NovelToon NovelToon

REVLA

Hari yang paling sial.

Suasana pagi yang cerah dan matahari yang  bersinar memancarkan kecantikan seorang siswi remaja yang sedang duduk sambil membawa koper serta tas branded mewahnya, dengan balutan dress cassual yang sangat cocok dengan tubuh idealnya.

Dia adalah Raqilla Audrey Derandra. Tampaknya gadis tersebut sedang menunggu taksi yang sudah ia pesan sedari tadi, sambil mendengarkan musik dan memainkan hp untuk menghilangkan rasa jenuhnya.

"Lama banget tu taksi mending gw minta jemput Abang aja," celoteh nya sambil membuka layar handphonenya.

Qilla pun akhirnya memutuskan untuk menelfon dan meminta Abangnya menjemput dirinya di bandara. Pasalnya taksi yang sedang ia pesan sedari tadi tidak kunjung datang.

"Hufttt gak diangkat lagi, kemana sihh tu orang, gak ada yang peduli apa sama gw capek tau nunggu lama lama disini, itu si taksi mana lagi lama banget datangnya," celoteh Qilla yang dari tadi mengomel-ngomel tidak jelas sendirian.

Sesekali Qilla menghembuskan nafas kasar karena taksi yang ia tunggu sampai sekarang belum juga datang.

"Astaghfirullah sumpah ya tu orang niat kerja gak sih, orang udah dandan kayak gini nunggu lama tuh malah mirip gembel lagi sekarang, gak mau uang kali yah tu orang," umpatan Qilla sambil membenarkan penampilan nya.

Selang beberapa menit tibalah taksi yang di tunggu-tunggu, Qilla segera masuk dan membanting pintu dengan gusar.

...----------------...

...🌲DI DALAM TAKSI🌲...

"Pak lama amat jenggotan ni gw nungguin nya," kesal Qilla sambil membenarkan tas nya.

"Maaf atuh Neng Bapak teh tadi ke bengkel ban mobilnya bocor dijalan tadi Neng," jawab sang pengemudi tak enak hati.

"Iya iya gw maafin mumpung lagi baik ni, udah Pak buruan jalan keburu magrib ni."

"Eh siapp Neng," ucap pengemudi sambil menggerakkan tangan seperti sedang hormat.

(Gak Upacara atuh bapak malah hormat)

eh diem lu terserah author mau nulis apaan ini nih kalo mulut dapet dari give away (Hehehe baperan).

Disaat dalam perjalanan tiba-tiba mobil taksi tersebut berenti dengan mendadak dipinggir jalan.

Qilla yang sedang membenarkan lipstik dengan ketelitian, seketika menjadi berantak kan.

"Woi Pak kalau nyetir tu yang bener dong, lah napa berenti disini kan belom sampe.. Pak?" tanya Qilla dengan raut muka linglung.

"Emm ini Neng mobilnya kok tiba-tiba mogok ya," jawab Pak supir kebingungan.

"Haduhhh terus gimana ini Pak?" tanya Qilla lagi.

"Mending Neng bantu Bapak dorong mobil nya aja Neng, siapa tau abis didorong bisa jalan lagi," kata Pak supir.

"What! apa pakk? bapakk suruh saya dorong ni mobil?"

"Bapak ini gak tau apa saya tu udah lama ya nunggu Bapak dateng terus sekarang Bapak nyuruh saya untuk dorong mobil ini? masa cewek secantik saya disuruh dorong mobil sih Pak," celoteh Qilla yang nampaknya sangat kesal.

"Yaa Neng terus mau gimana lagi, masa Bapak yang mendorong ini mobil, emang Neng bisa bawak mobil? nanti kalau nabrak gimana hayo?," tanya Pak supir kepada Qilla

"Lah iya ya gw kan gak lancar banget bawa mobil nanti kalau nabrak gimana, haduh terpaksa gw harus gw dorong ni mobil," (Ucap Qilla dalam hati).

Aqilla pun membuang nafasnya dengan kasar.

"Makanya Pak sebelum pergi itu di cek dulu nanti ada yang rusak atau gimana kan repot jadinya kalau gini," ujar Qilla.

Dengan sangat terpaksa Qilla mengiyakan kata pak supir untuk mendorong mobil taksi tersebut. Qilla pun turun dan mulai berjalan ke arah belakang mobil untuk mendorong nya.

"Satu.. dua... tiga.."

"Pak mesinnya udah nyala belom," teriak Qilla sambil mendorong dengan sekuat tenaga.

"Belom Neng dorong aja terus Neng, semangat dikit lagi sampai di bengkel," teriak Pak supir.

"Apes banget ni gw, adoh mana ni baju udah apek."

"Aaaa kesel banget gw," celoteh Qilla sambil menendang ban mobil.

Usaha Qilla tidak sia-sia akhirnya mereka sampai di bengkel dan langsung membenarkan ban mobil taksi tersebut. Sementara Qilla harus menunggu untuk kesekian kalinya. (bucin terus).

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya ban mobil tersebut sudah di perbaiki. Qilla langsung masuk kedalam mobil dan merebahkan tubuh nya yang capek.

Bagaimana tidak capek Qilla yang mempunyai postur tubuh dengan kekuatan yang tidak terlalu besar harus mendorong mobil sendirian.

"Huh remuk ni tulang gw," rengek Qilla sambil merebahkan tubuhnya sejenak.

"Nahh.. Neng sekarang teh kita bisa jalan lagi," ujar pengemudi dengan semangat.

"Iya Pak, gw mau tiduran dulu yah kan perjalanan masih jauh," ujar Qilla sambil membuka gadgetnya.

"Iya Neng beres itu mah." Pengemudi langsung menjalankan mobil ketempat tujuan.

Diperjalanan Qilla menyempatkan membuka aplikasi Tiktok untuk menghibur diri sendiri.

"Tarikk sis... semongko." Qilla menirukan gerakan dari layar gadgetnya.

Qilla yang tengah asik berjoget layaknya artis tik tok, tiba-tiba terhenti akibat sang pengemudi mengerem secara mendadak.

"Aku suka body goyang mama muda mama muda.. aduh napa lagi sihh." Qilla menghempaskan gadgetnya.

"Ini Neng, itu ibu-ibu didepan menghadang jalan," ucap sang pengemudi dengan wajah bingung.

"Ya ampun dasar emak-emak"

"Buk permisi kita mau lewat," teriak Qilla dari dalam.

Bukannya memberi jalan ibuk tersebut malah mengetuk kaca mobil dengan kencang.

...----------------...

...💃SELA PERJALANAN💃...

"Pak-pak tolong anterin saya ke dokter Pak, aduhh perut saya sakit Pak," tutur bumil sambil memegangi perutnya.

"Tapi Buk kami lagi buru-buru ni Buk," ucap Qilla.

"Aduhhh Nak, Ibuk gak kuat lagi tolong udah mau keluar ini Nakk," ujar Bumil yang sedang merintih kesakitan.

"Eh ehh ehh emm.. yaudah naik sini Buk saya bantu," ucap Qilla sambil membantu Bumil naik ke mobil.

"Sabar yah Buk saya puter balik dulu." ucap pengemudi sambil terburu-buru.

Mereka sekarang sedang menuju ke rumah sakit terdekat, Qilla maupun Pak supir nampak sangat panik pasalnya sedari tadi Bumil terus menerus merintih kesakitan.

"Aduhhh Pakk bisa cepetan gak ini saya udah gak tahan," ucap Bumil dengan bercucuran keringat yang cukup banyak.

"Iya Buk sedang saya usahakan, Ibuk sabar sedikit yaa," jawab Pak supir panik.

"Duh duh sakit bangetttttt perut saya, aduh! sakit," ucap Bumil sambil menjambak rambut Qilla.

"Aduh buk bukk sakit bukk, kok Ibuk jambak sih rambut saya," ujar Qilla juga merintih kesakitan akibat Bumil yang menarik rambutnya dengan sangat kuat.

"Pakk cepetan dikit donggg sakit nih rambut saya di jambak teruss bisa rontok semua ni rambut," celoteh Qilla mengomel-ngomel tidak jelas.

"Haduh ni Ibuk-ibuk nyusahin aja deh, udah dibantu malah rambut gw dijambak lagi. Bisa lepas semua ni rambut gw.

Memang yaa ada aja halangan mau pulang kerumah." (Gerutu Qilla sambil memanyunkan bibirnya kedepan).

"Lagian si Ibukk suaminya mana sih masa Ibuk lahiran suaminya gak ada," celoteh Qilla lagi dengan kesal.

"Su..su..aaa..mi.. sa..yaa... lagi kerja.. aww sakit haduhhh," jawab Bumil sambil tetap menjambak rambut Qilla.

"Duh repot nii, emm cepetan Pakk ihh lama banget sihh Pakk udah gak tahan juga ni saya udah kayak gembel gini," ujar Qilla sambil marah-marah.

"Iya iya sabar tahan dulu ya Neng, ini  sebentar lagi sampai," jawab Pak supir.

Setelah berada cukup lama di mobil akhirnya mereka telah sampai dirumah sakit dan mereka segera mengantarkan Bumil untuk melahirkan.

Setelah mengantar bumil kerumah sakit, dan sudah melewati rute yang melelahkan. Akhirnya Qilla tiba dikediaman keluarga nya.

Qilla pun sampai di sebuah rumah mewah yang bernuansa emas dengan patung air mancur dan sebuah kolam ikan didepan rumah yang semakin menambah kemewahannya.

Qilla menginjakkan kaki didepan teras rumah nya dan mengetuk pintu, tapi tidak ada sahutan dari dalam rumah. Dia juga merasa bahwa tidak ada orang disini atau rumahnya di jual kali yah. (Yee dijual, orang ni rumah isinya sultan semua buat apa di jual).

"Sepi banget ni rumah apa bokap gw lagi pada keluar yah," ujar Qilla nampak binggung.

Karena tidak ada orang yang menjawab Qilla pun mencoba untuk membuka pintu, siapa tau tidak terkunci dan ternyata pintu tersebut memang tidak terkunci dengan segera Qilla langsung masuk ke dalam rumah tersebut.

"Surprise!!!" teriak seisi rumah tersebut.

Qilla sangat terkejut, dia kira tidak ada orang sama sekali dirumah ini dan dia juga mengira tidak ada yang peduli saat dia pulang ke Indonesia.

"Selamat datang Sayangnya Momy."

"Momy sama Dady kangen banget Sayang sama kamu," ujar sang Momy sambil memeluk Putri kesayangannya.

"Kirain Qilla, Momy sama Dady gak peduli lagi sama Qilla," jawab Qilla sambil memasang ekspresi cemberutnya.

"Aduhh gak mungkin dong Sayang, Momy lupa sama anak sendiri," ucapnya sambil menuntun Qilla membawa barang-barang kedalam rumah.

"Ini juga lo Abang gw apa bukan sihh, gw butuh lo malah ngilang," rengek Qilla lalu membuang muka.

"Hehe maafin Abang yah," ucapnya sambil menusuk-nusuk pipi Qilla.

"Lo jadi Abang gak guna, minggir gw capek mau istirahat," jawab Qilla Sambil mendorong bahu Rendy.

"Dih susah emang kalo kebo lgi ngamuk," sewot Rendy.

"Bodo mana ada kebo cantik kayak gw, ngawur lo"

"Mom Dad Qilla mau istirahat dulu yah," pamit Qilla Sambil memeluk mereka.

"Iya Sayang ntar biar Abang yang beresin barang-barang kamu," ucapnya sambil mengelus kepala anak kesayangan nya.

"Dih males banget gw," rengek Rendy tidak terima.

"Abang gak boleh gitu," tegas Dady.

"Iya iya Abang beresin, susah kalo kepala suku udah ngomng," kesal Rendy Sambil membawa satu persatu tas milik Qilla.

Tak heran lagi Rendy setiap minggu atau pun setiap hati pasti selalu berkunjung kerumah keluarga Qilla.

-

Selamat membaca semoga suka:)) Jangan lupa tinggalkan Vote, Like dan Komen ya! terimakasih🤗

Suasana baru.

...🐣KAMAR QILLA🐣...

"Huaaa udah berapa tahun ni kamar gw tinggalin ternyata semuanya gak berubah tempat ya, hehe Momy tau aja kalo gw gak suka barang milik gw di ganggu," tutur Qilla sambil merebahkan tubuhnya dan memperhatikan kamarnya.

"Hem gw buka sosmed ah siapa tau ada kabar terbaru," ungkap Qilla sambil memainkan ponselnya.

Tiba-tiba selang berapa lama dia sudah terlelap dalam mimpinya. Sepertinya Qilla begitu lelah seharian ini banyak sekali yang menguji kesabarannya.

Beberapa jam kemudian-

Qilla tebangun dari mimpinya, ternyata jam telah menunjukkan pukul 17.53. Qilla pun bergegas mandi dan bersiap untuk sholat magrib.

"Hoamm jam berapa ni," ujar Qilla dengan suara serak dan mengumpulkan kesadarannya. (Maklum habis bangun tidur wkwk).

"Astaghfirullah lama banget gw tidur, pantes Abang manggil gw kebo"

"Oke Qilla kita mandi trus sholat abis itu makan," ujar Qilla monolog.

Selang beberapa menit pintu kamar terbuka ternyata Momy datang memberitahu Qilla untuk sholat berjama'ah.

"Sayang udah bangun?" tanya Renata Sambil membuka pintu.

"Hoam udah Mom ini Qilla mau mandi," ucap Qilla sambil mengucek mata.

"Ya udah buruan mandi trus langsung kebawah kita sholat barengan, tuh Dady udah nungguin," tutur Momy sambil melenggang kebawah.

"Siap bos que." Setelah Momy menutup pintu, Qilla langsung bergegas mandi dan bersiap untuk sholat.

...✨RUANG SHOLAT✨...

"Woi dek buruan, entar abis ni waktu solat," teriak Rendy dengan kesal.

"Yee sabar napa, pms lu ya," ledek Qilla.

"Lo lama banget tau gak, bukannya buruan malah lemot kayak siput, lo dandan dulu kan tadi ngaku gak," sewot Rendy sambil menunjuk Qilla.

"Dih paansi lo," balas Qilla tidak setuju.

"Sudah-sudah kita mau sholat bukan mau tawuran," tegas Derandra memperingati.

Setelah cekcok tak jelas tadi akhirnya mereka melaksanakan sholat, setelah sholat biasanya di keluarga Derandra mereka berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama.

"Qilla Sayang ayok kita makan malam," teriak Momy memanggil Qilla yang sedari tadi tidak keluar dari kamarnya.

"Bang adek kamu tu panggil ini udah masuk  waktu makan malam kok dia belum turun-turun dari kamarnya," ujar Renata.

"Halah palingan tu anak tidur lagi mom," ledek Rendy.

"Udah udah coba kamu samperin Bang ke kamarnya sana ajak dia kesini," suruh Derandra.

"Iya iya," jawab Rendy malas.

Rendy pun menaiki tangga untuk menunju ke kamar Qilla, disitu dia melihat pintu kamar Qilla sedikit terbuka dan ternyata Qilla sedang memindahkan pakaiannya ke lemari.

Rendy pun membuka pintu dan mulai masuk ke dalam kamar Qilla. Tanpa Qilla sadari Rendy sudah ada di dalam kamar dan duduk di atas kasur.

"Ehh dek lo di panggil Momy sama Dady tu disuruh makan malam dari tadi juga," ujar Rendy.

"Astaghfirullahalazim, eh lo kalau mau masuk kamar orang ketuk pintu dulu atau salam ini malah langsung masuk aja untung jantung gw gak copot," celoteh Qilla dengan sinis.

"Lah salah lo sendiri dong, lo gak liat apa gw masuk tadi lagian Momy sama Dady dari tadi udah manggil lin lo, ternyata lo gak cuman kebo tapi juga budek," ucap Rendy dengan menatap Qilla tak kalah sinis.

"Eh Bang lo gak liat apa gw lagi ngapain? Capek ni nyusun pakaian bukannya bantuin malah diomelin sialan lo," jawab Qilla sambil membuang muka.

"Dih ogah salah lo sendiri lah napa banyak banget bawak beginian, udah tau disini juga ada baju mau pindahan lo?" tanya Rendy ngeledek.

Qilla membuang nafasnya dengan kasar.

"Dasar Abang sialan lo!" Qilla langsung menimpuk muka Rendy dengan bantal.

"Eh eh ya ampun ini ada apa sihh, Qilla Rendy! disuruh makan malam aja susah banget udah pada gede juga, udah sana buruan turun kalian ini yaa berantem terus kerjaan nya," ucap Dady dengan nada sedikit tinggi.

"Iya Dad, Abang yang mulai duluan," tunjuk Qilla sambil beranjak dari tempat duduk nya.

"Apalo hah," tegas Rendy tak kalah sengit.

...⚡RUANG MAKAN⚡...

"Wuah Momy masak ayam kecap, udah lama gak makan masakan Momy," sorak Qilla bersemangat dengan wajar berbinarnya.

"Iya dong Sayang," jawab Momy dengan lembut.

Mereka pun makan dengan tenang, karna Derandra menegaskan kepada keluarganya bila makan tidak boleh ada yang berbicara.

Tengah anteng-antengnya makan Qilla dan Rendy kembali cekcok pasal rebutan ayam yang memang tinggal satu.

"Lagi ah ayamnya," ucap Qilla sambil mengambil ayam.

Ternyata Rendy dan Qilla kompak untuk mengambil ayam tersebut dan mereka menatap satu sama lain dengan sinis.

"Woi gw duluan," protes Rendy dengan mata tajam.

"Gw yang duluan bambang," balas Qilla tak mau kalah.

Derandra yang memperhatikan gerak gerik mereka hanya berguman.

"Hmm," tegurnya dan tetap melanjutkan makan.

Qilla dan Rendy saling menatap mengisyaratkan bahwa mereka siaga satu, mereka pun mengurungkan untuk mengambil ayam.

"Eh Qilla gak jadi bang udah kenyang soalnya," ucap kita sambil menyengir.

"Gw juga gak jadi dah, gw kan diet," balas Rendy sambil minum.

Selesai makan mereka semua kumpul diruang tamu untuk menonton tv. Tidak terkecuali Qilla yang sibuk sendiri dengan handphone nya.

Derandra yang awalnya duduk di samping Renata sekarang pindah duduk di samping Qilla.

"Qilla besok pagi ikut Dady ke sekolahan Dady ya, Dady mau kamu lihat-lihat sekolah nya," ujar Derandra kepada Qilla.

"Ngapain sih Dad, Qilla males ah mending dirumah rebahan," jawab Qilla dengan mata terfokus ke handphone.

"Yaa Dady mau ajak kamu lihat-lihat sekolah aja Qilla, siapa tau kamu mau pindah sekolah gitu ke sekolah Dady," balas Derandra.

"Males ah Dad, ngapain juga pindah sekolah," jawab Qilla malas.

"Udah Sayang ikut aja cuman bentar juga," ucap Renata dengan ikut duduk di sebelah Qilla.

"Tau malesan banget sih jadi orang," ujar Rendy dengan nada ngeledek.

"Ihhh apaan sih lo Bang nyambung aja kaya tiang listrik kalau orang lagi ngomong."

Qilla menarik nafasnya pelan, "Iya iya Qilla ikut deh."

"Nah gitu dong yaudah pada tidur sana besok pagi-pagi harus pada bangun ya, termasuk kamu Qilla," ucap Dady lalu bangkit dan meninggalkan Qilla.

"Dah Sayang Momy tidur duluan ya, kamu juga sama Rendy udah tidur sana," ujar Renata lalu pergi dan meninggalkan Qilla juga.

"Ihh masa di tinggal berdua sama ni kutil badak, mending gw ke kamar," ucap Rendy sambil membuang muka dan langsung menuju ke kamarnya.

"Ehh ngomong apa lo? Sembarangan banget masa gw yang cantik ini di panggil kutil badak gila kali ya, emang nya gw mau juga apa berduaan sama lo disini bisa stress juga gw," jawab Qilla sambil ngomel-ngomel ke Randy dan langsung masuk ke kamarnya.

Sesampainya dikamar Qilla langsung merebahkan tubuhnya ke kasur, dan tak lama Qilla pun terlelap.

"Sayang ayo bangun, Qilla bangun buruan mandi." Pagi-pagi buta Renata membangunkan putri kesayangannya.

Pasalnya Derandra ingin mengajak Qilla ke sekolahnya hanya sekedar melihat-lihat dan memberitahu murid-murid bahwa Putri kesayangannya telah pulang dari London.

"Ehm." Qilla meregangkan Ototnya.

"Qilla ayo bangun Sayang," ucap Renata sambil membuka tirai.

"Ehm paan Mom masih pagi juga," saut Qilla sambil Memutar posisi tidurnya.

"Hmm anak ini, ayo bangun," tegas Renata sambil menarik selimut yang membaluti tubuh Qilla.

"Mom 10 menit lagi aja ya mom," ucap Qilla sambil memeluk bantal guling nya.

"Ehh gak ada 10 menit tan udah jam berapa ini Qilla ayok bangun tuh Dady udah nungguin cepet," jawab Renata dengan langsung menarik tangan Qilla untuk berdiri.

"Ya ampun Momy iya iyaa," ucap Qilla dengan mengucek matanya.

"Dah kamu mandi sudah itu ke meja makan kita sarapan pagi sama-sama dulu baru kamu ke sekolah ikut Dady," ujar Renata lalu meninggalkan Qilla yang sedang mengumpulkan nyawanya.

-

Selamat membaca:) Jangan lupa tinggalkan jejak Vote, Like, dan Komen ya! Terimakasih 🤗

Misi baru.

"Ya ampun Qilla mana sih lama banget dandan nya," gerutu Derandra yang sedari tadi melihat ke arah jam tangannya.

"Dady Abang ikut yah mau liat tim junior basket Abang disekolah," ucap Rendy.

"Iya terserah kamu, tapi ini Qilla nya mana lama banget." Derandra mengembuskan nafas pelan.

"Lah belum selesai juga tu anak dandan nya perasaan pas makan tadi udah siap deh dia." Sambil melihat kearah jam dihandphone nya.

Baru lah di omongin ternyata Qilla sudah keluar dari rumah nya dan langsung menuju ke mobil.

Rendy yang melihat Qilla sudah keluar dari rumah langsung menunjuk kearahnya "Nah itu dia orangnya Dad," ujar Rendy.

"Heh kemana aja sih lo baru selesai dandan aja lama banget, kasihan tu Dady mau buru-buru pergi."

"Yaelah Bang lebay banget cuman bentar kok gak lama, ni lipstik gw ilang pas makan tadi rambut gw juga berantakan jadi gw ke kamar dulu mau benerin rambut sama lipstik gw gak sampai satu jam juga nunggu," ucap Qilla panjang lebar.

"Ehh udah-udah masih pagi juga pada berantem pusing ni Dady dengernya, Rendy gak usah mulai buat keributan duluan," ucap Derandra agak tegas.

Qilla seketika menahan tawanya, karena dia melihat raut wajah Rendy yang begitu lucu kalau sedang di marahi.

"Kamu juga Qilla lama banget dandannya, udah ditelponin orang ni Dady kebiasaan banget ngaret waktu." Tak hanya Rendy, Qilla juga ikut kena marah oleh Dady nya.

Semua terdiam, selama perjalanan tidak ada yang memulai percakapan duluan. (Emang kalau Dady udah marah dahh ngalah semua tu, takut semua sama Dady wkwk).

Perjalanan yang membosankan menurut Qilla tidak ada yang menarik, dari pada seperti ini mending dia kebutik Momy nya siapa tau bisa jadi model untuk baju keluaran baru dan bisa nambah uang jajan.

Akhirnya mobil Alphard tersebut memasuki wilayah sekolah, Qilla kagum dengan sekolah milik keluarganya, dekorasi yang bernuansa minimalis namun mewah.

"Ayo turun, kalian mau ikut keruangan Dady atau mau lihat-lihat sekolahnya?" tanya Derandra sambil membenarkan dasi.

"Qilla mau lihat-lihat sekolahnya Dad, bosen kalo di ruangan Dady," jawab Qilla Sambil memakai parfum.

"Nah kalo gitu lo ikut gw," ajak Rendy sambil membuka pintu.

"Kalo gitu Dady duluan yah," ucap Derandra sambil mengelus kepala Qilla.

"Bang gw udah cantik belom?" tanya Qilla memperhatikan penampilannya.

"Iya lo mau gimana modelnya udah cakep, kalo gak cakep berarti bukan adek gw," jawab Rendy berjalan duluan.

"Yee sekate-kate lu, eh tungguin woi," ujar Qilla sambil menyusul Rendy.

Mereka melewati koridor sekolah, banyak sekali yang memperhatikan mereka terutama Qilla. Wajar saja ini kali pertama Qilla berkunjung, terakhir kali Qilla kesini sebelum sekolah ini di buka yah masih proses pembangunan.

"Kak Rendy"

"Aaa senyumnya manis banget"

"Kak foto dong"

"Ih sapa tu deket-deket gebetan gw"

"Cihh sok cantik banget"

"Hallo cantik, bagi wa dong"

Begitulah sautan murid-murid di sepanjang jalan.

Qilla menatap Rendy mengisyaratkan bahwa ada yang mengejeknya Rendy yang paham dengan raut wajah Qilla langsung menasehati.

"Udah gak usah di dengerin, mereka gak tau siapa lo," tegas Rendy sambil menggenggam tangan Qilla.

"Bang kita duduk di situ yok," ajak Qilla untuk duduk di pinggir lapangan yang memang sudah disediakan tempat duduk.

Mereka duduk bersama sambil melihat kearah lapangan yang terdapat tim basket sedang latihan.

"Woi lo semua sini kumpul," isyarat Rendy untuk mengumpulkan tim adik kelasnya.

"Bang gw mau ke toilet bentar yah," ujar Qilla meminta izin.

"Iya tau kan tempatnya, mau gw temenin gak," ucap Rendy Sambil menyisir rambutnya.

"Gak usah elah gw gak bakal ilang disini," jawab Qilla sambil melenggang pergi.

Sedari tadi anak-anak basket hanya mendengarkan pembicaraan mereka.

"Bang sapa tu, bening bener dah," ujar Radit sambil melihat Qilla dari kejauhan.

"Adek gw napa naksir lu."

"Hehe gak bang nanya doang, kali aja bisa dapet," ucap Radit sambil menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"Haduh ini ke kanan atau kiri ya, kok gw agak lupa," ucap Qilla yang sedang kebingungan.

"Nyari apa yaa?" tanya seorang murid siswa perempuan.

"Ehh emm ini saya mau cari toilet dimana yaa? saya agak lupa soalnya," jawab Qilla dengan terbata-bata.

"Ooh toilet, ayok ikut saya." Tiba-tiba tangan Qilla langsung ditarik oleh anak perempuan tersebut.

"Nah disini toilet perempuan nya, mau saya tungguin atau saya tinggal?" tanya seorang anak perempuan itu lagi.

"Eh makasih loh udah dianter kesini, tinggal aja gak papa kok."

"Yaudah saya duluan yaa," ucap seorang anak perempuan itu

"Eh tunggu nama kamu siaa....paaa.." Baru saja Qilla ingin menanyakan nama, tapi anak perempuan itu sudah pergi begitu saja.

"Baru aja gw mau kenalan eh udah nyelonong pergi, yaudah deh nanti kalau ketemu lagi gw tanyain namanya," ucap Qilla manolog.

Sesampainya di toilet Qilla mendengar suara tertawa sangat kencang. Qilla pun langsung mendatangi suara tertawa tersebut.

"Ehhh adek kelas lo jangan sok cantik ya emang lo siapa sok deketin Revan lagi, ngaca dong muka pas-pasan kaya lo gak cocok ya sama Revan," ujar Gishel sambil menyiram seorang anak perempuan lugu seperti menyiram sebuah tanaman.

Qilla yang geram tadi pun langsung menghampiri dan menyiram kembali Gishel.

Gishel terlihat nampak sangat marah, pasalnya disekolah ini tidak ada yang berani mendekati ataupun melawan seorang Gishel.

"Ehh siapa lo hah beraninya ya lo nyiram gw kaya gini, lo gak tau gw siapa disini," ujar Gishel sambil melihat dari ujung kepala sampai kaki Qilla heran.

"Apa lo hah? lo siapa emang disini? Sekolah ini punya bapak lo apa? beraninya sama yang beginian lemah lo cuman karena cowo aja lo kaya gini," jawab Qilla tak kalah sengit.

"Oh lo jangan-jangan anak baru ya disini, jangan macem-macem ya lo sama gw disini awas lo, kalau bukan karena lo anak baru dah gw bales lo, gw pastiin lo gak bakal tenang sekolah disini karena lo udah ganggu gw!" jawab Gishel dengan penuh amarah dan langsung meninggalkan Qilla dan seorang anak perempuan tersebut.

"Kamu gak papa kan? atau dia udah pukul kamu? atau ada luka? kita ke UKS aja ya," tanya Qilla cemas.

"Ehh gak papa kok kak aku udah biasa di giniin, lagian kakak kok mau sih nolongin aku dari Gishel," ujar anak perempuan itu.

"Ya masa kamu di gituin aku gak nolongin, udah-udah gak usah dibahas mending kamu genti deh pakaian kamu dari pada masuk angin oh iyaa ini aku ada jaket pakai aja," ucap Qilla sambil memberikan sebuah jaket untuk anak perempuan itu.

-

Selamat membaca:)) Jangan lupa di vote, like, komen, dan dijadiin favorit kalau kalian suka sama ceritanya ya! terimakasih🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!