,  jangan khawatir. aku berangkat dulu bik" Tasya membuka pintu lalu pergi.

jarak dari apartemen ke toko tasya bekerja tidak terlalu jauh, butuh waktu 5 menit jika mengendarai mobil tapi tasya memilih menggunakan bus yang memakan waktu 15 menit.

walapun tasya sudah menikah dengan hans, dia tetap ingin menjalankan kehidupannya seperti biasa. dan tidak ingin menjadi beban bagi hans.

 

episode 3

*****

di toko roti...

" pagi monica" teriak Tasya saat masuk toko roti.

"eehh Tasya,  aku kira kamu berhenti kerja karena merasa sudah di pecat".gumam monica sambil membersihkan meja.

"gak lah,  aku tetap kerja, aku kan butuh uang juga". canda Tasya sambil ikut membersih kan meja.

terdengar suara pintu terbuka...

"Tasya, kemana kamu selama 2 hari ini". tanyak sosok pria yang baru saja masuk.

dia adalah pemilik toko roti tempat Tasya bekerja. pria baik, sopan dan lembut. namanya pak roy, dia tinggi, memiliki hidung mancung dan mata yang Indah, siapa pun yang melihatnya dia akan jatuh Cinta.

"maaf pak,  selama 2 hari ini saya ada urusan mendesak, maaf juga karna tidak izin dulu ke bapak". jawab Tasya dengan sopan sambil membungkuk.

"yaa sudah tidak apa-apa, saya juga minta maaf karena sudah memecatmu tanpa pengetahuan saya".

"iyaa pak tidak apa-apa.terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk bekerja lagi". ucap tasya dengan senyum manisnya.

lalu pemilik toko pergi masuk ke dalam kantornya.

"beruntung kamu tasya, pak roy orang yang baik,dia tidak ikut-ikutan memecatmu".ucap monica sambil memeluk tasya.

tasya hanya bisa tersenyum,dia merasa beruntung ,mendapat bos yang baik dan pengertian.

****

apartemen hans....

ddrrttt drttttt ddrrrtt

hp bik ijah bergetar, lalu cepat-cepat bik ijah angkat telfon.

"iyaa tuan" ucap bik ijah

"tasya keman bik?". tanya hans

"non tasya pergi bekerja tuan".

"di antar mang ujang kan bik".

"tidak tuan, non tasya tidak mau di antar ,dia memilih naik bus tuan"jawab bik ijah, khawatir kalau hans marah.

"ya sudah bik". hans langsung mematikan telfonnya.

" wah gimana ini jika tuan hans benera marah".gumam bik ijah

******

kantor hans....

"kenapa hans, koq kamu diam aja". celetuk raka yang tiba-tiba masuk ke kantor hans.

"gak apa-apa, kapan kamu masuk? gak ada sopannya kamu ya, masuk gak ketuk pintu".

"eh aku uda beratus kali ketuk pintu,  kamu aja yang melamun gak jelas'.  jawab raka sedikit kesal.

lalu hans duduk di kursi tamu kantornya di ikuti oleh raka. raka salah satu sahabat hans yang paling dekat. mereka membangun perusahaan bersama-sama.

"hans,  kamu gak ada niatan buat umumkan tentang pernikahan kamu". tanya raka kepada sahabat dari kecilnya hans.

"kamu tau aku kan raka,  aku gak suka, bahkan gak Cinta sama Tasya, aku nikah sama dia karna ingin menjauh dari Nadia". ujar hans sedikit kesal.

"kamu gila yaa hans, wahh parah kamu, ngomong kadang gak pake otak".

"maksud kamu apa?". tanya hans penasaran.

"kamu yang udah milih tasya buat nikah tapi kamu tega ngomong gitu, kalau dia tau gimana? sakit hati dia. wahh parah kamu hans". ujar raka sambil menatap hans yang sedang berdiri menatap jendela kantor.

"entahlah, walaupun aku yang memilih dia,tapi aku belum bisa menerimanya sebagai istriku raka".

hati Hans masih tertutup untuk tasya, hans sadar tasya tidak melakukan kesalahan apapun padanya. tapi setiap kali dia melihat wajah tasya, hans merasa emosi dan membenci nya.

"apa kamu udah kenal sama keluarga tasya?". tanya raka

" aku bahkan gak pernah tanya soal keluarga nya atau tentang hidupnya, menurutku gak penting untuk tahu segalanya tentang dia". jawab hans sambil berjalan menuju raka.

"karna dia istri kamu, saranku pelan-pelan deh kamu buka hatimu buat tasya. kasian dia bro, udah jadi istri kamu tapi gak kamu pedulikan". ucap raka sambil mengelus pundak sahabatnya itu.

" sudah ah ..berisik kamu raka, balik kantormu sana, kerja yang bener". hans menarik tangan raka sambil mendorongnya keluar.

"oke oke boss". ucap raka sambil memberi hormat layaknya kepada komandan.

setelah raka pergi, hans kembali merebahkan tubuhnya dikursi kerjanya. hans masih sering memikirkan Nadia, Nadia adalah Cinta pertamanya jadi sulit bagi hans untuk melupakannya.

*****

toko roti...

jam menunjukkan jam 5 sore...

" monica aku pulang duluan ya". ucap tasya sambil mengambil tasnya didalam loker.

"ehh tunggu ,koq buru-buru banget sih, kan biasa nya kita ke caffe dulu". jawab tasya yang sedang berdiri di balik meja kasir.

"maaf monica lain  kali ya, lain kali juga aku ceritakan semua padamu". teriak tasya yang membuka pintu dan langsung berlari keluar.

" tapi Tasya..... ". belum selesai monica bicara. Tasya sudah berlari sangat kencang.

tasya belum bisa menceritakan semua nya, karena semua terjadi secara tiba-tiba dan tasya tidak mau terlihat seperti orang yang berbohong jika dia menceritakan semuanya pada monica.

sambil berlari Tasya terus melihat jam di tangannya yang menunjukan jam 5 lewat .

"maaf monic, lain kali aku bakal cerita semua sama kamu. aku harus cepat sampai di rumah sebelum hans pulang".

"ehh tunggu pak ". teriak Tasya kepada supir bus.

Tasya sudah naik bus menuju ke apartemen. jarak toko roti dan apartemen hans hanya 15 menit naik bus.

walaupun dekat tasya tetap memilih naik bus agar cepat sampai.  rutinitas seperti itu sudah dilakukan oleh tasya setiap hari, sehingga dia tidak terbiasa naik mobil mewah.

*****

apartemen hans...

" bik ijah ,aku pulang". ucap tasya sambil melepas sepatunya dan menaruh nya di dalam rak sepatu.

" eh non udah pulang, mau makan non?." tanyak bik ijah sambil memotong sayuran untuk makan malam.

" gak usah bik, aku nunggu hans pulang aja, bibik masak apa?".tasya mendekati bik ijah yang di dapur.

" masak cah kangkung non kesukaan tuan,dan gurami goreng"

" aku bantu yaa bik, tapi aku mandi dulu".

" gak usah non, istirahat aja, biar bibik masak sendiri."

" gak apa bik, aku istri hans harus masak buat dia".

bik ijah hanya bisa tersenyum.bik ijah merasa bahagia melihat Hans memiliki istri yang baik dan pengertian seperti tasya.

tasya masuk ke kamar untuk mandi.10 menit kemudian tasya keluar kamar untuk membantu bik ijah.

"wahh non pintar masak juga ya". puji bik ijah,yang merasa kagum dengan tasya.

"aku uda terbiasa bik, dulu waktu aku tinggal sendiri, aku juga masak sendiri". jawab tasya dengan senyum.

"udah selesai bik, aku tinggal nunggu hans pulang aja". ujar tasya yang menatap meja makan penuh dengan masakan yang dia kerjakan dengan bik ijah.

" non makan aja dulu kalau lapar, non kan capek pulang kerja".

"gak bik, aku udah makan roti tadi di toko".

" ya sudah non, bibik pamit pulang dulu ya non, mang ujang sudah menunggu bibik di bawah". ucap bik ijah

" iya bik, makasih ya bi ijah buat hari ini". jawab tasya yang sambil mengantar bik ijah ke depan pintu.

" sambil menunggu hans, aku nonton TV aja deh". Tasya mengambil remot dan menonton TV.

jam berjalan menunjukkan pukul 23:00 malam.  tapi hans belum pulang juga.

Tasya terus menunggu hans dan tidak memperdulikan perutnya yang semakin lapar.

akhirnya Tasya tertidur di sofa depan tv, jam 23:40 Wib hans pulang, dan melihat Tasya tertidur di sofa. hans terus melangkah ke kamar tanpa menyentuh makanan yang di buat Tasya.

hans yang tidak terbiasa dengan adanya orang lain dirumah membuat hans sedikit risih. selama ini hans nyaman tinggal dirumah sendiri.

pagi hari ...

" sudah pagi.  apa hans tidak pulang?". gumam Tasya yang merenggangkan tubuhnya.

"pagi non". suara bik ijah mengejutkan Tasya.

"bik ijah.  hans apa tidak pulang ya bik".

"tuan sudah berangkat kerja non".

"hmmm yaa sudah bik". wajah Tasya penuh dengan rasa kecewa. dia sudah menunggu hans tapi hans tidak memperdulikannya.

tasya seorang wanita yang tegar sehingga dia tidak menunjukkan rasa kecewanya.tasya berfikir hans butuh waktu untuk menerimanya sebagai istri.

"aauughhhh " Tasya memegang perutnya dan merintih kesakitan.

"non kenapa? ". bik ijah berlari menuju Tasya dan memapah untuk duduk di sofa.

"gak apa-apa bik. aku lupa makan tadi malam karena ketiduran".

"lain kali non makan aja,  jangan menunggu tuan. tuan kalau sudah bekerja selalu pulang terlambat". bik ijah memberikan segelas susu dan roti untuk Tasya.

"iyaa bik, makasih". Tasya makan roti yang di berikan bik ijah.

" non bekerja hari ini?".

"iya bik kerja. kenapa bik? ".

" perginya di antar mang ujang aja ya non, bibik takut tuan marah". meyakinkan Tasya agar mau di antar mang ujang.

" gak usah bik, aku naik bis aja.  lagian toko tempat aku kerja dekat koq dari sini.  bibik jangan khawatir ya".

Tasya beranjak ke kamarnya untuk bersiap-siap bekerja. sudah 2 hari tasya menjadi istri hans tapi tasya belum merasakan benar-benar menjadi seorang istri sesungguhnya.walaupun hans dengan terpaksa menikah dengan tasya, dia tetap bisa menerima hans karena itulah takdir yang harus ia jalani.

"bik,aku berangkat kerja dulu ya ". tasya selalu izin dengan bik ijah jika ingin pergi kerja,karena tasya sudah menganggap bik ijah seperti ibunya sendiri.

"non tasya tunggu dulu, tadi tuan titip kartu ini buat non". bik ijah memberikan kartu kredit VIP,kartu itu hanya orang-orang terbatas yang memegangnya.

"tidak usah bik,  aku punya uang sendiri". tasya menepis tangan bik ijah dengan senyum.

" tapi non... ".

"bik ijah jangan khawatir ya,  nanti biar aku jelaskan sama hans".

"baiklah non,  hati-hatilah dijalan non".

tasya pergi dan melambaikkan tangannya pada bik ijah yang melihatnya pergi didepan pintu.

maaf hans, aku tidak bisa menerima uangmu, karena kamu sendiri juga belum bisa menerimaku. sebaiknya kita hidup seperti ini, berada disatu rumah tapi menjalin hidup masing-masing karena hidup kita berbeda jauh.

tanpa ia sadari air matanya jatuh membasahi pipinya. ia harus menjalani hidup yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.  dari kecil ia ditinggal oleh orang tuanya, hidup mandiri, mencari uang untuk bertahan hidup dan mendapatkan seorang suami yang tidak mencintainya.

terkadang hidup tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,tapi satu-satunya untuk bertahan hidup adalah dengan mensyukuri setiap apa yang kita terima.

drrrtt ddrrttt...

tasya mengecek handphonenya, ternyata hans mengirimkan pesan

"ambil credit card yang aku berikan pada bik ijah,  pakai sesuka mu. jika kamu membutuhkan hal lain katakan saja pada sekretaris Yuan".

tasya menghela nafas panjang setelah membaca pesan dari hans. sebuah pesan perintah yang sangat tidak tasya sukai.

mungkin bagi hans, dengan memberikan uang dan kemewahan sudah cukup untuk tasya. tapi itu semua bukan sesuatu yang tasya inginkan.

"apa aku tampak seperti menyusahkan dia ,apa aku begitu merepotkan". tasya mengerutu kesal

"iya,  kamu begitu merepotkan jika terlambat kerja". tiba-tiba suara monica mengejutkan tasya

"ya ampun monic. kamu membuat aku terkejut". tasya memegang dadanya yang berdebar kencang karena terkejut

"ha ha ha kamu sendiri ngapain bergumam gak jelas gitu didepan pintu toko, kenapa gak langsung masuk aja". monic menarik tangan tasya masuk ke dalam toko

"ahh itu... anu.. bukan apa-apa koq". tasya tidak bisa menjelaskan pada monic karena semuanya akan semakin rumit, tasya tidak ingin sahabatnya itu khawatir tentang kehidupannya.

selama ini, monic sudah banyak membantunya, tasya tidak ingin merepotkan monic lagi. monic sangat berharga bagi tasya karena dia satu-satunya sahabat sekaligus keluarga yang tasya miliki.

"tasya,  aku ada pekerjaan paruh waktu, bayarannya lumayan mahal.  apa kamu menginginkannya".

"ahhh tidak monic.  aku tidak bisa bekerja paruh waktu lagi".

"ada apa denganmu, biasanya kamu paling semangat kalau bekerja".

"tidak apa-apa monic". tasya tersenyum manis kepada sahabatnya itu, agar monic tidak bertanya yang membuatnya curiga

"pagi semua" roy menyapa dengan senyum manis dan wajah ramah

"pagi juga pak roy". serentak tasya dan monic menjawab sapaan roy

"ssst ssst sepertinya pak roy suka dengan kamu ". monic menggoda tasya dengan candaanya

"iihh apan sih kamu monic.  itu tidak mungkin dan mustahil".

"apa kamu tidak mau mempunyai suami seperti pak roy,  udah tampan, baik, ramah lagi ".

bagaimana mungkin tasya bisa bermimpi mempunyai seorang suami seperti pak roy. sedangkan dia sudah punya suami yang sifatnya jauh seperti pak roy.

"udah ah monic jangan bicara omong kosong. itu hanya khayalan kamu aja".tasya pergi meninggalkan monic yang sedang memberesi meja pelanggan.

tasya tidak berani berkata jujur bahwa dia sudah mempunyai suami.  karena itu akan membuat hidupnya semakin rumit. tasya menyadari hal-hal apa saja yang membuat hans sangat marah. tasya ingin hidup tenang sebagai istri hans yang tidak dianggap.

dan tasya memilih tetap bekerja karena dia tidak ingin memikirkan hal-hal yang tidak berguna, tasya ingin dirinya tetap sibuk agar tidak merasa sedih pada hidupnya sendiri.

dia juga tidak ingin membebani siapapun tentang kehidupannya termasuk monic dan hans. tasya hanya ingin diakui sebagai istri itu sudah cukup membahagiakan bagi tasya.

tasya berharap ada secercah cahaya Cinta untuknya dihati hans,walaupun hanya sedikit. tasya perlahan membuka hatinya untuk hans walaupun dia baru mengenal hans.

" tasya, kamu gak pulang, sudah jam 5 sore ". lagi-lagi monic membuyarkan lamunan tasya

"aahh iyaa aku akan pulang".

"kamu kenapa tasya?  ada masalah? ". monic menyadari tingkah laku aneh tasya beberap hari ini.  monic tidak pernah melihat tasya sering melamun seperti itu,  tasya seorang wanita yang ceria dan selalu tersenyum kapanpun.

"aku baik-baik saja monic,  mungkin aku sedikit lelah".

" hmm baiklah.  segera pulang dan istirahatlah ".

"baik monic,sahabat ku yang paling baik". tasya memeluk monic, memastikan bahwa dia baik-baik saja.

"hati-hati dijalan tasya, kabari aku jika sudah sampai dirumah ". monic bertetiak pada tasya yang telah pergi jauh dari pandangannya dan tasya menjawabnya dengan melambaikan tangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!