NovelToon NovelToon

Berpindah Ketubuh Gadis Polos

1.1

Di sebuah desa, yang mayoritas orangnya yang pendidikannya paling tinggi lulus SMA ada seorang gadis yang baru lulus sekolah menengah atas. Dia adalah Dea Larasati anak dari Almarhum bapak Burhan dan ibu Sumi. Memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg, kulit putih rambut panjang sepinggang, gadis lugu dan polos. Kedua orang tuanya baru saja meninggal setelah tak lama kelulusannya. Dia memiliki seorang adik laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Sejak tiga bulan kedua orang tuanya meninggal, dia berusaha mencari pekerjaan apapun yang menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah adiknya yang akan naik ke kelas 2 SMA. Sekolah dimana dia juga sekolah dulu sebelum lulus. Memang sekolah itu tak membutuhkan biaya yang banyak, karena di desa ini hanya memiliki beberapa sekolahan yang sederhana saja dengan beberapa pengajar yang sukarela mengajar di desanya.

Suatu hari Dea merasa kalau dia tetap tinggal di desa maka hidup nya dan adiknya tidak akan berkembang.

Sambil menunggu adiknya naik kelas dan hari libur sekolah, Dea berusaha mencari informasi tentang pekerjaan di kota. Di desa biasanya ada saja yang akan pergi ke kota dan kembali dengan berhasil. Melihat banyaknya yang pulang dengan keberhasilan Dea bertekad untuk pergi.

"Rio, kapan hari liburmu?" tanya Dea.

"Mungkin satu minggu lagi kak. Memangnya kenapa?" jawab sekaligus tanya Rio.

"Tidak apa, hanya saja aku akan ke kota dan kau juga akan aku ajak. Aku tak bisa meninggalkan mu, dan jika aku sudah dapat pekerjaan di kota maka kamu bisa pindah sekolah ke kota," jelas Dea.

"Hah benarkah, aku mau," jawab Rio sangat antusias.

"Baiklah kalau begitu, kita tunggu hari liburmu. Setelah itu baru kita bicarakan lagi," ucap Dea.

Dia dewasa di waktu yang memungkinkan gadis seumurannya masih bersenang-senang.

Tapi dari kedewasaan sebelum umurnya itu terdapat sifat polos yang mudah dibodohi.

Seperti sekarang, dia dan adiknya sudah berada di dalam sebuah bus yang akan berangkat ke kota A. Tidak tahu apa yang akan menunggunya di kota tersebut, karena dari seseorang yang datang kedesanya dia ditawari pekerjaan di sana dan dia sangat senang, tapi dia tak tahu pekerjaan apakah itu. Kota di mana dunia kebalikan dari desa. Alat canggih, kehidupan mewah, pergaulan bebas, dunia gelap dan lainnya.

"Kak setelah kita sampai nanti kita akan tinggal dimana?" tanya Rio.

"Kita akan mencari rumah kontrakan sementara," jelas Dea.

"Oh, tapi....Apakah kakak memiliki uang untuk mengontrak rumah?" tanya Rio.

"Tenang saja, selama di desa kakak sudah menabung, tidak banyak sih, tapi cukup lah untuk hidup kita berdua selama sebulan," jelas Dea.

Rio tak lagi bertanya, hari yang malam membuat dia ngantuk. Penumpang lainnya pun sudah tertidur.

"Tidur lah nanti kalau sudah sampai akan kakak bangunkan," ucap Dea.

"Baik,"

Rio nama panjang nya adalah Rio Satia adik dari Dea Larasati. Dia sekarang duduk di bangku kelas dua SMA untuk ajaran baru yang akan datang. Dia memiliki perawakan tinggi 175 cm berat badan 60 kg. Kulit yang tak jauh beda dengan kakaknya yaitu putih dan jangan lupa juga tampan. Dia termasuk pemuda tertampan di desanya. Tapi memili sifat yang lugu dan juga baik hati suka menolong.

Malam semakin larut, sekarang tepat pukul satu malam keadaan semakin hening tak ada percakapan seorang pun hari yang hujan membuat perjalanam harus ekstra hati-hati, karena jalanan yang meleok-leok dan harus melalui tepi jalan yang berjurang.

Dea tak bisa tidur hati sangat gelisah. Dia tak tahu mengapa, tapi sadari masuk bus hatinya sudah tak karuan merasa akan adanya masalah dan bahaya yang akan datang.

Mungkin karena terlaru malam dan jarangnya begadang Dea mulai memejamkan matanya meakipun perasaanya tak karuan di tepisnya akan hal itu.

Aaaaaaa...bruakk...bughh...bang...pyar

Suara teriakan orang-orang, pecahan kaca dari jendela bus serta hantaman badan bus yang mengenai dinding jurang.

Badannya terasa melayang-layang di udara, Rio memeluk erat tubuh kakak nya yang kecil melindunginya dari pecahan kaca.

Dea berusaha melepaskan pelukan erat adiknya itu, dia tak ingin menjadikan Rio tameng buatnya.

"Lepaskan," dengan sekuat tenaga melepaskan pelukan dari adiknya. "Kau tak perlu melindungiku, kita harus saling lindungi, aku sudah berjanji dengan kedua orang tua kita, aku akan selalu menjagamu," berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tak jatuh kemana-mana. Air mata menetes dari dua pasang mata saudara kandung itu.

Bertepatan hampir mengenai dasar jurang, Dea yang melihat adiknya yang sudah berlumur darah juga hampir hilang kesadaran dan hilang keseimbangan menjadikan dirinya sebagai matras agar adiknya tak menghantam lantai bus yang di penuhi pecahan kaca.

Bangggg.

Bus akhir menyentuh dasar jurang. Semua orang dalam keadaan tak sadarkan diri dan juga ada yang meninggal. Kemungkinan banyak yang meninggal dan hanya beberapa saja yang selamat. Termasuk Dea yang meregang nyawa saat menolong adiknya.

Krik krik krik

Suara jangkrik bersahutan menandakan malam masih lumayan panjang.

...

Di lain tempat tepatnya di jalanan tol. Sedang terjadi acara kejar-kejaran antara mobil berwarna putih dan hitam.

Mobil hitam yang di kendarai oleh 4 orang dan satu sandera. Sedangkan mobil berwarna putih di kendarai seorang saja.

Kedua mobil tersebut memasuki perhutanan. Kedua mobil itu masuk semakin dalam dan mobio berwarna hitam berhenti. Karena mobil berwarna putih ketinggalan jauh jadi beberapa menit setelah mobil hitam sampai dia baru tiba di sana juga.

Seseorang berpakaian ketat serba hitam keluar dari mobil. Dia menggunakan topeng setengah wajah. Dia bergegas melihat kefalam mobil berwarna hitam.

Saat mencari-cari petunjuk dia menemukan secarik kertas yang di dalam nya bertuliskan.

Datanglah ke gubuk yang ada di hutan terdalam. Aku akan memberikanmu waktu satu jam. Dan jika kamu tak datang dalam waktu itu, maka adik kesayanganmu ini akan ku lenyapkan.

Dia meremas kertas itu dan segera memasuki hutan mencari gubuk yang di maksud.

Waktu telah berlalu setengah jam dan sekarang tersisa setengah jam lagi waktu yang ditentukan.

"Dimana sih gubuknya, sial, kalau begini aku akan terlambat," gumam nya.

Tak jauh dari tempatnya berpijak terlihat cahaya dari lampu yang tak terlalu terang. Dia mendekatinya dan terlihat lah sebuah pondok yang menuju ke gubuk yang hampir roboh.

Di luar gubuk tersebut terlihat beberapa penjaga dengan memegang tenapan.

Perlahan dia mendekati dan membuat pingsan penjaga itu satu persatu. Setelah semuanya pingsan dia bergegas masuk kedalam gubuk.

Tak ada orang cahaya pun hanya berasal dari lampu kecil yang membuat penerangan remang-remang.

^

^

^

Tak banyak kata yang bisa author ucapkan.

Terimakasih pada readers yang berkenan membaca karya author ini.

Happy Reading.

1.2

Mencari kesana kemari, memeriksa di sini dan disana tak ada yang di temukannya. Waktu hampir habis dan setelah sebuah suara muncul dia senang bulan main dan mencari sumber suara itu.

"Kak Nova," panggil sebuah suara perempuan.

"Lisa kau kah itu," ucap Nova senang.

"Ya ini aku," ucap Lisa. Dia keluar dari balik pintu, hanya sendiri. Yah dia hanya sendiri keluar tanpa mengalami luka sedikit pun malah lebih bugar dari Nova.

Nova mendekati adik kesayangannya itu dan memeluknya.

"Kau baik-baik saja kan?" ucap Nova khawatir.

"Ya aku baik," dengan senyum menyeringai, tapi tak terlihat oleh Nova yang sedang memeluknya.

Saat Nova hendak melepaskan pelukannya Lisa menghentikannya.

"Tunggu kak jangan lepaskan pelukannya aku masih takut," ucap nya dengan nada yang seperti ketakutan padahal tidak.

"Baiklah," sambil mengelus punggun adik kesayangannya itu, dia tak sadar bahwa di tangan adik kesayangannya itu terdapat sebuah pisau.

Jleb

"Akhh," jerit Nova tertahan dan segera mendorong Lisa.

"Lisa apa yang kau lakukan?" heran dengan apa yang di lakukan oleh adik tersayangnya itu.

"Apa yang ku lakukan?" dengan seringaian yang menjijikan dia melanjutkan ucapannya. "Yang ku lakukan adalah menghabisimu kakak ku sayang,"

"K kenapa?" tak percaya, kecewa, marah, sedih yang di rasakan Nova sambil menahan sakit dan nafas yang tersengal-sengal yang di akibatkan tusukan yang ternyata pisau itu sudah di lapisi racun.

"Kenapa? Tentu saja untuk mengambil semua yang kau miliki," dengan acuh mengatakan itu.

"Jika k kau ingin s semua itu a aku akan memberikn semuanya, tapi kenapa k kau sampai m melakukan ini," sambil mengatur nafas yang sangat sesak Nova menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak, aku ingin kau hilang dari muka bumi ini, aku ingin kedua orang tua ku hanya memperhatikanku. Selama ini mereka sangat membanggakanmu. Aku juga ingin di banggakan, aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga agar mendapatkan pujian seperti mu, tapi mereka tak menghiraukannya. Aku tahu aku hanya anak pungut dan aku sadar akan hal itu, tapi aku tak ingin jadi anak pungut lagi, aku ingin menjadi satu-satunya anak dari keluarga Dirgantara. Jika kau masih hidup maka hal yang ku ingin kan tak akan pernah terjadi, jadi kau lebih bail lenyap dari muka bumi ini, aku harus memiliki segala yang kau miliki termasuk tunanganmu yang sempurna itu," teriaknya menggebu-gebu dengan tawa gilanya di akhir ucapanya.

Kesadaran Nova perlahan hilang tapi masih dapat di dengar suara Lisa.

"Hei kalian buang tubuhnya ke hutan dan jadikan makanan binatang buas," teriak Lisa.

"Ya Tuhan jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan memperbaiki kehidupanku dan tak akan mudah percaya lagi kepada seseorang. Aku juga akan membalas segala perbuatan orang-orang yang menghianatiku, terutama gadis yang tak tahu terima kasih ini," batin Nova. Setelah mengatakan itu Nova pun hilang kesadaran dan kemungkinan nyawanya sudah tak tertolong.

Novandra Dirgantara anak satu-satunya dari pasangan Pramuja Dirgantara dan Mona Dirgantara. Dia seseorang yang selalu jadi kebanggaan keluarganya. Dia merupakan Mahasiswa tercerdas di universitas Jaya. Dia juga merupakan CEO dari perusahaan ayahnya. Selain menjadi CEO dia juga seseorang yang memiliki sebuah toko herbal, cafe, butik. Dia merupakan lulusan universitas kedokteran di kota A saat dia berumur 22 tahun dan sekarang umurnya sudah 25 dia masih menempuh kuliah manajemen yang harus dia pelajari untuk menjadi seorang CEO. Meskipun lulusan kedokteran, tapi dia belum sempat mempraktikkan ilmu kedokterannya secara nyata, karena dia harus fokus kuliah manajemen lagi. Tapi tak menutup kemungkinan dia bisa, karena dia cerdas. Untuk melakukan semua itu dia juga harus pada situasi yang memungkinkan, jangan sampai situasi yang genting semakin genting. Dia lebih menghormati nyawa seseorang daripada menyombongkan diri. Dia kan manusia biasa, pasti ada lah kesalahan.

Memiliki tinggi badan 167 cm, body bak gitar spanyol, kulit putih, rambut sebahu. Tapi semua tak ada yang tahu jika dia merupakan anggota dari sebuah perkumpulan seni beladiri.

Orangnya cepat bersosialisasi, orangnya kocak kalau berteman, tapi jika saatnya serius, orang-orang tak ada yang berani menatapnya apalagi mengajaknya bicara.

Dia memiliki tunangan seorang pemilik perusahaan terkenal nomor 1 di dunia sedangkan perusahaan ayahnya merupakan perusahaan di tingkat nomor 2.

Namanya Brian, orangnya tampan, tinggi, pokoknya sempurna di pandangan setiap gadis.

Melisa Dirgantara, dia adalah anak angkat dari pasangan Pramuja Dirgantara dan Mona Dirgantara. Mulanya Nova serta kedua orang tuanya sedang berkunjung ke sebuah panti asuhan. Saat itu Nova msih berusia 7 tahun, dia melihat seorang anak perempuan duduk sendirian di taman panti itu. Dia mengajak anak perempuan itu ngobrol dan dari situ dia menyukai anak perempuan itu. Dia meminta kedua orang tuanya untuk mengadopsinya. Dia adalah Melisa yang merupakan anak perempuan yang suka menyendiri.

Waktu berjalan dengan cepat tak terasa mereka besar, Nova berumur 15 tahun sedangkan Lisa 13 tahun. Dari situ dia iri dengan Nova yang selalu di sayang dan dibanggakan apalagi hidupnya di banding Nova selalu tak dapat memiliki apa pun yang di inginkannya. Padahal dia juga di sayang loh tapi memang sifat manusia itu kalau ke iri hatian tak dapat di kontrok maka akan membiuat orang tersebut hilang kendali.

Dan puncaknya saat Lisa yang di culik, tapi sang penculik melarang Nova untuk memberitahukan tentang penculikan itu pada siapa pun kalau tidak maka adik kesayangannya itu akan di bunuh.

...

Kembali kepada tempat kecelakaan bus. Didalam bus yang sudah tak karuan bentuknya itu terlihat seorang gadis yang mengerang kesakitan perlahan dia mengerjap menyesuaikan situasi kondisinya saat itu. Keadaan yang gelap dan hari yang masih hutan menambahkan suasana yang mencekam menkadi semakin mencekam.

"Ughh, aku ini dimana bukankan aku ada di hutan dan aku dengar yang terakhir di ucapkan gadis tak tahu malu itu akan membuang jasadku ke tengah hutan. Tapi ini?? dimana?, ini sepertinya bus deh," gumamnya. "Akhh kenapa kepalaku sakit sekali," memegang erat kepalanya yang rasanya mau meledak. Kepingan-kepingan ingatan seperti kaset berputar di pikirannya. Selama kepingan ingatan itu tak berhenti selama itu pula kepalanya serasa mau meledak.

perlahan kepingan itu berada di penghujung dan perlahan pula sakit di kepala Dea menghilang.

"Oh jadi aku pindah tubuh nih ceritanya," gumam Dea/Nova.

Ting

Sistem siap beroperasi.

Sebuah sistem yang tampil dihadapan Nova atau Dea sekarang sedang menjalankan atau sedang dalam proses menjelaskan, yang mana berisikan:

Selamat datang di sistem membantu orang yang teraniaya: Dalam sistem ini bagi pengguna akan diberikan misi untuk membantu orang-orang yang tidak beruntung atau bisa dikatakan seperti orang yang dikhianati, di bully, dan sejenisnya. Setiap menyelesaiakan 1 misi maka imbalannya berupa point. Point ini bisa di gunakan untuk memperbaharui sistem maupun membeli perlengkapan yang diinginkan. Setiap misi akan mendapatkan point yang berbeda, tergantung seberat apakah misi itu!

Note: Nama Nova sekarang di tetapkan menjadi Dea, si gadis desa yang polos. Tapi iti cuman gelar nya untuk sekarang, karena jiwanya adalah Nova.

^

^

^

Happy Reading

1.3

Dea dengan teliti mendengarkan dan memperhatikan setiap penjelasan dari sistemnya.

"Kak," lirih seseorang di samping Dea.

Dea pun langsung melihat ke sampingnya, terlihat Rio yang setengah sadar mencari kakaknya.

"Ah aku hampir lupa kalau pemilik tubuh ini memiliki adik, tapi syukurnya adiknya ini penurut dan baik, tidak seperti adik sialan ku itu,"

Ting,

"Hallo bos," panggil seseorang yang tertuju tak tahu kepada siapa.

Dea mendengar itu terlonjak kaget. "Eh buset, siapa sih, buat orang kaget aja, syukur gak ada riwayat penyakit jantung," gerutu Dea.

"Eh apa ini, kamu siapa, bentuk mu aneh, mirip kucing tapi kok badanmu mirip panda ya," ucap Dea memperhatika si objek bicara.

"Yup bos, saya adalah pemandu dari sistem ini, karena bos sudah terpilih untuk menjalan setiap misi dari sistem ini maka saya sebagai pemandu bos akan siap membantu.

"Benarkah?" dengan wajah berbinar-binar Dea melanjutkan ucapannya. "Lalu selain untuk menjalan kan misi apa lagi kegunaan sistem ini? Apakah kau bisa membantuku menolong orang-orang yang terluka disini," jiwa keprimanusiaan Dea terbuka kepada orang yang memerlukan bantuannya. Berbeda dengan orang yang jahat padanya, maka bersiaplah akan mendapatkan balasan berkali-kali lipat.

"Bisa sih bos, tapi tidak bisa menghidupkan orang mati," ucap pemandu.

"Ya iya aku mau, kan kataku yang selamat aja, aku juga gak mau menghalangi takdir kematian orang," ucapnya. "Oh ya kau memiliki nama tidak, masa aku harus memanggilmu pemandu,"

"Saya tidak memilik nama bos, karena saya baru di buat,"

"Oh, kalau begitu bagaimana kalau namamu Zon,"

"Boleh," sahut Zon.

"Kalau begitu beritahu aku cara menolong mereka terutama adik ku di samping ini, ku pikir akan lama jika menunggu tim penyelamat datang,"

"Tenang bos, kau hanya perlu mengumpulkan mereka dalam satu tempat dan membalut luka mereka,"

"Baiklah akan ku mulai,"

Dea pun menolong orang-orang yang masih bernafas. Dia mengeluarkan orang-orang itu dari dalam bus. Karena di dalam bus ini bau solar sangat pekat dan akan menambah sesak nafas.

selama satu jam Dea berhasil mengeluarkan sepuluh orang, karena hanya itu yang selamat beserta dirinya dan adiknya. Dia membersihkan dan membalut luka korban. Berbekalkan barang-barang dari korban yang dapat di gunakan untuk membalut maupun membersihkan luka. Meskipun lulusan kedokteran, dia tak berani mengambil resiko, karena dia masih perlu pembimbing untuk meyakinkan dirinya sendiri untuk menolong orang yang terluka. Dia tak ingin mengalami kegagalan yang membuat keadaan pasien menjadi semakin gawat.

cahaya pagi remang-remang yang dapat di pastikan jam menunjukkan jam 6 pagi lewat atau kurangnya tidak tahu.

Saat hari sudah siang seutuhnya tim penyelamat datang menyelamatkn para korban.

Dea, adiknya beserta korban yang selamat maupun tidak di bawa kerumah sakit terdekat.

Dea yang memang tak pingsan saat di temukan oleh tim penyelamat memilih menunggui adiknya. Tak lama Rio sadar.

"Kak, kita di mana?" tanya Rio.

"Kita di rumah sakit," jawab Dea.

"Syukurlah kita berdua selamat," ucap syukur dipanjatkan Rio, karena dirinya dengan kakaknya selamat dari kecelakaan maut itu.

"Ahhh, kau tidak tahu saja, kalau kakak mu yang sebenarnya sudah tiada dan digantikan dengan jiwaku," batin Dea dan untuk merespon Rio dia hanya tersenyum.

Tak terasa sehari mereka sudah berada di rumah sakit dan sekarang waktunya untuk keluar. Bertepatan mereka berdua keluar datang seorang perempuan dengan pakaian yang err, seperti pekerja malam.

"Dea, Rio, syukurlah kalian baik-baik saja," ucap Sofi. Dia adalah orang yang menawarkan pekerjaan kepada Dea saat di kampung. Dia juga sebenarnya se desa dengan Dea. Dia merantau ke kota dan kembali dengan keberhasilan dan oleh sebab itu Dea juga ingin berhasil sepertinya.

Nova yang sekarang adalah Dea merupakan orang yang bisa dikatakan jenius dan tak mudah di bodohi. "Wah dari pakaian nya saja aku tahu dia ini bekerja di mana, pantesan berhasil menjadi orang kaya dalam waktu singkat. Ah memang pemilik tubuh yang asli ini terlalu polos tak tahu jika pekerjaan yang akan di berikan si Sofi ini merupakan pekerjaan yang tak benar," batin Dea.

"Ah Kak Sofi, iya syukurnya kami selamat," bulan Dea yang merespon tapi Rio.

Dea diam saja dengan pandangan datarnya, berbeda dengan Dea yang asli selalu murah senyum dan lugu.

"Ayo-ayo, kalian mendingan tinggal di rumah ku dulu, pasti kalian lelah," ajaknya.

Dea dan Rio mengikuti, dan menaiki mobil Sofi.

Di dalam mobil Rio kagum dengan keberhasilan Sofi yang asalnya hanya orang desa.

"Wah kak, kakak jadi orang kaya, mobil kakak ini sangat bagus," kagum Rio.

Dea? dia mah biasa aja, kan bukan Dea yang berasal dari desa, tapi Nova yang merupakan seorang jenius, ceo sebuah perusahaan.

"Ah biasa aja, nanti jika kakakmu bekerja di tempatku, mobil seperti ini mudah saja di dapatnya," ucap Sofi.

"Ya tentu, kalau jadi ja***g akan mudah mendapat uang, tapi maaf aku bukan Dea yang polos yang dapat dibodohi, aku akan menjadi kaya dengan cara lain, aku seorang ceo dan jenius ini, akan memulai dari 0," batin Dea.

Mereka berhenti di sebuah pagar yang di dalamnya terdapat bangunan yang cukup mewah.

"Wah kak apakah ini rumah kak Sofi?" kagum Rio.

"Ya," jawab Sofi.

Pagar pun terbuk dan mobil masul kedalam.

"Ayo turun dan masuk rumah," ajak Sofi.

Tak terasa malam, malam pun tak terasa berganti pagi. Dan sekarang waktunya Dea mencari rumah sewa untuk dia dan adiknya tinggal. Sebenarnya Sofi meminta Dea dan Rio tinggal di rumahnya, tapi Dea tak ingin rencananya akan berantakan.

"Ah baiklah kalau kalian tak mau, kalau begitu setelah kalian menemukan rumah kontrakan kalian cari aku dan aku akan membamu Dea bertemu bos ku untuk pekerjaan," jelas Sofi.

"Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu," ucap Dea seraya pergi. Sebenarnya Dea menerima tawaran Sofi hanya ingin bersenang-senang. Bulan berseng-senang dalam hal menjadi ja**g, tapi bersenang-senang untuk membuat kericuhan.

Dea berhasil menemukan rumah kontrakan sederhana dengan dua kamar, satu kamar mandi, ruang tamu dan dapur.

Dan saat malam hari Dea mendatangin rumah Sofi sendirian. Dia tak mau Rio ikut karena akan menghambat rencananya.

"Yo kita berangkat, kau pasti akan kaya dengan cepat, dengan parasmu yang cantik ini kau tak akan kesusahan lagi," ucap Sofi dengan seringaian tipis. Tapi bukan Dea namanya jika tidak melihat itu.

"Benarkah? aku jadi tak sabar," Dea berpura-pura antusias dan berbinar.

Satu jam mereka pun sampai pada jam sembilan malam. Ya Dea yang sebenarnya jiwanya adalah Nova menebak dengan benar. Pekerjaan yang di tawarkan oleh Pasti ngeja***g.

Mereka berdua berhadapab dengan seorang wanita yang menurut Dea cukup berumur tapi tak menutupi kecantikannya karena make up dan pakaian mewah yang di gunakannya.

"Madam, ini gadis yang saya maksud, cantik kan?" ucapnya bangga pada diri sendiri.

"Kau benar, aku pasti akan untung besar," ucap Madam sedikit berbisik pada Sofi.

Dea dia hanya memasang tampang sok polos dan tak tahu apa-apa, agar tak menimbulkan kecurigaan, jika dirinya tahu akan pekerjaan yang akan di berikan oleh kedua wanita di hadapannya ini.

^

^

^

Happy Reading

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!