Aldebaran Tersenyum bahagia menginjak kan kakinya kembali di tanah kelahiran sang mami yaitu Indonesia. selepas menyelesaikan pendidikannya beberapa tahun ini di Eropa. Kehidupannya yang bebas selama berada di Luar Negeri, membuat Aldebaran hampir mengencani semua wanita cantik di kampus. karena baginya begitu mudah mendapatkan wanita yang seenaknya dinikmati dan diganti.
"Selamat datang Tuan muda," ucap sopir keluarga menunduk hormat
"Mmmhhh" berjalan angkuh masuk ke dalam mobil
Tengah asyik menikmati alunan musik, sambil berselancar di dunia Maya, tiba-tiba mobil rem mendadak membuat Aldebaran hampir jatuh ke jok depan mobil.
"Bisa nyetir nggak sih ?" memarahi sopir tanpa tahu kejadian sesungguhnya.
"Maaf Tuan muda, mobil kita seperti menabrak tubuh seseorang" pak sopir berbicara dengan suara bergetar.
"Hey turun" ucap orang- orang mengedor kaca mobil mereka.
Aldebaran mengerutkan kan kedua alis tebal nya, bingung melihat depan mobilnya kerumunan orang yang bertambah banyak. mau tidak mau akhirnya Aldebaran keluar dari mobil dan berjalan kedepan.
"Ada apa ini ?" melihat seorang gadis yang tidak sadar kan diri, tergeletak di jalan tepat didepan mobilnya.
"Dasar orang Kaya, sudah nabrak orang masih aja nanya kenapa," ucap seorang ibu-ibu yang memandang Aldebaran dengan tatapan tajam.
"Cepat bawa kerumah sakit" perintah Aldebaran karena merasa ngeri juga jika kerumunan itu mengamuk pada dirinya.
Beberapa orang mengangkat tubuh gadis itu dan menidurkan nya di jok belakang mobil, sementara Aldebaran pindah duduk ke depan, sebelah pak sopir.
Setelah mengantar gadis itu dan mengurus biaya administrasi nya, Aldebaran kembali untuk pulang dan menyerahkan semua urusan selanjutnya mengenai gadis itu pada sang sopir.
"Cantik juga, tapi penampilan nya sedikit kampungan dan bukan tipe seleraku"
Gumam Aldebaran yang hanya melirik sekilas, kemudian pergi melanjutkan perjalanan menuju Rumah.
"Selamat datang cucu kesayangan ku" Opa merentangkan tangannya memeluk Aldebaran
Aldebaran menyambut pelukan Opa, sambil mengedarkan pandangannya ke Rumah besar, seperti istana ini. namun hanya di tempati oleh Opa yang ditemani banyak pelayan dan petugas keamanan. sementara kedua orang tua Aldebaran lebih suka menetap tinggal di Meksiko tanah kelahiran Papi.
"Opa sangat senang sekali Kamu mau menemani Opa tinggal di rumah besar ini, Opa benar-benar kesepian Al"
Terbersit rasa kasihan terhadap ucapan Opa, namun Aldebaran tidak bisa menyalahkan keadaan, Opa bersi keras tidak mau tinggal bersama kedua orangtuanya, meninggalkan rumah yang begitu banyak menyimpan kenangan bersama sang istri tercinta, yang dimakamkan khusus di taman belakang Rumah, hal itulah menjadi alasan utama Opa tidak ingin pergi kemana pun.
"Iya Opa Al akan menemani Opa dan mengembangkan Perusahaan induk" berjalan menuju ke ruangan keluarga.
Sementara Naysila gadis cantik, penampilan sederhana dengan tubuh tinggi semampai. seorang gadis yatim piatu, sejak kecil Nay tinggal dan diasuh Tantenya, yang merupakan adik kandung ayahnya. Nay lebih suka mengabdikan dirinya sebagai staf pengajar disekolah terbuka bagi mereka yang tidak mampu dan anak jalanan, Naysila bersama beberapa teman nya juga aktif di berbagai kegiatan sosial lainnya.
Berbeda sekali dengan kakak sepupu nya Jessica, seorang model terkenal dan juga jago acting, sehingga diusia nya yang Masih terbilang muda Jessica sudah membintangi beberapa layar lebar. kehidupan kedua wanita itu cukup bertolak belakang.
Jessica juga sudah mempunyai seorang pacar yang sangat dicintainya, bernama Jorge, seorang pemusik band yang sedang naik daun. Jessica begitu mencintai Jorge, yang begitu diidolakan banyak wanita cantik. sehingga Jessica sering mengambek jika mendapati Jorge dikejar-kejar fansnya yang dengan berani mencium dan memeluk Jorge didepan nya. dengan keahlian merayu Jorge selalu berhasil membuat Jessica luluh.
Nay perlahan menyeka keringat, yang keluar dari kulit putih mulusnya, sambil memegang perut bawah pusar nya yang terasa nyeri, efek dari pms yang menghampirinya tiap awal bulan. namun Nay terus memaksakan dirinya untuk mengajar murid-muridnya di perkampungan kumuh ini.
Nay bersama beberapa orang teman-teman nya berniat mendirikan sekolah gratis, namun karena keterbatasan biaya mereka akhirnya mengajar dengan keterbatasan yang ada.
"Lala aku pulang duluan ya, perutku terasa nyeri benget." pamit Nay pada sahabat dekat nya
"Yakin bisa pulang sendiri, aku antar ya" tawar Lala khawatir.
"Nggak usah aku nggak papa kok, kamu kan harus ngajar setelah ini." berjalan meninggalkan Lala yang masih menatap punggungnya
Nay berjalan menuju halte busway sambi terus mengumpulkan konsentrasi nya, karena merasa pandangannya semakin samar
"Kenapa rasanya bertambah nyeri?" gumam Naysila.
Naysila terperanjat kaget saat melihat sebuah mobil mewah keluaran terbaru melaju dengan kecepatan tinggi dari arah yang berlawanan. seseorang mendorong tubuh nya hingga jatuh ketepi aspal dan kepalanya membentur pembatas jalan. hingga Nay hilang kesadarannya.
Perlahan Nay membuka matanya melihat sekeliling Ruangan yang serba putih.
"Dimana aku ?" ucap Nay pelan.
Seorang yang berpakaian putih dan diikuti dua wanita yang berpakaian sama tersenyum kearah nya. Nay mengingat kejadian tadi siang. dan dia sangat bersyukur sekali bisa selamat dari mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi menuju kearah nya.
"Syukurlah kamu telah siuman, sebenarnya luka mu tidak terlalu parah, namun karena kondisi fisik mu yang lemah sehingga mudah sekali pingsan" ucap dokter
"Terima kasih dokter, atas keteledor saya yang berjalan agak ketengah" ucap Nay sambil menundukkan kepalanya
Seorang pria masuk keruangan itu dan memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari pemilik mobil yang hampir menabrak nya, mereka pun mengambil keputusan untuk berdamai, dan mengantarkan Nay sampai pulang ke rumahnya.
"Terima kasih mas " ucap Nay sambil melambaikan tangan melihat mobil itu berlalu dari halaman rumahnya, Nay melangkah masuk menuju kamar Tante Sonya menghampiri Nay yang terlihat pucat.
"Nay kamu kenapa sayang, dan jidat mu terlihat memar?" Memeriksa kondisi tubuh Nay dengan punggung telapak tangannya
"Ngak kok Tan, biasa Nay sering seperti ini jika sedang pms, dan jidat Nay kejedod karena kurang hati-hati jalannya sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang
"Kamu sudah minum obat ? Tante Sonya masih terlihat khawatir
"Sudah Tante"
"Istrahat lah," Tante Sonya membantu menyelimuti tubuh keponakan nya yang sudah dianggap seperti anak nya sendiri
Baru beberapa menit memejamkan mata, tiba-tiba ponsel Nay berbunyi dengan malas Naysila mengangkat panggilan itu.
"Hallo La...ada apa La ?" Naysila sudah tau siapa yang suka iseng menghubungi nya siang begini. siapa lagi kalau bukan sahabat kesayangan Lala
"Nay gimana sakit nya, apa kamu sudah sembuh? kalau sudah ntar sore temani aku belanja ya ..ya.." terdengar suara yang begitu bersemangat di seberang sana
"Okey" Naysila tidak bisa menolak ajakan sahabat baiknya itu, Lala telah banyak membantu nya selama ini. tanpa sadar Naysila tertidur begitu saja, dengan ponsel yang masih terhubung, membuat Lala berteriak-teriak memanggil dan akirnya memutuskan panggilan. begitu mengetahui dan mendengar suara dengkuran halus.
Sorenya disalah satu Mall termegah di kota itu, nampak dua orang gadis cantik tengah asyik bercanda sesekali berhenti memilih atau sekedar cuci mata melihat barang bagus.
"Nay, kamu pilih aja sesuka mu. ntar aku yang bayarin deh" ucap Lala
"Nggak usah deec La, makasih ya tawaran nya" Naysila merasa tidak enak hati, atas kebaikan temanya itu
Lala yang kesal karena Nay sahabatnya selalu menolak, dia mengambil beberapa pakaian trend masa kini sesuai ukuran sahabatnya itu. dan membayar nya.
Jalan-jalan sore ini sedikit banyak bisa mengurangi beban pikiran Nay, walaupun sebenarnya dia selalu memendam permasalahan nya. baik pada Tante Sonya, Jessica maupun Lala. Naysila selalu tampil ceria dihadapan Mereka.
Pandangan mata Naysila tertuju pada sebuah kertas yang ditempelkan pada dinding kaca cafe, bertuliskan menerima karyawan wanita dengan berbagai syarat yang tercantum. dengan mata berbinar-binar Nay tersenyum sendiri
"Besok aku akan datang kesini" gumam Naysila.
"Hey Nay kamu kenapa senyum sendiri ?" tanya Lala sambil mengikuti arah pandangan sahabatnya itu.
"Eeehh apa Nay ?" Naysila kurang jelas dengan pertanyaan Lala barusan
"Apa kamu pengen kerja di kafe itu ? Lala kembali bertanya
"Iya la, aku ingin mencoba mencari uang sendiri."
"Kenapa Tante dan Om mu kan orang kaya" ucap Lala bingung
"Aku tidak enak terus menyusahkan mereka, lagian aku cari kerja yang paruh waktu saja selepas kuliah, sementara untuk mengajar aku off dulu ya mengingat sudah banyak teman-teman kita yang lain jadi sukarelawan nya" ucap Nay
"Aku hanya bisa mendoakan semoga kamu bisa diterima bekerja di sana ya" sambil tersenyum tulus menatap Naysila.
Nay sudah siap dengan segala aktivitas, selepas pulang kuliah Nay langsung melirik jam dipergelangan tangannya.
"Wah sudah siang sebaiknya aku bersiap untuk melamar kerja ke kafe yang kemaren"
Nay memoles wajah nya dengan bedak tipis dan sedikit lipsglos dibir mungil nya, dan membiarkan rambut panjang bergelombang nya tergerai. dengan sedikit menjepit dibagian poninya. penampilan Nay benar-benar cantik dan sederhana.
Suasana di kafe mewah ini terlihat ramai pengunjung mungkin karena sudah masuk jam makan siang, Nay mengayunkan langkah pelan mengapa ramah salah seorang pelayan kafe dan menanyakan tentang tujuan nya datang kesana.
Dengan ramah wanita pelayan cafe itu mengantarkan Nay menuju lantai dua ruangan Manager kafe. Nay menghirup nafas dalam-dalam mencoba mengurangi rasa gugup nya. lalu mengetuk pintu perlahan. terdengar sahutan seorang pria dari ruangan itu.
"Masuk" sambil sibuk membolak-balik laporan pendapatan kafe bulan ini
"Selamat Pagi pak" sapa Nay begitu sampai di dalam dan berdiri didepan meja kebesaran sang manager kafe itu
"Pagi silahkan duduk" terus sibuk tidak mengalihkan perhatian dari laporan nya
Nay duduk dengan sopan sambil menyiapkan diri dengan pertanyaan yang akan diajukan manager ini nanti, termasuk mempertajam pendengaran nya, agar tidak salah dengar dan jawab.
"Mana CV mu" ujar Manager
Nay mengangkat dan meletakkan surat lamarannya diatas meja "Ini bapak surat lamaran kerja sekalian CV saya"
Menutup laporan nya dan membaca CV Nay " kamu masih kuliah" ujar Manager kafe
"Iya pak ! tapi saya akan bekerja profesional.
"Baiklah kamu saya terima di kafe ini, dan mulai bekerja hari ini juga" ucap manager sambil memencet tombol. dan tidak lama seorang pelayan wanita datang
"Kalian silakan berkenalan dulu" sambil kembali melanjutkan memeriksa laporan
Naysila berdiri sambil mengulurkan tangan " perkenalkan nama ku Naysila kak" sambil tersenyum manis
"Aku Rani"
"Rani kamu berikan Naysila pakaian kerja dan tunjukkan lokernya, sekalian kamu ajari dan bantu dia mengenai pekerjaan nya" ucap Manager
"Baik pak" Rani mengajak Nay berjalan menuju loker dan memberi pakaian kerja khusus.
"Apa kak Rani sudah lama bekerja di sini ? tanya Nay
"Sudah tiga tahun demi membiayai berobat ibu" berjalan kembali menuju Ruangan kafe.
"Nay sebelum kafe ramai pengunjung kita harus menata gelas-gelas ini dan menyusun rapi" ajak Rani
Beberapa orang pria dan wanita sesama pelayan kafe mendekat dan berkenalan dengan Nay, mereka semua terlihat bersahabat dan ramah pada Nay. padahal Nay sebelum nya sedikit merasa risih takut mereka akan bersikap judes dan dingin terhadap Anak baru seperti dirinya.
Saat waktu terus ber putar, pengunjung kafe bertambah ramai karena berbarengan dengan jam istrahat kantor. semua pelayan sudah mulai sibuk melayani pesanan pengunjung.
"Nay kamu antarkan minuman dan makanan ini keruangan VIP atas ya, dan harus hati-hati karena ini tamu istimewa dan langganan tetap kita" perintah Rani
"Ya kak" sambil membawa minuman dan makanan itu " ini tugas Pertama aku tidak boleh salah dan gegabah"
Nay melangkah masuk dan menaruh minuman dengan hati-hati, diruangan ini ada empat orang yang terdiri dari satu wanita dan tiga laki-laki, seperti nya mereka sedang pertemuan klien untuk membahas pekerjaan. salah seorang dari mereka menatap lekat wajah Nay. membuat Nay merasa sedikit grogi karena tatapannya yang tajam. hampir minuman yang dipegang tumpah karena gemetar.
"Silahkan diminum Tuan, Nona" Nay membungkuk sopan dan keluar dari ruangan itu. tapi tiba-tiba ..... brunuurrgghh."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!